Anda di halaman 1dari 84

SPKPP

Sistem Pengelolaan Keuangan Pemerintah Pusat

Badan Diklat PKN BPK RI


Agenda

Keuangan Negara & APBN

Penyusunan & Penetapan APBN

Mekanisme Pelaksanaan APBN

Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat

Laporan BUN & LKPP

2
Keuangan Negara

Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang


dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang
maupun barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung
dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut

Lingkup : Kekuasaan pengelolaan:


Asas:

Hak dan kewajiban negara Presiden dikuasakan


tertib, taat pada peraturan
perundang-undangan, termasuk kekayaan negara kepada Menkeu dan
yang dipisahkan atau Menteri, Presiden
efisien, ekonomis, efektif,
kekayaan pihak lain yang diserahkan kepada
transparan, dan
bertanggung jawab dikuasai oleh pemerintah Gubernur/Walikota/Bupati,
tidak termasuk moneter
dengan memperhatikan
rasa keadilan dan
kepatutan

3
Struktur organisasi Keuangan Negara

Presiden

Menteri Keuangan
Menteri
Pengelola Fiskal
Pengguna Anggaran
Bendahara Umum Negara
(PA)
(BUN)

SATKER SATKER KPPN KPPN


Kuasa Pengguna Anggaran Kuasa Pengguna Anggaran Kuasa Bendahara Umum Negara Kuasa Bendahara Umum Negara
(KPA) (KPA) (Kuasa BUN) (Kuasa BUN)

4
Kewenangan Fungsi Administrasi

Menteri Teknis Menteri Keuangan


Selaku Pengguna Anggaran Selaku Bendahara Umum Negara

PERINTAH
PEMBUATAN PENGUJIAN & PERINTAH PENGUJIAN &
PENCAIRAN
KOMITMEN PEMBEBANAN PEMBAYARAN PEMBEBANAN
DANA

Pengurusan Administrasi Pengurusan Komtabel


administratief beheer Comptabel beheer

5
Kewenangan Menteri Keuangan

1. menyusun kebij. fiskal ekonomi makro


2. menyusun ranc. APBN
3. mengesahkan dok. Pelaks. Angg.
4. perjanjian int. di bid. Moneter
5. pemungutan pendptn negara sesuai UU.
6. melaks. Fungsi kebendaharaan umum.
7. menyusun laporan Keuangan
(sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan APBN)
8. tugas lainnya di bid pengelolaan fiskal
(UUNo. 17/2003 Bab II Psl 8 )

6
Kewenangan Menteri Teknis/ Pimpinan Lembaga

1. menyusun ranc. Angg.kementrian


negara/lembaga.
2. menyusun dok. Pelaks. Angg.
3. melaks.angg.kemetrian negara/lembaga.
4. melaks. Pemungutan PNBP dan menyetorkan ke
Kas Negara.
5. mengelola utang dan piutang neg. di lingk.
Kementrian negara/lembaga.
6. mengelola BMN.
7. menyusun dan menyampaikan lap.keu
8. hal-hal lain yg menjadi tgg. jwbnya
( UU No.17 / 2004 psl. 9 )
7
LKPP

