DITJEN PERBENDAHARAAN
Pasal 68 & 69
TATA KELOLA
TUJUAN DAN ASAS
PERSYARATAN, PENETAPAN, & PENCABUTAN Kelembagaan, Pejabat Pengelola, & PP 23/2005-PP 74/2012
STANDAR DAN TARIF LAYANAN Kepegawaian Pengelolaan Keuangan BLU
PENGELOLAAN KEUANGAN BLU Pembinaan & Pengawasan
Perencanaan & Penganggaran Pengelolaan Piutang & Utang Akuntansi, Pelaporan, & Remunerasi
Dokumen Pelaksanaan Anggaran Investasi Pertanggungjawaban
Pendapatan & Belanja Pengelolaan Barang Akuntabilitas Kinerja
Pengelolaan Kas Penyelesaian Kerugian Surplus & Defisit
PMK
Pengelolaan Keuangan BLU
PMK 129/PMK.05/2020
Pedoman Pengelolaan BLU
(PMK BLU Simpel)
2
Substansi Pokok
Penyempurnaan
Tarif Layanan
Penetapan & Pencabutan BLU
Kewajiban BLU mengajukan tarif max 6 bulan setelah menjadi BLU.
• Simplifikasi status BLU dengan hanya menerapkan Penyusunan indeks tarif sebagai penguatan analisis penetapan tarif.
status BLU Penuh.
Penetapan tarif layanan kolektif.
• Penetapan BLU secara kolektif.
4
POKOK-POKOK PERSYARATAN, PENETAPAN, DAN PENCABUTAN
PENYEMPURNAAN
• Mengatur bahwa satker yang memenuhi syarat substantif, teknis, • Menghapuskan batasan contoh-contoh satker yang tidak memenuhi
dan administratif dapat diizinkan untuk menerpakan PPK BLU. syarat substantif, yaitu layanan peradilan dan kejaksaan, layanan
• Persyaratan substantif tidak terpenuhi untuk satker: layanan pertahanan, layanan keamanan/kepolisian, dan layanan hubungan luar
peradilan dan kejaksaan, layanan pertahanan, layanan negeri (Pasal 4 PMK 180/PMK.05/2016). Sudah ada kriteria yang jelas
keamanan/kepolisian, dan layanan hubungan luar negeri. suatu satker memenuhi syarat substantif, yaitu layanan yang dihasilkan
• Mengatur proses pengusulan oleh K/L, penilaian oleh Kemenku bersifat operasional, bukan sebagai regulator/pengambil kebijakan.
termasuk penilaian oleh tim penilai, dan penetapan/penolakan Keberadaan ayat ini tidak relevan dengan profil BLU yang ada. Contoh
menjadi BLU. BLU layanan kepolisian (RSB), BLU layanan pemberian hibah luar
negeri (LDKPI), BLU layanan pertahanan (RS TNI).
• Mengatur bahwa penetapan suatu satker menjadi BLU dapat
berupa penetapan BLU Penuh atau BLU bertahap. • Menghapus penetapan BLU Bertahap. Semua penetapan BLU adalah
BLU Penuh atau berupa penolakan jika penilaian atas usulan tidak
• Mengatur tata kelola pencabutan BLU, yaitu
memuaskan (Pasal 13).
Tidak memenui syarat substantif, teknis, dan administratif.
Melanggar peraturan perUUan. • Menambahkan penetapan dan pencabutan BLU secara kolektif (Pasal
Hasil penilaian kinerja buruk 10 dan 14).
• Mengatur masa transisi bagi BLU yang dicabut. • Menambahkan hasil penilaian tata kelola BLU yang baik menjadi
• Mengatur mengenai kewenangan Menkeu untuk melakukan kriteria pencabutan BLU (Pasal 15 dan 16).
moratorium penetapan BLU.
