Anda di halaman 1dari 33

1

PENYUSUNAN PRAKIRAAN MAJU &


REVIU ANGKA DASAR

DISAJIKAN KEMBALI OLEH:


Dr. ANDI KUSUMAWATI, SE.,M.SI.,Ak.,ASEAN CPA

Makassar, 9 Juni 2022


TIGA PILAR PENGANGGARAN
• Kerangka Kebijakan Fiskal Jangka Menengah (Medium Term Fiscal Framework)
yang dilaksanakan secara konsisten (aggregate fiscal discipline);

• Alokasi pada prioritas untuk mencapai manfaat yang terbesar dari dana yang
terbatas (Alocative Efficiency) yaitu melalui penerapan kerangka pengeluaran
jangka menengah (Medium Term Expenditure Framework) yang terdiri dari
penerapan perkiraan maju (Forward Estimates), anggaran berbasis kinerja
(performance based budgeting) dan anggaran terpadu (Unified Budget);

• Efisiensi dalam pelaksanaan dengan meminimalkan biaya untuk mencapai


sasaran yang telah ditetapkan (Technical and Operational Efficiency)
“Ketentuan mengenai penyusunan dan penetapan APBN/APBD dalam
undang-undang ini meliputi:

Amanat • penegasan tujuan dan fungsi penganggaran


pemerintah,
mengenai KPJM, • penegasan peran DPR/DPRD dan pemerintah dalam
tercantum dalam proses penyusunan dan penetapan anggaran,
• pengintegrasian sistem akuntabilitas kinerja dalam
penjelasan UU sistem penganggaran,
• penyempurnaan klasifikasi anggaran, penyatuan
No. 17 tahun anggaran, dan penggunaan kerangka pengeluaran
jangka menengah dalam penyusunan anggaran.
2003
Perkembangan dinamis dalam penyelenggaran pemerintahan membutuhkan
sistem perencanaan fiskal yang terdiri dari sistem penyusunan anggaran
tahunan yang dilaksanakan sesuai dengan Kerangka Pengeluaran Jangka
Menengah (Medium Term Expenditure Framework) sebagaimana
dilaksanakan di negara maju.”
DEFENISI KPJM

Pendekatan KPJM adalah Kementerian Perencanaan dan Pendekatan jangka menengah


Pembangunan Nasional (2011, hal 12) (medium-term approach) memberikan
pendekatan penganggaran menyebutkan bahwa KPJM adalah: kerangka yang mengaitkan dan
berdasarkan kebijakan dengan “Pendekatan yang digunakan oleh memfasilitasi ketidaksesuaian antara
pengambilan keputusan terhadap pembuat kebijakan untuk memotret kebijakan (kebutuhan) dan
kebijakan tersebut dilakukan implikasi kebijakan yang disusun dan ketersediaan sumber daya (availability
ditetapkan saat ini terhadap besaran of resources) untuk mengurangi
dalam perspektif lebih dari satu anggaran yang akan ditimbulkan pada tekanan pada keseluruhan siklus
tahun anggaran. tahun-tahun anggran berikutnya” anggaran (World Bank, 1998)
apa yang dapat
2 (dua) didanai
PILAR (what is affordable);
DALAM
KPJM apa yang dibutuhkan
Endel (2010) (what is needed).
Memperbaiki situasi fiskal secara makro, sehingga dapat
menurunkan defisit anggaran, meningkatkan pertumbuhan
ekonomi, dan lebih rasional dalam menjaga stabilitas ekonomi.

Meningkatkan dampak kebijakan pemerintah dengan cara


mengaitkan prioritas dan kebijakan pemerintah dengan program-
program yang dilaksanakan

TUJUAN KPJM
Meningkatkan kinerja dan dampak program, salah satunya dengan
cara mengubah kultur birokrasi dari administratif ke manajerial

Menciptakan fleksibilitas manajerial dan inovasi sehingga tercapai


rasio cost/output yang lebih rendah, peningkatan efektifitas
program/kebijakan, dan meningkatkan prediktabilitas sumberdaya.
(KPJM dalam APBD, Abdullah Syukri, https://syukryi.wordpres.com)
MANFAAT KPJM

untuk
menghindari menghindari
meningkatkan
overspending, underspending,
disiplin fiskal,

untuk mengelola
untuk peramalah atas
proyek-proyek
menyesuaikan biaya yang
investasi di masa
prioritas strategis, diperlukan
yang akan datang,
PRINSIP KERJA KPJM

