Anda di halaman 1dari 65

REGULASI KEUANGAN

PEMERINTAH DAERAH

1
TATA URUTAN PERUNDANGAN
UUD

TAP MPR

UU

PERPU

PP

PERATURAN
KEPUTUSAN

PRESIDEN

PERATURAN DAERAH

PERATURAN KEPALA DAERAH


2
PROSES PERKEMBANGAN REGULASI KEUANGAN
PEMERINTAH DAERAH
1999-2002 2003 2004 2005 2006

OTDA
UU 22/99
UU 25/99
KEPMENDAGRI
PP 105/00
29/02
PP 108/00
UU 17/03 UU 1/2004
UU 15/2004

UU 25/04
UU 32/04 PP 24/05
UU 33/04
PP 58/05

Permendagri
13/06

Reformasi Adm&Keuangan I Reformasi Adm & Keuangan


3
II
PERATURAN PERUNDANGAN YANG
MENGATUR KEUANGAN PEMDA
 UNDANG-UNDANG 17 THN 2003 TTG KEUANGAN NEGARA
 UNDANG-UNDANG 1 THN 2004 TTG PERBENDAHARAAN
NEGARA
 UNDANG-UNDANG 15 THN 2004 TTG PEMERIKSAAN
PENGELOLAANDAN TANGGUNGJAWAB KEUANGAN NEGARA
 UNDANG-UNDANG 25 THN 2004 TTG SISTEM PERENCANAAN
PEMBANGUNAN NASIONAL
 UNDANG-UNDANG 32 & 33 THN 2004 TENTANG OTONOMI
DAERAH
 PERATURAN PEMERINTAH NO 58 THN 2005 TTG
PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
 PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NO 13 THN 2006 TTG
PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
 PERATURAN PEMERINTAH NO 8 THN 2006 TTG PELAPORAN
KEUANGAN DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
4
UNDANG-UNDANG NO
17 TAHUN 2003
TENTANG KEUANGAN NEGARA

5
ISI UU 17/2003

 Pengertian & Ruang Lingkup Keuangan Negara


 Penyusunan & Penetapan APBN & APBD
 Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat & Bank
Sentral, Pemerintah Daerah, Pemerintah/Lembaga
Asuing, Perusahaan Negara, Perusahaan Daerah,
Perusahaan Swasta, & Badan Pengelola Dana
Masyarakat
 Pelaksanaan APBN & APBD
 Pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara

6
Pengertian & Ruang Lingkup
Keuangan Negara
 Keuangan negara meliputi semua hak dan kewajiban
negara yang dapat dinilai dengan uang, termasuk
kebijakan & kegiatan dalam bidang fiskal, moneter,
dan pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan,
serta segala sesuatu baik berupa uang maupun
barang yang dapat dijadikan milik negara atas
pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.
 Lingkup: pengelolaan fiskal, pengelolaan moneter,
pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan

7
Kekuasaan Pengelolaan
Keuangan Daerah
 CEO: Kepala Daerah
 CFO: BUD
 COO: SKPD

8
Penyusunan & Penetapan
APBD
 Penegasan Tujuan & Fungsi Penganggaran
Pemerintah
 Penegasan Peran DPRD dan Pemerintah dalam proses
penyusunan anggaran
 Pengintegrasian sistem akuntabilitas kinerja dalam
sistem penganggaran
 Penyempurnaan klasifikasi anggaran
 Penyatuan Anggaran
 Penggunaan Kerangka Jangka Menengah dalam
Penyusunan Anggaran

9
Hubungan Keuangan

 Antara Pemerintah Pusat & Bank Sentral berkoordinasi


dalam penetapan kebijakan fiskal dan kebijakan
moneter
 Antara Pemerintah Pusat dan Daerah, kewajiban
pengalokasian Dana Perimbangan dari Pusat Ke
daerah
 Pemerintah dapat memberikan/menerima
pinjaman/hibah dari perusahaan negara/daerah
setelah mendapat persetujuan DPR/D

