Anda di halaman 1dari 10

TEORI AKUNTANSI LANJUTAN

“Struktur Teori Akuntansi”

Ringkasan Materi Kuliah (RKM)

Oleh :

Elyn Rachmawati (22105390664)

Program Studi S2 Akuntansi

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA)

Surabaya
A. HAKIKAT DARI STRUKTUR TEORI AKUNTANSI

Pendekatan dan metodologi apa pun yang digunakan dalam penyusunan teori akuntansi, kerangka

referensi yang dihasilkan didasarkan pada serangkaian elemen dan hubungan yang mengatur

pengembangan teknik akuntansi. Pernyataan Tujuan Laporan Keuangan :

1. Suatu pernyataan dalil dan konsep teoritis akuntansi yang terkait dengan

asumsi-asumsi lingkungan dan hakikat dari unit akuntansi. Dalil dan konsep teoritis diturunkan dari

pernyataan tujuan.

2. Pernyataan tentang prinsip-prinsip akuntansi yang didasarkan pada dalil-dalil dan konsep teoritis .

3. Sekelompok teknik-teknik akuntansi yang diturunkan dari prinsip-prinsip

akuntansi.

B. HAKIKAT DARI DALIL, KONSEP TEORITIS DAN PRINSIP-PRINSIP AKUNTANSI

Pengembangan dari dalil, konsep teoritis dan prinsip-prinsip akuntansi selalu menjadi salah satu

tugas yang paling menantang dalam akuntansi.

1. Dalil akuntansi ( accounting postulate ) adalah pernyataan atau aksioma yang sangat

jelas,umumnya diterima berdasarkan kesesuaiannya terhadap tujuan laporan

keuangan,menggambarkan lingkungan akuntansi, politik, sosiologi, dan hokum tempat akuntansi

beroperasi.

2. Konsep teoritis ( theoretical concept ) dari akuntansi juga merupakan pernyataan atau aksioma

yang sangat jelas, umumnya diterima berdasarkan kesesuainnya dengan tujuan laporan

keuangan, yang menggambarkan hakikat dari entitas akuntansi yang beroperasidalam suatu

perekonomian bebas yang dikarakteritikan oleh kepemilikan pribadi atasproperti.

3. Prinsip-prinsip akuntansi ( accounting principles ) adalah aturan pengambilan keputusanumum,

yang diturunkan baik dari tujuan dan konsep teoritis akuntansi, yang mengaturpengembangan

teknik-teknik akuntansi.
4. Teknik akuntansi ( accounting technique ) adalah adalah aturan spesifik yang diturunkan

dariprinsip akuntansi memperlakukan transaksi atau peristiwa tertentu yang dihadapi oleh

entitasakuntansi.

C. DALIL-DALIL AKUNTANSI

1. Dalil Entitas ( Entity Postulate )

Dalil entitas mengatakan bahwa setiap perusahaan merupakan suatu unit akuntansi yang terpisah

dan berbeda dari pemiliknya dan dari perusahaan lain.Dalil entitas mendefinisikan bidang

perhatian akuntan dan membatasi jumlah objek, peristiwa dan atribut-atribut kejadian yang harus

dimasukkan dalam laporan keuangan. Dalil ini juga mengakui tanggung jawab fidusia dari

manajemen kepada pemegang saham. Konsep entitas berlaku untuk firma, perusahaan

perseorangan, korporasi, serta perusahaan kecil dan besar.

Implikasinya :

 Dibedakan antara transaksi bisnis dan individu

 Mengakui tanggung jawab pelayanan manajemen pada pemegang saham.

 Berlaku atas satu segmen perusahaan (seperti suatu divisi ) atau atas beberapa perusahaan

( seperti konsolidasi perusahaan yang saling terkait )

2. Dalil Kelangsungan Usaha ( Going-Concern postulate )

Dalil kelangsungan usaha atau dalil kontinuitas menganggap bahwa entitas bisnis akan

melanjutkan operasinya cukup lama untuk melaksanakan proyek, komitmen, dan aktivitas yang

sedang berjalan.

Implikasinya :

 Jika suatu entitas memiliki masa hidup yang terbatas, maka laporan yang terkait akan akan

memberikan spesifikasi mengenai data akhir dan hakikat likuidasi.

 Dalil kelangsungan usaha membenarkan penilaian aktiva menggunakan basis nonlikuidasi

dan menyediakan dasar untuk akuntansi depresiasi.


 Harapan tentang manfaat di masa mendatang mendorong manajer untuk melihat ke depan

dan memotivasi investor untuk menanamkan modalnya ke perusahaan.

