Anda di halaman 1dari 18

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Akuntansi

1. Definisi Akuntansi

Akuntansi lahir pertama kali ialah di lingkungan kapitalis. Dimana

ilmu akuntansi dikenal sebagai penyedia informasi tentang kekayaan yang

untuk mengetahui dari mana sumbernya berasal. Meliputi utang atau

modal (neraca), laporan laba rugi.

Menurut Dwi Martani dkk, akuntansi adalah Bahasa bisnis

(business laguage) yang berproses menghasilkan suatu informasi yang

menjelaskan kinerja keuangan entitas dalam suatu periode tertentu serta

kondisi keuangan entitas pada tanggal tertentu.1

Menurut Sofyan S. Harahap dalam bukunya menerangkan bahwa

akuntansi memiliki pengertian dari dua segi, yang pertama dari segi

internalnya bahwa akuntansi adalah suatu alat bantu yang dipakai

manajemen dalam menjalankan roda organisasi perusahaan atau lembaga

agar sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dan selalu menerapkan

efisiensi dan efektivitas. Yang kedua dari segi eksternal bahwa akuntansi

ialah sebagai sumber informasi pengambilan keputusan.2

Carl S. Warren dkk juga mendefinisikan bahwa akuntansi adalah

sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku

1
Dwi Martani, Dkk, Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK (Buku 2), (Jakarta: Salemba
Empat, 2016), 214.
2
Sofyan S. Harahap, Teori Akuntansi Syariah, (Jakarta: Pustaka Quantum,2008), 5.

14
2

kepentingan atau stakeholder mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi

perusahaan.3

Dari definisi akuntansi menurut penuturan diatas dapat

disimpulkan bahwa akuntansi adalah suatu alat bantu atau sistem informasi

yang dipakai manajemen untuk menjalankan roda perusahaan dan untuk

mempermudah bagi para stakeholder mengetahui informasi mengenai

aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaaan.

Akuntansi bertujuan untuk menyajikan suatu laporan keuangan

yang akurat agar dapat dipahami dan dimanfaatkan oleh para pihak yang

berkepentingan. Seperti pemegang saham, kreditur atau pemilik. Akuntansi

juga sangat erat kaitannya dengan informasi kekayaan perusahaan. Dari

beberapa para ahli diatas memberi pengertian yang bervariasi bergantung

pada sudut dan penekanan yang mereka anut, karena pengertian akuntansi

bisa berubah sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi.

2. Prinsip Dasar Akuntansi

Prinsip-prinsip akuntansi tidak hanya mencakup prinsip saja akan

tetapi juga mencakup konsep dan metode untuk mengidentifikasi cara

yang tepat untuk menghasilkan informasi akuntansi. Prinsip-prinsip

akuntansi yang diterima umum terdiri dari konvensi aturan dan prosedur

yang dapat diterima oleh pihak yang berkepentingan seperti masyarakat,

3
Carl S. Warren Dkk, Pengantar Akuntansi 1 Adaptasi Indonesia Edisi 4, (Jakarta: Salemba Empat,
2018), 3-4.
3

investor, dan pemerintah. Beberapa prinsip-prinsip dasar akuntansi yang

diterima umum ialah sebagai berikut4:

a. Prinsip Biaya Historis

Apabila jika aktiva dan kewajiban diperlukan dan dilaporkan

berdasarkan harga akuisisi. Hal ini sering kali disebut biaya historis,

biaya yang memiliki keunggulan yang penting dibandingkan penilaian

yang lainnya, yaitu dapat diandalkan.

b. Prinsip Pengakuan Pendapatan

Pendapatan harus diakui apabila telah direalisasi dan telah

dihasilkan. Pendapatan telah direalisasikan apabila produk (barang dan

jasa), barang dagang, atau aktiva lainnya telah dipertukarkan dengan

kas atau klaim atas kas. Pendapatan dikatakan dapat direalisasi apabila

aktiva yang diterima atau dipegang dapat segera dikoversikan menjadi

kas atau klaim atas kas. Aktiva dikatakan dapat dikonversi menjadi kas

apabila dapat dijual atau dipertukarkan dalam pasar aktif pada harga

yang dapat ditentukan dengan mudah tanpan biaya tambahan yang

signifikan.

