Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan undang-undang No. 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan


pada tanggal 16 Januari 2009, maka pada prinsipnya keseluruhan kebijakan
penyelenggaraan kepariwisataan di Indonesia harus mendasarkan diri pada prinsip
dan kaidah yang terdapat pada undang-undang Kepariwisataan beserta segenap
peraturan perundangan pelaksanannya (Sunaryo, B., 2013:99).
Melalui Undang-undang kepariwisataan No 10 Tahun 2009, sektor
pariwisata diberikan kesempatan untuk berkontribusi dalam pembangunan
pariwisata dengan diperluasnya jenis dan industri yang dikembangkan
berdasarkan lingkup kepariwisataan. Dengan dorongan tersebut maka peran
pariwisata menjadi tumbuh dan berkembang pesat.
Hal tersebut dapat dilihat dari kinerja pariwisata akhir-akhir ini. Seperti
dilaporkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada awal tahun 2014,
kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada tahun 2013 mencapai 8,8
juta orang atau tumbuh 9,42 persen dibandingkan tahun 2012, dengan devisa yang
dihasilkan mencapai lebih dari Rp. 80 triliun (US$ 10,35 milyar) selama tahun
2013. Sementara itu, total perjalanan wisatawan nusantara yang jumlahnya lebih
dari 245 juta perjalanan menghasilkan lebih dari Rp. 170 triliun (US$ 18,5
milyar). Dari jumlah tersebut, Provinsi Banten memperoleh kunjungan wisatawan
mancanegara sebanyak 189.269 orang (2,35% dari total wisatawan mancanegara
ke Indonesia) dan 24.397.233 kunjungan wisatawan nusantara atau sekitar 9,96%
dari total kunjungan wisatawan nusantara.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Provinsi Banten tahun 2015 Objek Wisata Banten Lama menempati urutan kedua
sebagai Objek wisata yang diminati wisatawan di Provinsi Banten dengan
presentase 13,24 % untuk objek wisata yang diminati wisatawan mancanegara dan
19,85% objek wisata yang diminati wisatawan lokal. Sementara itu berdasarkan
data dari Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata dan Budaya tahun 2015, Kota Serang
sebagai ibu kota provinsi banten memiliki beberapa objek wisata. Banten Lama
merupakan destinasi yang paling banyak dikunjungi dengan presentase 31,23 %.

1
Jika dilihat dari minat wisatawan, Banten lama merupakan objek wisata di Kota
Serang yang sangat berpotensi untuk dikembangkan. Data mengenai objek wisata
yang sering dikunjungi di Kota Serang dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1
Objek Wisata Yang Sering Dikunjungi Wisatawan
di Kota Serang
No Jenis Objek Wisata Persentase (%)
1 Banten Lama 31,23
2 Pulau tiga, pulau empat, dan pulau lima 20,57
3 Cagar alam pulau dua 16,70
4 Wisata kuliner sawah luhur 9,88
5 Rumah hutan Cidampit 7,33
6 Wisata Air (Kolam Renang) 5,56
7 Museum Negeri Banten 3,39
8 Goa di makam Ki Mas Jong dan Agus Ju (Banten Girang) 2,82
9 Lainnya 2,52
Total 100,00
Sumber : Disporparbud Kota Serang 2015

Perencanaan dan pengembangan kawasan wisata budaya merupakan salah


satu bentuk konkrit dari pelestarian budaya dan manfaat bagi pengembangan
kepariwisataan baik yang memiliki nilai-nilai pelestarian aset budaya, agar aset
budaya tersebut dapat berfungsi lebih optimal untuk peningkatan dan pemahaman
masyarakat akan pentingnyakarya-karya budaya bangsa dalam bentuk manajemen
pengelolaan kebudayaan dan kepariwisataan yang baik. Kawasan wisata budaya
merupakan implementasi yang didasari kepada dua kepentingan yaitu mengembangkan
kebudayaan dan kebudayaan sebagai bagian penting dalam menumbuhkembangkan
kekuatan budaya lokal yang memiliki nilai uniqueselling point sebagai dasar untuk
memasyarakatkan keunggulan komparatif dari segi budayadan kepariwisataan
(Sastrayuda, 2010: 3).
Indonesia adalah negara yang kaya akan kebudayaan. Sebagian besar
kebudayaan tersebut merupakan peninggalan dari kerajaan masa lampau.
Kerajaan-kerajaan tersebut tersebar di beberapa pulau di Indonesia, seperti Pulau
Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Maluku. Di sebelah barat Pulau Jawa terdapat
beberapa kerajaan yang cukup berjaya pada masanya, salah satunya adalah
Kesultanan Banten. Saat ini merupakan bagian dari provinsi Banten.

