Anda di halaman 1dari 21

TUGAS MAKALAH

Mata Kuliah: Teori Akuntansi


Pengampu: Drs. Sudarno, MSi, Ak, CA, CSRS, CSRA

LIABILITIES AND OWNER’S EQUITY

Oleh :

Kelompok 8

Putri Rahmalia 190810301086

Renata Nur Azizah 190810301098

Rofid Adi Satrio 190810301104

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JEMBER

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah kami dengan judul “Liabilities and Owner’s
Equity”. Penyusunan makalah ini menggunakan berbagai sumber, literatur
dan arahan dari berbagai pihak. Dengan itu, kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna ,
untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dari pembaca guna menyempurnakan makalah ini. Akhir kata penyusun
mengucapkan terima kasih, semoga dengan penyusunan makalah ini dapat
bermanfaat untuk setiap kalangan pembaca.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................1
BAB 2. PEMBAHASAN.........................................................................................2
2.1 Proprietry Theory (Teori Kepemilikan) And Entity Theory (Teori
Entitas)..................................................................................................................2
2.2 Definisi Kewajiban....................................................................................4
2.3 Pengukuran Kewajiban..........................................................................6
2.4 Kesulitan pembuat standar...........................................................................12
BAB 5. SIMPULAN..............................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16

iii
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebuah perusahaan mendapatkan dan memegang aset karena pemilik dan
kreditur sebagai penyedia dana dalam pembelian aset. Sehingga total nilai aset
sesungguhnya akan dibagi kepada pihak-pihak yang memiliki hak atau klaim
dalam bentuk kas atau uang. Terdapat dua jenis klaim yaitu klaim oleh
kreditur (liabilities) dan klaim oleh pemilik (owner’s wquity). Hak antara
kreditur dan pemilik memiliki perbedaan, di mana kreditur memiliki hak
utama atas aset yang dilikuidasi dan lebih spesifik dibandingkan hak para
pemilik yang diperhitungkan dengan nilai dan waktu pembayaran. Selain itu
hak kreditur bertanggung jawab atas entitas pelaporan, sedangkan entitas tidak
wajib membuat bukti fisik atas aset pemilik.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas maka dapat diambil
beberapa rumusan masalah berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan teori kepemilikan dan teori entitas?


2. Apa yang dimaksud dengan kewajiban?
3. Bagaimana pengukuran kewajiban?
4. Bagaimana tantangan yang dialami pembuat standar?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini
untuk:

1. Mengetahui apa itu teori kepemilikan dan teori entitas


2. Mengetahui apa itu kewajiban
3. Mengetahui bagaimana pengukuran kewajiban
4. Mengetahui bagaimana tantangan yang dialami pembuat standar

1
2
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Proprietry Theory (Teori Kepemilikan) And Entity Theory (Teori


Entitas)
Terdapat dua teori yang dapat membantu kita memahami akuntansi, yaitu
teori kepemilikan dan teori entitas. Teori kepemilikan ialah teori yang
didasarkan pada pemikiran bahwa pemilik adalah pusat dari keseluruhan
aktivitas. Sehingga seluruh konsep akuntansi, prosedur dan aturan disusun
berdasar kepentingan pemilik. Sedangkan teori entitas didefinisikan sebagai
entitas yang terpisah dari pemilik dan pencatatan akuntansi atas transaksi dari
entitas.

2.1.1. Proprietary Theory (Teori Kepemilikan)

Kepemilikan menggambarkan kekayaan bersih dari kegiatan usaha


dengan dapat direpresentasikan dalam persamaan akuntansi berikut:

P=A–L

Di mana kepemilikan sama dengan aset dikurangi dengan


kewajiban. P digambarkan sebagai kekayaan bersih pemilik usaha.
Menurut pandangan Sprague “balance sheet merupakan penjumlahan dari
elemen-elemen yang membentuk kekayaan pemilik dalam rentang waktu
tertentu, dengan memfokuskan pada pengumpulan kekayaan dalam bisnis
yang juga merupakan peningkatan atas kepemilikan”. Konsep akuntansi
untuk teori ini menunjukkan kekayaan dari pemilik bisnis, di mana aset
melambangkan jumlah yang dimiliki oleh pemilik, sedangkan liabilitas
merupakan kewajiban dari pemilik untuk editor.

