Anda di halaman 1dari 13

Devandanny Rosidy

8-1 Akuntansi (TB)

RESUME
CHAPTER VIII
LIABILITIES AND OWNERS’ EQUITY

LO 1-Proprietary Theory And Entity Theory

Pada bagian ini akan dijelaskan dua teori yang telah diusulkan untuk membantu kita
dalam memahami akuntansi, yaitu proprietary theory dan entity theory. Proprietary theory
adalah sebuah teori yang didasarkan pada pemikiran bahwa proprietor (atau pemilik) adalah
pusat dari seluruh perhatian. Sedangkan, entity theory mengusulkan agar proses bisnis diartikan
sebagai sebuah entitas terpisah dan juga sebagai pencatatan akuntansi atas transaksi dari entitas
tersebut.

Proprietary Theory
Kepemilikan menggambarkan kekayaan bersih atas bisnis (kegiatan usaha) dan dapat
direpresentasikan dalam persamaan akuntansi:
P=A—L
Dimana kepemilikan (atau owner’s equity) adalah sama dengan aset dikurangi dengan
kewajiban. P menggambarkan kekayaan bersih pemilik usaha. Seperti yang diungkapkan oleh
Sprague:
The balance sheet of proprietorship is a summing-up at some particular time of all the
elements which constitute te wealth of some person or collection of persons …
The whole purpose of the business struggle is increase of wealth, that is, increase of
proprietorship.

Aset menjadi milik proprietor dan kewajiban adalah tanggung jawabnya. Dari
pernyataan ini, kita dapat melihat bahwa tujuan akuntansi adalah untuk mencerminkan
kekayaan bersih pemilik. Teori ekonomi pada perusahaan mengambil pandangan proprietary,
dengan menitikberatkan pada peranan entrepreneur-owner (pemilik usaha). Konsep
pendapatan, yang meningkatkan kekayaan bersih, ditunjukkan sebagai pengembalian untuk
‘entrepreneurship’.
Pendapatan dihasilkan dan beban muncul disebabkan keputusan dan tindakan dari

1
pemilik dan pemilik representatif. Akun pendapatan dan beban adalah akun pembantu bagi P,
di mana secara temporer dipisahkan untuk tujuan menentukan keuntungan pemilik. Pendapatan
adalah kenaikan dalam proprietorship; beban adalah penurunan dalam proprietorship. Vatter
menjelaskan:
The theory of double entry is based on the idea that expense and revenue accouts have the
same algebraic characteristics as ‘net worth’, i.e. accounts tending to increase net worth are
increased by credits, accounts tending to decrease net worth are handled in reverse order.

Oleh karena itu, net income adalah peningkatan kemakmuran/kekayaan pemilik dari
proses bisnis selama periode yang teah ditetapkan. Jika hal ini merupakan representasi dari
pendapatan, seharusnya hal ini meliputi seluruh aspek yang merubah kekayaan pemilik selama
periode yang telah diberikan/ditetapkan. Dengan demikian, perubahan kekayaan bersih berasal
dari kegiatan yang menghasilkan pendapatan sebagaimana dia melakukan perubahan atas nilai
aset.
Untuk sebagian besar praktik akuntansi saat ini didasarkan pada teori kepemilikan
(proprietary theory). Dividen lebih dianggap sebagai pembagian keuntungan daripada beban
karena dibayarkan kepada pemilik. Di sisi lain, bunga atas utang dan pajak penghasilan
dianggap sebagai beban karena mereka mengurangi kekayaan pemilik. Bagi kepemilikan
tunggal dan partnership, gaji yang dibayarkan kepada pemilik perusahaan yang sekaligus
bekerja dalam usahanya, tidak bisa dianggap sebagai beban karena pemilik dan perusahaannya
adalah entitas yang sama sehingga masing-masing tidak bisa membayar gaji atas dirinya sendiri
dan mengurangkannya sebagai beban. Metode ekuitas untuk investasi jangka panjang
mengakui kepemilikan atau kepentingan pemilikan atas perusahaan investor. Oleh karena itu
perusahaan investor berwenang untuk mencatat persentase pembagian laba atas perusahaan
investee sebagai profit. Dalam laporan keuangan konsolidasi, perusahaan induk (parent
company) menggunakan metode yang didasarkan pada teori kepemilikan (proprietary theory).
Perusahaan induk nampak seperti “memiliki” perusahaan anak (subsidiary). Minority interest
dari sudut pandang ‘pemilik’ perusahaan anak menggambarkan hak-hak dari grup outsiders.
Gagasan mengenai financial capital dibandingkan dengan physical capital lebih sesuai
dengan teori kepemilikan. Yang pertama menekankan investasi keuangan pemilik, sedangkan
yang terakhir fokus pada kemampuan perusahaan untuk mempertahankan operasi fisik tanpa
mempedulikan klaim kepemilikan. Sudut pandang kepemilikan melihat tidak ada perbedaan
antara aset pemilik dan aset entitas. Oleh sebab itu seluruh laba perusahaan adalah laba yang
bisa dibagi kepada para pemilik usaha. Jika entitas membutuhkan tambahan sumber daya
keuangan, maka dana tersebut akan tersedia dari sumber daya keuangan pribadi milik

