Disusun Oleh:
Mochammad Naufal Farisy 041811333233
Keuangan daerah sendiri bisa diartikan sebagai segala hak dan kewajiban atau bisa
diartikan sebagai biaya yang dikelarkan ketika melaksanakan pemerintahan daerah termasuk
didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban suatu daerah.
Dengan disahkannya PP 12 tahun 2019 maka PP 12 tahun 2019 ini telah menggantikan
semua peraturan sebelumnya terkait dengan Pengelolaan keuangan daerah yang salah satunya
adalah PP No 58 tahun 2005 yang juga memuat tentang pengelolaan keuangan daerah.
Dengan tergantinya PP 58 tahun 2005 dengan PP 12 tahun 2019 maka pastinya terdapat
perbedaan antara kedua PP tersebut dan pastinya di dalam PP 12 tahun 2019 ini terdapat
kelebihan-kelebihan lain yang tidak ada dalam PP 58 tahun 2005 sehingga tergantikan. Lalu apa
saja perbedaan tersebut? itu akan dibahas berikutnya.
Dan dengan digantinya peraturang yang lama yakni PP 58 tahun 2005 dengan PP 12
tahun 2019 harapannya dapat diimplementasikan dengan baik dan dapat mewujudkan sistem
pengelolaan keuangan daerah yang lebih baik, efektif dan efisien
PEMBAHASAN
Dari kedua PP tersebut sama-sama memuat tentang pengelolaan keuangan daerah, oleh
karena itu akan dibahas per poin yang terdapat dalam kedua PP tersebut yaitu :
Dasar Hukum
Ketentuan Umum
PP no 12 Tahun 2019
Dalam PP ini pendekatan kinerja ditekankan pada proses perencanaan dan
penganggaran, dimana pendekatan kinerja ini lebih menggeser penekanan penganggaran
dari yang berfokus kepada pos belanja atau pengeluaran pada kinerja terukur dari
aktivitas dan program kerja itu sendiri karakteristik yang melekat pada pendekatan ini
adalah proses pengklarifikasian anggarannya didasarkan pada kegiatan dan unit
organisasi, setelah membuat indicator yang relevan, pengelompokan anggaran dalam
kegiatan akan memudahkan pihak yang berkepentingan dalam melakukan pengukuran
kinerja.
PP 12 2019 ini menetukan proses penyusunan APBD, dan prosesnya dimulai dari
pembuatan KUA PPAS kemudian dilanjutkan RKA SKPD
Berikut jadwal penyusunan dan penetapan APBD
Berikut adalah proses penyampaian rancangan KUA dan PPAS
Setelah penyampaian rancangan KUA PPAS pada minggu kedua bulan juli yang
disampaikan kepala daerah kepada DPRD dan dalam tenggang waktu 4 minggu terjadi
kesepakatan antara kepala daerah dan DPRD terkait dengan rancangan KUA PPAS
Kemudian diterbitkanlah surat edaran kepala daerah perihal penysusunan RKA SKPD
dan RKA PPKD, lalu dilanjutkan penyusunan RKA SKPD Serta penyusunan peraturan daerah
terkait dengan APBD
Berikut adalah bagan penyusunan RKA SKPD
Kemudian RKA SKPD ini dijadikan sebagai dasar untuk membuat rancangan peraturan
daerah mengenai APBD dan rancangan perkada tentang penjabaran APBD
Berikut adalah bagan penyiapan rancangan peraturan daerah tentang APBD
Rancangan perda dan perkada yang telah disusun oleh kepala daerah kemudian diajukan
kepada DPRD untuk dibahas sehingga mencapai kesepaktan bersama. Rancangan perda dan
perkada tersebut kemudian diajukan kepada gubernur sebagai wakil pemerintah pusat untuk
kabupaten/kota atau menteri untuk provinsi guna dievaluasi
Hasil evaluasi yang menyatakan rancangan perda dan perkada sudah sesuai dengan
dokumen yang mendukung, dijadikan dasar oleh kepala daerah untuk menetapkan rancangan
peraturan daerah menjadi peraturan daerah tentang APBD
Berikut adalah bagan proses evaluasi peraturan daerah
Hasil evaluasi yang menyatakan rancangan perda dan perkada sudah sesuai dengan
dokumen yang mendukung, dijadikan dasar oleh kepala daerah untuk menetapkan perda APBD
dan perkada penjabaran APBD dari masing-masing rancangannya
Indikator konerja dalam APBD sudah dimasukkan dalam format RKA, namun dalam
praktik nyatanya, proses penganggaran yang terjadi selama ini di pemerintahan daerah lebih
fokus pada jumlah uang yang dikeluarkan dibandingkan keluaran dan hasil yang akan dicapai.
Hal ini terjadi akibat kurangnya informasi tentang keluaran dan hasil dalam dokumen
penganggaran yang ada, oleh karena itu PP 12 2019 ini menutup kelemahan pengaturan
menganai dokumen penganggaran, yaitu dengan adanya aspek kinerja dalam setiap dokumen
penganggaran
Pelaksanaan Dan Penatausahaan
PP No 58 Tahun 2005
Dalam PP ini kepala daerah berkedudukan sebagai pemegang kekuasaan
penyelenggaraan pemerintahan daerah dan juga sebagai pemegang kekuasaan dalam
pengelolaan keuangan daerah. Selanjutnya kekuasaan tersebut dilaksanakan oleh kepala
SKPKD yang bertindak sebagai pejabat pengelola keuangan daerah dan dilaksanakan
oleh SKPD selaku pejabat pengguna anggaran/barang daerah di bawah koordinasi sekda.