LKPP
Presiden RI

LKKL LKKL LKKL LK - BUN


Menteri Keuangan Menteri Teknis Menteri Teknis Menteri Keuangan

Eselon 1 Eselon 1 DJPb

Regional/ Regional/ Regional/


Kanwil DJPb
Kanwil Kanwil Kanwil

Satker Satker KPPN

8
APBN & Fungsinya

Otorisasi

Stabilisasi Perencanaan

rencana keuangan
tahunan
pemerintahan
negara yang
disetujui oleh DPR

Distribusi Pengawasan

Alokasi

9
Siklus APBN

10
Siklus APBN

Perencanaan dan penganggaran APBN


 Tahapan ini dilakukan pada tahun sebelum anggaran tersebut dilaksanakan (APBN t-1) misal
untuk APBN 2014 dilakukan pada tahun 2013 yang meliputi dua kegiatan yaitu, perencanaan dan
penganggaran. 
 Penetapan/persetujuan APBN
 Kegiatan penetapan/persetujuan dilakukan pada APBN t-1, sekitar Oktober-Desember. Kegiatan
tahap ini berupa pembahasan Rancangan APBN (RAPBN) dan Rancangan Undang-undang APBN
serta penetapannya oleh DPR. Berdasarkan persetujuan DPR, RUU APBN ditetapkan menjadi UU
APBN. Penetapan UU APBN diikuti dengan penetapan Keppres mengenai rincian APBN sebagai
lampiran UU APBN dimaksud.
Pelaksanaan APBN
 Jika tahapan kegiatan ke-1 dan ke-2 dilaksanakan pada APBN t-1, kegiatan pelaksanaan APBN
dilaksanakan mulai 1 Januari - 31 Desember pada tahun berjalan (APBN t). Kegiatan pelaksanaan
APBN dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini kementerian/lembaga (K/L). K/L mengusulkan
konsep Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) berdasarkan Keppres mengenai rincian APBN
dan menyampaikannya ke Kementerian Keuangan untuk disahkan. DIPA adalah alat untuk
melaksanakan APBN.

11
Siklus APBN
Pelaporan dan pencatatan APBN
 Tahap pelaporan dan pencatatan APBN dilaksanakan bersamaan dengan tahap pelaksanaan
APBN, 1 Januari - 31 Desember. Laporan keuangan pemerintah dihasilkan melalui proses
akuntansi, dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi keuangan pemerintah yang terdiri
dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, dan Laporan Arus Kas (LAK), serta Catatan atas
Laporan Keuangan (CaLK).

Pemeriksaan dan pertanggungjawaban APBN


 Tahap akhir siklus APBN adalah pemeriksanaan dan pertanggungjawaban yang dilaksanakan
setelah tahap pelaksanaan berakhir (APBN t+1), sekitar Januari - Juli.
 Contoh, jika APBN dilaksanakan tahun 2014, tahap pemeriksaan dan pertanggungjawabannya
dilakukan pada tahun 2015. Pemeriksaan ini dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
 Untuk pertanggungjawaban pengelolaan dan pelaksanaan APBN secara keseluruhan selama
satu tahun anggaran, Presiden menyampaikan rancangan undang-undang tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan APBN kepada DPR berupa laporan keuangan yang telah
diperiksa BPK, selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran berakhir.

12
APBN

RAPBN

Pertanggung
UU APBN
jawaban

Pengawasan Pelaksanaan

13
(1)
Perencanaan dan
Penganggaran
APBN

14
Penyusunan & Penetapan Anggaran

15
Proses Penyusunan RAPBN

RENCANA RENCANA
STRATEGIS PEMBANGUNAN
KEMENTERIAN / JANGKA
LEMBAGA MENENGAH
(REN-STRA K/L) (RPJMN)

RENCANA RENCANA
KERJA KERJA RAPBN
KEMENTERIAN / PEMERINTAH APBN
LEMBAGA (RKP) BELANJA K/L
(REN-JA K/L)

RENCANA
KERJA DAN
ANGGARAN
LEMENTERIAN /
LEMBAGA
(RKA-K/L)

16
Penyusunan Anggaran
Susun RKAKL Bahas RKAKL

Januari Oktober November


Kementerian

Penyusunan
RAPBN
Teknis

RKAKL
Pemerintah

Pembahasan
RKAKL RUU-APBN
RKP
PERRES
Depkeu

RKAP/
(DJA)

RINCIAN
RAPBN APBN

RUU UU SAPSK
APBN APBN
DPR

Panitia
Anggaran
Komisi
Sektoral
17
(2)
Penetapan
APBN

18
Penyusunan Penelahaan
DIPA
DIPA
November Kementerian
December
DIPA MENTERI
Teknis
Pemerintah

TEKNIS SATKER

DIPA
Depkeu
(DJPB)

DIPA
KPPN

Pengesahan
DPR

DIPA
BPK

Penyusunan Dokumen Pelaksanaan Anggaran


19
APBN

APBN
rencana keuangan tahunan
pemerintahan negara yang
disetujui oleh DPR

Pendapatan Belanja
hak Pemerintah yang diakui kewajiban Pemerintah yang
sebagai penambah nilai diakui sebagai pengurang
kekayaan bersih nilai kekayaan bersih

