Anda di halaman 1dari 13

TUGAS KELOMPOK

PENGANGGARAN PERUSAHAAN
“ANGGARAN KAS”
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penganggaran Perusahaan
Diampu Oleh Dosen Surono, S.E., M,Si.

Disusun Oleh:
Rika Tri H (190111080)
Selfi Nur Rohmah (190111149)
Sri Yeni (190111060)
Kelas/Semester : 19.A1A.K2/6

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
TAHUN 2022
A. ASUMSI DASAR
Pembukuan usaha atau laporan keuangan yang valid dan akurat adalah hasil kerja keras
para akuntan yang sudah memenuhi dan menjalankan asumsi dasar akuntansi dengan baik
dan benar, serta terstruktur. Pada dasarnya, laporan keuangan tidak hanya bermanfaat bagi
calon investor dalam menilai kinerja dan kondisi perusahaan secara objektif, tetapi juga bagi
perusahaan itu sendiri, yaitu sebagai bahan evaluasi dan proyeksi pengembangan usaha di
masa mendatang, serta sebagai data pendukung dalam setiap pengambilan kebijakan
perusahaan.
Asumsi dasar akuntansi adalah tentang bagaimana suatu pencatatan pembukuan bisnis
diorganisasikan dan beroperasi. Hal ini adalah struktur dasar tentang bagaimana transaksi
bisnis dicatat. Jika salah satu dari asumsi ini tidak benar, mungkin Anda perlu mengubah
laporan keuangan yang dihasilkan oleh bisnis dan dilaporkan dalam laporan keuangannya.
Untuk mendapatkan laporan keuangan yang valid dan akurat, penyusunan pembukuan
usaha harus didasari oleh asumsi dasar akuntansi, yaitu menyangkut sepuluh asumsi berikut
ini:
1. Entitas Ekonomi
Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan adalah sebuah entitas mandiri atau suatu
unit usaha yang berdiri sendiri, terpisah dari pemilik atau pemegang saham. Dengan
begitu semua transaksi perusahaan terpisah dari pemilik.
2. Kontinuitas Usaha
Asumsi ini menyebutkan bahwa perusahaan akan abadi. Artinya diharapkan tidak
terjadi likuidasi di masa mendatang. Prinisp kontinuitas usaha ini memengaruhi
prosedur akuntansi lainnya, seperti valuasi aset berdasarkan arus kas mendatang dan
penyusutan.
3. Satuan Moneter
Maksudnya adalah semua transaksi usaha mesti memakai satuan uang tertentu sesuai
dengan lokasi berdirinya perusahaan. Pencatatan cuma dilakukan pada segala sesuatu
yang dapat diukur dan dinilai dengan satuan uang tertentu. Kualitas dan prestasi yang
termasuk transaksi nonkualitatif tidak bisa dilaporkan.
4. Periode Akuntansi
Asumsi dasar akuntansi ini menunjukkan bahwa penilaian dan pelaporan keuangan
perusahaan dilakukan pada priode waktu tertentu yang sudah ditetapkan.
5. Biaya Historis
Prinsip ini mengharuskan Anda untuk mencatat semua biaya yang dikeluarkan untuk
mendapatkan setiap barang atau jasa.
6. Akuntansi Akrual
Intinya adalah pendapatan dan biaya dilaporkan pada saat kejadian. Misal perusahaan
sudah menganggap sebagai pendapatan jika ada pembelian barang atau jasa dari
konsumen yang membayar dengan cara dicicil. Pun bila perusahaan membeli barang
dengan cara kredit, maka pengeluaran itu dianggap biaya.
7. Pengakuan Pendapatan
Asumsi dasar akuntansi lainnya yakni pengakuan pendapatan. Prinsip ini menyatakan
bahwa pendapatan mesti diakui saat periode pendapatan terjadi. Pendapatan bisa
diakui saat terdapat kepastian jumlah atau nominal yang bisa diukur secara tepat
dengan harta yang didapat dari penjualan barang atau jasa.
8. Mempertemukan
Asumsi Mempertemukan dalam akuntansi mengandung makna bahwa biaya yang
dipertemukan dengan pendapatan difungsikan untuk menentukan jumlah laba bersih
setiap periode. Pembebanan pada biaya tidak bisa dilakukan bila pengakuan
pendapatan ditunda.