Hal ini akan lebih memperjelas terkait pembagian wewenang dan tanggung jawab,
terjalankannya proses, dan juga untuk melakukan upaya peningkatan profesionalisme
dalam pelaksanaan pemerintahan daerah.
Dan didalam PP ini dipejelas juga mengenai posisi SKPD sebagai instansi PA dan
pelaksana program. Dan juga menetapkan posisi SKPKD sebagai BUD. Dengan
dilakukannya pemusatan ini, berakibat pada fungsi perbendaharaan akan dipusatkan di
SKPKD. Akan tetapi dalam hal menyelesaikan proses pembayaran yang bernilai kecil
dengan cepat, mengharuskandibentuknya kas kecil unit PA. Dan pihak yang memegang
kas kecil ini harus bertanggung jawab mengelola dana yang jumlahnya lebih dibatasi atau
biasa disebut dengan bendahara dalam pemda.
Dalam hal yang berhubungan dengan pengeluaran dan pembayaran, fungsi
penerbitan SPM dialihkan ke SKPD guna meningkatkan pertanggungjawaban dan
akuntabilitas SKPD serta untuk menghindari pelaksanaan verifikasi dan penerbitan SPM
berada dalam satu kewenangan pada SKPD. Hal ini pun diharapkan dapat
menyederhanakan seluruh proses pembayaran.
Kewenangan penerbitan SPM kepada SKPD berakibat pada jadwal penerimaan
dan pengeluaran kas secara periodik harus dibuat sesuai dengan jadwal. Maka dari itu,
pihak yang berwenang menangani perbendaharaan di SKPKD melakukan antisipasi
secara lebih baik terhadap kemungkinan kekurangan kas, serta melakukan rencana untuk
menghasilkan pendapatan tambahan semisal menggunakan investasi dari kas yang belum
digunakan
PP No 12 Tahun 2019
Dalam PP 12 tahun 2019 juga mengatur tentang penatausahaan kas umum terkait
PPKD selaku BUD
Selain itu dalam pasal 137 dan 138 juga mengatur mengenai penatausahaan
pendapatan daerah
Pasal 4 Pasal 13
Penegasan bahwa posisi pemilik modal Menjelaskan bahwa tidak hanya pejabat
atau pemegang saham diduduki oelh structural saja yang bisa menjadi PPTK,
kepala daerah pada perusahaan atau tapi pejabat fungsional juga bisa ketika
perseroan daerah tidak adanya pejabat structural.
Pasal 22 Pasal 50
Menjelaskan tentang rincian tugas tim Pemotongan dan atau penundaan dana
anggaran pemerintah daerah transfer umum dilakukan ketika
peengaturan daerah tidak memenuhi
alokasi belanja sesuai dengan perUUan
Pasal 58 Pasal 91
Pengaturan tentang PP menjadi pedoman Penegasan bahwa ketika pejabat terkait
dalam ditambahnya penghasilan kepada tidak sepakat, maka kepala daerah bisa
ASN daerah, selain tu jika mendapat izin menetapkan KUA PPAS dari
dari Menteri terkait juga bisa mendapat rancangannya berdasar dari RKPD
tambahan dari kepala daerah
Pasal 111 dan 112 Pasal 112 ayat 3
Memuat bahwa dapat dilakukannya Menjelaskan tentang pengaturan ketika
pengusulan penundaan atau pemotongan melakukan evaluasi rancangan perda,
dana transfer umum saat evaluasi APBD gubernur dapat berkonsultasi dengan
tidak ditindaklanjuti oleh DPRD mendagri dan menkeu
Kesimpulan
Dalam hal pengeloalan keuangan daerah, terdapat aturan-aturan yang dibuat oleh
pemerintah, salah satunya adalah PP No 58 Tahun 2005, seiring berjalannya waktu, pasti
terjadi yang dinamakan penambahan kebutuhan dan mungkin juga menyadari tentang
adanya permasalahan yang terjadi dan belum ada aturan yang memuat tentang itu, oleh
karena itu pihak pemerintah merancang kembali peraturan-peraturan yang memuat
tentang pengelolaan keuangan daerah baru yaitu PP No 12 tahun 2019
Dan harapan untuk kedepannya dengan berlakunya PP 12 Tahun 2019 ini adalah
terciptanya proses pengeloalan keuangan daerah yang lebih baik, lebih jelas, lebih efektif
dan lebih efisien, lebih mudahnya diimplementasikan oleh pemerintah daerah, dan tidak
menimbulkan kebingunan bagi pihak internal maupun pihak eksternal
DAFTAR PUSTAKA
Jogloabang, 2019, “PP 12 tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah”, JOGLOABANG
(online), Terdapat di : https://www.jogloabang.com/ekbis/pp-12-2019-pengelolaan-keuangan-daerah,
(Diakses pada : 18 Maret 2020)
Tana Ngada, “Penjelasan Atas Peraturan Pemerintah 12 Tahun 2019 Tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah”, Tana ngada (online), Terdapat di : https://ngada.org/pp12-2019pjl.htm, (Diakses pada : 18 Maret
2020)
Tana Ngada, “Penjelasan Atas Peraturan Pemerintah 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah”, Tana Ngada (online), Terdapat di : https://ngada.org/pp58-2005pjl.htm, (Diakses pada : 18
Maret 2020)
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/PP%20Nomor%2012%20Tahun%202019.pdf
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/PP%20NO%2058%20TH%202005.pdf