2
proprietor. Modal menggambarkan cash yang diinvestasikan oleh pemilik ditambah dengan
profit yang diinvestasikan kembali untuk mempertahankan usaha.
Sudut pandang proprietary dalam akuntansi telah disusun pada suatu waktu ketika
bentuk usaha/bisnis masih relatif kecil dan terutama untuk kepemilikan dan kemitraan. Namun
seiring dengan munculnya perusahaan besar, teori ini telah terbukti tidak memadai untuk
dijadikan sebagai dasar untuk menjelaskan akuntansi perusahaan. Secara hukum perusahaan
adalah adalah entitas yang terpisah dari pemilik dan memiliki hak-haknya sendiri.

Entity Theory
Teori entitas disusun sebagai respon atas kelemahan dari pandangan proprietary
tentang status hukum yang terpisah atas perusahaan. Teori ini dimulai dengan fakta bahwa
perusahaan merupakan entitas yang terpisah dengan identitasnya sendiri. Martin menguraikan
dua asumsi terkait yang terkandung dalam pengertian entitas akuntansi:
 Separation. Untuk tujuan akuntansi, perusahaan dipisahkan dari pemiliknya.
 Viewpoint. Prosedur akuntansi dilakukan dari sudut pandang entitas.
Meskipun teori entitas sangat cocok untuk akuntansi perusahaan, pendukungnya
percaya bahwa hal itu dapat diterapkan untuk kepemilikan, kemitraan dan bahkan untuk
organisasi nirlaba, dengan menyediakan :
 akun-akun dan transaksi diklasifikasikan dan dianalisis dari sudut pandang entitas
sebagai unit operasi dan,
 prinsip dan prosedur akuntansi tidak disusun hanya untuk suatu kepentingan
tunggal, seperti halnya kepemilikan tunggal (proprietorship).
Paton menyatakan, untuk setiap perusahaan bisnis:
It is ‘business’ whose financial history the bookkeeper and accountant are trying to record
and analyse; the books and accounts are the record of ‘the business’; the periodeic statement
of operations and financial condition are the reports of ‘the business’.

Adalah benar bahwa entitas bukanlah perseorangan dan tidak bisa bertindak sesuai
keinginannya. Entitas adalah sebuah institusi, namun demikian entitas adalah sebuah bentuk
yang sangat nyata menurut Paton. Pada umumnya, dari perspektif akuntansi sebuah entitas bisa
diartikan sebagai berbagai area dari kepentingan ekonomi yang keberadaannya terpisah dari
pemilik.
Ketika sebuah perspektif entitas diambil, tujuan akuntansi mungkin bisa berupa
kepengurusan atau akuntabilitas. Bentuk tradisional dari teori entitas adalah bahwa perusahaan
bisnis beroperasi untuk kepentingan pemilik modal (equityholders), yaitu mereka yang

3
menyediakan dana untuk entitas. Karena itu entitas harus melaporkan kepada pemilik modal
status dan konsekuensi dari investasi mereka. Karena hal itu berkaitan dengan kelangsungan
hidupnya, entitas bisnis melaporkan kepada pemilik modal dalam rangka memenuhi
persyaratan secara legal dan untuk menjaga hubungan baik dengan mereka dalam hal entitas
membutuhkan lebih banyak dana di masa yang akan datang.
Meskipun kedua versi dari teori entitas ini fokus pada entitas sebagai unit independen,
pandangan tradisional melihat pemilik modal sebagai ‘rekan’ dalam bisnis, sedangkan
pandangan yang lebih baru melihat mereka sebagai ‘orang luar’ (outsiders). Informasi
mengandung pernyataan akuntansi untuk pengambilan keputusan, di mana telah ditegaskan
selama beberapa tahun, dapat dengan mudah diasimilasikan dalam kedua interpretasi dari teori
entitas ini.
Dalam teori entitas, fokus dari persamaan akuntansi adalah aktiva dan ekuitas.
Kekayaan bersih pemilik bukanlah konsep yang berarti karena entitas adalah pusat perhatian.
Pemilik dan kreditur dipandang hanya sebagai pemilik modal, yaitu penyedia dana. Persamaan
akuntansinya adalah seperti ini:
Assets = equities

