Anda di halaman 1dari 8

RINGKASAN

TEORI AKUNTANSI
“ STRUKTUR TEORI AKUNTANSI “

SEMESTER VII

REFERENSI : ACCOUNTING TEORY - BILKHUI


TGL PRESENTASI : 21 OKTOBER 2023
DOSEN PENGAMPU : HELMAN A. R, SE, MM
OLEH : NURLEHA
NIM : 2020116008

PROGRAM STUDI NON REGULER S1 AKUNTANSI


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI AMA
TAHUN 2023-2024
STRUKTUR TEORI AKUNTANSI

1. Hakikat Dari Struktur Teori Akuntansi


Apapun pendekatan dan metodologi yang digunakan dalam formulasi suatu teori akuntansi
(deduktif atau induktif, normatif atau deskriptif), kerangka referensi yang dihasilkan
didasarkan pada`sekelompok elemen dan hubungan yabg mengatur perkembangan teknik
akuntansi. Struktur dari suatu teori akuntansi teerdiri dari elemen-elemen berikut ini :

1.Tujuan dari laporan keuangan

2a.Dalil-dalil akuntansi 2b.Konsep teoritis dari akuntansi

3.Prinsip-prinsip akuntansi

4.Teknik-teknik akuntansi

2. Hakikat Dari Dalil, Konsep Teoritis, Dan Prinsip-Prinsip Akuntansi


A. Dalil Akuntansi (accounting postulate)
Dalil akuntansi adalah pernyataan atau aksioma yang sangat jelas, umumnya diterima
berdasarkan kesesuaiannya terhadap tujuan laporan keuangan, yang menggambarkan
lengkungan ekonomi, politik, sosial, dan hukum dimana akuntansi harus beroperasi. Dalil-
dalil akuntansi antara lain :
1) Dalil Entitas (entity postulate)
Dalil Entitas menganggap bahwa setiap perusahaan adalah suatu unit akuntansi yang
terpisah dan berbeda dari pemiliknya dan dari perusahaan-perusahaan lain.
2) Dalil Kelangsungan Usaha (going concern postulate)
Dalil Kelangsungan Usaha atau dalil kontinuitas menganggap bahwa entitas bisnis akan
melanjutkan operasinya cukup lama untuk merealisasikan proyek, komitmen, dan
aktivitasnya yang berkelanjutan.
3) Dalil Unit Pengukuran (unit of-measure postulate)
Dalil Unit Pengukuran menganggap bahwa akuntansi adalah proses pengukuran dan
pengomunikasian aktivitas perusahaan yang dapat diukur dalam satuan uang.
4) Dalil Periode Akuntansi (accounting-period postulate)
Dalil Periode Akuntansi menganggap bahwa laporan keuangan yang menggambarkan
perubahan dalam kekayaan perusahaan sebaiknya diungkapkan secara periodik.
B. Konsep Teoritis Akuntansi (thoeretical concept)
Konsep teoritis dari akuntansi juga merupakan pernyataan atau aksioma yang sangat
jelas, umumnya diterima berdasarkan kesesuaiannya terhadap tujuan laporan keuangan,
yang menggambarkan hakikat dari entitas akuntansi yang beroperasi dalam suatu
perekonomian bebas yang ditandai oleh kepemilikan pribadi atas properti.
1) Teori Kepemilikan (proprietary theory)
Tujuan utama dari teori kepemilikan adalah penentuan dan analisis dari “ kekayaan
bersih “ (net worth) pemilik,oleh karena itu persamaan akuntansinya adalah :

Aktiva – Kewajiban = Ekuitas Pemilik

2) Teory Entitas (entity theory)


Teory Entitas memandang entitas sebagai suatu yang terpisah dan berbeda dari mereka
yang menyediakan modal bagi entitas tersebut. Sederhananya unit bisnis dan bukannya
pemilik yang menjadi pusat dari kepentingan akuntansi. Unit bisnis memiliki sumber
daya perusahaan dan bertanggung jawab atas klaim pemilik maupun klaim kreditor.
Oleh karena itu, persamaan akuntansinya adalah :

Aktiva = Ekuitas Pemilik


Aktiva = Kewajiban + Ekuitas Pemegang Saham

3) Teory Dana (fund theory)