3. Dalil Unit Pengukur ( Unit of-Measure Postulate )

Dalil unit pengukur menganggap bahwa akuntansi adalah proses pengukuran dan

pengkomunikasian aktivitas perusahaan yang dapat diukur dalam satuan moneter.

Implikasinya

 Akuntansi terbatas pada prediksi dari informasi yang dinyatakan dalam satuan moneter,

akuntansi tidak mencatat dan mengkomunikasikan informasi nonmoneter lainnya walaupun

informasi tersebut relevan.

 Dalil ini mengasumsikan bahwa daya beli dari dolar tersebut dadalah stabil dengan

berlalunya waktu atau berubah secara tidak signifikan.

4. Dalil Periode Akuntansi ( Accounting-Period Postulate )

Dalil ini menganggap bahwa laporan keuangan yang menggambarkan perubahan dalam

kekayaan perusahaan seharusnya diungkapkan secara periodik.

Implikasinya :

 Durasi dari suatu periode akuntansi bervariasi, tetapi hukum pajak penghasilan, yang

mengharuskan penentuan laba tahunan, dan praktik bisnis tradisional, menghasilkan periode

waktu normal satu tahun.

 Penggunaan akrual dan tangguhan dalam pembuatan posisi keuangan perusahaan.

D. KONSEP TEORITIS DARI AKUNTANSI

1. Teori Kepemilikan ( Proprietary Theory )

Menurut teori ini entitas sebagai “agen perwakilan atau pengaturan dimana wirausahawan

individual atau pemegang saham beroperasi.” Tujuan utama teori propriteray adalah untuk

menetukan dan menganalisa kekayaan bersih pemilik, dengan persamaan akuntansi :

Aktiva – Kewajiban = Ekuitas Pemilik


Asset – Utang = Ekuitas Pemilik

Aktiva dinilai dan neraca disusun untuk mengukur perubahan kepentingan atau kekayaan si

pemilik. Pendapatan dan beban masing-masing dianggap sebagai kenaikan atau penurunan

dalam kepemilikan yang tidak berasal dari investasi atau penarikan modal oleh pemilik. Dengan

demikian laba bersih atas utang dan pajak penghasilan perusahaan adalah beban ; dividen adalah

penarikan modal. Hanya pemegang saham biasa yang menjadi bagian dari kelompok pemilik

sementara pemegang saham preferen dikeluarkan. Dengan demikian, dividen saham preferen

dikurangkan ketika menghitung laba pemilik. Dan baik saham biasa maupun saham preferen

dimasukkan salam ekuitas pemilik.

2. Teori Entitas ( Entity Theory )

Teori ini memandang entitas sebagai sesuatu yang terpisah dan berbeda dari mereka yang

menyediakan modal bagi entitas tersebut. Sederhananya unit bisnis, dan bukannya pemilik yang

menjadi pusat dari kepentingan akuntansi. Persamaan akuntansi nya adalah :

Aktiva = Ekuitas

Aktiva = Kewajiban + Ekuitas pemegang saham

Baik kreditor maupun maupun pemegang saham adalah pemilik ekuitas, meskipun mereka

memiliki hak yang berbeda dalam hal laba, pengendalian risiko dan likuidasi. Akuntabilitas

kepada pemegang ekuitas dicapai dengan cara mengukur kinerja operasi dan keuangan dari

perusahaan tersebut. Oleh karena itu, laba adalah peningkatan dalam ekuitas pemegang saham

setelah klaim dari pemilik ekuitas lainnya ( misalnya bunga atas pinjaman jangka panjang dan

pajak penghasilan ) dipenuhi.

3. Teori Dana ( Fund Theory )

Dalam teori ini dasar akuntansi bukanlah pemilik maupun entitas, melainkan sekelompok aktiva

dan kewajiban serta pembatasan yang terkait,yang disebut dana, yang mengatur penggunaan

aktiva tersebut.
Dengan demikian, teori ini memandang unit bisnis sebagai unit yang terdiri atas sumber daya

( dana ) ekonomi dan kewajiban serta pembatasan yang terkait dengan penggunaan dari sumber

daya ini. Persamaan akuntansinya adalah :

Aktiva = Pembatasan Aktiva

Unit akuntansi didefinisikan sebagai aktiva dan penggunaan untuk mana aktiva tersebut

dikomitmenkan. Kewajiban mewakili serangkaian pembatasan hukum maupun ekonomi

terhadap penggunaan aktiva tersebut. Oleh karna itu, teori dana adalah “ berpusat pada aktiva “

dalam hal fokus utamanya adalah pada administrasi dan penggunaan yang sesuai atas aktiva.