Aset adalah milik perusahaan dan kewajiban adalah tanggung jawab dari perusahaan,
bukan pemilik. Hal ini telah dijadikan pendapat bahwasanya jumlah yang diinvestasikan oleh
pemilik modal harus dicatat, tujuan ini secara logis mengarah ke penggunaan biaya historis
untuk aset nonmoneter, karena total pada sisi kanan dari laporan posisi keuangan harus sama
dengan total kiri. Setelah menerima dana yang diberikan oleh pemilik modal, perusahaan
menginvestasikan dana dalam aset. Untuk aset non-moneter, ini merupakan harga beli. Namun
akuntabilitas tidak selalu diartikan dengan cara menelusuri jumlah awal investasi. Pemilik
modal juga tertarik dengan perubahan atas nilai investasi mereka. Pendukung current value
menunjukkan bahwa teori entitas mengasumsikan investor tidak cukup dekat dengan bisnis
untuk membuat penyesuaian mereka sendiri atas nilai. Oleh karena itu, akuntabilitas harus
menyiratkan bahwa penyesuaian yang dinamakan perubahan nilai ini telah dilaporkan. Hal ini
juga bisa dijadikan alasan mengapa entitas perlu tahu nilai saat ini dari aset-asetnya dalam
rangka membuat keputusan yang tepat.
Menurut sudut pandang entitas, pendapatan diartikan sebagai aliran masuk atas aset
yang berkaitan dengan transaksi yang dilakukan oleh perusahaan dan beban adalah biaya atas
aset dan jasa lainnya yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan pendapatan selama
periode tertentu. Beban mengurangi nilai dari aset entitas. Konsep kepemilikan

4
memusatkannya pada P pada persamaan akuntansinya. Konsep entitas fokus pada sisi lain dari
persamaan, yaitu aset. Hal ini disebabkan aset dilihat sebagai hal ‘nyata’ yang dioperasikan
oleh perusahaan, sedangkan ekuitas lebih abstrak, yang berkaitan dengan klaim atas aset —
sebuah cara ‘tidak langsung’, seperti pandangan Paton tentang nilai dari aset.
Aset dan beban pada dasarnya sama secara umum, mereka menyediakan jasa. Ini
hanyalah sebuah pertanyaan apakah jasa digunakan atau tetap untuk penggunaan masa depan.
Karakteristik dasar dari pendapatan adalah bahwa dia menciptakan lebih banyak aset
sedangkan biaya akhirnya mengurangi aset
Net income muncul bagi perusahaan. Jika seperti itu, mengapa dia ditutup pada laba
ditahan seolah-olah menjadi milik pemegang saham? Paton dan Littleton berpendapat bahwa
para pemegang saham memiliki klaim sisa kontrak pada total aktiva, dan itu untuk alasan ini
bahwa pendapatan bersih ditempatkan pada laba ditahan. Para pemegang saham mendapatkan
sisanya, harus diingat, setelah para kreditur dibayar dalam hal terjadi likuidasi perusahaan.

LO 2-Liabilities Defined

Kewajiban adalah elemen kunci dalam akuntansi. IASB Kerangka Definisi ayat 49 (b)
mendefinisikan kewajiban adalah:
Kewajiban kini perusahaan yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaian yang
diharapkan dapat mengakibatkan arus keluar sumber daya dari perusahaan sumber daya
dan manfaat ekonomi.

Definisi tersebut mengandung dua komponen arti:


 Keberadaan kewajiban sekarang, membutuhkan penyerahan di masa mendatang
 Hasil dari transaksi masa lampau atau kegiatan lain yang lewat.