5
POKOK-POKOK STANDAR DAN TARIF LAYANAN
PENYEMPURNAAN Tarif Layanan
• Mengatur penyusunan Rencana Bisnis Anggaran (RBA) dan • Menegaskan kembali sekuens perencanaan di BLU yang dimulai
Ikhtisar RBA sebagai bridging ke DIPA. dari penyusunan Rencana Strategis Bisnis BLU (5 tahunan),
• Mengatur penyajuan RBA dan Ikhtisar RBA sebagai bagian dijabarkan dalam RBA (tahunan), dan selanjutnya menjadi DIPA
RKA-K/L kepada K/L untuk dibahas, untuk selanjutnya (Pasal 44).
disampaikan kepada Kemenkeu (DJA) untuk dikaji sesuai • Menambahkan Analisis RBA oleh DJPb sebagai input target
siklus penganggaran. penerimaan dan proyeksi belanja kepada DJA. Hasil analisis RBA
• RBA definitif menjadi dasar pelaksanaan kegiatan BLU diarahkan untuk secara optimal mendukung proses penganggaran
(Pasal 53).
• Mengatur DIPA BLU dan revisi RBA dan DIPA BLU.
• Menambahkan penegasan sinkronisasi RBA dengan arah indikator
kinerja BLU (Pasal 55).
7
POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN
PENYEMPURNAAN Pengelolaan Kas
8
POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN
PENYEMPURNAAN Pengelolaan Piutang dan Utang
9
POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN
PENYEMPURNAAN Investasi
• BLU dapat melakukan investasi jangka panjang • Mengatur kembali pelaksanaan investasi jangka penjang di BLU sepenuhnya mengikuti regulasi di
bidang investasi pemerintah dan bahwa mekanisme detail tata kelola investasi janka panjang dihapus dari
setelah mendapatkan persetujuan Menteri
PMK ini (Pasal 124).
Keuangan.
• Persetujuan Menkeu kepada BLU untuk investasi jangka panjang dapat berupa penetapan BLU sebagai
• Kemenkeu melakukan penilaian usulan investasi operator investasi pemerintah (OIP) atau sebagai investor (Pasal 124 ayat 2 dan 3).
oleh BLU termasuk kesiapan infrastruktur BLU •
Menambahkan treatment khusus dalam hal investasi di BLU yang mengalami penurunan nilai
untuk menjalankan investasi. penyelesaiannya mengikuti regulasi investasi pemerintah, yaitu (Pasal 169):
• Pemimpin BLU menetapkan kebijakan dan “Pimpinan BLU tidak dapat dipertanggungjawabkan atas kerugian investasi dan/atau kerugian negara
strategi investasi dibantu oleh Komite Investasi apabila dapat membuktikan:
BLU, disampaikan kepada Menkeu. kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya;
telah melakukan pengelolaan dan pengawasan dengan itikad baik dan kehati-hatian;
• BLU menyusun rencana investasi tahunan. tidak mempunyai benturan kepentingan
• Investasi dapat dikelola sendiri oleh unit telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau berlanjutnya penurunan nilai Investasi Pemerintah; dan
pelaksanaan investasi Pemerintah telah menerapkan prinsip itikad baik dan penuh tanggung jawab.”
investasi internal atau diserahkan
pengelolaannya kepada MI (BLU sebagai • Berikut poin-poin investasi jangka panjang sesuai regulasi investasi pemerintah (PP 63/2019 dan PMK
pelaksanaannya):
investor).
BLU dapat melakukan investasi jangka panjang setelah mendapatkan persetujuan Menteri Keuangan.
• Mengatur tata kelola pelaksanaan investasi Komite Investasi Pemerintah (KIP) melakukan penilaian usulan investasi oleh BLU atau menetapkan BLU
meliputi perencanaan, analisis dan kajian, untuk menjadi OIP dan merekomendasikan penetapan sebagai OIP kepada Menkeu.
instrumen investasi, pemilihan bank BLU menyusun rencana jangka panjang dan menengah berdasarkan kebijakan umum dan strategis oleh KIP
dan menyusun rencana investasi tahunan berdasarkan rencana jangka panjang dan menengah dan PKIP.
kustodian/MI, pengelolaan sendiri dan Mengatur tata kelola pelaksanaan investasi meliputi perencanaan, analisis dan kajian, instrumen investasi,
pengalihdayaan kepada MI, manajemen pemilihan bank kustodian/MI, pengelolaan sendiri dan pengalihdayaan kepada MI, manajemen, dan pelaporan.
risiko/pengendalian intern, dan pelaporan.
