Anda di halaman 1dari 8

TUGAS TUTORIAL KE-2

PROGRAM STUDI AKUNTANSI KEUANGAN PUBLIK

Nama Mata Kuliah : Teori Akuntansi

Kode Mata Kuliah : EKSI 4415

Nama Mahasiswa : ZAKI

NIM : 042357592

Tugas Tutorial:

1. Jelaskan perbedaan prinsip, postula dan standar

A. Postulate Akuntansi
Postulate adalah pernyataan yang tidak perlu dibuktikan atau aksioma yang diterima secara
umum karena sesuai dengan tujuan dari laporan keuangan, dan menggambarkan lingkungan
ekonomi, politik, sosiologis, dan hukum di mana akuntansi harus beroperasi.
1) Dalil Entitas
Akuntansi mengatur hasil operasi dari suatu entitas, yang terpisah dan berbeda dari pemilik
entitas. Postulate entitas menyatakan bahwa suatu unit perusahaan merupakan unit
akuntansi yang terpisah dari pemiliknya dan perusahaan lain. Postulate merumuskan
bidang perhatian akuntan dan membatasi objek, peristiwa, dan atribut peristiwa yang
dimasukkan ke dalam laporan keuangan. Selain itu, postulate juga memungkinkan akuntan
membedakan antara transaiksi bisnis dan individu, yang dimasukkan dalam laporan
keuangan adalah transaksi perusahaan bukan transaksi pemilik perusahaan. Dan tanggung
jawab pelayanan manajemen berada pada pemegang saham.
Salah satu cara mendefinisi entitas akuntansi adalah mendefinisikan sebagai unit ekonomi
yang bertanggung jawab atas aktivitas ekonomi dan pengendalian administratif atas unit.
Postulat A.2 Accounting Research Study No.1 menyatakan bahwa “aktivitas ekonomi
dilakukan melalui unit atau entitas tertentu”. Pendekatan ini dicontohkan dengan baik oleh
pelaporan konsolidasian entitas yang berbeda sebagai unit ekonomi tunggal, tanpa
memperhatikan perbedaan hukumnya.
Cara lain mendefinisi entitas akuntansi adalah dalam kerangka kepentingan ekonomi
berbagai pemakai, dan bukan aktivitas ekonomi dan pengendalian administratif unit
Pendekatan ini lebih berorientasi pemakai daripada berorientasi perusahaan. Kepentingan
pemakai, bukan aktivitas ekonomi perusahaan, mendefinisi batasan entitas akuntansi dan
informasi yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan. Konsep dari American
Accounting Association tahun 1964 dan komite studi penelitian standar tentang konsep
entitas bisnis mendukung pandangan ini, meyatakan bahwa “batasan entitas ekonomi
dapat diidentifikasi:
a) Dengan menentukan kepentingan individual atau kelompok; dan
b) Dengan menentukan sifat kepentingan individual atau kelompok. Pendekatan kedua ini
menjustifikasi kemungkinan perluasan data yang merupakan hasil dari skopa akuntansi
baru sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan potensial semua pemakai. Sebagai
contoh, informasi yang dihasilkan dari kemungkinan adopsi akuntansi sumber daya
manusia, akuntansi sosioekonomi, akuntansi untuk kos modal, dan pelaporan prakiraan
keuangan mungkin akan semakin mudah masuk dalam laporan keuangan yang
didasarkan pada pendekatan pemakai daripada pendekatan perusahaan dalam
mendefinisikan entitas akuntansi.
2) Dalil Kelangsungan Usaha
Postulat kelangsungan usaha menyatakan bahwa entitas akuntansi akan terus beroperasi.
Dalil ini berasumsi bahwa perusahaan tidak diharapkan untuk dilikuidasi dalam masa yang
akan datang yang dapat diketahui dari sekarang atau bahwa entitas akan terus beroperasi
untuk jangka waktu yang tidak tertentu.
Postulat kelangsungan usaha juga diterapkan untuk mendukung teori manfaat. Harapan
tentang manfaat di masa mendatang mendorong manajer untuk melihat ke depan dan
memotivasi investor untuk menanamkan modalnya ke perusahaan. Kelangsungan usaha
(yaitu, kontinuitas entitas akuntansi yang tidak terbatas) adalah penting untuk justifikasi
teori manfaat.
3) Dalil Unit Pengukuran
Menyatakan bahwa akuntansi adalah pengukuran dan proses mengkomunikasikan aktivitas
perusahaan yang dapat diukur dalam satuan moneter. Unit pertukaran dan pengukuran
diperlukan untuk mencatat transaksi perusahaan dengan cara yang seragam. Pengukur
umum yang dipilih dalam akuntansi adalah unit moneter. Kebertukaran barang, jasa, dan
modal diukur dalam satuan uang.
Keterbatasan yang diakibatkan oleh postulat unit pengukur ini terkait dengan unit moneter
itu sendiri sebagai unit pengukur. Karakteristik utama adalah daya beli unit moneter, atau
kuantitas barang atau jasa yang satuan uang dapat digunakan.Tidak seperti meter, yang
variasi panjangnya 100 sentimeter, daya beli unit moneter, dalam hal ini dolar, tunduk
perubahan. Teori akuntansi konvesional berhubungan dengan permasalahan ini dengan
menyatakan bahwa postulat unit pengukur juga “postulat moneter yang stabil dalam artian
bahwa postulat menganggap daya beli dolar adalah stabil sepanjang waktu atau
perubahannya tidak signifikan. Meskipun ini tetap digunakan dalam pelaporan keuangan