Bukannya pada neraca atau laporan keuangan , melainkan laporan sumber dan penggunaan

danalah yang merupakan tujuan utama dari pelaporan keuangan. Laporan ini mencerminkan

pelaksanaan operasi perusahaan dalam hal sumber dan penggunaan dana.

Teori dana terutama berguna bagi pemerintah, organisasi nirlaba, rumah sakit, universitas, kota

dan unit pemerintahan. Contohnya, terlibat dalam operasi multisisi yang mengharuskan adanya

dana terpisah. Setiap dana yang berimbang menghasilkan laporan yang terpisah dan sekelompok

akun yang sesuai.

E. PRINSIP – PRINSIP AKUNTANSI

Prinsip akuntansi adalah aturan keputusan umum, yang diturunkan baik dari tujuan dankonsep

teoritis akuntansi, yang mengatur pengembangan teknik-teknik akuntansi.

1. Prinsip Biaya

Prinsip biaya dapat dibenarkan dalam hal objektifitasnya maupun dalil kelangsunganusaha.

Pertama, biaya akuisisi adalah informasi yang objektif dan dapat diverivikasi. Keduadalil

kelangsungan usaha mengasumsikan bahwa entitas akan melanjutkan aktifitasnya alamjangka

waktu yang tidak terbatas, sehingga meniadakan kebutuhan untuk menggunakan nilaisekarang

atau nilai likuidasi guna penilaian aktiva.

2. Prinsip Pendapatan
a. Prinsip pendapatan menspesifikasi:

1) Arus masuk aktiva bersih yang dihasilkan dari penjualan barang atau jasa

2) Arus keluar barang atau jasa dari perusahaan ke pelanggannya

3) Produk perusahaan yang dihasilkan dari penciptaan barang atau jasa oleh usaha selama

periode waktu tertentu.

Pada dasarnya ada dua pandangan mengenai komponen pendapatan. Pandangan luas

ataukomprehensif dari pendapatan memasukkan semua penghasilan dari aktifitas bisnis

daninvestasi. Pandangan ini mengidentifikasikan semua perubahan dalam aktifa bersih

yangberasal dari aktivitas penghasil pendapatan dan keuntungan atau kerugian lainnya

yangberasal dari penjualan aktiva tetap dan investasi sebagai pendapatan.

b. Pengukuran Pendapatan

Pendapatan diukur dalam hal nilai produk atau jasa yang dipertukarkan dalam transaksi‘wajar’.

c. Penentuan waktu dari pengakuan pendapatan

Pada umumnya diakui bahwa pendapatan dan laba diperoleh sepanjang seluruh tahapandari

siklus operasi (yaitu selama penerimaan pesanan, produksi, penjualan, dan penagihan).

Pengakuan ini dapat tergantung pada transaksi pertukaran antara pihak-pihak yangindependen,

atau kinerja kontrak yang dianggap kelihatan cukup pasti.

3. Prinsip pengaitan

Prinsip penandingan mengatakan bahwa expense (beban) harus diakui pada periode yangsama

dengan revenue, yaitu revenue diakui dalam periode tertentu sesuai dengan prinsiprevenue, dan

beban yang terkait kemudian diakui.Hubungan antara revenue dan expense tergantung pada

salah satu dari empat kriteria :

a. Pengaitan langsung dari biaya yang telah habis masa berlakunya pada periodetersebut

(sebagai contoh, gaji direktur untuk periode tertentu).


b. Pengaitan langsung dari biaya yang habis masa berlakunya dengan suatupendapatan

(misalnya, harga pokok penjualan dikaitkan dengan penjualan terkait)

c. Alokasi biaya selama periode yang mendapatkan manfaat (sebagai contoh : depresiasi)

d. Membebankan semua biaya lain dalam periode terjadinya, kecuali jika dapatditunjukkan

bahwa masih memiliki manfaat di masa mendatang.

4. Prinsip Objektivitas

Kegunaan informasi keuangan tergantung pada keandalan dari prosedur pengukuran

yangdigunakan. Karena memastikan keandalan maksimum sering kali sulit untuk

dilakukan,maka akuntan telah menggunakan prinsip objektivitas untuk membenarkan

pilihanprosedur. Prinsip objektivitas, bagaimanapun memiliki interpretasi yang berbeda :

a) Pengukuran objektivitas merupakan ukuran yang bersifat tidak memihakdalam pengertian

bebas dan bias personel pengukurnya.

b) Pengukuran objektivitas merupakan pengukuran variable dalam pengertianbahwa

pengukuran didasarkan pada bukti.

c) Pengukuran objektivitas merupakan hasil dari kesepakatan diantarasekelompok pengamat

atau pengukur tertentu, implikasinya bahwa objektivitas akantergantung pada sekelompok

pengukur tertentu.

d) Ukuran penyebaran atau distribusi pengukuran digunakan sebagai indikatortingkat

objektivitas suatu ssstem pengukuran tertentu.

