(SKRIPSI)
FAKULTAS EKONOMI
NIM : 18520086
JURUSAN : AKUNTANSI
Dalam persaingan usaha yang berada pada era industri 4.0, semua perusahaan
berupaya untuk melaksanakan metode pengendalian harga pokok produksi dan harga jual
yang bertujuan agar laba yang dimiliki perusahaan menjadi optimal. Sangatlah tidak mudah
untuk meningkatkan nilai perusahaan dan mempertahankan agar bisnis dapat terus berjalan
seperti yang diharapkan. Persaingan berupa kualitas produk, pangsa pasar, distribusi dan
lain sebagainya terus saja terjadi. Salah satu metode yang digunakan adalah Process
Costing. Process Costing merupakan metode yang digunakan oleh perusahaan untuk
berproduksi massal yang dimana biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk periode tertentu
dan biaya produksi persatuan produk yang dihasilkan dalam periode tersebut dihitung
dengan cara membagi total biaya produksi untuk periode tersebut dengan satuan produksi
yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan.
Dalam Process Costing sendiri, ada banyak metode yang dapat diterapkan. Salah
satu metode yang efektif dan efisien dalam melakukan Process Costing adalah metode
Kaizen Costing. Kaizen Costing adalah konsep perbaikan terus menerus (continuous
improvement) dimana setiap tahap produksi diusahakan adanya perbaikan-perbaikan agar
lebih optimal dan efektif. Dengan adanya Kaizen Costing, tenaga yang diperlukan untuk
memperbaiki sesuatu tidaklah besar, sehingga nantinya akan dapat melakukan pengendalian
biaya produksi dengan mudah.
3. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah “Bagaimana hasil dari Implementasi
Process Costing dalam Upaya Mengoptimalkan Harga Pokok Produksi dan Harga Jual
dengan Metode Kaizen Costing pada Perusahaan Rokok PR. DD Kabupaten Malang?”
4. Tujuan
5. Penelitian Terdahulu
a. Biaya Produksi
Siregar dkk (2013:52) menyatakan bahwa “Biaya produksi adalah biaya yang
berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa”. Rudianto (2013:17)
menyatakan bahwa “Biaya produksi adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan
perusahaan untuk menghasilkan sejumlah produk yang siap dijual”. Berikut ini adalah
penjelasan dari klasifikasi biaya produksi menurut Siregar dkk (2013:38) 1) Biaya
bahan baku (raw material cost), 2) Biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost), 3)
Biaya overhead pabrik (manufacture overhead cost).
Mulyadi (2015:14) menyatakan bahwa “Biaya produksi adalah merupakan biaya -
biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk
dijual”. Efisiensi biaya produksi adalah hal penting yang harus dilakukan perusahaan
untuk mencapai laba yang optimal. Penggunaan sumber daya yang efisien merupakan
salah satu upaya memaksimalkan keuntungan. Perusahaan harus tepat dalam
menetapkan harga yang harus dikeluarkan untuk biaya produksi supaya efisiensi biaya
produksi dapat secara konsisten dapat diterapkan perusahaan.
Menurut Mulyadi (2009: 14), harga pokok produksi adalah seluruh biaya untuk
memproduksi barang maupun jasa selama periode yang bersangkutan sehingga dapat
dikatakan bahwa harga pokok produksi adalah biaya untuk memperoleh barang jadi siap
jual. Terdapat 2 metode yang dapat digunakan untuk menentukan harga pokok produksi
(Blocher,et al.,2007: 147), yaitu:
1. Job Order Costing Method
Sistem biaya berdasarkan pesanan menjadikan pesanan atau satu batch produk
atau jasa sebagai objek biaya.
2. Process Costing Method
Sistem biaya proses menjadikan proses produksi atau departemen menjadi
objek
biaya. Selain metode tersebut, untuk menentukan harga pokok produksi terdapat
beberapa sistem pengukuran biaya (Blocher,et al.,2007: 147), yaitu:
A. Actual Costing System
Membebankan biaya yang benar-benar terjadi untuk menghasilkan produk.
B. Normal Costing
Membebankan biaya sesungguhnya untuk bahan langsung dan tenaga kerja
langsung, dan biaya normal untuk biaya overhead pabrik dengan tarif di
muka.