9. Konsistensi
Konsistensi menekankan bahwa laporan keuangan sebaiknya menggunakan metode
dan prosedur yang sama dalam pencatatannya. Bila perusahaan Anda menerapkan
sistem akrual, maka seterusnya itu yang dipakai dalam pembuatan laporan keuangan.
Gonta-ganti sistem sangat tidak disarankan karena dapat membingungkan para
pengguna informasi akuntansi untuk mengambil keputusan penting.
10. Pengungkapan Penuh
Berdasarkan prinsip ini maka produk akuntansi seperti laporan keuangan mesti
memasukkan semua informasi yang memadai dan lengkap, tanpa ada yang
disembunyikan. Dengan begitu para pengguna laopran keuangan dapat mengambil
keputusan strategis.
Memberikan informasi dalam bentuk pembukuan usaha atau laporan keuangan yang
akurat dan bertanggung jawab kepada setiap pihak yang berkepentingan adalah salah satu
tujuan akuntansi.
Menurut SFAC (Statement of Financial Accounting) nomor 1 dinyatakan bahwa
pelaporan keuangan harus menyajikan informasi yang :
a. Berguna bagi investor dan kreditur yang ada dan yang potensial dan pemakai lainnya
dalam membuat keputusan untuk investasi, pemberian kredit dan keputusan lainnya.
b. Dapat membantu investor dan kreditur yang ada dan yang potensial dan pemakai
lainnya untuk menaksir jumlah, waktu dan ketidakpastian dari penerimaan uang
dimasa yang akan datang.
c. Menunjukkan sumber ekonomi dari suatu perusahaan, klaim atas sumber-sumber
tersebut dan pengaruh dari transaksi-transaksi, kejadian-kejadian dan
keadaankeadaan yang mempengaruhi sumber-sumber dan klaim atas sumber-sumber
tersebut.
Ketiga karakter informasi di atas merupakan pedoman untuk penyusunan pelaporan
keuangan.
Tujuan akuntansi keuangan dan laporan keuangan ada dua yaitu : tujuan umum dan tujuan
kualitatif.
Tujuan Umum :
1. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai
sumbersumber ekonomi dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.
2. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam
sumber-sumber ekonomi netto (sumber dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang
timbul dari aktivitas usaha dalam rangka memperoleh laba.
3. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan di
dalam mengestimasikan potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
4. ntuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam
sumbersumber ekonomi dan kewajiban seperti informasi mengenai aktivitas
pembelanjaan dan penanaman.
5. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan
laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi
mengenai kebijaksanaan akuntansi yang dianut perusahaan.
Tujuan Kualitatif :
a) Relevan, Relevansi suatu informasi harus dihubungkan dengan maksud
penggunaannya.
b) Dapat dimengerti, Informasi harus dapat dimengerti oleh pemakainya, dan
dinyatakan dalam bentuk dan istilah yang disesuaikan dengan batas pengertian para
pemakai.
c) Daya Uji, Informasi harus dapat diuji kebenarannya oleh para pengukur yang
independent dengan menggunakan metode pengukuran yang sama
d) Netral, Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai dan tidak
bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak-pihak tertentu.
e) Tepat waktu, Informasi harus disampaikan sesegera mungkin untuk dapat digunakan
sebagai dasar pengambilan keputusan
f) Daya banding, Informasi dalam laporan keuangan akan lebih berguna bila dapat
dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya.
g) Lengkap, Informasi akuntansi yang lengkap meliputi semua data akuntansi keuangan
yang dapat memenuhi secukupnya enam tujuan kualitatif di atas.
Prinsip Dasar Akuntansi,
Konsep dasar yang mendasari penyusunan prinsip akuntansi adalah sebagai berikut :
1. Prinsip Biaya Historis (Historical Cost Principle)
Prinsip ini menghendaki digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva,
utang, modal dan biaya.
2. Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle)
Prinsip ini menyangkut cara penentuan pendapatan berkala, yang dapat memenuhi
kebutuhan untuk penyusunan laporan keuangan yang tepat pada waktunya.
