Anda di halaman 1dari 80

MP 2

Pengelolaan Keuangan
Negara dan Daerah
REFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN
NEGARA

PAKET UU BIDANG
KEUANGAN NEGARA:
UU Keuangan
UU
Negara
No.17/2003
UU No.1/2004 UU Perbendaharaan
(Menggantikan ICW
Negara
& RAB)

UU No.15/2004 UU Pemeriksaan
(Menggantikan IAR) Pengelolaan dan
Tanggung Jawab
Keuangan Negara

2
Pengertian Keuangan Negara/Daerah

Keuangan Negara Keuangan Daerah


• Keuangan Negara adalah semua hak • Keuangan Daerah adalah semua hak
dan kewajiban negara yang dapat dan kewajiban Daerah dalam rangka
dinilai dengan uang, serta segala penyelenggaraan PemerintahanDaerah
sesuatu baik berupa uang maupun yang dapat dinilai dengan uang serta
berupa barang yang dapat dijadikan segala bentuk kekayaan yang dapat
milik negara berhubung dengan dijadikan milik Daerah berhubung
pelaksanaan hak dan kewajiban dengan hak dan kewajiban Daerah
tersebut (UU No. 17/2003) tersebut (PP No.12/2019)
Keuangan Negara
Keuangan a. hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan
mengedarkan uang, dan melakukan pinjaman;
negara
b. kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas layanan
meliputi: umum pemerintahan negara dan membayar tagihan pihak ketiga;
c. Penerimaan Negara, yaitu uang yang masuk ke kas negara;

d. Pengeluaran Negara, yaitu uang yang keluar dari kas negara;

e. Penerimaan Daerah, yaitu uang yang masuk ke kas daerah;

F. Pengeluaran Daerah, yaitu uang yang keluar dari kas daerah


Keuangan Negara
Keuangan g. kekayaan negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak
lain berupa uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain
negara yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan
meliputi: pada perusahaan negara/ perusahaan daerah;

h. kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah dalam rangka


penyelenggaraan tugas pemerintahan dan/atau kepentingan umum;

i. kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang


diberikan pemerintah
PEMBAGIAN KEKUASAAN ATAS KEUANGAN
NEGARA

Menteri
Keuangan
Selaku pengelola fiskal dan wakil
Pemerintah dalam kepemilikan
kekayaan negara yang dipisahkan

Menteri/
Pimpinan

Memberi
Lembaga

kuasa
Presiden Selaku pengguna anggaran/ pengguna
barang pada K/L yang dipimpinnya
Pemegang kekuasaan (termasuk Menteri Keuangan)
pengelolaan keuangan
negara
Gubernur/Bupati/Walikota
Selaku kepala Pemda untuk mengelola
keuangan daerah
Mewakili Pemda dalam kepemilikan
kekayaan daerah yang dipisahkan
• Semua penerimaan yang menjadi hak • Semua penerimaan yang menjadi hak
dan pengeluaran yang menjadi dan pengeluaran yang menjadi
kewajiban negara dalam tahun kewajiban daerah dalam tahun
anggaran yang bersangkutan harus anggaran yang bersangkutan harus
dimasukkan dalam APBN. dimasukkan dalam APBD.

Tahun Anggaran meliputi masa satu tahun, mulai dari tanggal 1 Januari
sampai dengan tanggal 31 Desember.
APBN/APBD mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi,
dan stabilisasi.

Fungsi Otorisasi
• bahwa anggaran negara menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan

Fungsi Perencanaan
• bahwa anggaran negara menjadi pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang
bersangkutan.

Fungsi pengawasan
• bahwa anggaran negara menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan negara sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan

Fungsi alokasi
• bahwa anggaran negara harus diarahkan untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta
meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian.

Fungsi distribusi
• bahwa kebijakan anggaran negara harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.

Fungsi stabilisasi
• bahwa anggaran pemerintah menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental
perekonomian
Perencanaan dan Penganggaran Pusat dan
Daerah
UU 25/2004

Pemerintah Pusat
Rincian
Renstra K/L pedoman
Renja K/L RKA K/L
pedoman APBN
pedoman diacu bahan

RPJP bahan RPJM


pedoman dijabarkan RKP pedoman RAPBN APBN
Nasional Nasional
diacu diperhatikan diserasikan melalui
Musrenbang

Pemerintah Daerah
RPJP RPJM RKP RAPBD APBD
Daerah pedoman Daerah dijabarkan Daerah pedoman

