Anda di halaman 1dari 15

Nama: Alvredo Satriawan Singgih

NIM: 041811333088
ACCOUNTING POINT OF VIEW
BERBAGAI SUDUT PANDANG DALAM TEORI AKUNTANSI
Sudut Pandang Akuntansi
Terminologi akuntansi dapat dirumuskan dari dua sudut pandang:
1. Sudut pandang pemakai.
Sudut pandang pemakai : akuntansi adalah suatu disiplin yang menyediakan informsi
yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan
kegiatan suatu organisasi.
2. Sudut pandang proses kegiatannya.
Sudut pandang proses kegiatan : akuntansi adalah suatu proses pencatatan,
penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan penganalisaan data keuangan suatu
organisasi.

Akuntansi Adalah Aktivitas Pelayanan


Menurut Accountant Public Board (1970), Akuntansi adalah aktivitas pelayanan yang
merupakan deskripsi yang panjang diakui dan diterima oleh akuntan. Dengan demikian
muncul pertanyaan: siapa yang dilayani?, jasa apa yang disajikan?, dan untuk kepentingan
apa? Terdapat beberapa sudut pandang teori yang digunakan untuk menjawab pertanyaan
tersebut.

Teori Kepemilikan (Proprietary Theory)


Menurut Littleton (1933), kepemilikan adalah "substansi" dari sistem pencatatan
berpasangan. Dari sudut pandang ini, prosedur pencatatan akuntansi berpusat pada
kepentingan pemilik. Teori ini disebut pula teori ekuitas.
Berdasar teori kepemilikan, maka persamaan akuntansi :
A-L=P
Dimana P merupakan kekayaan bersih yang dimiliki oleh pemilik perusahaan (pemilik
modal).
Menurut Srague (1972), neraca perusahaan perseorangan adalah penjumlahan di
beberapa waktu tertentu dari semua elemen yang merupakan kekayaan seseorang atau
kumpulan orang-orang. Aset adalah milik pemilik, sedangkan kewajiban adalah tanggung
jawab pemilik. Jadi dari sudut pandang kepemilikan, yang dinyatakan dalam persamaan
akuntansi, tujuan akuntansi adalah menentukan jumlah kekayaan bersih pemilik pada saat
tertentu di dalam perusahaan.
Income Teori Kepemilikan
Pendapatan diperoleh, dan beban pun ditimbulkan untuk memperoleh pendapatan
tersebut. Pendapatan meningkatkan kekayaan, sedangkan beban menurunkan kekayaan.
Menurut Vatter (1996), teori pencatatan berpasangan didasarkan pada gagasan bahwa
perkiraan biaya dan pendapatan memiliki karakteristik aljabar yang sama sebagai "kekayaan
bersih," yaitu, rekening perkiraan cenderung untuk meningkatkan kekayaan bersih yang
meningkat dengan kredit. Income sebagai selisih bersih antara pendapatan dan bebannya
akan menaikkan kekayaan bersih atau menurunkan kekayaan bersih. Akibat dari pusat
perhatian akuntansi dari sudut pandang teori kepemilikan adalah pada kenaikan kekayaan
bersih. Sehingga neraca menjadi laporan utama karena dari laporan neraca tampak nilai
kekayaan bersih dan perubahannya dalam periode tertentu.
Pengaruh di Dalam Praktek
Akibat sudut pandang teori kepemilikan, maka pengaruhnya di dalam praktik, yaitu
1 Dividen diperlakukan sebagai pembagian income.
2 Bunga pinjaman diperlakukan sebagai beban perusahaan.
3 Pajak penghasilan diperlakukan sebagai beban perusahaan dan juga beban pemilik. 4 Gaji
yang dibayarkan kepada pemilik (bila pemilik menjadi manajer perusahaan) bukan
beban perusahaan.
5 Pencatatan akuntansi sangat memperhatikan kenaikan harga barang. 6 Kenaikan harga
barang dicatat dan selisih harga kini dengan harga historis diakui sebagai
income.

