Anda di halaman 1dari 47

HALAMAN JUDUL

PETA JALAN (ROADMAP) KELEMBAGAAN KEISTIMEWAAN DAERAH


ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2022-2027

PANIRADYA KAISTIMEWAN
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
2022

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .....................................................................................................................i


DAFTAR ISI................................................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL ....................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 4
1.1 LATAR BELAKANG ................................................................................................. 4
1.2 TUJUAN DAN MANFAAT ....................................................................................... 7
1.3 DASAR HUKUM ........................................................................................................ 9
BAB 2 CAPAIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM KEISTIMEWAAN DIY BIDANG
KELEMBAGAAN TAHUN 2013-2020 ........................................................................................... 13
2.1 CAPAIAN PROGRAM KEISTIMEWAAN DIY BIDANG KELEMBAGAAN
TAHUN 2013-2020 ................................................................................................................ 13
2.2 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM KEISTIMEWAAN DIY BIDANG KELEMBAGAAN
TAHUN 2013-2021 .................................................................................................................. 16
2.3 ISU – ISU STRATEGIS ................................................................................................... 23
BAB 3 ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KELEMBAGAAN DIY
BERDASARKAN RPJMN VISI DAN MISI GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR,
RPJMD, , DAN GRAND DESIGN KEISTIMEWAAN DIY 2022 – 2042 ........................... 27
3.1 Arah Pembangunan DIY berdasarkan Tujuan Pembangunan Nasional bidang
Kelembagaan ......................................................................................................................... 27
3.2 Arah Pembangunan DIY berdasarkan visi misi Gubernur dan Wakil Gubernur,
RPJMN, RPJMD dan RDP 2023-2027 ................................................................................ 29
3.3 Arah Kebijakan Keistimewaan Yogyakarta bidang Kelembagaan ..................... 32
BAB 4 RENCANA AKSI.......................................................................................................... 35
BAB 5 MANAJEMEN PELAKSANAAN ROADMAP KELEMBAGAAN
KEISTIMEWAAN DIY 2022 – 2027 ...................................................................................... 41
5.1 Tahap Perencanaan .................................................................................................. 41
5.2 Pengorganisasian Pelaksanaan ................................................................................ 42
5.3 Monitoring dan Evaluasi .......................................................................................... 43

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jumlah OPD sebagai PA Dais per tahun (2013-2021) ............................................. 17


Tabel 2 Keterkaitan OPD sebagai PA Danais dengan fungsi Kelembagaan/ Reformasi
Birokrasi (tahun 2020) .............................................................................................................. 18
Tabel 3 Kegiatan Danais per Tahun 2017-2021 ..................................................................... 21
Tabel 4 Peta Jalan Kelembagaan DIY 2022 - 2027 berdasarkan Isu Strategis Grand
Design Keistimewaan DIY 2022-2042 ..................................................................................... 35

iii
BAB I
PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Tata kelola pemerintahan yang baik termasuk didalamnya adalah pembangunan


kelembagaan adalah prasyarat utama dalam pembangunan kesejahteraan masyarakat.
Kualitas tata kelola pemerintahan akan sangat mempengaruhi pelaksanaan program-
program pembangunan daerah. Hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor
13 tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogayakarta disebutkan bahwa
kelembagaan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta dimaksudkan untuk mencapai
efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat
berdasarkan prinsip responsibilitas, akuntabilitas, transparansi, dan partisipasi dengan
memperhatikan bentuk dan susunan pemerintahan asli.

Berdasarkan ketentuan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2012, DIY tidak hanya


diberi kewenangan untuk mengurus urusan pemerintahan wajib dan pilihan kongruen
sebagaimana ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, melainkan juga harus melaksanakan urusan keistimewaan.
Demikian juga ketentuan Pasal 118 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun
2016 tentang Perangkat Daerah mengamanatkan bahwa ketentuan dalam Peraturan
Pemerintah ini berlaku juga bagi daerah yang memiliki status istimewa atau otonomi
khusus sepanjang tidak diatur secara khusus dalam peratura perundang-undangan daerah
istimewa atau khusus.

Ketentuan mengenai Perangkat Daerah bagi Daerah Istimewa Yogyakarta yang


berstatus istimewa telah diatur dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor 8 Tahun 2017 Tentang Kelembagaan Pemerintah Daerah Daerah
Istimewa Yogyakarta. Oleh karenanya, penyelenggaraan urusan pemerintahan kongruen
Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai daerah otonom provinsi yang juga memiliki
kewenangan keistimewaan tentunya memerlukan penyesuaian terhadap urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah Istimewa Yogyakarta.

4
Penjabaran kewenangan Istimewa oleh Pemerintahan Daerah DIY, dijabarkan
dengan Peraturan Daerah Istimewa DIY Nomor 1 Tahun 2013 tentang Kewenangan
Dalam Urusan Keistimewaan DIY (Lembaran Daerah DIY Tahun 2013 Nomor 9,
Tambahan Lembaran Daerah DIY Nomor 9) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Daerah Istimewa DIY Nomor 1 Tahun 2015. Sehingga kelembagaan Pemda
DIY yang bersifat istimewa harus dapat menampung seluruh urusan konkuren yang
menjadi amanat peraturan perundang-undangan serta urusan keistimewaan dengan
melakukan revitalisasi dan penyesuaian bentuk pemerintahan asli

Peraturan Daerah Istimewa Nomor 1 Tahun 2018 tentang Kelembagaan


Pemerintah DIY mengamanatkan bahwa untuk mewujudkan visi dan misi Pemerintah
Daerah dan terselenggaranya urusan keistimewaan DIY, maka kelembagaan Pemerintah
Kabupaten/Kota dan Pemerintah Kalurahan harus selaras dengan Perangkat Daerah.
Dalam melaksanakan urusan keistimewaan DIY, Pemerintah Daerah dapat menugaskan
kepada Pemerintah Kabupaten/Kota dan Pemerintah Kalurahan. Implementasi UU
Keistimewaan yang diturunkan menjadi Perdais membawa implikasi terhadap
organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkup Pemda DIY yang berkaitan dengan
struktur organisasi dan tata kerja (SOTK). Secara umum, pelaksanaan UU
Keistimewaan membawa pengaruh pada tiga hal, yaitu pertama, terdapat OPD yang
mengalami perubahan SOTK; kedua, OPD yang tidak terpengaruh dengan
implementasi UU Keistimewaan; dan ketiga, terbentuk OPD baru pasca-terbitnya UU
Keistimewaan.

Kelembagaan Pemda DIY disusun dalam rangka mewujudkan asas dan tujuan
pengaturan keistimewaan sebagaimana diatur dalam Pasal 4 dan Pasal 5 UndangUndang
Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan DIY yang terdiri dari pengakuan hak asal
usul, kerakyatan, demokrasi, ke-bhineka tunggal ika-an, efektivitas pemerintahan,
kepentingan nasional dan pendayagunaan kearifan local agar tujuan keistimewaan dapat
terwujud dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Kewenangan kelembagaan Pemda
DIY diselenggarakan untuk mencapai efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan masyarakat berdasarkan prinsip responsibilitas,
akuntabilitas dan partisipasi dengan memperhatikan bentuk dan susunan pemerintahan

5
asli.

Paniradya Kaistimewan dalam hal ini merupakan produk kelembagaan yang


dibentuk berdasarkan Perdais Nomor 1 tahun 2018 yang menjadi salah satu representasi
UU Nomor 13 tahun 2012. Paniradya Kaistimewan dipimpin oleh Paniradya Pati dan
bertugas untuk membantu Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta dalam penyusunan
kebijakan urusan keistimewaan dan pengoordinasian administrasi urusan keistimewaan.
Paniradya bukan struktur umum yang terdapat dalam peraturan perundangan tentang
kelembagaan daerah. Paniradya Kaistimewan berkedudukan di bawah dan bertanggung
jawab kepada Gubernur dan secara administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris
Daerah.

Salah satu Bidang yang ada dalam Paniradya Keistimewan adalah Bidang Urusan
Tata Cara Pengisian Jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur, Kelembagaan, Pertanahan
dan Tata Ruang. Keempat subbidang tersebut merupakan representasi dari lima
kewenangan urusan yang menjadi keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta. Yang
dimaksud dengan keistimewaan bidang kelembagaan dalam Undang-Undang Nomor
13 Tahun 2012 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 disebutkan bahwa kewenangan
kelembagaan Pemda DIY diselenggarakan untuk mencapai efektifitas dan efisiensi
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat berdasarakan prinsip
responsibilitas, akuntabilitas, dan partisipasi dengan memperhatikan bentuk dan
susunan pemerintahan asli. Perencanaan kelembagaan keistimewaan DIY harus sinkron
dengan program pemerintah dalam hal menggerakkan ekonomi ketika era kenormalan
baru. Perubahan budaya yang sangat drastis akan mengubah perilaku masyarakat.

Dalam menyusun arah, tujuan, strategi dan kebijakan yang selaras dengan visi
misi pembangunan nasional,visi misi gubernur dan wakil gubernur serta sinergis
dengan tujuan keistimewaan DIY, maka disusunlah Grand Design Keistimewaan DIY
Tahun 2022-2042. Tujuan yang ingin dicapai dengan ditetapkannya adalah untuk: 1.
mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan dalam pencapaian tujuan
keistimewaan; 2. menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi baik antar
daerah, antar ruang, antar waktu, antar fungsi pemerintah maupun antara Pusat dan
Daerah; 3. menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,

6
pelaksanaan, dan pengawasan; 4. menjamin tercapainya penggunaan sumber daya
secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan; dan 5. mengoptimalkan
partisipasi Kasultanan/Kadipaten, masyarakat, masyarakat, pemerintah, organisasi
kemasyarakatan, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), organisasi politik, dan
perguruan tinggi, sehingga menjadi produk kolektif (budaya saling silang).

Grand Design Keistimewaan ini menjadi acuan dalam penyusunan program dan
kegiatan termasuk urusan kelembagaan DIY yaitu dengan membuat roadmap atau peta
jalan urusan kelembagaan keistimewaan DIY tahun 2022 – 2027. Seperti yang tertuang
dalam Grand Design Keistimewaan, Urusan Keistimewaan dalam hal Kelembagaan
Pemda DIY yang ditugaskan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota meliputi: 1.
Kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi, tata kerja, tata laksana, pola
hubungan, beban kerja, nomenklatur untuk Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan),
Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (Kundha Titi Mandala sarta Tata Sasana), dan
Kecamatan (Kapanewon/Kemantren); 2. Menyusun regulasi untuk pelaksanaan tugas
urusan keistimewaan; 3. Pengelolaan sumber daya manusia; 4. Peningkatan budaya
pemerintahan. Oleh sebab itu, penyusunan peta jalan akan diformulasikan dengan
memperhatikan unit kerja seperti yang disebutkan diatas.