c. Prinsip Penandingan

Dalam mengakui beban, pendapatan yang dipakai adalah

“biarkan beban mengikuti pendapatan”. Beban diakui bukan pada saat

produk upah dibayarkan, atau ketika pekerjaan dilakukan, atau pada

saat produk diproduksi. Melainkan ketika pekerjaan (jasa) atau produk

4
Farid Wajdi, Dasar-Dasar Akuntansi (Pendekatan Teori Dan Praktik), (Yogyakarta: CV
Kaliwangi, 2013), 13-14.
4

secara aktual memberikan kontribusi terhadap pendapatan. Praktek ini

disebut sebagai prinsip penandingan. Dimana kerja keras (beban)

ditandingkan dengan pencapaian (pendapatan) sepanjang hal ini

rasional dan dapat diterapkan.

d. Prinsip Pengungkapan Penuh

Dalam memutuskan informasi apa yang akan dilaporkan,

praktek yang umum adalah menyediakan informasi yang mencukupi

untuk mempengaruhi penilaian dan keputusan pemakai. Prinsip ini

disebut prinsip pengungkapan penuh karena mengakui bahwa sifat dan

jumlah informasi yang dimasukkan dalam laporan keuangan

mencerminkan serangkaian tradeoff penilaian.

3. Asumsi Dasar Akuntansi

Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) menetapkan asumsi dasar

akuntansi sebagai berikut:

a. Kelangsungan Usaha

Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi

kelangsungan usaha perusahaan dan akan melanjutkan usahanya di

masa depan. Karena itu perusahaan mengurangi secara material skala

usahanya. Jika maksud atau keinginan tersebut timbul, laporan

keuangan mungkin harus disusun dengan dasar yang berbeda atau

dasar yang digunakan harus diungkapkan.


5

b. Dasar Akrual

Agar tercapainya tujuan laporan keuangan, maka laporan

keuangan disusun atas dasar akrual. Dalam dasar ini pengakuan

pencatatan dilakukan apabila transaksi terjadi atau dilakukan (dan

bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) pada periode

yang bersangkutan. Laporan keuangan yang dicatat atas dasar ini

memberikan informasi kepada pihak pemakai tidak hanya transaksi

masa lalu yang melibatkan penerimaan dan pembayaran kas tetapi juga

kewajiban pembayaran kas dimasa yang akan datang serta sumber

daya yang mempresentasikan kas yang akan diterima dimasa depan.5

Dalam menyiapkan laporan keuangan, setiap perusahaan

menggunakan cara yang berbeda sesuai dengan tujuan perusahaan masing-

masing. Sehingga laporan keuangan harus mengikuti Standar Akuntansi

Keuangan apabila diperlukan untuk pihak lain, seperti pemegang saham,

kreditur, dan masyarakat luas. Mengenai hal ini, laporan keuangan harus

jelas dan dapat dimengerti berdasarkan kebijakan akuntansi yang berbeda

diantara suatu perusahaan dengan perusahaan lain dalam suatu negara

maupun antar negara.

Pembuatan laporan keuangan harus dibuat sesuai dengan standar

akuntansi yang berlaku, hal ini agar mampu menunjukkan kondisi dan

5
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Standar Akuntansi Keuangan Edisi Revisi 2000, (Jakarta:
Salemba Empat, 2004), 6.
6

posisi keuangan yang sesungguhnya. Laporan keuangan juga harus dibuat

sesuai dengan aturan yang berlaku sehingga mudah6:

a. Dibaca,

b. Dipahami, dan

c. Dimengerti oleh berbagai pihak yang berkepentingan, terutama pihak

pemilik perusahaan dan manajemen.

4. Konsep Pengakuan dan Pengukuran Unsur Laporan Keuangan Menurut

Standar Akuntansi Keuangan dan Standar Akuntansi Syariah

a. Standar akuntansi keuangan7

1) Pengakuan Unsur Laporan Keuangan

Pengakuan merupakan proses pembentukan suatu pos yang

memenuhi definisi unsur serta kriteria pengakuan yang

dikemukakan dalam neraca atau laporan laba rugi. Unsur-unsur

yang dapat memenuhi pos tersebut harus diakui kalau:

a) Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan

dengan pos tersebut akan mengalir dari atau kedalam

perusahaan, dan

b) Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur

dengan andal.

Dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan

terdapat beberapa kerangka dasar yaitu:

a) Pengakuan aktiva
6
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT Rajagravindo Persada, 2016), 4.
7
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Standar Akuntansi Keuangan Per 1 September 2007, (Jakarta:
Salemba Empat, 2008), 15-17.
7

b) Pengakuan kewajiban

c) Pengakuan penghasilan

d) Pengakuan penghasilan

2) Pengukuran Unsur Laporan Keuangan

Definisi pengukuran ialah suatu proses dimana penetapan

jumlah uang untuk mengakui dan memasukkan setiap unsur

laporan keuangan dalam neraca dan laporan laba rugi. Ada

berbagai dasar pengukuran dalam akuntansi yaitu:

a) Biaya historis

b) Current cost (biaya kini)

c) Nilai realisasi/penyelesaian

d) Present value (nilai sekarang)

b. Standar Akuntansi Syariah8

Dalam akuntansi islam terdapat tiga jenis informasi yaitu:

1) Laporan tentang kesesuaian dengan syariah

Laporan ini dimaksud untuk memberikan informasi kepada

para pengguna. Sejauh mana perusahaan melakukan praktik

syariah dalam semua bidang, baik dalam bidang manajemen dan

semua aspek bisnis lainnya.

2) Laporan tentang kinerja keuangan

Laporan ini menyajikan informasi yang selama ini telah

dilaksanakan dengan baik oleh akuntansi kapitalis. Dalam laporan

ini perusahaan dapat mengetahui kemampuan perusahaan


8
Sofyan S. Harahap, Teori Akuntansi Syariah, 189-192.
8

mengelola dan menciptakan laba dan kemampuannya

dibandingkan dengan perusahaan lainnya.

3) Laporan tentang komitmen sosial

Laporan ini menjelaskan kepada pengguna sejauh mana

perusahaan menunjukkan tanggung jawab kepada masyarakat.

B. Penjualan Konsinyasi

1. Pengertian Penjualan Konsinyasi

Dalam Kamus Ilmiyah Populer istilah konsinyasi, diartikan sebagai

penitipan barang9, artinya penitipan barang dagangan kepada agen atau

pihak yang dititipi untuk dijualkan kepada konsumen.

Menurut Utoyo Hidayat dalam bukunya menerangkan bahwa

penjualan konsinyasi adalah pengiriman atau penitipan produk, dari

pemilik produk kepada pihak yang diamanati yang bertindak sebagai agen

penjualan untuk disalurkan kepada pihak pembeli, dengan memberikan

komisi.10

Dwi Martani Dkk, juga memberi pengertian bahwa penjualan

konsinyasi adalah sebuah kesepakatan dalam penjualan, dimana antara

prinsipal dan agen terjalin hubungan yang bertujuan untuk menjualkan

produk yang dimiliki.11 Jadi, menurut pendapat diatas dapat disimpulkan

bahwa penjualan konsinyasi adalah penitipan produk, dimana terjalin

sebuah hubungan dari pemilik produk kepada pihak yang diamanati yang
9
Tim Prima Pena, Kamus Ilmiyah Populer Edisi Lengkap, (Surabaya: Gitamedia Press, 2006),
261.
10
Utoyo Hidayat, Akuntansi Keuangan Lanjutan: Ikhtisar Teori Dan Soal, (Jakarta: LPFE UI,
1999), 125.
11
Dwi Martani, Dkk, Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK (Buku 2), (Jakarta: Salemba
Empat, 2016), 214.
9

bertindak sebagai agen penjualan untuk disalurkan kepada pihak pembeli,

dengan memberikan komisi.

Dalam penjualan konsinyasi terdapat pihak-pihak yang terlibat

yaitu: Pengamanat (consignor) adalah pihak yang memiliki atau yang

menitipkan barang kepada pihak lain untuk dijual, komisioner (consignee)

adalah pihak yang dititipi atau yang menerima barang dari consignor

untuk dijualkan.

Pada penjualan konsinyasi pihak yang bertanggung jawab atas

barang-barang yang diserahkan ialah komisioner (consignee) sampai

barang-barang itu terjual kepada pihak ketiga. Dari penjualan, pihak

komisioner menyerahkan hak atas barang-barang dan juga hasil

penjualannya. Pihak komisioner tidak memiliki kewajiban terhadap pihak

pengamanat selain tanggung jawab atas barang-barang yang

dijualkannya.12

Penjualan konsinyasi dan penjualan biasa memiliki perbedaan

diantara keduanya, yaitu pada penjualan biasa hak milik barang telah

berpindah tangan jika barang telah dikirim oleh penjual kepada pembeli,

sedangkan dalam penjualan konsinyasi ialah hak milik barang tetap berada

pada pihak pengamanat. Hak milik dikatakan berpindah apabila telah

terjual dari pihak komisioner kepada pihak lainnya. Dari ketidak

berpindahan pemilik ini mengakibatkan biaya operasional dan uang

penjualan menjadi tanggung jawab pengamanat. Komisioner hanya

12
Allan R. Drebin, Advanced Accounting (Akuntansi Keuangan Lanjutan), penerjemah oleh
Freddy Sarangih Dkk, (Jakarta: Erlangga, 1991), 158.
10

