Anda di halaman 1dari 20

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

DITJEN PERBENDAHARAAN

Perkembangan Regulasi BLU


( PMK 129/PMK.05/2020 tentang Pedoman
Pengelolaan BLU)
Perkembangan
Regulasi BLU
UU 17/2003 UU 1/2004
Keuangan Negara Perbendaharaan Negara

Pasal 68 & 69
  TATA KELOLA

TUJUAN DAN ASAS
PERSYARATAN, PENETAPAN, & PENCABUTAN  Kelembagaan, Pejabat Pengelola, & PP 23/2005-PP 74/2012
 STANDAR DAN TARIF LAYANAN Kepegawaian Pengelolaan Keuangan BLU
 PENGELOLAAN KEUANGAN BLU  Pembinaan & Pengawasan
 Perencanaan & Penganggaran  Pengelolaan Piutang & Utang  Akuntansi, Pelaporan, &  Remunerasi
 Dokumen Pelaksanaan Anggaran  Investasi Pertanggungjawaban
 Pendapatan & Belanja  Pengelolaan Barang  Akuntabilitas Kinerja
 Pengelolaan Kas  Penyelesaian Kerugian  Surplus & Defisit

PMK
Pengelolaan Keuangan BLU

PMK 129/PMK.05/2020
Pedoman Pengelolaan BLU
(PMK BLU Simpel)

15 PMK menjadi 1 PMK


Simplifikasi & Penyempurnaan

2
Substansi Pokok
Penyempurnaan
Tarif Layanan
Penetapan & Pencabutan BLU
 Kewajiban BLU mengajukan tarif max 6 bulan setelah menjadi BLU.
• Simplifikasi status BLU dengan hanya menerapkan  Penyusunan indeks tarif sebagai penguatan analisis penetapan tarif.
status BLU Penuh.
 Penetapan tarif layanan kolektif.
• Penetapan BLU secara kolektif.

Pengelolaan Keuangan Tata Kelola


 Penegasan manajemen risiko pada BLU Pengelola Dana.
 Penguatan analisis bisnis RBA oleh DJPb sebagai input target
 Kewajiban membuat board manual.
penerimaan dan proyeksi belanja kepada DJA.  Tata kelola pembentukan unit usaha.
 Sinkronisasi RBA dengan arah indikator kinerja BLU.  Tata kelola pengangkatan-pemberhentian pejabat pengelola dan pegawai.
 Optimalisasi kas BLU.  Kewajiban pembina teknis menyampaikan kebijakan strategis K/L kepada Dewas.
 Relaksasi batas maksimal pinjaman 15% dari pendapatan BLU  Tata kelola pembinaan oleh K/L, Dewas BLU, dan komite pengarah/dewan
untuk kegiatan yang berdampak signifikan terhadap layanan. penyantun & lainnya (bila ada).
 Pinjam-meminjam antar BLU sebagai solusi likuiditas BLU.  Penajaman Peran Dewas.
 Harmonisasi investasi jangka panjang BLU dengan Investasi o Dimungkinkan keanggotaan ex-officio,
Pemerintah. o Rapat berkala min 1x/bulan dengan Pejabat Pengelola.
 Penegasan fleksibilitas pengadaan barang/jasa yang o Adanya KPI Dewas.
bersumber dari PNBP dan RM. o Dapat membentuk Komite Audit.
 Relaksasi jangka waktu KSO.  Program pengenalan BLU bagi Dewas dan Pejabat Pengelola.
 Penegasan akuntansi dan pelaporan keuangan BLU  Tata kelola penunjukan KAP sebagai auditor ekstern.
diselenggarakan sesuai dengan SAP.  Kewajiban membangun sistem penilaian kinerja.
 Integrasi kas BLU sebagai sumber buffer kas pemerintah  Perbaikan kriteria pemberian bonus BLU.
dengan relaksasi penarikan kas BLU oleh Dirjen  Perubahan remunerasi mempertimbangkan minimum jangka waktu pengajuan,
besaran capaian kontrak kinerja, dan kesehatan keuangan BLU.
Perbendaharaan.
 Penetapan remunerasi kolektif melalui periodisasi penetapan remunerasi.
 Transfer kas antar BLU oleh Menteri Keuangan.
 Penilaian dan pelaporan pelaksanaan GCG BLU.
4
LAMPIRAN