1.2 TUJUAN DAN MANFAAT

A. Tujuan

a. Tujuan jangka pendek

1. Tersusunnya roadmap kegiatan keistimewaan pada urusan kelembagaan tahun


2022-2027

7
2. Tersosialisasikannya roadmap kegiatan keistimewaan pada urusan
kelembagaan tahun 2022-2027 kepada mitra urusan kelembagaan dan TAPD
DIY dan TAPD Kabupaten/ Kota

b. Tujuan Jangka Menengah

1. Terimplementasikannya roadmap kegiatan keistimewaan pada urusan


kelembagaan

2. Terbangunnya korelasi program, kegiatan dan sub kegiatan keistimewaan


urusan kelembagaan dengan matriks sinergi kebijakan pusat-daerah,
Rencana Pembangunan Daerah tahun 2022-2026 serta Grand Design
Keistimewaan tahun 2022 -2024

c. Tujuan Jangka Panjang

1. Peningkatan kualitas perencanaan keistimewaan urusan kelembagaan

2. Penyesuaian matriks sinergi kebijakan pusat-daerah pada perencanaan


tahun 2023-2027

3. Menyediakan bahan masukan dalam penyesuaian Kepmendagri


05_5889/2021 dan SIPD

4. Peningkatan pemahaman baik pemerintah maupun masyarakat terkait


urusan keistimewaan

B. MANFAAT

a. Manfaat Jangka Pendek

1. Memberikan kemudahan OPD dalam melakukan usulan kegiatan


keistimewaan urusan kelembagaan

2. Memperlihatkan dengan jelas sasaran yang hendak dicapai oleh OPD


pelaksana keistimewaan

3. Memberikan informasi yang tepat kepada OPD pelaksana kegiatan serta


TAPD terkait rencana keistimewaan urusan kelembagaan

8
b. Manfaat Jangka Menengah

1. Meningkatkan pemahaman terkait pengusulan perencanaan keistimewaan

2. Efisiensi dan transparansi serta pemetaan kegiatan sehingga tidak ada tumpang
tindih usulan

3. Semakin luas jangkauan pengusulan perencanaan kegiatan keistimewaan


urusan kelembagaan

c. Manfaat Jangka Panjang

1. Kemudahan dalam melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan keistimewaan


urusan kelembagaan

2. Meningkatnya pemahaman pemerintah terkait urusan keistimewaan sehingga


dapat meningkatkan kemanfaatan bagi masyarakat

1.3 DASAR HUKUM

a) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa


Jogjakarta (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 3),
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1955
tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 3 jo. Nomor 19 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah Istimewa Jogjakarta (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1955 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
827);

b) Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional;

c) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara

9
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4438);

d) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka


Panjang Nasional Tahun 2005-2025;

e) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa


Yogyakarta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 170,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5339);

f) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

g) Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1950 tentang Berlakunya UndangUndang


Nomor 2 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Djawa Timur, Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Jogjakarta,
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Djawa
Tengah, dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Provinsi Djawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 58);

h) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata


Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;

i) Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2017


Tentang Kelembagaan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta.

j) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 90 Tahun 2019 tentang Klasifikasi,


Kodefikasi dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan Daerah dan Keuangan
Daerah

10
k) Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 050-3708 Tahun 2020 tentang Hasil
Verifikasi dan Validasi Pemutakhiran Klasffikasi, Kodefikasi dan Nomenklatur
Perencanaal Pembangunan dan Keuangan Daerah telah dicabut dan tidak sesuai
dengan kondisi saat ini, sehingga diberlakukannya Keputusan Menteri Dalam
Negeri Nomor 050-5889 Tahun 2021 tentang Hasil Verifikasi dan Validasi
Pemutakhiran Klasffikasi, Kodefikasi dan Nomenklatur Perencanaal
Pembangunan dan Keuangan Daerah

l) Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2009


tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005 – 2025
(Lembaran Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2009 Nomor 2,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2);

m) Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 4 Tahun 2011


tentang Tata Nilai Budaya Yogyakarta (Lembaran Daerah Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta Tahun 2011 Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 4);

n) Peraturan Daerah Istimewa Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2013


tentang Kewenangan Dalam Urusan Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta;

o) Peraturan Daerah Istimewa Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2015


tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Istimewa Daerah Istimewa Yogyakarta
Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Kewenangan Dalam Urusan Keistimewaan Daerah
Istimewa Yogyakarta;

p) Peraturan Daerah Istimewa Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2015


tentang Tata Cara Pengisian Jabatan, Pelantikan, Kedudukan, Tugas Dan Fungsi
Wewenang Gubernur Dan Wakil Gubernur;

q) Peraturan Daerah Istimewa Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2018


tentang Kelembagaan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta;

r) Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2020 tentang


Tata Cara Penyusunan Pembentukan Peraturan Daerah Dan/Atau Peraturan

11
Daerah Istimewa

s) Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 21 Tahun 2020 tentang


Hubungan Kerja Pelaksana Kewenangan Urusan Keistimewaan dan Penugasan
Urusan Keistimewaan

t) Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 131 Tahun 2018


tentang Penugasan Urusan Keistimewaan telah dicabut dengan diberlakukannya
Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 13 Tahun 2022 tentang
Penugasan Urusan Keistimewaan

u) Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 25 Tahun 2019 tentang


Pedoman Kelembagaan Urusan Keistimewaan pada Pemerintah Kabupaten/Kota
dan Kalurahan; sebagaimana diubah dengan peraturan Gubarnur DIY Nomor 30
Tahun 2021 tentang Pedoman Kelembagaan Urusan Keistimewaan pada
Pemerintah Kabupaten/Kota dan Kalurahan;

v) Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 85 Tahun 2019 tentang


Pengelolaan Dana Keistimewaan;

w) Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2020 tentang


Pedoman Pemerintahan Kalurahan;

x) Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 37 Tahun 2021 tentang


Perubahan atas Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta nomor 100
tahun 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Bantuan Keuangan Khusus Dana
Keistimewaan Kepada Pemerintah Kalurahan.

12
BAB 2
CAPAIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM KEISTIMEWAAN
DIY BIDANG KELEMBAGAAN TAHUN 2013-2020
BAB 2 CAPAIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM
KEISTIMEWAAN DIY BIDANG KELEMBAGAAN TAHUN 2013-2020
2.1 CAPAIAN PROGRAM KEISTIMEWAAN DIY BIDANG KELEMBAGAAN
TAHUN 2013-2020

Sejak berstatus keistimewaan, pembangunan urusan kelembagaan di DIY telah


mengeluarkan sejumlah kebijakan, program dan kegiatan yang berdaasarkan pada arah
dan sasaran pembangunan nasional dan daerah. Pada tahun 2013-2018, urusan
kelembagaan yang diampu oleh Asisten Keistimewaan telah mengeluarkan berbagai
landasan dan regulasi sebagai dasar untuk pelaksanaan program urusan kelembagaan
keistimewaan DIY. Landasan, arah kebijakan dan regulasi tersebut menjadi dasar bagi
Paniradya Keistimewaan Bidang Urusan Kelembagaan dan Urusan Tata Cara
Pengangkatan Gubernur dan Wakil Gubernur untuk memformulasikan program dan
kegiatan dengan berkoordinasi dan bersinergi bersama dengan stakeholder terkait.
Berikut adalah uraian capaian program Keistimewaan DIY urusan kelembagaan dalam
rentang tahun 2013-2020

1. Penataan kelembagaan asli

Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki bentuk dan susunan pemerintahan yang


berbeda dengan provinsi lainnya di Indonesia. Hal ini didasarkan pada dua pertimbangan
pokok. Pertama, keistimewaan yang dimiliki Yogyakarta membutuhkan adanya
kelembagaan yang dapat mengelolanya dengan sebaik-baiknya agar dapat mencapai
tujuan keistimewaan itu sendiri. Kedua, Yogyakarta, sebagaimana diindikasikan pada
bagian sebelumnya, telah memiliki kelembagaan pemerintahan yang efektif untuk jangka
waktu yang sangat lama. Karenanya, substansi keistimewaan dalam bidang ini akan
memberikan kesempatan pada Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta untuk
merevitalisasi kelembagaan yang dimiliki bagi kepentingan masyarakat luas

13
Penataan kelembagaan asli daerah dimulai dengan diterbitkannya Peraturan
Gubernur DIY Nomor 25 tahun 2019 tentang Pedoman Kelembagaan Urusan
Keistimewaan pada Pemerintah Kabupaten/Kota dan Kalurahan. Kelembagaan Daerah
Istimewa Yogyakarta bersifat istimewa sampai tingkat kalurahan dengan memperhatikan
bentuk dan susunan pemerintahan asli serta berdasarkan asas pengakuan atas hak asal
usul dan pendayagunaan kearifan lokal.

Sebagai tindak lanjut Peraturan Gubernur DIY Nomor 25 tahun 2019, maka pada
Pemerintah Kabupaten/Kota melakukan penyelarasan nomenklatur perangkat daerah
dengan mencantumkan nomenklatur local pada Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan)
dan Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (Kundha Niti Mandala sarta Tata Sasana). Selain
itu juga mencantumkan nomenklatur local yang meliputi Kapanewon untuk kecamatan di
wilayah kabupaten dan kemantren untuk kecamatan di wilayah kota

Dalam melaksanakan sebagian urusan keistimewaan, ditambahkan tugas dan fungsi


urusan keistimewaan meliputi urusan kelembagaan, kebudayaan, pertanahan dan tata
ruang. Pemerintah Desa diubah nomenklaturnya menjadi Pemerintah Kalurahan dengan
ditambahkan sebagian urusan keistimewaan.

2. “SATRIYA” Sebagai Manifestasi Peningkatan Kapasitas Organisasi

SATRIYA merupakan tiwikrama dari budaya pemerintahan, yang terinspirasi atas


upaya reformasi birokrasi sejak Maklumat Nomor 10 Tahun 1946 tentang Perubahan
Pangreh Praja menjadi Pamong Praja. Substansi dari maklumat itu, tidak sekedar
merubah istilah, melainkan juga tata pemerintahannya dari birokrasi sebagai penguasa
(pangreh) menjadi birokrasi yang melayani (pamong yang ngemong ngayomi). Budaya
Pemerintahan SATRIYA sebagaimana dikukuhkan melalui Peraturan Gubernur DIY
Nomor 72 Tahun 2008, merupakan kelanjutan dari upaya melakukan reformasi birokrasi
yang digaungkan sejak 1946 itu.

