Anda di halaman 1dari 3

Nama : Alya Tsaabitah Salsabila Wibowo

NPM : 20013010279
Kelas : Anggaran Sektor Publik -A
RMK 06
MEDIUM TERM EXPENDITURE FRAMEWORKS (MTEF)

A. KONSEP MEDIUM TERM EXPENDITURE FRAMEWORK (MTEF)


Medium Term Expenditure Framework (MTEF) merupakan penerapan
pendekatan penganggaran dengan prespektif jangka menengah. Medium Term
Expenditure Framework (MTEF) mengintegrasikan kebijakan ekonomi makro dan
fiskal dalam beberapa tahun anggaran, dan menghubungkan antara kebijakan,
perencanaan, dan penganggaran secara komprehensif. Medium Term Expenditure
Framework (MTEF) mengambil pendekatan strategis ke depan untuk menetapkan
prioritas dan mengalokasikan sumber daya, yang memungkinkan tingkat dan komposisi
pengeluaran publik ditentukan berdasarkan kebutuhan yang muncul. Pada saat ini
khususnya di negara berkembang Medium Term Expenditure Framework (MTEF) atau
Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM) merupakan salah satu konsep terbaik
dalam pengelolaan keuangan publik. Negara-negara berkembang mengadopsi MTEF
karena pemerintah memandangnya sebagai cara untuk memastikan komitmen
multiyear bagi kebijakan yang termasuk dalam dokumen strategi pengurangan
kemiskinan dan memasukkannya ke dalam reformasi anggaran. Sedangkan negara-
negara maju mengadopsi MTEF sebagai cara untuk mendukung target anggaran,
meningkatkan prioritas pengeluaran, dan mendorong peningkatan kinerja pemerintah.

B. MANFAAT MEDIUM TERM EXPENDITURE FRAMEWORK (MTEF)


Mediun Term Expenditure Framework (MTEF) memberikan kerangka kerja
perencanaan yang menyeluruh dengan manfaat yang optimal yaitu :
1. Transparansi alokasi sumber daya anggaran yang lebih baik.
2. Meningkatkan kualitas perencanaan penganggaran.
3. Focus yang lebih baik pada kebijakan prioritas.
4. Meningkatkan disiplin fiskal.
5. Menjamin adanya kesinambungan fiskal.
Pada penganggaran jangka menengah, tingkat ketidakpastian ketersediaan
alokasi anggaran dimasa mendatang dapat dikurangi, baik dari sisi penyediaan
kebutuhan dana untuk membiayai pelaksanaan pelaksanaan berbagai inisiatif kebijakan
prioritas baru maupun untuk terjaminnya keberlangsungan kebijakan prioritas yang
tengah berjalan.
C. TAHAPAN DALAM MEDIUM TERM EXPENDITURE FRAMEWORK
(MTEF)
Pendekatan perecanaan MTEF menurut World Bank (2013) dapat dibagi
menjadi tiga tahap yaitu :
1. Menentukan sumber daya agregat dalam jangka menengah (pendekatan
top-down)
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) atau departemen lain yang bertanggung
jawab untuk menyiapkan anggaran, bersama dengan kementerian ekonomi lainnya
dan bank sentral, menggunakan kerangka kerja fiskal makro dan model peramalan
untuk menilai ketersediaan sumber daya total.
2. Menentukan kebutuhan sumber daya jangka menengah dari lembaga
pengeluaran (pendekatan bottom-up)
Agen-agen pengeluaran menyiapkan rencana pengeluaran berdasarkan strategi
penyelia dan perkiraan biaya untuk melanjutkan dan kegiatan baru.
3. Menyepakati alokasi pengeluaran dan menyelesaikan anggaran tahunan
(proses rekonsiliasi)
Kementerian ini meninjau permintaan anggaran dari lembaga pembelanjaan,
dengan alokasi sumber daya.

D. MEDIUM TERM EXPENDITURE FRAMEWORK (MTEF) DALAM


PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DI INDONESIA
Pada pasal 1angka 33 Peraturan Pemerintah No.58 tahun 2005 dan pasal 1 angka
35 Peraturan Menteri Dalam Negri No.13/2006 menyatakan :
“Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah adalah pendekatan penganggaran
berdasarkan kebijakan, dengan pengambilan keputusan terhadap kebijakan tersebut
dilakukan dalam perspektif lebih dari satu tahun anggaran, dengan
mempertimbangkan implikasi biaya akibat keputusan yang bersangkutan pada tahun
berikutnya yang dituangkan dalam prakiraan maju”.
Prakiraan maju (forward estimate) adalah perhitungan kebutuhan dana untuk
tahun anggaran berikutnya dari tahun yang direncanakan guna memastikan
kesinambungan program dan kegiatan yang telah disetujui dan menjadi dasar
penyusunan anggaran tahun berikutnya. Berdasrkan kedua definisi di atas, dapat
ditemukan beberapa hal penting dalam Medium Term Expenditure Framework (MTEF)
yakni :
1. Penggunaan pendekatan penganggaran berdasarkan kebijakan.
2. Pengambilan keputusan terhadap kebijakan tersebut dilakukan dalam perspektif
lebih dari satu tahun anggaran.
3. Implikasi biaya atau kebutuhan dana.
4. Memastikan kesinambungan program dan kegiatan yang telah disetujui.
5. Menjadi dasar penyusunan anggaran tahun berikutnya.
6. Terintegrasi untuk seluruh jenis belanja guna melaksanakan kegiatan
pemerintah.