4
POKOK-POKOK PERSYARATAN, PENETAPAN, DAN PENCABUTAN
PENYEMPURNAAN

PMK 180/PMK.05/2016 PMK 129/PMK.05/2020

• Mengatur bahwa satker yang memenuhi syarat substantif, teknis, • Menghapuskan batasan contoh-contoh satker yang tidak memenuhi
dan administratif dapat diizinkan untuk menerpakan PPK BLU. syarat substantif, yaitu layanan peradilan dan kejaksaan, layanan
• Persyaratan substantif tidak terpenuhi untuk satker: layanan pertahanan, layanan keamanan/kepolisian, dan layanan hubungan luar
peradilan dan kejaksaan, layanan pertahanan, layanan negeri (Pasal 4 PMK 180/PMK.05/2016). Sudah ada kriteria yang jelas
keamanan/kepolisian, dan layanan hubungan luar negeri. suatu satker memenuhi syarat substantif, yaitu layanan yang dihasilkan
• Mengatur proses pengusulan oleh K/L, penilaian oleh Kemenku bersifat operasional, bukan sebagai regulator/pengambil kebijakan.
termasuk penilaian oleh tim penilai, dan penetapan/penolakan Keberadaan ayat ini tidak relevan dengan profil BLU yang ada. Contoh
menjadi BLU. BLU layanan kepolisian (RSB), BLU layanan pemberian hibah luar
negeri (LDKPI), BLU layanan pertahanan (RS TNI).
• Mengatur bahwa penetapan suatu satker menjadi BLU dapat
berupa penetapan BLU Penuh atau BLU bertahap. • Menghapus penetapan BLU Bertahap. Semua penetapan BLU adalah
BLU Penuh atau berupa penolakan jika penilaian atas usulan tidak
• Mengatur tata kelola pencabutan BLU, yaitu
memuaskan (Pasal 13).
 Tidak memenui syarat substantif, teknis, dan administratif.
 Melanggar peraturan perUUan. • Menambahkan penetapan dan pencabutan BLU secara kolektif (Pasal
 Hasil penilaian kinerja buruk 10 dan 14).
• Mengatur masa transisi bagi BLU yang dicabut. • Menambahkan hasil penilaian tata kelola BLU yang baik menjadi
• Mengatur mengenai kewenangan Menkeu untuk melakukan kriteria pencabutan BLU (Pasal 15 dan 16).
moratorium penetapan BLU.
5
POKOK-POKOK STANDAR DAN TARIF LAYANAN
PENYEMPURNAAN Tarif Layanan

PMK 100/PMK.05/2016 PMK 129/PMK.05/2020


• Mengatur prinsip penetapan tarif layanan • Menambah penegasan bahwa K/L harus segera mengajukan usulan tarif layanan BLU
BLU dalam hubungan dengan unit cost, kepada Menkeu 6 bulan setelah BLU ditetapkan (Pasal 35):
aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam  Jika 6 bulan belum mengajukan usulan, harus ada penjelasan dari K/L mengenai
penetapan tarif, dan bentuk tarif. keterlambatan usulan.
• Mengatur proses pengusulan tarif oleh BLU  Jika s.d. 12 bulan belum mengajukan usulan, penetapan BLU akan dievaluasi.
kepada K/L, dan selanjutnya kepada • Menambahkan penegasan bahwa tarif yang diusulkan oleh K/L merupakan tarif sesuai
Menkeu. dengan kebijakan K/L dan telah dilakukan pengujian. Kebijakan tersebut yaitu (Pasal
35):
• Mengatur proses penetapan tarif oleh
 standar struktur biaya;
Menkeu termasuk penilaian oleh tim penilai.
 kewajaran tarif; dan
• Mengatur pendelegasian tarif kepada K/L  alokasi anggaran.
atau BLU. • Menambahkan penguatan analisis penetapan tarif oleh Kemenkeu dengan menambahkan
• Mengatur pelaporan tarif. tools analisis menggunakan indeks tarif (Pasal 36).
• Menambahkan ketentuan penetapan tarif secara kolektif. Penetapan tarif layanan kolektif
antara lain berdasarkan satu tarif untuk banyak BLU dengan karakteristik layanan yang
sama berupa pembagian zona. penetapan BLU pada suatu zona dalam tarif layanan
kolektif dilakukan oleh Dirjen Perbendaharaan. Tarif kolektif dapat berupa satu tarif
untuk beberapa BLU baik pada K/L yang sama atau K/L berbeda (Pasal 35, 37, dan 38).
6
POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN
PENYEMPURNAAN Perencanaan dan Penganggaran

