Anda di halaman 1dari 38

Desentralisasi dan Otonomi

Daerah
AGUS SJAFARI

BSP Perencanaan Keuangan Daerah 1


DESENTRALISASI

OTONOMI
DAERAH

DEMOKRATISASI GOOD
GOVERNANCE

BSP Perencanaan Keuangan Daerah 2


Klasifikasi Urusan Pemerintahan
(UU No. 23 Tahun 2014)
Pasal 9
1. Urusan Pemerintahan terdiri atas urusan pemerintahan absolut,
urusan pemerintahan konkuren, dan urusan pemerintahan umum.
2. Urusan pemerintahan absolut sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah Urusan Pemerintahan yang sepenuhnya menjadi
kewenangan Pemerintah Pusat.
3. Urusan pemerintahan konkuren sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) adalah Urusan Pemerintahan yang dibagi antara Pemerintah
Pusat dan Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota.
4. Urusan pemerintahan konkuren yang diserahkan ke Daerah menjadi
dasar pelaksanaan Otonomi Daerah.
5. Urusan pemerintahan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden
sebagai kepala pemerintahan.
Klasifikasi Urusan Pemerintahan
(UU No. 23 Tahun 2014)
Pasal 10 ayat 1:
1. Urusan pemerintahan absolut sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) meliputi:
a. politik luar negeri;
b. pertahanan;
c. keamanan;
d. yustisi;
e. moneter dan fiskal nasional; dan
f. agama.
Klasifikasi Urusan Pemerintahan
(UU No. 23 Tahun 2014)
Pasal 11
1. Urusan pemerintahan konkuren sebagaimana di
maksud dalam Pasal 9 ayat (3) yang menjadi
kewenangan Daerah terdiri atas Urusan
Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan
Pilihan.
2. Urusan Pemerintahan Wajib sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terdiri atas Urusan Pemerintahan
yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar dan
Urusan Pemerintahan yang tidak berkaitan dengan
Pelayanan Dasar.
Klasifikasi Urusan Pemerintahan
(UU No. 23 Tahun 2014)
Pasal 12
1. Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan
Pelayanan Dasar sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 11 ayat (2) meliputi:
a. pendidikan;
b. kesehatan;
c. pekerjaan umum dan penataan ruang;
d. perumahan rakyat dan kawasan permukiman;
e. ketenteraman, ketertiban umum, dan
pelindungan masyarakat; dan
f. sosial.
Klasifikasi Urusan Pemerintahan
(UU No. 23 Tahun 2014)
Pasal 13
1. Pembagian urusan pemerintahan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah provinsi
serta Daerah kabupaten/kota
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9
ayat (3) didasarkan pada prinsip
akuntabilitas, efisiensi, dan
eksternalitas, serta kepentingan
strategis nasional.
Klasifikasi Urusan Pemerintahan
(UU No. 23 Tahun 2014)
3. Reformasi Keuangan Daerah
serta Siklus dan Prinsip-prinsip
Manajemen Keuangan Daerah

9
KEUANGAN DAERAH

Adalah semua hak dan kewajiban


daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan
daerah yg dapat dinilai dgn uang,
termasuk segala bentuk kekayaan
yg berhubungan dgn hak dan
kewajiban daerah
REFORMASI HUKUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

ORBA REFORMASI REFORMASI


(Sentralistik) Sis Peng I II
Keuda

UU. No 5/1974 UU. No 22/1999 UU. No 17/2003


Pgrusan, Ptgjwaban, pgwasan KeuDa
TtcaraUU. No 25/1999
Pyusunan Anggaran & Belanja Daerah
UU. No 1/2004
UU. No 15/2004
PP No 5/1975 UU. No 25/2004
PP No 6/1975 UU. No 32/2004
PP. No 5/2000
UU. No 33/2004
PP. No 24/2005
Man. Adm.
Keu. Da Kepmendagri
Pengelolaan PP. No 58/2005
Keuangan Daerah 29/2002

Perda Pokok-pokok Permendagri


Pengelolaan KeuDa 13/2006 &
59/2007
Peraturan/Keputusan
KDH
REFORMASI III
UU. No 23/2014 Tentang
Pemerintahan Daerah
Bab XI Keuangan Daerah
UU No. 23 Tahun 2014 ps. 280
SIKLUS PENGELOLAAN
KEUANGAN DAERAH
PERENCANAAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN

Proses Pelaksanaan & Evaluasi &


Penganggaran Penatausahan APBD Pemeriksaan

APBD

Renja
PPAS LAP.
SKPD HASIL EVALUASI
PELAKSANAAN
ANGGARAN & PEMERIKSAAN

RKPD KUA

Musrenbang
PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN
KEUANGAN DAERAH
 TRANSPARANSI, seluruh anggota masyarakat
memiliki hak & akses yg sama utk mengetahui
proses anggaran & pengelolaan keuangan
daerah
 AKUNTABILITAS, seluruh proses pengelolaan
keuangan daerah harus dpt dilaporkan &
dipertanggungjawabkan kpd DPRD &
Masyarakat
 VALUE FOR MONEY, menekankan prinsip
EKONOMI, EFISIENSI, & EFEKTIVITAS.
Penyediaan Informasi Pemda
(Ps. 391-395)
 Pemda WAJIB menyediakan dan
Mengumumkan informasi Pembangunan
dan KEUANGAN Daerah kepada
Masyarakat
 Informasi Keuangan paling sedikit
memuat informasi mengenai anggaran,
pelaksanaan anggaran, dan laporan
keuangan.
Kegunaan Informasi Keuangan
Pemda
a. membantu kepala daerah dalam menyusun anggaran Daerah
dan laporan pengelolaan keuangan Daerah;
b. membantu kepala daerah dalam merumuskan kebijakan
keuangan Daerah;
c. membantu kepala daerah dalam melakukan evaluasi kinerja
keuangan Daerah;
d. membantu menyediakan kebutuhan statistik keuangan Daerah;
e. mendukung keterbukaan informasi kepada
masyarakat;
f. mendukung penyelenggaraan sistem informasi keuangan Daerah
secara nasional; dan
g. melakukan evaluasi pengelolaan keuangan Daerah.
PERENCANAAN
KEUANGAN PEMERINTAH
DAERAH
Pendekatan Perencanaan Pembangunan

1. Pendekatan teknokratis menggunakan


metode dan kerangka berpikir ilmiah
untuk mencapai tujuan dan sasaran
pembangunan Daerah.
2. Pendekatan partisipatif dilaksanakan
dengan melibatkan berbagai pemangku
kepentingan.
Pendekatan Perencanaan Pembangunan

3. Pendekatan politis dilaksanakan dengan


menerjemahkan visi dan misi kepala daerah
terpilih ke dalam dokumen perencanaan
pembangunan jangka menengah yang dibahas
bersama dengan DPRD.
4. Pendekatan atas-bawah dan bawah-atas
merupakan hasil perencanaan yang diselaraskan
dalam musyawarah pembangunan yang
dilaksanakan mulai dari Desa, Kecamatan,
Daerah kabupaten/kota, Daerah provinsi, hingga
nasional.
Dokumen perencanaan
pembangunan Daerah terdiri atas:
 RPJPD merupakan penjabaran dari visi, misi, arah kebijakan, dan
sasaran pokok pembangunan Daerah jangka panjang untuk 20 (dua
puluh) tahun yang disusun dengan berpedoman pada RPJPN dan
rencana tata ruang wilayah.
 RPJMD sebagaimana merupakan penjabaran dari visi, misi, dan
program kepala daerah yang memuat tujuan, sasaran, strategi, arah
kebijakan, pembangunan Daerah dan keuangan Daerah, serta program
Perangkat Daerah dan lintas Perangkat Daerah yang disertai dengan
kerangka pendanaan bersifat indikatif untuk jangka waktu 5 (lima)
tahun yang disusun dengan berpedoman pada RPJPD dan RPJMN.
 RKPD sebagaimana merupakan penjabaran dari RPJMD yang memuat
rancangan kerangka ekonomi Daerah, prioritas pembangunan Daerah,
serta rencana kerja dan pendanaan untuk jangka waktu 1 (satu) tahun
yang disusun dengan berpedoman pada Rencana Kerja Pemerintah
dan program strategis nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat
Prosedur Penyusunan APBD
(Ps. 310)
1. Kepala daerah menyusun KUA dan PPAS
berdasarkan RKPD utk diajukan kepada DPRD untuk
dibahas bersama.
2. KUA serta PPAS yang telah disepakati kepala
daerah bersama DPRD menjadi pedoman Perangkat
Daerah dalam menyusun rencana kerja dan anggaran
satuan kerja Perangkat Daerah.
3. Rencana kerja dan anggaran (RKA) satuan kerja
perangkat Daerah disampaikan kepada pejabat
pengelola keuangan Daerah sebagai bahan
penyusunan rancangan Perda tentang APBD tahun
berikutnya.
Prosedur Penyusunan APBD
(Ps. 311)
4. Rancangan Perda tentang APBD disertai penjelasan
dan dokumen-dokumen pendukungnya yg telah
disusun kemudian oleh Kepala daerah disampaikan
kepada DPRD sesuai dengan waktu yang
ditentukan oleh ketentuan peraturan perundang-
undangan untuk memperoleh persetujuan bersama.
5. Rancangan Perda tersebut dibahas kepala daerah
bersama DPRD dengan berpedoman pada RKPD,
KUA, dan PPAS untuk mendapat persetujuan
bersama.
Prosedur Penyusunan APBD
(Ps. 314 & 315)
6. Rancangan Perda Provinsi/Kabupaten/Kota tentang APBD yang telah
disetujui bersama dan rancangan peraturan gubernur/bupati/walikota
tentang penjabaran APBD sebelum ditetapkan oleh
gubernur/bupati/walikota, disampaikan kepada Menteri/Gubernur untuk
dievaluasi, dilampiri RKPD, serta KUA dan PPAS yang disepakati
antara kepala daerah dan DPRD.
7. Menteri/Gubernur mengevaluasi rancangan Perda
Provinsi/Kabupaten/Kota tentang APBD dan rancangan peraturan
gubernur/bupati/walikota tentang penjabaran APBD untuk menguji
kesesuaian rancangan Perda Provinsi tentang APBD dan rancangan
peraturan gubernur tentang penjabaran APBD dengan:
a) ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi;
b) kepentingan umum;
c) RKPD serta KUA dan PPAS; dan
d) RPJMD.
Menjadi pedoman perumusan visi, misi,
RPJPD
dan program calon kepala daerah.