20
Sumber Pendapatan

PNBP

Pendapatan

Hibah Perpajakan

21
Perpajakan

a. Pajak dalam negeri adalah semua penerimaan


Negara yang berasal dari pajak penghasilan,
pajak pertambahan nilai barang dan jasa, dan
pajak penjualan atas barang mewah, pajak bumi
dan bangunan, bea perolehan hak atas tanah
dan bangunan, cukai dan pajak lainnya;

b. Pajak perdagangan internasional adalah semua


penerimaan Negara yang berasal dari bea
masuk dan pajak/pungutan ekspor.
22
PNBP

penerimaan negara bukan pajak (PNBP)


adalah seluruh penerimaan pemerintah pusat yang tidak berasal dari
penerimaan perpajakan, jenisnya:
1. Penerimaan kembali anggaran (sisa anggaran rutin dan sisa anggaran
pembangunan);
2. Penerimaan hasil penjualan barang/kekayaan Negara;
3. Penerimaan hasil penyewaan barang/kekayaan Negara;
4. Penerimaan hasil penyimpanan uang negara (jasa giro);
5. Penerimaan ganti rugi atas kerugian negara (tuntutan ganti rugi dan
tuntutan perbendaharaan);
6. Penerimaan denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan pemerintah;
7. Penerimaan dari hasil penjualan dokumen lelang.

23
Hibah

setiap penerimaan Pemerintah Pusat dalam


bentuk uang, barang, jasa dan/atau surat
berharga yang diperoleh dari Pemberi Hibah
yang tidak perlu dibayar kembali, yang
berasal dari dalam negeri atau luar negeri

24
Barang
Lain-
Pegawai
lain

Bantuan
Sosial
Belanja Modal

Pembayaran
Hibah Bunga Utang

Subsidi

25
Belanja Pegawai

kompensasi dalam bentuk uang atau


barang yang diberikan kepada
pejabat/pegawai yang bertugas di
dalam negeri atau di luar negeri
sebagai imbalan atas pekerjaan yang
telah dilaksanakan

26
Belanja Barang

Belanja barang paling sedikit meliputi belanja barang


dan/atau jasa, belanja pemeliharaan, belanja perjalanan
dinas, belanja barang untuk diserahkan ke masyarakat
dan honorarium. Belanja barang digunakan sesuai
dengan peruntukannya paling sedikit untuk membiayai
keperluan kantor sehari-hari, pekerjaan yang bersifat
nonfisik, pengadaan barang yang habis pakai; dan/atau
pengadaan barang untuk diserahkan ke masyarakat.

27
Belanja modal

• Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk


memperoleh atau menambah nilai aset tetap dan/atau aset lainnya.
• Belanja modal termasuk di dalamnya segala biaya yang timbul dari
kegiatan pendukung dalam pembentukan aset tetap dan/atau aset
lainnya.
• Aset tetap dan/atau aset lainnya harus memenuhi kriteria sebagai
berikut:
 memberi manfaat lebih dari satu tahun;
 memenuhi batasan minimal kapitalisasi; dan
 dipergunakan untuk operasional Kegiatan atau dipergunakan
untuk kepentingan umum.

28
Belanja Pembayaran Bunga Utang/Kewajiban

pengeluaran pemerintah untuk pembayaran bunga


(interest) yang dilakukan atas kewajiban penggunaan
pokok utang (principal outstanding) baik utang dalam
maupun luar negeri yang dihitung berdasarkan posisi
pinjaman jangka pendek atau jangka panjang

29
Belanja Subsidi

pengeluaran atau alokasi anggaran yang diberikan


pemerintah kepada perusahaan negara, lembaga pemerintah
atau pihak ketiga lainnya yang memproduksi, menjual,
mengekspor atau mengimpor barang dan jasa untuk
memenuhi hajat hidup orang banyak sedemikian rupa
sehingga harga jualnya dapat dijangkau oleh masyarakat.