PENDEKATAN TOP-DOWN DALAM MENENTUKAN PENDEKATAN BOTTOM¬UP DALAM MELAKUKAN KERANGKA KERJA ANGGARAN YANG MENGHASILKAN
BESARAN SUMBER DAYA ANGGARAN (RESOURCE ESTIMASI KEBUTUHAN SUMBER DAYA ANGGARAN, BAIK KESESUAIAN ANTARA KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN
ENVELOPE) YANG BERPERAN SEBAGAI BATAS KEBUTUHAN DI TAHUN ANGGARAN SAAT INI MAUPUN SUMBER DAYA ANGGARAN DALAM JANGKA
PENDANAAN TERTINGGI (HARD BUDGET CONSTRAINT) DALAM JANGKA MENENGAH, UNTUK MEMBIAYAI MENENGAH.
BAGI SETIAP INSTITUSI/SEKTOR PEMERINTAHAN. KEBIJAKAN YANG TENGAH DILAKUKAN SAAT INI DAN
AKAN TERUS DILAKSANAKAN BEBERAPA TAHUN
KEDEPAN SESUAI DENGAN AMANAT PERENCANAAN
YANG TELAH DIPUTUSKAN.
DASAR HUKUM KPJM DI INDONESIA

UU No. 17 TAHUN 2003 tentang KEUANGAN NEGARA

PMK No.163/PMK.03/2016 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan


Anggaran Kementerian Lembaga dan Pengesahan DIPA

PMK No. 94 Tahun 2017 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan


RKA-K/L dan Pengesahan DIPA
Ketentuan mengenai penyusunan dan penetapan APBN/APBD dalam undang-
undang No.17/2003 meliputi:

• penegasan tujuan dan fungsi penganggaran pemerintah,


• penegasan peran DPR/DPRD dan pemerintah dalam proses penyusunan dan penetapan
anggaran,
• pengintegrasian sistem akuntabilitas kinerja dalam sistem penganggaran,
• penyempurnaan klasifikasi anggaran, penyatuan anggaran, dan penggunaan kerangka
pengeluaran jangka menengah dalam penyusunan anggaran.

Perkembangan dinamis dalam penyelenggaran pemerintahan membutuhkan


sistem perencanaan fiskal yang terdiri dari sistem penyusunan anggaran
tahunan yang dilaksanakan sesuai dengan Kerangka Pengeluaran Jangka
Menengah (Medium Term Expenditure Framework) sebagaimana
dilaksanakan di negara maju.”
KERANGKA KPJM DI INDONESIA
ILUSTRASI DAN CARA KERJA
KPJM
Melakukan alokasi sumber daya yang optimal pada tingkat
harga dan teknologi tertentu dalam jangka menengah
MAKSUD (allocative efficiency);
Meningkatkan kualitas perencanaan penganggaran;
DAN
TUJUAN Membuat fokus yang lebih baik terhadap kebijakan
prioritas;

PENERAPAN Meningkatkan disiplin fiskal;


KPJM DI
INDONESIA Menjamin adanya kesinambungan fiskal
PENERAPAN KPJM DI K/L
PENDAHULUAN

 Dalam rangka penerapan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah, konsep


penyusunan prakiraan maju dan reviu angka dasar, termasuk dukungan sistem
aplikasinya terus disempurnakan.

 Penyusunan prakiraan maju dilakukan oleh Kementerian/Lembaga. Sedangkan reviu


angka dasar dilakukan oleh Direktorat teknis mitra kerja K/L di Direktorat Jenderal
Anggaran.
LANGKAH UTAMA PENERAPAN KPJM
3

Penyusunan KPJM (prakiraan maju 1,2,3 ) pada saat penyusunan RKA-KL Pagu Anggaran dan Alokasi
1 Anggaran;

Pengguliran Anggaran Tahun Rencana dan prakiraan maju pada awal tahun dan
2 penyusunan prakiraan maju tahun ketiga (PM3);

