Perencanaan dan Penyusunan RAPBN dilakukan pada setiap periode Januari-Juli di tahun sebelum
pelaksanaan anggaran. Perencanaan dilakukan oleh Kementerian/Lembaga yang menghasilkan rencana
kerja pemerintah (RKP/RKAKL) yang mengacu pada asumsi dasar ekonomi makro.
Rancangan tersebut dipengaruhi oleh beberapa asumsi dasar seperti pertumbuhan ekonomi, nilai suku
bunga yang akan datang, harga minyak dan gas di Indonesia, hingga perkiraan inflasi dan nilai tukar
rupiah.
Jika segala aspek telah ditentukan, maka proses belanjut ke tahap finalisasi RAPBN. Pemerintah
kemudian akan menyerahkan dokumen RAPBN dan Nota Keuangan kepada DPR.
Tahap pengajuan, pembahasan, dan
penetapan APBN
RAPBN yang telah ditetapkan kemudian diajukan untuk melalui proses pembahasan oleh menteri
keuangan (Menkeu), Panitia Anggaran DPR, dan mempertimbangkan masukan dari DPD. Hasil dari
pembahasan RAPBN akan menjadi UU APBN yang memuat satuan anggaran.
Satuan anggaran merupakan dokumen yang berisi pedoman alokasi dana setiap departemen atau lembaga,
sektor, subsektor, program, dan berbagai macam proyek.
Pembahasan dan penetapan APBN idealnya berlangsung selama bulan Agustus-Oktober pada tahun
sebelum pelaksanaan anggaran. Jangka waktu penetapan APBN tidak boleh lebih dari dua bulan sebelum
tahun anggaran dilaksanakan.
Tahap pengawasan pelaksanaan
APBN
Pelaksanaan APBN selama Januari-Desember di tahun anggaran berjalan. Dalam anggaran belanja negara
harus berdasar pada prinsip: hemat dan efisien; efektif terarah dan terkendali sesuai rencana; serta
mengutamakan penggunaan produk dalam negeri.
Pelaksanaan APBN akan diawasi pengawas fungsional dari eksternal maupun internal pemerintah.
Tahap
Sebelumpertanggungjawaban pelaksanaan
tahun anggaran APBN berakhir, Kementerian Keuangan diharuskan APBN
membuat laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan APBN.
Presiden harus menyampaikan RUU Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN kepada DPR yang isinya
berupa Laporan Keuangan yang telah diperiksa Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Laporan Keuangan itu meliputi: Laporan Realisasi APBN; Neraca; Laporan Arus Kas; Catatan atas
Laporan Keuangan yang dilampiri dengan laporan keuangan perusahaan milik negara dan badan lainnya.
Sistematika Penyusunan APBN
PEMERINTAH DPR
PUSAT
Dibahas bersama Pemrt. Pusat
Pokok2 kebj. fiskal & kerangka
dalam pembicaraan pendahuluan
ekonomi makro (± Mei)
RAPBN Membahas, kebijakan
umum dan prioritas anggaran
menteri/ pimpinan lembaga selaku untuk dijadikan acuan bagi setiap
pengguna anggaran /pengguna kementerian negara/lembaga
barang menyusun rencana kerja dan dalam penyusunan usulan
anggaran kementerian berdasarkan anggaran
PP
Dibahas dalam pembicaraan
pendahuluan RAPBN
Merteri Keuangan, sebagai bahan
penyusunan RUU tentang APBN Pembahasan RUU tentang APBN
dilakukan sesuai dengan UU yang
mengatur susunan dan kedudukan
Pemerintah Pusat mengajukan RUU DPR & dapat mengajukan usul
tentang APBN, disertai nota keuangan yang mengakibatkan perubahan
dan dokumen2 pendukungnya (Bulan jumlah penerimaan dan
Agustus) pengeluaran dalam RUU tentang
Sistematika Penyusunan APBN
PEMERINTAH DPR
PUSAT
Pembahasan RUU tentang APBN dilakukan sesuai
dengan UU yang mengatur susunan dan kedudukan
DPR & dapat mengajukan usul yang mengakibatkan
perubahan jumlah penerimaan dan pengeluaran dalam
RUU tentang APBN
Revisi jika ada perubahan dari tindak Pembahasan revisi dan pengambilan
lanjut usulan DPR keputusan oleh DPR
mengenai RUU tentang APBN
dilakukan sebelun awal November.