3. Prinsip Mempertemukan (Matching Principle)
Untuk menyusun laporan keuangan periodik pendapatan yang diperoleh atau terjadi
dalam periode akuntansi tertentu harus dipertemukan secara layak dengan biaya-
biaya yang terjadi dalam periode akuntansi yang sama.
4. Prinsip Konsistensi (Consistency Principle)
Agar laporan keuangan dapat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, maka
metode dan prosedur-prosedur yang digunakan dalam proses akuntansi harus
diterapkan secara konsistendari tahun ke tahun.
5. Prinsip pengungkapan penuh (Full Disclosure Principle)
Yang dimaksud dengan prinsip ini adalah menyajikan informasi yang lengkap dalam
laporan keuangan.
B. ANGGARAN KAS
Anggaran kas dapat diartikan sebagai sebuah alat yang digunakan oleh perusahaan untuk
perkiraan arus kas. Di mana besaran arus kas yang diperkirakan tersebut akan terjadi pada
waktu atau periode tertentu. Sehingga ada yang disebut dengan estimasi yang berlaku untuk
penentuan arus kas, penentuan ini bertujuan untuk mengetahui apakah anggaran perusahaan
cukup atau tidak.
Penilaian anggaran ini akan diuji dan dikelola sehingga memberikan kepastian untuk
memenuhi kebutuhan operasional suatu perusahaan atau tidak. Namun penggunaan anggaran
kas sebagai alat ini hanya untuk memperkirakan dana yang dibutuhkan dalam jangka waktu
tertentu dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan perusahaan. Manajemen
biasanya mengembangkan anggaran kas setelah anggaran penjualan, pembelian, dan belanja
modal dibuat.
Anggaran ini perlu dibuat sebelum anggaran kas untuk memperkirakan secara akurat
bagaimana kas aakan terpengaruh selama periode tersebut. Misalnya, manajemen perlu
mengetahui perkiraan penjualan sebelum dapat memperkirakan berapa banyak uang tunai
yang akan dikumpulkan selama periode tersebut.
Manajemen menggunakan anggaran kas untuk mengelola arus kas suatu perusahaan.
Dengan kata lain, manajemen harus memastikan perusahaan memiliki cukup uang tunai
untuk membayar tagihan ketika jatuh tempo. Misalnya, penggajian harus dibayarkan setiap
dua minggu dan utilitas harus dibayar setiap bulan. Anggaran kas memungkinkan manajemen
untuk memprediksi penurunan pendek dalam saldo kas perusahaan dan memperbaiki masalah
sebelum pembayaran jatuh tempo.
Selain itu, alat yang digunakan perkiraan kas ini juga berguna untuk mengetahui
mengenai apakah perusahaan kekurangan atau kelebihan pada dana operasional perusahaan.
Di mana kelebihan dari uang tersebut di lihat selama periode penganggaran. Adapun tujuan
dari alat ini adalah untuk memantau kondisi atau keadaan kas perusahaan secara terus
menerus. Bukan hanya itu, penganggaran kas juga membantu dalam mengukur keberhasilan
atas target yang sudah direncanakan sebelumnya.
1. Cara Penyusunan Anggaran Kas
Selanjutnya adalah cara penyusunan dari penganggaran kas. Di mana dalam proses
penyusunan ini tentu diperlukan beberapa tahap sehingga anggaran tersebut bisa tersusun
dengan baik. Dalam artian bisa tersusun sesuai dengan apa yang diharapkan oleh perusahaan.
Maka dari itu, tahap-tahap tersebut harus diketahui terlebih dahulu. Berikut cara penyusunan
anggaran kas melalui beberapa tahap.
a. Tentukan arus kas masuk ke perusahaan dalam sebulan Jenis analisis arus kas ini
disebut sebagai persiapan dan analisis penganggaran kas. Ini adalah bagian dari
perkiraan keuangan jangka pendek perusahaan
Tentukan jumlah kas yang akan mengalir ke perusahaan dalam satu bulan. Jika baru
memulai bisnis, harus memiliki saldo awal dalam bentuk tunai yang ingin miliki
setiap bulan. Selain itu, bisnis juga perlu menentukan jumlah penjualan yang akan
Anda miliki selama bulan pertama. Penjualan harus mencakup penjualan tunai dan
penjualan yang lakukan kepada pelanggan yang membayar secara kredit.
b. Tentukan arus kas keluar dari perusahaan dalam sebulan akan memiliki pengeluaran
setiap bulan. Misalnya, bisnis perlu membeli alat tulis atau perlengkapan kantor,
membayar perawatan mobil dan bahan bakarnya, dan membayar karyawan.