Mewujudkan aparatur sipil negara yang berwatak dan berperilaku SATRIYA perlu
dilakukan dalam rangka pembaharuan dalam sikap dan tindakan demi terwujudnya
penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, transparan, dan akuntabel serta berorientasi
pada pelayanan masyarakat. Diterbitkanlah regulasi Pergub DIY Nomor 53 Tahun 2014

14
tentang Pedoman Pelaksanaan Budaya Pemerintahan, yang aktualisasinya tercermin
pada: 1) pemahaman terhadap makna bekerja; 2) sikap terhadap pekerjaan; 3) sikap
terhadap lingkungan pekerjaan; 4) sikap terhadap waktu; 5) sikap terhadap alat untuk
bekerja; 6) etos kerja; dan 7) perilaku ketika bekerja atau mengambil keputusan. Itulah
watak sosok SATRIYA yang patut diteladani, baik sebagai abdi masyarakat, maupun
selaku pribadi yang dijiwai filosofi Hamemayu Hayuning Bawana, dengan ajaran moral
sawiji, greget, sengguh ora mingkuh serta dengan semangat golong gilig. Perilaku
SATRIYA diharapkan menjadi jawaban, GRAND DESIGN KEISTIMEWAAN DIY
2022-2042 58 dengan akronim dari: Selaras, Akal Budi Luhur, Teladan, Rela Melayani,
Inovatif, Yakin Percaya Diri, dan Ahli Profesional; untuk merubah mindset perilaku
aparatur birokrasi menjadi lebih responsif, efisien, profesional, dan demokratis.
Kesadaran tersebut harus senantiasa didasari oleh kearifan sawiji greget sengguh ora
mingkuh

3. Penerapan e-Performance Based Budgeting

Kegiatan riil e-performance based budgeting di Pemda DIY meliputi integrasi


manajemen perencanaan pembangunan daerah yang berbasis IT, dengan pengelolaan
sistem perencanaan (JOGJAPLAN), penganggaran (Sistem Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah/SIPKD), dan monitoring evaluasi (SENGGUH) setiap tahun sebagai
sebuah siklus pembangunan yang terpadu dan berkelanjutan

4. Mewujudkan Vision Driven Organization sebagai Bentuk Reformasi Kelembagaan


Daerah

Kelembagaan baru akan terbentuk mengikuti cascading dalam dokumen


perencanaan lima tahunan atau RPJMD yang sudah ditetapkan. Hal itu sudah sesuai
dengan garis kebijakan yang memiliki dimensi istimewa, sebagaimana Perdais DIY
Nomor 1 Tahun 2017 yang menegaskan struktur lembaga Pemerintah Daerah yang
istimewa. Secara substantif, formasi lembaga yang sudah terbentuk pada akhir 2018 itu,
lebih mengedepankan aspek pencapaian sasaran daerah. Semua problem daerah yang
sudah dipetakan, memiliki alur logika terhadap fungsi dan keberadaan lembaga daerah.

15
2.2 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM KEISTIMEWAAN DIY BIDANG
KELEMBAGAAN TAHUN 2013-2021
Perjalanan Keistimewaan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta dimulai dari
tahun 2013 saat UU Keistimewaan DIY No 13 tahun 2012 resmi disahkan. Dalam kurun
waktu 2013-2017 ditandai dengan proses perumusan regulasi sebagai landasan dalam
pelaksanaan program dan kegiatan keistimewaan di DIY. Dalam bidang kelembagaan
keistimewaan sejak diterbitkannya Pergub DIY Nomor 51 tahun 2018 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi, Dan Tata Kerja Paniradya Kaistimewan
lalu direvisi dengan Pergub No 20 Tahun 2020, urusan keistimewaan diampu oleh
Paniradya Keistimewaan yang bertanggungjawab langsung ke Gubernur melalui Sekda.
Berdasarkan pergub tersebut, Paniradya Keistimewaan Bidang Urusan Tata Cara
Pengisian Jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur, Kelembagaan memiliki fungsi untuk
perencanaan dan pengendalian program dan kegiatan kelembagaan keistimewaan dengan
berkoordinasi dengan OPD yang merupakan Pengguna Anggaran (PA) Dana
Keistimewaan. Bab ini akan menguraikan evaluasi mengenai pelaksanaan program
kelembagaan keistimewaan dengan membagi dua pembahasan yakni program dan
kegiatan OPD PA Danais serta Paniradya Keistimewaan Bidang Urusan Tata Cara
Pengisian Jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur, Kelembagaan dalam rentang waktu
2017-2021 sesuai periode RPJMD DIY 2017-2022.

Untuk bidang kelembagaan yang ada di OPD PA Danais, beberapa variabel akan
diukur yakni jumlah OPD PA Danais bidang kelembagaan, Keterkaitan Visi Misi
Gubernur dan Wakil Gubernur serta RPJMD DIY 2017-2022 dengan tujuan, sasaran dan
strategi OPD PA Danais serta menganalisa bagaimana hal tersebut dioperasionalisasikan
ke dalam program yang sesuai, tepat sasaran dan terukur.

16
Tabel 1 Jumlah OPD sebagai PA Dais per tahun (2013-2021)

Jumlah
Tahun OPD
2013 1
2014 1
2015 1
2016 1
2017 2
2018 9
2019 9
2020 16
2021 26
Sumber : dokumen evaluasi Paniradya Keistimewaan

Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab sebelumnya yakni, sinkronisasi visi
misi Gubernur, RPJMD 2017-2022 dengan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan
kebijakan Organisasi Pelaksana Daerah yang menjadi Pengguna Anggaran (PA) Dana
Keistimewaan serta Paniradya Keistimewaan bidang Kelembagaan dan Tata Cara Urusan
Pengangkatan Gubernur dan Wakil Gubernur telah dijabarkan bahwa visi Gubernur DIY
dan RPJMD DIY 2017-22 adalah “Menyongsong Abad Samudera Hindia untuk
Kemuliaan Martabat Manusia Jogja”. Kemuliaan martabat manusia Jogja dalam visi
Gubernur DIY digambarkan dalam Lima Kemuliaan atau Panca Mulia yakni:

1. terwujudnya peningkatan kualitas hidup-kehidupan-penghidupan masyarakat


yang berkeadilan dan berkeadaban, melalui peningkatan kemampuan dan
peningkatan keterampilan sumber daya manusia Jogja yang berdaya saing.
2. terwujudnya peningkatan kualitas dan keragaman kegiatan perekonomian
masyarakat, serta penguatan ekonomi yang berbasis pada sumber daya lokal
(keunikan teritori ekonomi) untuk pertumbuhan pendapatan masyarakat
sekaligus pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan,
3. terwujudnya peningkatan harmoni kehidupan bersama baik pada lingkup
masyarakat maupun pada lingkup birokrasi atas dasar toleransi, tenggang rasa,
kesantunan, dan kebersamaan,
4. terwujudnya tata dan perilaku penyelenggaraan pemerintahaan yang demokratis,
dan

17
5. terwujudnya perilaku bermartabat dari para aparatur sipil penyelenggara
pemerintahan atas dasar tegaknya nilai-nilai integritas yang menjunjung tinggi
kejujuran, nurani rasa malu, nurani rasa bersalah dan berdosa apabila melakukan
penyimpangan-penyimpangan yang berupa korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Untuk mewujudkan visi yang tertuang dalam panca mulia di atas, maka disusun
penjabaran misi no 2 adalah pembangunan tata kelola pemerintahan yang demokratis.
Misi ini menjadi acuan bagi OPD selaku PA dana keistimewaan dan Paniradya
Keistimewaan Bidang Urusan Tata Cara Pengisian Jabatan Gubernur dan Wakil
Gubernur, Kelembagaan dalam merumuskan tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program
dan kegiatan selama periode lima tahun. Untuk mengetahui hal tersebut, pembahasan
akan dilakukan per OPD Kabupaten/ Kota seperti uraian dibawah.

Tabel 2 Keterkaitan OPD sebagai PA Danais dengan fungsi Kelembagaan/


Reformasi Birokrasi (tahun 2020)
No Nama OPD Tujuan Sasaran Strategi
1 Biro Organisasi Menjadi institusi Terwujudnya Penataan dan penguatan
Setda DIY pendorong kapasitas kelembagaan dan tata
terwujudnya tata kelembagaan laksana Pemda yang efektif
perilaku perangkat daerah dan efisien, peningkatan
penyelenggaraan yang sesuai budaya pemerintahan serta
pemerintahan yang kebutuhan dan percepatan implementasi
demokratis melalui kemampuan daerah reformasi birokrasi
reformasi birokrasi
2 Biro Tata Optimalnya Tertib administrasi Meningkatkan koordinasi,
Pemerintahan responsivitas penyelenggaraan harmonisasi, dan
Setda DIY dinamika pemerintahan umum, sinkronisasi dalam
penyelenggaraan otonomi daerah, dan penyelenggaraan
pemerintah daerah kerja sama pemerintahan umum,
penataan otonomi daerah,
optimalisasi fasilitasi kerja
sama daerah, dan
pembinaan pemerintahan
desa/kelurahan dan
kecamatan
3 Badan Pendidikan Peningkatan Meningkatnya Peningkatan kapasitas
dan Pelatihan DIY kualitas Pendidikan kualitas layanan aparatur berbasis
dan pelatihan, penyelenggaraan keistimewaan
pengembangan kediklatan
kediklatan dan
jejaring kediklatan
4 Badan Mewujudkan Meningkatnya Membangun sumber daya
Kepegawaian peningkatan kualitas manajemen aparatur yang kompeten,
Daerah DIY kualitas manajemen aparatur secara professional, berkinerja
aparatur secara efisien dan efektif tinggi, efisien, dan efektif
efisien dan efektif dalam pelayanan