pedoman bahan diacu bahan


Rincian
Renstra SKPD pedoman Renja SKPD pedoman RKA SKPD
APBD
UU 17/2003

Desa
Pemerintah
diacu sumber UU 6/2014
masukan
RPJM RKP
pedoman RAPBDes APBDes
Desa dijabarkan Desa 46
4
6
Penjelasan:1)Perencanaan dan Penganggaran
Pemerintah Pusat
• Proses perencanaan awal adalah menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
(RPJP Nasional). RPJP Nasional merupakan penjabaran dari tujuan dibentuknya pemerintahan
Negara Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945, dalam bentuk visi, misi dan arah pembangunan Nasional. RPJP Nasional adalah
dokumen perencanaan pembangunan nasional untuk periode 20 (dua puluh) tahun.
• Berdasarkan RPJP Nasional selanjutnya untuk tiap 5 tahunan disusun Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJM Nasional). RPJM Nasional merupakan penjabaran dari visi,
misi, dan program Presiden hasil Pemilihan Umum. memuat strategi pembangunan nasional,
kebijakan umum, Proyek Prioritas Strategis, program Kementerian/ Lembaga dan lintas
Kementerian/ Lembaga, arah pembangunan kewilayahan dan lintas kewilayahan, Prioritas
Pembangunan, serta kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian
secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang berupa kerangka
regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
• Selanjutnya RPJM Nasional dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Rencana
Kerja Pemerintah (RKP) adalah dokumen perencanaan pembangunan nasional untuk periode 1
(satu) tahun yang dimulai pada tanggal 1 Januari dan berakhir pada tanggal 31 Desember.
• Berdasarkan RKP disusun Rancangan APBN (RAPBN). Rancangan undang-undang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama Dewan
Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah,
• Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui rancangan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara yang diusulkan oleh Presiden, Pemerintah menjalankan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara tahun yang lalu. Dengan demikian, bila RAPBN yang diajukan oleh
pemerintah telah disetujui oleh DPR, kemudian akan disahkan menjadi APBN melalui UU.
Penjelasan: 2)Perencanaan dan
Penganggaran Pemerintah Daerah
• Proses perencanaan dimulai dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dengan
memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional. RPJPD merupakan suatu dokumen
perencanaan pembangunan daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun yang digunakan sebagai acuan
dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk setiap jangka
waktu 5 (lima) tahun.
• Setelah RPJMD ditetapkan, pemerintah daerah menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
yang merupakan penjabaran dari RPJMD untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang mengacu kepada
Rencana Kerja Pemerintah. RKPD diserasikan dengan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) melalui
musrenbang.
• Kepala daerah berdasarkan RKPD menyusun rancangan kebijakan umum APBD. Rancangan kebijakan
Umum APBD yang telah dibahas kepala daerah bersama DPRD, selanjutnya
disepakati menjadi Kebijakan Umum APBD (KUA). Berdasarkan kebijakan umum APBD yang telah
disepakati, pemerintah daerah dan DPRD membahas rancangan prioritas dan plafon anggaran sementara
(PPAS) yang disampaikan oleh kepala daerah. Kemudian Kepala daerah menerbitkan pedoman
penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) SKPD sebagai pedoman kepala SKPD menyusun
RKA-SKPD berdasarkan nota kesepakatan.
• Setelah RKA-SKPD dibuat, selanjutnya adalah menyusun rencana peraturan daerah tentang APBD dan
rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD. Rencana peraturan tersebut akan
dievaluasi kemudian ditetapkan oleh kepala daerah menjadi peraturan daerah tentang APBD dan
peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD
Penjelasan: 3)Perencanaan dan
Penganggaran Pemerintah Desa
• Sebagai bagian dari pemerintah daerah, pemerintah desa diberi
wewenang untuk melakukan perencanaan dan penganggaran desa
• Pemerintah Desa menyusun perencanaan pembangunan desa berupa
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa) yang
memiliki jangka waktu 6 (enam) tahun mengacu pada RPJM Daerah
(Kabupaten/Kota)
• RPJMDesa dijabarkan dalam rencana kerja tahunan berupa Rencana
Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa)
• Berdasarkan RKPDesa dilakukan penyusunan Rancangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa (RAPBDes) untuk selanjutnya
ditetapkan menjadi APBDesa
APBN
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang selanjutnya
disingkat APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan
negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat

APBN merupakan wujud pengelolaan keuangan negara yang ditetapkan tiap


tahun dengan undang-undang

APBN disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan


negara dan kemampuan dalam menghimpun pendapatan negara

Penyusunan Rancangan APBN berpedoman kepada rencana kerja


Pemerintah dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan bernegara
SIKLUS PENYUSUNAN APBN
KONSEP KEBIJAKAN
RAPBN
PELAKSANAAN
ANGGARAN JAN- Arah Kebijakan dan
DES JAN Prioritas Pembangunan
Nasional

SURAT MENTERI KEUANGAN


DIPA KE MENTERI
DIPA K/L dan DES MAR PERENCANAAN
Non- Kapasitas Fiskal
K/L (Resource
Envelope)

KEPUTUSAN
PRESIDEN
NOV
SIKLUS MAR
SURAT
Rincian Alokasi BERSAMA
Anggaran Belanja
Pemerintah Pusat PENYUSUNAN Pagu Indikatif

APBN PERATURAN
PRESIDEN
UNDANG-UNDANG MEI MENGENAI RKP
OKT
APBN PPKF, KEM, RKP

RUU DAN AGUS JUN KEPUTUSAN


NOTA KEUANGAN MENTERI
KEUANGAN
RAPBN
Pagu Anggaran
SIKLUS PENYUSUNAN APBN
PP No. 90 Tahun 2010 ttg Penyusunan RKA K/L
Presiden menetapkan
arah kebijakan dan Surat Bersama Perpres
Surat Bersama Pembahasan RUU APBN, Nota
prioritas Pagu Anggaran Rincian APBN
Pagu Indikatif Keuangan, dan Himpunan RKA
pembangunan (maksimal akhir (maksimal 30
(maksimal akhir K/L DPR
nasional bulan Juni) November)
bulan Maret)

Resource
RUU APBN, Nota APBN
Envelope RUU APBN, Nota Keuangan, Keuangan, dan (maksimal DIPA (maksimal
(maksimal dan Himpunan RKA K/L Himpunan RKA K/L akhir 31 Desember)
pertengahan diajukan kepada DPR diajukan kepada DPR Oktober)
Februari)