Teori Entitas (Entity Theory)


Teori entitas muncul sebagai respons terhadap teori kepemilikan. Teori ini dimulai
dengan fakta bahwa korporasi adalah entitas yang terpisah dengan identitas pribadi pemilik.
Perusahaan yang semakin besar menyebabkan pemilik tidak mampu lagi melaksanakan
fungsi-fungsi perusahaan secara langsung. Teori entitas selanjutnya berasumsi bahwa fungsi
manajer terpisah dengan pemilik. Akuntansi berfungsi memberikan informasi perusahaan
kepada pemilik. Sehingga akuntan menaruh perhatian untuk mengatur bagaimana akun-akun
laporan keuangan diakui, diukur, dilaporkan, dan dijelaskan. Pengakuan, pengukuran,
pelaporan, dan penjelasan harus berdasarkan suatu prinsip akuntansi berterima umum
(PABU). Sehingga laporan keuangan yang disusun dan dilaporkan memenuhi prinsip yang
dapat diterima semua pihak. Menurut Paton (1962), Ini adalah 'bisnis' yang pembukuan atas
peristiwa keuangan serta akuntannya mencoba untuk merekam dan menganalisa; akun-akun
dan rekening merupakan catatan dari "bisnis"; laporan periodik operasi dan kondisi keuangan
adalah laporan dari "bisnis". Menurut Paton, semenjak saham perusahaan mulai dilepas,
maka jalannya operasi perusahaan sudah ada di tangan manajer. Jadi dari sudut pandang
akuntansi, sebuah perusahaan adalah unit yang dipergunakan oleh manajer untuk kepentingan
ekonomi yang terpisah dari pemiliknya.
Dua Pandangan Mengenai Perusahaan
Dengan terpisahnya manajer dengan pemilik, ada dua versi pandangan mengenai perusahaan,
yaitu
1 Versi pertama bahwa perusahaan sebagai unit bisnis yang mengoperasikan dana dari
pemilik yang dipercayakan kepada manajer untuk meningkatkan kekayaan pemilik. 2 Versi
kedua bahwa perusahaan sebagai suatu unit bisnis dan dari sudut pandang
akuntansi, akuntansi mencatat dan melaporkan hasil operasi perusahaan untuk
kepentingan perusahaan sendiri.
Dua versi pandangan mengenai perusahaan tersebut tetap memandang bahwa perusahaan
adalah unit bisnis yang terpisah dengan pemiliknya.
Neraca Teori Entitas
Berdasarkan sudut pandang entitas, akuntansi memandang perusahaan sebagai pusat
perhatian dan pemilik serta kreditur sebagai pihak luar sebagai penyandang dana. Persamaan
akuntansi menjadi :
Aset = Ekuitas
Ekuitas adalah hak penyandang dana perusahaan. Yang memiliki hak pertama adalah
kreditur, sedangkan pemilik adalah sisanya bila terjadi likuidasi. Pemilik (pemegang saham)
tidak memiliki klaim terhadap aset perusahaan, begitu juga terhadap income perusahaan.
Neraca melaporkan aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan. Aset adalah hak perusahaan dan
kewajiban adalah kewajiban perusahaan, bukan pemilik (pemegang saham). Dari sudut
pandangan teori entitas, akuntansi tidak memandang perlu pelaporan dengan harga kini untuk
aset bukan moneter yang dilaporkan dalam laporan keuangan sebagai penggunaan dana dari
ekuitas pemegang saham. Pemegang saham lebih perduli pada laporan income perusahaan.
Income Teori Entitas
Dalam teori entitas, penentuan income menjadi pusat perhatian, sehingga laporan laba
rugi menjadi laporan yang paling penting.
Dua alasan penekanan pada income, yaitu pemegang saham memandang income
sebagai tolak ukur keberhasilan investasi dan keberhasilan perusahaan memperoleh income
mengidentifikasikan bahwa perusahaan dapat bertahan hidup.
Teori entitas menganggap beban merupakan penggunaan aset dan jasa perusahaan
untuk mendapatkan pendapatan dalam periode tertentu. Aset dan beban mempunyai esensi
yang sama, yaitu sama-sama memberikan pengorbanan dalam rangka memperoleh
pendapatan. Jika teori entitas diikuti, kreditur dan pemegang saham mempunyai posisi yang
sama, maka pembayaran bunga kepada kreditur merupakan pembagian income, bukan beban
bunga. Pandangan lain mengatakan kreditur dan pemegang saham sama-sama penyandang
dana atau dengan kata lain perusahaan menggunakan dana kreditur dan dana pemegang
saham. Dari sudut pandang ini, pembayaran bunga dan dividen dianggap beban perusahaan,
karena pemakaian dana dari pihak luar. Namun apapun pendapat atau pandangan yang ada,
yang jelas adalah income menurut teori entitas diperoleh melalui upaya manajer, bukan
diperoleh dari kenaikan harga historis aset ke harga kini. Sehingga income dalam teori entitas
menjadi ukuran kinerja manajemen dan perusahaan.
Pengaruh di Dalam Praktik
Baik teori kepemilikan maupun teori entitas dipraktikan secara tidak konsisten. Secara garis
besar dijumpai praktik-praktik sebagai berikut: dividen diperlakukan sebagai pembagian laba,

