Anda di halaman 1dari 10

KEGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI

1. Pimpinan perusahaan
a. Sebagai bukti pertanggungjawaban kepada pemilik perusahaan atas kepercayaan yang diberikan
kepadanya untuk mengelola perusahaan
b. Sebagai alat penilaian atas pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan, baik secara keseluruhan,
bagian-bagian maupun individu-individu yang diberi wewenang dan tanggung jawab.
c. Sebagai alat untuk mengukur tingkat biaya kegiatan-kegiatan usaha yang dilaksanakan perusahaan
d. Sebagai bahan pertimbangan dalam mengendalikan kegiatan perusahaan
e. Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun program kegiatan pada periode mendatang
f. Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan
g. Untuk mengetahui kondisi perusahaan dan posisi keuangan perusahaan
2. Pemilik perusahaan
Dalam perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas atau perusahaan yang pimpinannya diserahkan
kepada orang lain, laporan keuangan sangat dibutuhkan oleh pemilik perusahaan. Laporan keuangan bagi
pemilik perusahaan berfungsi sebagai :
a. Alat penilaian atas hasil yang telah dicapai oleh pimpnan perusahaan
b. Dasar penentuan taksiran keuntungan yang akan diterima di masa mendatang dan taksiran
perkembangan harga saham yang dimilikinya
3. Kreditor dan calon kreditor
Kreditor adalah orang atau badan yang memberikan pinjaman berupa uang atau barang kepada
perusahaan. Bagi para kreditor dan calon kreditor, laporan keuangan berfungsi sebagai bahan pertimbangan
dan keputusan dalam pemberian kredit, karena dari hasil analisis laporan keuangan dapat diketahui apakah
perusahaan yang akan diberi pinjaman dapat mengembalikan pinjaman pada saat jatuh tempo atau tidak.
Dari laporan keuangan dapat diketahui pula apakah pinjaman yang diberikan cukup mendapat jaminan atau
tidak.
4. Investor dan calon investor
Orang atau badan yang menanamkan modal pada suatu perusahaan disebut dengan investor.
Penanaman modal dapat dilakukan dengan dua cara yaitu membeli sebagian dari modal saham perusahaan
atau memberikan pinjaman kepada perusahaan yang bersangkutan yang didukung oleh surat obligasi.
Bagi investor maupun calon investor, laporan keuangan berguna sebagai bahan pertimbangan untuk
melakukan investasi pada sutu perusahaan. Selain itu laporan keuangan berguna untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam memberikan keuntungan atau membayar deviden kepada investor.
5. Instansi pemerintah
Instansi pemerintah yang berkepentingan terhadap laporan keuangan diantaranya :
a. Kantor Pelayanan Pajak.
Bagi Kantor Pelayanan Pajak, laporan keuangan perusahaan berfunsi sebagai dasar penentuan
pajak penghasilan yang menjadi tanggungan perusahaan.
b. Badan Pengembangan Pasar Modal (Bapepam)
Bapepam menggunakan laporan keuangan sebagai alat pengawasan keuangan perusahaan yang
menjual sahamnya melalui pasar modal.
c. Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Laporan keuangan digunakan untuk kepentingan pengumpulan data statistik.
6. Karyawan
Karyawan juga berkepentingan terhadap laporan keuangan, karena laporan keuangan berfungsi sebagi
berikut :
a. Untuk mengetahui tungkat kemampyuan perusahaan dalam membayar gaji dan jaminan sosial
lainnya.
b. Untuk menilai perkembangan serta prospek perusahaan dalam rangka penentuan pilihan langkah
yang harus dilakukan sehubungan dengan kelangsungan kerjanya.
c. Sebagai dasar penilaian tingkat kelayakan bonus yang diterimanya dibanding dengan keuntungan
perusahaan pada periode yang bersangkutan.

ASUMSI AKUNTANSI

 Dasar tunai (cash basic)  dasar akuntansi yang menetapkan bahwa pencatatan transaksi atau peristiwa ekonomi
hanya dilakukan apabila transaksi tersebut menimbulkan perubahan pada kas.
 Dasar akrual (accrual basic)  dasar akuntansi yang mengakui transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kejadian
(bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar). Transaksi-transaksi tersebut dicatat dalam catatan
akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan.
 Konsep entitas (kesatuan usaha)  akuntansi harus berlaku untuk setiap unit ekonomi secara terpisah. Dengan
demikian kejadian keuangan yang menyangkut suatu unit ekonomi tidak boleh dicampur dengan unit ekonomi lain
maupun dengan pemiliknya.
 Kelangsungan usaha (going concern assumption) Laporan keuangan disusun dengan anggapan bahwa
perusahaan akan melanjutkan usahanya di masa depan dan tidak bermaksud mengurangi skala usahanya, atau
bahkan melikuidasi.
 Unit moneter (monetary unit assumption) Seluruh transaksi dan peristiwa ekonomi dapat dinyatakan dalam satu
mata uang tertentu.
 Periode Akuntansi (accounting periode assumption) Laporan keuangan perusahaan harus dilaporkan secara
berkala dibagi dalam periode tertentu (periode akuntansi).
PRINSIP AKUNTANSI

