Anda di halaman 1dari 18

PERBANDINGAN PP NO 12 TAHUN 2019 DENGAN PP NO 58 TAHUN

2005 TERKAIT PENGANGGARAN DAN PENATAUSAHAAN SERTA


KEBARUAN DAN KEUNGGULAN PP 12 TAHUN 2019

Disusun Oleh:
Mochammad Naufal Farisy 041811333233

MATA KULIAH MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAH


PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA
PENDAHULUAN

Berdasarkan UU no 15 tahun 2004, Pengelolaan keuangan daerah adalah segala aktivitas


yang dilakukan oleh pihak yang berwenang terkait dengan perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, dan pertanggungjawaban atas keuangan daerah. Dan system pengelolaan keuangan
daerah ini pastinya berkaitan dengan kedudukan dan kewenangan dari pihak yang berwenang
atas keuangan daerah.

Keuangan daerah sendiri bisa diartikan sebagai segala hak dan kewajiban atau bisa
diartikan sebagai biaya yang dikelarkan ketika melaksanakan pemerintahan daerah termasuk
didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban suatu daerah.

Tentunya terdapat aturan-aturang yang mengatur mengenai pengelolaan keuangan daerah


itu sendiri, di Indonesia peraturan terbaru yang mengatur tentang pengelolaan keuangan daerah
adalah Peraturan Pemerintah (PP) No 12 tahun 2019. Dimana PP 12 tahun 2019 ini berisi antara
lain tentang ketentuan umum, pemegang kekuasaan, coordinator, dan pejabat pengelolaan
keuangan daerah, pengguna anggaran, kuasa pengguna anggaran, pelaksana teknis kegiatan dsb.

Dengan disahkannya PP 12 tahun 2019 maka PP 12 tahun 2019 ini telah menggantikan
semua peraturan sebelumnya terkait dengan Pengelolaan keuangan daerah yang salah satunya
adalah PP No 58 tahun 2005 yang juga memuat tentang pengelolaan keuangan daerah.

Dengan tergantinya PP 58 tahun 2005 dengan PP 12 tahun 2019 maka pastinya terdapat
perbedaan antara kedua PP tersebut dan pastinya di dalam PP 12 tahun 2019 ini terdapat
kelebihan-kelebihan lain yang tidak ada dalam PP 58 tahun 2005 sehingga tergantikan. Lalu apa
saja perbedaan tersebut? itu akan dibahas berikutnya.

Dan dengan digantinya peraturang yang lama yakni PP 58 tahun 2005 dengan PP 12
tahun 2019 harapannya dapat diimplementasikan dengan baik dan dapat mewujudkan sistem
pengelolaan keuangan daerah yang lebih baik, efektif dan efisien
PEMBAHASAN

PERBANDINGAN PP 12 TAHUN 2019 DENGAN PP 58 TAHUN 2005

Dari kedua PP tersebut sama-sama memuat tentang pengelolaan keuangan daerah, oleh
karena itu akan dibahas per poin yang terdapat dalam kedua PP tersebut yaitu :

 Dasar Hukum

PP No 12 Tahun 2019 PP No 58 Tahun 2005


Terdapat 3 dasar hukum dalam PP 12 Terdapat 8 dasar hukum dalam PP 58
Tahun 2019 yaitu : Tahun 2005 yaitu :
1. UUD 1945 pasal 5 ayat 2 1. UUD 1945 pasal 5 ayat 2
2. UU No 33 tahun 2004 2. UU No 17 tahun 2003
3. UU No 23 tahun 2014 3. UU No 1 tahun 2004 tentang
perbendaharaan negara
4. UU No 10 tahun 2004 tentang
pembentukan peraturan perundang-
undangan
5. UU No 15 tahun 2004 tentang
pemeriksaan pengelolaan dan anggung
jawab keuangan negara
6. UU No 25 tahun 2004 tentang sistem
perencanaan pembangunan nasional
7. UU No 32 tahun 2004 tentang
pemerintahan daerah
8. UU No 33 tahun 2004 tentang
perimbangan keuangan antara pemerintah
pusat dan pemerintahan daerah