Dalam teori dana, dasar akuntansi bukan teori proprietary maupun teori entitas, tetapi
kelompok aset dan kewajiban dan restriksi terkait, disebut dana, yang mengatur penggunaan
aset. Jadi, teori dana memandang unit bisnis terdiri atas sumber daya ekonomi (dana) serta
kewajiban dan restriksi terkait mengenai penggunaan sumber daya. Persamaan:
Aset = Restriksi Aset
Unit akuntansi didefinisi dalam pengertian aset dan penggunaan aset yang telah
dilakukan. Kewajiban menunjukkan serangkaian restriksi hukum dan ekonomi pada
penggunaan aset. Sehingga, teori dana “berorientasi aset” dalam pengertian bahwa fokus
utamanya adalah pada administrasi dan penggunaan aset secara memadai. Laporan sumber
dan penggunaan dana, bukan neraca atau laporan keuangan, merupakan tujuan utama
pelaporan keuangan. Laporan ini merefleksikan perilaku operasi perusahaan yang berkaitan
sumber dan penggunaan dana.
Teori dana terutama berguna untuk pemerintah dan organisasi nirlaba. Rumah sakit,
universitas, unit kota dan pemerintahan, sebagai contoh, dijalankan dalam operasi yang
beraneka segi sehingga memerlukan pemisahan dana. Setiap dana (selfbalanced fund)
menghasilkan laporan terpisah melalui sistem akuntansi yang terpisah dan serangkaian
catatan yang memadai.
Dana dapat didefinisi sebagai: entitas fiskal dan akuntansi independen dengan
pencatatan serangkaian akun kas dan atau sumber daya lain yang berimbang bersama dengan
utang, kewajiban, cadangan, dan ekuitas yang terpisah untuk tujuan melakukan aktivitas
tertentu atau mencapai tujuan tertentu sesuai dengan aturan khusus, restriksi (pembatasan),
atau limitasi.
Jumlah dana dalam institusi nirlaba tergantung pada jumlah dan tipe aktivitas yang
memiliki restriksi hukum berkaitan dengan penggunaan aset yang dipercayakan kepada
organisasi.
Teori dana juga relevan untuk organisasi berorientasi laba, yang menggunakan dana
untuk aktivitas yang bermacam macam seperti dana pelunasan (sinking funds), akuntansi
untuk kebangkrutan dan perkebunan dan perwalian, akuntansi cabang atau divisional,
pemisahan aset dalam aset lancar atau tetap, dan konsolidasi.