Liability Recognition
Apabilai definisi liabilitas terpenuhi, akuntan harus menentukan aturan apakah itu harus
diakui. Jenis peraturan yang telah diterapkan di masa lalu mirip dengan yang diterapkan untuk
pengakuan aset termasuk:
 ketergantungan pada hukum
 penentuan substansi ekonomi acara
 kemampuan untuk mengukur nilai kewajiban
 penggunaan prinsip konservatisme
Kewajiban diakui dalam neraca apabila besar kemungkinan bahwa suatu arus keluar
5
sumber daya yang memiliki manfaat ekonomi hasil dari penyelesaian kewajiban kini dan
jumlah di mana penyelesaian akan berlangsung dapat diukur dengan andal.

IASB Framework
Kerangka IASB memberikan panduan dalam kaitannya dengan pengakuan neraca dan
laporan laba rugi. Ayat 82 menyatakan bahwa item yang memenuhi definisi elemen harus
diakui jika:
 Hal ini kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa depan berkenaan dengan item yang
akan mengalir ke atau dari entitas
 Item ini biaya atau nilai yang dapat diukur dengan keandalan
Kewajiban diakui di neraca apabila kemungkinan besar tersebut mengakibatkan arus
keluar sumber daya yang memiliki manfaat ekonomi hasil dari penyelesaian kewajiban kini
dan jumlah di mana penyelesaian akan berlangsung dapat diukur dengan andal. Kerangka juga
menyatakan pengukuran yang dapat diandalkan adalah ‘bebas dari kesalahan material dan bias

LO 3-Liability Measurement

Berdasarkan IFRS, metode pengukuran yang paling umum digunakan untuk kewajiban
adalah biaya historis. Apa yang kita maksud dengan nilai wajar dalam hal ini? Konsep ini
didefinisikan dalam standar IAS 17 (ayat 4):
“The amount for which an asset could be exchanged or liability settled between
konowledgeable, willing parties in an arm’s length transaction.”

Dengan demikian, kewajiban yang timbul dalam sewa pembiayaan diakui pada awal
berdasarkan nilai wajar sewa (yang menurut definisi di atas bisa menjadi harga pasar untuk
aset sewaan) atau nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika lebih rendah ( IAS 17, ayat
20) di tahun-tahun berikutnya, pengukuran jumlah kewajiban berdasarkan metode ‘amortisasi
biaya’, yaitu, ‘biaya’ dari kewajiban awal (nilai wajar atau nilai tunai pembayaran sewa
minimum, jika lebih rendah) disesuaikan secara tahunan untuk mencerminkan estimasi nilai
saat ini. Saldo kewajiban berdasarkan metode amortisasi tingkat bunga efektif (ayat 25).
Kita bisa melihat bahwa biaya historis (modifikasi biaya historis, dalam hal ini
amortisasi biaya) adalah metode yang paling umum digunakan untuk pengukuran kewajiban
selanjutnya. Dua contoh di mana pengukuran nilai wajar diperlukan setelah akuisisi adalah
kewajiban pasca kerja seperti pensiun yang diatur dalam standar IAS 119 tentang manfaat
karyawan 19/AASB dan ketentuan jangka panjang dengan ketentuan 37/AASB IAS 137.

6
Kewajiban kontinjensi dan aktiva kontinjensi.

Employee Benefits – Pension (superannation) plans


Di banyak negara, rencana dana pensiun ditetapkan oleh atasan untuk memberikan
manfaat pensiun untuk karyawan. Dana pensiun dapat seluruhnya didanai, sebagian didanai
atau tidak didanai. Rencana dana pensiun yang sepenuhnya didanai memiliki kas atau investasi
yang cukup untuk memenuhi kewajiban dana pensiun anggota. Sebaliknya, rencana yang tidak
didanai tidak memiliki kas atau investasi untuk menutupi potensi pembayaran yang belum
direncanakan. Sejauh jumlah yang dibayarkan untuk dana pensiun tidak cukup untuk
memenuhi kewajiban mereka saat program jatuh tempo, maka dana pensiun tersebut dikatakan
tidak didanai.
Karena dana pensiun adalah badan hukum yang terpisah, mungkin akan dianggap
bahwa rencana komitmen tidak didanai, bukan merupakan kewajiban atasan dari sebuah
perusahaan untuk membayar dana pensiun. Namun, bisa dikatakan bahwa perusahaan memiliki
kewajiban yang adil untuk memenuhi komitmen yang tidak didanai dan karenanya, memiliki
kewajiban. Meskipun beberapa perusahaan tradisional belum mengakui komitmen yang
didanai sebagai kewajiban, dalam kerangka kerja dan standar IAS 37/AASB 137 sulit untuk
berpendapat bahwa mereka bukan merupakan kewajiban. Masalah lainnya berkaitan dengan
kapan harus mengakui kewajiban pembayaran untuk pensiun (tabungan hari tua). Apakah:
• Sebagai balas jasa karyawan yang telah memberikan jasanya? Gagasan bahwa pembayaran
adalah bentuk kompensasi yang diterima oleh karyawan pada saat pemberian jasa. Namun,
dibayarkan di masa depan, setelah pensiun.
• Ketika karyawan pensiun?
• Ketika membutuhkan dana untuk melakukan pembayaran berdasarkan program pensiun?