Pendapatan dan pengeluaran dalam bisnis merupakan bagian dari


akun P, di mana pendapatan meningkatkan kepemilikan dan pengeluaran
menurunkan kepemilikan. Sesuai dengan pendapat Vatter bahwa teori
kepemilikan merupakan teori pembukuan berpasangan (double entry),

3
gagasan ini menyatakan bahwa pendapatan dan pengeluaran memiliki
karakteristik aljabar yang sama, di mana akun yang meningkatkan
kekayaan bersih meningkat pada sisi kredit dan begitu juga sebaliknya.

Praktik akuntansi secara umum, didasarkan pada teori kepemilikan,


di mana dividen dianggap sebagai keuntungan daripada beban sedangkan
bunga atas utang dan pajak penghasilan dianggap beban karena
mengurangi kekayaan pemilik.

Teori kepemilikan menggunakan modal finansial karena dapat


menekan investasi keuangan pemilik, dibandingkan jika menggunakan
modal fisik yang hanya berfokus pada kemampuan perusahaan. Pandangan
hak milik tidak melihat perbedaan antara aset pemilik dan aset entitas.
Oleh karena itu laba entitas didistribusikan kepada pemilik perusahaan.

2.1.2. Entiy Theoty (Teori Entitas)

Teori entitas ialah teori yang dibentuk akibat tidak mampuan teori
sebelumnya dalam menjelaskan hukum perusahaan yang terpisah dari
pemiliknya. Teori ini menyatakan bahwa sebuah perusahaan berdiri
sendiri degan identitasnya sendiri. Menurut pendapat Martin ada dua
asumsi mengenai gagasan entitas akuntansi yaitu:

1. Separation, untuk tujuan akuntansi perusahaan dipisahkan


dari pemiliknya
2. Viewpoit, prosedur akuntansi dilakukan dari sudut pandang
entitas

Teori ini sangat cocok untuk akuntansi perusahaan, namun teori ini
juga dapat diterapkan untuk kepemilikan, kemitraan dan bahkan untuk
organisasi non profit yang tentunya menyediakan:

4
1. Laporan keuangan dan transaksi diklasifikasikan dan
dianalisis dari sudut pandang entitas sebagai unit operasi,
dan
2. Prinsip dan prosedur Akuntansi tidak diformulasikan dalam
bentuk kepentingan tunggal seperti kepemilikan

Fokus akuntansi berdasarkan teori ini ialah pada persamaan antara


aset dan modal. Hal ini dikarenakan entitas tidak lagi memandang bahwa
kekayaan dari pemilik sebagai fokus melainkan berfokus pada diri
perusahaan sendiri. Sedangkan pemegang saham dan kreditor dianggap
sebagai pihak luar yang memberikan dana untuk entitas. Dapat
direpresentasikan dalam persamaan akuntansi berikut:

Aset = Liabilitas

Pada dasarnya secara umum aset dan beban memiliki sifat yang
sama, di mana sama-sama menyediakan jasa. Yang berbeda hanya dalam
sebuah pernyataan apakah jasa yang digunakan hingga habis atau akan
digunakan untuk pengguna masa depan. Karakteristik pendapatan yaitu
menciptakan aset lebih sedangkan biaya akhirnya mengurangi aset.
Sehingga teori akuntansi searusnya menjelaskan konsep pendapatan dan
biaya dalam hal perubahan aset perusahaan bukan kenaikan atau
penurunan ekuitas pemilik atau pemegang saham.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa baik teori kepemilikan dan


teori entitas memiliki pengaruh dalam praktik akuntansi. Teori akuntansi
konvensional didasarkan pada konsep entitas dan laporan keuangan
mencerminkan pandangan dengan berfokus pada dividen dan laba bersih
persaham. Perusahaan memperdagangkan saham sendiri yang
menunjukkan bahwa pasar menerima bahwa mereka entitas yang terpisah,
namun dengan pandangan hak milik yang juga berpengaruh.