Dalam teori dana, dasar akuntansi bukanlah pemilik entitas, melainkan sekelompok
aktiva dan kewajiban serta pembatasan yang terkait, yang disebut dana, yang mengatur
penggunaan aktiva tersebut. Dengan demikian teori dana memandang unit bisnis
sebagai unit yang terdiri atassumber daya (dana) ekkonomi dan kewajiban serta
pembatasan yang terkait dengan penggunaan dari sumber daya ini. Persamaan
akuntansinya adalah :

Aktiva = Pembatasan Aktiva


C. Prinsip-Prinsip Akuntansi (accounting principles)
Prinsip-prinsip akuntansi adalah aturan pengambilan keputusan umum, yang diturunkan
baik dari tujuan maupun konsep teoritis akuntansi yang mengatur pengembangan teknik-
teknik akuntansi.
1) Prinsip Biaya
Menurut prinsip biaya (cost principle), biaya perolehan/akuisisi (acquistion cost) atau
biaya historis adalah dasar penilaian yang sesuai untuk mengkui akuisisi dari seluruh
barang dan jasa, beban, biaya, dan ekuitas. APB Statement No.4 mendefinisikan biaya
sebagai berikut : Biaya (cost) adalah jumlah yang diukur dalam uang, dari kas yang
dikeluarkan atau properti lain yang ditransfer, modal saham yang dikeluarkan, jasa yang
diberikan, ataukewajiban yang terjadi, dalam hubungannnya dengan barang atau jasa
yang telah diterima. Biaya (dan atau aktiva) yang belum habis masa berlakunya adalah
biaya (dan atau aktiva) yang berkaitan dengan produksi pendapatan masa depan. Biaya
yang sudah habis masa berlakunya tidak berkaitan dengan produksi pendapatan dimasa
depan, dan oleh karena itu deperlakukan sebagai pengurang dari pendapatan sekarang
atau dibebankan terhadap laba ditahan.
2) Prinsip Pendapatan
Prinsip pendapatn (revenue principle) menspesifikasi :
 Hakikat dari komponen-komponen pendapatan
 Pengukuran pendapatan
 Penentuan waktu dari pengakuan pendapatan
3) Prinsip Pengaitan
Prinsip Pengaitan (matching principle) menganggap bahwa beban sebaiknya diakui
dalam periode yang sama dengan pendapatan terkait yaitu pendapatan diakui dalam
suatu periode tertentu menurut prinsip pendapatan, dan beban terkait kemudian diakui.
4) Prinsip Objektivitas
5) Prinsip Konsistensi
Prinsip Konsistensi (consistency principle) menganggap bahwa kejadian ekonomi yang
serupa dicatat dan dilaporkan dengan cara yang konsisten dari periode ke periode.
Prinsip konsistensi tidak menghalangi suatu perusahaan untuk mengubah prosedur
akuntansinya ketika hal tersebut dibenarkan oleh situasi yang berubah, atau jika
prosedur alternatif lebih baik (aturan preferensi). Sesuai dengan APB Opinion No.20
perubahan yang membenarkan perubahan dalam prosedur adalah :
• Perubahan dalam prinsip-prinsip akuntansi
• Perubahan dalam estimasi akuntansi
• perubahan dalam entitas pelaporan
6) Prinsip Pengungkapan Penuh
Pengungkapan penuh (full disclousure) mengharuskan laporan keuangan dirancang dan
disusun untuk menggambarkan secara akrual kejadia-kejadian ekonomi yang telah
mempengaruhi perusahaan selama periode berjalan dan supaya mengandung informasi
