Anda di halaman 1dari 133

RENCANA KERJA SKPD DINAS

KESEHATAN TAHUN 2018

DINAS KESEHATAN KABUPATEN SLEMAN


2017

5
PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN
DINAS KESEHATAN
Jalan Rorojonggrang Nomor 6, Beran, Tridadi, Sleman, DIY, 55511
Telepon (0274) 868409, Faksimile (0274) 868409
Website:www.dinkes.slemankab.go.id, e-mail dinkes@slemankab.go.id

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN


KABUPATEN SLEMAN
NOMOR : 188/128.B/Kep.Ka. DINAS KESEHATAN/2017

TENTANG

RENCANA KERJA
DINAS KESEHATAN
KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2018

KEPALA DINAS KESEHATAN


KABUPATEN SLEMAN,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan diktum KETIGA Keputusan Bupati


Sleman Nomor 75/Kep.KDH/A/2017 tentang Pengesahan
Rancangan Akhir Rencana Kerja Perangkat Daerah
Tahun 2018, Kepala Perangkat Daerah menetapkan
Rancangan Akhir Rencana Kerja Perangkat Daerah yang
telah disahkan menjadi Rencana Kerja Perangkat Daerah;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud huruf a perlu menetapkan Keputusan Kepala
Dinas Kesehatan tentang Rencana Kerja Dinas Kesehatan
Kabupaten Sleman Tahun 2018.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang


Pembentukan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan
Daerah Istimewa Yogyakarta jo. Peraturan Pemerintah
Nomor 32 Tahun 1950;
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Repubik Indonesia
Tahun 2014, Nomor 224, Tambahan Lembaran Negara

6
5679);

7
8
DAFTAR ISI

Halaman judul .................................................................................................... i


Kata Pengantar .................................................................................................... ii
Daftar Isi .................................................................................................... iii
Bab I. Pendahuluan ............................................................. 1
1.1 Latar Belakang .......................................................... 1
1.2 Landasan Hukum ...................................................... 2
1.3. Maksud dan Tujuan ................................................... 3
1.4. Sistematika Penulisan ............................................... 3
Bab II. Evaluasi Pelaksanaan Renja Dinas Kesehatan 5
Tahun Lalu ................................................................
2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja Dinas Kesehatan 5
Tahun 2017 dan Perkiraan Tahun 2018 Serta
Capaian Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2016-
2021...........................................................................
2.2 Analisis Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan .......... 87
2.3 Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi 90
Dinas Kesehatan .......................................................
Bab III. Tujuan, Sasaran, Program dan Kegiatan .................. 93
3.1 Tujuan dan Sasaran Renja Dinas Kesehatan…........ 93
3.2 Program dan Kegiatan .............................................. 98
Bab IV. Penutup ..................................................................... 122

LAMPIRAN
Formulir VII.G.9 Pengendaliandan Evaluasiterhadap Kebijakan Renja Dinas
Kesehatan Tahun 2017 Kabupaten Sleman

9
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah


memberi peluang kepada daerah berupa kewenangan yang lebih besar untuk
mengelola pembangunan secara mandiri dan demokratis. Upaya peningkatan
pelayanan dan kesejahteraan masyarakat dilaksanakan dengan dukungan
penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik (good governance) melalui prinsip-
prinsip transparansi, partisipasi dan akuntabilitas.
Perencanaan dan penganggaran daerah di era desentralisasi memungkinkan
perubahan dan perkembangan yang sangat dinamis terkait dengan adanya
perubahan di bidang regulasi, paradigma, pendekatan dan metodologi perencanaan
pembangunan daerah.
Rencana Kerja Satuan Kerja Pemerintah Daerah Dinas Kesehatan Kabupaten
Sleman merupakan dokumen yang memuat perencanaan daerah untuk periode 1
(satu) tahun. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), yang menyebutkan bahwa SPPN
adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan
rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan
tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dengan masyarakat di
tingkat Pusat dan Daerah, maka dihasilkan dokumen-dokumen rencana tingkat
daerah berupa:
1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
3. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
4. Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD)
5. Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD)
Penyusunan Renja Tahun 2018 Dinas kesehatan dilaksanakan mengikuti
pelaksanaan yang berjalan mulai, dari mekanisme musyawarah perencanaan
pembangunan (Musrenbang), di tingkat kecamatan sampai tingkat kabupaten.
Pelaksanaan tersebut juga melibatkan peran aktif dari semua UPT Dinas Kesehatan
yang ada dan lintas sektor terkait lainnya seperti Dinas Pemberdayaan Perempuan
Dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana
Bappeda, Rumah sakit dan lain sebagainya. Hasil dari kegiatan tersebut kemudian
diformulasikan ke dalam format usulan renja Dinas Kesehatan Tahun 2018.

10
Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman dalam menyusun dokumen Renja SKPD
sesuai dengan amanat di Undang-Undang No 25 Tahun 2004 menggunakan
pendekatan: 1). politik; 2). teknokratik; 3). partisipatif; 4). atas-bawah (top-down) dan
5). bawah-atas (bottom-up) dan sesuai dengan SKD Kabupaten Sleman yang
disusun secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh dan tanggap terhadap
perubahan
Renja SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman merupakan dokumen
perencanaan yang bersifat indikatif, memuat program-program pembangunan
kesehatan yang akan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan dan jajarannya serta
mendorong peran serta aktif masyarakat untuk periode satu tahun yaitu tahun 2018.
Oleh karena itulah di dalam membuat perencanaan dan penganggaran tahun
2018, Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman berpedoman pada Rencana Kegiatan
Pembangunan Daerah (RKPD), Pemerintah DIY dan Rencana awal RKPD
Kabupaten Sleman Tahun 2017-2019 yang merupakan penjabaran dari visi, misi dan
program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

1.2. Landasan Hukum


a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
c. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara
d. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan dan
Pembangunan Nasional
e. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
f. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
g. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
h. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
i. Peraturan Pemerintah No 25 Tahun 2000 Tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom
j. Peraturan Pemerintah No 20 Tahun 2001 Tentang Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
k. Peraturan Pemerintah No 56 Tahun 2001 Tentang Pelaporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
l. Peraturan Pemerintah No 65 tahun 2005 Tentang Standar Pelayanan
Minimal
11
m. Peraturan Pemerintah No 38 tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan, Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
n. Peraturan Pemerintah No 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah
o. Peraturan Menteri Dalam Negeri No 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata cara
Penyusunanm Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah
p. Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 7 Tahun 2005 Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Sleman Tahun 2006-
2025
q. Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 12 Tahun 2011 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Derah No 9 Tahun 2009 Tentang Organisasi
Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman
r. Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 11 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten
Sleman
s. Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 9 Tahun 2016 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman
Tahun 2016-2021
t. Peraturan Bupati Sleman Nomor 56 Tahun 2016 Tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Dinas
Kesehatan.
u. Peraturan Bupati Sleman Nomor 22 Tahun 2017 tentang Rencana Kerja
Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2018
v. Keputusan Bupati Sleman Nomor 75/Kep.KDH/A/2017 tentang
Pengesahan Rancangan Akhir Rencana Kerja Perangkat Daerah Tahun
2018

1.3. Maksud dan Tujuan


Maksud penyusunan Renja adalah untuk memberikan arah pembangunan
Kabupaten Sleman dalam bidang kesehatan. Secara umum tujuan penyusunan
Renja Dinas Kesehatan tahun 2018 adalah sebagai berikut:
a. Sebagai pedoman bagi Dinas kesehatan dalam penyusunan kebijakan umum
anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS).
b. Sebagai bahan penyusunan rencana kegiatan anggaran SKPD
12
c. Sebagai pedoman untuk menyelenggarakan kegiatan bidang kesehatan pada
Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman tahun 2018.

1.4. Sistematika Penulisan


Dalam penyusunan Renja SKPD Dinas Kesehatan dengan sistematika
sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Landasan Hukum
1.3. Maksud dan Tujuan
1.4. Sistematika Penulisan
BAB II. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN 2015
2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu dan Capaian Renstra
SKPD
2.2 Analisis Kinerja Pelayanan SKPD
2.3 Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD

BAB III. TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN


3.1 Tujuan dan Sasaran Renja SKPD
3.2 Program dan Kegiatan

BAB IV.PENUTUP

BAB I
PENDAHULUAN

13
1.1. LATAR BELAKANG

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah


memberi peluang kepada daerah berupa kewenangan yang lebih besar untuk
mengelola pembangunan secara mandiri dan demokratis. Upaya peningkatan
pelayanan dan kesejahteraan masyarakat dilaksanakan dengan dukungan
penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik (good governance) melalui prinsip-
prinsip transparansi, partisipasi dan akuntabilitas.
Perencanaan dan penganggaran daerah di era desentralisasi memungkinkan
perubahan dan perkembangan yang sangat dinamis terkait dengan adanya
perubahan di bidang regulasi, paradigma, pendekatan dan metodologi perencanaan
pembangunan daerah.
Rencana Kerja Satuan Kerja Pemerintah Daerah Dinas Kesehatan Kabupaten
Sleman merupakan dokumen yang memuat perencanaan daerah untuk periode 1
(satu) tahun. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), yang menyebutkan bahwa SPPN
adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan
rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan
tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dengan masyarakat di
tingkat Pusat dan Daerah, maka dihasilkan dokumen-dokumen rencana tingkat
daerah berupa:
6. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
7. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
8. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
9. Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD)
10. Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD)
Penyusunan Renja Tahun 2018 Dinas kesehatan dilaksanakan mengikuti
pelaksanaan yang berjalan mulai, dari mekanisme musyawarah perencanaan
pembangunan (Musrenbang), di tingkat kecamatan sampai tingkat kabupaten.
Pelaksanaan tersebut juga melibatkan peran aktif dari semua UPT Dinas Kesehatan
yang ada dan lintas sektor terkait lainnya seperti Dinas Pemberdayaan Perempuan
Dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana
Bappeda, Rumah sakit dan lain sebagainya. Hasil dari kegiatan tersebut kemudian
diformulasikan ke dalam format usulan renja Dinas Kesehatan Tahun 2018.
Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman dalam menyusun dokumen Renja SKPD
sesuai dengan amanat di Undang-Undang No 25 Tahun 2004 menggunakan
pendekatan: 1). politik; 2). teknokratik; 3). partisipatif; 4). atas-bawah (top-down) dan

14
5). bawah-atas (bottom-up) dan sesuai dengan SKD Kabupaten Sleman yang
disusun secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh dan tanggap terhadap
perubahan
Renja SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman merupakan dokumen
perencanaan yang bersifat indikatif, memuat program-program pembangunan
kesehatan yang akan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan dan jajarannya serta
mendorong peran serta aktif masyarakat untuk periode satu tahun yaitu tahun 2018.
Oleh karena itulah di dalam membuat perencanaan dan penganggaran tahun
2018, Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman berpedoman pada Rencana Kegiatan
Pembangunan Daerah (RKPD), Pemerintah DIY dan Rencana awal RKPD
Kabupaten Sleman Tahun 2017-2019 yang merupakan penjabaran dari visi, misi dan
program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

1.2. Landasan Hukum


w. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
x. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
y. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara
z. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan dan
Pembangunan Nasional
aa. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
bb. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
cc. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
dd. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
ee. Peraturan Pemerintah No 25 Tahun 2000 Tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom
ff. Peraturan Pemerintah No 20 Tahun 2001 Tentang Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
gg. Peraturan Pemerintah No 56 Tahun 2001 Tentang Pelaporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
hh. Peraturan Pemerintah No 65 tahun 2005 Tentang Standar Pelayanan
Minimal
ii. Peraturan Pemerintah No 38 tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan, Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
15
jj. Peraturan Pemerintah No 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah
kk. Peraturan Menteri Dalam Negeri No 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata cara
Penyusunanm Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah
ll. Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 7 Tahun 2005 Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Sleman Tahun 2006-
2025
mm. Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 12 Tahun 2011 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Derah No 9 Tahun 2009 Tentang Organisasi
Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman
nn. Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 11 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten
Sleman
oo. Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 9 Tahun 2016 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman
Tahun 2016-2021
pp. Peraturan Bupati Sleman Nomor 56 Tahun 2016 Tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Dinas
Kesehatan.
qq. Peraturan Bupati Sleman Nomor 22 Tahun 2017 tentang Rencana Kerja
Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2018
rr. Keputusan Bupati Sleman Nomor 75/Kep.KDH/A/2017 tentang
Pengesahan Rancangan Akhir Rencana Kerja Perangkat Daerah Tahun
2018

1.3. Maksud dan Tujuan


Maksud penyusunan Renja adalah untuk memberikan arah pembangunan
Kabupaten Sleman dalam bidang kesehatan. Secara umum tujuan penyusunan
Renja Dinas Kesehatan tahun 2018 adalah sebagai berikut:
d. Sebagai pedoman bagi Dinas kesehatan dalam penyusunan kebijakan umum
anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS).
e. Sebagai bahan penyusunan rencana kegiatan anggaran SKPD
f. Sebagai pedoman untuk menyelenggarakan kegiatan bidang kesehatan pada
Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman tahun 2018.

16
1.4. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan Renja SKPD Dinas Kesehatan dengan sistematika
sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN
1.5. Latar Belakang
1.6. Landasan Hukum
1.7. Maksud dan Tujuan
1.8. Sistematika Penulisan
BAB II. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN 2015
2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu dan Capaian Renstra
SKPD
2.2 Analisis Kinerja Pelayanan SKPD
2.3 Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD

BAB III. TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN


3.1 Tujuan dan Sasaran Renja SKPD
3.2 Program dan Kegiatan

BAB IV.PENUTUP

17
BAB II
EVALUASI PELAKSANAAN RENJA DINAS KESEHATAN TAHUN LALU

2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun 2016 dan Capaian Renstra SKPD
2.1.1. Evaluasi Keuangan
Realisasi anggaran tahun 2016 adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Realisasi Anggaran Dinas Kesehatan Sleman Tahun 2016
No Jenis Anggaran (Rp) Realisasi (%)
Desember 2016
(Rp)
1 Belanja Tidak
Langsung 59,760,180,725.00 58,708,497,267.00 98.24
2 Belanja Langsung 222,582,411,874.00 198,546,783,926.65 89.20
a.Belanja
pegawai 31,045,270,001.00 29,320,202,325.00 94.44
b.Belanja Barang
dan jasa 158,520,506,503.00 140,934,803,047.20 88.91
c.Belanja Modal 33,016,635,370.00 28,291,778,554.45 85.69
Jumlah 1+2
282,342,592,599.00 257,255,281,193.65 91.11
Sumber data: Dinas Kesehatan Sleman Alokasi dan Realisasi Anggaran Tahun 2016

Tabel 2. Rincian Realisasi Anggaran Dinas Kesehatan Sleman Tahun 2016


No PROGRAM/KEGIATAN RENCANA (Rp) REALISASI (Rp) %
URUSAN WAJIB KESEHATAN
01 Program Pelayanan Administrasi 2,194,940,025.00 1,921,482,296.00 87.54
Perkantoran
01.007 Penyediaan Jasa Administrasi 291,900,000.00 291,675,000.00 99.92
Keuangan
Belanja Pegawai 291,900,000.00 291,675,000.00 99.92
Belanja Barang Dan Jasa
Belanja Modal
01.017 Penyediaan Makanan dan Minuman 69,556,000.00 59,353,000.00 85.33
Rapat
Belanja Pegawai

18
Belanja Barang Dan Jasa 69,556,000.00 59,353,000.00 85.33
Belanja Modal
01.018 Rapat-Rapat Koordinasi dan 90,000,000.00 69,085,418.00 76.76
Konsultasi
Belanja pegawai
Belanja Barang Dan Jasa 90,000,000.00 69,085,418.00 76.76
Belanja modal
01.020 Penyediaan bahan dan jasa 761,631,525.00 580,072,782.00 76.16
administrasi perkantoran
Belanja Pegawai 7,390,500.00 6,226,642.00 84.25
Belanja Barang Dan Jasa 754,241,025.00 573,846,140.00 76.08
Belanja Modal
01.023 Penyediaan Jasa Langganan 312,890,000.00 257,265,096.00 82.22
Belanja pegawai
Belanja Barang Dan Jasa 312,890,000.00 257,265,096.00 82.22
Belanja modal
01.024 Penyediaan Jasa Keamanan dan 668,962,500.00 664,031,000.00 99.26
Kebersihan Kantor
Belanja pegawai 453,085,000.00 453,085,000.00 100.00
Belanja Barang Dan Jasa 215,877,500.00 210,946,000.00 97.72
Belanja modal
02 Program Peningkatan Sarana dan 1,542,446,675.00 1,265,430,284.00 82.04
Prasarana Aparatur
02.022 Pemeliharaan rutin/berkala gedung 417,699,675.00 329,198,939.00 78.81
kantor dan rumah dinas
Belanja pegawai 14,836,000.00 10,167,000.00 68.53
Belanja Barang Dan Jasa 10,720,000.00 10,595,500.00 98.84
Biaya pemeliharaan 392,143,675.00 308,436,439.00 78.65
Belanja modal
02.024 Pemeliharaan Rutin/Berkala 590,016,000.00 552,463,570.00 93.64
Kendaraan Dinas/Operasional
Belanja pegawai
Belanja Barang Dan Jasa 460,240,000.00 456,374,500.00 99.16
Biaya pemeliharaan 129,776,000.00 96,089,070.00
Belanja modal
02.031 Pemeliharaan Rutin/Berkala 534,731,000.00 383,767,775.00 71.77
perlengkapan dan peralatan gedung
gedung kantor dan rumah dinas
Belanja pegawai
Belanja Barang Dan Jasa 4,265,000.00 3,140,000.00 73.62
Biaya pemeliharaan 530,466,000.00 380,627,775.00
Belanja modal
05 Program Peningkatan Kapasitas 551,643,400.00 463,315,000.00 83.99
Sumber Daya Aparatur
05.003 Bimbingan Teknis workshop, 174,596,000.00 122,644,500.00 70.24
seminar, lokakarya
Belanja Pegawai

19
Belanja Barang Dan Jasa 174,596,000.00 122,644,500.00 70.24
Belanja modal
05.006 Pengelolaan kepegawaian 297,275,000.00 265,923,100.00 89.45
Belanja Pegawai 140,985,000.00 140,195,900.00 99.44
Belanja Barang Dan Jasa 156,290,000.00 125,727,200.00 80.44
Belanja modal
05.008 Pengelolaan Dokumen Penilaian 79,772,400.00 74,747,400.00 93.70
Angka Kredit Jabatan Fungsional
Belanja Pegawai 23,840,000.00 23,840,000.00 100.00
Belanja Barang Dan Jasa 55,932,400.00 50,907,400.00 91.02
Belanja modal
06 195,905,500.00 186,819,500.00 95.36
Program peningkatanpengembangan
sistem pelaporan capaian kinerja
dan keuangan
06.001 Penyusunan Laporan Capaian Kinerja 67,927,500.00 65,100,500.00 95.84
dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD
Belanja Pegawai 30,082,500.00 29,995,000.00 99.71
Belanja Barang Dan Jasa 37,845,000.00 35,105,500.00 92.76
Belanja modal
06.005 Penyusunan perencanaan kerja SKPD 78,766,000.00 77,262,000.00 98.09
Belanja Pegawai 17,226,000.00 16,660,000.00 96.71
Belanja Barang Dan Jasa 61,540,000.00 60,602,000.00 98.48
Belanja modal
06.007 Penyusunan profil data SKPD 30,101,000.00 28,710,000.00 95.38
Belanja Pegawai 8,091,000.00 8,050,000.00 99.49
Belanja Barang Dan Jasa 22,010,000.00 20,660,000.00 93.87
Belanja modal
06.013 Penyusunan pengendalian dan 19,111,000.00 15,747,000.00 82.40
evaluasi perencanaan SKPD
Belanja Pegawai 11,745,000.00 11,195,000.00 95.32
Belanja Barang Dan Jasa 7,366,000.00 4,552,000.00 61.80
Belanja modal
15 Program obat dan perbekalan 5,779,020,250.00 5,507,488,982.88 95.30
kesehatan
15.001 Pengadaan obat dan perbekalan 5,682,363,500.00 5,415,244,482.88 95.30
kesehatan
Belanja Pegawai 33,646,000.00 28,195,000.00 83.80
Belanja Barang Dan Jasa 5,648,717,500.00 5,387,049,482.88 95.37
Belanja modal
15.002 Peningkatan pemerataan obat dan 49,669,750.00 49,159,500.00 98.97
perbekalan kesehatan
Belanja Pegawai 19,055,750.00 18,546,000.00 97.32
Belanja Barang Dan Jasa 30,614,000.00 30,613,500.00 100.00
Belanja modal
15.004 Peningkatan mutu pelayanan 46,987,000.00 43,085,000.00 91.70
farmasi. Komunitas dan rumah sakit
Belanja Pegawai 10,737,000.00 10,705,000.00 99.70

20
Belanja Barang Dan Jasa 36,250,000.00 32,380,000.00 89.32
Belanja modal
16 Progam Upaya Kesehatan 149,296,801,125.00 134,693,925,037.65 96.12
Masyarakat
16.001 Pelayanan kesehatan penduduk 94,922,616,745.00 86,022,267,259.20 90.62
miskin di Puskesmas dan jaringannya
Belanja Pegawai 200,224,500.00 169,115,000.00 84.46
Belanja Barang Dan Jasa 94,722,392,245.00 85,853,152,259.20 90.64
Belanja modal

16.002 Pemeliharaan dan pemulihan 16,636,898,255.00 14,724,559,225.00 88.51


kesehatan
Belanja Pegawai 104,212,500.00 63,075,000.00 60.53
Belanja Barang Dan Jasa 16,532,685,755.00 14,661,484,225.00 88.68
Belanja modal
16.003 Pengadaan peningkatan dan 25,910,508,600.00 23,205,231,730.45 89.56
perbaikan sarana dan prasarana
Puskesmas dan jaringannya
Belanja Pegawai
Belanja Barang Dan Jasa
Belanja modal 25,910,508,600.00 23,205,231,730.45 89.56
16.004 Penyelenggaraan pencegahan dan 655,158,000.00 599,211,166.00 91.46
pemberantasan penyakit menular
dan wabah
Belanja Pegawai 104,247,900.00 102,975,000.00 98.78
Belanja Barang Dan Jasa 550,460,100.00 495,786,166.00 90.07
Belanja pemeliharaan 450,000.00 450,000.00 100.00
Belanja modal
16.005 Perbaikan gizi masyarakat 481,274,350.00 447,541,200.00 92.99
Belanja Pegawai 40,090,950.00 39,271,000.00 97.95
Belanja Barang Dan Jasa 441,183,400.00 408,270,200.00 92.54
Belanja modal
16.006 Revitalisasi sistem kesehatan 1,390,636,725.00 915,749,175.00 65.85
Belanja Pegawai 160,031,500.00 155,039,100.00 96.88
Belanja Barang Dan Jasa 1,230,605,225.00 760,710,075.00 61.82
Belanja modal
16.009 Peningkatan kesehatan masyarakat 7,695,084,900.00 7,476,237,832.00 97.16
Belanja Pegawai 1,092,785,600.00 1,077,992,500.00 98.65
Belanja Barang Dan Jasa 6,602,299,300.00 6,398,245,332.00 96.91
Belanja modal
16.011 Peningkatan pelayanan kesehatan 34,322,500.00 32,947,400.00 95.99
bagi pengungsi korban bencana
Belanja Pegawai 4,455,000.00 4,430,000.00 99.44
Belanja Barang Dan Jasa 29,467,500.00 28,517,400.00 96.78
Belanja pemeliharaan 400,000.00 0.00 0.00
Belanja modal

21
16.012 Peningkatan pelayanan dan 308,039,800.00 292,809,300.00 95.06
penanggulan masalah kesehatan
Belanja Pegawai 19,635,000.00 19,085,000.00 97.20
Belanja Barang Dan Jasa 288,404,800.00 273,724,300.00 94.91
Belanja modal
16.014 Peyelenggaraan penyehatan 1,262,261,250.00 977,370,750.00 77.43
lingkungan
Belanja Pegawai 111,480,000.00 110,840,000.00 99.43
Belanja Barang Dan Jasa 1,044,881,250.00 826,605,750.00 79.11
Belanja modal 105,900,000.00 39,925,000.00 37.70
17 Program pengawasan obat dan 460,140,000.00 349,070,000.00
makanan
17.001 184,140,000.00 112,855,000.00 61.29
Peningkatan pemberdayaan
konsumen/masyarakat di bidang
obat dan makanan
Belanja Pegawai 50,445,000.00 26,660,000.00 52.85
Belanja Barang Dan Jasa 133,695,000.00 86,195,000.00 64.47
Belanja modal
17.003 Peningkatan kapasitas laboratorium 276,000,000.00 236,215,000.00 85.59
pengawasan obat dan makanan
Belanja Pegawai 1,755,000.00 1,755,000.00 100.00
Belanja Barang Dan Jasa 156,825,000.00 124,622,000.00 79.47
Belanja modal 117,420,000.00 109,838,000.00 93.54
19 Program promosi kesehatan dan 1,317,288,000.00 1,135,035,200.00 86.16
pemberdayaan masyarakat
19.001 Pengembangan media promosi dan 365,430,500.00 310,895,700.00 85.08
informasi sadar hidup sehat
Belanja Pegawai 46,628,000.00 44,910,000.00 96.32
Belanja Barang Dan Jasa 318,802,500.00 265,985,700.00 83.43
Belanja modal
19.002 Penyuluhan masyarakat pola hidup 785,811,300.00 678,835,300.00 86.39
sehat
Belanja Pegawai 64,255,000.00 56,945,000.00 88.62
Belanja Barang Dan Jasa 721,556,300.00 621,890,300.00 86.19
Belanja modal
19.003 Peningkatan pemanfaatan sarana 166,046,200.00 145,304,200.00 87.51
kesehatan
Belanja Pegawai 25,450,000.00 24,230,000.00 95.21
Belanja Barang Dan Jasa 140,596,200.00 121,074,200.00 86.11
Belanja modal
20 Program perbaikan gizi masyarakat 1,891,345,450.00 1,771,125,300.00 93.64
20.002 Pemberian tambahan makanan dan 1,691,554,100.00 1,575,351,450.00 93.13
vitamin
Belanja Pegawai 60,153,000.00 59,549,000.00 99.00
Belanja Barang Dan Jasa 1,631,401,100.00 1,515,802,450.00 92.91
Belanja modal