1. Prinsip Biaya Historis (Historical Cost Principle)


GAAP mewajibkan sebagian besar aktiva dan kewajiban diperlakukan dan dilaporkan berdasarkan
harga akuisi. Hal ini seringkali disebut prinsip biaya historis. Prinsip ini menghendaki digunakannya harga
perolehan dalam mencatat aktiva. utang, modal, dan biaya.
Yang dimaksud dengan-harga perolehan adalah harga pertukaran yang disetuiui oleh kedua belah
pihak vang tersangkut dalam transaksi. Harga perolehan ini harus terjadi dalam transaksi di antara kedua
belah pihak yang bebas. Harga pertukaran ini dapat terjadi pada seluruh transaksi dengan pihak ekstern, baik
yang menyangkut aktiva, utang, modal atau transaksi lainnya. Biaya memiliki keunggulan yang penting
dibandingkan penilaian yang lainnya, yaitu dapat diandalkan.
2. Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle)
Prinsip Pengakuan Pendapatan adalah aliran masuk harta-harta (aktiva) yang timbul dari penyerahan
barang atau jasa yang dilakukan oleh suatu unit usaha selama suatu periode tertentu. Dasar yang digunakan
untuk mengukur besamya pendapatan adalah jumlah kas atau ekuivalennya yang diterima dari transaksi
penjualan dengan pihak yang bebas.
Istilah pendapatan dalam prinsip ini merupakan istilah yang luas, di mana di dalam pendapatan
termasuk pendapatan sewa, laba penjualan aktiva dan lain-lain. Batasan umum yang biasanya digunakan
adalah semua perubahan dalam jumlah bersih aktiva selain yang berasal dari pernilik perusahaan.
Biasanya pendapatan diakui pada saat terjadinya penjualan barang atau jasa. Yaitu saat ada
kepastian mengenai besarnya pendapatan yang diukur dengan aktiva yang diterima. Tetapi ketentuan umum
ini tidak selalu dapat diterapkan, sehingga timbul beberapa ketentuan lain untuk mengakui pendapatan.
Pengecualian-pengecualian itu adalah pengakuan pendapatan saat produksi selesai, selama masa produksi
dan pada saat kas diterima.
3. Prinsip Mempertemukan (Matching Principle)
Yang dimaksud prinsip mempertemukan biaya adalah mempertemukan biaya dengan pendapatan
yang timbul karena biaya tersebut Prinsip ini berguna untuk menentukan besamya penghasilan bersih setiap
periode. Karena biaya itu harus dipertemukan dengan pendapatannya, maka pembebanan biaya sangat
tergantung pada saat pengakuan pendapatan. Apabila pengakuan suatu pendapatan ditunda, maka
pembebanan biayanya juga akan ditunda sampai saat diakuinya pendapatan.
Penerapan prinsip ini. juga menghadapi beberapa kesulitan. Misalnya, dalam hal biaya-biaya yang
tidak mempunyai hubungan yang jelas dengan pendapatan, maka sulit untuk mempertemukan biaya dengan
pendapatannya. Contoh, biaya administrasi dan umum tidak dapat dihubungkan dengan pendapatan
perusahaan. Kesulitan seperti ini diatasi dengan membebankan biaya-biaya tersebut ke periode terjadinya.
Biasanya biaya-biaya seperti itu disebut period costs. Sebabnya, biaya produksi seperti biaya baban
baku, upah langsung dan biaya produksi tidak langsung, mempunyai hubungan yang jelas dengan
pendapatan, sehingga dapat dengan mudah dipertemukan.
Kesulitan yang lain seperti dalam hal biaya yang mempunvai manfaat untuk beberapa periode. Biaya-biaya
seperti ini ditunda pembebanannya karena mernpunyai fungsi menimbulkan pendapatan. Masalahnya adalah
alokasi setiap periodenya. Dasar alokasi yang digunakan dalam metode-metode depresiasi dan amortisasi
hampir semuanya berdasarkan taksiran-taksiran yang tidak jelas hubungannya dengan pendapatan.
Salah satu akibat dari prinsip ini adalah digunakannya dasar waktu (accrual basis) dalam
pembebanan biaya. Dalam prakteknya digunakan jurnal-jurnal penyesuaian setiap akhir periode untuk
mempertemukan biaya dengan pendapatan.
4. Prinsip Konsistensi (Consistency Principle)
Agar laporan keuangan dapat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, maka metode dan
prosedur-prosedur yang digunakan dalam proses akuntansi harus diterapkan secara konsisten dari tahun ke
tahun. Sehingga bila terdapat perbedaan antara suatu pos dalam dua periode, dapat segera diketahui bahwa
perbedaan itu bukan selisih akibat penggunaan metode yang berbeda.
Konsistensi tidak dimaksudkan sebagai larangan penggantian metode, jadi masih dimungkinkan
untuk mengadakan perubahan metode yang dipakai. Tetapi jika ada penggantian metode, maka akibat
(selisih) yang cukup berarti (material) terhadap laba perusahaan harus dijelaskan dalam laporan keuangan,
tergantung dari sifat dan perlakuan terhadap perubahan metode atau prinsip tersebut.
5. Prisip Pengungkapan Penuh (Full Disclosure Principle)
Yang dimaksud dengan prinsip pengungkapan lengkap adalah menyajikan informasi yang lengkap
dalam laporan keuangan. Karena infomasi yang disajikan itu merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi
dalam satu periode dan juga saldo-saldo dari rekening-rekening tertentu, tidaklah mungkin untuk
memasukkan semua informasi-informasi yang ke dalam laporan keuangan.
Biasanya keterangan tambahan atas informasi dalam laporan keuangan dibuat dalam bentuk:
a. Catatan kaki/footnote.
b. Dalam laporan keuangan, biasanya dituliskan dalam kurung di bawah elemen yang bersangkutan,
atau dengan memakai rekening-rekening tertentu.
c. Berbagai lampiran.
Keterangan tambahan dengan menggunakan catatan kaki biasanya karena tidak diinginkan untuk
mengganggu laporan keuangan yang dibuat. Catatan kaki ini digunakan untuk menunjukkan hal-hal
sebagai berikut :
d. Prinsip akuntansi yang digunakan.
e. Perubahan-perubahan, seperti perubahan dalam prinsip akuntansi, taksiran-taksiran, kesatuan
usaha, dan juga kalau ada koreksi-koreksi kesalahan. Catatan kaki ini juga menunjukkan perlakuan
terhadap perubahan-perubahan tersebut, apakah dengan cara kumulatif, retroaktif, dan lain-lain.
f. Adanya kemungkinan timbulnya rugi atau laba bersyarat.
g. Informasi tentang modal perusahaan, seperti jumlah lembar saham dan lain-lain.
h. Kontrak-kontrak pembelian, kontrak-kontrak penting lainnya, adanya option atau warrant untuk saham
dan lain-lain. Keterangan tambahan yang dibuat sebagai lampiran laporan keuangan biasanya
digunakan untuk menunjukkan perhitungan-perhitungan detail yang mendukung suatu jumlah
tertentu, atau menunjukkan informasi-informasi keuangan berdasarkan indeks harga (price level
adjustment).