PMK 92/PMK.05/2011 PMK 129/PMK.05/2020

• Mengatur penyusunan Rencana Bisnis Anggaran (RBA) dan • Menegaskan kembali sekuens perencanaan di BLU yang dimulai
Ikhtisar RBA sebagai bridging ke DIPA. dari penyusunan Rencana Strategis Bisnis BLU (5 tahunan),
• Mengatur penyajuan RBA dan Ikhtisar RBA sebagai bagian dijabarkan dalam RBA (tahunan), dan selanjutnya menjadi DIPA
RKA-K/L kepada K/L untuk dibahas, untuk selanjutnya (Pasal 44).
disampaikan kepada Kemenkeu (DJA) untuk dikaji sesuai • Menambahkan Analisis RBA oleh DJPb sebagai input target
siklus penganggaran. penerimaan dan proyeksi belanja kepada DJA. Hasil analisis RBA
• RBA definitif menjadi dasar pelaksanaan kegiatan BLU diarahkan untuk secara optimal mendukung proses penganggaran
(Pasal 53).
• Mengatur DIPA BLU dan revisi RBA dan DIPA BLU.
• Menambahkan penegasan sinkronisasi RBA dengan arah indikator
kinerja BLU (Pasal 55).

7
POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN
PENYEMPURNAAN Pengelolaan Kas

PMK 82/PMK.05/2018 PMK 129/PMK.05/2020

• Menambahkan kewajiban BLU untuk membuat rekonsiliasi bank


• Mengatur tata kelola penerimaan dan pengeluaran kas BLU
secara internal untuk memperbaiki kualitas informasi kasnya (Pasal
• Mengatur pengelolaan rekening bank BLU. 72).
• Mengatur kewajiban BLU melakukan optimalisasi kas atas • Menambahkan penekanan penggunaan kas sesuai tujuan BLU
kas yang dipegang sebagai investasi jangka pendek pada menyelenggarakan layanan secara optimal (Pasal 73).
instrumen investasi berisiko rendah.
• Menambahkan ketentuan satu jenis rekening operasional dan
menegaskan bunga/bagi hasil dari rekening BLU tidak terkena pajak
(Pasal 74).
• Penentuan maksimal saldo buffer kas oleh BLU untuk mengurangi
idle cash (Pasal 83).
• Memperbaiki penyajian portofolio investasi jk pendek, yaitu Menkeu
dapat mengakses informasi rekening secara real time (Pasal 90).

8
POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN
PENYEMPURNAAN Pengelolaan Piutang dan Utang

PMK 77/PMK.05/2009 – PMK 42/PMK.05/2018


PMK 129/PMK.05/2020
PMK 230/PMK.05/2009
• Ketentuan yang sekarang mengatur dari sisi BLU yang akan • Menambahkan Perluasan pengecualian max utang > 15% PNBP untuk
meminjam. kegiatan yang berdampak langsung pada layanan BLU dengan
persetujuan Menkeu, ex. solusi tunggakan BPJS (Pasal 109).
• Mengatur persyaratan, kewenangan, dan batas pinjaman. Batas
kumulatif pinjaman BLU adalah 15% dari pendapatan BLU. • Menambahkan pengaturan tata kelola dari sisi BLU sebagai pemberi
pinjaman dan bahwa pinjam-meminjam antar-BLU sebagai solusi
• Mengatur perjanjian, pembayaran, dan penatausahaan pinjaman, likuiditas dengan mengurangi intermediary cost, yaitu (Pasal 115-123):
monev, dan pelaporan pinjaman.
 Pinjam-meninjam bisa dilakukan antar-BLU dalam satu K/L atau berbeda
• PMK 42/PMK.05/2018 merivisi batas kumullatif pinjaman BLU K/L.
 Sumber pinjaman dari surplus kas.
lebih dari 15% dari PNBP hanya untuk kegiatan bersifat
 Pengajuan proposal oleh BLU yang akan meminjam kepada BLU yang akan
internasional. memberikan pinjaman serta penilaian kelayakan proposal tersebut.
 Kewenganan persetujuan pemberian pinjaman sesuai batasan nilai tertentu
oleh Pemimpin BLU, Dewas, dan Menteri.
 Pengaturan perjanjuian pinjaman.
 Tata kelola rekening escrow untuk menjamin pembayaran kembali pinjaman.
 Treatment pinjam-meminjam sebagai transaksi transitoris/nonanggaran.
 Kewenangan Menkeu untuk memerintahkan BLU memberikan pinjaman
kepada BLU lainnya.