digunakan sebagai instrumen evaluasi


RPJMD penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

Memuat: tujuan, sasaran, program, dan kegiatan pembangunan


Restrada dalam rangka pelaksanaan Urusan Pemerintahan Wajib
dan/atau Urusan Pemerintahan Pilihan sesuai dengan tugas dan
fungsi setiap Perangkat Daerah.

menjadi pedoman kepala daerah dalam


RKPD menyusun KUA serta PPAS. .
Struktur pendapatan daerah
Dana Alokasi Umum (Ps. 290)
DAU suatu Daerah dialokasikan atas dasar CELAH FISKAl.

CELAH KEBUTUHAN KAPASITAS


= -
FISKAL FISKAL FISKAL
Dana Alokasi Khusus (Ps. 292)
DAK merupakan dana dari APBN yg dialokasikan pada
Daerah untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan
Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.

Menteri
Gubernur
Teknis/Kepala
Menteri Ka.
Lembaga
BAPPENAS Menteri
Mengusulkan
Keuangan
Kegiatan Khusus

Menetapkan
Kegiatan Menetapkan
Khusus dlm Alokasi
Rencana Kerja Anggaran
Pemerintah
UU No. 23/2014 Ps. 294
 Dana otonomi khusus merupakan dana yg dialokasikan
kepada Daerah yang memiliki otonomi khusus sesuai
dengan ketentuan undang-undang mengenai otonomi khusus
(DKI, Papua, Papua Barat, NAD).
 Dana keistimewaan merupakan dana yg dialokasikan kepada
Daerah istimewa sesuai dengan ketentuan undang-undang
mengenai keistimewaan (DIY).
 Dana Desa merupakan dana yg dialokasikan oleh Pemerintah
Pusat untuk mendanai penyelenggaraan pemerintahan,
pelaksanaan pembangunan, dan pembinaan
kemasyarakatan, serta pemberdayaan masyarakat Desa
berdasarkan kewenangan dan kebutuhan Desa sesuai
dengan ketentuan undang-undang mengenai Desa.
Belanja Daerah adalah semua
kewajiban Daerah yang
diakui sebagai pengurang nilai
kekayaan bersih dalam
periode tahun anggaran yang
bersangkutan
Pembiayaan adalah setiap
penerimaan yang perlu dibayar
kembali dan/atau pengeluaran
yang akan diterima kembali,
baik pada tahun anggaran
yang bersangkutan maupun
pada tahun-tahun anggaran
berikutnya.
UU No. 23/2014 Ps. 300
Kepala daerah dpt menerbitkan obligasi
untuk membiayai infrastruktur dan/atau
investasi yang menghasilkan penerimaan
Daerah setelah:
1.Mendapat persetujuan DPRD;
2.Memperoleh pertimbangan dari Mendagri;
3.Mendapat persetujuan dari Menkeu
Jenis2 Pengeluaran Pembiayaan
1. pembayaran cicilan pokok utang yang
jatuh tempo;
2. penyertaan modal Daerah;
3. pembentukan dana cadangan; dan/atau
4. pengeluaran pembiayaan lainnya sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Jenis2 Penerimaan Pembiayaan
1. sisa lebih perhitungan anggaran tahun
sebelumnya;
2. pencairan dana cadangan;
3. hasil penjualan kekayaan Daerah yang
dipisahkan;
4. pinjaman Daerah; dan
5. penerimaan pembiayaan lainnya sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
PINJAMAN DAERAH
 Pinjaman Jangka Panjang, yg digunakan
utk membiayai pembangunan sarana &
prasarana sbg aset daerah yg
menghasilkan penerimaan utk
pembayaran pinjaman tsb., sekaligus
memberi manfaat pelayanan umum.
 Pinjaman Jangka Pendek, hanya dlm
rangka pengelolaan kas daerah

Anda mungkin juga menyukai