3 Penyesuaian angka dasar dan prakiraan maju dengan kinerja realisasi per kegiatan;

Penyesuaian angka dasar dan prakiraan maju dengan parameter ekonomi dan non- ekonomi;
4

5 Perbaikan Angka Dasar;

Reviu angka dasar *)


6

Catatan:
 Langkah 1 dilakukan oleh K/L pada bulan Juli atau November tahun t-2;
 Langkah 2 sd langkah 5 dilakukan oleh K/L pada bulan Februari tahun t-1
 Langkah 6 dilakukan oleh mitra K/L di DJA untuk bahan penyusunan Pagu Indikatif pada bulan Februari-Maret tahun t-1.
PENYUSUNAN ULANG PRAKIRAAN MAJU 2019, 2020, DAN 2021
UNTUK PENYUSUNAN ANGKA DASAR

 Pasal 3 ayat (5) PMK No. 94 Tahun 2017 tentang Petunjuk Penyusunan dan
Penelaahan RKA-K/L dan Pengesahan DIPA menyebutkan bahwa Prakiraan
maju yang telah dimutakhirkan oleh K/L menjadi bahan bagi
Kementerian Keuangan untuk melakukan reviu angka dasar dalam
rangka menyusun pagu tahun anggaran yang direncanakan.
 Untuk melakukan reviu angka dasar, diperlukan data detil. Di lain pihak,
prakiraan maju yang telah disusun pada bulan November 2017 hanya sampai
dengan level komponen.
 Untuk mendapatkan informasi yang lebih detil, aplikasi KPJM
disesuaikan untuk mengakomodir keinginan tersebut.
telah
 Untuk keperluan reviu angka dasar dalam rangka penyusunan Pagu Indikatif
2019, K/L diminta menyusun ulang prakiraan maju pada level detil dengan
bantuan aplikasi KPJM yang baru.
LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN ULANG PRAKIRAAN
MAJU 2019, 2020, DAN 2021 UNTUK PENYUSUNAN ANGKA
DASAR
5

 Instalasi aplikasi KPJM:


 Uninstall aplikasi KPJM lama
 Install aplikasi KPJM baru
 Penyusunan Prakiraan Maju TA 2019, 2020, 2021
1. Log In & Setting Pengguna

2. Unggah Data RKA-KL TA 2018

3. Validasi Data RKA-KL 2018 dan Penyusunan

Prakiraan Maju
4. Pemutakhiran Parameter
LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN ANGKA
DASAR
8

1. PENGGULIRAN PRAKIRAAN MAJU TAHUN 1 MENJADI ANGKA DASAR DAN


PENYUSUNAN PRAKIRAAN MAJU TAHUN KETIGA;
2. PENYESUAIAN ANGKA DASAR DAN PRAKIRAAN MAJU DENGAN KINERJA
REALISASI PER KEGIATAN;
3. PENYESUAIAN ANGKA DASAR DAN PRAKIRAAN MAJU DENGAN PARAMETER
EKONOMI DAN NON-EKONOMI;
4. PENYESUAIAN LANJUT/TIDAK BERLANJUT;
5. PERBAIKAN ANGKA DASAR;
6. PENYESUAIAN KEBIJAKAN BARU;
PENYAMPAIAN ANGKA DASAR KE DJA

27

Setelah menyusun angka dasar menggunakan aplikasi KPJM,


menyampaikan angka dasar
K/Lkepada mitra kerja di DJA sebagai berikut:
I. Backup data/adk aplikasi KPJM
adk aplikasi KPJM format .dny (backup KPJM untuk aplikasi KPJM);

II. Laporan
a) Laporan Anggaran dan PM tingkat Kegiatan;
b) Laporan KPJM per Kelompok Belanja;
c) Laporan Reviu Angka Dasar; dan
d) Laporan Perbaikan dan Kebijakan Baru.
PENELAAHAN RKA-K/L DAN KPJM

 Setelah menyampaikan RKA-KL dan KPJM, DJA akan melakukan


K/L
penelaahan terhadap RKA-KL dan KPJM.
 Dalam prakteknya, KPJM belum dilakukan penelaahan sesuai
ketentuan.
dengan
 Pada saat ini, Tim TIP dan AIPEG akan memasukkan database KPJM ke dalam
aplikasi RKA-KL DIPA online, agar untuk RKA-KL 2019 KPJM dapat ditelaah
bersama-sama dengan RKA-KL.
 Mengingat penelaahan KPJM belum dilakukan, dalam melakukan reviu angka dasar,
dapat menggunakan ketentuan penelaahan KPJM.
PENELAAHAN RKA-K/L &
30 KPJM 1 2
K/L Kemen PPN/Bappenas Instrumen
Penelaahan