Provisions and contingencies


Provisi dan kewajiban kontinjensi muncul dimana terapat ketidakjelasan antara
kewajiban saat ini dan kewajiban waktu mendatang. IAS 37/AASB 137 paragraf 10
mendefinisikan kewajiban kontinjensi sebagai:
a. Kewajiban yang terjadi karena peristiwa masa lalu dan akan terjadi hanya jika terjadi atau
tidak terjadinya satu atau beberapa peristiwa di masa depan yang belum pasti
keterjadiannya dimana peristiwa di masa depan tersebut diluar kendali dari entitas, atau
b. Kewajiban saat ini yang terjadi karena peristiwa masa lalu tetapi tidak diakui karena:
i. Hal ini tidak mungkin mengakibatkan arus keluar atau sumber daya yang memiliki
7
manfaat ekonomi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kewajiban tersebut; atau
ii. Jumlah kewajiban tidak dapat diukur dengan keandalan yang cukup.
IAS 37/AASB 137 paragraf 14 menyatakan bahwa kriteria provisi konsisten dengan
kriteria Framework dalam pengakuan kewajiban. Sedangkan kewajiban kontinjensi tidak
sesuai dengan kriteria pengakuan kewajiban.

Owners’ Equity
Ekuitas Pemilik adalah konsep ketiga dari dasar akuntansi yang ada dalam persamaan
akuntansi. Ekuitas merupakan aktiva bersih (aktiva dikurangi kewajiban) dari entitas (P = A-
L). Dengan demikian, pemilik ekuitas (atau usaha) akan mengklaim aktiva bersih entitas, yang
tidak memiliki kewajiban untuk membayar. Hal ini mewakili kepentingan pemilik modal
dalam perusahaan. Ekuitas Pemilik (bunga sisa) adalah sebuah klaim aktiva bersih entitas.
Kerangka konseptual mendefinisikan ekuitas dalam ayat 49 (C) sebagai berikut: “Ekuitas
adalah kepentingan sisa dalam aset perusahaan setelah dikurangi semua kewajibannya.”
Oleh karena itu, ekuitas pemilik tidak berkewajiban untuk melakukan pengalihan aset,
namun klaim sisa. Selanjutnya, hal itu tidak dapat didefinisikan secara terpisah dari aktiva dan
kewajiban. Ada dua fitur penting yang dapat membantu kita untuk membedakan antara
kewajiban dan ekuitas pemilik. yaitu:
 Hak para pihak
 Pengaturan substansi ekonomi
Hak hukum merupakan pertimbangan yang sangat penting. Namun, mereka tidak boleh
menjadi dasar satu-satunya perbedaan antara kreditur dan pemilik. Secara keseluruhan, definisi
kewajiban termasuk kewajiban konstruktif dan adil serta kewajiban hukum. Alasan lain adalah
bahwa fokus sudut pandang hukum terlalu sempit untuk digunakan dalam mencapai tujuan
akuntansi sebagai alat dalam pengambilan keputusan.