yang mencukupi guna membuatnya berguna dan tidak menyesatkan bagi investor
kebanyakan.
7) Prinsip Konservatisme
8) Prinsip konservatisme (conservatism principle) adalah suatu prinsip pengecualian atau
modifikasi dalam hal bahwa prinsip tersebut bertindak sebagai batasan terhadap
penyajian data akuntansi yang relevan dan andal.
9) Prinsip Materialitas
Prinsip Materialitas adalah suatu prinsip pengecualian atau modifikasi. Prinsip tersebut
menganggap bahwa Transaksi dan kejadian yang memiliki dampak ekonomi yang tidak
signifikan dapat ditangani secara sangat cepat, tanpa mempedulikan apakah hal tersebut
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atau tidak.
10) Prinsip Keseragaman dan Kompabrabilitas
Prinsip keseragaman mengacu pada penggunaan prosedur yang sama oleh perusahaan –
perusahaan yang Berbeda. Tujuan yang diinginkan adalah untuk mencapai
komparabilitas laporan keuangan dengan mengurangi keragaman yang diciptakan oleh
penggunaan prosedur akuntansi yang berbeda oleh perusahaan – perusahaan yang
berbeda.
11) Prinsip Ketepatan Waktu Dari Laba dan Konservatisme Akuntansi
Ketepatan waktu dari laba akuntansi ( timeliness of accounting earnings ) telah
didefinisikan sebagai sejauh mana laba akuntansi periode sekarang memasukkan laba
ekonomi periode sekarang. Sementara laba ekonomi ( economic income ) dan laba
akuntansi (accounting income) yang dijumlahkan selama umur dari perusahaan adalah
identik, keduanya berbeda dalam jangka pendek. Laba ekonomi segera mengakui
perubahan dalam perkiraan nilai sekarang atas arus kas masa depan, sementara laba
akuntansi menggunakan prinsip “pengakuan” untuk memasukkan perubahan yang
sama secara perlahan – lahan sejalan dengan waktu.
Kebenaran Dalam Akuntansi
Pemikiran mengenai kebenaran dalam filosofi
Jika kita mengetahui suatu proposisi, maka kita mengetahui bahwa hal itu adalah benar. Suatu
proposisi yang benar berkaitan dengan suatu kondisi masalah yang terjadi. Kebenaran berkaitan
dengan pelaporan dari kejadian atau terdapatnya kondisi masalah.Hal tersebut dapat :
- Berupa kebenaran sebagai kesesuaian ketika proposisi tersebut adalah benar jika sesuai
dengan fakta.
- Berupa kebenaran sebagai koherensi ketika proposisi tersebut adalah benar karena koheren
dengan proposisi lain. Proposisi tersebut harus saling mendukung satu sama lain.
- Berupa kebenaran sebagai apa “ yang berlaku “, mengimplikasikan bahwa proporsi yang
benar adalah apa yang berlaku.
Kebenaran dari proposisi dapat dipastikan dengan tingkat kompleksitas yang berbeda.
Proposisi analitis,seperti “ seluruh akuntan Amerika adalah orang Amerika, “ adalah jelas benar
tanpa pembuktian lebih lanjut, karena bentuk negative dari proposisi itu adalah “ saling
berlawanan “ ( self – contradictory ). Proposisi sintetis ( proposisi yang tidak bersifat analitis )
perlu dibuktikan sebagai benar atau salah. Proposisi sintetis tersebut, “ Tunis adalah ibukota
Tunisia “ adalah proposisi sintesis yang benar.