22
20.003 Penanggulan kurang energi protein 101,809,600.00 99,057,600.00 97.30
(KEP), anemia gizi besi, gangguan
akibat kurang yodium (GAKY)
Belanja Pegawai 12,680,000.00 12,350,000.00 97.40
Belanja Barang Dan Jasa 89,129,600.00 86,707,600.00 97.28
Belanja modal
20.004 Pemberdayaan masyarakat untuk 97,981,750.00 96,716,250.00 98.71
pencapaian keluarga sadar gizi
Belanja Pegawai 17,590,500.00 16,490,000.00 93.74
Belanja Barang Dan Jasa 80,391,250.00 80,226,250.00 99.79
Belanja modal
22 Program pencegahan dan 2,448,943,800.00 2,143,552,421.00 87.53
penanggulan penyakit menular
22.001 Penyemprotan/fogging sarang 688,710,000.00 612,234,021.00 88.90
nyamuk
Belanja Pegawai 265,910,000.00 252,950,000.00 95.13
Belanja Barang Dan Jasa 422,800,000.00 359,284,021.00 84.98
Belanja modal
22.002 Pengadaan alat fongging da bahan- 385,553,200.00 284,432,000.00 73.77
bahan fogging
Belanja Pegawai 3,105,000.00 2,075,000.00 66.83
Belanja Barang Dan Jasa 130,448,200.00 94,962,000.00 72.80
Belanja modal 252,000,000.00 187,395,000.00 74.36
22.005 Pelayanan pencegahan dan 428,382,100.00 385,204,900.00 89.92
penanggulangan penyakit menular
Belanja Pegawai 93,465,000.00 85,895,000.00 91.90
Belanja Barang Dan Jasa 329,717,100.00 294,109,900.00 89.20
Belanja pemeliharaan 5,200,000.00 5,200,000.00 100.00
Belanja modal
22.006 Pencegahan penularan penyakit 228,607,500.00 180,807,500.00 79.09
endemik/epidemic
Belanja Pegawai 31,345,000.00 30,025,000.00 95.79
Belanja Barang Dan Jasa 193,862,500.00 150,782,500.00 77.78
Belanja pemeliharaan 3,400,000.00 0.00 0.00
Belanja modal
22.008 Peningkatan imunisasi 85,010,000.00 81,820,000.00 96.25
Belanja Pegawai 29,145,000.00 29,145,000.00 100.00
Belanja Barang Dan Jasa 55,865,000.00 52,675,000.00 94.29
Belanja modal
22.009 Peningkatan surveillance 632,681,000.00 599,054,000.00 94.68
epidemiologi dan penanggulan
KLB/wabah
Belanja Pegawai 175,352,000.00 159,683,000.00 91.06
Belanja Barang Dan Jasa 445,049,000.00 427,262,000.00 96.00
Belanja pemeliharaan
Belanja modal 12,280,000.00 12,109,000.00 98.61
23 Program standarisasi pelayanan 453,886,000.00 309,033,700.00 68.09
kesehatan

23
23.001 Penyusunan standar kesehatan 34,307,000.00 33,975,000.00 99.03
Belanja Pegawai 9,612,000.00 9,580,000.00 99.67
Belanja Barang Dan Jasa 24,695,000.00 24,395,000.00 98.79
Belanja modal
23.002 Evaluasi dan pengembangan standar 325,014,000.00 269,151,000.00 82.81
pelayanan kesehatan
Belanja Pegawai 56,260,500.00 54,380,000.00 96.66
Belanja Barang Dan Jasa 268,753,500.00 214,771,000.00 79.91
Belanja modal

23.007 Tes kalibrasi alat kesehatan 94,565,000.00 5,907,700.00 6.25


Belanja Pegawai 3,885,000.00 3,885,000.00 100.00
Belanja Barang Dan Jasa 44,680,000.00 2,022,700.00 4.53
Belanja pemeliharaan 46,000,000.00 0.00 0.00
Belanja modal
29 Program peningkatan pelayanan 88,569,900.00 82,809,590.00 93.50
kesehatan anak balita
29.001 Penyuluhan kesehatan anak balita 88,569,900.00 82,809,590.00 93.50
Belanja Pegawai 16,779,000.00 16,779,000.00 100.00
Belanja Barang Dan Jasa 71,790,900.00 66,030,590.00 91.98
Belanja modal
30 Program peningkatan pelayanan 34,457,500.00 33,657,500.00 97.68
kesehatan lansia
30.001 Pelayanan pemeliharaan kesehatan 34,457,500.00 33,657,500.00 97.68
Belanja Pegawai 6,585,000.00 6,585,000.00 100.00
Belanja Barang Dan Jasa 27,872,500.00 27,072,500.00 97.13
Belanja modal
33 Program peningkatan pelayanan 55,057,734,000.00 47,770,289,566.00 86.76
kesehatan
33.001 Pelayanan kesehatan dan 55,057,734,000.00 47,770,289,566.00 86.76
pendukung pelayanan kesehatan
Belanja Pegawai 26,917,832,602.00 25,383,267,183.00 94.30
Belanja Barang Dan Jasa 21,521,374,628.00 17,649,742,559.00 82.01
Belanja modal 6,618,526,770.00 4,737,279,824.00 71.58
URUSAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
18 Program Perencanaan 33,929,000.00 27,266,400.00 80.36
Pembangunan Daerah
18.018 Penyusunan Renstra SKPD 33,929,000.00 27,266,400.00 80.36
Belanja Pegawai 13,036,500.00 12,570,000.00 96.42
Belanja Barang Dan Jasa 20,892,500.00 14,696,400.00 70.34
Belanja Modal
20 Program Perencanaan Sosial Budaya 165,397,100.00 141,697,100.00 85.67
20.007 Perencanaan pengembangan 165,397,100.00 141,697,100.00 85.67
kesehatan
Belanja Pegawai 28,020,000.00 28,020,000.00 100.00
Belanja Barang Dan Jasa 137,377,100.00 113,677,100.00 82.75

24
Belanja Modal
URUSAN OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH,
PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN
17 379,669,500.00 199,673,300.00 52.59
Program Peningkatan Dan
Pengembangan Pengelolaan
Keuangan dan Kekayaan Daerah
17.097 Penatausahaan Keuangan dan aset 379,669,500.00 199,673,300.00 52.59
SKPD
Belanja Pegawai 49,532,500.00 46,660,000.00 94.20
Belanja Barang Dan Jasa 330,137,000.00 153,013,300.00 46.35
Belanja Modal
20 Program peningkatan sistem 20,134,500.00 17,454,500.00 86.69
pengawasan internal dan
pengendalian, pelaksanaan kebijakan
KDH
20.018 Penguatan pelaksanaan reformasi 20,134,500.00 17,454,500.00 86.69
birokrasi
Belanja Pegawai 7,145,000.00 7,145,000.00 100.00
Belanja Barang Dan Jasa 12,989,500.00 10,309,500.00 79.37
Belanja Modal
26 Program penataan peraturan 62,079,700.00 35,547,200.00 57.26
perundang-undangan
26.002 Penyusunan rencana kerja rancangan 47,989,900.00 21,857,400.00 45.55
peraturan perundang-undangan
Belanja pegawai 7,520,000.00 7,520,000.00 10.00
Belanja Barang Dan Jasa 40,469,900.00 14,337,400.00 35.43
Belanja modal
26.028 Kajian peraturan perundang- 14,089,800.00 13,689,800.00 97.16
undangan
Belanja Pegawai 5,240,000.00 5,240,000.00 100.00
Belanja Barang Dan Jasa 8,849,800.00 8,449,800.00 95.48
Belanja Modal
31 Program Penataaan Kelembagaan 223,801,800.00 156,724,800.00 70.03
dan Ketatalaksanaan
31.001 Monitoring evaluasi dan analisis 223,801,800.00 156,724,800.00 70.03
kelembagaan daerah
Belanja pegawai 54,705,000.00 54,676,000.00 99.95
Belanja Barang Dan Jasa 169,096,800.00 102,048,800.00 60.35
Belanja modal
32 Program pengembangan kualitas 19,970,000.00 19,970,000.00 100.00
kebijkan public
32.006 Kajian dan monitoring pemberian 19,970,000.00 19,970,000.00 100.00
bantuan kepada organisasi sosial
kemasyarakatan
Belanja pegawai 8,110,000.00 8,110,000.00 100.00
Belanja Barang Dan Jasa 11,860,000.00 11,860,000.00 100.00
Belanja modal

25
33 Program peningkaran kualitas 201,951,250.00 163,319,750.00 80.87
pelayanan public
33.004 Penyusunan indeks kepuasan 28,250,000.00 26,715,000.00 94.57
masyarakat
Belanja pegawai 4,610,000.00 4,610,000.00 100.00
Belanja Barang Dan Jasa 23,640,000.00 22,105,000.00 93.51
Belanja modal
33.036 Pengelolaan perijinan 173,701,250.00 136,604,750.00 78.64
Belanja pegawai 25,080,000.00 25,080,000.00 100.00
Belanja Barang Dan Jasa 148,621,250.00 111,524,750.00 75.04
Belanja modal
40 Program Kerjasama pembangunan 26,362,400.00 26,329,500.00 99.88
40.010 Pengelolaan kerjasama dengan dunia 26,362,400.00 26,329,500.00 99.88
usaha/lembaga
Belanja Pegawai 5,050,000.00 5,050,000.00 100.00
Belanja Barang Dan Jasa 21,312,400.00 21,279,500.00 99.85
Belanja modal
KEARSIPAN
16 Program penyelamatan dan 47,182,500.00 46,515,000.00 98.59
pelestarian dokumen/arsip daerah
16.006 Pengelolaan dokumen SKPD 47,182,500.00 46,515,000.00 98.59
Belanja Pegawai 30,859,200.00 30,240,000.00 97.99
Belanja Barang Dan Jasa 16,323,300.00 16,275,000.00 99.70
Belanja Modal
URUSAN KOMUNIKASI DAN INFORMASI
15 Program pengembangan komunikasi 88,812,500.00 79,253,000.00 89.24
informasi dan media massa
15.002 Pembinaan dan pengembangan 68,104,000.00 60,679,000.00 89.10
jaringan komunikasi dan informasi
Belanja Pegawai 10,795,500.00 10,785,000.00 99.90
Belanja Barang Dan Jasa 35,446,500.00 28,394,000.00 80.10
Belanja pemeliharaan 21,862,000.00 21,500,000.00 98.34
Belanja Modal
15.009 Pengelolaan website 20,708,500.00 18,574,000.00 89.69
Belanja Pegawai 7,551,000.00 7,000,000.00 92.70
Belanja Barang Dan Jasa 13,157,500.00 11,574,000.00 87.97
Belanja Modal

Sumber data : Dinas Kesehatan Sleman 2016

26
2.1.2. Evaluasi Program dan Kegiatan

1. Urusan Wajib Kesehatan

1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran


a) Penyediaan jasa administrasi keuangan (01.007)
Terlaksananya pembayaran honorarium jasa administrasi keuangan
bagi 68 pengelola keuangan dan 35 pengelola barang dengan capaian
100%.
b) Penyediaan makanan dan minuman rapat (01.17)
Tersedianya makanan dan minuman rapat sebanyak dari 43, serta
tersedianya makanan dan minuman Tamu dari 10 kali.
c) Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi (01.18)
Fasilitasi perjalanan dinas dalam, luar kota, dan pembelian tiket dalam
rangka rapat koordinasi dan konsultasi selama 12 bulan terealisasi
100%.
d) Penyediaan bahan dan jasa administrasi perkantoran (01.020)
i. Terlaksananya Pelayanan surat menyurat di Dinas dan UPT dari
40.000 surat menjadi 16.954 surat, pemakainan materai 3000
sebanyak 1500 buah, materai 6000 sebanyak 1500 buah.
ii. Tersedianya 1 Paket alat Tulis kantor untuk 12 bulan.
iii. Tersedianya barang cetakan dan penggandaan 27 jenis cetakan, 4
lembar sepanduk, 55 jilid buku dan 302262 lb fotocopy.
iv. Tersedianya komponen instalasi listrik / penerangan bangunan
kantor 22 Jenis alat listrik selama 12 bulan.
v. Terlaksananya pembelian peralatan rumahtangga 100 galon air, 1
set gordyn, 7 buah keset, 7 lembar keset karet lubang, 40 m karpet,
1 lusin piring kue, 1 lusin piring makan, 3 lusin gelas, 3 buah
nampan/baki, 1 lusin cangkir dan 1 lusin sendok.
vi. Pengisian tabung pemadam kebakaran 2 buah
vii. Tersedianya paket pengiriman 6 bulan
viii. Tersediannya bahan dan jasa administrasi perkantoran 9
Puskesmas

e) Penyediaan Jasa Langganan (01.023)


Tersedianya pembayaran langganan listrik, telpon, air dan surat kabar
untuk Dinas dan KPA selama 12 bulan.

27
f) Penyediaan Jasa Keamanan dan Kebersihan Kantor (01.024)
i. Terlaksananya pembelian peralatan kebersihan, bahan pembersih 1
paket, dan pembayaran jasa petugas kebersihan 2 orang selama 12
bulan
ii. Terlaksananya pembayaran honor 24 orang satpam dan 1 orang
Penjaga Malam di Dinas Kesehatan dan UPT sebanyak 13 bulan
iii. Terlaksananya outsourcing satpam sebanyak 3 orang.

2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur


a) Pemeliharaan rutin berkala gedung kantor dan rumah dinas
(02.022)
Pemeliharaan rutin berkala gedung kantor dan rumah dinas meliputi
i. Pemeliharaan rutin/berkala Gedung Kantor dan Lingkungan Dinas
Kesehatan selama 12 bulan
ii. Terlaksananya pemeliharaan dan penyediaan bahan baku baku
bangunan untuk 1 gedung, halaman, dan ruang arsip.
b) Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional (02.024)
Terlaksananya pemeliharaan rutin/berkala kendaraan
dinas/operasional, untuk 16 kendaraan roda 4, dan 35 kendaraan roda
2 (100%)
c) Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung kantor dan
rumah dinas (02.031)
i. 15 unit AC, 10 unit kipas angin, 12 mesin ketik, 2 unit wireless,
telephon/fax 7 unit, 40 unit komputer, 12 unit Laptop, 13 unit printer,
5 unit LCD proyektor, 1 unit genset, 40 buah kursi/meja, 10 buah
almari, 2 unit sofa.
ii. Terlaksananya pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor seluas
1.400 m2 (100%)
iii. Terpeliharanya taman di lingkungan Dinas Kesehatan meliputi: 15 pot
bunga, 25 jenis tanaman hidup, 10 bunga plastik dan 15 karung
pupuk (100%).

5) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur


a) Bimbingan teknis workshop, seminar, lokakarya (05.003)
i. Terlaksananya pengiriman peserta diklat sebanyak 4 orang.
ii. Terlaksananya pengiriman peserta bimbingan teknis BLUD sebanyak
51 orang.
iii. Pengiriman peserta manajemen Puskesmas 1 angkatan.

28
b) Pengelolaan Kepegawaian (05.006)
i. Terpilihnya 4 orang Tenaga Kesehatan Teladan yang mewakili
Kabupaten Sleman penilaian tingkat Provinsi DIY;
ii. Terlaksananya pemilihan pegawai Dinas Kesehatan teladan
sebanyak 5 kategori;
iii. Terlaksananya kegiatan Rekrutmen Pegawai BLUD Non PNS Dinas
Kesehatan Kabupaten Sleman sebanyak 2 kali yaitu pada Bulan
April dan Desember 2016;
iv. Terlaksananya pengelolaan administrasi kepegawaian sebanyak 7
jenis, antara lain Penyusunan Formasi, Pembinaan Pegawai,
Pengelolaan Absensi Pegawai, Pengelolaan Data Pegawai,
Kenaikan Pangkat Pegawai, Cuti Pegawai, dan Kenaikan Gaji
Berkala.
v. penyusunan Sasaran Kerja Pegawai dan Penilaian Prestasi Kerja
Pegawai bagi 1009 pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman;
vi. Terlaksananya monitoring kedisiplinan pegawai di 28 UPT Dinas
Kesehatan sebanyak 2 kali yaitu pada bulan Juli dan Desember
2016;
vii. Terlaksananya kenaikan pangkat pegawai Dinas Kesehatan periode
April 2016 sebanyak 134 orang dan Oktober 2016 sebanyak 102
orang;
viii. Terlaksananya Perjalanan Dinas Luar Daerah dalam rangka Studi
Banding sebanyak 7 orang selama 2 hari.
ix. Terlaksananya Kegiatan Konsultasi Psikologi di Dinas Kesehatan
sebanyak 75 kali.
x. Terlaksananya pembayaran honor 5 orang pengemudi UPT Dinas
Kesehatan sebanyak 13 bulan.

c) Pengelolaan dokumen penilaian angka kredit jabatan fungsional


(05.008)
Terlaksananya penilaian angka kredit 14 jabatan fungsional dan
pendataan tenaga kesehatan tahun 2016 sebanyak 1 kali.
Pencapaian (tahun)
No Kegiatan Target
2012 2013 2014 2015 2016
1 Pencermatan
DUPAK 89,2 95,3 88,51 92,29 85,13 85%

Sumber data: Dinas Kesehatan Sleman Juni 20Desember 2016

29
Kegiatan pencermatan Daftar Usul Angka Kredit (DUPAK) pada
semester I tahun 2016 tercapai 89,46% dari target yang ditetapkan
85%, untuk pengusulan DUPAK pencapaian pada semester I tahun
2016 ada penurunan dari semester sebelumnya, ada beberapat jafung
yang tidak mengumpulkan DUPAK, tindak lanjut yang dilaksanakan
dengan melakukan penagihan satu bulan sebelum pengajuan yang
ditentukan dan melakukan pembinaan bagi Jafung yang tidak rutin
mengumpulkan Dupak dengan melihat catatan buku penjagaan Jafung.

6) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian


Kinerja dan Keuangan
a) Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja
SKPD (06.001)
Penyusunan 1 dokumen Perubahan Renstra, LAKIP Dinas Kesehatan
data tahun 2015, laporan tahunan 2015, laporan bulanan selama 12
bulan, target kinerja 2016, laporan tahunan Profil SKPD, Laporan
semesteran SPM, laporan terlaksananya penyusunan Monev Bulanan
Realisasi Fisik dan Keuangan (RFK) selama 12 bulan, dan Terwujudnya
1 dokumen District Health Account tahun 2015.

b) Penyusunan Perencanaan Kerja SKPD (06.005)


Penyusunan dokumen perencanaaan kerja dinas dan UPT (Renja
SKPD, RKA,DPA, RKA Perubahan dan DPA Perubahan sebanyak 3
dokumen.
c) Penyusunan Profil kesehatan data SKPD (06.007)
Terlaksananya penyusunan Profil Dinas Kesehatan tahun 2016 data
tahun 2015 sebanyak 1 dokumen.
c) Penyusunan pengendalian dan evaluasi perencanaan SKPD
(06.013)
i. Terlaksananya pengendalian terhadap kebijakan renja SKPD 1
dokumen.
ii. Terlaksananya pengendalian terhadap kebijakan renstra SKPD 1
dokumen.
iii. Terlaksananya pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan
renja SKPD per semester sebanyak 2 dokumen.
iv. Terlaksananya pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan
renja SKPD per tri wulan sebanyak 4 dokumen.
v. Terlaksananya pengendalian dan evaluasi terhadap hasil renstra
sebanyak 1 dokumen.
30
15) Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
a) Pengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan (15.001)
Terlaksananya pengadaan obat, reagen dan perbekalan kesehatan
untuk memenuhi kebutuhan 25 Puskesmas baik melalui sistem e-
katalog maupun lelang sederhana dengan realisasi:
i. pengadaan obat, target 100 item terealisir sebanyak 125 item,
ii. pengadaan reagen, target 10 item terealisir 10 item
iii. pengadaan perbekes, target 20 item terealisir 20 item
Indikator ketersediaan obat, sesuai formularium nasional mulai
tahun 2016 menggunakan indikator 20 item obat, dengan target
ketersediaan 95 %. Dari pengadaan obat tahun 2016 telah tercapai
ketersediaan 100 %.

b) Peningkatan pemerataan obat dan perbekalan kesehatan (15.002)


Persediaan obat dan perbekalan kesehatan dapat dikelola dengan baik
dan benar, yang meliputi ketersedian obat dan perbekalan kesehatan di
Puskesmas dengan realisasi 100%. Kebutuhan obat dan alat kesehatan
di UPT POAK juga dapat direalisasikan sebesar 100%. Tersusunnya
kebutuhan obat dan alkes di UPT POAK sebanyak 2 dokumen.
Pemenuhan kebutuhan obat dan alat kesehatan dapat direalisasikan
secara merata ke 25 Puskesmas di Kabupaten Sleman dan tidak
ditemui obat yang rusak.

c) Peningkatan mutu pelayanan farmasi komunitas dan rumah sakit


(15.004)
Terlaksananya pengawasan dan pembinaan sarana pelayanan
kefarmasian meliputi apotek, toko obat, fasilitas pelayanan
kesehatan; dan sarana produksi/distribusi obat tradisional seperti
depot jamu dan produsen jamu gendong. Kegiatan ini terdiri dari
beberapa sub kegiatan dengan hasil sebagai berikut:
i. Pemantauan dan pembinaan apotek, klinik dan toko obat, pada
tahun 2016 terealisir 90 sarana atau 25,21 % dari 357 sarana yang
ada (target 25%). Secara kuantitas ada peningkatan jumlah sarana
yang diperiksa, tetapi karena adanya penambahan sarana baru
maka prosentasenya menjadi turun. Beberapa permasalahan yang
ditemukan antara lain Izin apotek sedang dalam proses
perpanjangan, jam buka apotek tidak ada tenaga farmasi, tidak

31
ada SOP, dokumen administrasi tidak lengkap dan layanan
konseling belum jalan.
ii. Pertemuan penyampaian feedback hasil monitoring, pembinaan
dan up date implementasi software Sistem Pelaporan Narkotika
dan Psikotropika (SIPNAP) bagi apotek dan fasilitas pelayanan
kesehatan. Pertemuan dilaksanakan dua angkatan, masing-
masing diikuti 30 orang pengelola apotek/sarkes.
iii. Sosialisasi pengamanan dan penggunaan obat tradisional yang
baik dan benar, dengan sasaran para pengrajin jamu gendong
kader, dan masyarakat umum pengguna obat tradisional/jamu.
Sosialisasi dilaksanakan sebanyak 5 angkatan yang masing-
masing diikuti 30 orang peserta.

16) Program Upaya Kesehatan Masyarakat


a) Pelayanan kesehatan penduduk miskin di Puskesmas dan
jaringannya (16.001)
(1). Pembinaan Pelayanan Jamkes Maskin bagi RS
Terlaksana kegiatan sebanyak 2 kali. Sasaran pertemuan adalah
petugas pengelola penjaminan di Rumah Sakit. Materi pertemuan
membahas tentang penjaminan pelayanan di Rumah sakit bagi
pasien dengan penjaminan kesehatan dan pelaporannya
(2). Pembinaan Pelayanan maskin bagi Puskesmas
Terlaksana kegiatan sebanyak 5 kali. Sasaran pertemuan adalah
petugas pengelola penjaminan di Puskesmas. Materi pertemuan
membahas tentang kebijakan dan penjaminan pelayanan di
Puskesmas bagi pasien dengan penjaminan kesehatan dan
pelaporannya
(3). Rakor Lintas Sektor
Rakor lintas Sektor dilaksanakan sebanyak 3 kali.
(4). Pemeliharaan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin, rentan
miskin , di PPK 1 dan PPK 2 yang bekerja sama dengan JPKM
adalah 25 Puskesmas, 39 rumah sakit, 82 bidan praktek mandiri,
9 dokter gigi praktek swasta, 55 dokter praktek swasta, 10 klinik
pratama, 2 klinik utama.
(5) Kerjasama dan koordinasi dengan PPK 1 dan PPK 2 dan lintas
sector dengan 25 Puskesmas, 39 rumah sakit, 82 bidan praktek
mandiri, 9 dokter gigi praktek swasta, 55 dokter praktek swasta,
10 klinik pratama, 2 klinik utama.