Right of the Parties


Kreditor memiliki hak-hak berikut:
 Penyelesaian klaim mereka dengan tanggal tertentu melalui pengalihan aset (barang atau
jasa)
 Prioritas dari pemilik dalam penyelesaian klaim mereka dalam likuidasi
Perhatikan bahwa klaim kreditur terbatas pada jumlah tertentu (yang mungkin berbeda
dari waktu ke waktu sesuai dengan persyaratan perjanjian). Sebaliknya, pemilik memiliki

8
kepentingan sisa saja, walaupun dengan pengaturan kontrak yang berbeda dari pemilik yang
mungkin memiliki prioritas berbeda dalam pengembalian modal.
Aspek lain dari hak kreditur dan pemilik berkaitan dengan penggunaan aset atau operasi
bisnis. Kreditor tidak memiliki hak untuk menggunakan aset dari perusahaan lain selain yang
dirinci dalam kontrak. Kecuali secara tidak langsung dalam beberapa kasus, mereka tidak
memiliki hak dalam proses pengambilan keputusan dalam operasi bisnis. Dalam cara yang
terbatas, dengan kontrak, mereka mungkin mengganggu operasi dengan mensyaratkan bahwa
saldo laba dibatasi, atau bahwa aset yang diberikan tidak akan dijual tanpa persetujuan mereka.
Di sisi lain, pemilik mempunyai hak atau wewenang untuk menjalankan usahanya.

Economic Substance
Baik kewajiban dan ekuitas pemilik mewakili klaim terhadap entitas. Semua pengadu
terhadap entitas menanggung risiko kerugian, tetapi karena klaim sebelumnya, risiko kreditur
lebih rendah dari pemilik. Pemilik harus menanggung kerugian yang berasal dari kegiatan
perusahaan. Mereka membawa beban risiko dalam bisnis. Dalam setiap perusahaan, tingkat
risiko kreditur dan pemilik tergantung pada hak-hak mereka. Dengan demikian, perbedaan
utama antara hak kreditur dan pemilik adalah bahwa kreditor memiliki hak untuk penyelesaian,
sedangkan pemilik memiliki hak untuk berpartisipasi dalam keuntungan (residual). Perbedaan
ini mencerminkan risiko ekonomi dan fitur pengembalian dua jenis klaim: kreditor
menanggung risiko lebih kecil dan mendapatkan imbalan yang relatif tetap (bunga dan
pelunasan pokok), sedangkan pemilik menanggung risiko yang lebih besar dan karenanya
mendapatkan imbalan variatif (dan sering lebih tinggi).
Pemilik atau representasi mereka memiliki kontrol atas akuisisi, komposisi, penggunaan,
dan pelepasan aset perusahaan. Mereka memiliki kontrol operasi dan tanggung jawab untuk
menjalankan bisnis dan untuk kelangsungan hidup dan profitabilitas. Secara umum, pemilik
perusahaan (pemegang saham) mendelegasikan sebagian besar tanggung jawab dan kontrol
kepada direksi dan manajer.

Concept of Capital
Akuntansi modal dipengaruhi oleh ketentuan hukum yang berlaku. Sebagai contoh, di
Inggris dan Australia, hukum terkait perusahaan termasuk undang-undang yang berkaitan
dengan akuntansi untuk modal. Yang terpenting adalah kebutuhan ‘pemeliharaan modal’, yang
menuntut bahwa perusahaan mempertahankan secara utuh modal awal mereka. Kerangka
konseptual mengakui bahwa baik perusahaan mempertahankan atau tidak modal awal mereka

9
tidak hanya merupakan fungsi dari definisi ekuitas sebagai suatu kepentingan sisa dalam suatu
entitas, tetapi juga konsep modal. Modal dapat dikonseptualisasikan sebagai uang yang
diinvestasikan atau investasi daya beli (modal keuangan) atau sebagai kapasitas produktif dari
entitas (modal fisik). Selanjutnya, modal dapat diukur dengan satuan dollar atau skala daya
beli. Berbagai kombinasi dari konsep modal dan skala pengukuran digunakan dalam berbagai
model yang berbeda yang menghasilkan ukuran yang berbeda dari modal dalam keadaan yang
identik.
Tujuan lain persyaratan perawatan modal adalah untuk melindungi kreditur dengan
memberikan sebuah buffer. Misalnya, suatu entitas memiliki modal resmi tidak lebih dari
sebesar $ 10.000, jika jumlah aktiva adalah $ 100.000, ini berarti bahwa jumlah kewajiban
adalah $ 90,000:
A = L + P
$ 100.000 = $ 90.000 + $ 10.000
Jika entitas itu harus dilikuidasi dan nilai aktiva yang tercatat hanya $ 80.000, akan
cukup untuk membayar kreditur. Hal ini dimungkinkan karena adanya modal sebesar $ 10.000.
Tanpa itu, kreditur tidak akan dibayar lunas. Modal bukan jaminan untuk perlindungan
kreditur, tetapi dapat menawarkan beberapa keamanan.