Pengeluaran bulanan lainnya termasuk biaya iklan dan juga pajak. Namun, ada juga
pengeluaran lain yang terjadi sesekali. Misalnya, pembelian peralatan komputer,
kendaraan, atau pengeluaran lain yang lebih besar.
c. Arus kas masuk harus lebih besar dari arus keluar Setiap pebisnis tentu
menginginkan aliran uang yang masuk ke perusahaan lebih besar daripada jumlah
uang yang mengalir keluar dari perusahaan. Ini berarti bahwa arus kas masuk
bulanan harus direncanakan dengan hati-hati dan arus kas keluar juga harus
diminimalkan. Jadi, Anda akan memiliki cukup uang untuk menjalankan perusahaan
Anda.
d. Saldo akhir untuk bulan pertama menjadi saldo akhir untuk bulan keduam Salah satu
aturan penting dan mendasar dalam membuat anggaran kas adalah memasukkan
saldo akhir untuk bulan pertama menjadi saldo awal Setiap bulan, Anda mungkin
harus menambahkan lebih banyak item ke analisis saat bisnis Anda tumbuh. Anda
harus memutuskan saldo akhir minimum yang harus dimiliki perusahaan Anda setiap
bulan agar bisnis dapat berjalan dengan baik.
e. Jika arus kas berubah negatif, Anda harus meminjam uang. Dalam bisnis, piutang
atau uang pinjaman bukanlah konsep baru. Jika arus kas berubah negatif, atau bisnis
menghadapi defisit, tidak ada salahnya jika harus meminjam uang untuk menutupi
kekurangan kas untuk bulan itu. Meminjam uang dapat dilakukan dari keluarga,
teman, investor atau dari bank dan lembaga keuangan lainnya. Jika arus kas bisnis
positif pada bulan berikutnya, Anda dapat membayar kembali pinjaman.
f. Konsisten dengan anggaran kas selama periode yang direncanakan. Terus lakukan
anggaran kas setiap bulan. Usahakan agar pinjaman Anda seminimal mungkin dan
arus kas masuk Anda lebih besar dari arus keluar. Ingat bahwa penganggaran kas
hanyalah dokumen perencanaan keuangan tetapi cobalah untuk konsisten dengan ini
sebisa mungkin.
2. Metode Anggaran Kas
Setelah mengetahui bagaimana tahap dalam penyusunan anggaran, maka selanjutnya
adalah mengetahui metode dari penganggaran kas tersebut. Berikut ini merupakan paparan
mengenai jenis-jenis atau bentuk dari anggaran kas.
a. Metode Penerimaan dan Pembayaran
Dengan metode ini, anggaran kas disusun berdasarkan kolom. Ada dua bagian.
Bagian pertama adalah tanda terima dan bagian kedua adalah pembayaran. Total
penerimaan ditambahkan dengan saldo awal kas dan dikurangi pembayaran untuk
mendapatkan saldo akhir kas. Jika penerimaan lebih dari pembayaran, ada surplus
uang tunai pada akhir bulan dan sebaliknya.
b. Metode Untung dan Rugi yang Disesuaikan
Metode ini juga disebut laporan arus kas. Jenis anggaran ini disiapkan untuk jangka
panjang. Ini memberikan lebih banyak rincian pendapatan dan pengeluaran
sehubungan dengan perencanaan jangka panjang.
Keuntungannya dianggap setara dengan kas. Meskipun, penerimaan dan pembayaran
tunai tidak menjadi pertimbangan tetapi hanya mempertimbangkan transaksi non tunai untuk
menyiapkan anggaran tunai dengan metode ini.
Keuntungan disesuaikan dengan menambahkan kembali depresiasi, provisi, stok,
pekerjaan dalam penyelesaian, penerimaan modal, penurunan debitur, peningkatan kreditor
dan dengan mengurangi dividen, pembayaran modal, peningkatan debitur, peningkatan stok
dan penurunan kreditor. Laba yang disesuaikan adalah saldo akhir dari kas.