18
dalam pelayanan publik secara
secara profesional profesional

5 Bagian Organisasi Meningkatkan Kualitas kebijakan Peningkatan kapasitas


Setda Kota Jogja kebijakan pelayanan publik kelembagaan dan
penyelenggaraan meningkat ketatalaksanaan
pemerintahan yang pemerintahan daerah
berkualitas
6 Bagian Organisasi Terwujudnya tata Meningkatnya Meningkatnya kualitas
Setda Kabupaten kelola kualitas kebijakan perumusan dan
Kulon Progo pemerintahan yang penyelenggaraan pengendalian kebijakan
baik pemerintahan
7 Bagian Organisasi Mewujudkan tata Penyelenggaraan
Setda Kabupaten kelola pemerintahan daerah
Gunungkidul pemerintahan yang meningkat
baik untuk
meningkatkan
pelayanan public
8 Bagian Hukum Mewujudkan tata Penyelenggaraan
dan Hak Asasi kelola pemerintahan daerah
Manusia Setda pemerintahan yang meningkat
Kabupaten baik untuk
Gunungkidul meningkatkan
pelayanan public
9 Bagian Organisasi Terwujudnya Meningkatnya Pemenuhan aspek-aspek
Setda Kabupaten reformasi tata kualitas pelayanan pemenuhan kepuasan
Sleman kelola publik pengguna layanan
pemerintahan yang
baik
10 Bagian Hukum Terwujudnya Meningkatnya
Setda Kabupaten reformasi tata kualitas pelayanan
Sleman kelola publik
pemerintahan yang
baik
11 Dinas Meningkatkan tata Meningkatnya
Pemberdayaan kelola kualitas pelayanan
Masyarakat dan pemerintahan yang publik
Kalurahan (PMK) baik
Setda Kabupaten
Sleman
12 DP3AKB-PMD Peningkatan Kualitas Meningkatkan kualitas
Kabupaten akuntabilitas penyelenggaraan penyelenggaraan
Gunungkidul penyelenggaraan pemerintahan desa administrasi desa yang baik
pemerintahan desa meningkat melalui pengembangan
kapasitas sumber daya
manusia
Sumber : dokumen RPJMD DIY 2017-2022, Renstra OPD terkait, LAKIP OPD terkait

Dari data di atas dapat diketahui bahwa OPD PA Danais pada tahun 2020 telah
menerjemahkan visi dan misi pembangunan DIY menjadi tujuan, sasaran dan strategi
yang mencerminkan pembangunan tata kelola pemerintahan yang baik. Dalam

19
perumusan tujuan, dari 12 OPD ada tujuh (7) OPD yang secara eksplisit menyebutkan
tata kelola pemerintahan yang baik sedangkan sisanya menurunkan konsep tata kelola
pemerintahan yang demokratis menjadi reformasi birokrasi, akuntabilitas, responsivitas,
pembentukan aparatur yang bekerja secara efektif dan efisien. Hal ini menandakan bahwa
perumusan tujuan sudah menjadikan visi dan misi pembangunan yang tertuang dalam
dokumen RPJMD DIY 2017-2022 sebagai acuan.

Sementara itu, dalam memformulasikan sasaran dan strategi untuk mencapai tujuan
pembangunan, terlihat bahwa OPD PA Danais mempunyai fokus yang berbeda-beda.
Sesuai dengan tujuan dan sasaran pembangunan, OPD DA Danais bidang kelembagaan
menyusun strategi pencapaian berdasarkan isu utama dalam tujuan dan sasaran yakni
pembangunan kapasitas kelembagaan dan reformasi birokrasi, pembangunan kompetensi
SDM dan sinergitas antar stakeholder. Tidak seragamnya tujuan, sasaran dan strategi ini
menggambarkan perbedaan fungsi dan peran masing-masing OPD bidang kelembagaan
dan prioritas pembangunan di tiap Kabupaten/ Kota.

Lalu bagaimanakah OPD bidang kelembagaan keistimewaan mengoperasionalkan


tujuan, sasaran dan strategi yang telah dirumuskan menjadi program yang mencerminkan
policy content? Tabel di bawah akan memaparkan bagaimana variasi program OPD
bidang kelembagaan keistimewaan dalam kurun waktu 2017-2021

20
Tabel 3 Kegiatan Danais per Tahun 2017-2021

Tahun Total
No Nama Program 2017 2018 2019 2020
Program pengembangan
1 regulasi urusan keistimewaan 1 1 2
Program peningkatan kualitas
2 kelembagaan perangkat daerah 1 1
Program peningkatan kualitas
ketatalaksanaan perangkat
3 daerah 1 1
Program peningkatan
kebijakan penataan SDM
4 aparatur 1 1
Program peningkatan
5 pelayanan public 1 1
Program peningkatan
6 kapasitas kelembagaan daerah 1 1
Program penyusunan
kebijakan urusan
7 keistimewaan 1 1
Program peningkatan
kapasitas kelembagaan
8 keistimewaan 1 1
Program perencanaan dan
pengendalian pelaksanaan
9 kegiatan keistimewaan 1 1
Program penataan
kelembagaan pemerintah
10 daerah 5 5
Program penataan
kelembagaan dan
11 ketatalaksanaan 6 11 17
Program sarana dan prasarana
lembaga pelaksana urusan
keistimewaan bidang
12 kelembagaan 1 1
Program peningkatan budaya
13 pemerintahan 7 7 14
Program pengawasan produk
14 hukum 1 1
Program peningkatan
kapasitas kelembagaan dan
ketatalaksanaan pemerintah
15 daerah 1 1
Program kelembagaan dan
16 ketatalaksanaan 1 1
Program penyelenggaraan
keistimewaan urusan
kelembagaan dan
17 ketatalaksanaan 0
Program sarana dan prasarana
18 keistimewaan 0

21
Program kelembagaan dan
19 ketatalaksanaan keistimewaan 0
Program penyelenggaraan
keistimewaan urusan
kelembagaan dan
20 keistimewaan 0

total 5 10 15 20 50
Sumber : dokumen Paniradya Keistimewaan

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa secara kuantitatif, program OPD
kelembagaan keistimewaan mengalami peningkatan per tahun secara cukup signifikan.
Pada tahun 2017 hanya ada 5 program yang didanai oleh danais, lalu pada tahun 2018-
2020 program bertambah setiap kelipatan nya yakni 10, 15 dan 20 per tahun secara
berurutan. Pada akhir tahun 2020 pandemi global yang diakibatkan oleh krisis kesehatan
karena virus covid-19 telah membuat sejumlah perubahan dan memberikan kendala pada
kinerja pemerintah daerah termasuk DIY. Pada tahun 2021 format perencanaan program
mengalami perubahan dengan memadatkan program menjadi program induk yakni
Program penyelenggaraan keistimewaan urusan kelembagaan dan ketatalaksanaan yang
diturunkan menjadi kegiatan dan sub=kegiatan. Meski demikian, program menjadi lebih
terstruktur dan tidak tumpang tindih.

Meskipun terjadi peningkatan jumlah program yang didanai oleh danais, jika
menilik jenis dan deskripsi program terlihat bahwa dari total 87 program selama kurun
waktu 2017-2022, tidak terlihat variasi kegiatan secara signifikan. Program yang paling
banyak dilaksanakan atau tercatat ada 27 buah adalah Program penataan kelembagaan
dan ketatalaksanaan, lalu yang terbanyak kedua adalah Program peningkatan budaya
pemerintahan yakni sebanyak 23 program. Pada dua tahun awal, program didominasi oleh
perumusan kebijakan kelembagaan keistimewaan baik itu penyusunan regulasi urusan
keistimewaan, penyusunan kebijakan urusan keistimewaan dan peningkatan aparatur
urusan kelembagaan. Pada tahun berikutnya, program banyak didominasi oleh penataan
kelembagaan dan ketatalaksanaan dan program peningkatan budaya pemerintahan.

Jika menilik dari tujuan, sasaran, dan strategi kebijakan yang mempunyai fokus
beragam, maka operasionalisasi program OPD kelembagaan keistimewaan seharusnya

22
tidak didominasi oleh isu yang seragam. Hal ini menandakan jika perumusan program
belum menggunakan logical framework yang tepat untuk bisa menghasilkan program
yang sesuai, tepat sasaran dan terukur. Selain itu, perencanaan program dan kegiatan
belum berbasis dampak (outcome) secara terperinci. Pengukuran dampak (outcome) baru
dilakukan pada tahap awal (initial outcome) dan belum mencantumkan dampak jangka
menengah dan jangka panjang secara terperinci. Hal ini seperti konsep pengukuran
dampak dari suatu kebijakan, program dan kegiatan seperti dalam uraian berikut.

Menurut Purwanto dan Sulistyani (2015: 107) dalam Nurul (2017:5), penilaian pada
hasil (ooutcome) meliputi tahap initial outcome (hasil langsung dari kebijakan), tahap
intermediate outcome (hasil jangka menengah dari kebijakan), dan tahap long-term (hasil
jangka panjang dari kebijakan/dampak). Tahap initial outcome (hasil langsung dari
kebijakan) adalah pembelajaran (learning) meliputi: awareness (kesadaran), knowledge
(pengetahuan), attitudes (sikap), skill (keterampilan), dan sebagainya; Tahap
intermediate outcome (hasil jangka menengah dari kebijakan) adalah action (aksi) yang
meliputi behaviour (perilaku), practice (profesi/praktik), decision making (pengambilan
kebijakan), dan sebagainya; dan tahap long-term (hasil jangka panjang dari
kebijakan/dampak) adalah kondisi yang diharapkan meliputi: kondisi ekonomi, kondisi
sosial, kondisi sipil, kondisi kesehatan, dan lain sebagainya (University of Wincosin,
2015).

2.3 ISU – ISU STRATEGIS


Arah kebijakan kelembagaan dirumuskan untuk membawa keistimewaan DIY lebih
teraktualisasikan dalam menyelenggarakan Urusan yang menjadi kewenangan
pemerintah dalam kerangka desentralisasi simetris dan Urusan yang menjadi kewenangan
pemerintah dalam kerangka desentralisasi asimetris. Oleh sebab itu, maka kewenangan
kelembagaan keistimewaan DIY diarahkan untuk mencapai efektivitas dan efisiensi
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat berdasarkan prinsip
responsibilitas, akuntabilitas, transparansi, dan partisipasi. Hal ini senada dengan asas
kelembagaan yang dijadikan fondasi dalam penyelenggaraan pemerintahan yang
meliputi: efektivitas pemerintahan, efisiensi, manfaat, akuntabilitas, keterbukaan,
partisipasi dan pendayagunaan kearifan local