10
POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN
PENYEMPURNAAN Pengelolaan Barang (Pengelolaan Aset pada BLU)
• BLU dapat diberikan fleksibilitas pengadaan barang dan • Menambahkan fleksibilitas pengadaan barang/jasa juga untuk dana
jasa kalau ada alasan efisiensi dan efektivitas. yang bersumber dari RM sesuai dengan Perpres 16/2018 (Pasal 125)
• Fleksibilitas pengadaan barang/jasa hanya dana bersumber • Menambahkan bahwa peraturan pengadaan barang/jasa oleh
dari PNBP. Pemimpin BLU meliputi perencanaan, persiapan, persiapan
• Ketentuan pengadaan barang/jasa ditetapkan oleh pemilihan, pelaksanaan pemilihan, dan pelaksanaan kontrak, serta
Pemimpin BLU dengan prinsip transparansi, adil/tidak jika Pemimpin BLU belum menetapkan peraturan pengadaan, dapat
diskriminatif, akuntabilitas, dan praktek bisnis yang sehat. mengikuti Perpres pengadaan (Pasal 125)
• Pelaksanaan pengadaan oleh panitia pengadaan • Mengatur pemisahan fungsi dalam proses pengadan (Pasal 126).
• Mengatur persetujuan oleh pimpinan BLU/pejabat
berwenang sebelum penetapan penyedia oleh Panitia
untuk pengadaan nilai tertentu.
11
POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN
PENYEMPURNAAN Akuntansi, Pelaporan, dan Pertanggungjawaban
• PP 23/2005 mengatur BLU menyusun LK berdasarkan SAK • Menegaskan bahwa LK BLU hanya disusun berdasarkan Standar
dan menyusun LK SAP untuk dikonsolidasikan dengan K/L. Akuntansi Pemerintahan (SAP) mengacu pada PSAP 13 (Pasal 170).
• PSAP 13 mengamanatkan BLU menyusun LK hanya • Menegaskan LK BLU diaudit dan diberi opini oleh auditor ekstern
berdasarkan SAP sebagaimana paragraf 6 PSAP 13 (Pasal 171).
12
POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN
PENYEMPURNAAN Surplus dan Defisit
• Surplus anggaran dapat digunakan tahun anggaran berikutnya • Menambahkan tujuan penarikan kas BLU sebagai buffer kas pemerintah
kecuali Menkeu menariknya ke Kas Negara (PP 23/2005) dengan penetapan KMK oleh Dirjen Perbendaharaan a.n. Menteri
• Defisit anggaran BLU dapat diajukan pembiayaannya pada Keuangan (Pasal 175 dan 182).
tahun berikutnya (PP 23/2005). • Memperbaiki treatment penarikan dana yang tidak dikembalikan yang
• Menkeu dapat menarik kas BLU dengan tujuan pembinaan bersumber dari dana kelolaan yang semula sebagai transaksi nonanggaran
dan optimalisasi kas pemerintah dari sumber surplus anggaran menjadi transaksi penerimaan pembiayaan BUN (Pasal 180).
dan dana kelolaan.
• Menambahkan pengaturan Menkeu dapat memerintahkan pemindahan kas
• Penarikan berdasarkan penilaian dengan kriteria tertentu atas
antar-BLU dalam kondisi tertentu, yaitu (Pasal 191):
pengelolaan BLU atas kasnya.
Keadaan darurat
• Penarikan kas BLU dilakukan melalui sistem penerimaan
Dalam rangka penyelamatan ekonomi, sesuai per-UU-an.
negara.
• Penarikan kas oleh Menkeu bisa permanen atau untuk
dikembalikan ke BLU.
• Menkeu dapat memerintahkan BLU untuk membeli SBN
untuk menjaga kondisi fiskal.
13
POKOK-POKOK TATA KELOLA
PENYEMPURNAAN Pejabat Pengelola dan Kepegawaian
• PP 23/2005 mengatur pengangkatan dan pemberhentian • Menambahkan ketentuan larangan bagi Pejabat Pengelola (Pasal
pejabat pengelola dan pegawai secara terbatas: 198):
Jenis pegawai (PNS dan non-PNS). Merangkap jabatan sebagai anggota Dewan Pengawas/Pejabat
Non- PNS dapat dipekerjakan tetap atau kontrak. Pengelola/anggota Komite Audit pada BLU lain.