5
2.2 Definisi Kewajiban

Kewajiban adalah elemen kunci dalam akuntansi. Sekarang kita


bandingkan bagaimana untuk mendefinisikan kewajiban, ketika mereka harus di
akui dalam akun dan bagaimana mengukur meraka. IASB Kerangka Definisi ayat
49 (b) mendefinisikan kewajiban adalah:
Kewajiban kini perusahaan yang timbul dari peristiwa masa lalu,
penyelesaian yang diharapkan dapat mengakibatkan arus keluar sumber daya
dari perusahaan sumber daya dan manfaat ekonomi.
Definisi tersebut mengandung dua komponen arti:
- Keberadaan kewajiban sekarang, membutuhkan penyerahan di masa mendatang
- Hasil dari transaksi masa lampau atau kegiatan lain yang lewat.
Syarat dari sebuah kewajiban adalah keharusan bahwa kewajiban adalah
hasil dari sebuah transaksi di masa lalu dan keyakinan bahwa hanya kewajiban di
masa kini-lah yang dicatat bukan kewajiban di masa depan. Lalu, transaksi masa
lalu seperti apakah yang memenuhi syarat kewajiban? Saat sebuah perusahaan
melakukan pemesanan barang persediaan kepada penyedia, peraturan saat ini
menyatakan bahwa tidak ada kewajiban yang muncul sampai barang persediaan
tersebut diterima atau hak kepemilikannya berpindah. Oleh karena itu, transaksi
masa lalu dalam contoh ini adalah peristiwa penerimaan barang, bukan saat
pembuatan pesanan.

Pengakuan Kewajiban

Sekali definisi kewajiban terpenuhi, akuntan harus menentukan aturan


apakah itu harus diakui. Jenis peraturan yang telah diterapkan di masa lalu mirip
dengan yang diterapkan untuk pengakuan aset. Mereka termasuk :

- ketergantungan pada hukum


- penentuan substansi ekonomi acara
- kemampuan untuk mengukur nilai kewajiban
- penggunaan prinsip konservatisme

6
Kewajiban diakui dalam neraca apabila besar kemungkinan bahwa suatu
arus keluar sumber daya yang memiliki manfaat ekonomi hasil dari penyelesaian
kewajiban kini dan jumlah di mana penyelesaian akan berlangsung dapat diukur
dengan andal.

Kerangka IASB

Kerangka IASB memberikan panduan dalam kaitannya dengan pengakuan


neraca dan laporan laba rugi. Ayat 82 menyatakan bahwa item yang memenuhi
definisi elemen harus diakui jika:

1. Hal ini kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa depan berkenaan dengan
item yang akan mengalir ke atau dari entitas
2. Item ini biaya atau nilai yang dapat diukur dengan keandalan

Ayat 91 memberikan pedoman khusus tambahan. Ini menyatakan bahwa


kewajiban diakui di neraca apabila kemungkinan besar tersebut mengakibatkan
arus keluar sumber daya yang memiliki manfaat ekonomi hasil dari penyelesaian
kewajiban kini dan jumlah di mana penyelesaian akan berlangsung dapat diukur
dengan andal.