23
Dalam pembangunan dan penataan kelembagaan, pendekatan-pendekatan yang
digunakan untuk mengambil kebijakan strategis adalah sebagai berikut:

a. Pertama, Pendekatan Kewenangan Keistimewaan. Kelembagaan dalam


Keistimewaan DIY mengampu 3 (tiga) kewenangan sekaligus, yaitu kewenangan
dasar yang diberikan oleh Undang- undang Nomor 3 Tahun 1950, kewenangan
pelaksanaan urusan pemerintahan yang ditentukan dalam Undang-undang Nomor
32 Tahun 2004 yang telah diganti dengan UU No 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah dan kewenangan keistimewaan yang ditentukan dalam
Undang-undang Nomor 13 Tahun 2012. Ketiga kewenangan itu, harus
dilaksanakan secara bersamaan dalam sebuah bentuk dan tata kelola kelembagaan
Pemerintah DIY.
b. Kedua, Pendekatan Efektivitas Kelembagaan. Perlunya Pelaksanaan program dan
kegiatan oleh OPD selain pengampu urusan keistimewaan untuk menghilangkan
“Labelling” program dan kegiatan yang dibiayai Danais. Dalam hal ini pengukuran
kinerja harus sampai pada dampak yang timbul dari kegiatan-kegiatan tersebut.
Perlunya kesamaan pemahaman terkait keistimewaan DIY khususnya urusan
kelembagaan. Diperlukan sinkronisasi dan harmonisasi dengan peraturan
perundangan yang berlaku dengan memperhatikan pelaksanaan desentralisasi
simetris dan asimetris. Perlunya koordinasi kewenangan keistimewaan dengan
baik. Perubahan Susunan Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) di lingkungan
Pemerintah DIY yang ditandai dengan terbitnya Peraturan Daerah Istimewa nomor
3 tahun 2015 berimplikasi pada tuntutan perubahan bentuk kelembagaan

Berpijak dari hasil refleksi keistimewaan urusan kelembagaan serta rencana arah
kebijakan maka strategi-strategi yang dapat dilakukan pada urusan kelembagaan adalah:

a. Mempedomani nilai-nilai budaya luhur DIY dalam penyelenggaraan Pemerintahan;


b. Melembagakan peran dan tanggungjawab Kasultanan dan Kadipaten dalam
memperkuat keistimewaan kelembagaan;
c. Melakukan koordinasi, sinkronisasi dan harmonisasi terhadap regulasi
kelembagaan nasional untuk memperkuat kelembagaan DIY;

24
d. Menerapkan prinsip rightsizing;
e. Menerapkan prinsip-prinsip Good Governance;
f. Mendesain lembaga yang memiliki keunikan sebagai penciri keistimewaan;
g. Internalisasi keistimewaan dalam setiap lembaga;
h. Memiliki blue print yang berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.

Dalam proses penataan bentuk kelembagaan dan tata kelola kelembagaan


Pemerintah DIY sebagai konsekuensi yuridis diberlakukannya Undang-undang Nomor
13 Tahun 2012 perlu memperhatikan, setidaknya, 4 (empat) aspek, yaitu: 1. Aspek bentuk
dan tata kelola kelembagaan pemerintahan asli; 2. Aspek bentuk dan tata kelola
pemerintahan berdasarkan regulasi nasional; 3. Aspek bentuk dan tata kelola
pemerintahan yang ideal; dan 4. Aspek perbandingan dengan bentuk dan tata kelola
pemerintahan daerah lainnya yang bersifat khusus atau istimewa.

Berdasarkan hasil kajian melalui review dokumen dan diskusi terarah (FGD) yang
terkait dengan urusan kelembagaan, dapat dirumuskan beberapa isu strategis sebagai
berikut:

a. Reformasi Birokrasi Kelembagaan Keistimewaan Untuk melaksanakan pengelolaan


sektor publik dengan prinsip governance, perbaikan kinerja atau perbaikan kualitas
sistem input dalam proses produksi barang publik menjadi pusat perhatian utama
(Keban, 2009). Perbaikan kuailtas kinerja ini dilakukan dengan peningkatan
kompetensi atau capacity building dengan menjadikan dimensi kelembagaan sebagai
poin utama. Dimensi kelembagaan dalam proses capacity building terdiri dari
pengembangan sumberdaya manusia, yakni peningkatan kompetensi aparatur sipil
melalui training, serta pengaturan kondisi dan lingkungan kerja atau budaya
organisasi. Selain itu perlu dilakukan penguatan organisasi Yaitu sistem managerial
untuk memperbaiki kinerja dari fungsi-fungsi dan tugas-tugas yang ada dan
pengaturan struktur yang kaya fungsi.
b. E-government sebagai bentuk transparansi, akuntabilitas dan pemerataan akses
masyarakat terhadap pembangunan

25
c. Pembentukan forum pentahelix sebagai bagian dari partisipasi pembangunan
masyarakat. Good governance akan bermakna apabila keberadaannya ditopang oleh
lembaga yang melibatkan kepentingan publik yang terdiri dari pemerintah, sektor
swasta dan masyarakat.
d. Pembentukan desain kelembagaan pemerintahan DIY yang pro kesejahteraan rakyat

26
BAB 3

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KELEMBAGAAN DIY


BERDASARKAN RPJMN VISI DAN MISI GUBERNUR DAN WAKIL
GUBERNUR, RPJMD, , DAN GRAND DESIGN KEISTIMEWAAN DIY 2022 –
2042

BAB 3 ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KELEMBAGAAN DIY BERDASARKAN RPJMN VISI


DAN MISI GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, RPJMD, , DAN GRAND DESIGN KEISTIMEWAAN
DIY 2022 – 2042
3.1 Arah Pembangunan DIY berdasarkan Tujuan Pembangunan Nasional bidang
Kelembagaan

Arah pembangunan kelembagaan nasional didasarkan pada tiga periodesasi yakni


2016-2025, 2026-2035 dan 2036 -2045. Hal ini sesuai dengan Pilar Visi Indonesia 2045
yang fokus pada empat aspek utama yakni Pembangunan SDM dan Penguasaan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi, Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan, Pemerataan
Pembangunan, Ketahanan Nasional dan Tata Kelola Kepemerintahan. Secara lebih rinci,
tiga periodesasi Reformasi Birokrasi dan pembangunan kelembagaan nasional tersebut
dijabarkan dalam target tertentu pada masing –masing tahapan, yakni

1. Target reformasi birokrasi dan pembangunan kelembagaan nasional 2016-2025 (


infrastruktur birokrasi yang solid dan kokoh )
a) Struktur yang ramping
b) E-government
c) Human capital management
d) Budaya ASN yang melayani dengan basis kebutuhan masyarakat (citizendemand)
e) ASN berwawasan global
f) Merit-based system
2. Target reformasi birokrasi dan pembangunan kelembagaan nasional 2026-2035
(Pemerintahan yang terbuka dan kolaboratif)
a) Struktur berbasis outcome
b) Open government
c) Pelayanan yang berorientasi pada kepuasan warga (citizen centric)

27
d) ASN yang kompetitif
3. Target reformasi birokrasi dan pembangunan kelembagaan nasional 2036 – 2045
(Kelembagaan birokrasi yang andal dan modern)
a) Pemerintah sebagai regulator danfasilitator pembangunan (enabler)
b) Struktur yang fleksibel, adaptif, dan bersifat lintas sektor
c) People-driven
d) Internetworked government dan locally empowered
e) Tatakelola pemerintahan yang inklusifdan kolaboratif
f) ASN berkelas dunia
g) Pelayanan publik yang terjangkau, tepat,cepat, dan berorientasi pada kebutuhan
personal

Strategi pembangunan Wilayah Jawa-Bali Bidang Kelembagaan dalam RPJMN


2020 – 2024 dan RKP 2023

a. peningkatan kapasitas pemerintahan daerah (kelembagaan, aparatur dan keuangan


daerah);
b. pengembangan dan penguatan peran kecamatan sebagai pusat data, informasi dan
pengetahuan, pusat pelayanan dasar, pusat pemberdayaan masyarakat, pusat
pengembangan inovasi dan kewirausahaan, pusat pengelolaan sumber daya alam
dan lingkungan, serta pusatpertumbuhan ekonomi kabupaten; dan
c. percepatan penerapan SPM antara lain sanitasi, air bersih, pengelolaan sampah,
peningkatan pelayanan perizinan investasi, dan perluasan kerjasama antardaerah.

Arah Kebijakan dan Strategi Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola


1. Penguatan implementasi manajemen ASN
a. Penerapan Manajemen Talenta Nasional ASN
b. Peningkatan sistem merit ASN
c. Penyederhanaan eselonisasi
d. Penataan jabatan fungsional
2. Penataan kelembagaan dan proses bisnis
a. Penataan kelembagaan instansi pemerintah

28
b. Penetapan SPBE terintegrasi
3. Reformasi sistem akuntabilitas kinerja
a. Perluasan implementasi sistem integritas
b. Penguatan pengelolaan RB dan akuntabilitas kinerja organisasi
c. Reformasi sistem perencanaan dan penganggara
4. Transformasi pelayanan public
a. Pelayanan publik berbasis elektronik (eservice)
b. Penguatan pengawasan masyarakat atas kinerja pelayanan publik
c. Penguatan ekosistem inovasi
d. Penguatan pelayanan terpadu
3.2 Arah Pembangunan DIY berdasarkan visi misi Gubernur dan Wakil Gubernur,
RPJMN, RPJMD dan RDP 2023-2027

Melalui Renaisans Yogyakarta adalah upaya dengan mengembalikan nilai-nilai


keluhuran, keutamaan dan jati diri berbangsa yang kini tidak lagi menjadi penuntun gerak
bernegara, gerak pemimpin dan kerja birokrasi, serta gerak kehidupan seluruh elemen
bangsa untuk menuju Indonesia yang bermartabat. Arah Renaisans Yogyakarta dipayungi
kebijakan pembangunan kebudayaan dalam arti luas, sekaligus menjadikannya arus
utama pembangunan. Riset global oleh Harvard Academy for International and Area
Studies tahun 1990-an menguatkan bahwa, “Budaya menentukan kemajuan dari setiap
masyarakat, negara, bangsa di seluruh dunia, baik ditinjau dari sisi politik, sosial, maupun
ekonomi. Renaisans Kebudayaan hendaknya memanfaatkan tren pergeseran pusat
peradaban ke timur, dengan menjadikan Yogyakarta laboratorium pengembangan
budaya-budaya etnik nusantara untuk penguatan ke-Indonesiaan. Melalui Renaisans
Kebudayaan itulah yang mengantarkan “Yogyakarta Menyongsong Peradaban Baru”.

“Lima Kemuliaan” atau “Panca Mulia”, kemulian dalam visi Terwujudnya


Peningkatan Kemuliaan Martabat Manusia Jogja dimaknai paripurna dalam memenuhi
Panca Mulia, yakni terpenuhinya kualitas hidup, kehidupan, penghidupan masyarakat
yang berkeadilan, terwujudnya kualitas dan keragaman kegiatan perekonomian
masyarakat yang tumbuh, dan berkeadilan, serta pelayanan publik yang dilaksanakan oleh
aparatur yang bermartabat dan memiliki integritas. Rumusan tersebut dikembangkan

29
dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan strategis, baik eksternal dan internal
yang mempengaruhi serta kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang ada dalam
pembangunan daerah di DIY. Panca Mulia kemudian dirumuskan ke dalam Misi
pembangunan DIY dengan mengakomodir dua substansi yakni Panca Mulia 1, 2, dan 3
dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup, kehidupan dan penghidupan masyarakat
yang berkeadilan dan berkeadaban; dan substansi Panca Mulia 4 dan 5 yakni mewujudkan
tata pemerintahan yang demokratis.