Teori Akuntansi Residual (Residual Equity Theory)


Seseorang teoritisi akuntansi William Patton (1962) menyatakan bahwa ekuitas residual
merupakan salah satu jenis ekuitas dalam kerangka teori entitas. Dalam pandangan teori
entitas, pemegang saham memiliki ekuitas di perusahaan seperti pemegang saham ekuitas
lainnya, tetapi pemegang saham tidak dianggap sebagai pemilik. Patton menekankan pada
hubungan khusus residual equity holder.
Perubahan dalam penilaian aktiva, perubahan dalam laba bersih dan laba ditahan dan
perubahan didalam hak pemegang ekuitas lainnya semua tercermin didalam residual equity
pemegang saham biasa.
Jadi teori ekuitas residual merupakan pandangan antara teori proprietary dan teori
entitas. Dalam pandangan ini persamaan akuntansinya menjadi:
Aset – Ekuitas Khusus = Ekuitas
Ekuitas khusus meliputi klaim kreditur dan ekuitas pemegang saham preferen. Namun
demikian pada kasus dimana kerugian begitu besar sehingga perusahaan tersebut bangkrut,
ekuitas pemegan saham biasan dapat hilang dan pemegang saham preferen atau pemegang
obligasi menjadi pemegang ekuitas residual.
Tujuan pendekatan ekuitas residual adalah memberikan informasi yang lebih baik
kepada pemegang saham biasa dalam rangka pengambilan keputusan investasi. Karena
biasanya pemegang saham umumnya dianggap memiliki ekuitas residual didalam laba
perusahaan dan didalam aktiva bersih pada saat likuidasi.
Oleh karena laporan keuangan umumnya disusun tidak dalam rangka likuidasi, maka
informasi yang disajikan dalam kaitannya dengan ekuitas residual harus berguna untuk
memprediksi dividen masa datang bagi pemegang saham biasa.
Laporan laba rugi dan laporan laba ditahan harus menunjukkan laba yang tersedia bagi
pemegang ekuitas residual setelah semua kewajiban dipenuhi, termasuk deviden kepada
pemegang saham preferen.

Teori Pengendali (Commander Theory)


Teori ini dikembangkan karena adanya ketidak mantapan adanya konsep artifisial
seperti ‘dana” dan “kesatuan”. Pengendali juga merupakan sinonim dari manajemen.
Manajemen membutuhkan informasi sedemikian sehingga ia dapat melaaksanakan fungsi
pengendalian dan perencanaan sesuai dengan kehendak pemilik. Teori ini lebih banyak
berhubungan dengan akuntansi manajemen dari pada akuntansi keuangan. Pusat perhatiannya
adalah mereka yang memiliki kekuasaan atau wewenang untuk melakukan kontrol ekonomi
atas resorsis yang efektif terhadap suatu lembaga. Penekanan informasi menurut teori ini
adalah pertanggungjawaban atau stewardship.

Teori Investor (Investor Theory)


Pusat perhatian dalam teori adalah investor, yaitu mereka yang tergolong pemilik
specific equites (kreditor) dan residual equities (pemegang saham). Persamaan akuntasinya
adalah
Asset = Specific Equities + Residual Equities
Konsep teori ini hampir sama dengan residual equity theory hanya memusatkan
perhatian pada investor saham biasa saja, sedangkan dalam investor theory memusatkan
perhatian pada kreditor dan juga investor (baik investor saham biasa maupun investor saham
preferen). Pada umumnya, kreditor dan investor membutuhkan informasi akuntansi untuk
memprediksi kemampuan perusahaan (debitur dan investee) dalam menghasilkan kas di masa
yang akan datang. Kas yang akan diterima oleh kreditor dan investor sangat tergantuang
pada:
 Kemampuan debitur dan investee dalam melakukan pembayaran kas  Keinginan atau
komitmen dari manajemen debitur dan investee untuk membayar kreditor
dan investor
 Prioritas pembayaran terhadap klaim kreditor dan investor.
Dalam konsep teori ini, peranan laporan arus kas (cash flow statement) adalah sangat
penting untuk memenuhi kebutuhan informasi kreditor dan investor dalam proses
pengambilan keputusan