Jan Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
Feb
Tema, Pertemuan Tiga
sasaran Kemenkeu & Bappenas Rancangan RKP Pihak Penelaahan Penetapan
dan arah membahas rincian Renja K/L Pagu Daftar Proyek
Pagu Indikatif Perpres RKP Alokasi Anggaran
kebijakan Anggaran Prioritas

Evaluasi Bappenas dan Penelaahan


Kinerja Kemkeu Penelaahan RKA-K/L &
Penyusunan dan Penelaahan Renja K/L Pemutakhiran
dan melakukan RKA-K/L & KPJM,
-Bappenas dan Kemkeu- RKP
anggaran tinjau ulang KPJM, termasuk
angka dasar termasuk Penandaan * PP 17/2017 melengkapi
Penandaan Output PN proses penganggaran
Output PN yang sebelumnhya diatur
Pasca PP No. 17 Tahun 2017 ttg Sinkronisasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan dalam PP No. 90/2010

15
Sinkronisasi Perencanaan dan Penganggaran

▪ Bappenas dan Kemkeu bersama-sama


menyusun rencana pemanfaatan subsidi
▪ Bappenas dan Kemkeu bersama-sama
Rp pangan, subsidi pupuk, subsidi benih, hibah
melakukan tinjau ulang (riview) angka dasar
daerah, dana transfer khusus, dana desa, dan
sumber pendanaan lainnya

▪ Bappenas dan Kemkeu bersama-sama


▪ Bappenas, Kemkeu dan K/L melakukan
menentukan indikator ekonomi makro
Penelaahan Rancangan Renja K/L dan RKA K/L
▪ Pembahasan KEM dan PPKF melibatkan
Kemenko Bidang Perekonomian

▪ Bappenas dan Kemkeu bersama-sama dalam ▪ Bappenas dan Kemkeu bersama-sama


penyusunan Pagu Indikatif dan Pagu mengoordinasikan K/L dalam
Anggaran pembicaraan pendahuluan dengan DPR
▪ Persetujuan Pagu Indikatif oleh Presiden
melalui Kemenko Bid Perekonomian a. berbagi pakai data (data sharing) perencanaan dan
penganggaran serta realisasi belanja;
b. menyelenggarakan Sistem Informasi Perencanaan
dan Penganggaran yang terintegrasi; dan
c. menyusun format, klasifikasi, dan sistem database
Renja-K/L dan RKA-K/L. 16
Komponen Dasar
APBN
Asumsi Dasar Ekonomi Makro

Pendapatan Belanja Negara


Negara
Belanja
Pajak
Pemerintah Pusat Surplus
max 3% PDB
PNBP (Defisit)
Transfer ke Daerah
Hibah (penerimaan) dan Dana Desa

Pembiayaan
Dalam Negeri

Luar Negeri
ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO
DALAM APBN

Harga
ASUMSI DASAR Minyak
EKONOMI MAKRO: Mentah
Suku Bunga
Indonesia
SPN 3
Merupakan indikator utama sebagai acuan
Bulan
dalam penyusunan besaran APBN

Pergerakan Asumsi Dasar Ekonomi Pertumbuha


Makro akan mempengaruhi komponen n Ekonomi Lifting
Minyak
Postur APBN lainnya
yo
hi is e te

Lifting
Gas

Nilai Tukar
Infla Rupiah
si terhadap Dolar
AS
PERUBAHAN FORMAT DAN STRUKTUR APBN

T-Account I-Account

PENERIMAAN PENGELUARAN A. PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH


I. Penerimaan Dalam Negeri I. Pengeluaran Rutin I. Penerimaan Dalam Negeri
1. Migas 1. Belanja Pegawai 1. Penerimaan Perpajakan
2. Non Migas 2. Belanja Barang 2. Penerimaan Negara Bukan Pajak
a. Pajak 3. Subsidi Daerah Otonom II. Penerimaan Hibah
b. Bukan Pajak 4. Pembayaran Bunga dan Cicilan Utang B. BELANJA NEGARA
II. Penerimaan Pembangunan a. Bunga I. Belanja Pemerintah Pusat
1. Pinjaman Program b. Pokok 1. Belanja Pegawai
2. Pinjaman Proyek II. Pengeluaran Pembangunan 2. Belanja Barang
1. Pembiayaan Rupiah 3. Belanja Modal
a. Bunga Kredit Program 4. Pembayaran Bunga Utang
b. Bunga Obligasi Restr. Perbankan 5. Subsidi
2. Pembiayaan Proyek 6. Belanja Hibah
7. Bantuan Sosial
Berimbang
Berimbang dandanDinamis
Dinamis 8. Belanja Lain-lain
II. Transfer ke Daerah dan Dana Desa
1. Transfer ke Daerah
2. Dana Desa
C. Keseimbangan Primer
D. Surplus/Defisit Anggaran
E. Pembiayaan

DefisitDefisit
Anggaran Anggaran
dibiayai dengandibiayai dengan
Sumber Pembiayaan
Sumber Pembiayaan
Dalam Negeri dan Luar NegeriDalam
Negeri dan Luar Negeri
STRUKTUR
APBN Semua penerimaan yang
Pendapatan Negara menambah ekuitas dana
▪ Pendapatan Perpajakan lancar, yang merupakan hak
▪ Pendapatan Negara Bukan Pajak negara dalam 1 tahun
(PNBP) anggaran yang tidak perlu
dibayar kembali oleh negara
▪ Pendapatan Hibah
Semua pengeluaran yang
Belanja Negara mengurangi ekuitas dana lancar,
▪ Belanja Pemerintah Pusat yang merupakan kewajiban
negara dalam satu tahun
▪ Klasifikasi Organisasi, Fungsi dan
anggaran yang tidak akan
Jenis Belanja diperoleh pembayarannya kembali
▪ Transfer ke Daerah dan Dana Desa oleh Negara