 Ketentuan Umum

PP No 12 Tahun 2019 PP No 58 Tahun 2005


Terdapat 85 ayat mengenai ketentuan Terdapat 65 ayat mengenai ketentuan
umum dalam pengelolaan keuda dan umum dalam pengelolaan keuda,
tentunya lebih leengkap dari PP 58 2005 meskipun tidak sebanyak jumlah ayat
karena terdapat penjelasan yang tidak ada dalam PP 12 2019, terdapat ayat yang
dalam PP 58 contohnya : tidak dijelaskan dalam PP 12 contohnya :
Dana transfer umum, transfer khusus, bagi Investasi
hasil, alokasi umum, alokasi khusus,
tentang sap, kebijakan akuntansi pemda,
system akuntansi pemda, dan ketentuan
hari adalah hari kerja
 Ruang Lingkup

PP No 12 Tahun 2019 PP No 58 Tahun 2005


Keuangan daerah meliputi : Keuangan daerah meliputi :
1. Hak daerah untuk memungut pajak 1. hak daerah untuk memungut pajak
daerah dan retribusi daerah serta daerah dan retribusi daerah serta
melakukan pinjaman; melakukan pinjaman;
2. Kewajiban daerah untuk 2. kewajiban daerah untuk
menyelenggarakan Urusan Pemerintahan menyelenggarakan urusan pemerintahan
daerah dan membayar tagihan pihak daerah dan membayar tagihan pihak
ketiga; ketiga;
3. Penerimaan daerah; 3. penerimaan daerah;
4. Pengeluaran daerah; 4. pengeluaran daerah;
5. Kekayaan daerah yang dikelola sendiri 5. kekayaan daerah yang dikelola sendiri
atau oleh pihak lain berupa uang, surat atau oleh pihak lain berupa uang, surat
berharga, piutang, barang, serta hak berharga, piutang, barang, serta hak-hak
lain yang dapat dinilai dengan uang, lain yang dapat dinilai dengan uang,
termasuk kekayaan daerah yang termasuk kekayaan yang dipisahkan pada
dipisahkan; dan/atau perusahaan daerah;
6. Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh 6. kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh
pemerintah daerah dalam rangka pemerintah daerah dalam rangka
penyelenggaraan tugas pemerintahan penyelenggaraan tugas pemerintahan
daerah dan/atau kepentingan umum. daerah dan/atau kepentingan umum.

 Pengelolaan Keuangan Daerah

PP 12 Tahun 2019 PP 58 Tahun 2005


1. Pengelolaan keuangan daerah Pengelolaan keuangan daerah yang diatur
dilakukan secara tertib, efisien, ekonomis, dalam Peraturan Pemerintah ini meliputi:
efektif, transparan, dan bertanggung 1. asas umum pengelolaan keuangan
jawab dengan memperhatikan rasa daerah;
keadilan, kepatutan, manfaat untuk 2. pejabat-pejabat yang mengelola
masyarakat, serta taat pada ketentuan keuangan daerah;
peraturan perundang-undangan. 3. struktur APBD;
2. Pengelolaan Keuangan Daerah 4. penyusunan RKPD, KUA, PPAS, dan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) RKA-SKPD;
diwujudkan dalam APBD. 5. penyusunan dan penetapan APBD;
3. APBD sebagaimana dimaksud 6. pelaksanaan dan perubahan APBD;
merupakan dasar bagi pemerintah daerah 7. penatausahaan keuangan daerah;
untuk melakukan penerimaan dan 8. pertanggungjawaban pelaksanaan
pengeluaran daerah. APBD;
9. pengendalian defisit dan penggunaan
surplus APBD;
10. pengelolaan kas umum daerah;
11. pengelolaan piutang daerah;
12. pengelolaan investasi daerah;
13. pengelolaan barang milik daerah;
14. pengelolaan dana cadangan;
15. pengelolaan utang daerah;
16. pembinaan dan pengawasan
pengelolaan keuangan daerah;
17. penyelesaian kerugian daerah;
18. pengelolaan keuangan badan layanan
umum daerah;
19. pengaturan pengelolaan keuangan
daerah.