Classifications within Owners’ Equity


Pada tahun 1950, sebuah komite khusus dari American Accounting Association
menjelaskan bahwa alokasi modal semestinya berasal dari tiga jenis:
 dirancang untuk menjelaskan kebijakan manajerial tentang reinvestasi laba
 dimaksudkan untuk membatasi dividen sebagaimana disyaratkan oleh hukum atau kontrak
 Mereka yang menyediakan antisipasi kerugian.
Komite ini menyatakan sebagai berikut :
 Jenis pertama tidak efektif untuk mencapai tujuan dan akan menjadi lebih baik apabila
dijelaskan dalam bentuk narasi di tempat lain.
 Untuk jenis kedua, diyakini catatan ke rekening akan lebih baik pada suatu pengalokasian
 Untuk jenis ketiga, komite merasa apropriasi tidak perlu dan sering menyesatkan catatan
akan. Komite ini menekankan bahwa alokasi tidak boleh mempengaruhi penentuan
keuntungan

10
LO 4-Challenges for Standard Setters

Debt vs equity distinction


Berdasarkan kriteria definisi dan pengakuan yang dibahas dalam bab ini, kita setuju
bahwa saham yang dikeluarkan untuk membentuk bagian investor dari ekuitas dan pinjaman
dari kreditur merupakan kewajiban. Namun, pertanyaan diajukan tentang hybrid instrument
yang memiliki karakteristik dari konsep hutang dan ekuitas. Sebagai contoh, saham preferensi
secara tradisional dianggap sebagai modal dan, karena itu, sebagai bagian dari ekuitas pemilik’,
tetapi keduanya memiliki karakteristik yang juga menyelaraskan mereka dengan kewajiban,
seperti berikut:
 tagihan kewajiban jangka panjang
 mungkin tidak berpartisipasi dalam dividen lain pada tingkat tertentu (mirip dengan
bunga)
 memiliki prioritas atas saham biasa dalam pengembalian modal (seperti halnya
kewajiban)
 umumnya tidak memiliki hak suara
Meskipun disebut saham, kemungkinan bahwa mereka kadang-kadang memenuhi
definisi kewajiban, dan harus diklasifikasikan sebagai kewajiban. Klasifikasi instrumen
keuangan sebagai kewajiban atau ekuitas memiliki efek di luar neraca sejak klasifikasi dalam
menentukan apakah bunga, dividen, kerugian atau keuntungan yang berhubungan dengan
instrumen yang diakui sebagai pendapatan atau beban dalam menghitung laba bersih, atau
apakah mereka diperlakukan sebagai distribusi dari keuntungan yang dihitung. Distribusi
bunga, dividen, kerugian dan keuntungan yang terkait dengan instrumen keuangan atau
komponen dari instrumen keuangan yang merupakan kewajiban diakui sebagai pendapatan
atau beban. Sebaliknya, distribusi kepada pemegang instrumen ekuitas diperlakukan sebagai
pembagian keuntungan setelah saham dihitung.
Tujuan membedakan antara pemilik modal dan kewajiban adalah untuk meningkatkan
manfaat informasi bagi pengambilan keputusan. Pertanyaan menarik yang diajukan tentang
bagaimana investor melihat efek hibrida yang disebut, menggabungkan kedua fitur hutang dan
ekuitas seperti catatan konversi, penebusan saham preferensi dan hutang subordinasi. IASB
menginginkan perbedaan yang lebih baik antara instrumen ekuitas dan non-ekuitas. Titik
awalnya adalah gagasan bahwa semua instrumen abadi adalah modal. Selain itu, instrumen
yang dipertukarkan sesuai dengan pilihan penerbit akan ekuitas. Sebaliknya, kewajiban adalah
wajib diuangkan pada tanggal tertentu atau tanggal saat terjadinya