Kemungkinan akan kebenaran dalam akuntansi


a. Kebenaran sebagai netralitas
Untuk dapat melaporkan kebenaran, akuntansi perlu menghindari dimasukkannya bias. Untuk
menghindari dimasukkannya bias dalam pengetahuan, gamabaran, dan komunikasi fakta,
akuntan diharapkan bersikap netral. Karakteristrik penting dari informasi yang disediakan
adalah “ bebas dari bias “ atau netral. Netralitas ( neutrality ) dianggap sebagai karakteristik
kualitatif penting dari informasi akuntansi. Netralitas, dalam konteks ini, mengacu pada
tiadanya bias dalam penyajian informasi atau laporan akuntansi.
b. Kebenaran sebagai objektivitas
Untuk menetapkan akurasi dari atribut – atribut yang diukur, akuntan telah mengandalkan
prinsip objektivitas sebagai suatu cara untuk membenarkan prosedur pilihan mereka. Tetapi ,
objektivitas ( objectivity ) telah memperoleh paling tidak empat arti yang mungkin :
1. Pengukuran yang impersonal atau berada di luar pikiran dari orang yang melakukan
pengukuran
2. Pengukuran yang didasarkan pada bukti yang dapat diverifikasi
3. Pengukuran berdasarkan suatu kesepakatan dari para ahli yang memiliki kualifikasi
4. Kecilnya penyebaran statistic dari pengukuran atribut ketika dilakukan oleh pengukur yang
berbeda.
c. Kebenaran, objektivitas, dan keandalan
Dalam konteks kerangka konseptual, supaya dapat diandalkan, informasi harus dapat
diverikasi, netral, dan disajikan dengan jujur. Keandalan mengacu pada “ kualitas yang
memungkinkan pengguna data untuk mengandalkannya dengan penuh keyakinan sebagai
perwakilan dari apa yang diwakili oleh data tersebut. Dengan demikian keandalan informasi
tergatung pada tingkat kejujuran dalam penyajian suatu kejadian. Keandalan akan berbeda
antar pengguna, tergatung pada tingkat pengetahuan mereka akan aturan - aturan yang
digunakan untuk menyusun informasi tersebut. Secara serupa, pengguna yang berbeda
mungkin mencari informasi dengan tingkat keandalan yang berbeda.
d. Kebenaran, objektivitas, dan kekerasan
Bagian sebelumnya dari kebenaran, objektivitas, dan keandalan fokus pada perbandingan
antara apa yang dilakukan oleh akuntan dengan apa yang diharapkan pengguna ukuran
keuangan untuk dilakukan oleh akuntan.
e. Kebenaran dan peran akuntansi
Jenis kebenaran yang disampaikan dalam praktik dan wacana akuntansi dapat bersifat
kontinjen terhadap peran yang sebenarnya dimainkan oleh akuntansi dalam organisasi. Peran
tradisional sebagai alat bantu yang berguna bagi pengambilan keputusan yang rasional dengan
pandangan untuk mengukur efisiensi dan efektivitas organisasional. Kebenaran dalam
akuntansi pada konteks tradisional ini adalah untuk menyediakan angka – angka akuntansi
yang berguna dan diketahui berdasarkan aturan – aturan yang berbasis teknis.
f. Mustahilnya kebenaran dalam akuntansi
Kebenaran dalam akuntansi mengimplikasikan kebutuhan untuk menghindari kerahasiaan.
Kerahasiaan ( secrecy ) adalah tindakan menutupi fakta atau menahan informasi mengenai hal
tersebut atau hal tersebut agar tidak sampai ke public yang berkepentingan yang dapat
memperoleh manfaat dari mengetahui hal tersebut. Akuntansi diperkecil menjadi scenario di
mana kemungkinan – kemungkinan akan kebenaran itu ada jika didekati dengan kriteria-
kriteria seperti netralitas, objektivitas, keandalan, dan / atau kekerasan serta beradaptasi
dengan peran akuntansi yang berbeda dan scenario di mana kemustahilan kebenaran terdapat
dalam kasus – kasus yang melibatkan pengukuran, pemulusan laba, pilihan teknik akuntansi,
penilaian aktiva, alokasi biaya, pengandalan terhadap standar bukti, dan penggunaan
kebenaran naratif.
Disiplin akuntansi benar – benar dibangun secara social, dan tidak memiliki hukum yang
abadi atau kebenaran. Aturan yang dibuat oleh manusia dalam akuntansi tergantung pada
proses penilaian baik bagi penyusunan maupun penggunaan informasi akuntansi.

Kesimpulan
Aturan – aturan akuntansi yang ada saat ini didasarkan pada fondasi akuntansi. Fondasi ini
terdiri atas elemen- elemen yang bersifat hierarki yang berfungsi sebagai kerangka referensi atau
struktur teoretis. Suatu pemahaman atas elemen – elemen ini dan hubungan dari teori akuntansi
menjamin suatu pemahaman atas rasional di balik praktik aktual dan masa depan. Laporan
keuangan yang disajikan dalam laporan akuntansi formal hanyalah cerminan dari penerapan
struktur teoretis akuntansi. Yang paling terdepan dari agenda akuntansi sebaiknya merupakan
formulasi dari elemen – elemen teori akuntansi ,yaitu tujuan akuntansi, dalil lingkungan, konsep
teoretis, dan prinsip akuntansi.

Anda mungkin juga menyukai