Pejabat perbendaharaan harus dijabat PNS. Merangkap jabatan sebagai anggota komisaris/direksi/komite audit
Syarat pengangkatan dan pemberhentian PNS sesuai pada BUMN/perusahaan swasta.
perUUan. Hal-hal lain yang menyebabkan conflict of interest.
Syarat pengangkatan dan pemberhentian non-PNS diatur Menggunakan konsultan, kecuali untuk pekerjaan khusus.
Pemimpin BLU. • Menambahkan kriteria pengangkatan dan pemberhentian pejabat
• PMK 180 mengatur: pengelola (Pasal 199), diantaranya:
Pengangkatan pejabat pengelola melalui fit and proper test. Komitmen bekerja penuh waktu.
Pengangkatan pejabat keuangan persetujuan Kemenkeu. Bukan pengurus parpol atau calon kepala daerah.
Jumlah dan komposisi non-PNS persetujuan Kemenkeu. Kriteria pemberhentian a.l. tidak memenuhi kinerja, melanggar
Pejabat Pengelola non-PNS diangkat secara kontrak untuk hukum, dan dinyatakan bersalah oleh pengadilan.
5 tahun, dapat diperpanjang 1x.
• Ketentuan terkait pengangkatan Pejabat Pengelola yang telah diatur
dalam peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dikecualikan
dari ketentuan persyaratan dalam PMK ini (Pasal 199)
• Menambahkan ketentuan usia pensiun bagi non-PNS sesuai perUUan
(Pasal 200).
14
POKOK-POKOK TATA KELOLA
PENYEMPURNAAN Dewan Pengawas
• Dewas dibentuk pada BLU yang memenuhi nilai aset dan • Menaikkan threshold omset pembentukan Dewas menjadi Rp30m (Pasal 205-
omset tertentu (minimal omset Rp15 m, aset Rp75 m): 206):
Jumlah 3 orang (omset s.d. Rp50 m, aset s.d. Rp200 m) Jumlah 3 orang (omset s.d. Rp60 m, aset s.d. Rp200 m)
Jumlah 5 orang (omset > Rp50 m, aset > Rp200 m) Jumlah 5 orang (omset > Rp60 m, aset > Rp200 m)
• Komposisi pejabat K/L, pejabat Kemenkeu, tenaga ahli • Menambahkan ketentuan keanggotaan:
(2:2:1 atau 1:1:1) Dapat berupa keanggotan ex-officio (Pasal 207).
• Penetapan oleh K/L setelah disetujui oleh Menkeu Menteri/Pimpinan Lembaga/Menkeu dapat mengusulkan/menetapkan pihak lain
• Masa jabatan 5 tahun, Dewas pengganti masa jabatan sebagai anggota Dewan Pengawas mewakili unsur K/L/Kemenkeu (Pasal 208).
melanjutkan sisa masa jabatan pendahulu. Persyaratan “bukan calon kepala/wakil kada atau kepala/wakil kada”
• Menyetujui penunjukan sekretaris Dewas oleh Pemimpin dikecualikan dalam hal Menteri/Pimpinan Lembaga dapat memberikan
BLU. penjelasan urgensinya (Pasal 209).
• Rapat berkala min 1x/triwulan. • Masa jabatan Dewas pengganti 5 tahun penuh (menghapus Pasal 22 ayat 3 PMK
95)
• Menambahkan kewenangan (Pasal 218):
dapat membentuk komite audit jika diperlukan (Pasa 231).
Menunjuk KAP untuk mengaudit (Pasal 270).