10
PELAKSANAAN APBD

 Pelaksanaan APBD diatur lebih lanjut


menggunakan perkada penjabaran APBD,
DPASKPD, cash budget, standar harga, ASB

11
PERTANGGUNGJAWABAN
PENGELOLAAN KEUANGAN
NEGARA
 Pertanggungjawaban APBN/D disampaikan
berupa laporan keuangan yang paling tidak
terdiri dari laporan realisasi anggaran, neraca,
laporan arus kas, dan CALK sesuai standar
akuntansi pe,erintahan. Disampaikan kepada
DPR/D selambat-lambatnya 6 bln setelah tahun
anggaran ybs berakhir

12
UNDANG-UNDANG NO
1 TAHUN 2004
PERBENDAHARAAN NEGARA

13
ISI UU 1/2004
 Pengertian, Ruang Lingkup, Asas Umum
Perbendaharaan Negara
 Pejabat Perbendaharaan Negara
 Penerapan Kaidah Pengelolaan Keuangan yang
Sehat di Lingkungan Pemerintahan
 Penatausahaan dan Pertanggungjawaban
Pelaksanaan Anggaran
 Penyelesaian Kerugian Negara
 Pengelolaan Keuangan BLU

14
Pengertian, Ruang Lingkup
Perbendaharaan Negara
 Perbendaharaan Negara adalah pengelolaan
dan pertanggungjawaban keuangan negara,
termasuk investasi dan kekayaan yang
dipisahkan, yang ditetapkan dalam APBN dan
APBD
 Ruang Lingkup: kewenangan pejabat
perbendaharaan negara, pelaksanaan
pendapatan dan belanja negara/daerah,
pengelolaan uang negara/daerah, pengelolaan
utang/piutang negara, investasi & barang milik
negara/daerahg, pengelolaanmn BLU 15
PEJABAT PERBENDAHAARAAN
NEGARA
 Pusat: Menteri Keuangan
 Daerah: PPKD

16
Penerapan Kaidah Pengelolaan
Keuangan yang sehat
 Kewenangan PPKD untuk mengatur dan
menyelenggarakan rekening pemerintah,
menyimpan uang negara dalam rekening kas
umum negara/daerah pada bank sentral,
optimalisasi dana pemerintah
 Untuk transparansi dan akuntabilitas piutang
daerah diatur kewenangan penyelesaian
piutang daerah

17
 Untuk melaksanakan pembiayaan ditetapkan
pejabat yang diberi kuasa untuk mengadakan
utang daerah
 Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pengelolaan investasi dan barang milik daerah
diatur tentang pelaksanaan investasi serta
kewenangan mengelola dan menggunakan
barang milik daerah

18
Penatausahaan dan
Pertanggungjawaban Pelaksanaan
Angggaran
 Laporan keuangan pemerintah dihasilkan melalui
proses akuntansi
 Laporan Keuangan pemerintah disajikan sesuai
standar akuntansi keuangan pemerintah, yang
terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Laporan
Arus Kas disertasi Catatan atas Laporan
Keuangan

19
 Laporan keuangan disajikan sebagai
wujud pertanggungjawaban setiap entitas
pelaporan yang meliputi laporan keuangan
pemerintah pusat, laporan keuangan
kementerian negara/lembaga, dan laporan
keuangan pemerintah daerah

20
 Laporan keuangan pemerintah pusat/daerah
disampaikan kepada DPR/DPRD selambat-lambatnya 6
(enam) bulan setelah tahun anggaran yang
bersangkutan berakhir
 Laporan keuangan pemerintah diaudit oleh lembaga
pemeriksa ekstern yang independen dan profesional
sebelumj disampaikan kepada DPR
 Laporan keuangan pemerintah dapat menghasilkan
statistik keuangan yang mengacu pada manual
Statistik Keuangan Pemerintah, sehingga dapat
memenuhi kebutuhan analisis kebijakan dan kondisi
fiskal, pengelolaan dan analisisi perbandingan
antarnegara, kegiatan pemerintahan, dan penyajian
statistik keuangan pemerintah
21
PENYELESAIAN KERUGIAN
NEGARA
 Setiap kerugian negara/daerah yang disebabkan oleh
tindakan melanggar hukum atau kelalaian seseorang,
harus diganti oleh pihak yang bersalah.
 Pengenaan ganti kerugian negara/daerah terhadap
bendahara ditetapkan oleh BPK
 Pengenaan ganti kerugian negara/daerah oleh pegawai
negeri bukan bendahara ditetapkan oleh
menteri/pimpinan lembaga/kepala daerah
 Mereka yang telah ditetapkan mengganti kerugian
tersebut dapat dikenai sanksi administratif dan/atau
sanksi pidana