9
POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN
PENYEMPURNAAN Investasi

PMK 82/PMK.05/2020 PMK 129/PMK.05/2020

• BLU dapat melakukan investasi jangka panjang • Mengatur kembali pelaksanaan investasi jangka penjang di BLU sepenuhnya mengikuti regulasi di
bidang investasi pemerintah dan bahwa mekanisme detail tata kelola investasi janka panjang dihapus dari
setelah mendapatkan persetujuan Menteri
PMK ini (Pasal 124).
Keuangan.
• Persetujuan Menkeu kepada BLU untuk investasi jangka panjang dapat berupa penetapan BLU sebagai
• Kemenkeu melakukan penilaian usulan investasi operator investasi pemerintah (OIP) atau sebagai investor (Pasal 124 ayat 2 dan 3).
oleh BLU termasuk kesiapan infrastruktur BLU •
Menambahkan treatment khusus dalam hal investasi di BLU yang mengalami penurunan nilai
untuk menjalankan investasi. penyelesaiannya mengikuti regulasi investasi pemerintah, yaitu (Pasal 169):
• Pemimpin BLU menetapkan kebijakan dan “Pimpinan BLU tidak dapat dipertanggungjawabkan atas kerugian investasi dan/atau kerugian negara
strategi investasi dibantu oleh Komite Investasi apabila dapat membuktikan:
BLU, disampaikan kepada Menkeu.  kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya;
 telah melakukan pengelolaan dan pengawasan dengan itikad baik dan kehati-hatian;
• BLU menyusun rencana investasi tahunan.  tidak mempunyai benturan kepentingan
• Investasi dapat dikelola sendiri oleh unit  telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau berlanjutnya penurunan nilai Investasi Pemerintah; dan
 pelaksanaan investasi Pemerintah telah menerapkan prinsip itikad baik dan penuh tanggung jawab.”
investasi internal atau diserahkan
pengelolaannya kepada MI (BLU sebagai • Berikut poin-poin investasi jangka panjang sesuai regulasi investasi pemerintah (PP 63/2019 dan PMK
pelaksanaannya):
investor).
 BLU dapat melakukan investasi jangka panjang setelah mendapatkan persetujuan Menteri Keuangan.
• Mengatur tata kelola pelaksanaan investasi  Komite Investasi Pemerintah (KIP) melakukan penilaian usulan investasi oleh BLU atau menetapkan BLU
meliputi perencanaan, analisis dan kajian, untuk menjadi OIP dan merekomendasikan penetapan sebagai OIP kepada Menkeu.
instrumen investasi, pemilihan bank  BLU menyusun rencana jangka panjang dan menengah berdasarkan kebijakan umum dan strategis oleh KIP
dan menyusun rencana investasi tahunan berdasarkan rencana jangka panjang dan menengah dan PKIP.
kustodian/MI, pengelolaan sendiri dan  Mengatur tata kelola pelaksanaan investasi meliputi perencanaan, analisis dan kajian, instrumen investasi,
pengalihdayaan kepada MI, manajemen pemilihan bank kustodian/MI, pengelolaan sendiri dan pengalihdayaan kepada MI, manajemen, dan pelaporan.
risiko/pengendalian intern, dan pelaporan.

10
POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN
PENYEMPURNAAN Pengelolaan Barang (Pengelolaan Aset pada BLU)

PMK 08/PMK.02/2006 PMK 129/PMK.05/2020

• BLU dapat diberikan fleksibilitas pengadaan barang dan • Menambahkan fleksibilitas pengadaan barang/jasa juga untuk dana
jasa kalau ada alasan efisiensi dan efektivitas. yang bersumber dari RM sesuai dengan Perpres 16/2018 (Pasal 125)
• Fleksibilitas pengadaan barang/jasa hanya dana bersumber • Menambahkan bahwa peraturan pengadaan barang/jasa oleh
dari PNBP. Pemimpin BLU meliputi perencanaan, persiapan, persiapan
• Ketentuan pengadaan barang/jasa ditetapkan oleh pemilihan, pelaksanaan pemilihan, dan pelaksanaan kontrak, serta
Pemimpin BLU dengan prinsip transparansi, adil/tidak jika Pemimpin BLU belum menetapkan peraturan pengadaan, dapat
diskriminatif, akuntabilitas, dan praktek bisnis yang sehat. mengikuti Perpres pengadaan (Pasal 125)
• Pelaksanaan pengadaan oleh panitia pengadaan • Mengatur pemisahan fungsi dalam proses pengadan (Pasal 126).
• Mengatur persetujuan oleh pimpinan BLU/pejabat
berwenang sebelum penetapan penyedia oleh Panitia
untuk pengadaan nilai tertentu.