30
Belanja Hibah

pengeluaran pemerintah berupa transfer dalam bentuk


uang/barang/jasa, yang dapat diberikan kepada
pemerintah negara lain, organisasi internasional,
pemerintah daerah, atau kepada perusahaan
negara/daerah yang secara spesifik telah ditetapkan
peruntukannya, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat
yang dilakukan dengan naskah perjanjian antara
pemerintah selaku pemberi hibah dan penerima hibah,
serta tidak terus menerus kecuali ditentukan lain dalam
peraturan perundangundangan.

31
Belanja Bantuan Sosial

merupakan pengeluaran berupa transfer uang,


barang atau jasa yang diberikan oleh Pemerintah
kepada masyarakat guna melindungi dari
kemungkinan terjadinya risiko sosial, meningkatkan
kemampuan ekonomi dan/atau kesejahteraan
masyarakat

32
Belanja Lain-lain

pengeluaran/belanja pemerintah pusat yang sifat


pengeluarannya tidak dapat diklasifikasikan ke
dalam pos-pos pengeluaran diatas

33
Mekanisme Pembiayaan

Penerimaan
Pembiayaan

SilPA/
SikPA
Pengeluaran
Pembiayaan

34
Penerimaan Pembiayaan

 Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan


Rekening Kas Umum Negara/Daerah
 Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada
Rekening Kas Umum Negara

35
Asal Penerimaan
pembiayaan
pencairan dana
penerimaan
cadangan.
pinjaman

penjualan
penjualan
investasi
obligasi
permanen
pemerintah,
lainnya

hasil privatisasi penerimaan kembali


pinjaman yang
perusahaan
diberikan kepada
negara/daerah fihak ketiga

36
Pengeluaran Pembiayaan

 Pengeluaran pembiayaan adalah semua pengeluaran


Rekening Kas Umum Negara/Daerah
 Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan dari
Rekening Kas Umum Negara

37
Asal Pengeluaran Pembiayaan

pemberian pinjaman penyertaan modal


kepada pihak ketiga pemerintah

pembayaran kembali
pokok pinjaman dalam pembentukan dana
periode tahun anggaran cadangan
tertentu

38
Selisih

 Selisih lebih/kurang antara penerimaan dan pengeluaran


pembiayaan selama satu periode pelaporan dicatat dalam
pos Pembiayaan Neto.

 Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran adalah selisih


lebih/kurang antara realisasi penerimaan dan pengeluaran
selama satu periode pelaporan dicatat dalam pos
SiLPA/SiKPA.

39
Jenis-Jenis Pembiayaan

 Pembiayaan defisit anggaran

 Pembiayaan dalam negeri netto


 Pembiayaan luar negeri

 Pinjaman program
 Pinjaman proyek

40
Mekanisme penerimaan & pengeluaran pembiayaan

perbankan
Pembiayaan
dalam negeri
Non
perbankan
Penerimaan &
pengeluaran
pembiayaan
Pinjaman
program
Pembiayaan
luar negeri
Pinjaman
proyek

41
(3)
Pelaksanaan
APBN

42
Pengelola Anggaran

Menteri
Pengguna Anggaran

Kuasa Pengguna
Anggaran

Unit
Pembuat Bendahara Penguji Penerbit Akuntansi
Komitmen Tagihan SPM Instansi

Bendahara Bendahara
Penerimaan Pengeluaran
43
Mekanisme Penerimaan

 Sistem pemungutan pajak


 Self Assessment System
 Withholding System

 PNBP  ditagih oleh Instansi Pemerintah

 Hibah  berbeda-beda tergantung jenis

44
Mekanisme Penerimaan

45
BAGAN ALIR PROSES PEMBAYARAN PADA SATUAN KERJA
PEMBUAT BENDAHARA UNIT AKUNTASI
KOMITMEN
PENGUJI TAGIHAN PENGELUARAN
PENERBIT SPM
SATKER

Bayar
SK LAPORAN
SPK KEUANGAN
KONTRAK
Draft
SPM - GU SPM GU

BUKTI
Proses
Draft SPM LS
SAI
Daftar Lembur SPM - LS
DAFTAR GAJI BUKTI
BA PK
BA PB
Transfer
BA SERAH UP/GU
TERIMA
PEMBEBANAN