sekarang, postulat moneter yang stabil merupakan objek kritik yang terus-menerus. Profesi
akuntansi menghadapi tantangan untuk memilih antara unit uang dan unit daya beli umum
sebagai unit pengukuran akuntansi.
4) Dalil Periode Akuntansi
Meskipun postulate kelangsungan usaha menyatakan bahwa setiap perusahaan akan tetap
ada pada periode waktu yang tidak terbatas, namun adalakalanya pemakai meminta
berbagai informasi tentang posisi keuangan dan kinerja perusahaan untuk membuat
keputusan jangka pendek. Dari hal tersebut maka postulate periode akuntansi menyatakan
bahwa laporan keuangan perusahaan seharusnya diungkapkan secara periodik.
Dengan meminta entitas untuk menyediakan secara periodik, laporan keuangan jangka
pendek, postulat periode akuntansi membebankan akrual dan tangguhan, penerapan yang
menyebabkan perbedaan penting antara akuntansi akrual dan kas. Setiap periode,
penggunaan akrual dan tangguhan diminta dalam pembuatan posisi keuangan perusahaan
dalam istilah seperti expenses dibayar dimuka, pendapatan yang belum diterima, gaji yang
belum dibayar, dan expenses depresiasi.
B. Prinsip-prinsip Akutansi
Prinsip akuntansi adalah aturan keputusan umum (general decision rules) yang diturunkan dari
objectives dan theoretical concepts; accounting principles inilah yang mengatur pengembangan
accounting technique.
1) Prinsip Cost (Biaya)
Menurut prinsip biaya, biaya perolehan / akuisisi atau biaya historis adalah dasar penilaian
yang sesuai untuk mengakui akuisisi dari seluruh barang dan jasa, beban, biaya, dan
ekuitas. Dengan kata lain, suatu transaksi dinilai pada harga pertukaran pada saat barang
tersebut dibeli dan dicatat dalam laporan keuangan pada nilai setelah amortisasi.
Biaya menunjukkan harga pertukaran atau imbalan moneter yang diberikan untuk
memperoleh barang atau jasa. Jika imbalan terdiri dari aset non-moneter, harga pertukaran
adalah ekuivalen kas atas aset atau jasa yang diterima. Prinsip biaya dapat diterapkan
dalam pengukuran utang dan modal. Prinsip biaya dijustifikasi oleh dalil objektivitas dan
dalil kelangsungan usaha. Biaya perolehan adalah objektif dimana informasi yang dihasilkan
dapat diuji kebenarannya.
2) Prinsip Revenue (Pendapatan)
Prinsip revenue menspesifikasi sifat komponen-komponen revenue, pengakuan revenue,
dan waktu pengakuan revenue. Revenue diinterpreatsikan sebagai aliran masuk aset bersih
yang berasal dari penjualan barang atau jasa, aliran keluar barang atau jasa dari
perusahaan kepada pelanggan, dan produk perusahaan yang dihasilkan dari penciptaan
barang atau jasa oleh perusahaan selama periode waktu tertentu.
3) Prinsip Penandingan
Prinsip ini menyatakan bahwa expenses harus diakui pada periode yang sama dengan
revenue, yaitu revenue diakui dalam periode tertentu sesuai dengan prinsip revenue, dan
expenses yang terkait kemudian diakui.
4) Prinsip Objektivitas
Prinsip objektivitas menyatakan bahwa teori akuntansi bebas dari bias personal
pengukurnya, pengukurannya merupakan pengukuran variabel dan didasarkan pada bukti,
merupakan konsensus di antara kelompok pengamat atau pengukur tertentu, digunakan
sebagai indikator tingkat objektivitas suatu sistem pengukuran.
5) Prinsip Konsistensi
Prinsip ini menyatakan bahwa peristiwa ekonomi yang serupa seharusnya dicatat dan
dilaporkan secara konsisten dari periode ke periode. Penerapan ini membuat laporan
keuangan menjadi lebih komparabel dan berguna.
6) Prinsip Pengungkapan Penuh
Pengungkapan penuh mengharuskan laporan keuangan dirancang dan disusun untuk
menggambarkan secara akurat kejadian-kejadian ekonomi yang telahmemegaruhi
perusahaan selama periode berjalan dan supaya mengandung informasi yang mencukupi
guna membuatnya berguna dan menyesatkan bagi investor.
Skinner menarik perhatian pada bebrapa masalah yang sebaiknya menjadi subjek dari
pengungkapan penuh;
a) Rincian dari kebijakan dan metode akuntansi, terutama ketika penilaian dibutuhan
dalam penerapan metode akuntansi, ketika metode tersebut bersifat khusus bagi
entitas pelaporan tersebut, atau ketiak metode akuntansi alternative digunakan.
b) Informasi tambahan untuk membantu dalam analisis investasi atau untuk
mengindikasikan hak dari berbagai pihak yang memiliki klaim atas entitas pelaporan.
c) Perubahan dari tahun sebelumnya dalam kebijakan akuntansi atau meetode
penerapannya dan dampak dari perubahan semacam itu.
d) Aktiva, keajiban, biaya, dan pendpatan, yang dihasilkan dari transaksi dengan pihak-
pihak yang memiliki kepentingan pengendalian dengan direktur atau pjabat yang
memiliki huungan istimewa dengan entitas tersebut.
e) Aktiva, kewaiban, dan komitmen kontijen.
f) Transaksi keuangan atau nonoperasi lainnya yang terjadi setelah tanggal neraca yang
memiliki dampak material terhadap possi keuangan entitas terebut.