 Perencanaan Dan Penganggaran


PP No 58 Tahun 2005
Dalam PP ini proses perencanaan dan penganggaran didesain sebaik mungkin
agar dalam proses dari penyusunan APBD bisa menunjukkan motif dari pengambilan
keputusan dalam kebijakan umum, dan dalam PP ini menyuratkan tentang siapa yang
memiliki tanggung jawab karena dari skala prioritas, penetapan alokasi dan distribusi
sumber daya melibatkan partisipasi masyarakat, agar bisa digunakan sebagai landasan
pertanggungjawaban
Masing-masing SKPD menyusun dokumen penyusunan anggaran yang disusun
dalam format RKA SKPD yang kemudian disampaikan oleh masing-masing dari mereka,
dan dokumen tersebut harus benar-benar dapat menjelaskan secara tepat mengenai
tujuan, sasaran, serta ketepatan antara besarnya anggaran dan manfaat atau hasil yang
ingin diperoleh dari suatu kegiatan yang dianggarkan.
Perlu diperhatikan juga bahwa terdapat prinsip-prinsip untuk penganggaran dalam
penyusunan anggaran daerah diantaranya :
1. Pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang
dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan, sedangkan belanja yang dianggarkan
merupakan batas tertinggi pengeluaran belanja
2. Penganggaran pengeluaran harus didukung dengan adanya kepastian tersedianya
penerimaan dalam jumlah yang cukup dan tidak dibenarkan melaksanakan kegiatan yang
belum tersedia atau tidak mencukupi kredit anggarannya dalam APBD/Perubahan APBD
3. Semua penerimaan dan pengeluaran daerah dalam tahun anggaran yang bersangkutan
harus dimasukan dalam APBD dan dilakukan melalui rekening Kas Umum Daerah.
Pada dasarnya proses dari penyusunan APBD ini memiliki tujuan untuk
menyesuaikan dari kebijakan ekonomi makro dan sumber daya yang ada,
mengalokasikan sumber daya secara tepat sesuai kebijakan pemerintah serta
mempersiapkan kondisi bagi pelaksanaan pengelolaan anggaran secara baik. Maka dari
itu hal penting yang harus dilakukan adalah melakukan pengaturan penyusunan anggaran
agar dapat berjalan seperti yang diinginkan. Dalam hal kebijakan, hasil dari proses
penganggaran memberikan pandangan dalam kebijakan suatu perekonomian dan
menggambarkan secara tegas terkait dengan penggunaan dari sumber daya yang ada
Diawalinya proses dari penyusunan APBD yaitu dengan disampaikannya
kebijakan umum APBD sejalan dengan RKPD bertujuan agar dibahas dalam
pembicaraan pendahuluan RAPBD. Kemudian langkah selanjutnya adalah dari DPRD
mulai pembahasan terkait PPAS Bersama pemda berdasarkan kebijakan umum terkait
APBD yang sebelumnya telah disepakati dengan DPRD untuk dijadikan acuan bagi
setiap SKPD
Selanjutnya RKA SKPD kemudian disusun oleh kepala SKPD yang disusun
berdasarkan prestasi kerja yang akan dicapai. Prakiraan belanja untuk tahun berikutnya
juga menyertai RKA ini setelah tahun anggaran sudah disusun. Kemudian RKA ini
disampaikan kepada DPRD untuk dibahas dalam pembicaraan RAPBD. Setelah hasilnya
keluar, kemudian disampaikan kepada pejabat pengelola keuangan daerah sebagai bahan
penyusunan rancangan perda tentang APBD.
Selanjutnya rancangan perda tentang APBD ini diajukan oleh pemerintah daerah
dan disertai juga dengan dokumen-dokumen pendukung kepada DPRD untuk dibahas dan
disetujui. Jika DPRD tidak disetujuinya rancangan perda tentang APBD yang diajukan,
pemda bisa melakukan pengeluaran semaksimalnya dilihat dari besaran angka APBD
tahun anggaran sebelumnya untuk membiayai keperluan setiap bulan, dengan prioritas
untuk belanja yang mengikat dan wajib.