Benar Transfer
BUKTI DAN pihak III
SP2D
TAGIHAN UJI DAN
SPM
PERIKSA

Salah
KPPN 46
Dokumen Proses Pembayaran

Bukti
Tagihan
Kontrak SPP SPM SP2D
Daftar
dll

47
Jenis Pencairan Uang

GU
GU P
UP TUP LS
P Nihi
l

48
Pembayaran Langsung (LS)

 pembayaran yang dilakukan langsung kepada


Bendahara Pengeluaran/penerima hak lainnya
 Berdasarkan perjanjian kerja, surat keputusan,
surat tugas atau surat perintah kerja lainnya
 untuk penyedia barang/jasa atas dasar
perjanjian/kontrak dan bendahara pengeluaran
 Bendahara Pengeluaran menggunakan SPP-LS :
 belanja pegawai (misal gaji induk, gaji susulan dll),
 honorarium,
 langganan daya dan jasa, serta
 perjalanan dinas.
49
Uang Persediaan (UP)
 uang muka kerja dari Kuasa BUN kepada Bendahara
Pengeluaran yang dapat dimintakan penggantiannya
(revolving)
 membiayai kegiatan operasional sehari-hari Satker
 membiayai pengeluaran yang tidak dapat dilakukan melalui
mekanisme Pembayaran LS
 pembayaran paling banyak sebesar Rp.50.000.000,-
 untuk pengeluaran belanja barang, belanja modal dan
belanja lain-lain
 penggantian UP dilakukan apabila UP telah dipergunakan
paling sedikit 50%

50
Pemberian UP

 Rp50.000.000,- untuk UP < Rp900.000.000;


 Rp100.000.000 untuk UP Rp900.000.000 s.d
Rp2.400.000.000;
 Rp200.000.000 untuk UP Rp2.400.000.000 s.d
Rp6.000.000.000; atau
 Rp500.000.000 UP > Rp6.000.000.000.

51
(4)
Pelaporan dan
Pencatatan
APBN

52
SAPP

Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat


adalah serangkaian prosedur manual
maupun yang terkomputerisasi mulai dari
pengumpulan data, pencatatan,
pengikhtisaran sampai dengan pelaporan
posisi keuangan dan operasi keuangan
Pemerintah Pusat

53
SAPP

54
SPAN vs SAKTI

55
SABUN

56
Unit Akuntansi BUN

UABUN

UAPBUN

UAKBUN – Pusat

UAKKBUN – Wilayah

UAPPA-E1 BUN

UAKPA – BUN
57
Sistem Akuntansi BUN

SiAP SA-UP SiKUBAH SA-IP

SA-PPP SA-TD SA-BS SA-BL

SA-TK SAPBL

58
SPAN

59
SPAN
SPAN
PROSES BISNIS MODUL OUTPUT YANG DIHASILKAN

Penganggaran Penganggaran • RKAKL - DIPA termasuk revisi


• RDP-BUN-DIPA termasuk revisi

• kontrak pengadaan barang/jasa


Komitmen
• penetapan keputusan
Pembayaran • Penerbitan SP2D
• Penerbitan Warkat atau Bilyet Giro
• penerbitan SP2B BLU, SPHL, SP3HL, Persetujuan
MPHLBJS;
• penerbitan APD-PL/APD-PP;
P • penerbitan SKP-L/C;
E • penerbitan SP3; dan
L • penerbitan APD-Reksus.
A
K Pengaturan rekening milik BUN
S Kas •
• Perencanaan Kas
A Pemindahbukuan dana
N •
• Rekonsiliasi Bank
A Pelaporan manajerial
A •
N • penerimaan perpajakan;
Penerimaan penerimaan negara bukan pajak;

• penerimaan hibah;
• penerimaan pengembalian belanja;
• penerimaan pembiayaan; dan
• penerimaan non anggaran/transitoris.