7) Prinsip Konservatisme
Prinsip konservatisme menyatakan bahwa ketika memilih di antara dua atau lebih teknik
akuntansi yang dapat diterima maka preferensinya adalah memilih yang paling kecil
dampaknya terhadap ekuitas pemegang saham.
Sterling menyebut konservatisme sebagai ‘’prinsip penilaian akuntansi yang paling kuno
dan mungkin paling bertahan’’. Konservatisme masih digunakan dalam beberapa situasi
yang memerlukan penilaian akuntan, seperti memilih umur estimasi manfaat dan nilai sisa
dari aktiva untuk akuntansi depresiasi dan konsekuensi aturan dari penerapan kosep.
8) Prinsip Materialitas
Prinsip materialitas adalah suatu prinsip pengecualian atau modifikasi. Menganggap bahwa
transaksi dan kejadian yang memiliki dampak ekonomi yang memiliki dampak ekonomi
yang signifikan dapat ditangani secara cepat, tanpa memdulikan apakah hal tersebut sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atau tidak. Secara umum otoritas akuntansi
telah meninggalkan penerapan materialitas kepada penilaian akuntan, dan pada saat yang
sama menekankan pentingnya hal tersebut. Prinsip materialitas kurang memiliki definisi
operasional. Kebanyakan menekankan padaperanan akuntan dalam menginterpretasi-kan
apa yang material dan apa yang tidak.
9) Prinsip Keragaman dan Komparabel
Prinsip ini bertujuan melindungi pengguna dan menyajikan data yang bermanfaat bagi
pengguna. Keseragaman tidak mendorong komparabilitas, sebagai tujuan yang tidak layak.
Fleksibilitas terbukti telah mendorong munculnya kebingungan dan ketidakpercayaan.
C. Konsep Teoritis
Konsep merupakan pernyataan yang tidak perlu dibuktikan atau aksioma yang diterima secara
umum karena sesuai dengan objectives daripada financial statements. dan yang
menggambarkan sifat dari accounting entities yang bergerak dalam perekonomian yang bebas
yang ditandai oleh hak milik atas suatu kekayaan.
1) Teori Proprietary/ Teori Kepemilikan
Menurut teori proprietary, entitas sebagai “agen, perwakilan atau susunan melalui
wirausahawan individual atau pengoperasi pemegang saham”. Sudut pandang kelompok
pemilik sebagai pusat kepentingan terefleksi dalam cara memelihara catatan akuntansi dan
membuat laporan keuangan. Tujuan utama teori proprietary adalah untuk menentukan
dan menganalisis kekayaan bersih pemilik, dengan persamaan akuntansi:
Aset – Utang = Ekuitas Pemilik.
Dengan kata lain, pemilik memiliki aset dan utang. Jika utang dianggap aset negatif, maka
teori proprietary dikatakan berpusat pada aset dan, secara konsekuen, berorientasi neraca.
Aset dinilai dan neraca disusun untuk mengukur perubahan dalam kepentingan atau
kesejahteraan pemilik. Revenue dan expenses dianggap meningkat atau menurun secara
berturut-turut dalam kepemilikan yang bukan berasal dari investasi pemilik atau penarikan
modal oleh pemilik. Jadi, income bersih atas utang dan pajak penghasilan perusahaan
adalah expenses; deviden adalah penarikan modal.