11
POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN
PENYEMPURNAAN Akuntansi, Pelaporan, dan Pertanggungjawaban

PP 23/2005 - PP 74/2012 PMK 129/PMK.05/2020


PMK: 217/PMK.05/2015, 220/PMK.05/2016, 42/PMK.05/2017

• PP 23/2005 mengatur BLU menyusun LK berdasarkan SAK • Menegaskan bahwa LK BLU hanya disusun berdasarkan Standar
dan menyusun LK SAP untuk dikonsolidasikan dengan K/L. Akuntansi Pemerintahan (SAP) mengacu pada PSAP 13 (Pasal 170).
• PSAP 13 mengamanatkan BLU menyusun LK hanya • Menegaskan LK BLU diaudit dan diberi opini oleh auditor ekstern
berdasarkan SAP sebagaimana paragraf 6 PSAP 13 (Pasal 171).

12
POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN
PENYEMPURNAAN Surplus dan Defisit

PMK 98/PMK.05/2017 PMK 129/PMK.05/2020

• Surplus anggaran dapat digunakan tahun anggaran berikutnya • Menambahkan tujuan penarikan kas BLU sebagai buffer kas pemerintah
kecuali Menkeu menariknya ke Kas Negara (PP 23/2005) dengan penetapan KMK oleh Dirjen Perbendaharaan a.n. Menteri
• Defisit anggaran BLU dapat diajukan pembiayaannya pada Keuangan (Pasal 175 dan 182).
tahun berikutnya (PP 23/2005). • Memperbaiki treatment penarikan dana yang tidak dikembalikan yang
• Menkeu dapat menarik kas BLU dengan tujuan pembinaan bersumber dari dana kelolaan yang semula sebagai transaksi nonanggaran
dan optimalisasi kas pemerintah dari sumber surplus anggaran menjadi transaksi penerimaan pembiayaan BUN (Pasal 180).
dan dana kelolaan.
• Menambahkan pengaturan Menkeu dapat memerintahkan pemindahan kas
• Penarikan berdasarkan penilaian dengan kriteria tertentu atas
antar-BLU dalam kondisi tertentu, yaitu (Pasal 191):
pengelolaan BLU atas kasnya.
 Keadaan darurat
• Penarikan kas BLU dilakukan melalui sistem penerimaan
 Dalam rangka penyelamatan ekonomi, sesuai per-UU-an.
negara.
• Penarikan kas oleh Menkeu bisa permanen atau untuk
dikembalikan ke BLU.
• Menkeu dapat memerintahkan BLU untuk membeli SBN
untuk menjaga kondisi fiskal.