Kerangka menyatakan pengukuran yang dapat diandalkan adalah ‘bebas


dari kesalahan material dan bias’; lebih lanjut, bahwa item diukur sehingga ‘setia
merupakan’ apa yang dimaksudkan untuk mewakili (paragraf 31) menyatakan
kerangka kerja ini secara khusus bahwa kewajiban yang tidak dapat termasuk jika
mereka tidak dapat diukur dengan andal

2.3 Pengukuran Kewajiban

Berdasarkan IFRS, metode pengukuran yang paling umum digunakan


untuk kewajiban adalah biaya historis. Nilai wajar merupakan pengukuran

7
yang digunakan pada awal transaksi yang melibatkan kewajiban dalam
hubungannya dengan IAS 17 tentang sewa, IAS 39 tentang pengakuan dan
pengukuran instrumen keuangan, IFRS 2 tentang setoran saham berbasis IFRS
3 tentang penggabungan usaha. Apa yang kita maksud dengan nilai wajar
dalam hal ini? Konsep ini didefinisikan dalam standar IAS 17 (ayat 4):

“The amount for which an asset could be exchanged or liability settled


between konowledgeable, willing parties in an arm’s length transaction.”

Dengan demikian, kewajiban yang timbul dalam sewa pembiayaan


diakui pada awal berdasarkan nilai wajar sewa (yang menurut definisi di atas
bisa menjadi harga pasar untuk aset sewaan) atau nilai kini dari pembayaran
sewa minimum, jika lebih rendah ( IAS 17, ayat 20) di tahun-tahun
berikutnya, pengukuran jumlah kewajiban berdasarkan metode ‘amortisasi
biaya’, yaitu, ‘biaya’ dari kewajiban awal (nilai wajar atau nilai tunai
pembayaran sewa minimum, jika lebih rendah) disesuaikan secara tahunan
untuk mencerminkan estimasi nilai saat ini. Saldo kewajiban berdasarkan
metode amortisasi tingkat bunga efektif (ayat 25).

Kita bisa melihat bahwa biaya historis (modifikasi biaya historis,


dalam hal ini amortisasi biaya) adalah metode yang paling umum digunakan
untuk pengukuran kewajiban selanjutnya. Dua contoh di mana pengukuran
nilai wajar diperlukan setelah akuisisi adalah kewajiban pasca kerja seperti
pensiun yang diatur dalam standar IAS 119 tentang manfaat karyawan
19/AASB dan ketentuan jangka panjang dengan ketentuan 37/AASB IAS 137.
Kewajiban kontinjensi dan aktiva kontinjensi.

Rencana Imbalan Kerja Pensiun

Di banyak negara rencana dana pensiun ditetapkan oleh atasan untuk


memberikan manfaat pensiun untuk karyawan. Pengusaha melakukan
pembayaran dana pensiun dengan mempertahankan aktiva, kepercayaan,
untuk mendanai pembayaran ketika karyawan pensiun. Dana pensiun adalah
suatu badan hukum, terpisah dari perusahaan pemberi kerja.

8
Dana pensiun dapat seluruhnya didanai, sebagian didanai atau tidak
didanai. Rencana dana pensiun yang sepenuhnya didanai memiliki kas atau
investasi yang cukup untuk memenuhi kewajiban dana pensiun anggota.
Sebaliknya, rencana yang tidak didanai tidak memiliki kas atau investasi untuk
menutupi potensi pembayaran yang belum direncanakan. Sejauh jumlah yang
dibayarkan untuk dana pensiun tidak cukup untuk memenuhi kewajiban
mereka saat program jatuh tempo, maka dana pensiun tersebut dikatakan tidak
didanai.