2
Di dalam Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional
(RIPPARNAS), secara nasional pada tahun 2011 telah ditetapkan bahwa di
seluruh wilayah Indonesia terdapat 50 Destinasi Pariwisata Nasional (DPN), 222
Kawasan Pegembangan Pariwisata Nasional dan didalamnya telah ditetapkan ada
88 Kawasan Strategi Pariwisata Nasional (KSPN), salah satunya adalah kawasan
Banten lama.(Sunaryo,B., 2013:104)
Banten yang merupakan provinsi hasil pemekaran dari Provinsi Jawa
Barat memilki potensi di bidang pariwisata salah satunya wisata sosial budaya di
Kawasan Strategis Banten lama. Secara geografis, Banten Lama terletak di
propinsi Banten dan berada di dua Kota/Kabupaten, yaitu Kota Serang dan
Kabupaten Serang.
Pada awal berkembangnya, Banten merupakan daerah kekuasaan
Kerajaan Pajajaran. Namun pada tahun 1524, wilayah Banten berhasil dikuasai
oleh Kerajaan Demak di bawah pimpinan Syarif Hidayatullah. Pada waktu di
Demak terjadi perebutan kekuasaan, Banten melepaskan diri dan tumbuh menjadi
kerajaan besar. Setelah itu, kekuasaan Banten diserahkan kepada Sultan
Hasanudin, putra Syarif Hidayatullah. Sultan Hasanudin dianggap sebagai peletak
dasar Kesultanan Banten. Banten menghasilkan rempah-rempah lada yang
menjadi perdagangan utama bangsa Eropa menuju Asia. Kesultanan Banten
menjadi penguasa jalur pelayaran dan perdagangan yang melalui Selat Sunda.
Dengan posisi yang strategis ini, Kesultanan Banten berkembang menjadi
kerajaan besar di Pulau Jawa dan bahkan menjadi saingan berat bagi VOC di
Batavia. VOC merupakan perserikatan dagang yang dibuat oleh kolonial Belanda
di wilayah kepulauan Nusantara. Kerajaan Banten mencapai puncak kejayaan
pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa yang telah memajukan wilayah
perdagangan. Wilayah perdagangan Banten berkembang sampai ke bagian selatan
Pulau Sumatera dan sebagian wilayah Pulau Kalimantan. Sultan Ageng Tirtayasa
merupakan salah satu raja yang gigih menentang pendudukan VOC di Indonesia.
Kekuatan politik dan angkatan perang Banten maju pesat di bawah
kepemimpinannya. Namun akhirnya VOC menjalankan politik adu domba antara
Sultan Ageng dan putranya, Sultan Haji. Berkat politik adu domba tersebut,
Sultan Ageng Tirtayasa kemudian berhasil ditangkap dan dipenjarakan di Batavia
hingga wafat pada tahun 1629 Masehi.

3
Untuk lebih jelasnya Gambaran mengenai Kesultanan Banten dapat dilihat
pada Gambar 1 di bawah ini.

Gambar 1
Kesultanan Banten Abad 16
(Sumber: Dokumentasi Museum Kepurbakalaan Banten Lama)

Kini masyarakat Indonesia masih dapat melihat peninggalan kejayaan


Kerajaan Banten yakni Kawasan Strategis Banten Lama. Kota Kuno Banten
banyak menyimpan potensi tentang perkembangan sejarah Kesultanan Islam di
Banten, setiap tahunnya selalu ada peziarah dan wisatawan datang untuk berziarah
maupun menikmati keindahan peninggalan Kesultanan banten seperti sekedar
mengamati, dan foto-foto. Situs-situs dari sisa kejayaan banten lama menjadi daya
tarik utama. Masjid Agung Banten, Makam keluarga sultan, Keraton Surosowan,
Kaibon, Benteng Spelwijk, Danau Tasikardi dan lain-lain merupakan warisan
budaya yang dapat dikembangkan menjadi objek wisata yang menarik.
Peninggalan masa lalu memiliki nilai keunikan yang tinggi yang tidak dimiliki
oleh hasil-hasil budaya masa kini.
Potensi yang besar itu tidak didukung dengan adanya sarana dan prasarana
yang memadai. Selain itu, kurang optimalnya pengelolaan dari Pemerintah Pusat
(Balai Pelestarian Cagar Budaya), Pemerintah Propinsi Banten maupun
Pemerintah Kab/Kota Serang, serta kenadziran Banten. Potensi wisata tersebut