PP no 12 Tahun 2019
Dalam PP ini pendekatan kinerja ditekankan pada proses perencanaan dan
penganggaran, dimana pendekatan kinerja ini lebih menggeser penekanan penganggaran
dari yang berfokus kepada pos belanja atau pengeluaran pada kinerja terukur dari
aktivitas dan program kerja itu sendiri karakteristik yang melekat pada pendekatan ini
adalah proses pengklarifikasian anggarannya didasarkan pada kegiatan dan unit
organisasi, setelah membuat indicator yang relevan, pengelompokan anggaran dalam
kegiatan akan memudahkan pihak yang berkepentingan dalam melakukan pengukuran
kinerja.
PP 12 2019 ini menetukan proses penyusunan APBD, dan prosesnya dimulai dari
pembuatan KUA PPAS kemudian dilanjutkan RKA SKPD
Berikut jadwal penyusunan dan penetapan APBD
Berikut adalah proses penyampaian rancangan KUA dan PPAS

Setelah penyampaian rancangan KUA PPAS pada minggu kedua bulan juli yang
disampaikan kepala daerah kepada DPRD dan dalam tenggang waktu 4 minggu terjadi
kesepakatan antara kepala daerah dan DPRD terkait dengan rancangan KUA PPAS

Kemudian diterbitkanlah surat edaran kepala daerah perihal penysusunan RKA SKPD
dan RKA PPKD, lalu dilanjutkan penyusunan RKA SKPD Serta penyusunan peraturan daerah
terkait dengan APBD
Berikut adalah bagan penyusunan RKA SKPD

Kemudian RKA SKPD ini dijadikan sebagai dasar untuk membuat rancangan peraturan
daerah mengenai APBD dan rancangan perkada tentang penjabaran APBD
Berikut adalah bagan penyiapan rancangan peraturan daerah tentang APBD

Rancangan perda dan perkada yang telah disusun oleh kepala daerah kemudian diajukan
kepada DPRD untuk dibahas sehingga mencapai kesepaktan bersama. Rancangan perda dan
perkada tersebut kemudian diajukan kepada gubernur sebagai wakil pemerintah pusat untuk
kabupaten/kota atau menteri untuk provinsi guna dievaluasi

Hasil evaluasi yang menyatakan rancangan perda dan perkada sudah sesuai dengan
dokumen yang mendukung, dijadikan dasar oleh kepala daerah untuk menetapkan rancangan
peraturan daerah menjadi peraturan daerah tentang APBD
Berikut adalah bagan proses evaluasi peraturan daerah

Hasil evaluasi yang menyatakan rancangan perda dan perkada sudah sesuai dengan
dokumen yang mendukung, dijadikan dasar oleh kepala daerah untuk menetapkan perda APBD
dan perkada penjabaran APBD dari masing-masing rancangannya

Indikator konerja dalam APBD sudah dimasukkan dalam format RKA, namun dalam
praktik nyatanya, proses penganggaran yang terjadi selama ini di pemerintahan daerah lebih
fokus pada jumlah uang yang dikeluarkan dibandingkan keluaran dan hasil yang akan dicapai.
Hal ini terjadi akibat kurangnya informasi tentang keluaran dan hasil dalam dokumen
penganggaran yang ada, oleh karena itu PP 12 2019 ini menutup kelemahan pengaturan
menganai dokumen penganggaran, yaitu dengan adanya aspek kinerja dalam setiap dokumen
penganggaran
 Pelaksanaan Dan Penatausahaan

PP No 58 Tahun 2005
Dalam PP ini kepala daerah berkedudukan sebagai pemegang kekuasaan
penyelenggaraan pemerintahan daerah dan juga sebagai pemegang kekuasaan dalam
pengelolaan keuangan daerah. Selanjutnya kekuasaan tersebut dilaksanakan oleh kepala
SKPKD yang bertindak sebagai pejabat pengelola keuangan daerah dan dilaksanakan
oleh SKPD selaku pejabat pengguna anggaran/barang daerah di bawah koordinasi sekda.
Hal ini akan lebih memperjelas terkait pembagian wewenang dan tanggung jawab,
terjalankannya proses, dan juga untuk melakukan upaya peningkatan profesionalisme
dalam pelaksanaan pemerintahan daerah.
Dan didalam PP ini dipejelas juga mengenai posisi SKPD sebagai instansi PA dan
pelaksana program. Dan juga menetapkan posisi SKPKD sebagai BUD. Dengan
dilakukannya pemusatan ini, berakibat pada fungsi perbendaharaan akan dipusatkan di
SKPKD. Akan tetapi dalam hal menyelesaikan proses pembayaran yang bernilai kecil
dengan cepat, mengharuskandibentuknya kas kecil unit PA. Dan pihak yang memegang
kas kecil ini harus bertanggung jawab mengelola dana yang jumlahnya lebih dibatasi atau
biasa disebut dengan bendahara dalam pemda.
Dalam hal yang berhubungan dengan pengeluaran dan pembayaran, fungsi
penerbitan SPM dialihkan ke SKPD guna meningkatkan pertanggungjawaban dan
akuntabilitas SKPD serta untuk menghindari pelaksanaan verifikasi dan penerbitan SPM
berada dalam satu kewenangan pada SKPD. Hal ini pun diharapkan dapat
menyederhanakan seluruh proses pembayaran.
Kewenangan penerbitan SPM kepada SKPD berakibat pada jadwal penerimaan
dan pengeluaran kas secara periodik harus dibuat sesuai dengan jadwal. Maka dari itu,
pihak yang berwenang menangani perbendaharaan di SKPKD melakukan antisipasi
secara lebih baik terhadap kemungkinan kekurangan kas, serta melakukan rencana untuk
menghasilkan pendapatan tambahan semisal menggunakan investasi dari kas yang belum
digunakan
PP No 12 Tahun 2019