Karena dana pensiun adalah badan hukum yang terpisah, mungkin


akan dianggap bahwa rencana komitmen tidak didanai, bukan merupakan
kewajiban atasan dari sebuah perusahaan untuk membayar dana pensiun.
Namun, bisa dikatakan bahwa perusahaan memiliki kewajiban yang adil untuk
memenuhi komitmen yang tidak didanai dan karenanya, memiliki kewajiban.
Untuk mendukung argumen ini, Whittred, Zimmer dan Taylor memberikan
contoh sebuah perusahaan yang mendukung untuk mempensiunkan dana akan
kehilangan reputasi dalam pasar tenaga kerja dan pasar lain sebagai
konsekuensinya, sehingga menimbulkan suatu pengorbanan manfaat ekonomi.
Meskipun beberapa perusahaan tradisional belum mengakui komitmen yang
didanai sebagai kewajiban, dalam kerangka kerja dan standar IAS 37/AASB
137 sulit untuk berpendapat bahwa mereka bukan merupakan kewajiban.
Masalah lainnya berkaitan dengan kapan harus mengakui kewajiban
pembayaran untuk pensiun (tabungan hari tua). Apakah:

• Sebagai balas jasa karyawan yang telah memberikan jasanya? Gagasan bahwa
pembayaran adalah bentuk kompensasi yang diterima oleh karyawan pada saat
pemberian jasa. Namun, dibayarkan di masa depan, setelah pensiun.
• Ketika karyawan pensiun?
• Ketika membutuhkan dana untuk melakukan pembayaran berdasarkan
program pensiun?

Provisions and contingencies

9
Provisi dan kewajiban kontinjensi muncul dimana terapat
ketidakjelasan antara kewajiban saat ini dan kewajiban waktu mendatang.
IAS 37/AASB 137 paragraf 10 mendefinisikan kewajiban kontinjensi sebagai:

a. Kewajiban yang terjadi karena peristiwa masa lalu dan akan terjadi hanya jika
terjadi atau tidak terjadinya satu atau beberapa peristiwa di masa depan yang
belum pasti keterjadiannya dimana peristiwa di masa depan tersebut diluar
kendali dari entitas, atau
b. Kewajiban saat ini yang terjadi karena peristiwa masa lalu tetapi tidak diakui
karena:
i. Hal ini tidak mungkin mengakibatkan arus keluar atau sumber daya
yang memiliki manfaat ekonomi yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan kewajiban tersebut; atau
ii. Jumlah kewajiban tidak dapat diukur dengan keandalan yang cukup.

IAS 37/AASB 137 paragraf 14 menyatakan bahw kriteria provisi


konsisten dengan kriteria Framework dalam pengakuan kewajiban.
Sedangkan kewajiban kontinjensi tidak sesuai dengan kriteria
pengakuan kewajiban.

Ekuitas Pemilik

Ekuitas Pemilik adalah konsep ketiga dari dasar akuntansi yang ada
dalam persamaan akuntansi. Ekuitas merupakan aktiva bersih (aktiva
dikurangi kewajiban) dari entitas (P = A-L). Dengan demikian, pemilik
ekuitas (atau usaha) akan mengklaim aktiva bersih entitas, yang tidak
memiliki kewajiban untuk membayar. Hal ini mewakili kepentingan pemilik
modal dalam perusahaan. Ekuitas Pemilik (bunga sisa) adalah sebuah klaim
aktiva bersih entitas. Kerangka konseptual mendefinisikan ekuitas dalam

10
ayat 49 (C) sebagai berikut: “Ekuitas adalah kepentingan sisa dalam aset
perusahaan setelah dikurangi semua kewajibannya.”

Oleh karena itu, ekuitas pemilik tidak berkewajiban untuk melakukan


pengalihan aset, namun klaim sisa. Selanjutnya, hal itu tidak dapat
didefinisikan secara terpisah dari aktiva dan kewajiban. Ada dua fitur penting
yang dapat membantu kita untuk membedakan antara kewajiban dan ekuitas
pemilik. yaitu:

 Hak para pihak


 Pengaturan substansi ekonomi

Hak hukum merupakan pertimbangan yang sangat penting. Namun,


mereka tidak boleh menjadi dasar satu-satunya perbedaan antara kreditur dan
pemilik. Secara keseluruhan, definisi kewajiban termasuk kewajiban
konstruktif dan adil serta kewajiban hukum. Alasan lain adalah bahwa fokus
sudut pandang hukum terlalu sempit untuk digunakan dalam mencapai tujuan
akuntansi sebagai alat dalam pengambilan keputusan.