Keselarasan RPJMN 2020-2024 dan RPD DIY 2023-2027

1. Meningkatnya Kesejahteraan Sosioekonomi dan Sosiokultural Masyarakat

2. Terwujudnya reformasi Tata Kelola Pemerintah yang baik (good Government)

Agenda RPD DIY 2023- 2027

1. Memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas dan berkeadila

2. Mengembangkan wilayah untuk mengurangi kesenjangan dan menjamin pemerataan

3. Meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing

4. Revolusi mental dan pembangunan kebudayaan

5. Memperkuat infrastruktur untuk mendukung pengembangan ekonomi dan pelayanan


dasar

6. Membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana, dan perubahan


iklim

7. Memperkuat stabilitas Polhukhankam dan Transformasi Pelayanan public

Tujuan Target indikator kinerja utama Pemerintah Daerah pada RPD DIY 2023-2027

30
1. Angka Inclusive Growth Indeks (IGI) dengan baseline 6,15 (2021) menjadi sebesar
6,20 (2022) hingga 6,64 (2026

2. Indikator Reformasi Birokrasi dengan baseline 81,38 (2021) dapat tercapai menjadi
84,38 (2026)

Arah Pembangunan Keistimewaan dalam RPD DIY 2023-2027 adalah


mewujudkan Masa depan Kelembagaan Pemda DIY adalah: Kelembagaan Pemda DIY
yang Berkarakter dengan capaian : (Agenda Pembangunan Keistimewaan 2023- 2027)

1. Kelembagaan Pemda DIY yang adaptif sesuai dinamika kemajuan multi aspek dengan
menerapkan prinsip- prinsip tata kelola pemerintah yang baik di dalam mengembangkan
kelembagaan yang efektif

2. Budaya birokrasi yang inovatif yang berorientasi iptek dan berkarakter luhur yang
merupakan bagian dari Budaya SATRIYA yang terus tumbuh dan kembang dalam
praktik pelayanan publik dan pemajuan keistimewaan Yogyakarta.

3. Peranan pemda tingkat DIY hingga kalurahan yang efektif dan optimal diwujudkan
sebagai fasilitator, regulator, sekaligus sebagai katalisator pembangunan di berbagai
tingkat guna efisiensi dan efektivitas pelayanan public

Tujuan yang hendak dicapai Grand Design Keistimewaan DIY Tahun 2022- 2042
adalah:

1. Mewujudkan pemerintahan yang demokratis


2. Mewujudkan kesejahteraan dan ketenteraman masyarakat
3. wujudkan tata pemerintahan dan tatanan sosial yang menjamin kebhinneka-
tunggal-ika-an dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia
4. Menciptakan pemerintahan yang baik
5. Melembagakan peran dan tanggung jawab Kasultanan dan Kadipaten dalam
menjaga dan mengembangkan budaya Yogyakarta yang merupakan warisan
budaya bangsa.

31
Untuk mewujudkan tujuan tersebut diatas, maka perlu menselaraskan berdasar pada
asas yang dianut dalam Grand Design Keistimewaan DIY Tahun 2022- 2042

1. Asas pengakuan asal-usul Pengakuan “asas pengakuan atas hak asal-usul” adalah
bentuk penghargaan dan penghormatan negara atas pernyataan berintegrasinya
Kasultanan dan Kadipaten ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk
menjadi bagian wilayah setingkat provinsi dengan status istimewa.
2. Asas kerakyatan Asas kerakyatan adalah asas yang mengutamakan kepentingan
rakyat dalam semua pengambilan keputusan di DIY.
3. Asas demokrasi Asas demokrasi adalah adanya pelaksanaan amanat masyarakat
DIY oleh Pemerintah Daerah DIY.
4. Asas ke-bhinneka-tunggal-ika-an Ke-bhinneka-tunggal-ika-an adalah asas yang
menjamin ruang bagi Pemerintah Daerah DIY untuk menata daerahnya sesuai
dengan karakteristik dan kebutuhan lokal dengan tetap memperhatikan kepentingan
nasional. e. Asas efektivitas pemerintahan Asas efektivitas pemerintahan adalah
asas pemerintahan yang berorientasi pada rakyat, transparan, akuntabel, responsif,
partisipatif, dan menjamin kepastian hukum. f. Asas kepentingan nasional Asas
kepentingan nasional adalah pengaturan mengenai Tata Cara Pengisian Jabatan,
Kedudukan, Tugas, dan Wewenang Gubernur dan Wakil Gubernur harus sekaligus
melayani kepentingan Indonesia, dan sebaliknya.
5. Asas pendayagunaan kearifan lokal Asas pendayagunaan kearifan lokal adalah
menjaga integritas Indonesia sebagai suatu kesatuan sosial, politik, ekonomi,
budaya, pertahanan dan keamanan, serta pengakuan dan peneguhan peran
Kasultanan dan Kadipaten tidak dilihat sebagai upaya pengembalian nilai-nilai dan
praktik feodalisme, melainkan sebagai upaya menghormati, menjaga, dan
mendayagunakan kearifan lokal yang telah mengakar dalam kehidupan sosial dan
politik di Yogyakarta dalam konteks kekinian dan masa depan
3.3 Arah Kebijakan Keistimewaan Yogyakarta bidang Kelembagaan
a. Dengan ditetapkannya UU Nomor 13 Tahun 2012, Pemerintah Daerah DIY
mempunyai peluang sekaligus tantangan untuk menjalankan fungsi pemerintahan
secara ideal dalam sistem baru kelembagaan keistimewaan DIY. Sistem

32
kelembagaan baru dalam kerangka keistimewaan DIY mencakup sinergi antara:
kelembagaan pemerintah daerah, kelembagaan kasultanan, kelembagaan kadipaten,
kelembagaan masyarakat, dan kelembagaan swasta.

b. Dalam kerangka kelembagaan baru tersebut, pemerintah daerah dituntut untuk


mampu melibatkan secara aktif unsur-unsur kelembagaan kasultanan dan kadipaten
dalam praktek implementasi dan penguatan nilai-nilai keistimewaan, mampu
mendorong keberdayaan masyarakat, mampu menumbuhkan prakarsa dan
kreativitas masyarakat dan pelaku ekonomi, mampu menumbuhkan partisipasi
masyarakat agar tujuan keistimewaan dan praktek otonomi daerah dapat
diwujudkan. Untuk membawa sistem kelembagaan baru tersebut menjadi
kenyataan di masa depan, maka nilai-nilai dasar yang harus dirujuk dalam
perumusan kelembagaan yang dimaksud adalah Manunggaling Kawula Gusti

c. Manunggaling Kawula Gusti sebagai model kepemimpinan yang terbuka dan


merakyat dalam implementasinya menuntut adanya sistem kelembagaan birokrasi
yang terbuka, sederhana dan luwes. Terbuka, memiliki arti mudah diakses oleh
masyarakat luas Sederhana, diwujudkan ke dalam prosedur dan proses pelayanan
yang pendek dan cepat kepada masyarakat tanpa meninggalkan kepercayaan dan
kualitas. Luwes, menyandang arti kemudahan tersambungnya prosedur dan
pelayanan antar lembaga pengisi keistimewaan (pemerintah daerah, kasultanan,
kadipaten, dan masyarakat)

d. Seluruh lembaga formal GRAND DESIGN KEISTIMEWAAN DIY 2022-2042


206 pemerintahan, seluruh unsur-unsur lembaga kasultanan dan kadipaten, serta
seluruh lembaga non-formal kemasyarakatan (termasuk lembaga RT atau Rukun
Tetangga dan RW atau Rukun Warga) “manunggal” dalam gerak kedepan
kelembagaan keistimewaan DIY. Setiap unsur-unsur kelembagaan di DIY akan
memiliki dan mendapatkan ruang “keterlibatan” dalam menjalankan, mengisi, dan
mengembangkan keistimewaan DIY.

33
e. Dari hasil telaah sistem dan substansi kelembagaan di DIY serta nilai-nilai dasar
keistimewaan DIY secara mendalam (Manunggaling Kawula Gusti), maka didapati
bahwa sistem kelembagaan baru yang akan dibangun dan dikembangkan nantinya
(sinergi lembaga pemerintah daerah, kasultanan, kadipaten, masyarakat, dan
swasta) tidak akan mendapati dirinya bertentangan atau konflik dengan prinsip-
prinsip kelembagaan dan prinsip-prinsip organisasi modern. Dalam kerangka
kelembagaan baru seperti itu, kelembagaan pemerintah daerah akan menjadi hub
atau backbone bagi keteranyaman keseluruhan lembaga di DIY. Secara teoritis,
pemerintah daerah sebagai hub atau backbone dalam system kelembagaan baru
nantinya akan memiliki kesesuaian dengan prinsip-prinsip kelembagaan dan
organisasi yang mewakili tiga pilar keistimewaan, yakni Kasultanan/Kadipaten,
birokrasi, dan masyarakat DIY
f. Secara lebih singkat, kelembagaan pemda pada masa mendatang adalah
kelembagaan pemda yang berkarakter:
1. Kelembagaan Pemda DIY yang adaptif sesuai dinamika kemajuan multi aspek
dengan menerapkan prinsip-prinsip tata kelola pemerintah yang baik di dalam
mengembangkan kelembagaan yang efektif.
2. Budaya birokrasi yang inovatif yang berorientasi iptek dan berkarakter luhur
yang merupakan bagian dari Budaya SATRIYA yang terus tumbuh dan
kembang dalam praktik pelayanan publik dan pemajuan keistimewaan
Yogyakarta. Pengembangan budaya birokrasi yang berkemajuan tersebut
dilakukan dengan meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia dan berbagai
upaya meningkatkan profesionalisme, serta melakukan transformasi sarana
prasarana layanan publik yang berbasis teknologi informasi yang mendukung
perwujudan smart government.
3. Peranan pemda tingkat DIY hingga kalurahan yang efektif dan optimal
diwujudkan sebagai fasilitator, regulator, sekaligus sebagai katalisator
pembangunan di berbagai tingkat guna efisiensi dan efektivitas pelayanan
publik.