13
POKOK-POKOK TATA KELOLA
PENYEMPURNAAN Pejabat Pengelola dan Kepegawaian

PP 23/2005 & PMK 180/PMK.05/2016 PMK 129/PMK.05/2020

• PP 23/2005 mengatur pengangkatan dan pemberhentian • Menambahkan ketentuan larangan bagi Pejabat Pengelola (Pasal
pejabat pengelola dan pegawai secara terbatas: 198):
 Jenis pegawai (PNS dan non-PNS).  Merangkap jabatan sebagai anggota Dewan Pengawas/Pejabat
 Non- PNS dapat dipekerjakan tetap atau kontrak. Pengelola/anggota Komite Audit pada BLU lain.
 Pejabat perbendaharaan harus dijabat PNS.  Merangkap jabatan sebagai anggota komisaris/direksi/komite audit
 Syarat pengangkatan dan pemberhentian PNS sesuai pada BUMN/perusahaan swasta.
perUUan.  Hal-hal lain yang menyebabkan conflict of interest.
 Syarat pengangkatan dan pemberhentian non-PNS diatur  Menggunakan konsultan, kecuali untuk pekerjaan khusus.
Pemimpin BLU. • Menambahkan kriteria pengangkatan dan pemberhentian pejabat
• PMK 180 mengatur: pengelola (Pasal 199), diantaranya:
 Pengangkatan pejabat pengelola melalui fit and proper test.  Komitmen bekerja penuh waktu.
 Pengangkatan pejabat keuangan persetujuan Kemenkeu.  Bukan pengurus parpol atau calon kepala daerah.
 Jumlah dan komposisi non-PNS persetujuan Kemenkeu.  Kriteria pemberhentian a.l. tidak memenuhi kinerja, melanggar
 Pejabat Pengelola non-PNS diangkat secara kontrak untuk hukum, dan dinyatakan bersalah oleh pengadilan.
5 tahun, dapat diperpanjang 1x.
• Ketentuan terkait pengangkatan Pejabat Pengelola yang telah diatur
dalam peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dikecualikan
dari ketentuan persyaratan dalam PMK ini (Pasal 199)
• Menambahkan ketentuan usia pensiun bagi non-PNS sesuai perUUan
(Pasal 200).
14
POKOK-POKOK TATA KELOLA
PENYEMPURNAAN Dewan Pengawas

PMK 95/PMK.05/2016 PMK 129/PMK.05/2020

• Dewas dibentuk pada BLU yang memenuhi nilai aset dan • Menaikkan threshold omset pembentukan Dewas menjadi Rp30m (Pasal 205-
omset tertentu (minimal omset Rp15 m, aset Rp75 m): 206):
 Jumlah 3 orang (omset s.d. Rp50 m, aset s.d. Rp200 m)  Jumlah 3 orang (omset s.d. Rp60 m, aset s.d. Rp200 m)
 Jumlah 5 orang (omset > Rp50 m, aset > Rp200 m)  Jumlah 5 orang (omset > Rp60 m, aset > Rp200 m)
• Komposisi pejabat K/L, pejabat Kemenkeu, tenaga ahli • Menambahkan ketentuan keanggotaan:
(2:2:1 atau 1:1:1)  Dapat berupa keanggotan ex-officio (Pasal 207).
• Penetapan oleh K/L setelah disetujui oleh Menkeu  Menteri/Pimpinan Lembaga/Menkeu dapat mengusulkan/menetapkan pihak lain
• Masa jabatan 5 tahun, Dewas pengganti masa jabatan sebagai anggota Dewan Pengawas mewakili unsur K/L/Kemenkeu (Pasal 208).
melanjutkan sisa masa jabatan pendahulu.  Persyaratan “bukan calon kepala/wakil kada atau kepala/wakil kada”
• Menyetujui penunjukan sekretaris Dewas oleh Pemimpin dikecualikan dalam hal Menteri/Pimpinan Lembaga dapat memberikan
BLU. penjelasan urgensinya (Pasal 209).
• Rapat berkala min 1x/triwulan. • Masa jabatan Dewas pengganti 5 tahun penuh (menghapus Pasal 22 ayat 3 PMK
95)
• Menambahkan kewenangan (Pasal 218):
 dapat membentuk komite audit jika diperlukan (Pasa 231).
 Menunjuk KAP untuk mengaudit (Pasal 270).
 Menjunjuk penilai independen penerapan GCG BLU (Pasal 314)
 Menunjuk sekretaris Dewas (Pasal 230)
• Menambahkan kewajiban:
 rapat berkala min 1x/bulan (dapat melalui daring) (Pasal 220)
 Memenuhi KPI Dewas (Pasal 223). 15
POKOK-POKOK TATA KELOLA
PENYEMPURNAAN Program Pengenalan

- PMK 129/PMK.05/2020

• Menambahkan program induksi/pengenalan BLU untuk menjamin


• Belum ada pengaturan program induksi (pengenalan) BLU kompetensi Dewas & Pejabat Pengelola yang diangkat untuk pertama
kepada Pejabat Pengelola dan Dewas, kali (Pasal 248).
• Kemenkeu telah menyelenggarakan pelatihan peningkatan • Area pengenalan:
kompetensi Dewas dari unsur Kemenkeu.  Bisnis BLU
 Pola pengelolaan keuangan BLU
• Pemimpin BLU menfasilitasi pengembangan kapasitas berkelanjutan
sebagai tindak lanjut progam pengenalan (Pasal 248)