Dalam praktiknya, pelaksanaan dan penatausahaan harus memperhitungkan


kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya dalam APBD, dan juga harus selaras dengan
indicator-indikator yang telah dibuat sebelumnya. Dengan demikian, anggaran yang
direncanakan bisa sejalan sebagaimana mestinya dan jumlah kesalahan dalam proses
pelaksanaan dan penatausahaan bisa dikurangi. PP 12 tahun 2019 ini juga lebih
menjelaskan dengan tegas terkait dengan fungsi verifikasi dalam SKPD, sehingga dapat
sesuai dengan tujuan awal yaitu penyederhanaan proses pembayaran di SKPKD karena
pelimpahan kewenangan penerbitan SPM kepada SKPD sudah sesuai.

PP 12 tahun 2019 ini juga mengembalikan tugas dan wewenang bendahara


sebagai pemegang kas dan juru bayar yang beberapa tugas dan wewenangnya banyak
beralih kepada Pejabat Pengelola Teknis Kegiatan (PPTK). dan yang menjadi fokus
tujuan PP 12 tahun 2019 ini adalah pemisahan tugas antara siapa pemegang kendali
melakukan otorisasi, siapa yang menyimpan uang, dan siapa yang melakukan pencatatan.
Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kecurangan atau fraud dalam pengelolaan
keuangan daerah dan juga untuk meningkatkan internal control dari pemerintah daerah
itu sendiri.

Dalam PP 12 tahun 2019 juga mengatur tentang penatausahaan kas umum terkait
PPKD selaku BUD
Selain itu dalam pasal 137 dan 138 juga mengatur mengenai penatausahaan
pendapatan daerah

 Kebaruan Dalam PP No 12 Tahun 2019

Pasal 4 Pasal 13
Penegasan bahwa posisi pemilik modal Menjelaskan bahwa tidak hanya pejabat
atau pemegang saham diduduki oelh structural saja yang bisa menjadi PPTK,
kepala daerah pada perusahaan atau tapi pejabat fungsional juga bisa ketika
perseroan daerah tidak adanya pejabat structural.
Pasal 22 Pasal 50
Menjelaskan tentang rincian tugas tim Pemotongan dan atau penundaan dana
anggaran pemerintah daerah transfer umum dilakukan ketika
peengaturan daerah tidak memenuhi
alokasi belanja sesuai dengan perUUan
Pasal 58 Pasal 91
Pengaturan tentang PP menjadi pedoman Penegasan bahwa ketika pejabat terkait
dalam ditambahnya penghasilan kepada tidak sepakat, maka kepala daerah bisa
ASN daerah, selain tu jika mendapat izin menetapkan KUA PPAS dari
dari Menteri terkait juga bisa mendapat rancangannya berdasar dari RKPD
tambahan dari kepala daerah
Pasal 111 dan 112 Pasal 112 ayat 3
Memuat bahwa dapat dilakukannya Menjelaskan tentang pengaturan ketika
pengusulan penundaan atau pemotongan melakukan evaluasi rancangan perda,
dana transfer umum saat evaluasi APBD gubernur dapat berkonsultasi dengan
tidak ditindaklanjuti oleh DPRD mendagri dan menkeu