2) Teori Entitas
Teori entitas memandang entitas sebagai sesuatu yang terpisah dan berbeda dari pihak
yang menyediakan modal pada entitas. Secara sederhana, unit bisnis, bukan pemilik,
merupakan pusat kepentingan akuntansi. Unit bisnis memiliki sumber daya perusahaan dan
bertanggungjawab terhadap pemilik maupun kreditor. Menurut teori ini, persamaan
akuntansinya adalah:
Aset = Ekuitas
Aset = Utang + Ekuitas Pemegang Saham
Aset adalah pertumbuhan hak perusahaan; ekuitas menunjukkan sumber aset dan terdiri
dari utang dan ekuitas pemegang saham. Baik kreditor dan pemegang saham adalah
pemilik ekuitas, meskipun mereka memiliki hak yang berbeda terkait dengan income,
kontrol risiko, dan likuidasi. Jadi, income yang diperoleh merupakan properti entitas hingga
didistribusikan sebagai deviden kepada pemegang saham. Karena unit bisnis
bertanggungjawab untuk memenuhi klaim pemilik ekuitas, teori entitas disebut sebagai
“berpusat pada income” dan secara konsekuen berorientasi pada laporan laba rugi.
Akuntabilitas kepada pemilik ekuitas dicapai dengan mengukur kinerja operasi dan
keuangan perusahaan. Dengan demikian, income merupakan peningkatan dalam ekuitas
pemegang saham setelah klaim pemilik ekuitas lainnya (sebagai contoh, bunga pinjaman
jangka panjang dan pajak penghasilan) telah terpenuhi. Peningkatan dalam ekuitas
pemegang saham dipertimbangkan sebagai income bagi pemegang saham hanya jika
deviden telah diumumkan. Demikian halnya, laba yang tidak dibagi (undistribted profit)
tetap menjadi milik entitas karena mereka menunjukkan “corporation’s proprietary equity
in itself”. Sebagai catatan bahwa ketaatan yang kaku pada teori entitas mendikte bahwa
pajak penghasilan dan bunga pinjaman dianggap sebagai distribusi income dan bukan
expenses.Akan tetapi keyakinan umum dan interpretasi teori entitas, adalah bahwa bunga
dan pajak penghasilan adalah expenses.
Teori entitas merupakan teori yang paling dapat diterapkan pada perusahaan bisnis bentuk
korporat, yang terpisah dan berbeda dari pemiliknya. Dampak teori entitas ditemukan
dalam beberapa terminologi teknik akuntansi yang digunakan dalam praktik.
a) teori entitas menyetujui pengadopsian penilaian sediaan LIFO ketimbang FIFO, karena
penilaian LFO dapat mencapai penentuan income yang lebih baik, dibanding
penerapannya dibawah teori proprietatary.
b) definisi umum revenue sebagai produk perusahaan dan expenses sebagai barang dan
jasa yang dikonsumsi untuk mendapatkan reuenue adalah konsisten dengan keasyikan
teori entitas akan indeks kinerja dan akuntabilitas pada pemilik ekuitas.
c) pembuatan laporan konsolidasi dan pengakuan kepentingan kelas minoritas sebagai
pemilik ekuitas tambahan juga konsisten dengan teori entitas. Akhirnya, baik teori
entitas, yang menekankan pada penentuan income bagi pemilik ekuitas secara
memadai, dan teori proprietary, yang menekankan pada penilaian aset yang memadai,
dianggap menyetujui pengadopsian nilai sekarang, atau penilaian berbasis selain kos
historis.