Teori Enterprise (Enterprise Theory)


Suojamen (1954) melakukan penelitian di sejumlah perusahaan besar dan menyatakan
bahwa perusahaan besar adalah suatu lembaga dengan tanggung jawab sosial. Keputusan
keputusan yang dibuat oleh manajer perusahaan harus disadari akan berdampak sosial. Yang
dimaksud sosial adalan: pemegang saham, karyawan, kreditur, pelanggan, agen-agen
pemerintah, dan masyarakat umum. Pandangan teori enterprise sangat berbeda dengan
pandangan teori kepemilikan dan teori entitas. Teori kepemilikan dan teori entitas
menekankan peran akuntansi dalam mencatat kejadian di dalam perusahaan dalam rangka
mencatat kenaikan kekayaan pemegang saham. Kedua teori ini akan mengakibatkan manajer
berperilaku mengoperasikan perusahaan agar dapat meningkatkan kekayaan pemegang
saham, tanpa memperhatikan dampak sosial. Perilaku manajer tersebut sering dilakukan
dengan moral hazard. Teori enterprise memandang perusahaan sebagai unit yang lebih luas.
Tanggung jawab manajer bukan hanya kepada pemegang saham, tetapi juga kepada
karyawan, kreditur, pelanggan (pembeli dan pemasok), agen-agen pemerintah, dan
masyarakat pada umumnya. Perilaku manajer dalam menjalankan perusahaan harus
berdampak pada nilai tambah masyarakat, yaitu meningkatkan income tanpa mengorbankan
masyarakat. Misalnya, menekan biaya bahan baku dengan pembelian yang efisien,
meningkatkan produktivitas perusahaan, menghilangkan non value added activities.
Nilai Tambah Income Teori Enterprise
Suojamen (1954) berpendapat bahwa untuk mewujudkan tanggung jawab sosial,
manajer harus menyampaikan laporan tambahan. Laporan tambahan ini menjelaskan nilai
tambah yang terjadi bagi lingkungan sosialnya. Accounting Steering Committee UK (1975)
memberikan rekomendasi bagi perusahaan besar untuk melaporkan nilai tambah dengan
Added Value Statement. Dalam laporan tersebut akan tampak bahwa income tersedia bukan
hanya untuk pemegang saham tetapi juga untuk masyarakat pada umumnya. Murley (1978)
mengungkapkan pada teori enterprise, income yang diperoleh perusahaan bukan hanya hasil
upaya manajer, tetapi juga dari lingkungan sosial, termasuk karyawan. Berdasarkan teori ini
lingkungan sosial lebih berkuasa dibandingkan dengan pemegang saham
TABEL REVIEW JURNAL VALUE RELEVANCE INFORMASI AKUNTANSI
Nama Penulis Masalah Teori Hipotesis Populasi S
1 Stefan Implementasi dari Value H1: Model regression 56,000
Veith dan value relevance Relevance vs portofolio returns perusahaa
Jorg R. models memerlukan (Ball & approach tidak dari
Werner banyak pilihan Brown, 1968) memiliki pengaruh negara, 1
metodologi, Regression pada perbedaan - 2007
misalnya: (1) and the penilaian value
regression and the hedge relevance
hedge portofolio portofolio H2: value relevance dan
returns approach returns perbedaan value
(2) return window approach relevance tidak
choice. Apakah (Franchis & berdampak sensitif
model Schipper, terhadap model return
regression vs 1999) Return window choice
portofolio return window H3: hubungan
approach choice variabel
memiliki pengaruh (Collins and institusional dengan
pada perbedaan Kothari, perbedaan value
penilaian value 1989) relevances diantara
relevance? perlakuan dan
Apakah value pengendalian
relevance dan sub-sample tidak akan
perbedaan value berubah saat ada
relevance berdampak pergeseran return
sensitif terhadap window dan/atau
model return estimasi matriks value
window choice? relevance dibawah the
hedge
portofolio approach