Surplus/Defisit Anggaran
Semua penerimaan yang perlu
Pembiayaan Anggaran dibayar kembali dan/atau
pengeluaran yang akan diterima
▪ Pembiayaan Utang kembali, baik pada tahun
▪ Pembiayaan Investasi anggaran bersangkutan
▪ Pemberian Pinjaman maupun pada tahun-tahun
anggaran berikutnya
▪ Kewajiban Penjaminan
▪ Pembiayaan Lainnya
Pendapatan Negara
Pendapatan Negara
• Pendapatan Negara adalah hak Pemerintah Pusat yang diakui
sebagai penambah kekayaan bersih yang terdiri atas:
Penerimaan
Perpajakan

Penerimaan Negara
Bukan Pajak

Penerimaan Hibah
Penerimaan Perpajakan
• Penerimaan Perpajakan adalah semua penerimaan negara yang terdiri
atas Pendapatan Pajak Dalam Negeri dan Pendapatan Pajak
Perdagangan Internasional.
• Tren perkembangan rasio perpajakan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Beberapa
faktor diantaranya adalah perkembangan ekonomi global dan nasional, dinamika
harga komoditas, serta kebijakan perpajakan.
Beberapa faktor yang mempengaruhi tren rasio Perpajakan
Faktor Perkembangan ekonomi global dan nasional

Seperti:
• Pada tahun 2019 terjadi perang dagang antara AS dan Tiongkok yang menekan perekonomian global
sehingga menyebabkan rasio perpajakan turun.
• Pandemi Covid-19 menurunkan aktivitas perekonomian dan memengaruhi kinerja penerimaan
perpajakan.

Faktor dinamika harga komoditas

Seperti:
• Pada tahun 2018 dan 2021, terdapat tren peningkatan harga komoditas (commodity boom) yang
berdampak pada meningkatnya kinerja ekspor, penerimaan pajak dari sektor pertambangan dan
pelaku usaha terkait, serta penerimaan dari pajak perdagangan internasional Indonesia, menjadi
faktor utama peningkatan rasio perpajakan.

Faktor kebijakan perpajakan


Seperti:
• Sebagai salah satu respons kebijakan fiskal di masa pandemi, Pemerintah memberikan insentif
perpajakan dan stimulus fiskal yang masif pada tahun 2020 sehingga rasio perpajakan menurun.
Penerimaan Perpajakan
• Jenis-jenis pendapatan perpajakan:

• Pajak Penghasilan (PPh)


• Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Pendapatan • Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM)
Pajak Dalam
Negeri • Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
• Cukai
• Pajak Lainnya

Pendapatan
Pajak • Bea Masuk
Perdagangan • Bea Keluar
Internasional
Penerimaan Negara Bukan Pajak
• Penerimaan Negara Bukan Pajak yang selanjutnya disingkat PNBP adalah
pungutan yang dibayar oleh orang pribadi atau badan dengan
memperoleh manfaat langsung maupun tidak langsung atas layanan atau
pemanfaatan sumber daya dan hak yang diperoleh Negara, berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang menjadi penerimaan Pemerintah
Pusat di luar penerimaan perpajakan dan hibah dan dikelola dalam
mekanisme anggaran pendapatan dan belanja negara
Penerimaan Negara Bukan Pajak

Jenisnya: 1. Pendapatan Sumber Daya Alam

2. Pendapatan dari Kekayaan Negara yang Dipisahkan

3. Pendapatan PNBP Lainnya

4. Pendapatan Badan Layanan Umum


Penerimaan Negara Bukan Pajak
Kinerja capaian realisasi PNBP dipengaruhi banyak factor,
seperti:

harga komoditas,

volume produksi,

nilai tukar Rupiah terhadap USD,

jumlah pelayanan yang diberikan, dan

jenis serta besaran tarif.