3) Teori Dana
Dalam teori dana, dasar akuntansi bukan teori proprietary maupun teori entitas, tetapi
kelompok aktiva dan kewajiban dan pembatasan terkait, disebut dana, yang mengatur
penggunaan aset. Jadi, teori dana memandang unit bisnis terdiri atas sumber daya ekonomi
(dana) serta kewajiban dan restriksi terkait mengenai penggunaan sumber daya.
Persamaan akuntansinya adalah:
Aset = Pembatasan aktiva
Sehingga, teori dana “berorientasi aset” dalam pengertian bahwa fokus utamanya adalah
pada administrasi dan penggunaan aset secara memadai. Bukan neraca atau laporan
keuangan melainkan laporan sumber dan penggunaan dana yang merupakan tujuan utama
pelaporan keuangan.
Teori dana terutama berguna untuk pemerintah dan organisasi nirlaba. Rumah sakit,
universitas, unit kota dan pemerintahan, sebagai contoh, dijalankan dalam operasi yang
beraneka segi sehingga memerlukan pemisahan dana. Setiap dana (self-balanced fund)
menghasilkan laporan terpisah melalui sistem akuntansi yang terpisah dan serangkaian
catatan yang memadai. Dana dapat didefinisi sebagai :
Entitas fiskal dan akuntansi independen dengan pencatatan serangkaian akun kas dan atau
sumber daya lain yang berimbang bersama dengan utang, kewajiban, cadangan, dan
ekuitas yang terpisah untuk tujuan melakukan aktivitas tertentu atau mencapai tujuan
tertentu sesuai dengan regulasi, restriksi, atau pembatasan khusus.
Jumlah dana dalam institusi nirlaba tergantung pada jumlah dan tipe aktivitas yang
memiliki restriksi hukum berkaitan dengan penggunaan asetyang dipercayakan kepada
organisasi. Sebagai contoh, berikut ini terdapat delapan dana utama yang
direkomendasikan untuk administrasi keuangan unit pemerintahan yang baik:
a) Dana Umum (General Funds) untuk mencatat semua transaksi keuangan yang tidak
layak dicatat dalam dana lain.
b) Dana Penerimaan Khusus (Special Revenue Funds) untuk mencatat hasil atas sumber
penerimaan khusus (selain perkiraan khusus) atau untuk mendanai aktivitas tertentu
yang diminta oleh hukum atau aturan administratif.
c) Dana Jasa Peminjaman (Debt Service Funds) untuk mencatat pembayaran bunga dan
pokok pinjaman jangka panjang selain iuran khusus (special assessment) dan reuenue
bonds.
d) Dana Projek Modal (Capital Projects Funds) untuk mencatat penerimaan dan
pengeluaran uang dan untuk memperoleh fasilitas modal selain yang dibiayai oleh
iuran khusus dan dana perusahaan.
e) Dana Perusahaan (Enterprises Funds) untuk mencatat pendanaan jasa bagi masyarakat
umum, di mana semua atau hampir semua kos yang termasuk dibayarkan dalam
bentuk beban oleh pemakai jasa.
f) Dana Perwalian dan Agen (Trust and Agency Funds) untuk mencatat aset yang dimiliki
oleh unit pemerintahan sebagai bendahara atau agen individual, organisasi swasta, dan
unit organisasi pemerintahan lain.
g) Dana Jasa antar Pemerintahan (Intragovermental Service Funds) untuk mencatat
pendanaan aktivitas khusus dan jasa yang dilakukan oleh unit organisasi yang ditunjuk
dalam batas kekuasaan pemerintah.
h) Dana luran Khusus (Special Assessment Found) untuk mencatat iuran khusus yang
dipungut guna mendanai perbaikan masyarakat atau jasa yang bermanfaat bagi
kekayaan yang menjadi dasar pemungutan iuran tersebut.
Teori dana juga relevan untuk organisasi berorientasi laba, yang menggunakan dana untuk
aktivitas yang bermacam-macam seperti dana pelunasan (sinking funds), akuntansi untuk
kebangkrutan dan perkebunan dan perwalian, akuntansi cabang atau divisional, pemisahan
aset dalam aset lancar atau tetap, dan konsolidasi.