32
(5) Pembinaan dan Evaluasi Laporan Jamkes miskin puskesmas dan
RS
Dilaksanakan 3 kali dan 2 kali, dengan peserta pengelola laporan
program penjaminan kesehatan
(5). Pembinaan faskes yang MOU dengan Jamkes
Kegiatan dilaksanakan sebanyak 6 kali, untuk menyampaikan
kebijakan terkait penjaminan kesehatan, hak dan kewajiban
pemberi pelayanan
(6). Pelayanan ambulan jenazah bagi peserta PBI JKN Kab. Sleman
ada 100 klaim dari rumah sakit yang mengajukan, dan semuanya
bisa terbayarkan sesuai pengajuan.
(7) Pemeliharaan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin, rentan
miskin di PPK-I yang bekerja sama dengan JPKM 25 Puskesmas
(8) Pembuatan identitas pelayanan kesehatan peserta Jamkesda
miskin dan rentan miskin sebanyak 158.189 kartu.
(9) Pelayanan kesehatan peserta Jamkesda miskin dan rentan miskin
sebanyak 158.189 peserta.
(10) Pembinaan oleh BAPIM 1 team BAPIM.

b) Pemeliharaan dan pemulihan kesehatan (16.002)


(1) Pembuatan identitas pelayanan kesehatan peserta Jamkesda
non miskin subsidi pemda tercapai 100%.
(2) Pelayanan kesehatan bagi kesehatan peserta Jamkesda non
miskin subsidi pemda tercapai 100%.

c) Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana


puskesmas dan jaringannya (16.003)
Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana
puskesmas dan jaringannya antara lain :
- Peningkatan Puskesmas Menjadi Rawat Inap Puskesmas Tempel I
terealisasi 100%.
- Peningkatan Puskesmas Rawat Inap Puskesmas Seyegan
terealisasi 100%
- Peningkatan Puskesmas Rawat Inap Puskesmas Godean I
terealisasi 100%
- Rehabilitasi dan Penambahan Ruang Puskesmas Gamping II
terealisasi 100%

33
- Penambahan Ruang Puskesmas Kalasan terealisasi 100%
- Penyempurnaan Puskesmas Rawat Inap Berbah terealisasi 100%
- Pengadaan alat kedokteran untuk puskesmas rawat inap terealisasi
100%
- Pengadaan Genset 4 unit untuk puskesmas rawat inap teralisasi
100%
- Pengadaan ambulance gawat darurat dan ambulance jenazah
teralisasi 100%
- Pengadaan meja rapat, kursi rapat dan kursi pelayanan teralisasi
100%.
- Pengadaan alat Intalasi pengolahan Air Limbah (IPAL) di 3 lokasi
puskesmas Turi, Godean I dan Berbah tidak terealisasi karena
kurangnya waktu pelaksanaan pekerjaan.

d) Penyelenggaraan pencegahan dan pemberantasan


penyakitmenular dan wabah (16.004).
Penyelenggaraan pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
dan wabah sebanyak 25 Puskesmas (100%).

e) Perbaikan gizi masyarakat (16.005)


Terlaksananya perbaikan gizi masyarakat di 23 Puskesmas.

f) Revitalisasi sistem kesehatan (16.006)


Di tahun 2016 Dinas Kesehatan berupaya untuk melakukan
efisiensi dalam penerapan SMM ISO Puskesmas dan Dinas dengan
cara Multisite Corporate dimana sertifikat dan Survelans berlaku di
Dinas Kesehatan dengan area 26 UPT. meliputi seluruh Puskesmas
dan UPT POAK.
Selain itu juga mengawal penerapan akreditasi puskesmas sesuai
dengan PMK Nomor: 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas.
Untuk ISO perubahan dimulai dengan workshop dan pendampingan
oleh Konsultan SMM-ISO hingga merevisi Dokumen yang dimiliki.
Adapun kegiatan yang terkait dengan SMM ISO adalah :
i. Terselenggaranya sertifikasi akreditasi UPT Laboratorium
Kesehatan dari target 1 (satu) UPT terealisasi 100%.
Pembinaan ke puskesmas dan UPT terkait dengan penerapan
SMM ISO 9001:2008.

34
ii. Terlaksananya refresing/pelatihan auditor internal yang dilatih
SMM ISO 9001: 2008 untuk semua puskesmas dari target 20
orang, realisasi 25 orang. Terselenggaranya refresing &
pengembangan SMM ISO untuk 26 UPT dari target 26 UPT,
realisasi 100%. Pelatihan UPT dalam penerapan SMM ISO.
Workshop standarisasi pelayanan sudah dilaksanakan untuk 25
puskesmas dari target 25 pusk, realisasi 100%.
iii. Untuk kegiatan sertifikasi SMM ISO Multisite Corporate Dinas
Kesehatan & 26 UPT, belum bisa terealisasi di tahun 2016.
Pentahapan proses pengadaan sudah dilaksanakan di ULP (
Unit Layanan Pengadaan), sampai dengan lelang yang ketiga ( 3
kali lelang). Namun tidak ada rekanan yang lolos dari
persyaratan yang telah ditetapkan oleh Tim pengadaan. Hal ini
menyebabkan sertifikasi SMM ISO Multisite yang direncanakan
untuk Dinas dan 26 UPT belum bisa dilaksanakan. Sehingga dari
target 1 (satu) sertifikat Multisite Corporate SMM ISO belum bisa
terlaksana, realisasi 0%.
Kegiatan yang berkaitan dengan penerapan akreditasi
puskesmas adalah:
i. Sertifikasi akreditasi sudah terlaksananya untuk 25 (duapuluh
lima) puskesmas dari target 25 puskesmas. Kegiatan monev
akreditasi untuk 25 puskesmas, di tahun 2016 sudah
dilaksanakan baik dalam bentuk pertemuan maupun
kunjungan ke puskesmas, realisasi 100%.
ii. Evaluasi dan pembinaan standart akreditasi terselelenggara
dalam bentuk pertemuan di Dinas Kesehatan dari target 25
puskesmas terealisasi 100%. Selain itu juga pelaksanaan
evaluasi di puskesmas sesuai dengan pokja akreditasi (
Administrasi manajemen, UKM Maupun UKP).
iii. Maintance penerapan SMM maupun akreditasi puskesmas
dan UPT secara berkelanjutan harus berjalan. Upaya yang
kita tempuh antara lain dengan pengumpulan hasil capaian
indikator mutu. Dengan pengkuran indikator secara periodik,
sistem mutu di puskesmas maupun UPT tetap berjalan
dengan baik. Semua puskesmas (25) sudah mengumpulkan
capaian indikator mutu. Untuk yang UPT laboratorium
kesehatan sasaran mutu terukur secar periodik. Maintenance

35
nya menindaklanjuti hasil rekomendasi pada saat penilaian
sertifikasi.
iv. Terselenggaranya Worskhop peningkatan mutu dan
keselamatan pasien (PMKP) maupun PPI ( pencegahan &
pengendalian infeksi), masing2 dengan frekwensi (empat)
kali sudah terselenggara dengan narasumber dari Rumah
sakit DR. Sardjito. Hal ini juga sebagai upaya maintenance
penerapan akreditasi puskesmas.
Adapun status akreditasi Puskesmas di Kabupaten
Sleman dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

PENILAIAN AKREDITASI PUSKESMAS


DI KABUPATEN SLEMAN
STATUS
NO. NAMA PUSKESMAS PELAKSANAAN AKREDITASI
1 Gamping 1 12 -14 november 2015 Utama
2 Seyegan 12 -14 november 2015 Dasar
3 Moyudan 12 -14 november 2015 Madya
4 Godean 1 16 -18 November 2015 Madya
5 Kalasan 17 -19 November 2015 Dasar
6 Sleman 17 -19 November 2015 Dasar
7 Mlati 1 17 -19 November 2015 Utama
8 Godean 2 18 - 20 November 2015 Madya
9 Mlati 2 1 - 3 Desember 2015 Madya
10 Depok 2 1 - 3 Desember 2015 Dasar
11 Tempel 1 1 - 3 Desember 2015 Dasar
12 Depok 3 2 - 5 Desember 2015 Madya
13 Depok 1 10 - 12 Desember 2015 Madya
14 Pakem 10 -12 DESEMBER 2015 Dasar
15 Ngemplak 2 10 - 12 Desember 2015 Madya
16 Minggir 17 - 19 Desember 2015 Dasar
17 Gamping 2 28 - 30 Desember 2015 Dasar
18 Ngaglik 2 28 - 30 Desember 2015 Madya
19 Berbah 28 - 30 Januari 2016 Dasar
20 Ngaglik 1 28 - 30 Januari 2016 Dasar
21 Tempel 2 28 - 30 Januari 2016 Dasar
22 Turi 28 - 30 Januari 2016 Dasar
23 Prambanan 26 - 28 Januari 2016 Madya
24 Ngemplak 1 26 - 28 Januari 2016 Dasar
25 Cangkringan 26 - 28 Januari 2016 Dasar
Catatan :

36
Akreditasi Utama : 2 Puskesmas
Akredutasi Madya : 9 Puskesmas
Akreditasi Dasar : 14 Puskesmas

g) Peningkatan Kesehatan Masyarakat (16.009)


Sasaran ibu hamil tahun 2016 adalah sebanyak 15488 orang,
Cakupan Kunjungan K4 sampai dengan Bulan Desember 2016
mencapai 95,15 dari target 96,5 %, secara keseluruhan cakupan K4
belum tercapai di tingkat Kabupaten Sleman karena ada beberapa
puskesmas untuk sasaran ibu hamil belum memasuki trisemester ke 4,
ada beberapa ibu hamil yang memeriksakan kehamilanya di luar wilayah
dan RS swasta sehingga tidak terlaporkan, meskipun ada beberapa
Puskesmas yang sudah mencapai target ada 17 Puskesmas sudah
mencapai target.
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 99,99 % dari
target sasaran 95,0 % dan kunjungan ibu nifas (KF3) mencapai 96,12%
dari target 90%, hal ini karena kesadaran masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan sesuai standar sudah maksimal. Sosialisasi
tentang P4K, Pembinaan dan Monitoring Evaluasi Standart Pelayanan
Kebidanan, Penerapan sistem Manual rujukan, Pemantapan Gerakan
Sayang Ibu, Pelaksanaan Manajemen Pemantauan Wilayah Setempat
(PWS) baik oleh bidan desa maupun tim Monitoring PWS KIA dan P4K
sudah dilakukan.
Dari jumlah sasaran itu ada 8 kasus kematian ibu baik waktu hamil,
melahirkan dan waktu nifas . kematian ini telah dilakukan Audit maternal
oleh Tim ahli dari RSUP Sardjito dan RSUD Sleman . Dari hasil Audit
penyebab kematian ibu adalah karena Perdarahan : 3 kasus, Pre Eklamsi
Berat (PEB): 2 kasus, Sepsis 1 kasus jantung 1 kasus , Shock kejang
tonik klonik.
Dibanding tahun 2015 jumlah kematian ibu mengalami kenaikan
dari 4 kasus kematian ibu menjadi 8 kasus kematian hal tersebut tidak
bisa dilihat dari satu penyebab saja tapi perlu dilihat penyebab dari hulu
ke hilir. Melihat tempat kematian semua ada di Rumah Sakit, maka perlu
adanya dukungan baik lintas sektor dan pemangku kebijakan di tingkat
Propinsi untuk meningkatkan kualitas pelayanan di Rumah Sakit Rujukan.
Beberapa upaya yang sudah dilakukan oleh Dinas Kesehatan yaitu:
Penguatan Puskesmas PONED melalui Konsultasi Tim ahli (RS Sardjito
dan RSUD) kasus di Puskesmas PONED, Pembinaan SPK ke BPS,

37
Penguatan dan pemberdayaan buku manual rujukan maternal perinatal,
Membuat sistem SMS Gateway untuk mengetahui faktor resiko ibu hamil
secara cepat sehingga sistem manua rujukan bisa segera diterapkan.
Peningkatan kualitas SDM Puskesmas/ Pelatihan tentang pelayanan
kepada ibu hamil ( IUD post plasenta, Alat Bantu Pengambil Keputusan
(ABPK) KB, Contrasepsi Teknical Update (CTU), Magang petugas
Puskesmas PONED di RS PONEK). Serta menerbitkan SK Bupati
tentang Pimpinan Klinis harapanya adanya dukungan seluruh dokter
SPOG dan dokter SPA untuk komitmen bersama menurunkan angka
kematian ibu melahirkan dan menurunkan kematian bayi baru lahir
Kegiatan-kegiatan yang mendukung kesehatan Ibu:
1. Data laporan puskesmas dari target 25 laporan puskesmas telah
tersedia 25 laporan Puskesmas
2. Data laporan PWS KIA dan KB dari target 1 laporan sudah tersedia
1 laporan
3. Penguatan manajemen PWS KIA dari target kinerja 25 Bidan
koordinator terealisasi 25 Bidan Koordinator yang sudah mengikuti
kegiatan penguatan manajemen PWS KIA
4. Dari target kinerja 25 Puskesmas yang dilakukan Monev Puskesmas
ramah remaja telah terealisasi 25 Puskesmas
5. Dari target 25 Kasus AMP kematian ibu dan bayi melalui AMP
terbatas telah terealisasi 25 kasus kematian Ibu dan bayi
6. Dari target 25 Puskesmas yang melakukan Kelas ibu hamil tercapai
25 Kelas ibu hamil
7. Dari target kinierja 50 Faskes dan 25 Puskesmas yang
mengimplementasikan manual rujukan tercapai semua
8. Dari target Jumlah petugas yang berperan dalam peningkatan
pelaksanaan P4K telah tercapai sebanyak 50 petugas.
9. Dari target 100 faskes yang melakukan penguatan respon cepat ibu
hamil DFR (deteksi fator risiko) telah tercapai
10. Dari target 25 rekomendasi AMP telah tercapai 25 rekomendasi
11. Dari target 75 petugas yang melakukan percepatan penurunan AKI
AKB tercapai sebanyak 75 Petugas
12. Dari target 25 puskesmas yang melaksanakan ANC terpadu tercapai
25 Puskesmas.
13. Dari target Kabupaten Sleman melaksanakan GSI (Gerakan sayang
Ibu) sudah terimplementasi.

38
14. Dari target 45 petugas melakukan pembinaan program KIA dengan
lintas sektor telah tercapai 45 petugas
15. Dari target 1 laporan validasi data telah tercapai 1 laporan
16. Dari target 1 sekolah yang membentuk center off excelent sekolah
ramah remaja telah tercapai 1 sekolah yang membentuk center off
excelent
17. Jumlah puskesmas yang mendapatkan Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK) sebanyak 25 Puskesmas.
18. Terbentuknya center of excellence puskesmas KTA/KTP sebanyak 1
puskesmas.
19. Jumlah remaja yang mendapatkan pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi sebanyak 300 peserta.

h) Peningkatan pelayanan kesehatan bagi pengungsi korban


bencana (16.011)
Output kegiatan adalah:
i. Terlaksananya Koordinasi kesiapsiagaan bencana bidang
kesehatan
Kegiatan koordinasi kesiapsiagaan bencana bidang kesehatan
dilaksanakan sebanyak 2 kali (100%). Kegiatan tersebut untuk
mengingatkan Dinas Kesehatan dan Puskesmas akan potensi
bencana yang ada di wilayah Kabupaten Sleman
ii. Terlaksananya Pelatihan Penanganan Bencana bagi Masyarakat
Kegiatan pelatihan penanganan bencana bagi masyarakat
dilakukan sebanyak 2 kali (100%) di wilayah Puskesmas Tempel
I dan Puskesmas Turi, dimana daerah tersebut merupakan
daerah rawan bencana banjir lahar hujan dan daerah penyangga
lereng Gunung Merapi.
iii. Terlaksannya Bimtek peningkatan kemampuan petugas
puskesmas dalam penanganan bencana dilaksanakan sebanyak
1 kali (100%) diikuti oleh Puskesmas. Narasumber pada kegiatan
ini dari Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta, RSUD
Sleman dan Poltekes Kemenkes Yogyakarta
iv. Terlaksananya Penanganan langsung korban bencana
Dinas Kesehatan berperan langsung dalam penanganan
kesehatan korban akibat bencana diantaranya yang terjadi pada
tahun 2016 adalah kejadian banjir di wilayah Kecamatan Mlati.

39
v. Terlaksananya Koordinasi kesiapsiagaan bencana bidang
kesehatan
Kegiatan koordinasi kesiapsiagaan bencana bidang kesehatan
dilaksanakan sebanyak 1 (satu) kali. Dilakukan untuk
mengingatkan kepada puskesmas akan potensi bencana yang
ada di wilayah Kabupaten Sleman
vi. Terlaksananya Pelatihan penanganan bencana bagi masyarakat
Kegiatan pelatihan penanganan bencana bagi masyarakat
dilakukan sebanyak 2 (dua) kali di wilayah Puskesmas Ngemplak
I dan Puskesmas Ngaglik II, dimana daerah tersebut merupakan
daerah rawan bencana banjir lahar hujan dan daerah penyangga
lereng Gunung Merapi
vii. Terlaksannya Workshop penyusunan Standar Pelayanan Gawat
Darurat Terpadu (SPGDT) pra rumah sakit
Kegiatan workshop penyusunan SPGDT dilaksanakan sebanyak
1 (satu) kali pada tanggal 28-29 November 2016 dan diikuti oleh
Rumah Sakit, Puskesmas dan Klinik Swasta. Narasumber pada
kegiatan ini dari Dinas Kesehatan daerah Istimewa Yogyakarta,
konsultan Smart Regency, RSUP Dr. Sardjito, pengelola SPGDT
Kota Yogyakarta dan Tulungagung.
viii. Terbentuknya SPGDT di Kabupaten Sleman dengan nama
Sleman Emergency Services (SES)
Tim pelaksana SPGDT ditetapkan dengan SK Kepala Dinas
Kesehatan Nomor 188/105b.
Penandatanganan antara Dinas Kesehatan Sleman dengan
Public Safety Center (PSC) yang terdiri dari 5 Rumah Sakit
(RSUD Sleman, RSUD Prambanan, RS PKU Gamping, RSI
PDHI, dan RS Bhayangkara), PMI dan Urusan Kesehatan
(Urkes) Polres Sleman, serta 6 Puskesmas Rawat Inap
(Puskesmas Mlati 2, Sleman, Kalasan, Ngemplak 1, Minggir,
Turi) telah dilaksanakan tanggal 22 Desember 2016.
ix. Terlaksananya Penanganan langsung korban bencana
Dinas kesehatan berperan langsung dalam penanganan korban
akibat bencana diantaranya pada kejadian angin kencang di
wilayah Kecamatan Tempel, tanah longsor di wilayah Kecamatan
Mlati dan rumah tersambar petir di wilayah Kecamatan Pakem

40
i) Peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah kesehatan
(16.012)
a. Pembinaan kegiatan kesehatan gigi dan mulut (Kesgilut)
Output Kegiatan:
i. Terlaksananya Koordinasi dan evaluasi program Kesgilut
sebanyak 2 kali (100%), sasaran Perawat Gigi Puskesmas,
terdiri pertemuan koordinasi program tahun 2016 dan evaluasi
hasil program tahun 2016.
ii. Tersedianya data triwulanan kunjungan rawat jalan gigi dan
mulut di 25 Puskesmas sebanyak 3.
iii. Pelatihan kesgilut bagi petugas, kader sekolah dan kader
masyarakat sebanyak 1 kali.
iv. Terlaksananya Bimtek kesehatan gigi dan mulut bagi petugas
puskesmas sebanyak 2 kali (100%), sasaran Dokter Gigi
Perawat Gigi Puskesmas, dengan nara sumber dari Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada
v. Terlaksananya Bimtek bagi kader kesehatan gigi dan mulut
sebanyak 2 kali (100%), dengan sasaran kader kesehatan
desa, terbagi dalam 2 angkatan, dengan narasumber dari
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
Hasil :
 Jumlah kunjungan gigi sebanyak 130.191 orang atau 16,
27% dari semua kunjungan Puskesmas
 Jumlah yang dirujuk sebanyak 1.626 orang
 Prevalensi penyakit gigi dan mulut : 11,61%
 Kegiatan UKGS tahap III di SD/MI sebesar 42,02% (tidak
tercapai dari target sebesar 90%, dikarenakan keterbatasan
tenaga dokter dan perawat gigi serta tingginya beban tugas
di dalam gedung)
b. Pelaksanaan kegiatan PPPK Hari Besar Nasional
1) Rapat koordinasi dan evaliasi PPPK sebanyak 3 kali
Kegiatan: Siaga hari raya idul fitri, natal 2016 dan tahun baru
2017,monitoring pada kegiatan PPPK yang dilaksanakan oleh
Puskesmas.
Hasil:
i. Siaga hari raya idul Fitri, Puskesmas buka pelayanan 24 jam
dari tanggal 3 Juli 2016 sampai dengan 10 Juli 2016.

41
ii. Siaga hari raya Natal 2016 dan tahun Baru 2017, Puskesmas
buka pelayanan 24 jam dari tanggal 24 - 27 Desember 2016
dan tanggal 31 Desember 2016 - 2 Januari 2017.
iii. Selama tahun 2016 melayani kegiatan PPPK sebanyak 116
kali, meningkat sebanyak 9% dari tahun 2015
c. Pembinaan kegiatan Kesehatan Jiwa (Keswa)
Untuk meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan jiwa yang
selama ini belum tercapai maka seksi Kesehatan Khusus
melakukan beberapa kegiatan diantaranya: refreshing program
kesehatan jiwa dengan narasumber dari akademisi, monitoring
dan evaluasi pelaksanaan program kesehatan jiwa di
Puskesmas, kerjasama dengan RS Ghrasia dalam penanganan
kasus jiwa. Adapun output kegiatan tahun 2016:
i. Terlaksananya Koordinasi dan evaluasi program kesehatan
jiwa sebanyak 2 kali (100%), terdiri dari pertemuan kordinasi
program 2.
ii. Bimtek kesehatan jiwa bagi dokter, psikolog dan perawat
sebanyak 4 kali (100%), dengan sasaran dokter, perawat dan
psikolog yang ada di puskesmas.
iii. Pertemuan pendalaman materi psikologi bagi perawat,
psikolog dan dokter sebanyak 3 kali (100%).
iv. Terlaksananya Bimtek Kader Desa Siaga Sehat Jiwa (DSSJ)
sebanyak 2 kali (100%) di wilayah Desa Sendangrejo, Minggir
dan Desa Bokoharjo, Prambanan.
v. Terlaksananya koordinasi persiapan sarasehan dalam rangka
hari kesehatan mental sedunia sebanyak 1 kali (100%).
vi. Terlaksananya Sarasehan dalam rangka peringatan hari
kesehatan mental sedunia sebanyak 1 kali (100%).
vii. Terlaksananya sosialisasi kesehatan jiwa bagi kepala desa
sebanyak 2 kali (100%)
viii. Terlaksananya Bimtek peningkatan kapasitas pengelola
kesehatan jiwa sebanyak 1 kali (100%), dengan sasaran
pemegang program kesehatan jiwa yang ada di puskesmas.
ix. Terlaksananya family gathering bagi keluarga penderita
gangguan jiwa sebanyak 1 kali (100%) dengan sasaran
keluarga penderita gangguan jiwa di Kecamatan Sleman,
Ngaglik II, Ngaglik I, Turi, Tempel I dan Mlati II