2 Diogenis Apakah value Integrated Terdapat pengaruh Seluruh


Baboukard relevance dari Reporting adanya implementasi perusahan
os dan informasi akuntansi (IIRC, 2013) Integrated Reporting tercatat
Gunnar (semisal nilai buku Informasi secara dalam JS
Rimmel dari equity dan laba) relevan dalam mandatori terhadap pada tahun
dari menilai perusahan tercatat di 2008-2010
perusahaan tercatat kinerja JSE dibandingkan dan
dalam perusahaan sebelum adanya 2011-2013
Johannesburg (IDSA, 2009) mandatori
Stock Exchange
meningkat setelah
danya adopsi wajib Pelaporan
dari Integrated lingkungan
Reporting Approach (Cornier &
dibawah Magnan, 2007)
laporan Raja ke III

3 Fr. Reni. Peneliti ingin Akuntansi Ada hubungan Seluruh


Retno mengetahui sejauh Pertanggungja positif antara perusahaa
Anggraini mana wa ban Sosial pengungkapan tercatat
perusahaan (Social informasi sosial IDX, den
menunjukkan Responsibility dengan ukuran metode
tanggung jawabnya Accounting) perusahaan dan tipe purposive
terhadap [[Belkaoui industri, ada sampling
kepentingan sosial (2000) dalam hubungan negatif kriteria
dengan Komar antara tertentu. A
memberikan (2004)]. pengungkapan dasar
informasi sosial informasi sosial kriteria
serta faktor dengan ukuran tersebut d
faktor yang perusahaan dan tipe atas diper
mempengaruhi industri sampel
keputusan sebanyak
perusahaan untuk tahun
mengungkapkan perusahaa
informasi sosial di
dalam laporan
keuangan tahunan
pada perusahaan
perusahaan di
Indonesia. .