22
Pengelolaan BLU

 BLU bertugas untuk memberikan pelayanan


masyarakat berupa penyediaan barang/jasa yang
diperlukan dalam rangka memajukan kesejahteraan
umum & mencerdaskan kehidupan bangsa
 Kekayaan BLU merupakan kekayaan yang tidak
dipisahkan
 RKA & LAPKEU BLU disusun & disajikan sebagai
bagian tak terpisahkan dengan RKA & LAPKEU
kementerian negara/lembaga/pemda
 Pembinaan Keuangan BLU oleh Menkeu

23
UNDANG-UNDANG NO
15 TAHUN 2004
TENTANG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN &
TANGGUNGJAWAB KEUANGAN NEGARA

24
ISI UU 15/2004
 Pengertian pemeriksaan & pemeriksa
 Lingkup pemeriksaan
 Standar Pemeriksaan
 Kebebasan & Kemandirian dalam pelaksanaan
pemeriksaan
 Akses pemeriksa terhadap informasi
 Kewenangan untuk mengevaluasi Pengendalian Intern
 Hasil Pemeriksaan dan Tindak Lanjut
 Pengenaan ganti kerugian negara
 Sanksi Pidana

25
Pengertian Pemeriksaan &
Pemeriksa
 Pemeriksaan: identifikasi masalah, analisis, dan
evaluasi yang dilakukan secara independen,
obyektif, dan profesional berdasarkan standar
pemeriksaan, untuk menilai kebenaran,
kecermatan, kredibilitas, dan keandalan
informasi mengenai pengelolaan dan
tanggungjawab keuangan negara
 Pemeriksa: orang yang melaksanakan tugas
pemeriksaan pengelolaan dan tanggungjawab
keuangan negara untuk dan atas nama BPK

26
LINGKUP PEMERIKSAAN
 Pemeriksaan Keuangan
 Pemeriksaan Kinerja
 Pemeriksaan dengan tujuan tertentu

27
PELAKSANAAN
PEMERIKSAAN
 Perencanaan
 Pelaksanaan

 Pelaporan Hasil Pemeriksaan

BPK memiliki kebebasan dan kemandirian


dalam pelaksanaan pemeriksaan tersebut

28
Hasil Pemeriksaan & Tindak
Lanjut
 Hasil pemeriksaan BPK disusun dan disajikan dalam
Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP)
 Pemeriksaan keuangan akan menghasilkan opini
 Pemeriksaan kinerja akan menghasilkan temuan,
kesimpulan, dan rekomendasi
 Pemeriksaan dengan tujuan tertentu akan
menghasilkan kesimpulan
 LHP disampaikan kepada pemerintah dan lembaga
perwakilan

29
Pengenaan ganti kerugian negara
 BPK menerbitkan surat keputusan
penetapoan ganti kerugian
negara/daerah terhadap bendahara
 Bendahara dapat mengajukan
keberatan terhadap putusan BPK

30
UNDANG UNDANG
32 & 33 TAHUN 2005
TENTANG OTONOMI DAERAH

31
UNDANG-UNDANG 32 THN 2004
TENTANG PEMERINTAHAN
DAERAH
 Pembentukan Daerah dan Kawasan Khusus
 Pembagian Urusan Pemerintahan
 Pemerintahan Daerah
 Perangkat Daerah
 Keuangan Daerah
 PerDa dan PerKaDa
 Kepegawaian Daerah
 Pembinaan & Pengawasan
 Desa
32
UNDANG-UNDANG NO 33 TAHUN 2004
TENANG PERIMBANGAN KEUANGAN
ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN
PEMERINTAH DAERAH

 Sumber-Sumber Pendanaan Pelaksanaan


Pemerintah Daerah
 Pengelolaan Keuangan Daerah dan Sistem
Informasi Keuangan Daerah

33
UU 17/03; PP 58/05;
PERMENDAGRI 13/06
 APBD merupakan wujud pengelolaan keuangan
daerah yang ditetapkan setiap tahun dengan
Peraturan Daerah.
 APBD terdiri atas anggaran pendapatan,
anggaran belanja, dan pembiayaan.
 Pendapatan daerah berasal dari pendapatan asli
daerah, dana perimbangan, dan lain-lain
pendapatan yang sah.
 Belanja daerah dirinci menurut organisasi,
fungsi, dan jenis belanja