42
Cakupan kunjungan pasien jiwa belum memenuhi target
karena: kurang optimalnya koordinasi program di puskesmas
dalam penanganan kasus jiwa, stigma yang berkembang di
masyarakat tentang gangguan jiwa, belum adanya protap
tentang penangnan kasus jiwa secara komprehensip antar
puskesmas dengan Rumah sakit.
d. Pembinaan Psikolog
Salah satu langkah inovasi pelayanan kesehatan di Kabupaten
Sleman adalah adanya pelayanan oleh psikolog di 25 puskesmas
sebagai upaya komprehensif dalam memberikan pelayanan
kesehatan. Pelayanan yang diberikan antara lain: konseling
individual dan konseling kelompok, baik di dalam, maupun di luar
gedung.
Guna memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat,
Dinas Kesehatan selalu memberikan pendalaman materi bagi
petugas puskesmas. Pendalaman materi ini dapat berupa teknik
standar yang harus dikuasai psikolog, dapat pula berupa teknik
terbaru yang tingkat keberhasilan terapinya tinggi.
Output Kegiatan tahun 2016: Terlaksananya Bimtek
pengmbangan pelayanan psikolog di puskesmas sebanyak 4 kali
(100%). Target kunjungan pada psikolog adalah 110 kunjungan
tiap puskesmas per bulan, cakupan kunjungan Psikolog tercapai
140 sehingga melebihi target yang ditetapkan (140%).
e. Pembinaan Kesehatan Indera
Output Kegiatan: Pertemuan koordinasi dan evaluasi kesehatan
indera, Bimtek Kesehatan Indera bagi petugas puskesmas dan
Bimtek kesehatan indera bagi kader.
i. Terlaksananya Koordinasi dan evaluasi dilaksanakan
sebanyak 2 kali (100%), sasaran pemegang program
kesehatan indera Puskesmas, terdiri dari koordinasi program
kesehatan indera tahun 2016 dan evaluasi program tahun
2016.
ii. Terlaksananya Bimtek Kesehatan Indera bagi petugas
puskesmas dilaksanakan sebanyak 1 kali (100%), sasaran
pemegang program kesehatan indera Puskesmas, dengan
narasumber dari Universitas Gadjah Mada.
iii. Terlaksananya Bimtek kesehatan indera bagi kader,
dilaksanakan 1 kali (100%), dengan sasaran kader kesehatan
43
desa, dibagi dalam 2 hari, hari pertama kesehatan mata, hari
kedua kesehatan telinga, dengan narasumber dari Poltekkes
Kemenkes Yogyakarta.
f. Pembinaan NAPZA
Output kegiatan: Rapat koordinasi penyuluhan NAPZA,
penyuluhan NAPZA di karang taruna, penyuluhan NAPZA dan
Kadarkum bagi anak remaja dan usia sekolah, koordinasi
persiapan sarasehan dalam rangka peringatan HANI, sarasehan
dalam rangka peringatan HANI.
i. Terlaksananya Rapat koordinasi penyuluhan NAPZA,
dilaksanakan 2 kali (100%)
ii. Terlaksananya penyuluhan NAPZA di karang taruna
dilaksanakan 10 kali (100%) dengan sasaran pemuda pemudi
dan karyawan perusahaan.
iii. Terlaksananya penyuluhan NAPZA dan Kadarkum bagi anak
remaja dan usia sekolah dilaksanakan 2 kali (100%) dengan
sasaran siswa SMP dan SMA dari beberapa sekolah yang ada
di Kabupaten Sleman.
iv. Terlaksananya koordinasi persiapan sarasehan dalam rangka
peringatan HANI dilaksanakan 1 kali (100%) dengan sasaran
pemegang program NAPZA di puskesmas.
v. Terlaksananya sarasehan dalam rangka peringatan HANI
dilaksanakan 1 kali (100%) dengan sasaran tokoh masyarakat
dan masyarakat umum sebanyak 110 orang.
g. Pembinaan Kegiatan Perkesmas di Puskesmas
i. Terlaksananya Koordinasi dan evaluasi program perkesmas
Kegiatan koordinasi dan evaluasi program perkesmas
dilaksanakan sebanyak 2 kali (100%) selama tahun 2016
untuk membahas pemasalahan yang ada.
ii. Tersedianya data laporan tribulanan perkesmas di 25
puskesmas (100%)
iii. Terlaksananya Bimtek kemampuan petugas perkesmas
dilakukan sebanyak 1 kali dengan sasaran petugas perkesmas
di puskesmas.
Cakupan pelayanan Perkesmas tahun 2016 baru mencapai
16,21% dari target 1,8 % dari KK yang ada.
Tidak tercapainya cakupan Perkesmas karena kurangnya
koordinasi lintas program di puskesmas, kurangnya
44
sumberdaya untuk kunjungan luar gedung, kurangnya
kecermatan manajemen Puskesmas terhadap

h. Pembinaan Rehabilitasi Medis


Output kegiatan: Rapat koordinasi dan evaluasi program
rehabilitasi medis, bimtek rehabilitasi medis dan family gathering
bagi keluarga difabel.
i. Terlaksananya Rapat koordinasi dan evaluasi program
rehabilitasi medis, dilaksanakan 2 kali (100%)
ii. Terlaksananya bimtek rehabilitasi medis dilaksanakan 1 kali
(100%) dengan peserta pemegang progam rehabilitasi medis
puskesmas.
iii. Terlaksananya kegiatan family gathering bagi keluarga difabel
dilaksanakan 1 kali(100%) dengan peserta sebanyak 33 orang
dan narasumber dari LSM Sigab dan puskesmas Sleman.

j. Penyelenggaraan Penyehatan Lingkungan (16.014)


Dalam upaya pengendalian faktor lingkungan yang menyebabkan
terjadinya kasus penyakit berbasis lingkungan , pada tahun 2015
Seksi Penyehatan Lingkungan telah melaksanakan kegiatan
sebagai berikut :
i. Kegiatan PJB Institusi yang dilaksanakan 2 (dua) kali di 10
wilayah puskesmas Endemis DBD (puskesmas Moyudan,
Minggir, Godean II, Gamping I, Mlati II, Depok II, Depok III,
Ngaglik I, Ngaglik II dan Cangkringan), 5 puskesmas ABJ > 95%
dan 5 puskesmas masih perlu pembinaan PSN PJB. Selain itu
untuk mengendalikan penularan penyakit DBD telah dilakukan
pemantauan jentik berkala (PJB) terhadap 145.112 rumah (40%)
dan jumlah rumah bebas jentik sebanyak 138.213 (95,25%)
namun demikian dari 25 puskesmas yang ada 14 puskesmas
yang ABJ nya > dari 95% dan 11 puskesmas masih perlu
dilakukan pembinaan pelaksanaan PSN-PJB secara intensif.
ii. Pemantauan jentik berkala bagi institusi dan pembinaan kegiatan
komunitas pemantau jentik di 25 puskesmas.
iii. Rujukan ke BTKL 25 sampel dari target 50 sampel.
iv. Terlaksananya pengujian kualitas air baik secara bakteriologi
maupun kimiawi. Pada tahun 2016 telah diperiksa sampel air
dari wilayah puskesmas 989 sampel diperiksa secara
45
Bakteriologi dan Memenuhi syarat 639 sampel (64,61%) dan 875
sampel diperiksa secara kimia yang memenuhi syarat sebanyak
809 sampel (92,46%). Dan pengawasan kualitas air PDAM
dengan pemeriksaaan bakteriologi sebanyak 23 sampel
diperiksa yang memenuhi syarat 17 sampel (73,91%) dan
pemeriksaan kimia sebanyak 27 sampel yang memenuhi syarat
sebanyak 26 sampel (96,30%).
v. Kegiatan validasi data program Kesehatan Lingkungan sudah
dilaksanakan 4 (empat) kali pertemuan (per tribulan), kegiatan ini
sekaligus untuk evaluasi feedback laporan Lb3 puskesmas.
vi. Terlaksananya Pembinaan Kesehatan Lingkungan tahun 2016 di
tempat tempat umum seperti hotel, Rumah sakit, tempat ibadah
dengan cakupan TTU yang diperiksa 2.373 memenuhi syarat
2.182 atau mencapai 91,95%.
vii. Pelaksanaan Sosialisasi dan promosi kesehatan kerja tingkat
Puskesmas sudah dilaksanakan 4 kali dan bagi perusahaan
sudah dilaksanakan 4 kali.pada tahun 2016.
viii. Pembinaan lingkungan di fasilitas kesehatan sebanyak 3 kali
ix. Pengadaan sound level meter 1 buah dan pengadaan sisi klor 1
buah.
x. Bimbingan Teknis Forum Tk Kecamatan sudah dilaksanakan 2
tahap dan Fasilitasi Pokja Kabupaten Sehat sudah
dilaksanakan1 kali di 17 kecamatan pada tahun 2016.
vii. Bimbingan teknis penyelenggaraan kawasan sehat di 25 pasar
sudah dilaksanakan pada tahun 2016..
Hasil verifikasi Kabupaten Kota Sehat di Kabupaten Sleman
tahun 2015 oleh Tim dari Pusat memperoleh penghargaan
Wistara kualifikasi pengembangan dengan 7 tatanan terpilih
yaitu:
1. Kawasan Tertib lalulintas dan Pelayanan Transportasi
2. Kehidupan Sosial yang sehat
3. Kawasan permukiman, sarana dan prasarana sehat
4. Kehidupan masyarakat sehat mandiri
5. Kawasan Industri dan perkantoran sehat
6. Ketahanan pangan dan gizi
7. Kawasan Pariwisata sehat

46
viii. Hasil monitoring pasar sehat diperoleh gambaran kualitas pasar
berdasarkan indikator yang diperiksa yaitu ; Bangunan Pasar,
Sanitasi, PHBS Keamanan dan Fasilitas lain Lingkungan pasar
terutama pengelolaan sampah, Ruang Terbuka Hijau (RTH)
khususnya ketersediaan pohon peneduh, dan drainase. Hasil
monitoring didapatkan hasil dari 23 pasar dikategorikan pasar
sehat 9 (39,1%) , Pasar kurang sehat 8 (34,8%), pasar tidak
sehat 6 (26,16) selanjutnya guna mewujudkan pasar yang sehat
perlu dilakukan peningkatan kapasitas tim pembina pasar sehat
tingkat kabupaten dan menetapkan percontohan pasar sehat di
pasar Sambilegi Depok.
ix. Terlaksananya pengembangan pasar sehat sebanyak 17 pasar
dari target 25 pasar.
x. Pemeriksaan kolinesterase 1 kali
xi. Pembinaan kader kesehatan lingkungan di 4 desa tercapai
100%.
xii. Monitoring dan evaluasi klinikk sanitasi sebanyak 2 kali dari
target 4 (50%).
xiii. Fasilitasi tim Pembina kabupaten sehat sebanyak 6 kali
(100%).
xiv. Fasilitasi forum kabupaten sehat sebanyak 16 kecamatan
(94,12%).
xv. Fasilitasi forkom desa sehat di 14 kecamatan 82,35%.
xvi. Terlaksananya kajian pengembangan kabupaten sehat
sebanyak 2 kali (100%).
xvii. Terlaksananay jejaring kabupaten sehat 2 kali.
xviii. Terlaksananya advokasi orientasi dan Pemicuan Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat (STBM) di 20 Desa.

Dalam upaya meningkatkan akses penduduk terhadap


penggunaan jamban sehat pada tahun 2016, dilakukan pendekatan
STBM melalui kegiatan advokasi dan orientasi STBM di 20 Desa yaitu:
NO PUSKESMAS DESA
1 Minggir Sendangrejo
2 Moyudan Sumberagung
3 Turi Bangunkerto
4 Girikerto
5 Tempel I Lumbungrejo
6 Tempel II Pondokrejo

47
7 Sumberejo
8 Gamping I Balecatur
9 Gamping II Nogotirto
10 Banyuraden
11 Mlati II Tirtoadi
12 Prambanan Wukirsari
13 Gayamharjo
14 Sambirejo
15 Berbah Jogotirto
16 Tegaltirto
17 Ngaglik II Donoharjo
18 Ngemplak I Bimomartani
19 Ngemplak II Wedomartani
20 Pakem Pakembinangun

Diharapkan kegiatan ini bisa dikembangkan di desa yang lain oleh


para fasilitator STBM tingkat kecamatan, sehingga minimal nanti
setiap kecamatan ada 1 desa yang telah mendeklarasikan Desa Stop
Buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS). Sedangkan sampai
dengan Desember tahun 2016 jumlah desa yang melaksanakan
STBM sebanyak 86 desa (100%) dan yang mendeklarasikan stop
BABS 51 desa yaitu:
WILAYAH TGL
NO KECAMATAN DESA PUSKESMAS TGL PICU VERIFIKASI
1 Moyudan 1.Sumberrahayu Moyudan 13-Jun 3-Nov-14
2 Minggir 2.Sendangmulyo Minggir 13-Dec 10-Nov-14
3.Sendangsari Minggir 14-okt-14 30-Des-15
3 Seyegan 4.Margomulyo Seyegan 14-Mar 28-Oct-14
5.Margoagung Seyegan 13-Nov 19-May-14
6.Margodadi Seyegan Nop-13 Nop-15
7.Margokaton Seyegan Nop-13 Nop-15
4 Godean 8.Sidomulyo Godean I 13-Nov 4-Nov-14
9.Sidoluhur Godean I Des-13
10.Sidokarto Godean II 14-Sep 5-Nop-14
11.Sidoarum Godean II Okt-14
5 Gamping 12.Ambarketawang Gamping I 13-Jun 6-Nov-14
13.Trihanggo Gamping II 14-Oct 10-Nov-14
6 Mlati 14.Tlogoadi Mlati II 13-Jun 7-Nov-14
15.Sinduadi Mlati I 12-Sep 4-Nov-14
16.Sendangadi Mlai I Nop-13
7 Depok 17.Caturtunggal Depok III - 30-Oct-14
18.Maguwoharjo Depok I 12-May 29-Oct-14
19.Condongcatur Depok II 13-Nov 1-Nov-14
8 Berbah 20.Kalitirto Berbah 13-Oct 14-Nov-14
21.Sendangtirto Berbah Okt-14 14-okt-14
22.Tegaltirto Berbah Okt-13

48
9 Prambanan 23.Madurejo Prambanan 13-Nov 13-Nov-14
10 Kalasan 24.Selomartani Kalasan 13-May 13-Nov-14
25.Tamanmartani Kalasan 13-May 12-Feb-14
26.Tirtomartani Kalasan Des-14
11 Ngemplak 27.Umbulmartani Ngemplak I 13-Dec 13-Nov-14
28.Bimomartani Ngemplak I Okt-14
29.Widodomartani Ngemplak II 11-Oct 11-Sep-14
30.Wedomartani Ngemplak II Nop-13
12 Ngaglik 31.Minomartani Ngaglik I 12-Nov 13-Nov-14
32.Sukoharjo Ngaglik II 14-Jul 13-Nov-14
13 Sleman 33.Pandowoharjo Sleman 13-Apr 13-Nov-14
34.Caturharjo Sleman 14-Dec 3-Dec-12
35.Trimulyo Sleman * Okt 13 13-1-2015
36.Tridadi Sleman Aprl-13
37.Triharjo Sleman Mei-13
14 Tempel 38.Banyurejo Tempel II 13-Jul 17-Nov-14
39.Pondokrejo Tempel II** Okt 13 Mei 2015
40.Tambakrejo Tempel II Mei-14
41.Sumberrejo Tempel II Nop-13
42.Margorejo Tempel I 13-Nov 14-Nov-14
43.Merdikorejo Tempel I Nop-13
15 Turi 44.Donokerto Turi 13-Jun 13-Nov-14
16 Pakem 45.Hargobinangun Pakem 13-Jul 3-Nov-14
Agustus
46.Purwobinangun Pakem*** 14 25-5-2015
Agustus
47.Pakembinangun Pakem**** 14 25-5-2015
17 Cangkringan 48.Argomulyo Cangkringan 14-Oct 11-Nov-14
49.Glagahharjo Cangkringan 13-Jun 11-Dec-13
50.Kepuhharjo Cangkringan 13-Jun 11-Dec-13
51.Umbulharjo Cangkringan 13-Jun 11-Dec-13

Selanjutnya cakupan Kepala Keluarga yang menggunakan jamban


pada tahun 2015 mencapai 94,8% (yang menggunakan 302.772 KK
dari 319.079 KK yang ada)

 Study EHRA (Enviromental Health Risk Assesment)


Melalui study EHRA di Kabupaten Sleman maka dapat diketahui
kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku-perilaku yang memiliki resiko
pada kesehatan warga. Peran studi EHRA dalam mendapatkan
gambaran fasilitas sanitasi dan perilaku yang beresiko terhadap
kesehatan tingkat kota berdasarkan data primer, memberikan
advokasi terhadap masyarakat akan pentingnya layanan sanitasi,
serta memberikan dasar informasi yang valid dalam penilaian resiko

49
kesehatan lingkungan. Fasilitas sanitasi yang diteliti mencakup:
Sumber air minum, Layanan Pembuangan sampah, Jamban, Saluran
pembuangan air limbah rumah tangga. Perilaku yang dipelajari adalah
terkait dengan hygiene dan sanitasi yang mengacu pada STBM: BAB,
Cuci tangan pakai Sabun, Pengelolaan air minum dan makanan
rumah tangga, Pengelolaan sampah rumah tangga dan Pengelolaan
air limbah rumah tangga dan drainase lingkungan. Sesuai dengan
buku panduan praktis Studi EHRA yang dikeluarkan Pokja AMPL
Nasional, penentuan responden dengan menggunakan metode
proporsional random terhadap 86 Desa di Kabupaten Sleman, jumlah
responden tiap desa 40 responden. Jumlah total responden untuk
Kabupaten Sleman 3,440 responden. Setelah dilakukan analisis
terhadap data hasil studi EHRA, dapat dilihat pada Tabel Indek Resiko
Sanitasi (IRS) Kabupaten Sleman sebagai berikut:

Tabel Indek Resiko Sanitasi (IRS) Kabupaten Sleman


Kategori daerah
Komponen Indeks beresiko
No Resiko resiko
Sanitasi Sanitasi Nilai Kategori
1 Air Limbah 52 3 Resiko
Tinggi
2 Persampahan 57 2 Beresiko
Sedang
3 Drainase 9 2 Beresiko
Sedang
4 PHBS 32 2 Beresiko
Sedang
5 Sumber Air 15 1 Kurang
Beresiko
6 Komulatif 165 3 Resiko
Tinggi

17) Program Pengawasan Obat dan Makanan


a) Peningkatan pemberdayaan konsumen/masyarakat di bidang obat
dan makanan (17.001)
a. Terlaksananya penyuluhan keamanan pangan bagi pemohon
Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SP-PIRT).
Pada tahun 2016 ini dilaksanakan sebanyak 5 (lima) angkatan
(100%) dengan jumlah peserta masing-masing angkatan
sebanyak 50 orang, sehingga total ada 250 peserta. Dari jumlah
tersebut semua dinyatakan lulus dan berhak memperoleh
Sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan (PKP).

50
b. Bagi pengelola industri rumah tangga pangan yang telah lulus
penyuluhan keamanan pangan dilanjutkan pemeriksaan
lokasi/sarana produksi pangan dengan mengacu ketentuan
peraturan yang berlaku. Hasil pemeriksaan sarana produksi akan
menentukan dapat tidaknya diterbitkan sertifikat PIRT. Adapun
jumlah peserta yang lulus pemeriksaan sarana produksi dan
mendapatkan sertifikat PIRT sebanyak 195 orang dengan 275
produk pangan, sedangkan sisanya ditunda sampai dengan
dilakukan perbaikan sarana produksi. Selengkapnya Sertifikat
PIRT yang terbit tahun 2016, baik baru maupun perpanjangan
adalah sebagai berikut :

Jumlah
No Sertifikat PIRT

1 Baru 275
2 Perpanjangan 72
3 Tambah produk 12
JUMLAH 20

c. Bagi pengusaha Tempat Pengelolaan Makanan siap saji


meliputi jasaboga/katering, restoran/rumah makan, kantin dan
depot air minum, dapat diterbitkan Sertifikat Higiene Sanitasi
Pengelolaan Makanan. Pada tahun 2016 telah terbit sebanyak
20 sertifikat terdiri dari:
Tempat Pengelola Sertifikat H&S
No
Makanan (TPM) Baru Perpanj. Jumlah
1 Jasaboga/catering 10 0 10
2 Restoran/Rumah makan 7 0 7
3 Kantin 1 0 1
4 Depot Air Minum 2 0 2
JUMLAH 20 0 20

Dari target 500 sertifikat pada tahun 2016, terealisir sebanyak


382 (76,4 %). Hal ini karena sebagian pengusaha yang
diharapkan melakukan perpanjangan (registrasi ulang) pada
tahun ini, tidak melakukan registrasi ulang.

51
d) Terlaksananya pemantauan peredaran makanan dan
pengambilan sampel makanan dengan sasaran penjual makanan
jajanan menjelang buka puasa dan pedagang asongan makanan
jajanan anak sekolah. Untuk pemantauan makanan menjelang
buka puasa dilaksanakan di beberapa titik antara lain sepanjang
jalan KRT Pringgodiningrat, Sleman; Pasar Colombo dan
Perempatan Cebongan, dengan mengambil sampel sebanyak 63
sampel. Pemantauan makanan jajanan anak sekolah dilakukan
melalui kerjasama dengan organisasi pedagang asongan yang
tergabung dalam paguyuban KUPAS MUGO LESTARI
kabupaten Sleman, dengan jumlah sampel makanan yang
diambil sebanyak 45 sampel. Secara keseluruhan target jumlah
pengambilan dan pemeriksaan sampel adalah 100 sampel,
terealisir 108 sampel (108%). Hasil selengkapnya sebagai
berikut:
Pemeriks.
Jumlah Pemeriks. Kimiawi
No Sasaran Bakteriologi
sasaran
Jml MS % Jml MS %
PKL makjan
1 menjelang 32 63 42 66,7 63 63 100
buka puasa
Pedagang
2 asongan 45 45 35 77,7 45 43 95,56
makjan
sekolahan
JUMLAH 77 108 77 71,3 108 106 97,2

e) Terlaksananya pertemuan sosialisasi penyehatan makanan bagi


berbagai usaha di bidang pangan dari target 4 kali terealisir
sebanyak 4 kali (100 %), masing-masing diikuti 30 peserta
dengan sasaran :
i. Pelaku usaha industri rumah tangga pangan (IRTP) yang
tergabung dalam asosiasi ASPIKA
ii. Pelaku usaha Depot Air Minum yang tergabung dalam
paguyuban ASDAM
iii. Pedagang asongan makanan jajanan anak sekolah yang
tergabung dalam paguyuban KUPAS Mugo Lestari
iv. Pelaku usaha jasa boga yang tergabung dalam Asosiasi
Perusahaan Jasaboga Indonesia (APJI)
f) Kegiatan Pagu Indikatif Kecamatan (PIK) di dua kecamatan yaitu
kecamatan Depok dengan kegiatan sertifikasi bagi industri rumah
tangga pangan dari target 30 Sertifikat terealisir 30 sertifikat

52
(100%). Kecamatan Kalasan dengan kegiatan sertifikasi bagi
usaha ayam goreng, dari target 35 peserta terealisir 35 peserta
(100%).
g) Pelatihan sertifikasi kuliner sehat sebanyak 25 peserta dari 3
desa (100%).

b) Peningkatan kapasitas laboratorium pengawasan obat dan


makanan (17.003)
Peningkatan kapasitas laboratorium pengawasan obat dan
makanan meliputi Pengawasan Kualitas Makanan di wilayah kerja 25
Puskesmas terealisasi 100%. Pengadaan alat lab 8 buah, realisasi 8
buah (100%). Peralatan kerja 52 buah 100

19) Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat


a) Pengembangan Media Promosi dan Infomasi Sadar Hidup Sehat
(19.01)
i. Pameran
Pameran Potensi Pembangunan Daerah selalu di gelar setiap
tahun, sehingga merupakan agenda rutin tahunan dalam rangka
memperingati Hari Jadi Kabupaten Sleman ke 100. Pameran
Potensi Pembangunan Daerah diikuti dari hampir semua SKPD
sampai ditingkat Kecamatan dan Desa. Dinas Kesehatan Kabupaten
Sleman selalu berpartisipasi dalam ajang Pameran tersebut,
dengan tujuan memberikan informasi terkini terkait dengan hasil-
hasil pembangunan dibidang kesehatan yang telah diraih serta
penyebarluasan informasi kesehatan.. Adapun tema yang diambil
merujuk dari tema dari Hari Kesehatan Sedunia tahun 2016 yaitu
“Diabetes Melitus”.
Gambaran partisipasi Dinas Kesehatan dalam ajang Pameran
Potensi Daerah menempati lokasi di dalam gedung serbaguna dan
memakai kapling 3 x 6 m.

53
Display dan Layout Stand Kesehatan

Stand Dinas Kesehatan menyediakan berbagai layanan yang


disediakan setiap hari dimulai pukul 09.00 – 21.00 WIB. Jumlah
pengunjung cukup banyak namun yang tercatat mencapai 416 orang
selama pameran. Adapun jenis layanan yang disediakan meliputi :
ii. Konsultasi Gratis
Konsultasi gratis ini mencakup:
 Konsultasi penyakit Umum
 Konsultasi Kesehatan Gigi dan Mulut
 Konsultasi Gizi yang dilayani oleh petugas Gizi
 Konsultasi Kebidanan dan Kesehatan Reproduksi
 Konsultasi Farmasi dan Obat
 Konsultasi Psikologi oleh tenaga Psikolog
 Konsultasi pendaftaran Jamkesda
 Pemeriksaan Bahan Tambahan Makanan
 Konsultasi kode kemasan makanan pada plastik
 Konsultasi tentang keamanan makanan

54
iii. Informasi Kesehatan
Informasi kesehatan yang disampaikan pada masyarakat dalam
bentuk leaflet yang diberikan pada saat pameran potensi daerah
mencakup:
 Penyakit Menular melalui vektor (DBD, Leptospirosis)
 Penyakit Menular dan Tidak Menular (AIDS, TB Paru, Diabetes
Melitus, Hipertensi, dll)
 Informasi tentang Kesehatan reproduksi
 Informasi tentang Kesehatan Lingkungan (rumah sehat, SPAL)
 Informasi tentang Jaminan Kesehatan Daerah
 Informasi tentang PHBS
 Hasil survei penggunaan bahan tambahn makanan
 Informasi tentang Alur pelayanan perizinan di bidang kesehatan
seperti pelayanan PIRT, pelayanan perizinan Praktek pelayanan
kesehatan.
 Tanaman Obat Keluarga
 Sampel kemasan makanan dari plastik beserta kode yang
direkomendasikan
iv. Penerbitan Majalah Kesehatan (2 edisi)
Penerbitan Majalah “Jendela Husada” sebanyak 2 edisi (100%),
yaitu edisi X dan XI tahun 2016 dengan masing-masing edisi
sebanyak 500 eksemplar. Edisi X mengambil tema “Akreditasi
Puskesmas” dan edisi XI mengambil tema “HIV AIDS dan Penyakit
Menular”. Majalah didistribusikan kepada lintas program di Dinkes,
25 UPT Puskesmas, UPT JPKM, UPT POAK, UPT Labkes,
Sekretariat Daerah serta lintas sektor termasuk 86 Desa di
Kabupaten Sleman. Selain dalam lingkup Kabupaten Sleman, Dinas
Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota yang ada di DIY majalah
juga diberikan kepada tamu yang berkunjung atau studi banding di
Dinkes.

v. Penyediaan Sarana Promosi Kesehatan berupa media cetak .