E. STUDI KASUS : IMPLEMENTASI MEDIUM TERM EXPENDITURE


FRAMEWORK (MTEF) DI BERBAGAI NEGARA
1. Australia
Sistem atau konsep MTEF di Australia dikenal sebagai forward estimate
(prakiraan maju) yang dikembangkan sejak tahun 1970 - 1980. Sistem ini
merupakan prakiraan untuk tiga tahun ke depan. Perkembangan signifikan dari
sistem prakiraan maju di Australia dimulai pada tahun 1983 ketika Pemerintah
Australia membuat keputusan untuk mempublikasinya. Sistem prakiraan maju
tersebut berhasil merubah anggaran dari defisit 4% GDP menjadi surplus 2% GDP
dalam periode 1985-1990. MTE di Australia dapat dikatakan sebagai kesepakatan
awal untuk pendanaan dua atau tiga tahun berikutnya. Sistem MTEF di Australia
sangatlah komperhensif karena tidak hanya mencakup pengeluaran federal pada
kementerian tetapi juga dana transfer. Rata- rata dana transfer yang berjumlah
sekitar 26% dari total Pengeluaran Pemerintah Federal selama tahun 2000-2010
didominasi oleh bantuan pendapatan umum (GRA) yang rata-rata sekitar 52% dari
total dana transfer tersebut. Sedangkan sisanya 48% meliputi bantuan bersifat
spesifik (SPP : Spesific Purpose Payment) yang termasuk dalam hibah untuk
Pemerintah Daerah melalui masing-masing negara bagian. Prakiraan ini akan
membantu negara bagian/ pemerintah daerah untuk menerapkan pendekatan MTEF
karena jumlah transfer yang sangat signifikan.
2. Afrika Selatan
MTEF di Afrika Selatan pertama kali dimulai pada tahun 1994 namun, hanya
bertahan selama dua tahun karena kurangnya keterlibatan politik dan tidak ada
hubungan yang jelas dengan proses penganggaran dan pada tahun 1998-1999
MTEF baru dan prosedur penyusunan anggaran semakin membaik dengan
memasukkan serangkaian kegiatan terkoordinasi. Penerapan MTEF di Afrika
Selatan dapat dikatakan pada tahap matang dan telah berhasil memaksimalkan
pelembagaan prinsip-prinsip MTEF ke dalam sistem pengelolaan keuangan publik
negara ini. Kelebihan proses MTEF ini terletak pada tujuannya untuk membiayai
kebijakan utama, untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap tujuan dan
alokasi kebijakan fiskal, dan memberikan alokasi yang lebih stabil kepada
kementerian dikaitkan dengan perencanaan jangka menengah.
3. Beberapa Negara Lainnya
Di Uganda, MTEF adalah bagian dari sistem anggaran. Proses anggaran telah
mengalami berbagai reformasi dalam beberapa tahun terakhir yaitu:1) fokus pada
pemberantasan kemiskinan;2) penggunaan MTEF sebagai alat perencanaan dan
penganggaran di tingkat pemerintahan pusat dan daerah;3) meningkatkan program
pembangunan melalui investasi. MTEF mengintegrasikan pembuatan kebijakan
dengan perencanaan ekonomi dan penganggaran dalam siklus anggaran multi-tahun
dan memastikan bahwa program-program pengeluaran ditentukan oleh prioritas
strategis dan dibatasi oleh kendala anggaran.
Di Inggris, MTEF mencakup sekitar 59% belanja publik yang mencakup 25
departemen selama periode 3 tahun dan direvisi setiap dua tahun. Pemerintah
Inggris memperkenalkan istilah Spending Reviews pada tahun 1998 sebagai
landasan penyusunan prakiraan.
India tidak menggunakan istilah MTEF secara khusus. Komisi perencanaan
India selalu memeriksa dengan cermat posisi sumber daya setiap tahun pada
Pemerintahan Pusat dan Negara Bagian. Proyek yang dilakukan dalam Rencana
Lima Tahunan diprioritaskan berdasarkan ketersediaan sumber daya dan
pentingnya proyek ini secara nasional. Sejauh ini sistem Rencana Lima Tahunan
dipandang efektif dan dapat dikatakan bahwa India telah sukses menjalankannya.

Anda mungkin juga menyukai