34
PP 58 Tahun 2005 tentang Keuangan Daerah
pasal 39 menyatakan bahwa:
 Penyusunan anggaran berdasarkan prestasi

kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


dilakukan berdasarkan capaian kinerja,
indikator kinerja, analisis standar belanja,
standar satuan harga, dan standar
pelayanan minimal.
 Standar satuan harga sebagaimana dimaksud

pada ayat (2), ditetapkan dengan keputusan


kepala daerah.
35
Standar pelayanan minimal
 Standar pelayanan adalah suatu tolok ukur yg
digunakan untuk acuan penilaian kualitas
pelayanan sebagai komitmen atau janji dari
pihak penyedia pelayanan kepada pelanggan
untuk memberikan pelayanan yg berkualitas.
 SPM digunakan sebagai bahan masukan dlm
penyusunan RKP dan penyusunan Anggaran.
 SPM bermanfaat untuk melakukan perbaikan
kinerja pelayanan publik.

36
Contoh praktek SPM

RINCIAN JENIS INDIKATOR


KEWENANGAN PELAYANAN
Penyelenggaraan upaya/ Penyelenggaraan Dapat digunakan sebagai
sarana kesehatan pelayanan kesehatan pedoman penyusunan
RKT dan dimanfaatkan
Kabupaten/ Kota dasar :
untuk perbaikan kinerja
pelayanan publik.
1. Pelayanan kesehatan  80 % Ibu hamil
ibu hamil dan bayi terlayani
baru lahir  90 % Neonatal
Namun secara operasional
terlayani KN-2 belum dapat diterjemahkan
 80 % Persalinan ke dalam penyusunan
oleh tenaga
anggaran

kesehatan

37
INDIKATOR KINERJA PELAYANAN
MASYARAKAT
adalah keterangan, gejala, pertanda yang dapat
digunakan untuk mengetahui kemajuan tingkat
pelayanan terhadap masyarakat yang dapat
tercapai atau keberhasilan dalam penyelesaian
action plan menuju standar pelayanan minimal
yang diinginkan.

38
UNSUR INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT
KEPMENPAN NO:KEP/25/M.PAN/2/2004
1. PROSEDUR PELAYANAN
2. PERSYARATAN PELAYANAN
3. KEJELASAN PETUGAS PELAYANAN
4. KEDISIPLINAN PETUGAS PELAYANAN
5. TANGGUNG JAWAB PETUGAS PELAYANAN
6. KEMAMPUAN PETUGAS PELAYANAN
7. KECEPATAN PELAYANAN
8. KEADILAN MENDAPATKAN PELAYANAN
9. KESOPANAN DAN KERAMAHAN PETUGAS
10. KEWAJARAN BIAYA PELAYANAN
11. KEPASTIAN BIAYA PELAYANAN
12. KEPASTIAN JADWAL PELAYANAN
13. KENYAMANAN LINGKUNGAN
14. KEAMANAN PELAYANAN 39
Sarana Mengetahui Keinginan
Pelanggan
 Comment cards and formal surveys
 Focus groups
 Direct customer contact
 Field intelligence
 Complaint analysis
 Internet monitoring

40
Pengukuran Kepuasan
Pelanggan
 Mengetahui persepsi pelanggan tentang
keefektifan layanan terhadap pelanggan
 Membandingkan kinerja yang dihasilkan
perusahaan dengan kemampuan pesaing
 Mengidentifikasi bidang-bidang yang masih
memungkinkan untuk dikembangkan
 Menelusuri kemungkinan-kemungkinan
yang akan terjadi sebagai akibat dari
pengembangan