11
.
Extinguishing Debt
Utang mungkin diselesaikan dengan cara lain selain dengan pembayaran langsung atau
jasa kepada kreditur. Situasi itu berhubungan dengan yang disebut sebagai ‘set-off dan
pelunasan utang’ atau ‘substansi peniadaan’. Hal ini memungkinkan debitur untuk menghapus
hutang dari neraca dan melaporkan aset finansial bersih atau kewajiban hanya jika entitas
memiliki hak kekuatan hukum tetap saat terdapat jumlah yang diakui, dan bermaksud baik
untuk (a) menyelesaikan secara bersih atau (b) merealisasikan aktiva dan menyelesaikan
kewajiban secara bersamaan.
Misalnya Perusahaan A memiliki hutang obligasi $ 10.000.000 dijual awalnya setara
dengan tingkat bunga yang ditetapkan sebesar 8 persen dan jatuh tempo dalam jangka waktu
10 tahun. Saat ini, karena suku bunga yang lebih tinggi, nilai pasar obligasi lebih rendah dari
nilai jatuh tempo mereka. Sebuah perusahaan akan membeli obligasi pemerintah dengan nilai
nominal sebesar $ 10.000.000 suku bunga yang ditetapkan sebesar 8 persen dan jangka waktu
10 tahun, untuk $ 7.500.000. Hal ini akan ditempatkan dalam sebuah kepercayaan yang tidak
dapat dibatalkan untuk tujuan melunasi hutang obligasi perusahaan.
Keuntungan bagi perusahaan adalah :
 Hutang dihapus dan, oleh karena itu, utang perusahaan terhadap ekuitas meningkat.
Laba tahun berjalan meningkat dengan jumlah keuntungan yang untuk keperluan pajak,
keuntungan tersebut tidak diakui karena perusahaan masih secara hukum diwajibkan
untuk membayar obligasi.
 Untuk tujuan pajak, bunga dari obligasi pemerintah akan diperhitungkan dengan beban
bunga obligasi perusahaan
 Pencabutan izin perusahaan untuk mengelola sisi kewajiban dalam neraca karena
adanya surat berharga pada sisi aktiva

Employee Shares (share-based payment)


IASB telah memutuskan untuk memperlakukan saham berdasarkan pembayaran
sebagai beban. Berdasarkan IFRS 2/AASB 2 Pembayaran Saham membedakan antara
pembayaran saham yang diselesaikan berbasis kas dan mereka yang diselesaikan berbasis
ekuitas. Ketika barang dan jasa yang diterima atau diperoleh dalam transaksi pembayaran
berbasis saham, entitas mencatat kejadian ketika barang atau jasa tersebut diterima. Jika barang
atau jasa yang diterima dalam transaksi pembayaran diselesaikan dengan berbasis saham, sisi

12
kredit adalah ekuitas pemilik. Sebaliknya, jika barang atau jasa yang diterima dalam transaksi
yang akan diselesaikan secara tunai, sisi kredit yang sesuai adalah kewajiban.

Issues for auditors


Kelengkapan kewajiban yang diakui pada neraca dan pengungkapan catatan tentang
kontinjensi dan kewajiban lainnya merupakan isu utama bagi para auditor. Mereka diwajibkan
untuk mengumpulkan bukti hutang, akrual, dan kewajiban lainnya mencakup semua jumlah
yang terhutang oleh entitas kepada pihak lain. Auditor perlu mempertimbangkan kemungkinan
penyimpangan waktu, di mana kewajiban yang timbul sebelum akhir periode keuangan tidak
dicatat oleh entitas sampai dimulainya periode akuntansi baru. Tes cut-off dirancang untuk
mengumpulkan bukti bahwa transaksi dicatat dalam periode yang tepat. Di samping itu, auditor
perlu menguji apakah kewajiban dicatat sebesar nilai yang tepat. Penyembunyian oleh manajer
dari kewajiban entitas, seperti kewajiban kontinjensi, jaminan pinjaman, dan komitmen
sehubungan dengan perjanjian kontraktual berbagai kewajiban menciptakan kesan solvabilitas
yang lebih besar bagi perusahaan.
Dalam kasus ekstrim, seperti penyembunyian berarti bahwa hal tersebut tidak pantas
untuk laporan keuangan yang akan disiapkan secara langsung, dan auditor akan gagal untuk
memenuhi syarat opini audit. Audit standar ASA 570 mengharuskan auditor untuk secara
khusus mempertimbangkan apakah penggunaan manajemen terhadap asumsi kelangsungan
usaha ini sesuai dan, jika ada keraguan, apakah keadaan yang relevan telah diungkapkan
dengan benar. Jika auditor menyimpulkan bahwa entitas tidak akan dapat mempertahankan
kelangsungan usaha, auditor akan mengeluarkan pendapat merugikan jika laporan keuangan
telah disusun berdasarkan asumsi kelangsungan usaha (ASA 570 ayat 63).

13

Anda mungkin juga menyukai