BIDANG – BIDANG AKUNTANSI DIANTARANYA ADALAH:

1. Akuntansi Keuangan (Financial Accounting)


Bidang ini berkaitan dengan akuntansi untuk suatu unit ekonomi secara keseluruhan. Bidang
ini berhubungan dengan pelaporan keuangan untuk pihak-pihak di luar perusahaan. Laporan yang dihasilkan
bersifat serba guna (general purpose). Akuntansi Keuangan adalah bidang Akuntansi yang kegiatannya meliputi
pencatatan kegiatan finansial yang bertujuan untuk dapat menyajikan laporan keuangan yang meliputi neraca,
laporan laba rugi dan laporan perubahan modal atau laporan laba ditahan selama jangka waktu tertentu. Laporan
keuangan ini dapat dimanfaatkan oleh pihak- pihak yang membutuhkan sebagai informasi guna pengambilan
keputusan dan kebijakan yang rasional dan relevan.
2. Pemeriksaan Akuntansi (Auditing)
Pemeriksaan Akuntansi (auditing) adalah bidang Akuntansi yang melaksanakan kegiatan pemeriksaan
terhadap hasil pencatatan dan laporan keuangan suatu badan, baik perusahaan maupun pemerintah. Bidang ini
berhubungan dengan audit secara bebas terhadap laporan yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan. Walaupun
tujuan utama audit adalah agar informasi akuntansi yang disajikan dapat dipercaya namun terdapat tujuan
lainnya seperti ketaatan terhadap kebijakan, prosedur serta menilai efesiensi dan efektifitas suatu kegiatan. Konsep
yang mendasari auditing adalah objektifitas dan independensi dari pemeriksa serta kerahasiaan serta pengumpulan
bukti-bukti yang cukup relevan.
3. Akuntansi Manajemen (Management Accounting)
Akuntansi Manajemen adalah bidang Akuntansi yang bertujuan memberikan informasi kepada manajemen
dalam menjalankan usahanya. Banyak hal yang terdapat dalam Akuntansi Biaya yang data-datanya dimanfaatkan
oleh Akuntansi Manajemen. Jadi, meskipun kedua bidang akuntansi ini berbeda tujuannya, namun dalam
pelaksanaannya dapat dilakukan secara bersamaan
Beberapa kegunaan akuntansi manajemen adalah mengendalikan kegiatan perusahaan, memonitor arus
kas, dan menilai alternatif dalam pengambilan keputusan. Pengendalian perusahaan melalui aktivitas yang dijalankan
(activity based management) merupakan tren baru dalam akuntansi manajemen.
4. Akuntansi Biaya (Cost Accounting)
Akuntansi Biaya adalah bidang Akuntansi yang mencatat dan menghitung serta menganaiisis data biaya pada
perusahaan industri dalam usaha menentukan besalnya harga pokok produksi suatu barang atau produk. Untuk itu
dengan Akuntansi Biaya akan didapatkan laporan harga untuk menyusun laporan keuangan.
Bidang ini menekankan pada penetapan dan kontrol atas biaya. Akuntansi biaya telah mengarahkan
pada penetapan biaya berdasarkan aktivitas (activity based costing). Fungsi utama akuntansi biaya adalah
mengumpulkan dan menganalisis data mengenai biaya, baik biaya yang telah maupun yang akan terjadi.
5. Akuntansi Perpajakan
Perpajakan adalah bidang Akuntansi yang menekankan pada masalah pajak yang harus dibayar oleh
perusahaan atau perseorangan kepada pemerintah. Dalam perpajakan akan dibahas tentang hukum-hukum dan
perhitungan-perhtiungannya dalam usaha menetapkan besamya pajak tersebut.
6. Peranggaran (Budgeting)
Peranggaran adalah bidang Akuntansi yang melakukan kegiatannya dengan menyusun anggaran, baik
pendapatan maupun biaya atas dasar. pedoman-pedoman tertentu maupun standar dari suatu badan. Anggaran
merupakan pedoman bagi perusahaan, perorangan atau pemerintah dalam melakukan kegiatan finansialnya di masa
yang akan datang.
Bidang ini berhubungan dengan penyusunan rencana keuangan mengenai kegiatan perusahaan untuk
jangka waktu tertentu di masa datang serta analisis dan pengawasannya. Anggaran adalah sarana untuk
menjabarkan tujuan perusahaan. Anggaran berisi rencana kegiatan yang akan dilaksanakan serta nilai uangnya di
masa datang.
7. Akuntansi Pemerintahan (Governmental Accounting)
Akuntansi Pemerintahan adalah bidang Akuntansi Keuangan yang diterapkan di lembaga pemerintahan.
Akuntansi Pemerintahan ini bertujuan untuk menyajikan laporan keuangan, pengendalian dan pengawasan keuangan
pemerintah/negara. Akuntansi pemerintahan diharapkan dapat mengatur administrasi keuangan negara dengan baik’
Bidang ini mengkhususkan diri dalam pencatatan dan pelaporan transaksi-transaksi di badan pemerintahan.
Akuntansi pemerintahan menyediakan laporan akuntansi tentang aspek kepengurusan dari administrasi keuangan
negara.
8. Sistem Akuntansi (Accounting System)
Sistem Akuntansi adalah bidang Akuntansiyang melaksanakan kegiatan dengan merancang cara melakukan
pencatatan akuntansi supaya aman, efektif dan efisien, mulai dari mengorganisir dokumen, formulir-formulir dan
menyusun prosedur pencatatannya