Hak para pihak

Kreditor memiliki hak-hak berikut:

 Penyelesaian klaim mereka dengan tanggal tertentu melalui pengalihan aset


(barang atau jasa)
 Prioritas dari pemilik dalam penyelesaian klaim mereka dalam likuidasi

Perhatikan bahwa klaim kreditur terbatas pada jumlah tertentu (yang


mungkin berbeda dari waktu ke waktu sesuai dengan persyaratan perjanjian).
Sebaliknya, pemilik memiliki kepentingan sisa saja, walaupun dengan
pengaturan kontrak yang berbeda dari pemilik yang mungkin memiliki
prioritas berbeda dalam pengembalian modal.

11
Aspek lain dari hak kreditur dan pemilik berkaitan dengan penggunaan
aset atau operasi bisnis. Kreditor tidak memiliki hak untuk menggunakan aset
dari perusahaan lain selain yang dirinci dalam kontrak. Kecuali secara tidak
langsung dalam beberapa kasus, mereka tidak memiliki hak dalam proses
pengambilan keputusan dalam operasi bisnis. Dalam cara yang terbatas,
dengan kontrak, mereka mungkin mengganggu operasi dengan mensyaratkan
bahwa saldo laba dibatasi, atau bahwa aset yang diberikan tidak akan dijual
tanpa persetujuan mereka. Di sisi lain, pemilik mempunyai hak atau
wewenang untuk menjalankan usahanya.

Substansi Ekonomi

Baik kewajiban dan ekuitas pemilik mewakili klaim terhadap entitas.


Semua pengadu terhadap entitas menanggung risiko kerugian, tetapi karena
klaim sebelumnya, risiko kreditur lebih rendah dari pemilik. Pemilik harus
menanggung kerugian yang berasal dari kegiatan perusahaan. Mereka
membawa beban risiko dalam bisnis. Dalam setiap perusahaan, tingkat risiko
kreditur dan pemilik tergantung pada hak-hak mereka. Dengan demikian,
perbedaan utama antara hak kreditur dan pemilik adalah bahwa kreditor
memiliki hak untuk penyelesaian, sedangkan pemilik memiliki hak untuk
berpartisipasi dalam keuntungan (residual). Perbedaan ini mencerminkan
risiko ekonomi dan fitur pengembalian dua jenis klaim: kreditor menanggung
risiko lebih kecil dan mendapatkan imbalan yang relatif tetap (bunga dan
pelunasan pokok), sedangkan pemilik menanggung risiko yang lebih besar dan
karenanya mendapatkan imbalan variatif (dan sering lebih tinggi).

Pemilik atau representasi mereka memiliki kontrol atas akuisisi,


komposisi, penggunaan, dan pelepasan aset perusahaan. Mereka memiliki
kontrol operasi dan tanggung jawab untuk menjalankan bisnis dan untuk
kelangsungan hidup dan profitabilitas. Secara umum, pemilik perusahaan

12
(pemegang saham) mendelegasikan sebagian besar tanggung jawab dan
kontrol kepada direksi dan manajer.

Konsep modal

Akuntansi modal dipengaruhi oleh ketentuan hukum yang berlaku.


Sebagai contoh, di Inggris dan Australia, hukum terkait perusahaan termasuk
undang-undang yang berkaitan dengan akuntansi untuk modal. Yang
terpenting adalah kebutuhan ‘pemeliharaan modal’, yang menuntut bahwa
perusahaan mempertahankan secara utuh modal awal mereka. Kerangka
konseptual mengakui bahwa baik perusahaan mempertahankan atau tidak
modal awal mereka tidak hanya merupakan fungsi dari definisi ekuitas sebagai
suatu kepentingan sisa dalam suatu entitas, tetapi juga konsep modal. Modal
dapat dikonseptualisasikan sebagai uang yang diinvestasikan atau investasi
daya beli (modal keuangan) atau sebagai kapasitas produktif dari entitas
(modal fisik). Selanjutnya, modal dapat diukur dengan satuan dollar atau skala
daya beli. Berbagai kombinasi dari konsep modal dan skala pengukuran
digunakan dalam berbagai model yang berbeda yang menghasilkan ukuran
yang berbeda dari modal dalam keadaan yang identik.