41
Alat Untuk Mengukur Kepuasan
Pelanggan
 Complaint and Suggestion Systems
 Organisasi yang berorientasi pelanggan akan sangat mudah bagi
pelanggannya untuk menyampaikan saran dan keluhan.
 Customer Satisfaction Surveys
 Sebagian besar pelanggan (95%) akan memilih untuk membeli
semakin sedikit atau berpindah ke perusahaan lain daripada
komplain.
 Ghost Shopping
 Perusahaan dapat mempekerjakan orang untuk bertindak sebagai
pelanggan potensial untuk mengetahui temuan mereka
berdasarkan pengalaman membeli di perusahaan tersebut atau di
tempat pesaing.
 Lost Customer Analysis
 Perusahaan seharusnya menghubungi pelanggan yang sudah
tidak berbelanja lagi (stop) atau berpindah (switch) ke
perusahaan lain untuk mempelajari mengapa hal tersebut terjadi.
42
KRITERIA INDIKATOR SPM
 MEMBERIKAN INFO KINERJA PENYELENGGARAAN KEW, WAJIB
SECARA KUALITAS DAN KUANTITAS.
 MENGGAMBARKAN INDIKASI VARIABEL PELAYANAN DASAR.
 MERUPAKAN KEADAAN MINIMAL JENIS PELAYANAN TERTENTU YG.
DIHARAPKAN SECARA NASIONAL.
 SEBAGAI ACUAN DALAM PERENCANAAN DAERAH, PENGANGGARAN
DAN PEMEKARAN DAN PENGGABUNGAN ORGANISASI, PENGAWASAN,
PELAPORAN DAN LPJ KDH.
 MENUNJUKKAN KEADAAN, KONDISI, WAKTU, FREKUENSI SERTA
RASIO SEBAGAI TARGET.
 DITETAPKAN DENGAN DASAR KEPMEN TEKNIS SERTA PENYESUAIAN
DG. KEMAMPUAN SDM, DANA DAN SARANA PRASARANA.

43
INDIKATOR PELAYANAN MASYARAKAT
 Indikator masukan
Segala sesuatu yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan agar
menghasilkan keluaran.
 Indikator proses
Berbagai aktivitas yang menunjukkan upaya yang dilakukan dalam rangka
mengolah masukan menjadi keluaran.
 Indikator keluaran
sesuatu yang diharapkan langsung dapat diperoleh dari suatu kegiatan.
 Indikator hasil
Hasil nyata yang diperoleh dari keluaran.
 Indikator manfaat
Manfaat yang diperoleh dari hasil suatu kegiatan.
 Indikator dampak:
Pengaruh yang ditimbulkan oleh manfaat dari suatu kegiatan.
44
CONTOH KEGIATAN
PENYEDIAAN OBAT GENERIK UNTUK
PUSKESMAS
 INDIKATOR INPUT: Jumlah dana yang dibutuhkan
 INDIKATOR PROSES:
- Ketaatan pada aturan hukum dalam pengadaan obat gen.
- Rata-rata waktu yang diperlukan untuk pengiriman obat
generik ke Puskesmas
 INDIKATOR OUTPUT: Jumlah obat generik yang tersedia
 INDIKATOR OUTCOMES: Kualitas pengobatan lebih baik
 INDIKATOR BENEFIT: Tingkat kesembuhan pasien
 INDIKATOR IMPACT: Tingkat kesehatan masyarakat

45
CONTOH KEGIATAN
PENYULUHAN LINGKUNGAN SEHAT DAERAH
PEMUKIMAN MASY. KURANG MAMPU
 INDIKATOR INPUT: Jumlah dana yang dibutuhkan, tenaga penyuluh.
 INDIKATOR PROSES:
- Keterlibatan stake holders.
- Kesesuaian metoda kerja termasuk koordinasi dg. Instansi terkait.
 INDIKATOR OUTPUT: Jumlah daerah yang mendapatkan penyuluhan, jumlah iklan
layanan masyarakat tentang kesehatan lingkungan.
 INDIKATOR OUTCOMES: Masyarakat sadar tentang lingkungan.
 INDIKATOR BENEFIT: Masyarakat berupaya menjaga kesehatan diri dan
lingkungannya.
 INDIKATOR IMPACT: Kualitas kesehatan lingkungan.

46
ANALISIS STANDAR BELANJA

 Merupakan unit biaya (unit cost) yang


dibutuhkan agar kegiatan dapat dilaksanakan
atau keluaran dapat dihasilkan.
 Unit cost merupakan dasar patokan biaya yang
dibutuhkan untuk menentukan jumlah
anggaran (anggaran berbasis prestasi kerja)
yang dibutuhkan agar standar pelayanan
minimal dapat tercapai.