• data BAS;
Pertanggungjawaban Akuntansi & Pelaporan Konversi data transaksi keuangan;

• koreksi data transaksi keuangan;
• penyesuaian sisa pagu;
• jurnal penyesuaian;
• rekonsiliasi; dan
• laporan keuangan.
60
SAI

61
Jenjang pelaporan

62
Mekanisme Pelaporan SAI

63
SAKTI

64
Barang Milik Negara

semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban


APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang sah

BMN

Pengelola Pengguna

Menteri Menteri
PB KPB
Keuangan Lembaga

65
Penatausahaan BMN

Pengelola Barang Pengguna Barang


 mendaftar dan mencatat BMN yang  mendaftar dan mencatat BMN yang
berada di bawah penguasaannya ke status penggunaannya berada pada
dalam Daftar Barang Pengelola Pengguna Barang/Kuasa Pengguna
menurut penggolongan dan Barang ke dalam Daftar Barang
kodefikasi barang Pengguna/Daftar Barang Kuasa
 menghimpun Daftar Barang Pengguna menurut penggolongan
Pengguna/ Daftar Barang Kuasa dan kodefikasi barang
Pengguna yang telah dibuat
 menyusun Daftar BMN berdasarkan
himpunan Daftar Barang
Pengguna/Daftar Barang Kuasa
Pengguna

66
Inventarisasi BMN

 Inventarisasi paling sedikit 1 x dalam 5 tahun

 Setiap tahun untuk persediaan, dan konstruksi


dalam pengerjaan (KDP)
 Menyampaikan laporan kepada Pengelola Barang
paling lama 3 bulan setelah inventarisasi
 Tanah dan/atau bangunan 1x dalam 5 tahun

67
Pelaporan BMN

Laporan Kuasa Pengguna Barang

Laporan Pengguna Barang

Laporan Pengelola Barang

68
SAPP

 konsolidasian dari SAI dan SA-BUN


 Konsolidasi adalah
proses penggabungan antara akun-akun yang
diselenggarakan oleh suatu entitas pelaporan
dengan entitas pelaporan lainnya, dengan
mengeliminasi akun-akun timbal balik agar dapat
disajikan sebagai satu entitas tunggal

69
SAPP

SAPP

SAI SA-BUN

SA-BS SA-BL SiAP SAUP SIKUBAH SA-IP SA-PPP SA-TD SA-PBL SA-TK

Aplikasi SAKTI Aplikasi SPAN

70
Prosedur Akuntansi

71
Dokumen LK

LRA

CaLK LP-SAL

LKPP
LPE Neraca

LAK LO

72
(5)
Pemeriksaan &
Pertanggungjawaban
APBN

73
LK BUN

Laporan Laporan
Keuangan Keuangan
KL BUN

Laporan
Keuangan
Pemerintah
Pusat

74
LKKL

Neraca
LO LPE

LRA LKKL CaLK

75
Proses Bisnis SAIBA

76
Laporan Akuntansi Instansi

77
Laporan BUN

78
LKPP

 KL selaku PA/PB menyusun dan menyampaikan LK yang


meliputi LRA, LO, Neraca, LPE dan CaLK dilampiri LK Badan
Layanan Umum pada masing-masing KL;
 LK disampaikan kepada Menteri Keuangan selambat-
lambatnya 2 (dua) bulan setelah tahun anggaran berakhir;
 Menteri Keuangan selaku BUN menyusun  Laporan Arus
Kas Pemerintah Pusat;
 Menteri Keuangan selaku wakil Pemerintah Pusat
menyusun ikhtisar kepemilikan kekayaan negara yang
dipisahkan dalam LK perusahaan negara.

79
LKPP

LRA

CaLK LP SAL

LKPP

Neraca
LAK
Pemerintah

LO

80
LKPP

81
LK BLU

 Laporan Realisasi Anggaran BLU digabungkan


secara bruto kepada Laporan Realisasi Anggaran
kementerian negara/lembaga teknis pemerintah
pusat/daerah yang secara organisatoris
membawahinya
 Neraca BLU digabungkan kepada neraca
kementerian negara/lembaga teknis pemerintah
pusat/daerah yang secaraorganisatoris
membawahinya.

82
 Laporan Keuangan disampaikan oleh presiden
kepada Badan Pemeriksa Keuangan paling lambat
3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir

 Menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna


Anggaran/Pengguna Barang memberikan
pernyataan :
pengelolaan APBN telah diselenggarakan
berdasarkan sistem pengendalian intern yang
memadai dan akuntansi keuangan telah
diselenggarakan sesuai dengan standar
akuntansi pemerintahan

83

Anda mungkin juga menyukai