Tujuan lain persyaratan perawatan modal adalah untuk melindungi


kreditur dengan memberikan sebuah ‘bantal’ atau ‘buffer’. Misalnya, suatu
entitas memiliki modal resmi tidak lebih dari sebesar $ 10.000, jika jumlah
aktiva adalah $ 100.000, ini berarti bahwa jumlah kewajiban adalah $ 90,000:

A=L+P

$ 100.000 = $ 90.000 + $ 10.000

Jika entitas itu harus dilikuidasi dan nilai aktiva yang tercatat
hanya $ 80.000, akan cukup untuk membayar kreditur. Hal ini
dimungkinkan karena adanya modal sebesar $ 10.000. Tanpa itu, kreditur

13
tidak akan dibayar lunas. Modal bukan jaminan untuk perlindungan
kreditur, tetapi dapat menawarkan beberapa keamanan.

Klasifikasi Modal

Pada tahun 1950, sebuah komite khusus dari American Accounting


Association menjelaskan bahwa alokasi modal semestinya berasal dari tiga
jenis:

1. dirancang untuk menjelaskan kebijakan manajerial tentang reinvestasi laba


2. dimaksudkan untuk membatasi dividen sebagaimana disyaratkan oleh hukum
atau kontrak
3. Mereka yang menyediakan antisipasi kerugian.

Komite ini menyatakan sebagai berikut :

1. Jenis pertama tidak efektif untuk mencapai tujuan dan akan menjadi lebih baik
apabila dijelaskan dalam bentuk narasi di tempat lain.
2. Untuk jenis kedua, diyakini catatan ke rekening akan lebih baik pada suatu
pengalokasian
3. Untuk jenis ketiga, komite merasa apropriasi tidak perlu dan sering
menyesatkan catatan akan. Komite ini menekankan bahwa alokasi tidak boleh
mempengaruhi penentuan keuntungan

2.4 Kesulitan pembuat standar

Perbedaan hutang dan ekuitas

. Klasifikasi instrumen keuangan sebagai kewajiban atau ekuitas memiliki


efek di luar neraca sejak klasifikasi dalam menentukan apakah bunga, dividen,
kerugian atau keuntungan yang berhubungan dengan instrumen yang diakui
sebagai pendapatan atau beban dalam menghitung laba bersih, atau apakah

14
mereka diperlakukan sebagai distribusi dari keuntungan yang dihitung. Distribusi
bunga, dividen, kerugian dan keuntungan yang terkait dengan instrumen keuangan
atau komponen dari instrumen keuangan yang merupakan kewajiban diakui
sebagai pendapatan atau beban. Sebaliknya, distribusi kepada pemegang
instrumen ekuitas diperlakukan sebagai pembagian keuntungan setelah saham
dihitung.

IASB menginginkan perbedaan yang lebih baik antara instrumen ekuitas


dan non-ekuitas. Titik awalnya adalah gagasan bahwa semua instrumen abadi
adalah modal. Selain itu, instrumen yang dipertukarkan sesuai dengan pilihan
penerbit akan ekuitas. Sebaliknya, kewajiban adalah wajib diuangkan pada
tanggal tertentu atau tanggal saat terjadinya

Penyelesaian utang

Utang mungkin diselesaikan dengan cara lain selain dengan pembayaran


langsung atau jasa kepada kreditur. Situasi itu berhubungan dengan yang disebut
sebagai ‘set-off dan pelunasan utang’ atau ‘substansi peniadaan’. Hal ini
memungkinkan debitur untuk menghapus hutang dari neraca dan melaporkan aset
finansial bersih atau kewajiban hanya jika entitas memiliki hak kekuatan hukum
tetap saat terdapat jumlah yang diakui, dan bermaksud baik untuk (a)
menyelesaikan secara bersih atau (b) merealisasikan aktiva dan menyelesaikan
kewajiban secara bersamaan.