4
belum dikelola secara optimal karena saat ini yang menjadi tujuan utama
wisatawan yaitu berziarah di kawasan masjid Agung Banten, sedangkan objek-
objek yang lain tidak semua wisatawan mengunjunginya karena kurangnya
informasi mengenai objek-objek lainnya. Akibatnya kontribusi terhadap
pembangunan daerah masih sangat kecil sehingga perlu mendapat perhatian agar
potensi wisata yang ada dapat dikelola secara profesional dan diharapkan dapat
menjadi salah satu andalan sumber PAD (Pendapatan Asli Daerah). Hal yang
patut menjadi perhatian lainnya yaitu kondisi situs-situs yang tidak terawat dan
kumuh. Letak Banten Lama yang berada di pemukiman warga menjadikan situs-
situs bersejarah dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai lapangan bola,
berternak, dan membuang sampah. Kondisi ini sangat memprihatinkan karena
seharusnya warisan budaya yang bernilai sejarah harus dilestarikan dan juga
sebagai daerah tujuan wisata tentunya perlu dikelola dengan baik agar potensi
yang ada dapat dikembangkan secara optimal.
Secara legitimasi Kawasan Strategis Banten Lama memiliki dasar hukum
yang kuat, dalam RIPPARNAS Kawasan Banten Lama ditetapkan sebagai
Kawasan Wisata Budaya (Perkotaan, peninggalan sejarah, etnik/ tradisi).
Sedangkan di tingkat provinsi Kawasan Strategis Banten Lama merupakan
Kawasan Strategis dari sudut kepentingan sosial-budaya sesuai dengan RTRW
provinsi Banten 2010-2030 dengan mengembangkan Banten Lama sebagai wisata
religi beserta situs kepurbakalaannya. Begitu pula dengan Pemerintah Kota
Serang memiliki dasar hukum terkait Kawasan Strategis Banten Lama yakni
RTRW Kota Serang 2010-2030 yang menetapkan Banten Lama sebagai Kawasan
Strategis Kota dari sudut kepentingan sosial-budaya.
Berdasarkan latar belakang tersebut , maka dari itu saya tertarik
melakukan penelitian dengan judul Arahan Pengembangan Wisata Sosial Budaya
di Kawasan Strategis Banten Lama Kota Serang.

1.2 Rumusan Masalah

Suatu kawasan pada umumnya tidak terlepas dari masalah kawasan itu
sendiri. Hal lain yang terkait dengan masalah itu adalah potensi yang ada di
kawasan tersebut. Dengan potensi tersebut diharapkan permasalahan dapat diatasi.

5
Adapun Rumusan Masalah Kawasan Strategis Banten Lama Kota Serang meliputi
:
1. Bagaimana potensi wisata sosial-budaya di Kawasan Strategis Banten
Lama Kota Serang?
2. Bagaimana kendala wisata sosial-budaya di Kawasan Strategis Banten
Lama Kota Serang ?
3. Bagaimana arahan pengembangan wisata sosial-budaya di Kawasan
Strategis Banten Lama Kota Serang?
1.3 Tujuan Penelitian
Kegiatan penelitian ini memiliki tujuan yang ingin diketahui berdasarkan
latar belakang dan perumusan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya,
tujuan dari penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi potensi wisata sosial-budaya di Kawasan Strategis
Banten Lama Kota Serang
2. Mengidentifikasi kendala wisata sosial-budaya Kawasan Strategis Banten
Lama Kota Serang
3. Arahan pengembangan wisata sosial-budaya Kawasan Strategis Banten
Lama Kota Serang

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian studi ini adalah sebagai
berikut :
1) Sebagai bahan masukan bagi pemerintah Provinsi Banten dan pemerintah
Kota Serang terkait potensi dan kendala yang ada di wilayah penelitian
2) Sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan wisata sosial-budaya
di kawasan strategis Banten Lama Kota Serang.
3) Sebagai masukan bagi pengelola dalam pengembangan wisata sosial-
budaya di Kawasan Strategis Banten Lama Kota Serang
4) Sebagai bahan masukan bagi masyarakat dalam mendukung Kawasan
Strategis Banten Lama Kota Serang
5) Sebagai salah satu referensi bagi pengembangan penelitian selanjutnya