Menjunjuk penilai independen penerapan GCG BLU (Pasal 314)
Menunjuk sekretaris Dewas (Pasal 230)
• Menambahkan kewajiban:
rapat berkala min 1x/bulan (dapat melalui daring) (Pasal 220)
Memenuhi KPI Dewas (Pasal 223). 15
POKOK-POKOK TATA KELOLA
PENYEMPURNAAN Program Pengenalan
- PMK 129/PMK.05/2020
16
POKOK-POKOK TATA KELOLA
PENYEMPURNAAN Auditor Ekstern
• LK BLU diaudit dan diberi opini oleh auditor ekstern (paragraf • Menambahkan tata kelola penunjukan KAP untuk mengaudit dan
6 PSAP 13) memberi opini LK BLU untuk mengurangi conflict of interest (Pasal
• BPK sebagai auditor ektern pemerintah menyatakan tidak akan 270)
memberi opini terhadap LK BLU, dan menyerahkan opini Mengatur persyaratan KAP, termasuk harus terdaftar di BPK,
kepada KAP. Pemeriksaan terhadap BLU dalam kerangka berpengalaman mengaudit klien yang setara, dan berijin.
pemeriksaan atas LKPP/LKKL (surat BPK kepada Menkeu Dewas menunjuk KAP dengan mekanisme pengadaan barang dan
nomor 3/S/IV-XV/02/2019 tanggal 6 Februari 2019) jasa di BLU (penunjukan melalui Komite Audit jika ada).
Pemimpin BLU menetapkan KAP yang telah ditunjuk oleh Dewas
• Dalam praktiknya, ketika LK BLU masih berdasarkan SAK,
untuk pembayaran dan hak-hak lainnya.
penunjukan KAP untuk mengaudit BLU dilakukan oleh Penetapan paling lambat tanggal 30 Sept tahun pelaporan.
Pemimpin BLU, yang berpotensi conflict of interest.
• Audit oleh KAP memperhatikan jadwal audit BPK atas LKPP/LKKL.
• Ada permasalahan kewajiban LK BLU untuk diberikan opini
sesuai PSAP 13 ketika BPK menolak. • Output audit oleh KAP adalah: opini, laporan penilaian sistem
pengendalian intern, dan laporan kepatuhan thd peraturan perUUan.
17
POKOK-POKOK TATA KELOLA
PENYEMPURNAAN Remunerasi
• Komponen remunerasi: gaji, honorarium (khusus Dewas), • Perbaikan: bonus diperuntukkan untuk semua BLU yg memenuhi syarat
insentif, tunjangan tetap, pesangon (khusus Pejabat Pengelola (Pasal 283)
dan Dewas), pensiun, bonus, gaji 13, THR, lembur, uang • Menambahkan kriteria pemberian bonus (Pasal 283):
makan. Telah menerapkan remunerasi
• Kriteria pemberian bonus: Capaian IKU Pemimpin BLU min 110%
Khusus untuk RS Vertikal Kemenkes eks Perjan Skor GCG min baik
Penilaian kinerja sehat AA, Opini LK WTP
Opini LK WTP Realisasi PNBP naik 2 tahun berturut-turut.
Ada surplus untuk dibagi sebagai bonus Porsi belanja PNBP terhadap belanja total min 80%
Ada surplus untuk dibagi sebagai bonus
• Penyampaian remunerasi dilakukan setiap saat sehingga
memberikan load yang besar bagi Kemenkeu . • Pengusulan dan penetapan remunerasi dapat secara kolektif dan
periodisasi 2x setahun (Pasal 301)
18
POKOK-POKOK TATA KELOLA
PENYEMPURNAAN Tata Kelola yang Baik
• Dua model penilaian BLU: • Menambahakan penilaian penerapan GCG BLU dan pelaporannya,
Penilaian kontrak kinerja Pemimpin BLU dengan Menteri dilengkapi dengan (Pasal 310-316):
Keuangan Penetapan parameter dan indikator tata kelola BLU
Penilaian kinerja BLU dari aspek keuangan (meliputi rasio Penilaian self assessment oleh BLU atau oleh penilai independen
keuangan dan kepatuhan) dan aspek layanan dan. untuk BLU tertentu.
• Penilaian tata kelola terdapat pada penilaian kinerja pada aspek Hasil penilain GCG BLU untuk menetapkan cluster pembinaan
keuangan yaitu kepatuhan regulasi BLU. terhadap BLU.
• Penilaian tata kelola menekankan sisi substansi dan tata kelola
• Penilaian tata kelola (kepatuhan) lebih menekankan sisi manajerial.
administrasi.
19
PENGUATAN
PERAN DEWAS