Saham Karyawan (berdasarkan pembayaran saham)

IASB telah memutuskan untuk memperlakukan saham berdasarkan pembayaran


sebagai beban. Berdasarkan IFRS 2/AASB 2 Pembayaran Saham membedakan
antara pembayaran saham yang diselesaikan berbasis kas dan mereka yang
diselesaikan berbasis ekuitas. Ketika barang dan jasa yang diterima atau diperoleh

15
dalam transaksi pembayaran berbasis saham, entitas mencatat kejadian ketika
barang atau jasa tersebut diterima. Jika barang atau jasa yang diterima dalam
transaksi pembayaran diselesaikan dengan berbasis saham, sisi kredit adalah
ekuitas pemilik. Sebaliknya, jika barang atau jasa yang diterima dalam transaksi
yang akan diselesaikan secara tunai, sisi kredit yang sesuai adalah kewajiban

Masalah Auditor

Kelengkapan kewajiban yang diakui pada neraca dan pengungkapan


catatan tentang kontinjensi dan kewajiban lainnya merupakan isu utama bagi para
auditor. Mereka diwajibkan untuk mengumpulkan bukti hutang, akrual, dan
kewajiban lainnya mencakup semua jumlah yang terhutang oleh entitas kepada
pihak lain. Auditor perlu mempertimbangkan kemungkinan penyimpangan waktu,
di mana kewajiban yang timbul sebelum akhir periode keuangan tidak dicatat oleh
entitas sampai dimulainya periode akuntansi baru. Audit standar ASA 570
mengharuskan auditor untuk secara khusus mempertimbangkan apakah
penggunaan manajemen terhadap asumsi kelangsungan usaha ini sesuai dan, jika
ada keraguan, apakah keadaan yang relevan telah diungkapkan dengan benar. Jika
auditor menyimpulkan bahwa entitas tidak akan dapat mempertahankan
kelangsungan usaha, auditor akan mengeluarkan pendapat merugikan jika laporan
keuangan telah disusun berdasarkan asumsi kelangsungan usaha (ASA 570 ayat
63).

16
BAB 5. SIMPULAN

Proprietary theory yaitu dimana pemilik menjadi pusat perhatian selain itu
pemilik modal lebih menekankan pada komponen laba rugi. Sedangkan Entity
Theory adalah Menekankan pada konsep kepengelolaan stewardship dan
pertanggungjawaban “Accountability” dimana bisnis peduli dengan
keberlangsungan usaha. Dapat disimpulkan bahwa kewajiban yang muncul dari
kejadian dimasa lalu atau dalam kata lain sebagai pengorbanan ekonomi yang
akan terjadi di masa depan. Owner’s Equity bukan sebuah obligasi untuk
perpindahan aset melainkan pengakuan atas residual yang tidak bisa ditentukan
secara terpisah antara aset dan liabilitas. Dan cara membedakan liability dan
owners equity. Hak dari pihak yang bersangkutan dan Substansi ekonomi dari
peraturan yang ada. Sesuai dengan kriteria definisi dan pegakuan yang telah kita
bahasa pada chapter ini, saham yang telah diterbitkan kepada investor termasuk
bagian dari equity sedangkan pinjaman dari kreditor dikelasifikasikan sebagai
liabilities.

17
DAFTAR PUSTAKA

Godfrey, J., A. Hodgson, S. Holms , dan A. Tarca. 2010. Accounting Theory.

18

Anda mungkin juga menyukai