16
POKOK-POKOK TATA KELOLA
PENYEMPURNAAN Auditor Ekstern

PMK 217/PMK.05/2015 PMK 129/PMK.05/2020

• LK BLU diaudit dan diberi opini oleh auditor ekstern (paragraf • Menambahkan tata kelola penunjukan KAP untuk mengaudit dan
6 PSAP 13) memberi opini LK BLU untuk mengurangi conflict of interest (Pasal
• BPK sebagai auditor ektern pemerintah menyatakan tidak akan 270)
memberi opini terhadap LK BLU, dan menyerahkan opini  Mengatur persyaratan KAP, termasuk harus terdaftar di BPK,
kepada KAP. Pemeriksaan terhadap BLU dalam kerangka berpengalaman mengaudit klien yang setara, dan berijin.
pemeriksaan atas LKPP/LKKL (surat BPK kepada Menkeu  Dewas menunjuk KAP dengan mekanisme pengadaan barang dan
nomor 3/S/IV-XV/02/2019 tanggal 6 Februari 2019) jasa di BLU (penunjukan melalui Komite Audit jika ada).
 Pemimpin BLU menetapkan KAP yang telah ditunjuk oleh Dewas
• Dalam praktiknya, ketika LK BLU masih berdasarkan SAK,
untuk pembayaran dan hak-hak lainnya.
penunjukan KAP untuk mengaudit BLU dilakukan oleh  Penetapan paling lambat tanggal 30 Sept tahun pelaporan.
Pemimpin BLU, yang berpotensi conflict of interest.
• Audit oleh KAP memperhatikan jadwal audit BPK atas LKPP/LKKL.
• Ada permasalahan kewajiban LK BLU untuk diberikan opini
sesuai PSAP 13 ketika BPK menolak. • Output audit oleh KAP adalah: opini, laporan penilaian sistem
pengendalian intern, dan laporan kepatuhan thd peraturan perUUan.

17
POKOK-POKOK TATA KELOLA
PENYEMPURNAAN Remunerasi

PMK 176/PMK.05/2017 &


PMK 217/PMK.05/2009 PMK 129/PMK.05/2020

• Komponen remunerasi: gaji, honorarium (khusus Dewas), • Perbaikan: bonus diperuntukkan untuk semua BLU yg memenuhi syarat
insentif, tunjangan tetap, pesangon (khusus Pejabat Pengelola (Pasal 283)
dan Dewas), pensiun, bonus, gaji 13, THR, lembur, uang • Menambahkan kriteria pemberian bonus (Pasal 283):
makan.  Telah menerapkan remunerasi
• Kriteria pemberian bonus:  Capaian IKU Pemimpin BLU min 110%
 Khusus untuk RS Vertikal Kemenkes eks Perjan  Skor GCG min baik
 Penilaian kinerja sehat AA,  Opini LK WTP
 Opini LK WTP  Realisasi PNBP naik 2 tahun berturut-turut.
 Ada surplus untuk dibagi sebagai bonus  Porsi belanja PNBP terhadap belanja total min 80%
 Ada surplus untuk dibagi sebagai bonus
• Penyampaian remunerasi dilakukan setiap saat sehingga
memberikan load yang besar bagi Kemenkeu . • Pengusulan dan penetapan remunerasi dapat secara kolektif dan
periodisasi 2x setahun (Pasal 301)

18
POKOK-POKOK TATA KELOLA
PENYEMPURNAAN Tata Kelola yang Baik

PMK 176/PMK.05/2017 &


Perdirjen Penilaian Kinerja BLU PMK 129/PMK.05/2020

• Dua model penilaian BLU: • Menambahakan penilaian penerapan GCG BLU dan pelaporannya,
 Penilaian kontrak kinerja Pemimpin BLU dengan Menteri dilengkapi dengan (Pasal 310-316):
Keuangan  Penetapan parameter dan indikator tata kelola BLU
 Penilaian kinerja BLU dari aspek keuangan (meliputi rasio  Penilaian self assessment oleh BLU atau oleh penilai independen
keuangan dan kepatuhan) dan aspek layanan dan. untuk BLU tertentu.
• Penilaian tata kelola terdapat pada penilaian kinerja pada aspek  Hasil penilain GCG BLU untuk menetapkan cluster pembinaan
keuangan yaitu kepatuhan regulasi BLU. terhadap BLU.
• Penilaian tata kelola menekankan sisi substansi dan tata kelola
• Penilaian tata kelola (kepatuhan) lebih menekankan sisi manajerial.
administrasi.