Informasi berikut ini diperlukan untuk menyiapkan anggaran kas berdasarkan metode
untung dan rugi yang disesuaikan.
 Saldo pembukaan yang diharapkan.
 Laba bersih untuk periode tersebut.
 Perubahan aset lancar dan kewajiban lancar.
 Penerimaan modal dan pengeluaran modal.
 Pembayaran dividen.
3. Metode Neraca
Metode ini sangat mirip dengan metode untung dan rugi yang disesuaikan. Dengan
metode ini, semua item neraca dicatat pada sisi masing-masing kecuali kas. Kemudian,
neraca seimbang. Jika sisi kewajiban lebih berat dari sisi aset, angka perimbangannya adalah
kas di bank. Demikian juga, jika sisi aset lebih berat dari sisi kewajiban, angka
perimbangannya adalah overdraft yang merupakan perpanjangan kredit dari bank yang
diberikan ketika saldo dalam rekening mencapai nol.
Untuk contoh anggaran kas ini dapat dilihat dari adanya pendekatan yang digunakan
yaitu jangka pendek dan jangka panjang. Di mana untuk jangka pendek ini merupakan
anggaran yang digunakan dalam jangka 1 tahun. Pendekatan ini digunakan sebagai melihat
situasi keuangan terhadap kas keluar yang terjadi secara terus menerus.
Selanjutnya untuk jangka panjang yang berlaku dalam jangka 5-10 tahun mendatang.
Dengan manfaat yang bisa diperoleh adalah untuk mengetahui bagaimana kemampuan
perusahaan. Kemampuan yang dimaksud untuk memberikan tambahan dana dari sumber
internal dan memperkirakan saldo kas akhir. Demikian juga, anggaran kas memungkinkan
manajemen untuk memperkirakan sejumlah besar uang tunai. Memiliki sejumlah besar kas
yang menganggur di rekening bank sangat tidak ideal untuk perusahaan. Paling tidak, uang
ini harus diinvestasikan untuk mendapatkan jumlah bunga yang wajar. Dalam kebanyakan
kasus, kelebihan uang tunai lebih baik digunakan untuk memperluas dan mengembangkan
operasi baru daripada hanya menjadi dana menganggur dan tidak menghasilkan apa apa
untuk perusahaan. Anggaran kas memungkinkan manajemen untuk memprediksi tingkat kas
dan menyesuaikannya sesuai kebutuhan.
Penyusunan Anggaran Kas:
a. Menyusun Anggaran Penerimaan Kas Penentuan darimana sumber-sumber
penerimaan kas dan besarnya masing-masing sumber tersebut:
Contoh sumber-sumber penerimaan kas:
 Penjualan tunai
 Piutang
 Penjualan aktiva tetap
 Penerimaan hutang
 Penerimaan modal
 Pendapatan bunga
 Pendapatan lain-lain di luar usaha
b. Menyusun anggaran pengeluaran kas Pada tahap ini akan ditentukan besarnya
pengeluaran kas pada setiap periode, seperti:
 Pembelian bahan baku
 Pembayaran by TKL
 Pembayaran BOP
 Pembayaran by administrasi
 Pembayaran by penjualan
 Pembelian aktiva tetap
 Pembayaran hutang dan bunga
 Pembayaran lain-lain
c. Menyusun Anggaran Kas Sementara Pada tahap ini akan dibandingkan antara
penerimaan kas dan pengeluaran kas. Bila penerimaan kas > pengeluaran kas, berarti
kas memiliki saldo yg surplus dan Bila penerimaan kas < pengeluaran kas, berarti kas
memiliki saldo yg defisit.
d. Menyusun anggaran kas final Kemungkinan terjadinya saldo surplus atau defisit kas
pada waktu yg akan datang akan menentukan kebijakan yg akan diambil. Jumla kas
yg terlalu besar menjadikan perusahaan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan
keuntungan bila sebagian kas tersebut di investasikan. Sedangkan kekurangan kas
akan mengganggu kegiatan perusahaan Untuk menghindari kedua hal tersebut, maka
bila saldo kas surplus melebihi saldo kas minimal yg ditentukan, maka kebijakan
perusahaan adalah sebagian dari kas tersebut diinvestasikan dalam jangka pendek.