4 Zaenal (1) apakah atribut Kualitas H1,: Terdapat Populasi


Fanani atribut kualitas pelaporan perbedaan diantara penelitian
pelaporan keuangan atribut-atribut adalah
keuangan {relevansi (Lev dan kualitas pelaporan seluruh
nilai, ketepat Thiagarajan keuangan perusahaa
waktuan, dan 1993; Penman perusahaan. manufakt
konservatisme] dan H2: Semakin panjang yang terd
merupakan Zhang 1999; siklus operasi di Bursa E
representasi Richardson et perusahaan, maka akan Indonesia
kualitas pelaporan al. 2001; semakin (BEI).
keuangan, dan Beneish rendah Sampel
berbeda satu dan Vargus kualitas pelaporan berjumlah
dengan lainnya?; 2002; keuangan. perusahaa
(2) Faktor-faktor Richardson H3: Semakin tinggi yang dipi
penentu 2003) volatilitas penjualan dengan
(determining perusahaan, maka menggun
factors) apa saja akan semakin purposive
yang rendah kualitas sampling
mempengaruhi pelaporan
kualitas pelaporan keuangannya.
keuangan
perusahaan?; (3)
Sejauh
mana konsekuensi H4: Semakin besar
ekonomis ukuran perusahaan,
(economic maka akan semakin
consequences) tinggi kualitas informasi
yang ditimbulkan pelaporan
di pasar keuangan.
sekuritas? Hs: Semakin lama
umur perusahaan,
maka akan semakin
tinggi kualitas
pelaporan keuangan.
5 Rindu Rika 1) Perbedaan Teori valuasi H1: Terdapat perbedaan Penelitian
Gamayuni antara nilai buku (Peasnell, signifikan antara nilai mengguna
ekuitas 1981; 1982) buku ekuitas dengan sampel
dengan nilai pasar financial nilai pasar ekuitas pada perusahaa
ekuitas, ratios from perusahaan go public yang terda
2) Pengaruh balance di BEI. di
kinerja keuangan sheet and income Bursa Efe
(current
ratio, ROA, debt to statements H2: Kinerja Indonesia
equity ratio, asset (Ang, Cole, keuangan, kualitas antara tah
turnover, kualitas and Lin laba, dan 2005-
laba, dan intangible 2000) intangible asset 2009, yait
asset terhadap nilai Kualitas laba berpengaruh signifikan perusahaa
perusahaan, (Hodge, 2003) terhadap nilai yang
3) Apakah kualitas Intangible perusahaan. H3: termasuk
laba sebagai variabel Asset Roos et Kualitas laba dalam
pemoderat pada al. (1997) (earnings quality) besar ma
hubungan antara memoderat hubungan capitaliza
kinerja keuangan antara kinerja
dengan nilai keuangan dengan nilai
perusahaan. perusahaan.
6. Alexander 1) Bagaimana Relevansi H1 : Terdapat perbedaan Penelitian
Anggono relevansi nilai Nilai relevansi nilai antara mengguna
dan Zaki dividen, nilai buku (Francis dan laba, nilai buku dan 59 perusah
Baridwan dan laba dalam Schipper dividen H2 : Nilai buku dari indu
menjelaskan nilai 1999), perusahaan dengan laba manufaktu
pasar perusahaan? (Burgstahler negatif, yang terda
2) Bagaimana dan Dichev memiliki relevansi nilai di Bursa
relevansi nilai 1997), yang lebih tinggi bila Jakarta (B
dividen, nilai buku (Brief dan dibandingkan dengan sebagai
dan laba dalam Zarowin, 1999). perusahaan yang sampel, d
pada memiliki laba positif. periode ya
H3: Kualitas akrual tercakup d
perusahaan yang
akan berpengaruh tahun 199
memiliki laba
pada relevansi nilai 2000.
negatif?
laba.
3) Apakah besarnya
H4: Ukuran
akrual, yang perusahaan akan
merupakan salah berpengaruh pada
satu komponen dari relevansi nilai laba.
laba, akan
mempengaruhi
relevansi nilai
dividen, nilai buku
dan laba?
4) Apakah ukuran
perusahaan akan
mempengaruhi
relevansi nilai
dividen, nilai buku
dan laba?
Daftar Pustaka:
1. Veith, Stefan and Werner, Jorg R. 2014. Comparative Value Relevance Studies: Country
Differences Versus Spesification Effects. The International Journal of Accounting 301-330
2. Baboukardos, Diogenis and Rimmel, Gunnar. 2016. Value Relevance of Accounting
Information under an Integrated Reporting Approach: A Research Note. J Account Public
Policy 35 437-452
3. Anggraini, Fr. Reni Retno. 2006. Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi
Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Hal 1-21 4.
Fanani, Zaenal. 2009. Kualitas Pelaporan Keuangan: Berbagai Faktor Penentu dan
Konsekuensi Ekonomis. Hal 1-26
5. Rindu Rika Gamayuni. 2012. Relevansi Kinerja Keuangan, Kualitas Laba, Intangible
Assets, dengan Nilai Perusahaan. Trikonomika vol 11 No. 2 119-136
6. Alexander Anggono dan Zaki Baridwan. 2003. Pengaruh Kebijakan Pembagian Deviden,
Kualitas Akrual, dan Ukuran Perusahaan pada Relevansi Nilai Deviden, Nilai Buku, dan
Laba. Simposium Nasional Akuntansi 393-407

Anda mungkin juga menyukai