2. Coba jelaskan penerapan FIFO lebih disukai futuris dan LIFO lebih disukai historicus

Suatu perdebatan sengit sudah berlangsung selama sekian dasawarsa mengenai bagaimana cara
terbaik untuk mengukur aktiva. Perdebatan ini mungkin rumit dan membingungkan tetapi dapat
ditarik garis-garis pertempuran yang utama, yaitu antara apa yang bisa disebut sebagai pihak yang
melihat ke masa lalu (historikus) dan pihak yang melihat ke masa depan (futuris).
Pihak historikus cenderung mendukung biaya historis karena biaya historis menceritakan kisah
perusahaan dengan lebih baik, sementara pihak futuris cenderung mendukung biaya masa berjalan
karena biaya masa berjalan mencerminkan masa depan perusahaan dengan lebih baik. Oleh karena
itu, penilaian aktiva paling baik dilakukan secara tidak langsung. Pihak futuris cenderung
menjadikan neraca sebagai fokus sentral dan menyatakan penghasilan yang akan diperoleh sebagai
urutan kedua.
FASB menyebut kedua pendekatan ini pandangan pendapatan-beban (revenue-expense)
danpandangan aktiva-kewajiban (asset-liability). Sebagai ilustrasi, pertimbangan perdebatan
tentang penggunaan LIFO dan FIFO. Metode LIFO seringkali disukai oleh pihak historikus karena
dalam periode-periode inflasi metode ini memberikan ukuran marjin kotor yang lebih tepat;
kelemahannya adalah bahwa ukuran persediaan di neraca menjadi kurang tepat. Para futuris
cenderung lebih mendukung FIFO karena metode ini memberikan ukuran nilai aktiva yang lebih
baik di neraca; kelemahannya adalah bahwa metode ini menghasilkan ukuran harga pokok
penjualan yang kurang tepat

Anda mungkin juga menyukai