19
PENGUATAN
PERAN DEWAS

JOB LIST DEWAS


• Menandatangani RSB (termasuk RSB Revisi). • Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas Dewan Pengawas yang telah dilakukan kepada
• Menandatangani RBA, RBA Definitif (termasuk RBA Definitif Revisi). Menteri/Pimpinan Lembaga dan Menteri Keuangan.
• Memberikan persetujuan/penolakan penghapusan piutang bersyarat untuk jumlah lebih • Memastikan bahwa temuan dan rekomendasi dari satuan pemeriksaan intern, auditor intern
dari Rp200.000.000 sampai dengan Rp500.000.000 perpenanggung utang. pemerintah, auditor ekstern, pembina BLU, dan pihak lain, telah ditindaklanjuti.
• Memberikan persetujuan/penolakan untuk peminjaman yang bernilai di atas 10% • Mengungkapkan remunerasi dan fasilitas lain pada laporan pelaksanaan tata kelola.
sampai dengan 15% dari jumlah pendapatan BLU tahun anggaran sebelumnya yang tidak • Mengadakan rapat secara berkala paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan dengan
bersumber dari APBN dan hibah terikat. Pejabat Pengelola.
• Memberikan persetujuan/penolakan pemberian pinjaman jangka pendek (pinjaman- • Membuat risalah rapat Dewan Pengawas yang memuat pendapat-pendapat yang berkembang
meminjam antar BLU) untuk jumlah sampai dengan Rp200.000.000 untuk setiap BLU dalam rapat, baik pendapat yang mendukung maupun pendapat berbeda (dissenting opinion).
penanggung utang. • Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada Menteri/Pimpinan Lembaga; Menteri
• Memastikan bahwa auditor ekstern, auditor intern, pembina BLU, dan Komite Audit Keuangan; dan Direktur Jenderal Perbendaharaan
memiliki akses terhadap catatan akuntansi, data penunjang, dan informasi mengenai • Mengusulkan Indikator Pencapaian Kinerja (Key Performance Indicators) Dewan Pengawas
BLU, sepanjang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya. kepada Menteri/Pimpinan Lembaga.
• Melaksanakan pengawasan terhadap tugas dan tanggung jawab Pejabat Pengelola BLU, • Menyampaikan laporan realisasi Pencapaian Indikator Kinerja Dewan Pengawas kepada
serta memberikan nasihat kepada Pejabat Pengelola BLU. Dalam melakukan Menteri/Pimpinan Lembaga dan Menteri Keuangan.
pengawasan, Dewan Pengawas mengarahkan, memantau, dan mengevaluasi • Mengangkat/memberhentikan Sekretaris Dewan Pengawas dan Komite Audit (secara
pelaksanaan kebijakan strategis BLU. administrasi ditetapkan oleh Pemimpin BLU).
• Memantau & memastikan bahwa tata kelola telah diterapkan efektif & berkelanjutan. • Membentuk sekretariat Dewan Pengawas.
• Menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan Dewan Pengawas terintegrasi dengan • Mengikuti program pengenalan BLU bagi Dewan Pengawas yang diangkat untuk pertama
RBA. kalinya diberikan program pengenalan BLU.
• Membuat pembagian tugas, pedoman, dan tata tertib kerja yang bersifat mengikat bagi • Memberikan persetujuan/penolakan pengangkatan/pemberhentian Kepala SPI oleh pemimpin
setiap anggota Dewan Pengawas. BLU.
• Memberikan pendapat dan saran secara tertulis kepada Menteri/Pimpinan Lembaga, • Menunjuk KAP sebagai auditor ekstern (secara administratif oleh Pemimpin BLU) sesuai dengan
Menteri Keuangan, dan Pejabat Pengelola BLU mengenai, tetapi tidak terbatas pada, RSB ketentuan pengadaan barang dan jasa pada BLU.
dan RBA yang disusun oleh Pejabat Pengelola BLU. • Terliat dalam penyusunan kontrak kinerja Pemimpin BLU dengan Menteri Keuangan c.q. Dirjen
• Melaporkan kepada Menteri/Pimpinan Lembaga dan Menteri Keuangan dalam hal Perbendaharaan.
terjadi gejala menurunnya kinerja BLU dan/atau penyimpangan atas ketentuan peraturan • Memberikan persetujuan/penolakan usulan Bonus.
perundang-undangan. • Menanggung pajak penghasilannya dari Remunerasi dari sumber PNBP. 20

Anda mungkin juga menyukai