01 Reza Andiran
18520010 02 Suprapti
18520036
03 Rena Ayuningtyas
18520084 04 Juan Aditya
18520086
Dalil-dalil Akuntansi
Menganggap bahwa setiap perusahaan adalah suatu unit akuntansi yang terpisah dan berbeda dari pemiliknya dan dari
perusahaan-perusahaan lain. Dalil ini mendefinisikan bidang perhatian akuntan dan membatasi jumlah objek, kejadian,
dan atribut-atribut kejadian yang akan dimasukkan ke dalam laporan keuangan. Dalil ini memungkinkan akuntan untuk
membedakan antara transaksi bisnis dengan transaksi pribadi.
Menganggap bahwa entitas bisnis akan melanjutkan operasinya cukup lama untuk merealisasikan proyek , komitmen,
dan aktivitasnya yang berkelanjutan. Dalil ini mengasumsikan bahwa entitas tersebut tidak diharapkan akan dilikuidasi
di masa depan atau bahwa entitas tersebut akan berlanjut sampai periode yang tidak dapat ditentukan. Dengan demikian,
laporan keuangan menyediakan suatu pandangan mengenai situasi keuangan dari perusahaan tersebut dan hanyalah
merupakan sebagian dari serangkaian laporan kontinu.
Dalil ini membenarkan penilaian aktiva menggunakan basis nonlikuidasi dan menyediakan dasar untuk akuntansi
depresiasi. Dalil ini juga digunakan untuk mendukung teori manfaat (benefit theory). Harapan akan manfaat masa
depan mendorong manajer untuk melihat ke depan dan memotivasi investor untuk membuat komitmen modal kepada
suatu perusahaan.
3. Dalil Unit Pengukuran
(unit-of-measure postulate)
Menganggap bahwa akuntansi adalah proses pengukuran dan pengomunikasian aktivitas perusahaan yang dapat diukur
dalam satuan uang. Dalil ini mengimplikasikan dua keterbatasan utama dari akuntansi, yaitu:
a. Akuntansi terbatas pada prediksi dari informasi yang dinyatakan dalam satuan uang; dan
b. Akuntansi tidak mencatat maupun mengomunikasikan informasi nonmoneter lainnya walaupun informasi
tersebut relevan.
Pandangan ini mengarahkan untuk mendefinisikan informasi akuntansi sebagai informasi yang “kuantitatif, formal,
terstruktur, diaudit, numerik, dan berorientasi pada masa lalu” dan informasi non-akuntansi adalah informasi yang
“kualitatif, informal, naratif, tidak diaudit, dan berorientasi pada masa depan.” Tetapi, definisi ini menunjukkan bahwa
meskipun akuntansi adalah disiplin yang berkepentingan dengan pengukuran dan pengomunikasian aktivitas-aktivitas
moneter, akuntansi telah diperluas ke bidang-bidang yang sebelumnya dipandang bersifat kualitatif. Faktanya, sejumlah
studi empiris mengacu pada relevansi informasi non-akuntansi dibandingkan dengan informasi akuntansi.
4. Dalil Periode Akuntansi
(accounting-period postulate)
Dalil ini mengganggap bahwa laporan keuangan yang menggambarkan perubahan dalam kekayaan perusahaan
sebaiknya diungkapkan secara periodik. Durasi dari suatu periode dapat bervariasi, tetapi hukum pajak penghasilan,
yang menentukan perubahan laba tahunan dan praktik bisnis tradisional menghasilkan periode waktu normal satu tahun.
Meskipun kebanyakan perusahaan menggunakan periode akuntansi yang sesuai dengan tahun kalender, beberapa
perusahaan menggunakan tahun fiskal atau tahun bisnis “alami”.
Ketika siklus bisnis tidak sesuai dengan tahun kalender, maka adalah lebih berarti untuk mengakhiri periode akuntansi
ketika aktivitas bisnis telah mencapai titik terendahnya. Dengan mengharuskan entitas untuk menyediakan laporan
keuangan periodik jangka pendek, dalil periode akuntansi memberlakukan adanya akrual dan deferral (tangguhan), yang
penerapannya merupakan perbedaan utama antara akuntansi akrual dengan akuntansi kas. Meskipun laporan keuangan
jangka pendek mungkin bersifat arbitrer dan tidak terlalu akurat, kekeurangan semacam itu ditiadakan oleh
signifikansinya bagi pengguna sehingga mengharuskan proses akuntansi untuk terus menghasilkannya.
Konsep Teoritis dari Akuntansi
Dengan kata lain, pemilik mempunyai aktiva dan kewajiban. Jika kewajiban dapat dianggap sebagai aktiva
negatif, teori kepemilikan dapat dikatakan sebagai “berpusat pada” aktiva dan sebagai akibatnya berorientasi
pada neraca.
Aktiva dinilai dan neraca disusun untuk mengukur perubahan dalam kepentingan atau kekeyaan si pemilik.
Pendapatan dan beban masing-masing dianggap sebagai kenaikan atau penurunan dalam kepemilikan yang
tidak berasal dari investasi atau penarikan modal oleh pemilik.
Dengan demikian laba bersih atas utang dan pajak penghasilan perusahaan adalah beban; dividen adalah
penarikan modal.
2. Teori Entitas (entity theory)
Teori ini memandang entitas sebagai sesuatu yang terpisah dan berbeda dari mereka yang menyediakan
modal bagi entutas tersebut. Sederhananya, unit bisnis, dan bukannya pemilik, yang menjadi pusat dari
kepentingan akuntansi. Unit bisnis memiliki sumber daya perusahaan dan bertanggungjawab baik atas
klaim pemilik maupun klaim kreditor. Oleh karena itu persamaan akuntansinya :
Aktiva = ekuitas
Surface
Mass Diameter
Gravity
(earths) (earths)
(earths)
Mercury 0.06 0.38 0.38