Sedangkan bila terjadi defisit kas maka untuk memenuhi kebutuhan kas tersebut
perusahaan perlu menetapkan kebijakan dgn mengambil hutang jangka pendek
Contoh soal: Anggaran Kas
Perusahaan X dengan data tahun depan sbb:
1. Sumber pemasukan kas terdiri dari:
 Penjualan tunai
 Penjualan kredit
 Penjualan aktiva tetap
2. Penjualan tiap triwulan th depan:
Tw I = Rp. 7.000.000,-
Tw II = Rp. 6.000.000,-
Tw III = Rp. 8.000.000,-
Tw IV = Rp.10.000.000,-
3. Penjualan tunai pada th depan:
Tw I = Rp. 2.300.000,-
Tw II = Rp. 2.100.000,-
Tw III= Rp. 2.200.000,-
Tw IV= Rp. 2.500.000,-
4. Penerimaan pembayaran piutang th dpn
Tw I= Rp. 3.000.000,-
Tw II= Rp. 4.700.000,-
Tw III= Rp. 3.900.000,-
Tw IV= Rp. 5.800.000,-
5. Penjualan aktiva tetap pada Tw I sebesar Rp.2.500.000,-
6. Pengeluaran kas terdiri dari:
- By operasional 75% dari nilai penjualan
- Pembelian aktiva pd triwulan I sebesar Rp. 5.000.000,-
Diminta:
Susunlah anggaran kas sementara per triwulanth depan !!
Penyelesaian
1. Penerimaan Kas

Keterangan TW I TW II TWIII TW IV
Penjualan tunai 2.300.000 2.100.000 2.200.000 2.500.000
Piutang 3.000.000 4.700.000 3.900.000 5.800.000
Penj Aktiva Tetap 2.500.000 - _ -
JUMLAH 7.800.000 6.800.000 6.100.000 8.300.000
2. Anggaran Pengeluaran Kas
Keterangan TW I TW II TW III TW IV
By Operasional 5.250.000 4.500.000 6.000.000 7.500.000
Pemb.Aktiva 5.000.000 - - -
JUMLAH 10.250.000 4.500.000 6.000.000 7.500.000

3. Anggaran Kas Sementara


Keterangan TW I TW II TW III TW IV
Saldo Awal - - 2.300.000 2.400.000
Penerimaan Kas 7.800.000 6.800.000 6.100.000 8.300.000
Jumlah 7.800.000 6.800.000 8.400.000 10.700.000
Pengeluaran Kas 10.250.000 4.500.000 6.000.000 7.500.000
Saldo Akhir -2.450.000 2.300.000 2.400.000 3.200.000

Bila akan membuat Anggaran Kas Final, misalnya dapat meminjam uang pada Bank dengan
tingkat bunga 12% (bunga per triwulan= 3%). Pokok pinjaman akan dilunasi sebanyak 3 kali,
yang dimulai pelunasan pokok dan bunga pada triwulan berikutnya setelah pinjaman !
Contoh
Anggaran kas final
Keterangan TW I TW II TW III TW IV
Saldo Awal - 1.050.000 2.245.000 1.270.000
Penerimaan Kas 7.800.000 6.800.000 6.100.000 8.300.000
Hutang Bank 3.500.000 - - -
JUMLAH 11.300.000 7.850.000 8.345.000 9.570.000
Pengeluaran Kas 10.250.000 4.500.000 6.000.000 7.500.000
Pembyr+ Bunga - 1.000.000 + 105.000 1.000.000 + 75.000 1.500.000
+ 45.000
SALDO 1.050.000 2..245.000 1.270.000 525.000
AKHIR
KETERANGAN:
 Hutang bank= Rp. 3.500.000,-
 i= 3%= 0,03
 Pembayaran I dicicil Rp. 1.000.000 Dgn bunga= 0,03 x 3,5 Jt= Rp. 105.000,-
 Pembayaran II dicicil Rp. 1.000.000,- Dgn bunga= 0,03 x Rp. 2.500.000,= Rp.
75.000, (krn 3,5 jt sdh dibyr Rp. 1 Jt = 2,5 Jt)
 Pembayaran III dicicil Rp. 1.500.000,-

Anda mungkin juga menyukai