PROFESI AKUNTAN

1. Akuntan Interal
Squad, akuntan internal dikenal juga sebagai akuntan manajemen, akuntan perusahaan. Akuntan internal bekerja
dalam suatu perusahaan atau organisasi yang bertugas untuk mencatat setiap transaksi keuangan dan menyusun
laporan keuangan perusahaan. Selain itu ia juga mengurusi masalah pencatatan pajak perusahaan dan auditing atau
pemeriksaan secara internal.
Tugas akuntan perusahaan antara lain:
a. menyusun sistem akuntansi
b. menyusun laporan akuntansi untuk pihak luar perusahaan
c. menyusun anggaran
d. menangani masalah pajak
2. Akuntan Publik
Kedua adalah akuntan publik. Akuntan publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin dari Menteri Keuangan
untuk memberikan jasa akuntan publik dan wajib menjadi anggota Institut Akuntan Publik Indonesia
(IAPI). Nah, profesi ini bersifat independen, artinya tanpa terikat tetap dengan sebuah perusahaan yang bertugas
sebagai pemeriksa keuangan atau jasa lainnya seperti konsultasi keuangan, penghitungan pajak, dan pembuatan
laporan secara independen.
Tugas akuntan publik antara lain:
a. pemeriksaan laporan keuangan
b. penyusunan sistem akuntansi
c. penyusunan laporan keuangan untuk kepentingan perpajakan
d. konsultasi manajemen
3. Akuntan Pemerintah
Merupakan akuntan yang bekerja pada lembaga-lembaga pemerintah, misalnya di kantor Badan Pengawas
Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Badan Pengawas Keuangan (BPK), perpajakan dan di komisi pemberantasan
korupsi. Tugas utamanya adalah menyusun laporan keuangan pemerintah atau bisa juga mengaudit setiap institusi-
institusi pemerintah di berbagai tingkat pemerintahan.
Tugas akuntan pemerintah antara lain:
a. pemeriksaan dan pengawasan terhadap aliran keuangan negara
b. melakukan perancangan sistem akuntansi untuk pemerintah
4. Akuntan Pendidik
Akuntan pendidik adalah akuntan yang bertugas dalam mendidik di bidang akuntansi, melakukan penelitian dan
pengembangan di bidang akuntansi, dan menyusun kurikulum di berbagai tingkat satuan pendidikan. Secara
sederhana dapat diartikan sebagai dosen atau guru yang mengajar mata pelajaran atau mata kuliah akuntansi.
Tugas akuntan pendidik antara lain:
a. menyusun kurikulum pendidikan akuntansi
b. mengajar akuntansi di berbagai lembaga pendidikan
c. melakukan penelitian untuk pengembangan ilmu akuntansi
ETIKA PROFESI AKUNTAN
1. Tanggung Jawab Profesi
Dalam melaksanakan tanggung-jawabnya sebagai profesional setiap akuntan harus senantiasa
menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
2. Kepentingan Publik
Artinya setiap akuntan mempunyai kewajiban untuk selalu bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik,
menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas profesionalismenya.
3. Integritas
Squad, dalam usahanya untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik setiap akuntan harus
memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin dengan bersungguh-sungguh dalam
mengemban profesi akuntan. Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan
berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa.
4. Objektivitas
Setiap akuntan harus menjaga obyektivitasnya, netral dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan
kewajiban profesionalnya.
5. Kompetensi dan Kehati-hatian
Setiap akuntan harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan kehati-hatian, kompetensi dan ketekunan, serta
mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesional pada tingkat yang
diperlukan.
6. Kerahasiaan
Squad, menjadi akuntan harus bisa menjaga kerahasiaan juga lho, menghormati kerahasiaan informasi yang
diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa
persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.
7. Standar Teknis
Nah yang terakhir, akuntan harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar
proesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, akuntan mempunyai kewajiban untuk
melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan
obyektivitas.
8. Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat
mendiskreditkan profesi.
Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi sebagai perwujudan
tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat
umum.
KARAKTERISTIK LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN PANDUAN STANDAR AKUNTANSI (PSAK)*:
1. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk dipahami oleh
pemakainya. Pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktifitas ekonomi dan bisnis,
akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, informasi
kompleks yang seharusnya dimasukkan di dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar
pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu.
2. Relevan
Agar laporan keuangan bermanfaat, informasi di dalamnya harus relevan untuk memenuhi kebutuhan
pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi di dalam laporan keuangan memilki kualitas relavan jika
dapat memengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu,
masa kini, atau masa depan, menegaskan, atau mengoreksi hasil evaluasi mereka dimasa lalu.
Informasi posisi keuangamn dan kinerja dimasa lalu sering kali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi
posisi keuangan dan kinerja masa depan dan hal-hal lain yag langsug menarik perhatian pemakai, seperti:
pembayaran difiden dan upah, pergerakan harga skurietas, dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
komitmennya ketika jatuh tempo.
Untuk memiliki nilai pridiktif, informasi tidak perlu harus dalam bentuk ramalan eksplisit. Namun demikian,
kemampuan laporan keuangan untuk membuat prediksi dapat ditingkatkan dengan penampilan informasi tentang
transaksi dan peristiwa masa lalu. Misalnya, nilai prediktif laporan laba rugi dapat di tingkatkan apabila pos-pos
penghasilan atau beban yang tidak biasa, abnormal, dan jarang terjadi di ungkapkan secara terpisah.
3. Materialitas
Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakikat dan materialitas laporan keuangan. Informasi dipandang
material apabila kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat
mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai yang diambil atas dasar laporan keungan. Materialitas tergantung pada
besarnya pos atau kesalahan yang dinilai sesuai dengan situasi khusus dari kelalaian dalam mencantunkan
(omission) atau kesalahan dalam mencatat (misstament). Oleh karenanya, materialitas lebih merupakan suatu
ambang batas atua titik pemisah dari pada suatu karakteristik kualitatif pokok yang harus dimiliki agar informasi
dipandang berguna.
4. Keandalan
Supaya laporan keuangan bermanfaat, informasi juga harus handal (reliable). Informasi memilki kualitas yang
handal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat dihandalkan pemakainya
sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan secara wajar
diharapkan dapat di sajikan.
5. Penyajian Jujur
Informasi keuangan di laporan keuangan pada umumnya tidak luput dari resiko penyajian yang dianggap
kurang jujur dari pada apa yang seharusnya digambarkan. Hal tersebut bukan disebabkan karena kesenjangan untuk
menyesatkan, tetapi lebih merupakan kesulitan yang melekat dalam mengidentifikasikan transaksi serta pristiwa
lainnya yang dilaporkan, atau dalam menyusun atau menerapkan ukuran dan teknik penyajian yang sesuai dengan
makna transaksi dan pristiwa tersebut.
6. Subtansi Mengungguli Bentuk
Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur transaksi serta pristiwa lain yang seharusnya
disajikan, peristiwa tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan subtansi dan realitas ekonomi dan bukan
hanya bentuk hukum. Subtansi transaksi atau peristiwa lain tidak selalu konsisten dengan apa yang tampak dari
bentuk hukum.
7. Netralitas
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan
pihak tertentu. Tidak boleh ada usaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa pihak, sementara
hal tersebut akan merugikan pihak lain yang mempunyai kepentingan yang berlawanan.
8. Pertimbangan Sehat
Penyusunan laporan keuangan adakalanya menghadapi ketidak pastian suatu peristiwa dan keadaan
tertentu, seperti ketertagihan piutang yang diragukan, perkiraan masa manfaat pabrik serta peralatan, dengan
tuntutan atas jaminan garansi yang mungkin timbul. Namun demikian, penggunaan pertimbangan sehat tidak
memperkenankan, misalnya: pembentukan cadangan tersembunyi atau penyisihan, berlebihan, dan sengaja
menetapkan aktiva atau penghasilan yang lebih rendah atau pencatatan kewajiban atau beban yang lebih tinggi
sehingga laporan keuangan menjadi tidak netral, dan karena itu tidak memilki kualitas yang handal.
9. Kelengkapan
Agar dapat diandalkan,informasi dalam laoran keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan
biaya.
PENGELOMPOKAN AKUN
1. Akun Riil
Akun riil merupakan akun yang dicatat pada neraca. Akun ini terdiri dari : harta/aktiva (asset), utang/kewajiban
(liabilities) dan modal (capital).
2. Akun Nominal
Akun nominal merupakan akun yang dicatat pada laba/rugi. Akun ini terdiri dari : pendapatan (revenue) dan beban
(expenses)
HARTA 1.berupa uang tunai
1. Harta lancar 2.surat berharga
1. kas 3. Harta tetap berwujud
2.surat-surat berharga 1.peralatan tokoh
3.piutang usaha 2.peralatan kantor
4.wesel tagih 3.kendaraan
5.persekot / uang usaha 4.mesin
6.pendapatan yang masih harus di terima 5.bangunan
7.persediann barang dagang 6.tanah
8.perlengkapan tokoh 4. Harta tetap tak berwujud
9.perlengkapan kantor 1.copy right
2. Investasi 2.hak paten
3.hak merek 2.Modal pinjaman surat berharga
4.hak cipta 3. Modal saham
5.good will 1.modal saham biasa
6.paransais 2.modal saham istimewa
5. Harta lain-lain
1.semua yang rusak 4 PENDAPATAN
1. Pendapatan usaha
2 UTANG 1.pendapatan jasa salon
1. Utang jangka pendek 2.pendapatan jasa angkutan
1.utang usaha 3.pendapatan jasa bengkel
2.utang bunga 4.pendapatan jasa servis
3.utang gaji 5.pendapatan jasa tailor
4.utang sewa 6.pendapatan jasa londri
5.beban yang harus di bayar 7.pendapatan jasa komisi
6.beban yang diterima dimuka 2. pendapatan di luar usaha
7.utang listrik 1.pendapatan bunga
8.utang bayar 2.laba penjualan harta
2. Utang jangka panjang
1.utang bank 5 BEBAN
2.utang ipotik 1. Beban usaha
3.utang KIK 1.beban gaji
4.utang KUK 2.beban sewa
5.utang KUM 3.beban listrik
6.utang KRIDA 4.beban asuransi
7.utang KMKP 5.beban perlengkapan
3 MODAL 6.beban penyusunan harga tetap
1. Modal sendiri 7.beban rupa-rupa
1. Modal berupa uang tunai 2. Beban di luar usaha
2.modal berupa surat berharga 1.beban bunga
2. Modal pinjaman 2.beban penjualan harta
1.modal pinjaman berupa uang tunai 3.kecurian uang/barang