Penyediaan media promkes untuk mendukung kegiatan program
promkes tahun 2016 berupa: Leaflet 25 judul , stiker 5 judul, Kartu
pemantauan 7 macam, Spanduk 15 buah, Booklet 1 judul, Poster 2
judul, Visualisasi Baliho 3 paket, Baliho 24 buah. buku pencatatan
desa siaga 100 buku, poster kesehatan 2 judul, dilaksanakan oleh

55
pihak ke-3 melalui mekanisme pengadaaan yang ada, terealisasi
100%.
vi. Penyediaan Sarana Promosi Kesehatan berupa media elektronik
Media elektronik yang dilakukan untuk mendukung dalam
pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat
antara lain:
a. Dialog interaktif/On air di TVRI Yogyakarta
Dialog interaktif dilakukan sebanyak 2 kali (100%) yaitu pertama:
mengambil tema “Seabad Pembangunan Kesehatan di
Kabupaten Sleman” dengan narasumber Bupati Sleman, dan
Kepala Dinas Kesehatan Sleman, dan Rumah Sakit sedangkan
tema kedua tentang “Posbindu” dengan narasumbernya dr.
Wisnu Murti, dr Probo Suseno dan Pasien.
b. Iklan Layanan Masyarakat (ILM)
Iklan Layanan Masyarakat pada tahun 2016 dibuat sebanyak 2
judul (100%) yaitu pertama mengenai PIRT dan yang kedua
mengenai Sosialisasi Kawasan Tanpa Rokok (KTR) ini
diiklankan/ditayangkan di TVRI Yogyakarta sebanyak 30 kali
mulai bulan Oktober 2016.
c. Liputan Berita Media TV
Liputan berita media televisi pada tahun 2016 sebanyak 5 kali
(100%) yaitu liputan tentang Pelaksanaan TB Day, Pelaksanaan
HKN, Peringatan HIV/AIDS, Lomba Sekolah Sehat (LSS).
d. Siaran melalui radio spot
Siaran melalui radio spot selama tahun 2016 sebanyak 480 kali,
dilakukan selama 4 tribulan dengan topik yaitu: Gizi, Kesehatan
Reproduksi, Posbindu PTM, TB, DBD, Diare, Kawasan Tanpa
Rokok dan PHBS.

b) Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat (19.002)


1. Pembinaa petugas promkes sebanyak 6 kali dalam setahun untuk
kegiatan koordinasi maupun sosialiasi kebijakan dan evaluasi.
2. PHBS Rumah Tangga sebanyak 2 kali.
Kegiatan pemantauan PHBS tahun 2016 dilakukan di 95.749 KK
yang tersebar pada 17 kecamatan atau 25 wilayah Puskesmas.
Hasil pemantauan PHBS RT menunjukkan adanya peningkatan
0,6% dibandingkan tahun 2015 yakni tercapai 48,5% atau 46.429
KK, sesuai gambar berikut:

56
Belum signifikannya peningkatan pencapaian PHBS RT tahun
2016 karena penghitungan indikator bersifat komposit (10 indikator
nasional). Secara rinci, analisis capaian PHBS RT adalah sebagai
berikut:
- Salah satu permasalahan dalam PHBS RT adalah Indikator
ke 10 (Tidak Merokok di Dalam Rumah) yang baru mencapai
57,5. Namun demikian, capaian tersebut mengalami
kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya yakni 57,1%.
Artinya, adanya peningkatan kesadaran masyarakat untuk
melakukan aktifitas merokok ditempat terbuka. Hal ini
bertujuan agar asap rokok bisa langsung terurai dan tidak
dilakukan di dekat anggota keluarga yang lain. Adapun
capaian secara lengkapnya adalah sebagai berikut :
Capaian PHBS RT Per Indikator Tahun 2016

- Jika dilihat capaian PHBS RT per Puskesmas, maka ada 9


Puskesmas (36%) yang belum tercapai target untuk Rumah tangga
yang ber PHBS dengan indikator komposit yaitu Puskesmas
Moyudan, Minggir, Seyegan, Mlati2, Depok 2, Kalasan, Ngaglik 1,
Turi dan Pakem. Ditunjukkan dengan data sebagai berikut:

57
- Berdasarkan data di atas, sebanyak 10 Puskesmas mengalami
peningkatan pencapaian PHBS RT dari tahun 2015 dengan 2016
yakni Puskesmas Gamping 1, Gamping 2, Godean 2, Depok 3,
Berbah, Prambanan, Ngemplak 1, Sleman, Tempel 2, dan
Cangkringan. Sedangkan Puskesmas lainnya terjadi penurunan
maupun stagnansi. Kondisi tersebut bukan semata-mata kurangnya
pembinaan PHBS namun dikarenakan perilaku sifatnya sangat
dinamis dan butuh waktu lama untuk maintanence.
Kegiatan pendukung capaian PHBS rumah tangga antara lain
a) Peringatan Hari tanpa tembakau sedunia dilaksanakan 1 kali
pada tanggal 31 Mei 2016
b) Kampanye makan buah dan sayur 1 kali dengan sasaran siswa
sekolah
c) Pembinaan PHBS melalui kesaturan gerak PKKKBKES
dilaksanakan sebanyak 3 kali dengan lokasi sasaran wilayah
puskesmas Pakem, Gamping II dan Tempel I.
d) Pemicuan SBABS sebanyak 15 lokasi di 5 wilayah puskesmas,
yaitu Minggir, Tempel II, Tempel I, Pakem, dan
e) Program kesehatan olahraga dengan sasaran 25 UPT
Puskesmas
f) Pembentukan kawasan tanpa rokok di 10 pedukuhan.
g) Kampanya ABAT HIV AIDS di sekolah lanjutan di 20 sekolah.

3. PHBS Institusi Kesehatan.


Kegiatan pemantauan PHBS institusi kesehatan pada tahun 2016
dilakukan di 124 fasilitas pelayanan kesehatan, meningkat

58
dibanding tahun 2015 sebanyak 105 fasilitas pelayanan
kesehatan. Adapun hasil dari pemantauannya sebagai berikut:

Berdasarkan grafik di atas, capaian PHBS Institusi Kesehatan yang


berklasifikasi biru mencapai 100% baik tahun 2015 maupun 2016.
Apabila dibandingkan dengan rerata capaian se DIY (tahun 2014)
yakni sebesar 82,21%, pencapaian di Kabupaten Sleman telah
menunjukkan hasil yang baik karena seluruh fasilitas pelayanan
kesehatan yang dipantau berPHBS.

4. PHBS Institusi Tempat Kerja sebanyak 1 kali.


Pada tahun 2016 dilakukan pemantauan PHBS terhadap 144
tempat kerja meliputi kantor Kecamatan, pemerintah desa, dan
lainnya. Adapun hasil pemantauan PHBS tempat kerja tersebut
adalah:
Grafik 7. Capaian PHBS Institusi Tempat Kerja 2016

Berdasarkan grafik tersebut, diketahui bahwa tempat kerja yang ber-


PHBS komposit sebesar 25,7%. Hal ini menunjukkan baru seperempat
tempat kerja yang menerapkan PHBS secara penuh dibandingkan
dengan tempat kerja yang dipantau. Namun tempat kerja yang
berPHBS dengan klasifikasi biru telah mencapai 79,86%.

59
5. PHBS Institusi Tempat Tempat Umum (Pasar)
Kegiatan pemantauan PHBS institusi TTU pada tahun 2016 dilakukan di
49 pasar di wilayah Kabupaten Sleman. Adapun hasil pemantauan PHS
institusi tempat tempat umum sebagai berikut:

Capaian PHBS Institusi Tempat-Tempat Umum (Pasar)

Grafik tersebut menunjukkan bahwa capaian PHBS institusi TTU Pasar


didapatkan indikator ber-PHBS komposit sebesar 6,1% dan ber-PHBS
klasifikasi biru sebesar 24,5%. Hasil ini masih kurang dan masih perlu
upaya yang lebih keras untuk memenuhi target.

6. PHBS Institusi Tempat Tempat Umum (Tempat Ibadah)


Pada tahun 2016 dilakukan di 842 tempat ibadah. Adapun hasil
pemantauan PHBS tempat ibadah tersebut adalah:
Capaian PHBS Tatanan Tempat Tempat Umum
(Tempat Ibadah) Tahun 2015-2016

Berdasarkan grafik di atas, terjadi peningkatan PHBS pada tempat


ibadah sebesar 2,38% pada tahun 2016 dibandingkan tahun sebelumnya.

60
Walaupun terjadi peningkatan, namun pencapaian tersebut belum
menunjukkan hasil yang signifikan. Salah satu indikator yang banyak
tidak tercapai adalah tidak merokok di dalam ruangan yakni baru tercapai
60,8%.

7. PHBS Institusi Pendidikan


Pada tahun 2016 dilakukan di SD, SLTP maupun SLTA. Adapun hasil
pemantauan PHBS institusi pendidikan adalah:
Grafik Capaian PHBS Institusi Pendidikan 2016

Berdasarkan grafik cakupan PHBS institusi pendidikan, diketahui bahwa


institusi pendidikan SD yang berPHBS sebesar 42,9%, institusi
pendidikan tingkat SMP yang berPHBS sebesar 37,6% dan institusi
pendidikan tingkat SMA yang berPHBS sebesar 1,8%. Secara umum
PHBS di tingkat SD paling baik dibandingkan dengan tingkatan di
atasnya. Berbagai faktor menjadi penyebab, salah satu diantaranya
adalah perilaku siswa itu sendiri.
8. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM), yang dikelola dan diselenggarakan
dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan. Perkembangan posyandu di Kabupaten
Sleman mengalami peningkatan, dari 1.212 dusun terbentuk 1.528
Posyandu Balita.
Tingkat perkembangan Posyandu dapat dilihat dari 4 strata yaitu
pratama, madya, purnama dan mandiri. Sedangkan tingkat keaktifannya
dilihat dari strata purnama dan mandiri. Di Kabupaten Sleman Posyandu
yang aktif sebanyak 1.292 (84,55%), turun 0,4% dibanding tahun 2015.

61
Namun secara jumlah, jumlah Posyandu aktif meningkat dari 1.291
posyandu. Adapun strata posyandu pada tahun 2016 sebagai berikut:

Grafik Capaian Strata Kemandirian Posyandu 2016

Dari 1.528 posyandu yang ada, strata kemandirian Posyandu yakni:


Pratama 53 posyandu (3%), Madya 183 posyandu (12%), Purnama 608
posyandu (40%) dan Mandiri 684 posyandu (45%).
9. Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah (Screening)
Pertemuan koordinasi penjaringan skrining dan UKS dilaksanakan 3 kali
dalam setahun.
Sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan,
maka Screening merupakan salah satu indikator yang wajib
dilaksanakan untuk meningkatkan derajat kesehatan peserta didik. Di
Kabupaten Sleman tahun 2016, Screening dilakukan pada bulan Agustus
sampai Oktober di 550 Sekolah Dasar/setingkat, 128 SMP/MTs dan 115
SMA/MAN/SMK. Adapun cakupan kegiatan screening tersebut adalah:
Tabel Hasil Kegiatan Screening Tahun 2016

Tingkatan Jumlah Total Jumlah yg Cakupan


No
Sekolah sekolah Siswa discreening (%)

1 SD 550 16.649 16.649 100,00

2 SLTP 128 14.056 11.600 82,53

3 SLTA 115 13.427 10.663 79,42

Cakupan hasil pelaksanaan penjaringan anak sekolah tahun 2016 secara


jelas dapat dilihat pada grafik berikut:

Penjaringan (Screening) Anak Sekolah Tahun 2016

62
Berdasarkan grafik tersebut, diketahui bahwa seluruh siswa SD telah
mendapatkan layanan kesehatan (100% mendapatkan screening). Hal
tersebut sesuai dengan target nasional bahwa seluruh siswa SD harus
dilakukan penjaringan kesehatan. Sedangkan pada tingkat SMP tercapai
sebesar 82,5% dan SMA tercapai sebesar 79,4%. Hal tersebut
dikarenakan metode penjaringan siswa tingkat lanjutan menggunakan
format baru serta sarana dan prasarana untuk kegiatan penjaringan
belum sesuai yang disarankan meskipun prosentasenya naik dibanding
tahun kemarin.

10. Akselerasi Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)


Akselerasi UKS dimaksudkan untuk membantu dalam mempercepat
pencapaian fungsi UKS secara maksimal untuk mendukung dalam
mencapaian derajat kesehatan yang optimal. Pada tahun 2016 kegiatan
akselerasi UKS dilaksanakan 10 kali di wilayah Puskesmas Ngemplak 1,
Tempel 1, dan Mlati 2.
11. Jambore Kader Kesehatan
Jambore kader dilaksanakan dengan tujuan untuk melakukan pembinaan
kepada kader kesehatan serta untuk menjalin kerjasama dan keakraban
antara petugas dengan kader kesehatan, saat ini kader sebagai mintra
kerja yang sangat dekat dengan petugas kesehatan. Jambore kader pada
tahun 2016 dilaksanakan di lokasi Monumen Yogya Kembali Sleman.
Pelaksanaan jambore kader dilaksanakan 1 kali selama 2 hari (100%),
hari pertama fokus kegiatan penguatan komitmen dan hari ke 2
dilaksanakan lomba penyuluhan dengan role play. Melalui kegiatan ini
diharapkan kader dapat menyebarluaskan informasi dengan metode yang

63
menarik yakni role play. Jumlah peserta sebanyak 125 orang kader yang
berasal dari 25 wilayah Puskesmas.

c) Peningkatan Pemanfaatan Sarana Kesehatan (19.003)


Kegiatan pemanfaatan sarana kesehatan meliputi berbagai
kegiatan antara lain :
1. Penguatan Kelembagaan Pengurus Desa Siaga
Penguatan kelembagaan pengurus desa siaga pada tahun 2015
dilaksanakan sebanyak 4 kali (100%). Penguatan kelembagaan
pengurus desa siaga difokuskan pada seksi KIA dan seksi
Surveilans penyakit dari 86 desa siaga yang ada. Adapun
narasumber kegiatan tersebut berasal dari seksi kesga dan seksi
Pencegahan Penyakit
2. Pembinaan Desa Siaga
Pembinaan desa siaga pada tahun 2016 dilaksanakan sebanyak 8
kali untuk 86 bidan desa yang ada (100%). Kegiatan ini bertujuan
untuk koordinasi dan meningkatkan wawasan program dan
kegiatan pendukung desa siaga. Kegiatan ini melibatkan lintas
program maupun lintas sektoral yang meliputi: Bagian
Pemerintahan Desa, BKB PMPP, Subag Perencanaan Dinas
Kesehatan, dan Seksi Farmakmin Dinas Kesehatan.
3. Rakor pokjanal desa siaga sebanyak 1 kali dan sinkronisasi dan
integrasi progam sebanyak 5 kali.
4. Penyusunan profil desa siaga sebanyak 3 kali.
5. Evaluasi Desa Siaga Aktif
Evaluasi desa siaga dimaksudkan untuk mengadakan pembinaan
kepada desa siaga yang ada. Evaluasi desa siaga dilaksanakan 2
tahapan yaitu seleksi administrasi di tingkat puskesmas dan
seleksi administrasi tingkat kabupaten. Seleksi administrasi pada
tahun 2016 ditingkat kabupaten diikuti 25 desa siaga, dari 25 desa
siaga tersebut diambil 5 besar untuk dilakukan verifikasi lapangan.
Hasil dari verifikasi administrasi dan verifikasi lapangan pada tahun
2016 adalah: Desa Siaga peringkat I Desa Umbulmartani, II Desa
Sinduadi, III Desa Wedomartani, IV Desa Sidoarum, dan V Desa
Pakembinangun.
Penilaian desa siaga aktif dilaksanakan setahun sekali
menggunakan indikator input, proses dan output serta strata
tingkatan Desa Siaga. Adapun hasil dari penilaian desa siaga aktif
64
didapatkan data seluruh Desa Siaga masuk dalam kategori desa
siaga aktif 100% (86 Desa). Sedangkan tahapan desa siaga pada
tahun 2016 terlihat dalam grafik berikut:
Grafik Strata Desa Siaga Tahun 2016

Berdasarkan gambar tersebut, diketahui bahwa desa siaga aktif


yang sudah termasuk strata mandiri sebesar 7% (6 desa),
Purnama 32,6% (28 desa), Madya 53,5% (46 desa) dan Pratama
7% (6 desa).
Kegiatan pemantuan penggunaan dana desa untuk
pemberdayaan di bidang kesehatan di tahun 2016 terlihat pada
grafik berikut:
Penggunaan Dana Desa untuk Pemberdayaan
di Bidang Kesehatan

Dari grafik tersebut dapat terlihat bahwa dari 86 desa yang ada di
Kabupaten Sleman yang telah menggunakan dana desa untuk
pemberdayaan di bidang kesehatan ≥10% dari total Anggaran
Desa sebanyak 15 desa (17,4%) dan yang masih <10%
sebanyak 71 desa (82,6%).

65
6. Desiminasi Desa Siaga
Kegiatan desiminasi desa siaga dilakukan sebanyak 10 kali.
Metode kegiatan ini yakni menghadirkan narasumber dari tiap
lokasi kegiatan dengan peserta seluruh bidan beserta perangkat
desa dari wilayah Puskesmas Sleman, Prambanan, Kalasan,
Mlati, Moyudan, Minggir, Seyegan, Berbah, dan Ngemplak.
Kegiatan terbagi menjadi 3 kelompok wilayah. Tujuannya untuk
memberikan memberikan pengalaman dari masing-masing
wilayah sebagai pembelajaran dan best practice. Sehingga
diharapkan mampu memotivasi dan memberikan wawasan
kegiatan serta menjalin komunikasi antar desa siaga.
7. Sinkronisasi dan integrasi program dilaksananakan 5 kali
8. Evaluasi Pemberdayaan masyarakat 1 kali

20) Program Perbaikan Gizi Masyarakat


a) Pemberian Tambahan Makanan dan Vitamin (20.002)
Kegiatan yang sudah dilaksanakan adalah :
1. Pengadaan tambahan makanan balita kurus keluarga gakin
target 100 balita, bumil KEK gakin 300 ibu hamil terlaksana 100
balita dan 300 ibu hamil (100%)
2. Penanganan gizi buruk pada balita di Theurapetic Feeding
Center (TFC) target 24 kasus terealisasi 24 kasus (100%).
3. Bimbingan teknis pemberian makan pada bayi dan anak target
16 petugas kesehatan terlaksana 16 petugas kesehatan
(100%).
Dengan capaian program sebagai berikut :
1. Pemberian Tambahan Makanan dan Vitamin
Pemberian Tambahan Makanan dan Vitamin diberikan
kepada 100 balita kurus dan 300 bumil dengan KEK dari
keluarga miskin. Proses distribusi PTM ke Puskesmas
dilaksanakan pada tanggal 1 November 2016.
Strategi utama penanggulangan masalah balita gizi
kurus dengan pencegahan dan peningkatan pengetahuan
melalui kegiatan edukasi masyarakat tentang asuhan gizi
khususnya makanan bayi dan anak, pemantauan
pertumbuhan di posyandu suplementasi gizi, pemberian
makanan tambahan pemulihan kepada anak gizi kurang serta
tatalaksana kasus gizi buruk.

66
Begitu juga dengan ibu hamil dengan KEK, perlu ditangani
secara serius untuk membantu menurunkan angka kematian
ibu, bayi lahir dengan berat badan maupun panjang badan
rendah, serta beberapa masalah lainnya.

2. Perawatan Kasus Gizi Buruk pada Balita


Penangan gizi buruk merupakan kegiatan multi kompleks dan
multi sektoral. Penyebab kematian bayi dan anak gizi buruk
salah sastunya adalah faktor gizi yang sering disertai
penyakit penyerta seperti : TB, ISPA, diare dan lain-lain.
Risiko kematian anak gizi buruk 17 kali lipat dibandingkan
dengan anak normal. Oleh karena itu setiap anak gizi buruk
harus dirawat sesuai standar.

Pemerintah telah mengembangkan prosedur perawatan gizi


buruk, dengan dua pendekatan. Kasus gizi buruk yang
disertai dengan satu atau lebih tanda komplikasi medis
seperti anoreksia, anemia berat, dehidrasi, demam sangat
tinggi dan penurunan kesadaran perlu penanganan rawat
inap, baik di rumah sakit, puskesmas maupun Therapeutic
Feeding Centre (TFC). Sedangkan bagi anak gizi buruk tanpa
komplikasi dapat dirawat jalan.

Upaya yang telah dilakukan di Kabupaten Sleman dalam


penanganan balita gizi buruk antara lain:

i. Mengirimkan Peserta Pelatihan Tatalaksana Balita Gizi


Buruk bagi petugas kesehatan dari Puskesmas ke Dinas
Kesehatan DIY. Sampai dengan saat ini telah dilatih 4
Puskesmas Perawatan, 12 Puskesmas non Perawatan
masing masing Puskesmas mengirim 3 Petugas terdiri dari
Dokter, Nutrisionis dan Perawat/Bidan.

ii. Membentuk Therapeutic Feeding Centre (TFC) di 4


Puskesmas Perawatan yaitu Puskesmas Mlati II,
Puskesmas Ngemplak I, Puskesmas Kalasan dan
Puskesmas Minggir.

iii. Home Visite atau Kunjungan Rumah Penderita kasus gizi


buruk

iv. Konseling Gizi di Puskesmas.

v. Pemberian PMT Pemulihan


67
Jumlah kasus gizi buruk yang ditemukan di Kabupaten Sleman
sampai sampai bulan Desember tahun 2016 sebanyak 32 kasus dan
semuanya telah mendapat perawatan sesuai standar (100%), baik
melalui TFC di Puskesmas Perawatan, pendampingan Petugas
Nutrisionis Puskesmas dan Pemberian PMT Pemulihan maupun
penanganan di Rumah sakit. Pada tahun 2016 balita gizi buruk ada
yang meninggal sebanyak 2 balita dari Puskesmas Tempel 2 dan
Puskesmas Ngemplak 1 walapun sudah diupayakan penganan
secara optimal. Penyabaran kasus secara jelas dapat dilihat pada
grafik berikut.

Grafik Jumlah Kasus Balita Gizi Buruk Tiap Puskesmas


di Kabupaten Sleman Tahun 2016

b) Penanggulangan kurang energi protein (KEP), anemia gizi besi,


gangguan akibat kurang yodium (GAKY), kurang Vitamin A dan
kekurangan zat gizi mikro lainnya (20.003)
Kegiatan yang sudah dilaksanakan adalah :
i. Verifikasi Informasi dan Kajian data Pemantauan Status Gizi
target diikuti oleh 25 petugas hadir 25 petugas 100% terialisasi
ii. Audit Kasus Gizi Buruk target 2 kasus terealisasi 2 kasus (100%
terialisasi)
iii. Validasi Data Surveilance gizi target diikuti oleh 25 petugas
puskesmas hadir 25 petugas (100%)
iv. Diseminasi dan Informasi Surveilans Gizi target diikuti oleh 25
petugas hadir 25 petugas 100% terealisasi.
v. FGD Kajian Tablet Fe pada Ibu Hamil target dilaksanakan di 3
puskesmas dengan peserta masing masing 15 orang terealisasi
100% yaitu 3 kali masing masing 15 peserta.
vi. Bimtek Penilaian Pemantauan Pertumbuhan target diikuti 20
orang terealisasi 20 orang (100%)

68
vii. Workshop kajian tablet Fe pada ibu hamil target 25 orang peserta
terealisasi 100%
Pelaksanaan kegiatan surveilans gizi pada tahun 2016 meliputi
Pemantauan Status Gizi (PSG) dengan standar BB/U, TB/U dan BB/TB.
Adapun hasil kegiatannya sebagai berikut :
1. Kurang Energi Protein (KEP)
Hasil Pemantauan Status Gizi di Kabupaten Sleman Tahun 2016
menunjukkan besaran masalah gizi di Kabupaten Sleman, yaitu
sebagai berikut:

Sebaran Prevalensi Balita Gizi Buruk menurut Puskesmas


Di Kabupaten Sleman Tahun 2016

Grafik menunjukkan bahwa prevalensi balita gizi buruk sebesar


0,46%. Prevalensi balita gizi buruk ini jika dibandingkan dengan
target renstra 0,45%, melebihi 0,01%. Hal ini diperkirakan karena
pola asuh yang kurang tepat dan pemberian makan bayi dan anak
balita yang konsistensinya belum sesuai serta porsinya yang kurang.

Prevalensi gizi kurang pada tahun 2016 mengalami kenaikan jika


dibanding tahun 2015 yaitu dari 7,13% menjadi 7,38%. Secara jelas
dapat dilihat pada grafik.