6
1.5 Kerangka Pemikiran
Studi ini diawali dari belum optimalnya pengelolaan Kawasan Strategis
Banten lama oleh instansi yang berwenang. Hal ini dilatarbelakangi karena
kurang memadainya sarana dan prasarana di Kawasan ini. Selain itu saat ini
yang menjadi tujuan utama wisatawan yaitu berziarah di komplek Masjid
Agung Banten saja, sedangkan objek-objek yang lain tidak semua wisatawan
mengunjunginya karena kurangnya informasi mengenai objek-objek lainnya.
Akibatnya kontribusi terhadap pembangunan daerah masih sangat kecil
sehingga perlu mendapat perhatian agar potensi wisata yang ada dapat
dikelola secara profesional dan diharapkan dapat menjadi salah satu andalan
sumber PAD (Pendapatan Asli Daerah).
Hal ini mendasari dalam penentuan tujuan studi untuk mengetahui potensi,
kendala serta prospek pengembangan khususnya pada Kawasan Strategis
Banten, Lama sesuai dengan kebijakan-kebijakan yang ada pada Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi Banten, Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Serang,
RIPPDA Provinsi Banten , dan RIPPARDA Kota Serang.
Untuk mengetahui potensi dan kendala wisata sosial budaya yang ada di
kawasan Strategis Banten Lama, maka perlu dilakukan Arahan terkait hal
tersebut. Beberapa hal yang perlu diidentfikasi antara lain aksesibilitas dan
transportasi menuju Kawasan Strategis Banten Lama, sarana dan prasarana
wisata, objek dan daya tarik wisata, sumber informasi wisata, dan
kelembagaan dengan melakukan survey dan metode analisis deskriptif, serta
tabulasi questioner.
Hasil dari tahap analisis tersebut diharapkan dapat mengetahui potensi
wisata sosial budaya yang ada di Kawasan Strategis Banten Lama serta
kendala yang menjadikan wisata di Kawasan Strategis Banten Lama kurang
berkembang sehingga dapat dihasilkan prospek dan arahan pengembangan
wisata social budaya Kawasan Strategis Banten Lama sebagai salah satu objek
wisata di Provinsi Banten pada umumnya dan Kota Serang pada khususnya.
Untuk lebih jelas mengenai kerangka pemikiran dari studi ini, dapat dilihat
pada Gambar 2.

7
Latar Belakang
- Kawasan Strategis Banten Lama memiliki potensi sejarah
peninggalan kejayaan Kesultanan Banten
- Potensi yang dimiliki Kawasan Strategis Banten Lama, tidak
didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai
- Kurangnya informasi bagi wisatawan mengenai objek daya
tarik wisata selain Komplek Masjid Agung Banten
- Belum optimalnya pengelolaan oleh pemerintah pusat (Balai
Pelestarian Cagar Budaya), pemerintah provinsi Banten,
pemerintah Kota Serang

Tujuan Studi
 Mengidentifikasi potensi wisata sosial-budaya di kawasan
strategis Banten Lama
 Mengidentifikasi kendala wisata sosial-budaya di kawasan
strategis Banten Lama
 Arahan pengembangan wisata sosial-budaya di kawasan
strategis banten lama

Gambaran Umum Wilayah Studi

 Identifikasi objek daya tarik wisata Metode


Analisis
 Identifikasi aksesibilitas dan Pengumpulan Data
- Metode
transportasi  Data Primer
Deskriptif
 Identifikasi sosial-budaya  Data Sekunder
 Identifikasi sarana dan prasarana wisata
 Identifikasi kelembagaan

Potensi Wisata Sosial-Budaya Kawasan Kendala Wisata Sosial-Budaya Kawasan


Strategis Banten Lama Strategis Banten Lama
- -

Arahan Pengembangan Wisata Sosial-Budaya di


Kawasan Strategis Banten Lama

Gambar 2 Kerangka Pemikiran Arahan Pengembangan Wisata Sosial-Budaya di


Kawasan Strategis Banten Lama

8
1.6 Sistematika Pembahasan
Pembahasan dilakukan berdasarkan pendekatan yang telah dilakukan
sebelumnya. Ada pun secara garis besar, sistematika pembahasan dari tugas akhir
ini terdiri atas enam bab, yaitu sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi uraian tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan,
manfaat penelitian, kerangka pemikiran, dan sistematika pembahasan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi uraian penjelasan tentang landasan teori berkaitan dengan
pariwisata dan kebijakan-kebijakan terkait
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang tahap-tahap dalam pelaksanaan penelitian yang
meliputi ruang lingkup penelitian, metode pengumpulan data, metode
pendekatan dan metode analisa.
BAB IV GAMBARAN UMUM
Bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum Kota Serang dan wilayah
studi.
BAB V IDENTIFIKASI WISATA SOSIAL-BUDAYA DI KAWASAN
STRATEGIS BANTEN LAMA KOTA SERANG
Bab ini berisikan hasil pengidentifikasian potensi dan kendala pengembangan
wisata sosial-budaya di Kawasan Strategis Banten Lama
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dan saran-saran dari hasil penelitian sebagai bahan
masukan dalam Pengembangan wisata sosial-budaya di Kawasan Strategis
Banten Lama.

9
`

10

Anda mungkin juga menyukai