CIRI PERUSAHAAN JASA


1. Menjual jasa; jasa yang dijual ini dapat dibeli dari perusahaan lain, dapat pula dibuat sendiri.
2. Perlu memiliki sarana (aktiva produksi); contoh perusahaan angkutan harus mempunyai kendaraan, salon harus
mempunyai peralatan salon.
3. Memerlukan pengorbanan lain; contoh pemakai jasa tenaga kerja.
4. Mengeluarkan biaya untuk pengorbanan-pengorbanan; contohnya gaji tenaga kerja dll.
5. Menerima hasil penjualan jasa; dalam bentuk uang tunai, yang sebagian diputarkan kembali untuk menghasikan
jasa, barang dan sebagainya kepada pemilik/ kreditor.
1. Pencatatan dan Penggolongan
Jadi pada tahap pertama ini bisa mengandung 2 langkah penting, yaitu :
 Membukukan bukti transaksi ke dalam jurnal (pencatatan)
 Memindahkan data jurnal ke dalam buku besar (penggolongan)

2. Tahap Pengikhtisaran
Ikhtisar berarti ringkasan. Maka tahap kedua ini adalah membuat ringkasan dari data keuangan yang sudah diproses
sebelumnya. Tahap pengikhtisaran atau ringkasan ini menjadikan data semakin jelas dan mudah dibaca. Fungsinya
adalah untuk mempermudah dalam membaca dan menganalisa data-data keuangan perusahaan. Jadi dalam tahap
kedua ini meliputi beberapa langkah sebagai berikut :

 Menyusun Neraca Saldo


Nama lain dari neraca saldo adalah neraca percobaan (trial balance). Cara membuat neraca saldo ini sangatlah
mudah. Yaitu dengan mengutip atau menyalin saldo semua akun yang ada dalam buku besar. Karena itulah
menghitung saldo tiap buku besar tadi sangat penting untuk mempermudah langkah ini. (Baca juga : Cara Membuat
Buku Besar)

 Menyusun Jurnal Penyesuaian (adjusment entries)


Jurnal penyesuaian adalah ayat jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk melakukan koreksi dan atau
menyesuaikan data catatan dengan data sebenarnya. Yang umum dibuat ayat penyesuaian adalah koreksi kesalahan
penjurnalan, penyusutan aset tetap, penyesuaian sewa dibayar di muka yang berubah menjadi beban sewa karena
manfaatnya telah digunakan atau dilampaui, perlengkapan yang berubah menjadi beban perlengkapan karena telah
habis dipakai, pendapatan diterima di muka yang dihapus menjadi pendapatan jasa sesuai dengan produk jasa yang
telah dijual, dan sebagainya.
 Menyusun Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
Selesai disusun ayat penyesuaian atas akun-akun tertentu, akun-akun yang bersangkutan tersebut pasti mengalami
perubahan nilai atau nominal. Sehingga nilai saldonya perlu disesuaikan kembali dengan menyusun Neraca Saldo
Setelah Penyesuaian. Teknisnya dengan menjumlahkan atau mengurangkan akun-akun penyesuaian dengan
saldonya pada Neraca Saldo.

 Menyusun Neraca Lajur (worksheet)


Neraca lajur adalah lembar kerja yang memudahkan untuk menyusun laporan keuangan. Neraca lajur ini memuat
semua data keuangan perusahaan. Karena itu neraca lajur ini dapat menunjukkan perkembangan keuangan
perusahaan.
Neraca lajur terdiri dari Neraca Saldo, Jurnal Penyesuaian, Neraca Saldo Setelah Penyesuaian, Lembar Laba Rugi,
dan Neraca. Maka jika langkah-langkah di atas telah terpenuhi, maka menyusun neraca lajur ini pun telah terpenuhi
50%. Selanjutnya tinggal membuat kolom Laba Rugi dan Neraca yang berfungsi sebagai dasar pembuatan laporan
keuangan.
Dasar membuat kolom Laba Rugi dan Neraca adalah dengan melihat dan memecah data dari Neraca Saldo Setelah
Penyesuaian. Akun-akun yang dipecah menjadi 2 kelompok, yaitu akun-akun nominal atau akun temporal untuk
kolom Laba Rugi, sedang akun-akun riil atau akun permanen untuk kolom Neraca.

3. Tahap Pelaporan
Tahap ketiga atau tahap terakhir dalam siklus akuntansi perusahaan jasa adalah pelaporan atau penyajian laporan
keuangan. Laporan ini merupakan kesimpulan dan analisa dari 2 tahap sebelumnya. Maka ada beberapa poin dalam
tahap pelaporan ini, meliputi :

 Laporan Neraca (Balance Sheet)


Neraca adalah laporan yang berisi posisi keuangan perusahaan meliputi aset, utang dan modal pada periode
akuntansi tertentu. Menyusun laporan neraca ini sangat mudah yaitu dengan mengambil data dari neraca lajur kolom
Neraca dan menyusunnya pada lembar laporan neraca yang sesuai berdasar bagian-bagian yang terdapat dalam
neraca.

 Laporan Laba Rugi (Profit and Loss Report)


Laporan laba rugi adalah laporan yang menyajikan perhitungan atas semua pendapatan dan biaya perusahaan.
Terdiri dari seluruh pendapatan yang diperoleh perusahaan dikurangi dengan semua beban yang dikeluarkan untuk
memperoleh pendapatan tersebut. Menyusun laporan laba rugi juga sama mudahnya dengan neraca tadi. Dengan
mengambil data dari neraca lajur kolom Yaitu akun-akun pendapatan seperti pendapatan jasa, pendapatan sewa dan
sebagainya dimasukkan terlebih dahulu. Baru kemudian ditulis beban-beban usaha yang telah dikeluarkan
perusahaan. (Baca juga : Prinsip-Prinsip Akuntansi )

 Laporan Perubahan Modal (Equity Report)


Laporan perubahan modal adalah laporan yang menyajikan perubahan posisi modal perusahaan. Perubahan tersebut
bisa terjadi karena penambahan (tambahan modal disetor) atau pengurangan investasi (prive) dari pemilik modal
perusahaan. Kemudian hasilnya ditambah dengan laba atau dikurangi rugi perusahaan dari Laporan Laba Rugi.
Nantinya dapat diketahui berapa jumlah modal perusahaan pada akhir periode akuntansi.

 Laporan Arus Kas (Cash Flow Report)


Laporan arus kas adalah laporan yang menyajikan aliran dana kas masuk dan keluar perusahaan pada aktifitas
investasi, operasional, dan pendanaan dalam satu periode akuntansi tertentu.