69
Sebaran Prevalensi Balita Gizi Kurang menurut Puskesmas Di Kabupaten
Sleman Tahun 2016

Prevalensi balita gizi buruk dan kurang pada tahun 2016 mengalami
kenaikan sebesar 0,39% jika dibandingkan tahun 2015, yaitu dari 7,53%
menjadi 7,84%. Capaian ini melebihi renstra Kabupaten tahun 2016 yaitu
7,45%. Sebaran prevalensi balita gizi buruk dan kurang tahun 2016 dapat
diluhat pada grafik berikut.

Sebaran Prevalensi Balita Gizi Buruk dan Kurang menurut Puskesmas Di


Kabupaten Sleman Tahun 2016

Sumber: Data Pemantauan Status Gizi (PSG) Tahun 2016

Kegiatan pemantauan status gizi buruk dan kurang selama tahun


2011 – 2016 dapat dilihat pada grafik berikut:

70
Hasil Pemantauan Status Gizi buruk dan Kurang Berdasarkan BB/U dari
Tahun 2011 – 2016

Sumber : Data Pemantauan Status Gizi (PSG) Tahun 2016


Prevalensi gizi buruk dan kurang selama 6 tahun terakhir (2011 - 2016)
pada 3 tahun terakhir mengalami penurunan khususnya distatus gizi
kurang, tetapi pada status gizi buruk mengalami kenaikan. Hal ini perlu
dilakukan penelusuran/pelacakan lebih lanjut dari pengukuran sampai
dengan penyebabnya secara menyeluruh serta tindak lanjut untuk
menuntaskan permasalahan kasus gizi buruk di wilayah tersebut dengan
melibatkan lintas sektor dan pemangku wilayah setempat.
Prevalensi status gizi balita pendek dan sangat pendek pada tahun 2016
mengaalami penurunan 1,05% jika dibanding tahun 2015 yaitu dari
12,86% menjadi 11,81%. Sebaran prevalensi balita sangat pendek dan
pendek dapat dilihat pada grafik berikut:
Sebaran Prevalensi Balita Gizi Sangat Pendek dan Pendek menurut
Puskesmas Di Kabupaten Sleman Tahun 2016

Sumber: Data Pemantauan Status Gizi (PSG) Tahun 2016

71
Berdasarkan data Pemantauan Status Gizi Kabupaten Sleman,
prevalensi balita sangat pendek dan pendek Kabupaten Sleman tahun
2016 adalah 11,81%, prevalensi tersebut lebih rendah dari target Renstra
Kabupaten yang telah ditetapkan yaitu 12,86%. Namun demikian angka
tersebut juga lebih rendah jika dibandingkan prevalensi balita sangat
pendek dan pendek di Propinsi DIY ..... dan nasional 37,2 %. Adapun
Puskesmas yang memiliki prevalensi balita pendek dan sangat pendek
ada di 7 Puskesmas yaitu Mlati 1, depok 2, Ngaglik 1, Berbah, Godean 1,
Minggir, Pakem dan Kalasan.

Menurut beberapa penelitian, kejadian stunted (pendek dan sangat


pendek) pada anak merupakan suatu proses komulatif yang terjadi sejak
kehamilan, masa kanak-kanak dan sepanjang siklus kehidupan. Peluang
peningkatan stunted terjadi dalam 2 tahun pertama kehidupan.

Faktor gizi ibu sebelum dan selama kehamilan merupakan penyebab


tidaklangsung yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan
perkembangan janin. Ibu hamil dengan gizi kurang akan menyebabkan
janin mengalami intrauterine growth retardation (IUGR), sehingga bayi
akan lahir dengan kurang gizi, dan mengalami gangguan pertumbuhan
dan perkembangan.

Anak-anak yang mengalami hambatan dalam pertumbuhan disebabkan


oleh kurangnya asupan makanan, penyakit infeksi yang berulang, dan
meningkatnya kebutuhan metabolik. Keadaan ini akan semakin sulit
dalam mengatasi gangguan pertumbuhan yang akhirnya berpeluang
terjadinya stunted bila ada penyakit penyerta dan kelainan mental.

Prevalensi balita sangat kurus dan kurus di Kabupaten Sleman dari hasil
pemantauan status gizi tahun 2016, sebarannya secara jelas dapat dilihat
pada grafik berikut:

72
Sebaran Prevalensi Balita Sangat Kurus dan Kurus menurut Puskesmas Di
Kabupaten Sleman Tahun 2016

Sumber : Data Pemantauan Status Gizi (PSG) Tahun 2016

Berdasarkan grafik diatas prevalensi balita sangat kurus dan kurus di


Kabupaten Sleman tahun 2016 sebesar 3,49%. Prevalensi ini mengalami
penurunan sebesar 0.08% bila dibanding tahun 2015 yaitu 3,57%.

Prevalensi balita kurus (wasting) hasil pemantauan status gizi tahun 2016
sebarannya dapat dilihat pada grafik berikut:

Sebaran Prevalensi Balita Kurus (Wasting) menurut Puskesmas Di


Kabupaten Sleman Tahun 2016

Sumber : Data Pemantauan Status Gizi (PSG) Tahun 2016

Grafik menunjukkan bahwa prevalensi balita kurus tahun 2016 sebesar


3,49%. Prevalensi inimengalami penurunan sebesar 0,04% jika dibanding
tahun 2015 yaitu sebesar 3,53%. Jika dibanding renstra Kabupaten yaitu
sebesar 3,5%, prevalensi tahun 2016 lebih rendah sebesar 0,01%. Hal ini
berkaitan erat dengan kegiatan perawat kasus gizi buruk dengan metode
TFC yang dilakukan di 4 Puskesmas yaitu Minggir, Mlati 2, Kalasan dan
Ngemplak 1.

73
Sebaran Prevalensi Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) menurut
Puskesmas Di Kabupaten Sleman Tahun 2016

Sumber : Laporan LB3 Gizi 2016

Terlihat bahwa rata rata cakupan BBLR Kabupaten Sleman sebesar


4,84%, angka ini dibawah angka resntra Kabupaten yaitu 5,50%.. Grafik
diatas menunjukkan bahwa 10 Puskesmas yang angka cakupannya
diatas renstra Kabupaten yaitu Puskesmas Seyagan, Mlati 2, Tempel 1,
Godean 1, Minggir, Prambanan, Ngemplak 2, Tempel 2 dan Moyudan. Hal
ini perlu diwaspadai untuk segera ditanggulangi karena akan berdampak
dapa kejadian stunting.

2. Anemia Gizi Besi (AGB)


Program penanggulangan anemia gizi pada ibu hamil telah dikembangkan
sejak tahun 1975 melalui distribusi Tablet Tambah Darah (TTD). TTD
merupakan suplementasi gizi mikro khususnya zat besi dan folat yang
diberikan kepada ibu hamil untuk mencegah kejadian anemia gizi besi
selama kehamilan. Penelitian terakhir membuktikan bahwa pemberian
tablet Fe di Indonesia dapat menurunkan kematian neonatal sekitar 20%.

74
Cakupan Pemberian 90 Tablet Fe pada Ibu Hamil Menurut Puskesmas
Tahun 2016

Sumber : Laporan Puskesmas 2016

Rata-rata cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet Fe tahun 2016 di


Kabupaten Sleman sebesar 99,82%, angka ini sudah diatas target
Renstra Kabupaten Sleman yang telah ditetapkan 96% di tahun 2016.
Ada 3 Puskesmas yang masih di bawah rata rata Kabupaten yaitu
Minggir, Turi dan Mlati 1, tetapi cakupannya berada diatas resntra
Kabupaten.
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin di
bawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar hemoglobin <10,5%
pada trimester III ( Depkes RI, 2009). Cakupan anemia ibu hamil menurut
Puskesmas, dapat dilihat pada grafik berikut:

Cakupan Anemia Bumil menurut Puskesmas Tahun 2016

Sumber : Laporan Puskesmas Tahun 2016

75
Dari grafik diatas menunjukkan bahwa prevalensi anemia ibu hamil K1
Kabupaten sebesar 9,00%. Angka ini lebih rendah dari renstra Kabupaten
Sleman yaitu 10,00%. Di samping itu melihat sebarannya masih ada 8
puskesmas yang prevelensinya ada diatas renstra yaitu Tempel 1,
Pakem, Ngemplak 1, Godean 1, Kalasan, Godean 2, Cangkringan dan
Prambanan.
Cakupan anemia yang tinggi, perlu dikaji penyebabnya dengan melihat
kondisi lingkungan maupun pola konsumsi masyarakatnya, terutama ibu
hamil dan selanjutnya untuk dilakukan upaya penanggulangan.

3. Gangguan Akibat Kurang Iodium (GAKI)


Indikator untuk memantau masalah GAKI saat ini adalah Ekskresi Iodium
dalam Urin (EIU) sebagai refleksi asupan iodium, cakupan rumah tangga
mengkonsumsi garam beriodium dan pencapaian 10 indikator
manajemen. Bila proporsi penduduk dengan EIU<100 μg/L dibawah 20%
dan cakupan garam beriodium 90% diikuti dengan tercapainya indikator
manajemen maka masalah GAKI di masyarakat tersebut sudah terkendali.
Upaya penanggulangan masalah GAKI mengutamakan kegiatan promosi
garam beriodium.

Pemantauan konsumsi garam beriodium dilaksanakan sebanyak 2 kali


dalam 1 tahun (100%), yaitu pada bulan Februari dan Agustus. Hasil
pemantauan garam beriodium pada bulan Agustus rata-rata Kabupaten
Sleman menunjukkan cakupan sebesar 99,26% rumah tangga
mengonsumsi garam beriodium, sehingga telah mencapai target renstra
Kabupaten Sleman tahun 2016 yaitu 97%. Dari 25 Puskesmas yag ada,
23 sudah mencapai target Renstra Kabupaten Sleman, ada 2 Puskesmas
yang belum mencapai target Renstra, yaitu Puskesmas Turi dan Sleman.
Secara lengkap sebaran survei konsumsi garam beriodium dapat dilihat
pada grafik berikut:

76
Cakupan Rumah Tangga Mengonsumsi Garam Beriodium di Kabupaten
Sleman Tahun 2016

Sumber: Laporan Puskesmas 2016

4. Kurang Vitamin A (KVA)


Vitamin A dosis tinggi merupakan salah satu zat gizi penting yang larut
dalam lemak dan disimpan dalam hati, tidak dapat dibuat oleh tubuh,
sehingga harus dipenuhi dari luar (esensial), berfungsi untuk penglihatan,
pertumbuhan, dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit.

Cakupan pemberian kapsul vitamin A menurut Puskesmas, dapat dilihat


pada grafik sebagai berikut:

Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A Balita 6-59 Bulan Berdasarkan


Puskemas Tahun 2016

Sumber: Laporan Puskemas 2016

Rata-rata cakupan pemberian kapsul vitamin A Kabupaten Sleman


tahun 2016 adalah 99,71% dan telah mencapai target Renstra yaitu
77
sebesar 98%. Strategi penanggulangan kurang vitamin A dilaksanakan
secara komprehensif, terdiri dari pemberian suplementasi kapsul vitamin
A dosis tinggi setiap bulan Februari dan Agustus, penyuluhan gizi
seimbang untuk meningkatkan konsumsi bahan pangan sumber vitamin A
dan fortifikasi pangan.

c) Pemberdayaan Masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi


(20.004)
Kegiatan yang sudah dilaksanakan adalah:
i. Bimbingan Teknis masalah gizi lebih pada Balita dan Penangananya
target 50 orang terealisasi 42 orang peserta (84%).
ii. Seminar dalam rangka Pekan ASI target 200 orang terealisasi 200
orang peserta (100%).
iii. Lomba Ibu ASI target 1 kali terealisasi 1 kali pelaksanan (100%)
iv. Pembinaan Nutrisionis Teladan 1 orang nutrisionis yang dibina maju
propinsi terlaksana 1 orang (100%)
v. Lomba Posyandu target 1 kali penyelenggaraan terlaksana 1 kali
(100%)
vi. Bimtek Pencegahan dan penanggulangan Stunting 50 orang terlaksana
50 orang (100%)
vii. Bimtek Pedoman Gizi Seimbang (PGS) 50 orang terlaksana 50 orang
(100%)
viii. Seminar Hari Gizi Nasional target 100 orang peserta terealisasi 100
orang (100%)
ix. Pertemuan Kemitraan dalam Rangka Pencapaian Indikator Pembinaan
Gizi (D/S) target 30 orang terealisasi 30 orang (100%)
x. Pertemuan Koordinasi Konselor ASI target 60 konselor ASI terlaksana
60 konselor ASI (100%) dengan capaian program sebagai berikut :
1. Pemantauan pertumbuhan di Posyandu (D/S)

Rata-rata Kabupaten Sleman cakupan D/S mencapai 79,77%, belum


mencapai target yaitu 83,5%, dan sebagian besar Puskesmas belum
mencapai target Renstra, dan 4 Puskesmas yang sudah mencapai
target Renstra, yaitu Puskesmas Berbah, Depok 1, Depok 2 dan
Minggir. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada grafik berikut:

78
Prosentase D/S Berdasarkan Puskesmas Tahun 2016

Sumber: Laporan Puskesmas 2016

Cakupan D/S menggambarkan berapa besar jumlah partisipasi


masyarakat di daerah tersebut yang telah tercapai. Keberadaan
posyandu sangat strategis dalam upaya mencapai sasaran
pembangunan kesehatan dan tersebar di seluruh desa serta
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk penimbangan balita, meskipun
Posyandu belum mampu secara optimal mendeteksi gangguan
pertumbuhan. Cakupan D/S sangat erat kaitannya dengan cakupan
pelayanan gizi, pelayanan kesehatan dasar (imunisasi), dan
prevalensi gizi kurang.
2. Cakupan Pemberian ASI Eksklusif

Upaya peningkatan cakupan pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif


dilakukan dengan berbagai strategi, mulai dari penyusunan kerangka
regulasi, peningkatan kapasitas petugas dan promosi ASI Eksklusif.
Rata-rata cakupan Kabupaten Sleman tahun 2016 adalah 81,66%,
sudah mencapai target Renstra 80%. Angka cakupan tersebut sudah
lebih tinggi dari renstra Kabupaten, akan tetapi masih ada 8
Puskesmas yang cakupannya dibawah Renstra, yaitu Puskesmas
Gamping 2, Prambanan, Ngaglik 2, Tempel 1, Kalasan, Moyudan,,
Ngemplak 2 dan Berbah

Hasil Cakupan ASI Eksklusif Tahun 2016, dapat dilihat pada grafik
berikut:

79
Cakupan ASI Eksklusif Tahun 2016

Sumber: Laporan LB3 Gizi Tahun 2016

Inisiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan salah satu Kegiatan yang


mendukung pelaksanaan ASI Eksklusif . Hasil lengkap kegiatan IMD
dapat dilihat pada grafik berikut:
Cakupan Inisiasi Menyusu Dini Tahun 2016

Sumber : Laporan LB3 Gizi Tahun 2016

Grafik menunjukkan bahwa cakupan IMD di Kabupaten sebesar


90,95%, angka ini sudah diatas renstra Kabupaten yaitu 81,00%,
tetapi masih ada 4 Puskesmas yang masih dibawah renstra
Kabupaten yaitu Puskesmas Godean 1, Ngemplak 2, Prambanan dan
Pakem. Angka IMD ini sangat erat dengan keberhasilan dalam
pemberian ASI Eksklusif. Sehingga diharapkan adanya keterpaduan
dalam pembinaannya.

3. Masalah Balita Gemuk

Di Kabupaten Sleman Balita Gemuk ada 5,52% melebihi target


Renstra Kabupaten yang telah ditentukan yaitu sebesar 4,8 %. Dan
sebagian besar Puskesmas juga masih melebihi target Renstra.
80
Sebaran Prevalensi Balita Gemuk menurut Puskesmas Di Kabupaten
Sleman Tahun 2016

Sumber : Laporan Puskesmas Tahun 2016

Grafik menunjukkan bahwa prevalensi balita gizi gemuk harus segera


diwaspadai dan segera diupayakan penanggulangannya karena akan
berdampak pada kejadian penyakit tidak menular.

22) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular


a) Penyemprotan/fogging sarang nyamuk (22.001)
Terlaksananya penyemprotan Insektisida/Fogging sarang nyamuk di
lokasi penderita DBD dari target sebanyak 350 fokus terealisasi 333
fokus (95.1%). Jumlah kasus DBD yang ditemukan 100% ditangani,
Jumlah kasus 2016 sebanyak 880 kasus dengan jumlah kematian 9
orang atau case fatality rate (CFR) sebesar 1.0 dari target CFR <1.
b) Pengadaan alat fogging dan bahan fogging (22.002)
1. Terlaksananya pengadaan mesin fogging dari target 9 unit
terealisasi 9 unit (100%) yang dialokasikan ke puskesmas: Mlati 2,
Berbah, Depok 2, Depok 3, Seyegan, Ngaglik 1, Ngaglik 2,
Ngemplak 2, Godean 1.
2. Pengadaan bahan fogging berupa insektisida dari target 150 liter
terealisasi 150 liter (100%),
3. Pengadaan larvasida dari target 115 Box terealisasi (100%).
4. Pengadaan pakaian kerja penyemprot/wearpack dari target 30 buah
terealisasi 30 buah (100%).
5. Jumlah kasus tahun 2016 sebanyak 880 kasus DBD yang
ditemukan 100% ditangani , untuk kematian 9 orang atau case
fatality rate (CFR) sebesar 1.0 dari target CFR <1.

81
c) Pelayanan Pencegahan & Penanggulangan Penyakit Menular
(22.005)
i. Pemantauan jentik oleh Tim Pokjanal Kabupaten dari target 12
dusun terealisasi 12 dusun (100%). Sasarannya adalah dusun yang
kasus DBD nya tinggi dengan lokasi sebagai berikut : Wilayah
Puskesmas Kalasan 2 kali, Sleman, Godean 1, Depok 1, Mlati 1,
Gamping 1, Berbah, Seyegan, Depok 3, Godean 2, Gamping 2,
Ngaglik 1.
ii. Pertemuan lintas sektor dari target 2 kali terealisasi 2 kali (100%)
dengan sasaran lintas program dan lintas sektor terkait (Bappeda,
Dikpora, Kemenag, Bagian Kesra, Bagian Humas, Bagian
Pemerintahan Desa, Polres, Kodim, PKK).
iii. Pertemuan koordinasi Pokjanal kecamatan dari target 10 kecamatan
terealisasi 10 kecamatan (100%).
iv. Pemantauan jentik oleh kader dari target 6 lokasi terealisasi 6 lokasi
(100%).
v. Pertemuan validasi data DBD dari target 4 kali terealisasi 4 kali
(100%).
vi. Pemeriksaan serologi antrak dari target 2 dusun (Kaliurang barat
dan Banteng wilayah Desa Hargobinangun) terealisasi 2 dusun
(100%). Pengambilan serologi pada manusia dari target 100 sampel
terealisasi 100 sampel (100%). Hasil pemeriksaan dengan eliza di
Balitvet Bogor didapatkan 97 sampel dengan titer <70 (tidak
terpapar) dan 3 sampel dengan titer >70 (terpapar).
vii. Pemeriksaan serologi pes dari target 1 desa terealisasi 1 desa
(100%) dilaksanakan di Cangkringan. Hasil pemeriksaan serologi
pada manusia yang dilakukan di BLK Yogyakarta dari target 100
sampel terealisasi 100 sampel (100%). Dari 100 sampel yang
diperiksa tidak ditemukan sampel yang positip pes.
viii. Penyuluhan penanggulangan penyakit bersumber binatang/P2B2
dari target 9 kali terealisasi 9 kali (100%). Adapun materi
penyuluhan terkait dengan penanggulangan penyakit DBD,
leptospirosis, malaria.
ix. Penyuluhan antrak dari target 2 kali terealisasi 2 kali (100%).
Pelaksanaan penyuluhan sebelum dan setelah pelaksanaan
pengambilan serologi darah pada manusia.

82
x. Penyuluhan pes dari target 2 kali terealisasi 2 kali (100%).
Pelaksanaan penyuluhan sebelum dan setelah pelaksanaan
pengambilan serologi darah pada manusia.
xi. Audit kematian DBD dari target 4 kali terealisasi 4 kali (100%). Audit
kematian dilaksanakan untuk menentukan penyebab pasti kematian
dengan menghadirkan narasumber ahli dan fasilitas pelayanan
kesehatan yang pernah merawat penderita yang meninggal karena
DBD.
xii. Cetak leaflet penyakit bersumber binatang (P2B2) dari target
10.000 lembar terealisasi 6.000 lembar (60%). Distribusi leaflet
untuk kegiatan penyuluhan di masyarakat.
xiii. Cetak format laporan dari target 7 rim terealisasi 7 rim (100%).
xiv. Cetak format laporan rekapitulasi pemantauan jentik berkala
(PJB1 dan PJB2) dari target 3 rim dan 3 rim terealisasi 100%.
xv. Cetak kartu PJB perumahan tidak terealisasi
xvi. Pemantauan jentik oleh 1190 kader
xvii. Pembelian batre dan batu batrai sejumlah 100 buah dari target
300 buah (33,33%)
xviii. Pembelian perangkap sejumlah 400 buah dari target 700 buah
(57,14%)
xix. Pembelian kantong terealisasi 100%
xx. Pembelian umpan tikus sejumlah 3 paket (100%)
xxi. Terlaksananya kegiatan jumantik masyarakat oleh masyarakat di
kecamatan kalasan
xxii. Pelatihan tanggap bocah di 5 desa di kecamatan Sleman

d) Pencegahan penularan penyakit endemik/epidemik (22.006)


i. Konsultasi klinis tuberkulosis (TB) dari target 2 kali terealisasi 2 kali
(100%) dengan sasaran 30 orang dokter klinis puskesmas dan
klinik swasta.
ii. Konsultasi klinis kusta dari target 1 kali terealisasi 1 kali (100%)
dengan sasaran 25 orang dokter klinis puskesmas dan 10 lintas
program.
iii. Konsultasi klinis ISPA dan Diare dari target 2 kali terealisasi 2 kali
(100%) dengan sasaran Dokter klinis untuk 25 dokter Puskesmas
dan 10 lintas program.