3
Dokumen RKA-K/L Validasi
Penelaahan Kemenkeu c.q DJA Instrumen
ADK RKA- Penelaahan
K/L
4

5
Forum Penelaahan
Tindak Lanjut Penelaahan 1. Penelaahan kriteria adminstratif
2. Penelaahan kriteria subtantif.
a. Kementerian Keuangan c.q. DJA
Himpunan 1) kebijakan Efisiensi dan efektivitas belanja
Kementerian/Lembaga;
RKA-KL 2) kesesuaian pencapaian sasaran RKA-KL dengan Renja K/L dan
Catlah
RKP;
3) pencantuman penandaan anggaran (pada level Keluaran)
4) konsistensi pencantuman prakiraan maju untuk 3 (tiga)
tahun ke depan.
Nota Keuangan b. Kementerian Perencanaan/Bappenas
1) konsistensi sasaran kinerja K/L dengan Renja K/L dan
dan RAPBN RKP
2) Meneliti ketepatan penandaan anggaran (pada level
Keluaran),
3) Meneliti kualitas GBS (jika ada).
DOKUMEN YANG DIPERLUKAN

 Data APBN TA 2018 dan prakiraan maju 2019, 2020, 2021 yang memuat
alokasi anggaran program
(sumber: data base RKA-K/L);
 Data realisasi TA 2017
(sumber: Direktorat Jenderal Perbendaharaan);

 Proyeksi asumsi dasar ekonomi makro dan parameter non-ekonomi untuk tahun
2019 s.d. 2022
(sumber: Direktorat Penyusunan APBN, Direktorat Jenderal Anggaran);

 Dokumen pendukung lain yang diperlukan untuk perbaikan Angka Dasar dan
Prakiraan Maju
(sesuai kebutuhan).
REVIU BELANJA OPERASIONAL
38

 Untuk melakukan reviu belanja operasional, mohon diperiksa OUTPUT LAYANAN


PERKANTORAN yang tercantum dalam aplikasi KPJM;
 Output Layanan Perkantoran terdiri atas 2 komponen:
1) Komponen 001 (Belanja Pegawai) :
a. Gaji pokok, tunjangan yg melekat dg gaji, termasuk uang makan PNS (mengacu pd GPP);
b. Tunjangan kinerja (Remunerasi);
c. Tambahan pegawai baru;
d. Lembur;
e. Honor Non PNS;
f. Tunjangan lain yg sah;

2) Komponen 002 (Belanja Barang Penyelenggaraan Satker) :


a. Belanja barang kebutuhan sehari-hari perkantoran;
b. Belanja barang Operasional kantor;
c. Belanja langganan daya dan jasa;
d. Belanja Sewa;
e. Belanja pemeliharaan sarana dan prasarana kantor;
f. Belanja perjalanan dinas biasa/tetap.
DOKUMEN YANG HARUS DIPERSIAPKAN
UNTUK REVIU BELANJA OPERASIONAL
39

1) Data realisasi pembayaran Gaji dan tunjangan bulanan (dalam Rp dan valas);
2) Data tambahan pegawai baru yang telah diangkat pada tahun
sebelumnya (T-1)
3) SK penetapan pemberian tunjangan termasuk Perpres penetapan
Remunerasi;
4) Daftar inventaris BMN meliputi : gedung bangunan, peralatan,
kendaraan bermotor dan yang sejenis yang perlu pemeliharaan;
5) Dokumen tagihan langganan daya dan jasa;
6) Kontrak-kontrak dalam rangka operasional kantor seperti cleaning
service, Satpam, sopir atau out sourcing, sewa mesin foto copy atau
kendaraan oprasional;
7) Kontrak dalam rangka sewa kantor, khusus bagi Satker yang belum
punya gedung kantor.
TINDAK LANJUT HASIL REVIU BIAYA
OPERASIONAL
42