C. Standart Costing
Membebankan tarif standar dan kuantitas untuk ketiga jenis biaya produksi.
c. Process Costing
Menurut Hansen dan Mowen (2009: 291), metode Process Costing merupakan
metode akumulasi biaya berdasarkan proses untuk periode tertentu. Pada metode
Process Costing, biaya per unit diperoleh dengan membagi jumlah biaya proses total
yang dibebankan pada tiap departemen dengan total unit yang diproduksi dari
departemen yang bersangkutan. Terdapat dua metode penghitungan biaya proses
produksi pada metode Process Costing yaitu metode rata-rata tertimbang dan metode
First In First Out (FIFO). Pada metode rata-rata tertimbang, persediaan barang dalam
proses awal dianggap mulai dikerjakan dan diselesaikan periode sekarang, sehingga
metode ini dapat diterapkan dengan asumsi biaya produksi tiap bulan stabil. Sedangkan
penghitungan unit ekuivalen pada metode FIFO memisahkan penghitungan unit selesai
yang dimulai di periode sekarang dengan unit persediaan barang dalam proses awal.
Menurut Hansen dan Mowen (2009: 204), langkah penghitungan harga pokok produksi
dengan process costing adalah:
1. Analisis Arus Unit Fisik
2. Menghitung Unit Ekuivalen
3. Menghitung Biaya per Unit Ekuivalen
4. Penilaian Persediaan
5. Rekonsiliasi Biaya
d. Kaizen Costing
Menurut Imai (1997) istilah kaizen dalam bahasa Jepang berarti perbaikan. Kaizen
merupakan perbaikan berkelanjutan yang melibatkan semua orang baik manajer
maupun karyawan. Kaizen lebih menekankan pada prosesnya sehingga menghasilkan
sistem manajemen yang mendukung orang-orang untuk melakukan usaha perbaikan.
Sistem kaizen costing menjadi lebih efektif bila sasaran pengurangan biaya telah
ditetapkan. Kaizen costing lebih memfokuskan pada proses produksi dan bertujuan
mengeliminasi aktivitas yang tidak bernilai tambah yang terjadi pada proses produksi.
Kaizen costing menentukan strategi perusahaan untuk mengurangi biaya produksi. Oleh
karena itu, fokus dan pelaksanaan kaizen costing setiap perusahaan berbeda– beda
misalnya dengan melakukan pengurangan tenaga kerja atau dengan pengendalian bahan
baku dan sebagainya.
Kaizen juga menerapkan konsep 5S (Seiri Seiton Seiso Seiketsu Shitsuke) yang
merupakan proses perubahan sikap dengan menerapkan penataan, kebersihan, dan
kedisiplinan di tempat kerja. Seiri (ringkas) adalah memisahkan benda yang diperlukan
dengan yang tidak diperlukan, kemudian menyingkirkan yang tidak diperlukan. Seiton
(rapi) yaitu menyusun benda dengan cara yang menarik, dalam konteks 5S ini berarti
mengatur barang-barang sehingga setiap orang dapat menemukannya dengan cepat.
Seiso (resik) adalah suatu konsep yang selalu mengutamakan kebersihan dengan
menjaga kerapian dan kebersihan. Seiketsu merupakan usaha yang terus-menerus guna
untuk mempertahankan 3S yang sudah ada sebelumnya, yakni
Seiri, Seiton, dan Seiso. Shitsuke (rajin) adalah metode yang digunakan untuk
memotivasi pekerja agar terus menerus melakukan dan ikut serta dalam kegiatan
perawatan dan aktivitas perbaikan serta membuat pekerja terbiasa mentaati aturan
(Paramita, 2012).
Penelitian ini berlokasi di Dusun. Rambaan RT. 08, RW. 02, Desa Randugading,
Kecamatan Tajinan Kabupaten Malang. Objek penelitian yang digunakan adalah
perusahaan yang bergerak dalam produksi rokok Sigarek Kretek Tangan (SKT) yang
bernama PR. DD.
8. Metode Penelitian
Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dimana dalam penelitian
ini lebih menekankan pada makna dan proses daripada hasil suatu aktivitas. Metode atau
analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Sugiyono (2016:21)
mendefinisikan bahwa “Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum atau generalisasi”. Penelitian deskriptif memusatkan perhatian kepada
masalahmasalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian berlangsung. Pada
umumnya penelitian deskriptif merupakan penelitian non hipotesis.
1. Yuliati, M.S.A
2. Novi Lailiyul Wafiroh, SE, MA
10. Catatan
Ketua,
Zuraidah