mendapatkan upah atau fee dari penjualan barang yang laku terjual. Pihak

komisioner sebagai pihak penerima amanat, tidak diperbolehkan untuk

menggunakan uang hasil penjualan tersebut.

2. Keuntungan Penjualan Konsinyasi

a. Keuntungan bagi pihak pengamanat (consignor)

Berikut beberapa keuntungan yang didapat oleh pihak

pengamanat dalam penjualan konsinyasi ialah sebagai berikut:

1) Daerah pemasaran produk menjadi lebih luas

2) Harga eceran dalam menjual dapat dikendalikan

3) Memudahkan consignor untuk mendapatkan penjual yang khusus.

b. Keuntungan bagi pihak komisioner (consignee)

1) Pada pihak consignor dilindungi dari kemungkinan resiko rugi

untuk memasarkan produknya.

2) Terhindar dari kerugian rusaknya barang dan adanya fluktuasi

harga.

3) Kebutuhan modal kerja dapat dikurangi, sebab adanya produk-

produk konsinyasi yang akan diterima atau dititipkan oleh pihak

consignor.13

3. Perlakuan dan pencatatan dalam penjualan konsinyasi

Pada penjualan konsinyasi, hak kepemilikan barang masih berada

di pihak yang menitipkan (consignor), sehingga apabila tiba saat

13
Yunus Hadori dan Hernanto, Akuntansi Keuangan Lanjutan, (Yogyakarta: BPFE, 2010), 143.
11

penyusunan laporan keuangan masih terdapat persediaan barang

konsinyasi, maka barang-barang tersebut tetap diakui sebagai barang

persediaan pihak yang menitipkan. Bagi pihak yang menerima penitipan

barang konsinyasi tidak mempunyai hak atas pengakuan barang

konsinyasi, sehingga tidak boleh melaporkannya dalam penyusunan

laporan keuangan. Pihak yang menerima penitipan barang diharuskan

hanya membuat faktur-faktur atas barang-barang konsinyasi yang terjual,

dengan adanya faktur tersebut pihak consignor mencatat adanya penjualan

dan dapat mengurangi harga pokok barang konsinyasi yang terjual dari

persediaan barang dagangan.14

Pendapatan penjualan konsinyasi diakui oleh consignor hanya

setelah menerima laporan penjualan dan penyerahan kas dari pihak

konsinyi. Pihak consignor juga tetap mencatat barang dagangan sebagai

persediaan yang dilaporkan dalam laporan posisi keuangan, sementara

konsinyi juga tidak berhak mangakui persediaan konsinyasi sebagai

asetnya.15

Dalam pencatatan penjualan konsinyasi baik pengamanat atau

komisioner terdapat dua metode pencatatan yang digunakan, yaitu:

a. Metode laba terpisah (neto)

Metode neto merupakan transaksi konsinyasi yang harus

dihitung terpisah dari laba atas penjualan biasa.


14
Ahmad Syafi’i, Intermediate Accounting Dalam Persfektif Lebih Luas, (Jakarta: AV Publisher,
2015), 141-142.
15
Dwi Martani, Dkk, Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK (Buku 2), 215.
12

b. Metode laba tidak terpisah (bruto)

Metode bruto merupakan transaksi konsinyasi yang harus

disatukan dengan transaksi lain pihak consignee tanpa adanya

pemisahan laba antara penjualan konsinyasi dan penjualan biasa.