34
BAB 4

RENCANA AKSI

BAB 4 RENCANA AKSI


Tabel 4 Peta Jalan Kelembagaan DIY 2022 - 2027 berdasarkan Isu Strategis Grand Design Keistimewaan DIY 2022-2042

Isu Capaian per tahun leading sector


Sasaran Program Kegiatan Indikator
Strategis
2022 2023 2024 2025 2026 2027
1. Terlaksan Penataan Perumusan Jumlah - Regulasi - Review Tugas - Pergub - Pergub - Pergub 22 dokumen Paniradya
Birokrasi anya Kelembag Kebijakan Kebijakan kelembagaan fungsi dan Tata Review Tugas Review Tugas Review Kebijakan Kaistimewaan,
yang penataan aan dan Kelembagaan Kelembagaan Perangkat Daerah Kerja Perangkat fungsi dan Tata fungsi dan Tugas Kelembagaan Biro
bersih dan kelembag Ketatalak Perangkat Perangkat dan UPT (30 Daerah dan UPT (30 Kerja Perangkat Tata Kerja fungsi dan Perangkat Organisasi,
akuntabel aan asli sanaan Daerah Pergub) Pergub) Daerah dan Perangkat Tata Kerja Daerah Bappeda
DIY Urusan - Proses Bisnis - Regulasi penataan UPT (25 Daerah dan Perangkat
Keistime Kelembagaan LNS Hasil Evaluasi Pergub) UPT (20 Daerah dan
waan Pemda DIY (1 (1 Pergub) - Evaluasi Pergub) UPT (20
Dokumen) - Evaluasi Lembaga Non - Evaluasi pergub)
- Evaluasi Kelembagaan (1 Struktural Regulasi - Evaluasi
Lembaga Non dokumen) -Evaluasi Penataan LNS Lembaga
Struktural (1 Implementasi (1 dokumen) Non
Dokumen) Penyederhanaa - Evaluasi Struktural (1
- Draft Raperdais n Birokrasi (1 Kelembagaan Dokumen)
Kelembagaan dokumen) (1 Dokumen) - Evaluasi
Pemda DIY (1 - Evaluasi Kelembagaa
Dokumen) Kelembagaan n (1
(1 dokumen) dokumen)

35
Pembinaan Jumlah - Penataan - Penataan - Penataan - Penataan - Penataan Penataan dan Paniradya
Kelembagaan Dokumen Hasil Kelembagaan Kelembagaan Kelembagaan Kelembagaan Kelembagaa monitoring Kaistimewaan,
Pemerintah Pembinaan Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota (5 Kabupaten/Kot Kabupaten/Ko n evaluasi Biro
Kabupaten/K Kelembagaan (5 rekomendasi) rekomendasi) a (5 ta (5 Kabupaten/ Kelembagaan 5 Organisasi,
ota - Monitoring '- Monitoring rekomendasi) rekomendasi) Kota (5 Kabupaten/Kota Bappeda
Evaluasi Evaluasi - Monitoring - Monitoring rekomendas
Kelembagaan Kelembagaan Evaluasi Evaluasi i)
Kabupaten Kota Kabupaten Kota Kelembagaan Kelembagaan - Monitoring
pelaksana urusan pelaksana urusan Kabupaten Kota Kabupaten Evaluasi
keistimewaan (5 keistimewaan (5 pelaksana Kota Kelembagaa
Laporan) Laporan) urusan pelaksana n Kabupaten
keistimewaan urusan Kota
(5 Laporan) keistimewaan pelaksana
(5 Laporan) urusan
keistimewaa
n (5
Laporan)
Perencanaan Jumlah - Monitoring dan 1. Bahan Berita 1. Bahan Berita 1. Bahan 1. Bahan Jumlah Dokumen Paniradya
dan Dokumen evaluasi Acara Penilaian Acara Penilaian Berita Acara Berita Acara Perencanaan dan Kaistimewaan,
Pengendalian Perencanaan pelaksanaan Perubahan Pertama Perubahan Penilaian Penilaian Pengendalian Biro
Urusan dan program/kegiatan dan Kedua Tahun Pertama dan Perubahan Perubahan Urusan Organisasi,
Kelembagaan Pengendalian urusan 2023 (2 dokumen) Kedua Tahun Pertama dan Pertama dan Kelembagaan (4 Bappeda
Urusan kelembagaan 2. Bahan Berita 2024 (2 Kedua Tahun Kedua dokumen)
Kelembagaan tahun 2022 (1 Acara Penilaian dokumen) 2025 (2 Tahun 2026
dokumen) Kelayakan Usulan 2. Bahan Berita dokumen) (2 dokumen)
- Rencana Tahun 2024 (1 Acara Penilaian 2. Bahan 2. Bahan
Program dan dokumen) Kelayakan Berita Acara Berita Acara
Kegiatan 3. Bahan Berita Usulan Tahun Penilaian Penilaian
Keistimewaan Acara Penilaian 2025 (1 Kelayakan Kelayakan
Urusan Kelayakan Usulan dokumen) Usulan Tahun Usulan
Kelembagaan Tahun 2025 (1 3. Bahan Berita 2026 (1 Tahun 2027
Tahun 2023 (1 dokumen) Acara Penilaian dokumen) (1 dokumen)
dokumen) Kelayakan 3. Bahan 3. Bahan
- Rencana Usulan Tahun Berita Acara Berita Acara
Program dan 2026 (1 Penilaian Penilaian
Kegiatan dokumen) Kelayakan Kelayakan
Keistimewaan Usulan Tahun Usulan
Urusan 2027 (1 Tahun 2028
Kelembagaan dokumen) (1 dokumen)

36
Tahun 2024 (1
dokumen)

2. Terwujud Persentase 75% 76% 80% 84% Paniradya


birokrasi nya perangkat Kaistimewaan,
yang kelembag daerah yang Biro
kapabel aan telah Organisasi,
istimewa melaksanakan Biro Tata
yang Reformasi Pemerintahan
Agile Birokrasi
kategori "sangat
baik" (A)
PROGRA Jumlah Unit 2 unit 2 unit 2 unit 2 unit 2 unit 2 unit Paniradya
M Pelayanan Kaistimewaan,
PENATA Publik pada Biro
AN Kategori B Organisasi,
ORGANI Biro Tata
SASI Pemerintahan

Fasilitasi Terlaksananya 100% 100% 100% 100% 100% 100% Paniradya


Reformasi Fasilitasi Kaistimewaan,
Birokrasi dan Reformasi Biro
Akuntabilitas Birokrasi dan Organisasi,
Kinerja Akuntabilitas Biro Tata
Kinerja Pemerintahan

37
Pembinaan Jumlah 1 dokumen 2 dokumen 1 dokumen 1 dokumen Paniradya
Pelaksanaan Dokumen Hasil Kaistimewaan,
Reformasi Pelaksanaan Biro
Birokrasi Reformasi Organisasi,
Birokrasi Biro Tata
Pemerintahan

Monitoring Jumlah 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen Paniradya


dan Evaluasi Dokumen Hasil Kaistimewaan,
Akuntabilitas Monitoring dan Biro
Kinerja Evaluasi Organisasi,
Akuntabilitas Biro Tata
Kinerja Pemerintahan

Pengelolaan Jumlah 3 dokumen 3 dokumen 3 dokumen 3 dokumen 3 dokumen 3 dokumen Paniradya


Tatalaksana Dokumen Hasil Kaistimewaan,
Pemerintahan Pengelolaan Biro
Tata Laksana Organisasi,
Pemerintahan Biro Tata
Pemerintahan

Fasilitasi Jumlah 4 dokumen 4 dokumen 4 dokumen 4 dokumen 4 dokumen 4 dokumen Paniradya


Peningkatan Dokumen Hasil Kaistimewaan,
Pelayanan Fasilitasi Biro
Publik Peningkatan Organisasi,
Pelayanan Biro Tata
Publik Pemerintahan

38
Kelemba PROGRA Persentase 66,67 73,33 80 Paniradya
gaan yang M perangkat 86,67 93,33 93,33 Kaistimewaan,
efektif PENYEL daerah dengan Biro
dan ENGGA tingkat Organisasi,
dinamis RAAN kematangan Bappeda
di KEISTIM tinggi
Pemerint EWAAN
ah DIY URUSAN
KELEMB
AGAAN
DAN
KETATA
LAKSAN
AAN
Penataan Terlaksananya 100 100 100 100 100 100 Paniradya
Kelembagaan penataan Kaistimewaan,
dan kelembagaan Biro
Ketatalaksana dan Organisasi,
an ketatalaksanaan Bappeda
Urusan urusan
Keistimewaan keistimewaan
Perumusan Jumlah 3 dokumen 3 dokumen 3 dokumen 3 dokumen 3 dokumen 3 dokumen Paniradya
Kebijakan Kebijakan Kaistimewaan,
Kelembagaan Kelembagaan Biro
Perangkat Perangkat Organisasi,
Daerah Daerah yang Bappeda
Dirumuskan
Pembinaan Jumlah 2 dokumen 2 dokumen 2 dokumen 2 dokumen 2 dokumen 2 dokumen Paniradya
Kelembagaan Dokumen Hasil Kaistimewaan,
Pemerintah Pembinaan Biro
Kabupaten/K Kelembagaan Organisasi,
ota Pemerintah Bappeda
Kabupaten/Kota

39
Perencanaan Jumlah 4 dokumen 4 dokumen 4 dokumen 4 dokumen 4 dokumen 4 dokumen Paniradya
dan Dokumen Kaistimewaan,
Pengendalian Perencanaan Biro
Urusan dan Organisasi,
Kelembagaan Pengendalian Bappeda
Urusan
Kelembagaan
Budaya Peningkatan Tercapainya 100% 100% 100% 100% 100% 100% Paniradya
Kerja Budaya peningkatan Kaistimewaan,
berbasis Pemerintahan implementasi Biro
gotong budaya Organisasi,
royong pemerintahan Badan Diklat
dan
inovatif
Implementasi Jumlah 3 dokumen 3 dokumen 3 dokumen 3 dokumen 3 dokumen 3 dokumen Paniradya
Budaya Dokumen Hasil Kaistimewaan,
Pemerintahan Implementasi Biro
DIY Budaya Organisasi,
Pemerintahan Badan Diklat
DIY
Evaluasi Jumlah 3 dokumen 3 dokumen 3 dokumen 3 dokumen 3 dokumen 3 dokumen Paniradya
Kinerja Laporan Kaistimewaan,
Perangkat Evaluasi Biro
Daerah Kinerja Organisasi,
Perangkat Badan Diklat
Daerah
Meningk Penyelenggar Aparat Diklat Diklat keistimewaan Diklat Diklat Diklat Diklat Paniradya
atnya aan Diklat pemerintahan di keistimewaan untuk 20 kelurahan keistimewaan keistimewaan keistimewaa keistimewaan Kaistimewaan,
kapasitas Keistimewaan 100 kalurahan untuk 20 untuk 20 untuk 20 n untuk 20 untuk 20 Biro
SDM yang meningkat kelurahan kelurahan kelurahan kelurahan kelurahan Organisasi,
Pemerint kapasitasnya Badan Diklat
ah DIY

40
BAB 5

MANAJEMEN PELAKSANAAN ROADMAP KELEMBAGAAN


KEISTIMEWAAN DIY 2022 – 2027

BAB 5 MANAJEMEN PELAKSANAAN ROADMAP KELEMBAGAAN


KEISTIMEWAAN DIY 2022 – 2027
Untuk mengimplementasikan program dan kegiatan yang telah disusun dalam
Rencana Aksi Roadmap berdasarkan arah, tujuan dan sasaran kebijakan yang telah
ditetapkan, maka perlu dirumuskan manajemen pelaksanaan secara sistematis dan
terukur. Manajemen pelaksanaan ini mengatur jalannya pelaksanaan roadmap mulai dari
tahap perencanaan, implementasi hingga monitoring dan evaluasi. Hal ini untuk
memastikan bahwa tujuan dan sasaran kebijakan selama lima tahun dapat tercapai dengan
efektif dan efisien serta dapat dipertanggungjawabkan kepada publik secara transparan.