1) Apabila secara nasional alokasi anggaran yg disediakan jumlahnya cukup,


namun dlm pelaksanaannya ada Unit yg menyatakan kurang, maka perlu
segera dilakukan perbaikan pola distribusi antar Program atau antar
Unit/Satker dalam K/L yang bersangkutan.
2) Dalam hal terjadi kekurangan alokasi pagu, sepanjang penyebabnya telah
diidentifikasi dengan jelas dan dilengkapi dokumen pendukung yang benar, maka
kebutuhan anggarannya harus dihitung menjadi baseline K/L yang
bersangkutan. Jumlah kekurangan alokasi yang dibutuhkan ditambahkan dalam
“Perbaikan Angka Dasar”.
3) Dalam hal terdapat alokasi pagu yang nyata-nyata berlebih dibandingkan
dengan realisasinya, maka selisih lebihnya harus dikeluarkan dari
penghitungan baseline K/L yang bersangkutan.
REVIU BELANJA NON-OPERASIONAL
44

Angka dasar kebutuhan Biaya Non Operasional yang harus direviu


menyangkut antara lain:
1) Kegiatan/Output terkait pelaksanaan tugas fungsi layanan
birokrasi;
2) Kegiatan/Output terkait pelaksanaan tugas fungsi pelayanan
kepada publik;
3) Kegiatan/Output terkait pelaksanaan kebijakan prioritas
pembangunan nasional atau penugasan;
4) Kegiatan/Output terkait multi-years contract.
DOKUMEN YANG HARUS DIPERSIAPKAN
UNTUK REVIU BELANJA non-OPERASIONAL
45

1) Data realisasi anggaran dan kinerja (output) untuk masing-masing


Satker, Program, dan Kegiatan TA sebelumnya (T-1);
2) Surat ijin persetujuan Menteri Keuangan atau Menteri/Pimpinan
Lembaga yang bersangkutan terkait multi-years contract;
3) Dokumen Loan/Grant Agreement;
4) Dokumen RPJMN berjalan (5 tahunan);
5) Dokumen RKP tahun berjalan (T);
6) Renstra K/L dan Renja K/L yang bersangkutan;
7) Dokumen Hasil Retreat Presiden, Sidang Kabinet atau Kebijakan
Pemerintah lainnya terkait adanya tambahan penugasan.
DOKUMEN HASIL REVIU ANGKA
54
DASAR
 Setelah reviu Angka Dasar telah selesai dilakukan, laporan hasil reviu tersebut dapat
dilihat dengan menggunakan aplikasi KPJM.
 Pembahasan Angka Dasar harus dapat menghasilkan angka yang akan digunakan
untuk menyusun Pagu Indikatif. Dalam hal ini, Angka Dasar yang akan menjadi
bahan lampiran surat Pagu Indikatif dirinci menurut K/L, menurut program, dan
menurut belanja operasional dan non-operasional.
 Dalam proses reviu Angka Dasar, aplikasi KPJM memfasilitasi penyusunan Angka
Dasar menurut belanja operasional dan non-operasional. Demikian juga, aplikasi
KPJM menyediakan fasilitas penyusunan Angka Dasar menurut sumber dana.
 Pereviu di Direktorat Jenderal Anggaran melakukan reviu terhadap perbaikan Angka
Dasar dan reviu terkait dengan usul kebijakan baru. Dalam pelaksanaannya, pereviu
di Direktorat Jenderal Anggaran disarankan untuk melakukan reviu terhadap
perbaikan Angka Dasar terlebih dahulu, dan setelah selesai barulah kemudian
melakukan reviu terkait dengan usul kebijakan baru.
 Laporan Reviu Angka Dasar tersebut dicetak dan ditandatangani oleh Unit
Perencana K/L serta Kementerian Keuangan c.q. DJA dan Kementerian
HASIL REVIU ANGKA DASAR:
LAPORAN REVIU ANGKA DASAR.
55
HASIL REVIU ANGKA DASAR:
BELANJA OPERASIONAL DAN NON-OPERASIONAL.
56
HASIL REVIU ANGKA DASAR:
BELANJA K/L PER SUMBER DANA
57
HASIL REVIU ANGKA DASAR:
LAPORAN PERBAIKAN DAN KEBIJAKAN
BARU
58

Anda mungkin juga menyukai