47
STRUKTUR APBD
 PENDAPATAN
 BELANJA
 Belanja Tidak Langsung
 Belanja Langsung
Surplus/Defisit
 PEMBIAYAAN
 Penerimaan
 Pengeluaran
Pembiayaan Neto
 SILPA

48
STRUKTUR PENDAPATAN
( PASAL 16 Ayat 3 UU No. 17/2003 PP 58/05 psl 21-24)

 PENDAPATAN ASLI DAERAH


 Hasil Pajak Daerah
 Hasil Retribusi Daerah
 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
 Lain-Lain PAD yang Sah
 DANA PERIMBANGAN
 Dana Bagi Hasil
 Dana Alokasi Umum
 Dana Alokasi Khusus
 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH
 Dana Darurat dari Pemerintah
 Hibah
 Bantuan Keuangan
 Bagi Hasil dari Propinsi

49
Deskripsi Pendapatan Daerah
Pendapatan Asli Daerah adalah semua penerimaan daerah
yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah.

Pajak Daerah adalah penerimaan daerah yang berasal dari


pungutan pajak
Retribusi Daerah adalah penerimaan daerah yang berasal
dari retribusi daerah
Bagian Laba Usaha Daerah dan Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang Dipisahkan adalah penerimaan
daerah yang berasal dari hasil perusahaan milik daerah dan
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan.
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah adalah
penerimaan dari PAD yang bukan klasifikasi PAD yang
disebutkan sebelumnya.
50
Deskripsi Pendapatan Daerah……….lanjutan
Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari
penerimaan anggaran pendapatan dan belanja negara yang
dialokasikan kepada daerah untuk membiayai kebutuhan daerah.
Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak adalah dana yang
bersumber dari penerimaan anggaran pendapatan dan belanja
negara yang dialokasikan kepada daerah sebagai bagian bagi
hasil pajak dan bukan pajak.
Dana Alokasi Umum adalah dana yang bersumber dari
penerimaan anggaran pendapatan dan belanja negara yang
dialokasikan kepada daerah dalam bentuk block grant yang
pemanfaatan diserahkan sepenuhnya kepada daerah.
Dana Alokasi Khusus adalah dana yang bersumber dari
penerimaan anggaran pendapatan dan belanja negara yang
dialokasikan kepada daerah yang pemanfaatn untuk suatu tujuan
tertentu/khusus, misalnya: Dana Alokasi Khusus untuk Reboisasi,
Dana Alokasi Khusus untuk Bidang-bidang tertentu 51
Deskripsi Pendapatan Daerah……….lanjutan

Lain-lain Pendapatan yang Sah adalah penerimaan lain-lain


yang bukan berasal dari klasifikasi Pendapatan Asli Daerah dan
Dana Perimbangan seperti yang dijelaskan sebelumnya.

52
STRUKTUR BELANJA
 BELANJA TIDAK LANGSUNG
 Belanja Pegawai
 Belanja Bunga
 Belanja Subsidi
 Belanja Hibah
 Belanja Bantuan Sosial
 Belanja Bagi Hasil & Bantuan Keuangan
 Belanja Tidak Terduga
 BELANJA LANGSUNG
 Belanja Pegawai
 Belanja Barang dan Jasa
 Belanja Modal

53
BELANJA LANGSUNG
BELANJA YANG DIPENGARUHI SECARA LANGSUNG OLEH
ADANYA PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD YG
KONTRIBUSINYA TERHADAP PENCAPAIAN PRESTASI
KERJA DAPAT DIUKUR

BELANJA TIDAK LANGSUNG


BELANJA YANG TIDAK DIPENGARUHI SECARA LANGSUNG
OLEH ADA TIDAKNYA PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD YG
KONTRIBUSINYA THD PRESTASI KERJA SULIT DIUKUR

54
Deskripsi Belanja Daerah … lanjutan

Belanja Pegawai adalah semua pengeluaran daerah untuk


pegawai atau personel.

Belanja Barang dan Jasa adalah semua pengeluaran daerah


untuk penyediaan barang dan jasa dan manfaatnya kurang dari
satu tahun anggaran.

Belanja Modal adalah semua pengeluaran daerah yang


manfaatnya melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah
asset atau kekayaan daerah.