5.1 Tahap Perencanaan

Proses penyusunan Roadmap Kelembagaan Keistimewaan DIY 2022 – 2027


dimulai dengan tahap perencanaan yang melibatkan aktor atau stakeholders terkait yang
berasal dari lintas sektor yaitu terdiri dari akademisi, SKPD Provinsi dan Kabupaten/
Kota di DIY serta masyarakat secara umum. Tahapan proses perencanaan Roadmap
Kelembagaan Keistimewaan DIY 2022 – 2027 :

1. Melibatkan peran aktif stakeholder baik dari Pemerintah DIY, Kabupaten/ Kota,
Akademisi maupun Publik atau masyarakat secara umum
2. Melakukan proses perumusan isu strategis melalu identifikasi
isu/hambatan/permasalahan dalam pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan
Keistimewaan Urusan Kelembagaan pada tahun 2013- 2021 yang berkaitan dengan
prinsip – prinsip dalam tata kelola pemerintahan yang baik, yakni akuntabilitas
kinerja, tata kelola kelembagaan, pelayanan publik. Akuntabilitas kinerja
berhubungan dengan sejauhmana perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi
dan pelaporan kinerja telah efektif, efisien dan akuntabel. Sementara itu tata kelola
kelembagaan berkaitan dengan sistem, proses, dan prosedur kerja, apakah telah
efektif, efisien dan responsif terhadap publik yang dilayani. Termasuk didalamnya

41
adalah bagaimana budaya organisasi menjadi pengungkit dalam meningkatkan
kinerja pegawai yang berintegritas. Sementara itu, sspek pelayanan publik fokus
pada sejauhmana upaya pembinaan pelayanan publik telah menghasilkan budaya
pelayanan prima dan berorientasi pada pemenuhan kebutuhan masyarakat.

Kegiatan perencanaan dimulai dari perumusan atau identifikasi isu kelembagaan


keistimewaan DIY baik melalui focused group discussion bersama SKPD atau OPD
terkait maupun melalui pengambilan data primer melalui angket pertanyaan, penetapan
arah, tujuan, sasaran kebijakan, program dan berdasarkan dokumen perencanaan nasional
dan daerah yang difinalisasi melalui kegiatan konsinyering, dan penyusunan naskah
akademik yang melibatkan akademisi. Selain itu, adanya pelibatan masyarakat melalui
sosialisasi melalui talkshow interaktif.

5.2 Pengorganisasian Pelaksanaan

Penyusunan roadmap yang melibatkan multi stakeholder bertujuan agar dokumen


perencanaan ini bersifat partisipatif, menyasar tantangan dan hambatan pelaksanaan
keistimewaan DIY urusan kelembagaan berdasarkan evaluasi capaian tahun – tahun
sebelumnya dan menetapkan arah, tujuan dan sasaran kebijakan berdasarkan tujuan
pembangunan nasional dan daerah serta isu strategis kelembagaan keistimewaan DIY
yang tertuang dalam Grand Design Keistimewaan 2022 – 2042. Oleh sebab itu, dalam
pengorganisasian pelaksanaan roadmap tim aksi perubahan disusun dengan melibatkan
unsur perangkat daerah baik dari Pemda DIY, Pemda Kabupaten Sleman, Pemda
Kabupaten Bantul, Pemda Kabupaten Gunung Kidul, Pemda Kabupaten Kulon Progo,
Pemda Kota Yogyakarta dan akademisi.

Tim Aksi Perubahan Penyusunan Roadmap Kegiatan Keistimewaan Urusan


Kelembagaan Tahun 2022 – 2027 di Paniradya Keistimewaan ini dibentuk berdasarkan
Surat Keputusan Paniradya Pati Paniradya Kaistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta
No 188/ 05296 tentang Pembentukan Tim Aksi Perubahan Penyusunan Roadmap
Kegiatan Keistimewaan Urusan Kelembagaan Tahun 2022 – 2027 di Paniradya
Keistimewaan.

42
Susunan Tim Aksi Perubahan Penyusunan Roadmap Kegiatan Keistimewaan
Urusan Kelembagaan Tahun 2022 – 2027 di Paniradya Keistimewaan

1. Mentor
2. Team Leader/ Pemimpin Aksi Perubahan
3. Tim Administrasi :
a. Membantu persuratan (pembuatan undangan rapat koordinasi)
b. Memfasilitasi pelaksanaan rapat koordinasi
c. Membantu dokumentasi pelaksanaan kegiatan
4. Tim Pengumpul dan Penyaji Data
a. Membantu mengumpulkan kajian terdahulu dan kebijakan terkait
b. Membantu mengumpulkan data program/ kegiatan keistimewaan urusan
kelembagaan tahun 2013/ 2022
c. Mengumpulkan informasi tambahan dari stakeholder baik yang ada di Pemda
DIY, Pemerintah Kabupaten/ Kota maupun Pemerintah Kalurahan
5. Tim Pengolah dan Perumus
a. Mengolah data dari Tim Pengumpul dan Penyaji Data
b. Merumuskan usulan peta kegiatan dengan pemimpin aksi perubahan

5.3 Monitoring dan Evaluasi

Evaluasi berkorelasi dengan pemantauan atau yang dikenal dengan monitoring


dalam konteks kebijakan. Untuk menggabungkan keduanya, sistem pelaporan kebijakan
menggunakan istilah monev (monitoring evaluasi). Pemantauan atau monitoring
menyediakan pengetahuan yang sejalan dengan efek dari kebijakan yang dipilih
sebelumnya. Banyak lembaga menggunakan berbagai indikator untuk melakukan
monitoring secara regular pada berbagai bidang. Monitoring membantu pengambil
kebijakan dalam implementasi kebijakan di lapangan. Monitoring membantu dalam hal
penilaian asas kepatuhan, menemukan efek-efek yang tidak diharapkan dalam

43
implementasi program dan kebijakan, mengidentifikasi hambatan dalam pelaksanaan,
dan menemukan pihak yang bertanggung jawab pada setiap kebijakan.1

Dalam evaluasi, temuan pengetahuan tidak berkutat pada efek dari kebijakan
sebelumnya, tetapi tentang ketidaksesuaian antara kinerja kebijakan yang diharapkan
dengan yang benar-benar dihasilkan di lapangan. Proses ini membantu pengambilan
kebijakan pada tahap penilaian kebijakan terhadap proses pembuatan kebijakan. Evaluasi
tidak hanya membuahkan kesimpulan mengenai seberapa jauh masalah terselesaikan
tetapi juga memberi informasi yang valid mengenai kinerja kebijakan, tentang seberapa
banyak kebutuhan, nilai dan kesempatan dapat tercapai melalui tindakan publik.

Evaluasi juga memberikan sumbangsih pada penjernihan dan kritik terhadap nilai-
nilai yang mendasari kebijakan, serta membantu dalam klarifikasi dan agenda setting .2
Muhadjir (dalam Widodo, 2007: 85) menjelaskan bahwa evaluasi kebijakan publik
merupakan proses untuk menilai seberapa jauh suatu kebijakan dapat “menghasilkan”,
yaitu dengan membandingkan antara hasil yang didapat dengan tujuan dan/atau target
dari kebijakan publik yang telah ditentukan pada bagian awal perumusan. Kebijakan
publik tidak hanya melihat hasil (outcomes) atau dampak (impacts) tapi juga untuk
melihat bagaimana proses pelaksanaan suatu kebijakan.

Berdasarkan paparan mengenai konsep monitoring dan evaluasi tersebut, maka


dalam Roadmap Kelembagaan Keistimewaan DIY 2022 – 2027 ini, proses pengawasan
program dan kegiatan yang tertuang dalam rencana aksi akan dilakukan dalam tiga tahap
yakni :

a. Penilaian pada hasil (ooutcome) meliputi tahap initial outcome (hasil langsung dari
kebijakan), tahap intermediate outcome (hasil jangka menengah dari kebijakan),
dan tahap long-term (hasil jangka panjang dari kebijakan/dampak). Tahap initial
outcome (hasil langsung dari kebijakan) adalah pembelajaran (learning) meliputi:

1 Darwin, Muhadjir (ed). 2003. William N. Dunn “Pengantar Analisis Kebijakan Publik” Edisi Kedua. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press . hal. 28
2 Darwin, Muhadjir (ed). 2003. William N. Dunn “Pengantar Analisis Kebijakan Publik” Edisi Kedua. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press . hal. 29

44
awareness (kesadaran), knowledge (pengetahuan), attitudes (sikap), skill
(keterampilan), dan sebagainya;
b. Tahap intermediate outcome (hasil jangka menengah dari kebijakan) adalah action
(aksi) yang meliputi behaviour (perilaku), practice (profesi/praktik), decision
making (pengambilan kebijakan), dan sebagainya;
c. Tahap long-term (hasil jangka panjang dari kebijakan/dampak) adalah kondisi yang
diharapkan meliputi: kondisi ekonomi, kondisi sosial, kondisi sipil, kondisi
kesehatan, dan lain sebagainya

45

Anda mungkin juga menyukai