 Catatan Atas Laporan Keuangan


Yaitu laporan tambahan yang berisi informasi yang lebih rinci atas akun tertentu. Tujuannya adalah untuk memberikan
nilai yang lebih komprehensif atas laporan keuangan perusahaan. Dalam catatan ini biasanya terdapat informasi
metode pencatatan akuntansi yang digunakan perusahaan juga hal-hal yang perlu diperbaiki guna kondisi
manajemen dan keuangan perusahaan yang lebih baik.
Setelah selesai dengan laporan keuangan di atas, bukan berarti siklus akuntansi benar-benar telah selesai. Terdapat
2 langkah lagi yang harus dipenuhi dalam siklus akuntansi karena berpengaruh pada pencatatan periode akuntansi
selanjutnya. Adapun langkah-langkah tersebut adalah :

 Menyusun jurnal penutup, yaitu membuat jurnal untuk menutup semua akun yang berkaitan dengan laporan laba
rugi dan laporan perubahan modal. Tujuan jurnal penutup ini adalah menhindari terjadinya perhitungan ulang pada
periode akuntansi berikutnya. Jadi yang ditutup meliputi akun-akun pendapatan, beban dan perubahan modal.
 Menyusun neraca saldo setelah penutupan. Tujuan dari neraca ini adalah untuk melihat apakah akun telah
seimbang (balance) untuk selanjutnya memulai kegiatan akuntansi pada periode baru. Teknisnya dengan menyusun
akun-akun yang masih memiliki nilai saldo setelah dilakukan penutupan.
 Menyusun jurnal pembalik, yaitu membuat jurnal untuk membalik akun-akun yang telah dibuat jurnal penutup.
Jurnal pembalik disusun pada awal periode akuntansi baru. Fungsinya adalah untuk menyesuaikan akun-akun yang
telah dibuat jurnal penutup pada akhir periode. Jurnal ini dibuat sebelum perusahaan mencatat transaksi baru pada
periode akuntansi baru.
BUKTI TRANSAKSI
1. Bukti intern
merupakan bukti pencatatan untuk transaksi yang terjadi di dalam perusahaan itu sendiri. Misalnya memo yang dibuat
oleh manajer bagian pembukuan.
Bukti memorial merupakan bukti transaksi intern dalam bentuk memo dari pejabat dalam perusahaan kepada
bagian akuntansi, untuk mencatat suatu peristiwa atau keadaan yang sifatnya intern.
2. Bukti ekstern,
merupakan bukti pencatatan untuk transaksi yang terjadi antara perusahaan dan pihak lain di luar perusahaan.
Misalnya, bukti pengeluaran kas, bukti penerimaan kas, bukti penjualan, dan bukti pembelian.

Contoh bukti transaksi ekstern adalah kuitansi, faktur, nota debit, nota kredit, nota kontan, dan struk.
a. Kuitansi adalah catatan untuk transaksi penerimaan dan pengeluaran sejumlah uang.
b. Faktur adalah bukti transaksi pembelian atau penjualan barang dagangan (secara kredit)
c. Nota debit adalah bukti transaksi pengembalian barang yang sudah dibeli (retur pembelian). Nota debit dibuat oleh
pihak pembelian.
d. Nota kredit adalah bukti transaksi penerimaan kembali barang yang sudah dijual (retur penjualan). Nota kredit dibuat
oleh penjual ketika barang yang dijual dikembalikan oleh pembeli.
e. Nota kontan adalah bukti pencatatan untuk transaksi pembelian barang secara tunai yang dibuat oleh penjual dan
diberikan kepada pembeli.
f. Cek adalah surat perintah kepada bank untuk membayar sejumlah uang kepada pemegang cek. Cek dibuat oleh
pihak yang mempunyai simpanan di bank tersebut.
g. Slip / struk menjadi salah satu bukti transaksi yang banyak di gunakan, biasanya slip berisi informasi lengkap karena
langsung di cetak melalui program khusus, contoh slip setoran dan pengambilan di bank, slip ATM, atau struk
pembelanjaan pada toko yang telah di lengkapi sistem kasir. Termasuk juga untuk pembayaran rekening air, listrik dan
telpon serta slip gaji.

AKUN DAPAT DIGOLONGKAN MENJADI DUA KELOMPOK

 AKUN RIIL (Akun dalam NERACA)


Akun Riil adalah akun-akun yang sifatnya permanen, tetap berkelanjutan dari satu periode pembukuan ke periode
pembukuan berikutnya. Akun riil diantaranya:
1. Harta/ Aktiva (Assets)
Adalah setiap sumber daya yang dimiliki perusahaan yang berguna pada waktu sekarang dan waktu yang akan
datang. Penggolongan harta berdasarkan likuiditasnya antara lain sebagai berikut:

a. Aktiva Lancar (Current Assets)


Adalah aktiva-aktiva yang dalam kondiai normal diharapkan dapat diuangkan dalam jangka waktu yang tidak
terlalu lama/ jangka pendek (tidak lebih dari satu tahun).
Kelompok aktiva ini adalah sebagai berikut:
1) Kas/ uang tunai (cash) termasuk uang perusahaan yang didimpan di bank yang siap digunakan untuk
mendukung operasional perusahaan.
2) Surat berharga (marketable securities) yaitu sertifikat deposito bank, saham, dan obligasi yang dimiliki
perusahaan untuk investasi jangka pendek.
3) Piutang wesel (notes receivable) yaitu tagihan perusahaan kepada pihak lain yang telah dijamin kesanggupan
pembayarannya oleh pihak debitur dengan wesel.

4) Piutang dagang (account receivable) adalah tagihan perusahaan kepada pihak debitur sebagai akibat transaksi
penjualan barang atau jasa dengan kredit.
5) Persediaan barang dagangan (inventory) yaitu sisa barang dagangan yang siap dijual yang dimiliki perusahaan
per tanggal neraca.
6) Pendapatan yang masih harus diterima (accruals receivable) yaitu penghasilan-penghasilan perusahaan yang
sudah menjadi hak per tanggal neraca, tetapi pembayarannya belum diterima.
7) Beban dibayar di muka (prepaid expense) yaitu pengeluaran-pengeluaran yang sudah dibayar kepada pihak lain
oleh perusahaan untuk memperoleh jasa, tetapi per tanggal neraca jasa tersebut belum diterima atau belum
dimanfaatkan.