55
Deskripsi Belanja Daerah …..lanjutan

Pembayaran bunga utang, pembayaran yang dilakukan atas kewajiban


penggunaan pokok utang (principal outstanding), yang dihitung
berdasarkan posisi pinjaman jangka pendek atau jangka panjang.

Subsidi adalah alokasi anggaran yang diberikan kepada


perusahaan/lembaga tertentu yang bertujuan untuk membantu biaya
produksi agar harga jual produksi/jasa yang dihasilkan dapat terjangkau
oleh masyarakat banyak.

Hibah digunakan untuk menganggarkan pemberian uang/barang atau jasa


kepada pemerintah atau pemerintah daerah lainnya, perusahaan daerah,
masyarakat dan organisasi kemasyarakatan, yang secara spesifik telah
ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat, serta
tidak secara terus menerus.

Belanja Bantuan Sosial adalah Pemberian bantuan yang sifatnya tidak


secara terus menerus dan selektif dalam bentuk uang/barang kepada
masyarakat yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat
56
Deskripsi Belanja Daerah

Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan adalah semua


pengeluaran daerah yang bersifat pengalihan uang dan atau
barang dari pemerintah daerah kepada pihak ketiga tanpa adanya
harapan untuk mendapatkan pengembalian imbalan maupun
keuntungan dari pengalihan uang dan barang tersebut.

Belanja Tidak Tersangka adalah semua pengeluaran yang


dilakukan oleh pemerintah daerah untuk membiayai kegiatan-
kegiatan yang tidak tersangka dan kejadian-kejadian yang
sifatnya luar biasa, misalnya, bencana alam, bencana sosial atau
pengeluaran lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka
penyelenggaraan kewenangan pemerintahan daerah.

57
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
PELAKSANAAN APBN/APBD

Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan


APBN/APBD, setiap entitas pelaporan wajib
menyusun dan menyajikan:
1. laporan keuangan
2. ikhtisar realisasi kinerja

(Ps. 2)

58
KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN
(Ps. 5)

Laporan keuangan pemerintah setidak-tidaknya terdiri dari:

1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA),


2. Neraca,
3. Laporan Arus Kas (LAK), dan
4. Catatan atas Laporan Keuangan.

59
IKHTISAR REALISASI KINERJA

Ikhtisar Realisasi Kinerja berisi ringkasan tentang keluaran dari


masing-masing kegiatan dan hasil yang dicapai dari masing-
masing program sebagaimana ditetapkan dalam dokumen
pelaksanaan APBN/APBD. (ps. 17)

Laporan Realisasi Kinerja SKPD disampaikan kepada


gubernur/bupati/walikota, dan Menteri PAN selambat-lambatnya
2 bulan setelah TA berakhir. (Ps. 19)

60
LAPORAN KINERJA
(Ps. 17)

Laporan Kinerja berisi ringkasan tentang keluaran dari


masing-masing kegiatan dan hasil yang dicapai dari
masing-masing program sebagaimana ditetapkan dalam
dokumen pelaksanaan APBN/APBD.

61
FORMAT LAPORAN KINERJA
LAPORAN KINERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
TAHUN ANGGARAN ….

Satuan Kerja Perangkat Daerah :


Fungsi :
Sub Fungsi :
Provinsi/Kabupaten/Kota :

Belanja Hasil/Keluaran
Kode Program/Kegiatan Keterangan
Anggaran Realisasi Rencana Realisasi Satuan
xxxx Program 1

xxxxx Kegiatan A

Indikator Kinerja 1

Indikator Kinerja 2

xxxx Program 2

62
FORMAT LAPORAN KINERJA
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
TAHUN ANGGARAN ….

Belanja Hasil/Keluaran
Fungsi/Sub
Kode Fungsi/Program/ Anggaran Realisasi Rencana Realisasi Satuan Keterangan
Kegiatan

xx Fungsi

xx Sub Fungsi

xxxx Program

xxxxx Kegiatan A

Indikator Kinerja 1

Indikator Kinerja 2

63
PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA
(PS. 18-20)

 Laporan Kinerja SKPD disampaikan


kepada gubernur/bupati/walikota, dan
Menteri Negara PAN selambat-lambatnya
2 bulan setelah TA berakhir. (Ps. 19)

64
SEKIAN

65

Anda mungkin juga menyukai