83
iv. Aksi simpatik dan sarasehan Hari TB Sedunia (TB Day) dari target
1 kali terealisasi 1 kali (100%) dengan sasaran 250 orang terdiri
stake holder, LSM, organisasi profesi, kader kesehatan, pelajar.
v. Sosialisasi TB di masyarakat dari target 5 kali terealisasi 5 kali
(100%).
vi. Sosialisasi penyakit H1N1/H5N1 dari target 1 kali tidak terlaksana
(0%) dikarenakan kasus ini sudah selama 3 tahun berturut-turut
tidak ada kasus.
vii. Pemeriksaan feses untuk uji cacingan pada siswa sekolah dasar di
5 sekolah dari target 500 sampel terealisasi 500 sampel (100%).
Pelaksanaan survei kecacingan pada anak sekolah dasar di 5
Puskesmas (Ngaglik 1,Prambanan, Mlati 2, Godean 2, Sleman)
jumlah sampel yang diambil sebanyak 500 sampel feses.
Pelaksanaan pada bulan September – Nopember 2016 Hasil
pelaksanaan 500 sampel feses anak sekolah dasar yang diperiksa
8 sampel positip telur cacing (1,6%).
viii. Validasi data TB dari target 4 kali terealisasi 4 kali (100%) yang
dilaksanakan setiap triwulan, capaian BTA Positif 347 kasus dari
target 217/100.000x1.079.053 =2.341. capaian kasus TB tahun
2016 adalah 347/2.341x 100 = 14.82%
ix. Pertemuan jejaring public private mix (PPM) dari target 3 kali
terealisasi 3 kali (100%) dengan sasaran dokter praktik mandiri,
bidan praktik mandiri, apotik, klinik dan rumah sakit swasta yang
belum DOTS, dengan Narasumber dari Pengampu PPM Dinkas
Kesehatan DIY
x. Pertemuan lintas sektor TB dari target 2 kali terealisasi 2 kali
(100%) dengan sasaran lintas program dan lintas sektor (PKK,
Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI), IBI,
PPNI, SKPD terkait.
xi. Pertemuan pendampingan/on the job training pelayanan TB kebal
obat (multiple drug resistance/MDR) dari target 12 kali terealisasi
12 kali (100%) dengan sasaran petugas kesehatan yang akan
melayani pasien TB MDR di puskesmas.
xii. Bimbingan Teknis atau pelatihan Analis 24 Puskesmas dan 1 RS
dilaksanakan di Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta
terlaksana selama 5 hari (100%)
xiii. Cetak format pengobatan penderita TB (TB01) dan TB02 (kartu
penderita dari target 1.500 lembar terealisasi 1.500 lembar (100%);
84
xiv. Cetak buku register penderita (TB03) dari target 3 buku
terealisasi 3 buku (100%);
xv. Cetak format permintaan pemeriksaan dahak tersangka penderita
TB (TB05) dari target 100 buku terealisasi 100 buku (100%).
xvi. Cetak format daftar suspek TB (TB06) dari target 80 buku
terealisasi 80 buku (100%).
xvii. Cetak format rujukan penderita TB (TB09) dari target 50 buku
terealisasi 50 buku (100%).
xviii. Cetak format laporan selesainya pengobatan penderita rujukan
(TB10) dari target 50 buku terealisasi 50 buku (100%).
xix. Cetak leaflet TB dari target 2.000 lembar terealisasi 2.000 lembar
(100%).
xx. Cetak leaflet TB MDR dari target 1.500 lembar terealisasi 1.500
lembar (100%).
xxi. Cetak buku pedoman TB dari target 90 buku terealisasi 90 buku
(100%).
xxii. Cetak format rujukan TB MDR dari target 100 buku terealisasi
100 buku (100%).
xxiii. Cetak spanduk Hari TB Sedunia dari target 6 buah terealisasi 6
buah (100%).
xxiv. Reward penemuan dan kesembuhan penderita TB dari target
352 penderita terealisasi 150 (42.6%). Hal ini disebabkan karena
ada penurunan penemuan kasus.
xxv. Uji silang/crosscheck slide dahak ke Balai Laboratorium
Kesehatan Yogyakarta dari target 4 kali terealisasi 1 kali (25%).

e) Peningkatan Imunisasi (22.008)


Pada tahun 2016, Kabupaten Sleman melanjutkan program
pelayanan Lima Imunisasi Dasar Lengkap (LIL) dengan Vaksin
Pentavalent yang sudah dimulai sejak tahun 2014 yang dapat
mencegah 5 penyakit yaitu Difteri, Pertusis, Tetanus, Meningitis dan
Pneumonia yang disebabkan bakteri Haemophylus Influenza Tipe B/
Hib. Lima Imunisasi dasar Lengkap yang diberikan untuk bayi, adalah
Hepatitis B (HB 0) pada usia 0-7 hari, BCG usia <1 bulan, DPT-HB
Combo atau DPT-HB-Hib (pentavalent) usia 2-4 bulan, IPV usia 2-4
bulan, dan Campak pada usia 9 bulan.
Selain itu juga dilanjutkan dan ditingkatkan akses masyarakat
terhadap imunisasi “Booster Pentavalent” dan “Booster Campak”
85
untuk Batita. Booster Pentavalent diberikan pada usia 18-20 bulan dan
Booster Campak diberikan pada usia 24 bulan.
Sosialisasi tentang imunisasi Booster yang tergolong baru ini terus
ditingkatkan pada tahun 2016 sehingga cakupan imunisasi booster
meningkat dibanding tahun 2015.
Selain imunisasi dasar untuk bayi dan batita, seperti halnya tahun-
tahun sebelumnya, juga dilakukan pelayanan imunisasi untuk ibu hamil
(Bumil) atau wanita usia subur (WUS) / caten dengan memberikan
imunisasi TT. Sedangkan Imunisasi untuk anak sekolah, diberikan pada
semua anak seusia sekolah dasar melalui SD/MI ataupun Pondok
Pesantren (Ponpes), pada Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).
Untuk meningkatkan kelancaran pemberian pelayanan imunisasi,
Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman melakukan pembinaan, supervisi
ke fasilitas pelayanan kesehatan (puskesmas, bidan praktek
swasta/BPS, klinik, dan rumah sakit/ RS) dan distribusi logistik vaksin
setiap bulan sesuai jumlah sasaran di wilayah kerja puskesmas.
Demi menjamin keamanan pemberian vaksin dalam program
pelayanan imunisasi, dilakukan pemantauan Kejadian Ikutan Pasca
Imunisasi (KIPI) dan pengamatan ketat kejadian “Penyakit yang Dapat
Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)” melalui program surveilans PD3I.
Pada tahun 2016 ini, juga dilaksanakan Pelatihan Coldchin untuk
petugas farmasi di 25 puskesmas.
Hasil pelaksanaan program imunisasi tahun 2016 adalah sebagai
berikut :
 Imunisasi Dasar untuk Bayi
Cakupan imunisasi dasar lengkap: 97.4%; HB-0: 98,6%, BCG:
98%, Pentavalent-1: 98%, IPV-1: 98%, Pentavalent-2: 97,7%, IPV-
2: 97,9%, Pentavalent-3: 97,7%, IPV-3 : 97,7%, dan Campak
97,4%. Sedangkan Desa mencapai UCI (Universal Child
Immunization) adalah 86 desa, yang berarti bahwa UCI Kab.
tercapai 100% sesuai target UCI 100%.
 Imunisasi Booster untuk Batita
Hasil cakupan imunisasi booster Pentavalent 78% adalah anak dan
booster Campak 71%. Menurut Kemenkes RI, pada tahun ini target
imunisasi booster belum ditetapkan, karena masih merupakan
program baru dan dalam tahap pengenalan ke masyarakat.
 Imunisasi Bumil dan WUS (Wanita Usia Subur)

86
Wanita Usia Subur dan Bumil, diberi imunisasi TT-1 sampai TT-5,
dengan target minimal setiap WUS sampai dengan hamilnya sudah
mendapatkan 2x suntikan TT (TT2+). Adapun hasil cakupan
imunisasi Bumil TT2+ adalah 90%.
 Imunisasi Anak Usia Sekolah
Bulan Imunisasi Anak Sekolah tahap pertama (BIAS tahap I),
dilakukan pada bulan September sampai Oktober 2016, Pada BIAS
tahap I dilakukan pemberian imunisasi Campak untuk anak Kelas I
SD/MI atau yang sederajad. Sasaran BIAS tahap I adalah 556 SD
dan atau MI/Ponpes/SLB dengan capaian pelaksanaan BIAS tahap
I adalah 98,7% (telah melampaui target 98%). BIAS tahap II
dilaksanakan bulan November - Desember 2016 dengan sasaran
anak kelas 1, 2, dan 3 SD/MI dan yang sederajad capaian BIAS
tahap II adalah 98,3% sehingga target 98% telah tercapai. Rincian
Hasil imunisasi per antigen adalah sebagai berikut: Campak 96%,
DT kelas 1: 98,4%, Td kelas 2: 98,6% dan Td kelas 3: 98,1%
sehingga target BIAS per antigen telah tercapai seluruhnya.

f) Peningkatan Surveilans Epidemiologi & Penanggulangan KLB/


Wabah(22.009)
1) Terlaksananya pengumpulan, pengolahan dan kajian data
epidemiologi kasus campak, AFP dan penyakit menular lainnya di 25
puskesmas dan 10 rumah sakit melalui form W2;
2) Pelacakan kasus AFP, terhadap 4 kasus AFP yang ditemukan,
seluruhnya dapat dikerjakan (100%), dan telah didapatkan hasil
bahwa “tidak ditemukan kasus Polio Positif” pada seluruh kasus AFP
yang dilacak tersebut.
3) Terselenggaranya surveilans penyakit potensial wabah melalui
Surveilans Terpadu penyakit (STP).
4) Terlaksanannya pelacakan kasus dan hasil analisa dari investigasi
wabah terhadap 16 kasus dari target 12 kasus (133%).
5) Tersedianya data epidemiologi kasus KLB di 25 puskesmas
6) Terlaksananya surveillance epidemiologi penyakit tidak menular
berbasis posbindu di 115 posbindu dan 25 fasilitas kesehatan tingkat
pertama selama 12 bulan.
7) Terlaksanya surveillance penyakit yang dapat dicegah dengan
imuniasas (PD3I), IMS dan HIVsebanyak 15 kasus.

87
8) Terlaksanya surveillance penyakit yang dapat dicegah dengan
imuniasas (PD3I), IMS dan HIVsebanyak 15 kasus campak
9) Terlaksanya surveillance penyakit yang dapat dicegah dengan
imuniasas (PD3I), IMS dan HIVsebanyak 4 kasus AFP
10) Terlaksanya surveillance penyakit yang dapat dicegah dengan
imuniasas (PD3I), IMS dan HIVsebanyak 8 lokasi sero survey
11) Terlaksanya surveillance penyakit yang dapat dicegah dengan
imuniasas (PD3I), IMS dan HIV di 4 kampus .
12) Terlaksanya surveillance penyakit yang dapat dicegah dengan
imuniasas (PD3I), IMS dan HIV di 5 dusun/desa.
13) Terlaksananya pemeriksaan calon jemaah haji dan pemantauan
kesehatan pasca haji bagi 992 jamaah haji dari target 950 jamaah
haji (104%).
14) Penyuluhan HIV AIDS di 4 desa di kecamatan kalasan dengan
sasaran siswa SD, SMP, SMA.
15) Terbentuknya posindu 4 desa.

23) Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan


a) Penyusunan standar kesehatan 23.001
Kegiatan SPMKK inovasi Klinik Keperawatan yang setiap
tahunnya dibentuk 2 klinik keperawatan pada tahun 2016 (100%),
yaitu di Puskesmas Gaming I dan Puskesmas Depok II, sebelum
pelaksanaan pembentukan Klinik Keperawatan di Puskesmas,
dilakukan pembinaan/pendampingan secara periodik oleh tim Sistem
Pengembangan Managemen Kinerja Klinis bagi perawat dan bidan
(SPMKK) Dinas Kesehatan baik bidan dan perawat sebanyak lima (5)
kali. Bimbingan dilaksanakan mulai bulan Mei sampai dengan bulan
September 2016. Proses kegiatan Pre Audit (audit internal) dilakukan
sebelum Audit eksternal, pelaksanaan Audit Eksternal oleh organisasi
profesi dan dari akademik pada Bulan Oktober 2016 dan dinyatakan
LULUS dengan revisi beberapa Dokumen. Setelah lulus dari audit
eksternal diberikan sertifikat pada saat resepsi Hari Kesehatan
Nasional Auditorium Monumen Jogja Kembali, lulus sebagai
Puskesmas dengan Klinik keperawatan.
Sistem Pengembangan manajemen Kinerja Klinik (SPMKK)
kegiatan lain , untuk mengetahui berjalannya kegiatan SPMKK adalah
dilakukan monitoring dan evaluasi di 25 (dua puluh lima) puskesmas
dan pembentukan klinik keperawatan. Kegiatan monitoring dan evaluasi

88
di 25 puskesmas dengan hasil: puskesmas yang masuk dalam kategori
tipe I ada 23 (Gamping I, Gamping II, Godean I, Godean II, Moyudan,
Minggir, Seyegan, Mlati I, Mlati II, Depok I, Depok III, Berbah Turi,
Prambanan, Kalasan, Ngemplak I, Ngemplak II, Ngaglik I, Ngaglik II,
Sleman, Tempel I, Tempel II, Pakem, Cangkringan), puskesmas, dan
kategori tipe II ada 2 (Depok II dan Berbah), dan kategori tipe III tidak
ada.
b) Evaluasi dan pengembangan standart pelayanan kesehatan
(23.002)
i. Audit Klinis
Audit Klinis; dilakukan sebanyak 6 Kali dengan mengangkat
permasalahan / kasus yang banyak terjadi (terjadi peningkatan
kasus) selama tahun 2015 yaitu (Ulkus Dekubitus, Dermatitis,
Epilepsi, Rhinitis, DBD, Retinopati diabetikum). Pencermatan
diagnose klinis yang harus tuntas di FKTP menurut SKDI ( standar
kompetensi dokter Indonesia) dan dilakukan peer review sehingga
ditetapkan hanya 124 diagonosa yg dapat diselesaikan di
Puskesmas
ii. Kegiatan MTP,
Pemantauan kegiatan Program Rujuk Balik (PRB) di Puskesmas
untuk pasien JKN, pemantauan dilakukan untuk memonitor apakah
Puskesmas memberikan pelayanan PRB dengan sebaik-baiknya,
adakah peningkatan kunjungan PRB di Puskesmas, dan apakah
pasien mengakses obat PRB secara rutin. Selain program rujuk
balik (PRB), kasus yang dibahas pada MTP tahun 2016 adalah
pengobatan pada ISK dan Demam Typoid sebanyak 3 kali.
iii. Pertemuan koordinasi & Pembinaan RS dengan PONEK
Koordinasi dengan 27 Rumah Sakit dengan Pelayanan Obstetri
Neonatal Komprehensif (PONEK). Dari seluruh Rumah Sakit Tipe C
dan D yang ada di Sleman baru beberapa yang telah mengikuti
Pelatihan PONEK. Tetapi belum semua membuat TIM PONEK
karena belum memenuhi kriteria untuk pelayanan PONEK. Pada
Pertemuan dg narasumber dr Andang, Sp.OG dan dr Etty
Kumolowati, M.Kes dari Dinkes DIY untuk memotivasi RS agar
dapat membentuk RS PONEK sesuai dengan ketentuan yang ada.
iv. Pertemuan Pembinaan RS (SPGDT)
Koordinasi dan Pembinaan Rumah Sakit tentang pelayanan
kegawatdaruratan . Dari 14 RS tipe D yang ada, yang memenuhi
89
kriteria pelayanan Gadar Level 1 ada 14 Rumah Sakit tipe D.
Pertemuan dengan Nara sumber dari Dinas Kesehatan DIY dan
Pusbankes 118 dalam rangka mendapatkan masukan untuk
persiapan pembentukan Sleman Emergency sytem yang selama ini
belum terbentuk.
v. Pembinaan Sistim Informasi RS (SIRS)
Dimaksudkan untuk koordinasi dan pembinaan petugas pelaporan
Rumah sakit di Kabupaten Sleman. Dilaksanakan 2 kali pada awal
dan akhir tahun sebagai koordinasi dan evaluasi pelaporan RS
vi. Pembinaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas
(SP2TP)
Dilaksanakan 2 kali pada awal dan akhir tahun untuk melakukan
koordinasi, pembinaan dan evaluasi pelaporan di tingkat puskesmas
vii.Pembinaan petugas Rekam Medis
Dilaksanakan 2 kali, sebagai upaya untuk melakukan update ilmu
dan tu[poksi serta melakukan pembinaan dalam pelayanan kepada
masyarakat.
viii. Pembinaan Petugas Analis
Dilaksanakan 1 kali, sebagai upaya untuk melakukan update ilmu
dengan mengundang narasumber dari FK UGM
ix. Pembinaan peningkatan kapasitas pelayanan kesehatan di
puskesmas
Dilaksanakan sebanyak 2 kali.
x. Pertemuan Pembinaan Pelayanan Rawat Inap Puskesmas
Dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan khususnya
pelayanan rawat inap
xi. Pertemuan Pembinaan Pelayanan Klinik
Kegiatan dilakukan sebanyak satu kali, untuk meningkatkan kualitas
pelayanan klinik guna mendukung program pemerintah di bidang
kesehatan yaitu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
xii.Pertemuan Pembinaan dan penilaian kinerja kemandirian puskesmas
Pertemuan pembinaan dilakukan satu kali sebelum pelaksanaan
penilaian kinerja kemandirian ke puskesmas. Setelah dilakukan
penilaian dengan memeriksa dokumen puskesmas, kemudian
dilakukan rekap dan selanjutnya pertemuan evaluasi hasil penilaian
kinerja kemandirian puskesmas.
xiii. Pertemuan pembinaan yankes

90
Kegiatan dilakukan sebanyak 2 kali, untuk membahas
permasalahan yang berhubungan dengan peningkatan kualitas
pelayanan dan mendukung serta memperlancar pelayanan kepada
masyarakat di puskesmas
xiv. Pertemuan Rapat Koordinasi Lintas Program
Dilakukan sebanyak 3 kali, untuk membahas kegiatan yang terkait
dengan lintas program seperti SP2TP, kinerja kemandirian dan
pelayanan puskesmas
xv. Rakor SPGDT
Dilakukan sebanyak 6 kali melibatkan Lintas Program dan Lintas
Sektor yang terkait dalam program SPGDT (Dinkes SIY, BPBD,
PMI, RS, Puskesmas, Bappeda, Polres, Nag Hukum, Bag.
Organisasi, Kominfo, DPKAD, BPJS, Seksi terkait di Dinkes
Sleman).
xvi. Workshop SPGDT
Dilaksanakan sebanyak 1 kali dengan peserta lintas program dan
lintas sektor terkait, dengan mendatangkan narasumber dari
Instansi yang telah memiliki Sistim Emergenci (Yes 119, TEMS
Tulungagung) yang sudah berjalan baik dan Konsultan Smart
Regency kab. Sleman. Kegiatan dimaksudkan untuk mendapatkan
gambaran dalam membentuk sistem emergenci di Kabupaten
Sleman serta membulatkan tekad dan memperoleh
dukungan/kerjasama dari lintas sektor.
xvii. Pembentukan SES
Sleman Emergency Services (SES) merupakan wujud dari Sistim
Penanggulangan Gawat Darurat (SPGDT) di Kabupaten Sleman.
Sudah terbentuk SK Tim Pelaksana SPGDT, satu Unit Call Center
SES yang bermarkas di Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman
dengan melibatkan jejeraing Public Safety Center (PSC) : RSUD
Sleman, RSUD Prambanan, RS Bhayangkara, RS PKU
Muhammadiyah Gamping, RSIY PDHI, Klinik Polres Sleman, PMI,
PSC Dinkes DIY dan 6 Puskesmas rawat inap di Kab. Sleman.

c) Tes Kalibrasi Alat Kesehatan (23.007)


Tes Kalibrasi Alat Kesehatan dengan target 1 paket terealisasi 67.7%.
Adapun alat kesehatan yang dikalibrasi adalah semua alat ukur yang
digunakan untuk pelayanan di Puskesmas dengan anggaran sesuai di
DPA masing-masing puskesmas. Sedangkan untuk alat Radiologi yang
91
dianggarkan oleh Dinas Kesehatan. Dari target 4 unit alat Radiologi
untuk Puskesmas Ngemplak I teralisasi usji fungsi dan kaliberasi, untuk
puskesmas Mlati II dilakukan kaliberasi sesuai jadual dari pihak ketiga .
Sedangkan untuk Puskesmas Kalasan tidak dilakukan perbaikan dan
perijinannya karena gedung dalam proses pembangunan. Sementara 1
unit yang ada di Puskesmas Ngemplak I diusulkan untuk penghapusan
barang karena berdasarkan uji kaliberasi tidak sesusai lagi rekomendasi
dari Bapeten alat tersebut untuk diapuskan.

29) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita


a) Penyuluhan Kesehatan Anak Balita (29.001)
Peningkatan pelayanan kesehatan Anak balita:
Tahun 2016 jumlah bayi lahir hidup Kabupaten Sleman 14139, untuk
cakupan KN 1 99,95% dari target 95%, meskipun mencapai target tapi
dibandingkan capaian tahun lalu KN1 tahun 2016 mengalami
penurunan, hal ini dikarenakan ada 3 orang ibu bersalin yang belum
sempat ke faskes karena melahirkan (kebrojolan ) dirumah.
Cakupan KNL dari target 95% telah mencapai 95,69% sudah mencapai
target dan mengalami kenaikan dibanding tahun lalu.
Dalam rangka peniingkatan kesehatan anak balita juga dilakukan Audit
Perinatal, dari sasaran bayi baru lahir 2016 sebanyak 14139 bayi, ada
45 kasus kematian bayi baru lahir .
Kegiatan yang mendukung Peningkatan kesehatan anak balita
Telah dilaksanakan kegiatan sebagai berikut :
1. Dari target 25 petugas puskesmas yang di evaluasi tentang
keterpaduan SDIDTK telah terealisi 25 petugas
2. Dari target 25 petugas puskesmas yang di melakukan respon
cepat Bayi Baru Lahir telah tercapai 25 tercapai
3. Dari target 70 orang yang melakukan jejaring kemitraan dalam
program kesehatan AUSREM telah tercapai 70 orang
4. Dari target 25 Puskesmas yang mampu tatalaksana KtA/KtP telah
terlaksana semua
5. Dari target 25 Puskesmas yang melaksanakan peningkatan
kapasitas MTBS dan MTBM telah terealisasi 25 Puskesmas
6. Dari target Kabupaten Sleman melaksanakan Peringatan HAN
telah tercapai
7. Tercapainya sinkronisasi data KIA imunisasi gizi di 25 puskesmas.
8. Evaluasi program kesehatan AUSREM di 25 Puskesmas

92
30) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
a) Pelayanan Pemeliharaan Kesehatan (30.001)
Jumlah sasaran Lansia yang ada di Kabupaten Sleman tahun 2015
sebanyak 117.364. Dari jumlah sasaran diatas cakupan pelayanan
Kesehatan lansia mencapai 75,82% dari target 80%, meskipun belum
mencapai target tapi capaian cakupan lansia mengalami kenaikan
dibandingkan tahun 2014.
Kegiatan-kegiatan yang mendukung kesehatan lansia:
1. Dari target 126 lansia yang mengikuti gebyar lansia telah terealisasi
190 lansia
2. Dari target 25 laporan puskesmas telah terealisasi 25 laporan lansia
puskesmas
3. Dari Target 35 petugas linsek yang dilakukan pembinaan posyandu
telah tercapai 35 petugas.

33) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan


a) Pelayanan kesehatan dan Pendukung Pelayanan kesehatan
(33.001)
Pelayanan Kesehatan dan Pendukung Pelayanan Kesehatan
Terlaksananya pelayanan kesehatan di 25 Puskesmas, UPT Lab Kes
dan JPKM

2. Urusan Perencanaan Pembangunan

18) Program Perencanaan Pembangunan Daerah


a) Penyusunan Renstra SKPD (18.018)
Tersusunnya dokumen renstra tahun 2016 – 2021 yang telah ditetapkan
oleh kepala SKPD sebanyak 1 buah dokumen (100%).
20) Program Perencanaan Sosial Budaya
a) Perencanaan Pengembangan Kesehatan (20.007)
Tersusunnya buku rencana aksi kabupaten sehat tahun 2016-2020
sejumlah 50 buku (100%).

3. Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan


Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian.
17) Penatausahaan Keuangan dan Aset SKPD (17.97)
i. Penyusunan Laporan Realisasi Keuangan dan Kinerja SKPD dengan
target 12 laporan terealisasi 100%.
ii. Tersusunnya laporan keuangan (realisasi pendapatan dan realisasi
penggunaan anggaran) dengan target 14 laporan terealisasi 100%.

93
iii. Terlaksananya pengendalian/monev pengelolaan keuangan UPT
/Puskesmas dengan target 28 UPT terealisasi 100%.
iv. Terlaksananya movev asset sebanyak 2 kali.
v. Legalitas tanah dari 7 lokasi belum terealisasi dikarenakan proses
perijinan dengan keterangan sebagai berikut
1) Tempel II
Tanah tukar guling dengan masyarakat tidak bisa direalisasikan
legalitasnya karena terbentur aturan hokum (sudah dilakukan
koordinasi antara BPD, KPD Kecamatan dan DPKAD.
2) Ngemplak II
Tanah yang dibebaskan 100 M, bukti fisik asli pembayaran tidak
ditemukan (tahun1992), uang pembebasan sampai saat ini belum
bias dibelikan tanah pengganti.
3) Minomartani I dan II
Dokumen asli yang di PT Permnas belum didapatkan karena kantor
pusatnya tidak di Yogya
4) Depok II
Sudah mendapatkan salinan dari PT Perumnas, tetapi tidak bersedia
memberikan keterangan khusu untuk lokasi yang digunakan
perumnas, karena fasilitas umum disana termasuk sekolah, masjid,
lapangan dan pasar.
4) Turi
Penambahan luasan tanah puskesmas Turi belum mendapatkan
persetujuan dari BPD dan kepala desa.

20) Program peningkatan system pengawasan internal dan pengendalian


kebijakan KDH
a) Penguatan pelaksanaan reformasi birokrasi (20.018)
i. Terlaksananya Sosialisasi Road Map Reformasi Birokrasi Dinas
Kesehatan sebanyak 3 angkatan;
ii. Tersusunnya Road Map Reformasi Birokrasi sebanyak 12
dokumen.
iii. Tersusunnya SOP Dinas Kesehatan sebanyak 50 SOP.
iv. keterbukaan informasi publik di Dinas Kesehatan dan 28 UPT
v. Terlaksananya workshop penguatan pelaksanaan reformasi
birokrasi 3 angkatan.

94
26) Program Penataan peraturan Per-Undang-Undangan
a) Kajian Peraturan Perundang-undangan Daerah Terhadap
Peraturan Perundang-undangan yang baru, lebih tinggi dari
Keserasian antar peraturan Perundang-undangan Daerah (26.028)
Telah terealisasi pembuatan 1 Draft (50%) Peraturan Bupati Sleman
Tentang Pelayanan Klinis Psikolog di Puskesmas, Draft Perbup
pelayanan klinis psikolog di Puskesmas sudah dilaksanakan finalisasi
yang selanjutnya dilaksanakan proses revisi dan tindak lanjut konsul
ke Bagian Hukum untuk mendapatkan persetujuan.

b) Penyusunan rencana kerja rancangan peraturan Perundang-


undangan ( 26.02)
Kajian peraturan perundang-undangan terlaksana untuk 3 (tiga)
peraturan perundang-undangan dari target 3 peraturan, realisasi
100%, antara lain:
i). Kajian terhadap Permenkes no. 31 tahun 2016 tentang
Kefarmasian, dilaksanakan karena adanya perbedaan penerapan
Surat izin Praktek Apoteker (SIPA).

ii). Kajian PMK Nomor: 2052 tahun 2011 tentang Izin praktik
dan pelaksanaan praktik kedokteran
iii). Kajian PMK Nomor: 8 tahun 2014, setiap penyelenggaraan
pelayanan kesehatan (SPA) tradisional harus memiliki
TDUP dan izin teknis dari Dinas Kesehatan kabupaten
Sleman.
Penyusunan regulasi di bidang kesehatan, terlaksananya
pengusulan 1 (satu) Raperbup ke bagian hukum tentang pelayanan
ambulans untuk kegiatan pelayanan di puskesmas. Draf raperpub
sudah terkirim ke Bagian Hukum Sekda Kabupaten Sleman.
Sementara untuk rencana penyusunan darf Raperbup tentang SPA,
sesuai dengan pengarahan dari Bagian Hukum, belum perlu disusun
regualsi dengan Peraturan Bupati untuk proses rekomendasi teknis
Perizinan TDUP. Hal ini disebabkan karen di Dinas Pariwisata sudah
mengawal Peraturan daerah tentang TDUP ( Perda Nomor 15 tahun
2002).