Penerimaan Negara Bukan Pajak
Upaya perbaikan pengelolaan PNBP

• penyempurnaan regulasi PNBP di K/L,


• perbaikan dan penyempurnaan serta integrasi sistem SIMPONI (Sistem
Informasi PNBP Online) dengan sistem di K/L.
• mendorong peningkatan implementasi program sinergi/joint system,
• melakukan intensifikasi penagihan piutang PNBP melalui implementasi
Automatic Blocking System (ABS),
• menginisiasi integrasi sistem dengan membangun Sistem Informasi
Pengelolaan Mineral dan Batubara antar Kementerian/Lembaga (SIMBARA),
dan
• profiling wajib bayar (minerba) dalam rangka meningkatkan pengawasan
PNBP
PNBP-Sumber Daya Alam
Terdiri dari:
• SDA Minyak dan Gas Bumi, dipengaruhi oleh harga minyak mentah dan
lifting migas
• SDA Mineral dan Batubara (Minerba), dipengaruhi oleh Harga Barubara
Acuan (HBA) dan volume produksi
• SDA Kehutanan, dipengaruhi oleh optimalisasi produksi, perbaikan regulasi
dan tata Kelola. SDA Kehutanan antara lain dana reboisasi, provisi sumber
daya hutan (PSDH), Iuran ijin usaha pemanfaatan hutan (IIUPH), dan
penggunaan Kawasan hutan (PKH)
• SDA Perikanan, dipengaruhi oleh kebijakan penangkapan ikan, pelayanan,
kepatuhan pelaku usaha dan pembayaran PNBP, dan produksi perikanan
• SDA panas bumi, dipengaruhi oleh harga jual listrik, biaya, nilai tukar rupiah
dan PPN Reimbursement.
PNBP-Kekayaan Negara Dipisahkan (KND)
Terdiri dari:
• Dividen BUMN Perbankan
• Dividen BUMN Nonperbankan, dan
• Sisa surplus BI Bagian Pemerintah
Secara umum dipengaruhi oleh:
• Kinerja BUMN dan Lembaga lain (seperti BI, LPE dan LPS)
PNBP Lainnya
• meliputi seluruh jenis PNBP yang tidak masuk kelompok PNBP SDA,
Kekayaan Negara Dipisahkan, dan PNBP Pendapatan BLU.
Terdiri dari:
1. pendapatan K/L,
2. pendapatan Penjualan Hasil Tambang (PHT), dan
3. pendapatan DMO Minyak Mentah.
PNBP-Pendapatan Badan Layanan Umum
Berdasarkan jenisnya, BLU dikelompokkan dalam lima sektor (rumpun):
1. Pendidikan
2. Kesehatan
3. Pengelola dana
4. Barang/jasa lainnya, dan
5. Pengelola kawasan.
Penerimaan Hibah
• Penerimaan Hibah adalah semua penerimaan negara baik
dalam bentuk devisa dan/atau devisa yang dirupiahkan, rupiah,
jasa, dan/atau surat berharga yang diperoleh dari pemberi
hibah yang tidak perlu dibayar kembali dan yang tidak
mengikat, baik yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar
negeri
Penerimaan Hibah
Penerimaan hibah dalam negeri, berasal dari:
• lembaga keuangan dalam negeri
• lembaga non keuangan dalam negeri
• pemerintah daerah
• perusahaan asing yang melakukan kegiatan di wilayah Indonesia
• lembaga lainnya, dan
• perorangan.
Penerimaan Hibah
Penerimaan hibah dari luar negeri, berasal dari:
• negara asing
• lembaga di bawah PBB
• lembaga multilateral
• Lembaga keuangan asing dan non asing
• lembaga keuangan nasional yang berdomisili dan melakukan kegiatan
usaha di luar wilayah Indonesia, dan
• perorangan.
Penerimaan Hibah
Kebijakan Penerimaan HIbah
1. penerimaan hibah harus memenuhi prinsip transparan, akuntabel, efisien dan
efektif, kehati-hatian, tidak disertai ikatan politik, dan tidak memiliki muatan
yang dapat mengganggu stabilitas keamanan negara;
2. penerimaan hibah diutamakan dari hibah yang tidak memerlukan Rupiah Murni
Pendamping (RMP);
3. penerimaan hibah tidak mengakibatkan inefisiensi belanja pemeliharaan dari
APBN;
4. penerimaan hibah dalam bentuk barang dan jasa diutamakan barang dalam
kondisi baru dan tidak memerlukan tambahan biaya dari APBN untuk upgrading
atau retrofit; dan
5. penerimaan hibah diutamakan untuk mendanai kegiatan yang menjadi prioritas
K/L dan memberikan nilai tambah dalam pembangunan nasional.
Belanja Negara
Belanja Negara
• Belanja Negara adalah kewajiban Pemerintah Pusat yang diakui sebagai
pengurang nilai kekayaan bersih yang terdiri atas belanja Pemerintah
Pusat dan Transfer ke Daerah dan Dana Desa.

Belanja Negara, terdiri dari:

1
• Belanja Pemerintah Pusat

2
• Transfer Ke Daerah dan Dana Desa
Belanja Negara
Belanja Pemerintah Pusat dikelompokkan sebagai berikut:

• Belanja Pemerintah Pusat Menurut Organisasi


1

• Belanja Pemerintah Pusat Menurut Fungsi


2

• Belanja Pemerintah Pusat Menurut Jenis Belanja


3
Belanja Pemerintah Pusat Menurut Jenis Belanja

1. Belanja Pegawai
Jenis 2. Belanja Barang
Belanja 3. Belanja Modal
4. Belanja Bunga Utang
5. Belanja Subsidi
6. Belanja Hibah
7. Belanja Bantuan Sosial
8. Belanja Lain-Lain
Belanja Pemerintah Pusat Menurut Jenis
Belanja
• Belanja Pegawai: Kompensasi dalam bentuk uang maupun barang yang diberikan
kepada pegawai negeri, pejabat negara, dan pensiunan serta pegawai honorer
yang akan diangkat sebagai pegawai lingkup pemerintahan baik yang bertugas di
dalam maupun di luar negeri sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah
dilaksanakan dalam rangka mendukung tugas dan fungsi unit organisasi
pemerintah
• Belanja Barang: Pengeluaran untuk pembelian barang dan/atau jasa yang habis
pakai untuk memproduksi barang dan/atau jasa yang dipasarkan maupun yang
tidak dipasarkan serta pengadaan barang yang dimaksudkan untuk diserahkan
atau dijual kepada masyarakat di luar kriteria belanja bantuan sosial serta belanja
perjalanan
• Belanja Modal: Pengeluaran untuk pembayaran perolehan aset dan/atau
menambah nilai aset tetap/aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu
periode akuntansi dan melebihi batas minimal kapitalisasi aset tetap/aset lainnya
yang ditetapkan pemerintah
Belanja Pemerintah Pusat Menurut Jenis Belanja
• Belanja Bunga Utang: Pembayaran kewajiban atas penggunaan pokok utang
(principal outstanding), baik utang dalam negeri maupun utang luar negeri yang
dihitung berdasarkan ketentuan dan persyaratan dari utang yang sudah ada dan
perkiraan utang baru, termasuk untuk biaya terkait dengan pengelolaan utang.
• Belanja Subsidi: Alokasi anggaran yang diberikan kepada perusahaan/lembaga
untuk memproduksi, menjual, mengekspor, atau mengimpor barang dan jasa,
yang memenuhi hajat hidup orang banyak sedemikian rupa sehingga harga jualnya
dapat dijangkau oleh masyarakat. Belanja subsidi diberikan oleh Menteri
Keuangan selaku Bendahara Umum Negara.
• Belanja Hibah: Merupakan belanja pemerintah pusat dalam bentuk transfer
uang/barang kepada pemerintah negara lain, organisasi internasional, BUMN/D,
dan pemerintah daerah yang bersifat sukarela, tidak wajib, tidak mengikat, dan
tidak perlu dibayar kembali serta tidak terus menerus dan dilakukan dengan
naskah perjanjian antara pemberi hibah dan penerima hibah dengan pengalihan
hak dalam bentuk uang, barang, atau jasa.
Belanja Pemerintah Pusat Menurut Jenis Belanja
• Belanja Bantuan Sosial: Transfer uang atau barang yang diberikan oleh
Pemerintah Pusat/Daerah kepada masyarakat guna melindungi dari
kemungkinan terjadinya resiko sosial. Bantuan sosial dapat langsung
diberikan kepada anggota masyarakat dan/atau lembaga kemasyarakatan
termasuk didalamnya bantuan untuk lembaga non pemerintah bidang
pendidikan, keagamaan, dan bidang lain yang berperan untuk melindungi
individu, kelompok dan/atau masyarakat dari kemungkinan terjadinya risiko
sosial.
• Belanja Lain-lain: Pengeluaran negara untuk pembayaran atas kewajiban
pemerintah yang tidak masuk dalam kategori belanja pegawai, belanja
barang, belanja modal, belanja bunga utang, belanja subsidi, belanja hibah,
dan belanja bantuan sosial serta bersifat mendesak dan tidak dapat
diprediksi sebelumnya
Transfer ke Daerah
• Transfer ke Daerah yang selanjutnya disingkat TKD adalah dana yang bersumber
dari APBN dan merupakan bagian dari belanja negara yang dialokasikan dan
disalurkan kepada Daerah untuk dikelola oleh Daerah dalam rangka mendanai
penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.
• Sesuai amanat UU Nomor 1/2022 tentang Hubungan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (HKPD) terdapat perubahan cakupan
Transfer ke Daerah yang memasukkan Dana Desa sebagai salah satu bagian dari
Transfer ke Daerah
Transfer ke Daerah
1. Dana Bagi Hasil (DBH)
Terdiri
2. Dana Alokasi Umum (DAU)
dari:
3. Dana Alokasi Khusus (DAK)
4. Dana Otonomi Khusus
5. Dana Keistimewaan
6. Dana Desa,
Transfer ke Daerah
• Dana Bagi Hasil yang selanjutnya disingkat DBH adalah bagian dari TKD
yang dialokasikan berdasarkan persentase atas pendapatan tertentu
dalam APBN dan kinerja tertentu, yang dibagikan kepada Daerah
penghasil dengan tujuan untuk mengurangi ketimpangan fiskal antara
Pemerintah dan Daerah, serta kepada Daerah lain nonpenghasil dalam
rangka menanggulangi eksternalitas negatif dan/atau meningkatkan
pemerataan dalam satu wilayah
Transfer ke Daerah
• Dana Alokasi Umum yang selanjutnya disingkat DAU adalah
bagian dari TKD yang dialokasikan dengan tujuan mengurangi
ketimpangan kemampuan keuangan dan layanan publik
antar-Daerah.
Transfer ke Daerah
• Dana Alokasi Khusus yang selanjutnya disingkat DAK adalah
bagian dari TKD yang dialokasikan dengan tujuan untuk
mendanai program, kegiatan, dan/atau kebijakan tertentu yang
menjadi prioritas nasional dan membantu operasionalisasi
layanan publik, yang penggunaannya telah ditentukan oleh
Pemerintah.
Transfer ke Daerah
• Dana Otonomi Khusus adalah bagian dari TKD yang
dialokasikan kepada Daerah tertentu untuk mendanai
pelaksanaan otonomi khusus sebagaimana ditetapkan dalam
Undang-Undang mengenai otonomi khusus
Transfer ke Daerah
• Dana Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta yang selanjutnya disebut
Dana Keistimewaan adalah bagian dari TKD yang dialokasikan untuk
mendukung urusan keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta
sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang mengenai keistimewaan
Yogyakarta.
Transfer ke Daerah
• Dana Desa adalah bagian dari TKD yang diperuntukkan bagi
desa dengan tujuan untuk mendukung pendanaan
penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan,
pemberdayaan masyarakat, dan kemasyarakatan.
SURPLUS/DEFISIT ANGGARAN
DAN KESEIMBANGAN PRIMER
SURPLUS/DEFISIT ANGGARAN
• Surplus/defisit anggaran adalah selisih antara Pendapatan negara
dengan belanja negara dalam satu tahun anggaran
• Surplus anggaran adalah selisih lebih antara Pendapatan negara
dengan belanja negara, pendapatan negara melebih dari belanja
negara
• Defisit anggaran selisih kurang antara Pendapatan negara dengan
belanja negara, pendapatan negara kurang dari belanja negara
Keseimbangan Primer
• Keseimbangan primer merupakan selisih antara pendapatan
negara dikurangi belanja negara di luar pembayaran bunga
utang.
• Keseimbangan primer surplus = pendapatan negara > belanja
negara di luar pembayaran bunga utang
• Keseimbangan primer defisit = pendapatan negara < belanja
negara di luar pembayaran bunga utang
PEMBIAYAAN ANGGARAN
Pembiayaan Anggaran
• Pembiayaan Anggaran adalah setiap penerimaan yang perlu
dibayar kembali, penerimaan kembali atas pengeluaran
tahun-tahun anggaran sebelumnya, pengeluaran kembali atas
penerimaan tahun-tahun anggaran sebelumnya, penggunaan
saldo anggaran lebih, dan/atau pengeluaran yang akan diterima
kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun
tahun-tahun anggaran berikutnya.
Pembiayaan Anggaran, terdiri dari:

1. Penerimaan Pembiayaan
• Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan Rekening
Kas Umum Negara/Daerah yang perlu dibayar kembali

2. Pengeluaran Pembiayaan
• Pengeluaran pembiayaan adalah semua pengeluaran
Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang akan diterima
kembali
Pembiayaan Anggaran
•Secara umum, pembiayaan terdiri dari utang dan non
utang. Pembiayaan utang terdiri dari:

1. Penerbitan SBN

2. Pengadaan pinjaman
• baik pinjaman yang
• berasal dari dalam negeri maupun pinjaman yang
berasal dari luar negeri
Pembiayaan Anggaran
Pembiayaan non utang terdiri atas empat komponen utama yaitu:
1. Pembiayaan investasi, yang meliputi investasi kepada BUMN,
investasi kepada lembaga/badan lainnya, investasi kepada
BLU, dan investasi kepada organisasi/lembaga keuangan
internasional/badan usaha internasional serta penerimaan
kembali investasi;
2. Pemberian pinjaman, baik kepada BUMN, pemerintah daerah,
lembaga atau badan lainnya;
3. Kewajiban penjaminan untuk berbagai proyek penugasan dari
Pemerintah kepada BUMN; dan
4. Pembiayaan lainnya (diantaranya dalam bentuk SAL).
APBD
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya
disingkat APBD adalah rencana keuangan tahunan Daerah
yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah (Perda)

APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan Urusan


Pemerintahan daerah yang menjadi kewenangan Daerah dan
kemampuan Pendapatan Daerah

APBD disusun dengan mempedomani KUA PPAS yang didasarkan


pada RKPD.
STRUKTUR APBD APBD

PENDAPATAN BELANJA PEMBIAYAAN

PAD Belanja Operasi Penerimaan Pembiayaan

Pajak Daerah B. Pegawai SiLPA


Retribusi Daerah Pencairan d. cadangan
B. Barang & Jasa
Hsl Pengelolaan Penj yang dipisahkan
B. Bunga
Kekayaan Daerah yg Penerimaan pinjaman
Dipisahkan B. Subsidi Penerimaan kembali
Lain –lain PAD yg Sah B. Hibah pemberian pinjaman
Pendapatan Transfer Penerimaan Pembiayaan
B. Bantuan Sosial
lainnya Sesuai PUU
Transfer Pemerintah
Belanja Modal Pengeluaran Pembiayaan
Pusat
Transfer Antar Daerah Belanja Tidak Terduga pembayaran cicilan pokok Utang

Belanja Transfer Penyertaan modal


LAIN 2 PD YG SAH
Pembentukan dana
Hibah B. Bagi Hasil
cadangan
Dana Darurat B. Bantuan Keuangan Pemberian pinjaman
Lain-Lain Pendapatan pengeluaran
Sesuai PUU
Pembiayaan lainnya
Sumber : Kementerian Keuangan, 2021 sesuai PUU
Pendapatan Daerah
Pendapatan Daerah
• Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang melalui
Rekening Kas Umum Daerah, yang menambah ekuitas dana lancar,
yang merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran yang tidak
perlu dibayar kembali oleh Daerah
• Pendapatan Daerah, terdiri dari:
1. Pendapatan asli daerah;
2. Pendapatan transfer; dan
3. Lain-lain pendapatan daerah yang sah
1. Pendapatan Asli Daerah
Meliputi:
pajak daerah;
Adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat

retribusi daerah;
adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus
disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan

hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan; dan


Merupakan Penerimaan Daerah atas hasil penyertaan modal daerah

lain-lain pendapatan asli daerah yang sah


• Antara lain hasil penjualan BMD, pemanfaatan BMD, hasil kerja sama daerah, pendapatan bunga,
pendapatan denda dan lain-lain.
2. Pendapatan Transfer
a. Transfer pemerintah pusat;
1) Dana Bagi Hasil;
2) Dana Alokasi Umum;
3) Dana Alokasi Khusus
4) Dana otonomi khusus;
5) Dana keistimewaan; dan
6) Dana desa.
b. Transfer antar daerah;
1) Pendapatan bagi hasil; dan
2) Bantuan keuangan
Dana Bagi Hasil (DBH)
adalah bagian dari Transfer ke Daerah (TKD) yang dialokasikan berdasarkan persentase atas
pendapatan tertentu dalam APBN dan kinerja tertentu, yang dibagikan kepada Daerah
penghasil dengan tujuan untuk mengurangi ketimpangan fiskal antara Pemerintah dan
Daerah, serta kepada Daerah lain nonpenghasil dalam rangka menanggulangi
eksternalitas negatif dan/atau meningkatkan pemerataan dalam satu wilayah