5. Prinsip konsistensi

Prinsip konsistensi (consistency principle) menganggap bahwa kejadian ekonomi yang

serupasebaiknya dicatat dan dilaporkan dengan cara yang konsisten dari periode ke periode.

Prinsipini mengimplikasikan bahwa prosedur akuntansi yang sama akan diterapkan kepada

transaksiyang serupa sepanjang waktu. Penerapan konsep konsistensi membuat laporan

keuanganmenjadi lebih dapat diperbandingkan dan lebih berguna.


6. Prinsip pengungkapan penuh

Terdapat kesepakatan umum dalam akuntansi bahwa sebaiknya terdapat pengungkapan

yang“penuh”, “adil”, dan “memadai” atas data akuntansi. Pengungkapan penuh (full

disclosure)mengharuskan laporan keuangan dirancang dan disusun untuk menggambarkan

secara akuratkejadian-kejadian ekonomi yang telah memengaruhi perusahaan selama periode

berjalan dansupaya mengandung informasi yang mencukupi guna membuatnya berguna dan

tidakmenyesatkan bagi investor kebanyakan.

7. Prinsip Konservatisme

Prinsip konservatisme adalah suatu prinsip pengecualian atau modifikasi dalam hal

bahwaprinsip tersebut bertindak sebagai batasan terhadap penyajian data akuntansi yang

relevandan andal. Prinsip konservatisme menganggap bahwa ketika memilih antara dua atau

lebihteknik akuntansi yang berlaku umum, suatu referensi ditunjukkan untuk opsi yang

memilikidampak paling tidak menguntungkan terhadap ekuitas pemegang saham.

8. Prinsip Materialitas

Seperti halnya konservatisme, prinsip materialitas adalah suatu prinsip pengecualian atau

modifikasi. Prinsip tersebut menganggap bahwa transaksi dan kejadian yang memiliki dampak

ekonomi yang tidak signifikan dapat ditangani secara sangat cepat, tanpa memedulikan apakah

hal tersebut sesuai dengan prinsip yang berlaku umum atau tidak.

Materialitas berfungsi sebagai pedoman implisit bagi akuntan dalam hal apa yang sebaiknya

diungkapkan dalam laporan keuangan, sehingga memungkinkan akuntan tersebut untuk

memutuskan apa yang tidak penting atau apa yang tidak menjadi masalah berdasarkan biaya

pencatatan, akurasi laporan keuangan, dan relevandi bagi pengguna.

9. Prinsip Keseragaman dan Komparabilitas


Prinsip konsistensi mengacu pada penggunaan prosedur yang sama untuk transaksi-transaksi

yang berhubungan oleh perusahaan selama waktu tertentu; prinsip keragaman mengacu pada

penggunaan prosedur yang sama oleh perusahaan-perusahaan yang berbeda

10. Ketepatan Waktu dari laba dan konservatisme akuntansi

Ketepatan waktu dari laba akuntansi (timeliness of accounting earnings) telah didefinisikan

sebagai sejauhmana laba akuntansi periode sekarang memasukkan laba ekonomi periode

sekarang. Sementara laba ekonomi dan laba akuntansi yang dijumlahkan selama umur dari

perusahaan adalah identik, keduanya berbeda dalam jangka pendek. Hubungan laba akuntansi

dengan laba ekonomi mendefinisikan ketepatan waktunya sebagai berikut:

EARNit = a0j + a1jRETit + εit

Dimana:

EARNit = laba sebelum pos luar biasa, operasi yang dihentikan, dan pos-pos khusus yang

dideflasi oleh nilai pasar awal tahun dari ekuitas perusahaan tertentu pada tahun t.

RETit = tingkat pengembalian saham tahunan untuk tahun t.

Konservatisme didefinisikan oleh Basu adalah sampai sejauh mana laba akuntansi periode

sekarang secara asimetris memasukkan kerugian ekonomi, relatif terhadap keuntungan ekonomi.

Asimetri konservatif dalam ketepatan laba akuntansi diperkenalkan dengan memodifikasi

persamaan sebelumnya untuk memasukkan laba ekonomi secara asimetris sebagai berikut:

EAR N it = a0j + a1jNEGit + a2jRETit + a3jRETitNEGit + εit

Di mana:

NEGit = Variabel dummy yang setara dengan 1 jika RET adalah negatif dan o jika sebaliknya.

Oleh karena itu, a2j dan a2j+a3j memasukkan dalam laba tahun berjalan masing-masing berita

bagus dan berita buruk.

Anda mungkin juga menyukai