4. Metode Pencatatan Penjualan Konsinyasi

Menurut Fauziah Ritonga mengutip buku dari Yendrawati yang

berjudul “Akuntansi Keuangan Lanjutan 1”, bahwasanya consignor

mencatat setiap transaksi pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan

penjualan konsinyasi dalam rekening barang konsinyasi, consignor hanya

mencatat jurnal saat menitipkan barang kekomisioner dan saat menerima

laporan konsinyasi serta uang dari komisioner. Setiap jurnal yang dibuat

oleh consignor pasti ada rekening barang konsinyasi baik didebit maupun

dikredit. Komisioner hanya membuat jurnal saat menjual barang

konsinyasi, mengeluarkan biaya-biaya yang berhubungan dengan

konsinyasi termasuk saat mencatat pendapatan komisi dan pengiriman

uang keconsignor dan setiap jurnal yang dibuat oleh komisioner pasti ada

rekening barang komisi baik didebit maupun dikredit.16

Berikut contoh metode pencatatan penjualan konsinyasi oleh

pengamanat dan komisioner:

a. Akuntansi oleh komisioner atau consignee17

16
Cici Tria Fauziah Ritonga, “Analisis Penerapan Akuntansi Penjualan Konsinyasi”, (Skripsi--
Universitas Pasir Pengaraian, Rokan Hulu, 2016), dalam
https://media.neliti.com/media/publications/109965-ID-analisis-penerapan-akuntansipenjualan-
ko.pdf. 27.
17
Ibid, 28-31.
13

Toko Elektronik A yang beralamat di Jln Gatot Subroto No. 2

Ubung adalah komisioner yang menjual produk elektronik milik toko

Elektronik B. Transaksi-transaksi yang terjadi dalam bulan maret 2004

berkaitan dengan penjualan konsinyasi sebagai berikut:

3/3 diterima kiriman barang berupa 20 unit mesin cuci dari toko B

dengan harga jual per unit sebesar Rp xxx dan komisi sebesar

15% dari penjualan.

25/3 penjualan tunai sebanyak 12 unit mesin cuci dengan biaya

pengiriman Rp xxx dan biaya pemasangan Rp xxx

30/3 pengiriman laporan perhitungan penjualan transaksi.

Diminta:

a. Buatlah laporan perhitungan penjualan konsinyasi

b. Buatlah jurnal dengan metode neto dan bruto

Jawaban

Toko Elektronik B

Jln. Gatot Subroto No. 2

Ubung

Kepada : Toko Elektronik B Tgl: 30 Maret 2018

Alamat : Badung

Penjualan Konsinyasi

Tgl Keterangan Jumlah Total

3/3 Penerimaan barang komisi - -


14

berupa 20 unit mesin cuci


3- Penjualan : 12 unit x Rp xxx Rp xxx
30/3

Komisi : 15% x Rp xxx Rp xxx

Biaya pengiriman Rp xxx

Biaya pemasangan Rp xxx

Jumlah terhutang kepada Rp xxx


pengamanat

30/3 Pengiriman kas Rp xxx

Jurnal oleh komisioner dengan metode terpisah (neto)

3 Maret
Memo : penerimaan barang konsinyasi masuk berupa 20 unit
mesin cuci harga jual Rp xxx per unit komisi 15% dari
penjualan.
25 Maret
Kas Rp xxx
Barang konsinyasi Rp xxx
(12 unit x Rp xxx = Rp xxx)
Barang konsinyasi Rp xxx
Kas Rp xxx
(Rp xxx + Rp xxx = Rp xxx)
Barang konsinyasi Rp xxx
Utang consignor Rp xxx
Barang konsinyasi Rp xxx
Pendapatan komisi Rp xxx
(komisi : 15% x Rp xxx = Rp xxx)

30 Maret
Barang konsinyasi Rp xxx
Utang consignor Rp xxx
Utang consignor Rp xxx
Kas Rp xxx
15

Jurnal oleh komisioner dengan metode tidak terpisah (bruto):

3 Maret
Memo: penerimaan barang konsinyasi masuk berupa 20 unit
mesin cuci harga jual Rp xxx per unit komisi 15% dari
penjualan.
25 Maret
Kas Rp xxx
Penjualan Rp xxx
Pembelian Rp xxx
Utang consignor Rp xxx
(20 unit x Rp xxx = Rp xxx)
Utang consignor Rp xxx
Kas Rp xxx
30 Maret
Barang konsinyasi Rp xxx
Utang consignor Rp xxx
Utang consignor Rp xxx
Kas Rp xxx

b. Akuntansi oleh pengamanat atau consignor18

Toko Elektronik Sinar Abadi selaku pengamanat melakukan

penjualan konsinyasi kepada Toko Elektronik Cahaya Abadi. Adapun

transaksi-transaksi yang dilakukan ialah sebagai berikut:

3/5 dikirim barang berupa kulkas 10 unit dengan harga jual Rp


xxx dan harga pokok penjualannya ialah Rp xxx. Komisi
20% sebesar Rp xxx. Biaya pengiriman Rp xxx.
31/5 diterima laporan perhitungan penjualan konsinyasi dari
Toko Cahaya Abadi dengan rincian sebagai berikut:
- Penjualan: 10 X Rp xxx = Rp xxx
Dikurangi:
- Biaya Pengiriman Local Rp xxx
- Biaya Pemasangan Rp xxx
- Komisi: 20% X Rp xxx Rp xxx
( Rp xxx)
- jumlah diterima Rp xxx

18
Ibid, 31-34.
16

Diminta: buatlah jurnal dengan metode netto dan bruto

Jawaban

Jurnal oleh pengamanat dengan metode terpisah (netto)

03/05/2017
Barang konsinyasi keluar Rp xxx
Persediaan Rp xxx
(10 unit x Rp xxx = Rp xxx)
Barang konsinyasi keluar Rp xxx
Kas Rp xxx
(Per unit = Rp xxx : 10 unit = Rp xxx per unit)
31/05/2017
Kas Rp xxx
Barang konsinyasi keluar Rp xxx
Penjualan konsinyasi Rp xxx
(Sisa nilai persediaan = Rp xxx X 5 unit = R p xxx)
Biaya ditangguhkan atas biaya pengiriman = Rp xxx X 5 unit = Rp
xxx
(apabila penjualan dan sisanya sama atau habis maka tidak ada
jurnalnya)
Persediaan Rp xxx
Biaya ditangguhkan Rp xxx
Barang konsinyasi keluar Rp xxx
Perhitungan pendapatan penjualan konsinyasi:
Penjualan konsinyasi Rp xxx
Hpp konsinyasi (10 unit x Rp xxx) Rp xxx
Biaya pengiriman oleh pengamanat (10 unit x Rp xxx) Rp xxx
Biaya pemasangan oleh komisioner Rp xxx
Biaya pengiriman local oleh komisioner Rp xxx
Biaya komisi Rp xxx
Total (Rp xxx)
Pendapatan konsinyasi Rp xxx
Jurnal:
Barang konsinyasi Rp xxx
Pendapatan konsinyasi Rp xxx

Jurnal oleh pengamanat dengan metode tidak terpisah (bruto)

03/05/2017
Harga pokok penjualan Rp xxx
Persediaan Rp xxx
Biaya pengiriman Rp xxx
17

Kas Rp xxx
31/05/2017
Kas Rp xxx
Biaya pengiriman local Rp xxx
Biaya pemasangan Rp xxx
Biaya komisi Rp xxx
Penjualan Rp xxx
Persediaan Rp xxx
Harga pokok penjualan Rp xxx
Kas Rp xxx
Pendapatan Rp xx

c. Penyajian perhitungan penjualan konsinyasi pada laporan laba rugi

Laba atau rugi penjualan konsinyasi akan dapat disajikan di

dalam laporan laba rugi dengan cara, apabila penjualan konsinyasi

merupakan bagian yang cukup penting dalam kegiatan penjualan

secara total, maka data hasil penjualan, harga pokok penjualan, dan

biaya-biaya penjualan yang bersangkutan dapat dilaporkan secara

terpisah dan sejajar dengan data penjualan regular.

TOKO BALI INDAH NEGARA


Laporan Perhitungan Laba/Rugi Penjualan Konsinyasi
Per Mei 2020
Hasil penjualan konsinyasi Rp xxx
Harga pokok penjualan konsinyasi Rp xxx
Laba kotor penjualan konsinyasi Rp xxx
Biaya usaha:
Biaya penjualan konsinyasi Rp xxx
Biaya administrasi dan umum -
Jumlah biaya usaha Rp xxx
Laba usaha Rp xxx
18

C. Kerangka Konseptual

Dari kajian teori tersebut, peneliti dapat menyimpulkan didalam

sebuah bagan, yaitu sebagai berikut:

Analisis penerapan
akuntansi penjualan
konsinyasi

Akuntansi Penjualan konsinyasi


1. Definisi akuntansi 1. Pengertian penjualan konsinyasi
2. Prinsip dasar akuntansi 2. Keuntungan penjualan konsinyasi
3. Asumsi dasar akuntansi 3. Perlakuan dan pencatatan dalam
4. Konsep pengakuan dan pengukuran penjualan konsinyasi
4. Metode pencatatan penjualan
konsinyasi

Toko Bali Indah Negara


Jembrana Bali

Anda mungkin juga menyukai