Dana Alokasi Umum (DAU)


adalah bagian dari TKD yang dialokasikan dengan tujuan mengurangi ketimpangan
kemampuan keuangan dan layanan publik antar-Daerah

Dana Alokasi Khusus (DAK)


adalah bagian dari TKD yang dialokasikan dengan tujuan untuk mendanai program,
kegiatan, dan/atau kebijakan tertentu yang menjadi prioritas nasional dan membantu
operasionalisasi layanan publik, yang penggunaannya telah ditentukan oleh Pemerintah
Dana Otonomi Khusus
adalah bagian dari TKD yang dialokasikan kepada Daerah tertentu untuk
mendanai pelaksanaan otonomi khusus sebagaimana ditetapkan dalam
Undang-Undang mengenai otonomi khusus

Dana Keistimewaan
adalah bagian dari TKD yang dialokasikan untuk mendukung urusan
keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta sebagaimana ditetapkan dalam
Undang-Undang mengenai keistimewaan Yogyakarta

Dana Desa
bagian dari TKD yang diperuntukkan bagi desa dengan tujuan untuk mendukung
pendanaan penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan,
pemberdayaan masyarakat, dan kemasyarakatan.
Pendapatan Bagi Hasil
• merupakan dana yang bersumber dari Pendapatan Daerah
yang dialokasikan kepada Daerah lain berdasarkan angka
persentase tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan

Bantuan Keuangan
• merupakan dana yang diterima dari Daerah lainnya baik
dalam rangka kerja sama daerah, pemerataan peningkatan
kemampuan keuangan, dan/atau tujuan tertentu lainnya
3. LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH
•Terdiri dari:

a. hibah;
b. dana darurat; dan
c. lain-lain pendapatan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan
Hibah
• merupakan bantuan berupa uang, barang, dan/atau jasa yang berasal dari
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah lain, masyarakat, dan badan usaha
dalam negeri atau luar negeri yang tidak mengikat untuk menunjang
peningkatan penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Dana Darurat
• merupakan dana yang berasal dari APBN yang diberikan kepada Daerah
pada tahap pasca bencana untuk mendanai keperluan mendesak yang
diakibatkan oleh bencana yang tidak mampu ditanggulangi oleh Daerah
dengan menggunakan sumber APBD sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
Insentif Fiskal
• Pemerintah dapat memberikan insentif fiskal kepada Daerah
atas pencapaian kinerja berdasarkan kriteria tertentu
• Kriteria tertentu tersebut berupa perbaikan dan/atau pencapaian
kinerja Pemerintahan Daerah, antara lain pengelolaan
Keuangan Daerah, pelayanan umum pemerintahan, dan
pelayanan dasar
Belanja Daerah
Belanja Daerah
• Belanja daerah meliputi semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum
Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar, yang merupakan
kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran yang tidak akan
diperoleh pembayarannya kembali oleh Daerah
• Belanja Daerah digunakan untuk mendanai pelaksanaan Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah, yang terdiri dari:
1. Urusan Pemerintahan Wajib, adalah Urusan Pemerintahan yang wajib
diselenggarakan oleh semua Daerah terdiri atas Urusan Pemerintahan Wajib yang terkait
Pelayanan Dasar dan Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak terkait Pelayanan Dasar
2. Urusan Pemerintahan Pilihan, adalah Urusan Pemerintahan yang wajib
diselenggarakan oleh Daerah sesuai dengan potensi yang dimiliki Daerah
Jenis Belanja Daerah
1. Belanja Operasi 3. Belanja tidak terduga.
• belanja pegawai; 4. Belanja Transfer
• belanja barang dan jasa; • belanja bagi hasil ; dan
• bunga; • belanja bantuan keuangan
• subsidi;
• hibah;
• bantuan sosial;
2. Belanja modal (sesuai jenis)
• belanja modal tanah;
• belanja modal peralatan dan mesin;
• belanja modal gedung dan bangunan;
• Belanja modal Jalan Irigasi dan Jaringan;
• Belanja modal aset tetap lainnya
Jenis Belanja Daerah
• Belanja Operasi merupakan pengeluaran anggaran untuk Kegiatan
sehari-hari Pemerintah Daerah yang memberi manfaat jangka pendek
• Belanja Modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset
tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari 1 (satu) periode
akuntansi.
• Belanja Tidak Terduga merupakan pengeluaran anggaran atas Beban
APBD untuk keperluan darurat termasuk keperluan mendesak yang tidak
dapat diprediksi sebelumnya
• Belanja Transfer merupakan pengeluaran uang dari Pemerintah Daerah
kepada Pemerintah Daerah lainnya dan/atau dari Pemerintah Daerah
kepada pemerintah desa
Pembiayaan Daerah
Pembiayaan Daerah
• Pembiayaan daerah meliputi semua penerimaan yang perlu dibayar
kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada
tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun
anggaran berikutnya
• Pembiayaan Daerah terdiri dari Penerimaan Pembiayaan dan
Pengeluaran Pembiayaan
Penerimaan Pembiayaan Daerah
1. sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya;
2. pencairan dana cadangan;
3. hasil penjualan kekayaan Daerah yang dipisahkan;
4. penerimaan pinjaman Daerah;
5. Penerimaan kembali pemberian pinjaman daerah; dan
6. penerimaan pembiayaan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
Pengeluaran Pembiayaan Daerah
1. pembayaran cicilanpokok utang yang jatuh tempo;
2. penyertaan modal daerah;
3. pembentukan dana cadangan;
4. pemberian pinjaman; dan/atau
5. pengeluaran pembiayaan lainnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan

Anda mungkin juga menyukai