Anda di halaman 1dari 15

SIKLUS, PENYUSUNAN, DAN

SISTEMATIKA APBN DAN APBD

JUAN ADITYA 18520086


BINTANG WIDIA O. 18520127
SIKLUS APBN
Konsep dan Tahap Penyusunan
APBN Fungsi APBN
Fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi
dan stabilisasi.

Wildavsky (2004:iv), semua anggaran pemerintahan adalah tentang


politik, keputusan tentang kekuasaan, siapa yang memegangnya,
Politik siapa yang diuntungkannya, dan siapa yang tidak diuntungkan.
Anggaran pemerintah memutuskan berapa banyak uang yang diberikan ke
setiap program dengan melihat berapa banyak uang
yang diterimanya dan memberikan sebuah manfaat “keadilan”.

Kesejahteraan Takaran “keadilan” yang disebut Wildavsky?


1. Tidak sekadar besarnya alokasi.
Rakyat 2. Anggaran harus pro poor, pro growth dan pro job.
3. Anggaran yang dialokasikan dapat memperbaiki
indikator-indikator kesejahteraan

TAHAP PENYUSUNAN APBN


1. Perencanaan Dan Penganggaran
2. Pengajuan Pembahasan Dan Penetapan APBN
3. Pengawasan Pelaksanaan APBN
4. Pertanggungjawaban pelaksanaan APBN
Perencanaan dan Penganggaran
Di tahap ini pemerintah mempersiapkan rancangan APBN, meliputi perkiraan penerimaan dan
pengeluaran, skala prioritas, dan penyusunan budget exercise.

Perencanaan dan Penyusunan RAPBN dilakukan pada setiap periode Januari-Juli di tahun sebelum
pelaksanaan anggaran. Perencanaan dilakukan oleh Kementerian/Lembaga yang menghasilkan rencana
kerja pemerintah (RKP/RKAKL) yang mengacu pada asumsi dasar ekonomi makro.

Rancangan tersebut dipengaruhi oleh beberapa asumsi dasar seperti pertumbuhan ekonomi, nilai suku
bunga yang akan datang, harga minyak dan gas di Indonesia, hingga perkiraan inflasi dan nilai tukar
rupiah.

Jika segala aspek telah ditentukan, maka proses belanjut ke tahap finalisasi RAPBN. Pemerintah
kemudian akan menyerahkan dokumen RAPBN dan Nota Keuangan kepada DPR.
Tahap pengajuan, pembahasan, dan
penetapan APBN
RAPBN yang telah ditetapkan kemudian diajukan untuk melalui proses pembahasan oleh menteri
keuangan (Menkeu), Panitia Anggaran DPR, dan mempertimbangkan masukan dari DPD. Hasil dari
pembahasan RAPBN akan menjadi UU APBN yang memuat satuan anggaran.

Satuan anggaran merupakan dokumen yang berisi pedoman alokasi dana setiap departemen atau lembaga,
sektor, subsektor, program, dan berbagai macam proyek.

Pembahasan dan penetapan APBN idealnya berlangsung selama bulan Agustus-Oktober pada tahun
sebelum pelaksanaan anggaran. Jangka waktu penetapan APBN tidak boleh lebih dari dua bulan sebelum
tahun anggaran dilaksanakan.
Tahap pengawasan pelaksanaan
APBN
Pelaksanaan APBN selama Januari-Desember di tahun anggaran berjalan. Dalam anggaran belanja negara
harus berdasar pada prinsip: hemat dan efisien; efektif terarah dan terkendali sesuai rencana; serta
mengutamakan penggunaan produk dalam negeri.

Pelaksanaan APBN akan diawasi pengawas fungsional dari eksternal maupun internal pemerintah.
Tahap
Sebelumpertanggungjawaban pelaksanaan
tahun anggaran APBN berakhir, Kementerian Keuangan diharuskan APBN
membuat laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan APBN.

Laoran pertanggungjawaban pelaksanaan harus disampaikan pemerintah kepada DPR selambat-


lambatnya 6 bulan usai tahun anggaran berakhir.

Presiden harus menyampaikan RUU Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN kepada DPR yang isinya
berupa Laporan Keuangan yang telah diperiksa Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Laporan Keuangan itu meliputi: Laporan Realisasi APBN; Neraca; Laporan Arus Kas; Catatan atas
Laporan Keuangan yang dilampiri dengan laporan keuangan perusahaan milik negara dan badan lainnya.
Sistematika Penyusunan APBN
PEMERINTAH DPR
PUSAT
Dibahas bersama Pemrt. Pusat
Pokok2 kebj. fiskal & kerangka
dalam pembicaraan pendahuluan
ekonomi makro (± Mei)
RAPBN Membahas, kebijakan
umum dan prioritas anggaran
menteri/ pimpinan lembaga selaku untuk dijadikan acuan bagi setiap
pengguna anggaran /pengguna kementerian negara/lembaga
barang menyusun rencana kerja dan dalam penyusunan usulan
anggaran kementerian berdasarkan anggaran
PP
Dibahas dalam pembicaraan
pendahuluan RAPBN
Merteri Keuangan, sebagai bahan
penyusunan RUU tentang APBN Pembahasan RUU tentang APBN
dilakukan sesuai dengan UU yang
mengatur susunan dan kedudukan
Pemerintah Pusat mengajukan RUU DPR & dapat mengajukan usul
tentang APBN, disertai nota keuangan yang mengakibatkan perubahan
dan dokumen2 pendukungnya (Bulan jumlah penerimaan dan
Agustus) pengeluaran dalam RUU tentang
Sistematika Penyusunan APBN
PEMERINTAH DPR
PUSAT
Pembahasan RUU tentang APBN dilakukan sesuai
dengan UU yang mengatur susunan dan kedudukan
DPR & dapat mengajukan usul yang mengakibatkan
perubahan jumlah penerimaan dan pengeluaran dalam
RUU tentang APBN

Revisi jika ada perubahan dari tindak Pembahasan revisi dan pengambilan
lanjut usulan DPR keputusan oleh DPR
mengenai RUU tentang APBN
dilakukan sebelun awal November.

APBN yang disetujui


Apabila DPR tidak menyetujui RUU
oleh DPR terinci sampai
tersebut, Pemerintah Pusat dapat
dengan unit
melakukan pengeluaran setinggi
organisasi, fungsi,
tingginya sebesar angka APBN tahun
program, kegiatan, dan
anggaran sebelumnya.
jenis belanja.
Siklus APBD

 Penyusunan dan penetapan APBD


 Pelaksanaan dan penata usahaan APBD
 Pelaporan dan pertanggungjawaban APBD
 
 APBD disusun dengan berpedoman pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah.
Penyusunan APBD

Mirip dengan APBN, alur penyusunan APBD adalah sebagai berikut:


Pemerintah daerah menyusun RAPBD (Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah).
Pemerintah daerah akan mengajukan RAPBD tersebut kepada DRPD untuk dirapatkan
apakan RAPBD tersebut disetujui atau tidak.
Jika DPRD memutuskan untuk menyetujui RAPBD, maka RAPBD akan disahkan
menjadi APBD.
SISTEMATIKA PENYUSUNAN APBD

Anda mungkin juga menyukai