b. Aktiva tidak lancar


Adalah aktiva-aktiva yang dimiliki oleh perusahaan dengan tujuan tidak segera untuk diuangkan.
Yang termasuk kelompok aktiva tidak lancar adalah:
1) Investasi jangka panjang (investment) yaitu investasi dalam durat berharga (saham atau obligasi) untuk jangka
waktu lebih dari satu tahun dengan tujuan-tujuan tertentu.
2) Aktiva tetap berwujud (tangible fixed asset) adalah aktiva perusahaan yang berwujud fisik yang digunakan untuk
operasional perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun, misalnya tanah, bangun an, mesin-
mesin, kendaraan, dan inventaris.
3) Aktiva tetap tidak berwujud (intangible fixed asset) adalah aktiva perusahaan yang secara fisik tidak ada
wujudnya (abstrak) dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun, misalnya hak paten ( patents), merek
dagang (trade mark), hak cipta (copyrights), hak monopoli suatu usaha (franchise) dan goodwill.
4) Beban yang ditangguhkan (deferref charges) yaitu pengeluaran dengan nilai yang cukup material untuk beban
perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun sehingga pembebanannya dilakukan secara
bertahap pada periode periode berikutnya, seperti beban pendirian perusahaan, beban penelitian dan beban
survei pasar.
5) Aktiva lain-lain yaitu aktiva / harta perusahaan yang tidak dapat dikelompok kan sebagai aktiva lancar maupun
aktiva tidak lancar, misalnya bangunan dalam proses, mesin rusak, dan uang jaminan.

2. Kewajiban/ Utang (Liabilities)


Kewajiban merupakan utang perusahaan yang harus dibayar kepada pihak lain dalam jangka waktu tertentu atau
tintutan (klaim) seseorang atau kelompok perorangan terhadap kekayaan perusahaan. Kewajiban digolongkan
dengan urutan berdasarkan jangka waktu pelunasan. Macam -macam kewajiban:
a. Utang Lancar (Current Liabilities) / Utang Jangka Pendek (Short Term Liabilities)adalah utang-utang
perusahaan yang harus segera dilunasi (tidak lebih dari satu tahun).
Kelompok utang lancar meliputi:
1) Utang dagang (account payable) adalah utang yang timbul sebagai akibat pembelian barang atau jasa secara
kredit.
2) Utang wesel (notes payable) adalah utang dagang yang telah dijamin pembayarannya oleh perusahaan dengan
menandatangani surat wesel.
3) Beban yang masih harus dibayar (accruals payable) adalah beban-beban yang belum dibayar oleh
perusahaan per tanggal tetapi perusahaan telah menikmati jada pihak lain, misalnya utang gaji, utang sewa, dan
utang listrik.
4) Utang pajak (tax payable) yaitu pajak-pajak yang belum disetor perusahaan ke Kantor Kas Negara.
5) Pendapatan diterima di muka (deferred revenue) yaitu penerimaan dari pelanggan atas jasa perusahaan yang
belum diserahkan.
6) Utang jangka panjang yang jatuh tempo adalah bagian dari utang jangka panjang yang harus dibayar perusahaan
dalam jangka waktu kurang dari satu tahun, misalnya angsuran utan g hipotek, dan pelunasan utang obligasi.

b. Utang Jangka Panjang (Long Term Liabilities) adalah utang-utang yang jangka waktu pelunasannya lebih
dari satu tahun.
Kelompok utang jangka panjang antara lain:
1) Utang hipotek (mortgage notes payable) yaitu utang jangka panjang yang diperoleh perusahaan dengan
jaminan aktiva tetap tidak bergerak (tanah dan bangunan).
2) Utang obligasi (bond payable) yaitu utang jangka panjang yang diperoleh perusahaan dari masyarakat umum
dengan menerbitkan surat obligasi.
3) Utang Lain-lain (Other Liabilities) yaitu utang-utang yang tidak masuk ke dalam utang lancar maupun utang
jangka panjang.

3. Modal/ Ekuitas
Adalah hak pemilik atas kekayaan unit usaha/ perusahaan yang nilainya sama dengan selisih jumlah harta/ aktiva
dikurangi dengan jumlah utang/ kewajiban.
Modal suatu perusahaan pada awalnya berasal dari pemilik seluruhnya dan setelah perusahaan beroperasi,
modal juga berasal dari bagian laba perusahaan yang tidak diambil oleh/dibagikan kepada pemilikn ya.

 AKUN NOMINAL (dalam LAPORAN LABA/ RUGI)


Akun Nominal disebut juga akun sementara, yaitu akun-akun yang ditutup pada setiap akhir periode. Akun
nominal diantaranya adalah:

1. Pendapatan (Income/ Revenue)


Pendapatan adalah penambahan kotor terhadap modal sebagai hasil dari kegiatan perusahaan.
Macam-macam pendapatan adalah sebagai berikut:
a. Pendapatan Operasional (operating income) adalah pendapatan yang berhubungan langsung dengan kegiatan
usaha, misalnya pendapatan jasa (fees income) dan penjualan barang dagangan (sales oncome).

b. Pendapatan lain-lain (The other income) adalah pendapatan yang tidak berhubungan langsung dengan
kegiatan usaha, misalnya pendapatan sewa (rent income) dan penjualan aktiva tetap (gain on sales of fixed
assets).
2. Beban (Expenses)
Beban adalah pengorbanan yang terjadi selama melaksanakan kegiatan usaha untuk memperoleh pendapatan.
Beban dapat dibedakan menjadi:
a. Beban Operasional (operating expenses) adalah pengorbanan yang langsung berhubungan dengan kegiatan
usaha, misalnya pembelian barang dagangan (purchases), beban gaji ( salaries expenses), beban penyusutan
gedung ( depreciation of expenses building), beban iklan (advertising expenses), dan beban lain yang berkaitan
dengan kegiatan usaha.
b. Beban lain-lain adalah pengorbanan yang tidak langsung berhubungan dengan kegiatan pokok usaha, misalnya
beban bunga (interest expenses) dan kerugian atas penjualan (lost on sales).

Anda mungkin juga menyukai