Pasal 117 Pasal 118


Menjelaskan mengenai pengaturan dalam Memuat tentang pengaturan penyusunan
hal pengelola keuda berhalangan dan penetapan APBD bagi daerah yang
sementara dapat menunjuk pejabat lain belum memiliki DPRD
untuk melaksanakan tugas
Pasal 188
Memuat tentang penegasan bahwa
penggunaan bagan akun standar dalam
mewujudkan statistic keuangan dan
laporan keuangan yang terkonsolidasi,
proses perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan anggaran dan laporan
PENUTUP

Kesimpulan

Dalam hal pengeloalan keuangan daerah, terdapat aturan-aturan yang dibuat oleh
pemerintah, salah satunya adalah PP No 58 Tahun 2005, seiring berjalannya waktu, pasti
terjadi yang dinamakan penambahan kebutuhan dan mungkin juga menyadari tentang
adanya permasalahan yang terjadi dan belum ada aturan yang memuat tentang itu, oleh
karena itu pihak pemerintah merancang kembali peraturan-peraturan yang memuat
tentang pengelolaan keuangan daerah baru yaitu PP No 12 tahun 2019

Dengan disahkannya peraturan baru yaitu PP 12 Tahun 2019 ini menandakan


bahwa PP No 58 Tahun 2005 sudah tidak berlaku lagi, akan tetapi bukan berrarti semua
yang ada di PP No 58 Tahun 2005 tidak dibenarkan lagi, selama hal itu masih relevan
atau sejalan dengan apa yang ada di PP No 12 Tahun 2019, hal itu masih dibenarkan

Dan dengan tergantinya PP No 58 Tahun 2005 dengan PP No 12 Tahun 2019


menandakan bahwa terdapat beberapa keunggulan dan kebaruan yang ada pada PP No 12
Tahun 2019, seperti pasal-pasal yang baru dan seperti yang sudah dijelaskan diatas
mengenai proses penganggaran yang berbasis kinerja bahwa PP No 12 Tahun 2019 ini
menyempurnakan pengaturan menganai dokumen penganggaran, yaitu dengan adanya
unsur kinerja dalam setiap dokumen penganggaran

Dan harapan untuk kedepannya dengan berlakunya PP 12 Tahun 2019 ini adalah
terciptanya proses pengeloalan keuangan daerah yang lebih baik, lebih jelas, lebih efektif
dan lebih efisien, lebih mudahnya diimplementasikan oleh pemerintah daerah, dan tidak
menimbulkan kebingunan bagi pihak internal maupun pihak eksternal
DAFTAR PUSTAKA

Birokrat Sejati, 2010, “PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH”, BIROKRAT SEJATI


(online), Terdapat di : http://noldysalindeho.blogspot.com/2010/09/pengelolaan-keuangan-
daerah.html, (Diakses pada : 18 Maret 2020)

Jogloabang, 2019, “PP 12 tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah”, JOGLOABANG
(online), Terdapat di : https://www.jogloabang.com/ekbis/pp-12-2019-pengelolaan-keuangan-daerah,
(Diakses pada : 18 Maret 2020)

_________, “PAPARAN PERATURAN PEMERINTAH 12 TAHUN 2019 TENTANG


PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH”, Bapedda Litbang Kabupaten Bengkulu selatan (online),
Terdapat pada : http://bappeda.bengkuluselatankab.go.id/wp-content/uploads/2019/09/5.-Paparan-PP-12-
2019-ttg-PKD-Keuda.pdf, (Diakses pada : 18 Maret 2020)

Tana Ngada, “Penjelasan Atas Peraturan Pemerintah 12 Tahun 2019 Tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah”, Tana ngada (online), Terdapat di : https://ngada.org/pp12-2019pjl.htm, (Diakses pada : 18 Maret
2020)

Tana Ngada, “Penjelasan Atas Peraturan Pemerintah 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah”, Tana Ngada (online), Terdapat di : https://ngada.org/pp58-2005pjl.htm, (Diakses pada : 18
Maret 2020)

file:///C:/Users/ASUS/Downloads/PP%20Nomor%2012%20Tahun%202019.pdf

file:///C:/Users/ASUS/Downloads/PP%20NO%2058%20TH%202005.pdf

Anda mungkin juga menyukai