95
31) Program Penataan kelembagaan dan Ketatalaksanaan
a) Monitoring Evaluasi dan Analisis Kelembagaan Daerah (31.001)
i. Pendampingan penyusunan LK BLUD UPT dengan BPKP
sebanyak 4 kali terealisasi 100%.
ii. Terlaksananya koordinasi pengelolaan keuangan BLUD sebanyak
18 kali tercapai 100%.
iii. Kinerja organisasi perangkat baik di 27 UPT.
iv. Pendampingan penyusunan RBA BLUD UPT Puskesmas dengan
BPKP sebanyak 2 kali (100%)

32) Program Peningkatan kualitas Kebijakan Publik


a) Kajian Monitoring dan fasilitasi pemberian bantuan organisasi
sosial kemasyarakatan(32.006)
Kajian Monitoring dan fasilitasi pemberian bantuan organisasi sosial
kemasyarakatan Bidang Kesehatan dengan target 65 proposal
terealisasi 1 proposal (1,54%).
Kajian Monitoring dan fasilitasi pemberian bantuan organisasi sosial
kemasyarakatan Bidang Kesehatan diberikan untuk mendampingi
proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi terkait Bantuan
organisasi social bidang kesehatan kepada PMI Kabupaten Sleman
sebesar Rp. 198.250.000,-.
Dana pendamping Bantuan Organisasi Sosial tahun 2016 sebanyak
Rp. 19.970.000,- dan terealisasi 100%, yang digunakan untuk
kegiatan Sosialisasi dana hibah dengan sasaran desa, tercapai
100%, Belanja cetak dan fotocopy terealisasi 100%, dan untuk rapat
koordinasi sebanyak 7 kali dan terealisasi 100%.

33) Program Peningkatan kualitas Pelayanan Publik (05.33)


a) Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat (33.004)
Pelaksanaan penilaian Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) di Dinas
Kesehatan target yang harus dicapai adalah 80 % sedang
pencapaian hasil IKM pada tahap I baru tercapai 81,70%,
pencapaian hasil IKM pada tahap II baru tercapai 80,36%. Rata-rata
pencapaian IKM Tahun 2016 81,03%
Pelaksanaan penilaian Indeks Kepuasan Masyarakat juga dilakukan
di 27 UPT/Puskesmas (100%)
b) Pengelolaan Perijinan (33.036)
Sampai dengan bulan Desember tahun 2016 seksi Registrasi
dan Akreditasi telah menerbitkan izin baik bagi tenaga kesehatan

96
yang menjalankan praktek perorangan maupun praktek pada
sarana kesehatan dan izin sarana pelayanan kesehatan di
kabupaten Sleman.
i. Jumlah izin yang diterbitkan sebanyak 3550 izin dari target 750
izin, realisasi 473,33%.
ii. Terlaksananya koordinasi dengan sarana & praktek perorangan
yang bermasalah sebanyak 10 sarana/tenaga dari target 10
sarana/tenaga
iii. Jumlah perizinan sarana, praktek perorangan & batra yang di
monitor sebanyak 25 sarana dari target 25 sarana, realisasi
100%
iv. Tersedianya data perizinan tentang tenaga kesehatan & faskes
dari target data perizinan data tenaga keshatan & faskes ,
realisasi 100%
Penerbitkan izin, berupa Surat Izin Praktek, Surat izin Kerja,
Surat Izin Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan dan Registrasi
pengobat tradisonal berupa Surat Terdaftar Pengobat Tradisional
(STPT) yang menjalankan praktek perorangan maupun di sarana
pelayanan kesehatan, Sedangkan untuk Surat Izin Pengobat
Tradisional belum menerbitkan. Selain penerbitan izin juga
mengeluarkan pencabutan izin atas permintaan yang bersangkutan.
Adapun hasil sebagai berikut: pengelolaan perizinan selama tahun
2016.
Tabel Pengelolaan Perizinan Selama Tahun 2016
JENIS TAHUN
NO
PERIJINAN 2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 Dokter umum 286 355 279 212 227 419

2 Dokter Spesialis 25 368 131 147 184 453


3 Dokter Gigi dan 118 140 71 76 79 183
dr gigi spesialis 28 30 25

4 PPDS - 912 245 429 268 283


PPDGS 173 97 68 41
dr Internsip - - 142 144
5 Bidan 68 33 53 37 86 50

6 Izin Kerja Nakes 68 301 1029 (Pusk : 1374 1898 1822


di puskesmas (Pusk: 76 198 (Pusk:
dan sarana Sarana Sarana 82,Sarana
swasta Swasta : swasta : 831) swasta
225) :1292
7 Rumah Sakit 5 9 17 11 5 3
Baru: 1 Baru:1 Baru : 1 Baru : 1
lama: 8 Lama: 16 Lama : 10 lama : 4
8 Klinik Utama 1 5 4 10 12 8
Baru: 3, Baru: 4 lama: Baru : 5 baru: 5

97
lama: 2 - Lama : 5 Lama : 7

9 Klinik Pratama 8 7 12 2 15
Baru: 2, Baru: 3 Baru : 5
lama: 6 lama: 4 Lama : 7
10 Apotek 55 85 69 48
Baru: 28 Baru :35 Baru: 23
, lama: Lama : 50 Lama : 46
27

UMOT - 2 56 0 0
Baru: 2 B :15 L :41
( ganti
APA,pindah
lokasi,
perpanjangan)

11 Toko Obat 5 1 1 baru : 2


Baru:1 Baru 2

12 Optik 5 3 Baru: 3 4 5 2
Baru: 1, Baru : 2 baru :3
lama:2 Lama : 2 Lama : 2
13 STPT - - - - 15 39
Jumlah : 631 1.278 4 2437
Perorangan 565 1197 127
Sarana 66 81 Lama: 4

Total 3550
13 Puskesmas 20 Pusk 21 2120 25 25 25
yang Pusk 2031
bersertifikat ISO 89
9001-2008
15 Jumlah 18 7
puskesmas
terakreditasi
Sumber data : Dinas Kesehatan Sleman 2016
40) Program Kerjasama Pembangunan (05.40)
a) Pengelolaan kerjasama dengan dunia usaha/lembaga (40.010)
Perjanjian kerjasama merupakan tugas delegasi dari Bupati dengan
Surat Keputusan Bupati Sleman, nomor 21.3/Kep.KDH/A/2015, dalam
upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Pembahasan perjanjian
kerjasama dilaksanakan dengan Bagian Tata Pemerintahan Sekretariat
Daerah Kabupaten Sleman, yang sampai dengan akhir Desember 2016
terdapat 36 institusi pendidikan yang melaksanakan kerja sama dengan
Pemkab Sleman, dengan target 34 institusi pendidikan.
Pelaksanaan kerja sama selama 1 (satu) tahun dalam perjalanan
dilaksanakan kegiatan pertemuan evaluasi dengan institusi pendidikan
maupun dengan lahan (Puskesmas).

16) Program penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah


a) Pengelolaan Dokumen SKPD (16.006)
Pengelolaan arsip dan perpustakaan di Dinas dan 28 upt.

98
15) Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa
a) Pembinaan dan Pengembangan jaringan komunikasi dan
Informasi (15.002)
Terlaksananaya pembinaan SIK dan bank data kesehatan di Dinas
Kesehatan dan peningkatan cakupan SIK online di 5 puskesmas.
b) Pengelolaan website (15.009)
Terlaksananya pengelolaan data dan informasi kesehatan melalui
website dinas dan 5 UPT Puskesmas, yaitu Gamping I, godean I,
minggir, Mlati II, Depok II.

99
2.2. Analisis Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan
Pencapaian kondisi derajat Kesehatan:
Berdasarkan hasil pencapaian kegiatan tahun 2014 maka bidang kesehatan sesuai dengan pencapaian kinerja dapat digambarkan sebagai
berikut:

2.2.1. Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Jenis
Target 2016 2012 (%) 2013 (%) 2014 (%) 2015 (%) 2016 (%)
No Pelayanan Indikator Nilai
Batas Waktu (%)
Dasar
Pencapaian

1 Pelayanan 1. Cakupan kunjungan ibu hamil 95% 2015 96,2 95.91 95,91 96,23 96,77 95,15
Kesehatan K-4
Dasar

2. Cakupan komplikasi kebidanan 80% 2015 100 100,00 100,00 100 100 100
yang ditangani

3. Cakupan pertolongan persalinan 90% 2015 96 99,88 99,90 99,89 99,99 99,96
oleh tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi kebidanan

4. Cakupan pelayanan ibu nifas 90% 2015 89 89,94 91,24 94,82 95,17 95,92

5. Cakupan neonates dengan 80% 2010 100 100 100,00 100 100 100
komplikasi yang ditangani

6. Cakupan kunjungan bayi 90% 2010 94 88,94 91,00 92,57 95,44 92,61

100
7. Cakupan desa/kelurahan 100% 2010 100 100 100,00 100 100 100
Universal Child Immunization (UCI)

8. Cakupan pelayanan anak balita 90% 2010 90 79,88 90,32 93,26 92,28 97

9. Cakupan pemberian makanan 100% 2010 100 100 100,00 100 100 100
pendamping ASI pada anak usia6-
24 bulan keluarga miskin

10. Cakupan balita gizi buruk 100% 2010 100 100 100,00 100 100 100
mendapat perawatan

11. Cakupan penjaringan 100% 2010 100 100 100,00 100 100 100
kesehatan siswa SD dan setingkat

12. Cakupan peserta KB aktif 70% 2010 83 79,11 82,00 82 83,60 80,01

13. Cakupan penemuan dan


penanganan penderita penyakit

a. Penemuan penderita AFP ≥2 2010 ≥7 9 8 10 3,85 1,71

b. Penemuan penderita 100% 2010 >85 6,2 6,9 4,91 22,06 44,09
Peneumonia balita

c. Penemuan dan penanganan 100% 2010 100 56,45 59,59 65,00 61,62 14,82

101
pasien baru TB BTA positif

d. Penemuan dan penanganan 100% 2010 100 100 100 100 100 100
penderita DBD

e. Penanganan penderita diare 100% 2010 100 39,29 100 100 77,62 63,10

14. Cakupan pelayanan kesehatan 100% 2015 100 50,73 100 100 100 100
dasar masyarakat miskin

Pelayanan 15. Cakupan pelayanan kesehatan 100% 2015 100 39,17 100 100 100 100
Kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
Rujukan
2.
16. Cakupan pelayanan gawat 100% 2015 90 57,69 57,69 86,36 100 100
darurat level 1 yang harus
diberikan sarana kesehatan (RS) di
kabupaten

Penyelidikan 17. Cakupan desa/kelurahan 100% 2015 100 100 100 100 100 100
Epidemiologi mengalami KLB yang dilakukan
dan penyelidikan epidemiologi <24 jam
3. Penanggulang
an Kejadian
Luar Biasa
(KLB)

Promosi 18. Cakupan Desa Siaga Aktif 80% 2015 75 70,93 83,72 94,19 95,35 80
kesehatan dan
4.
pemberdayaan
masyarakat

102
2.3. Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Dinas Kesehatan
Beberapa isu penting dalam penyelenggaraan bidang kesehatan adalah sebagai berikut:
1. Derajat Kesehatan
Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 2016 di Kabupaten Sleman mencapai 74,56 tahun, lebih tinggi bila dibandingkan UHH Tingkat Pemda DIY yaitu 75,18 tahun,
ataupun Tingkat Nasional 70,80 tahun. Usia harapan hidup meningkat bila dibandingkan dengan Tahun 2015 yaksi sebesar 74,47 tahun.
Tingginya angka harapan hidup pada sisi lain juga akan berdampak pada pergeseran pola penyakit-penyakit degenerative seperti hipertensi, diabetes mellitus, dan
penyakit tidak menular lainnya.
2. Angka Kematian
a. Angka kematian bayi tahun 2016 sebesar 3,11 per 1.000 kelahiran hidup. Angka tersebut mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun 2015 yakni
sebesar 3.6 per 1000 kelahiran hidup.
b. Angka kematian ibu sebesar 56.59 per 100.000 kelahiran hidup. Angka meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar 28,30 per 100.000 kelahiran
hidup. Meskipun AKI di Kabupaten Sleman meningkat dari tahun sebelumnya, namun jika dibandingkan dengan Propinsi DIY sebesar 90.64 per 100.000
kelahiran hidup, maka Kabupaten Sleman masih lebih baik. Meskipun demikian perlu diperhatikan untuk peningkatan akses dan kualitas pelayanan Kesehatan
sehingga kematian bayi, maupun kematian ibu dapat dikendalikan. Beberapa upaya yang dilakukan antara lain pendampingan kegiatan audit maternal perinatal,
pelatihan bagi ibu hamil dalam bentuk kelas ibu, program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) dan kegiatan promotive preventive
terhadap ibu hamil.
3. Pola Penyakit
Dari pola penyakit di kabupaten Sleman menunjukan adanya kecenderungan yang meningkat pada penyakit degeneratif, seperti DM, Hipertensi, Stroke dan kanker.
Sehingga kebutuhan akan sumber daya terutama peralatan dan pembiayaan pada pelayanan primer dan sekunder meningkat.
4. Kurang energi protein
Masih terdapat kasus kurang energi protein pada balita pada tahun 2016 sebanyak 7,84%. Angka ini mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan tahun 2015
yakni sebesar 7.53%. Penelusuran dan pelacakan lebih lanjujt sampai dengan penyebabnya secara menyeluruh serta tindak lanjut untuk menuntaskan
permasalahan kasus gizi buruk di wilayah Kabupaten Sleman dengan melibatkan lintas sektoral dan pemangku wilayah setempat.
5. Masalah Demografi
Angka Ketergantungan (Dependency Ratio) tahun 2016 sebesar 46% artinya setiap 100 penduduk ditanggung oleh penduduk usia produktif sebanyak 46 orang.
Besarnya angka beban tanggungan menjadikan beban bagi pemerintah untuk menyiapkan lapangan pekerjaan.
103
6. Jumlah Penduduk Miskin
Berdasarkan hasil pendataan penduduk miskin di Kabupaten Sleman tercatat sebesar 10.64% dari jumlah penduduk dan tersebar di 17 kecamatan. Besaran jumlah
penduduk miskin tersebut sangat berpengaruh terhadap pembiayaan Kesehatan yang ada di Kabupaten Sleman dan kualitas pelayanan Kesehatan. Perlu
diupayakan pemecahan masalah berkaitan dengan mekanisme dan proses kepemilikan asuransi kesehatan yang ada di Kabupaten Sleman.
Ketersediaan sumberdaya Kesehatan yang belum optimal.
Ketersediaan sumber daya Kesehatan di Kabupaten Sleman tahun 2015 tercatat sebanyak 1.001 orang, dengan kualifikasi pendidikan terbanyak keperawatan
terdiri dari jenjang pendidikan D3/D4 perawat dan Bidan, Dengan gambaran sumber daya Kesehatan tersebut maka masih sangat dibutuhkan peningkatan baik
secara kualitas maupun kuantitas.
7. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan Kesehatan yang terstandar dari 25 Puskesmas sudah mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2008, pelayanan yang terstandar menunjukkan bahwa kualitas
pelayanan sangat diutamakan di Kabupaten Sleman.
8. Kasus balita gizi buruk.
Prevalensi balita dengan gizi buruk di Kabupaten Sleman tahun 2016 tercatat sebesar 0,46%. Hal ini perkirakan karena pola asuh yang kurang tepat dan pemberian
makan bayi dan anak balita yang konsistensinya belum sesuai serta porsinya yang kurang.
9. Ancaman penyakit menular maupun penyakit tidak menular.
Beberapa penyakit menular maupun penyakit tidak menular di Kabupaten Sleman masih menjadi masalah Kesehatan masyarakat, seperti TBC, DBD, diare, HIV
AIDS maupun penyakit tidak menular seperti hipertensi, Diabetes mellitus dan kanker.
10. Kesadaran masyarakat untuk melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masih kurang.
Perilaku hidup bersih dan sehat pada masyarakat belum optimal, kecenderungan, salah satu yang dilakukan antara lain deklarasi STOP BABS untuk setiap desa
yang akan dilakukan proses pemicuan STBM.
11. Perubahan iklim menyebabkan perubahan kualitas lingkungan.
Fenomena perubahan iklim secara tidak langsung akan berdampak pada penyebaran dan pergeseran pola penyakit yang ada. Kecender ungan munculnya penyakit-
penyakit DBD, diare sangat tergantung pada kondisi iklim, sehingga ini perlu perhatian untuk penanganan lima tahun kedepan.
12. Penanganan limbah berbahaya belum optimal.
Limbah berbahaya terutama hasil olahan pabrik maupun industri proses penanganannya belum dilakukan secara optimal, berbagai k asus akibat limbah berbahaya
di kabupaten Sleman sudah mulai menunjukkan kenaikan.
104
13. Kualitas air bersih (angka kuman yang masih tinggi).
Tingginya angka kuman sebagai penyebab penyakit menjadikan perhatian terhadap pengolahan sumber-sumber air bersih, lebih-lebih Kabupaten Sleman termasuk
salah satu daerah dengan sumber mata air bersih yang banyak, maka diperlukan adanya upaya yang terus menerus berkaitan dengan kualitas air bersih tersebut.
14. Penanganan masalah Kesehatan jiwa masyarakat yang belum optimal.
Kasus-kasus penyakit yang diakibatkan oleh gangguan mental di kabupaten Sleman cenderung menunjukkan kenaikan sehingga hal tersebut perlu ada upaya yang
lebih baik lagi.
15. Banyaknya peredaran makanan dan jajanan anak sekolah yang kurang optimal.
Peredaran makanan jajanan anak sekolah menunjukkan adanya kenaikan, meskipun penyebab akibat mengkonsumsi jajanan makanan di sekolah-sekolah tetapi
pengawasan terhadap proses penyajian dan pembuatan produksi olahan makanan yang belum dilakukan secara maksimal.
16. Sistem informasi Kesehatan (SIK) yang belum optimal pemanfaatannya.
Sistem informasi Kesehatan sebagai salah satu fungsi untuk meningkatkan manajemen Kesehatan, belum semua Puskesmas secara real time dapat mengirimkan
laporannya ke Dinas Kesehatan, sampai saat ini baru sekitar 80% Puskesmas yang secara langsung dapat mengirimkan laporannya ke Dinas Kesehatan.

BAB III
TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN
105
3.1 . Tujuan dan sasaran Renja Dinas Kesehatan

Tujuan Pembangunan Kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan yang optimal. Pembangunan kesehatan akan tercapai apabila penyelenggaraan pelayanan kesehatan dilakukan oleh semua potensi daerah yaitu
masyarakat, swasta dan pemerintah secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna.
Berdasarkan visi dan misi Bupati Sleman 2016-2021, ada beberapa hal dalam program kerja Bupati Sleman yang perlu diterjemahkan dalam program-program kerja
di Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman yang meliputi:
1. Meningkatkan pelayanan pendidikan 12 tahun yang berkualitas dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Melakukan revitalisasi program UKS agar dapat
mencapai healthy school bersama dengan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga. Dimulai dari program-program yang prioritas menimbulkan penyakit bagi
anak yakni makanan jajanan sehat, lingkungan sekolah yang sehat dan pembiasaan PHBS.
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Program tersebut dapat dilakukan dengan tetap menjaga
kualitas standar pelayanan minimal sesuai dengan SPM, meningkatkan cakupan asuransi kesehatan dan pemanfaatan teknologi informasi dalam kesehatan
(poin ke-6).
3. Meningkatkan kualitas sarana, prasarana, optimalisasi sumber daya alam, tata ruang dan lingkungan hidup dalam melaksanakan pelayanan yang berkualitas.

Sebagaimana diketahui bahwa pemanasan global dan perubahan cuaca yang saat ini terjadi adalah akibat terganggunya kelestarian lingkungan. Sektor
kesehatan terkena dampak perubahan global tersebut dengan meningkatnya penyakit menular maupun tidak menular. Beberapa penyakit menular seperti DB,
Malaria erat terkait dengan vektor Nyamuk dan curah hujan, sementara serangan jantung erat terkait dengan peningkatan suhu dan kelembaban udara. Belum
lagi berbagai masalah kesehatan akibat bencana banjir dan kekeringan yang timbul akibat curah hujan tinggi sesaat dan kemarau panjang. O leh karena itu,
sektor kesehatan dalam melakukan pelayanan kesehatan perlu ikut serta menjaga kelestarian lingkungan hidup beserta sumber daya alam yang ada.

Diperlukan peningkatan sarana pra sarana kerja di Dinas Kesehatan maupun di Puskesmas dengan prinsip Green Building untuk menjaga lingkungan hidup.
Perlu penambahan ruangan, penataan ruangan, penataan interior, peningkatan ventilasi udara yang mendukung kenyamanan kerja pegawai terutama di Dinas
Kesehatan. Penambahan dan penataan ruangan perlu dilakukan dengan terencana sesuai kebutuhan dan memperhitungkan ramah lingk ungan. Sebagai
contoh, penggunaan AC diminimalisasi dengan ventilasi serta penghijauan yang cukup.

106
Green building adalah struktur dan proses pembangunan dan pengoperasian gedung yang ramah lingkungan, dimulai dari desain, konstruksi, opera si,
perawatan dan penghapusan gedung. Untuk pembangunan gedung baru yang bersifat green building dibutuhkan kerja sama antara klien dengan arsitek, dan
insinyur-insinyur untuk memastikan bahwa gedung yang dibangun: 1) hemat energi, hemat air dan sumber daya alam lainnya; 2) melindungi kesehatan
karyawan dan meningkatkan produktifitas karyawan; 3) mengurangi sampah, polusi maupun ancaman lingkungan lainnya.

Selain itu, juga perlu dilengkapi kebutuhan perlengkapan medis yang memenuhi SPM di Puskesmas.

4. Mendorong masyarakat mengembangkan budaya lokal untuk mendukung kesehatan

Masyarakat telah turun temurun memiliki cara untuk menjaga kesehatannya dan mengobati kesehatannya dengan obat tradisional. Potensi pengobatan
tradisional yang sudah mengakar kuat di masyarakat apabila tidak diwadahi maka akan ditangkap oleh pihak lain dan sangat mudah dikembangkan secara tidak
bertanggung jawab. Oleh karena itu, Kementrian Kesehatan Indonesia melalui Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1076/MENKES/SK/VII/2003 memaknai pengobatan tradisional sebagai salah satu upaya pengobatan dan/atau perawatan cara lain di luar ilmu kedokteran
dan/atau ilmu keperawatan, yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan. Kementrian Kesehatan juga mendorong
pengembangan obat tradisional dengan dibentuknya sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional (P3T). Pengembangan pengobatan
tradisional sebagai salah satu pelayanan kesehatan baik di rumah sakit maupun di puskesmas belum banyak dilaksanakan. Pengemb angan pengobatan
tradisional memiliki potensi yang besar untuk membangun jati diri masyarakat juga penting untuk mengantisipasi era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

Kendala utama dalam pengembangan Pengobatan Tradisional di Puskesmas dan RS adalah penganaktirian pengobatan tradisional dala m ranah pengobatan
medis. Hal tersebut dapat dimaklumi karena pengobatan tradisional berkembang dari kebijakan Timur (East wisdom) yang berakar dari hasil pengalaman secara
turun temurun, sementara ilmu medis berkembang dari kebijakan Barat (Western wisdom) yang berakar dari hasil peneli tian empiris. Pemahaman ini perlu
dikesampingkan mengingat pengembangan pengobatan tradisional mampu menjembatani hambatan komunikasi antara petugas medis dengan masyarakat.

5. Meningkatkan kesetaraan gender secara proporsional dalam bidang kesehatan

Menurut teori gender peran laki-laki dan perempuan didefinisikan oleh lingkungan di sekitarnya yang mengharapkan peran laki-laki sebagai pencari nafkah dan
peran perempuan dalam urusan domestik. Oleh karena itu urusan kesehatan yang erat kaitannya dengan makanan, kebiasaan hidup sehat, perawatan
merupakan urusan yang lebih dekat pada urusan domestik sehingga lebih banyak ditempelkan pada tugas perempuan atau seorang is tri. Diperlukan
pengarusutamaan perempuan dalam pembangunan kesehatan.

107
Beberapa permasalahan kesehatan sangat erat kaitannya dengan isu gender yakni kesehatan reproduksi, pemberantasan TBC, Malaria, HIV/AIDS, masalah
gizi masyarakat dan masalah santasi lingkungan.

a. Kesehatan reproduksi mulai dari kontrasepsi, hamil, melahirkan, dan nifas dianggap ranah perempuan, sementara kedudukan perempuan yang lebih rendah
daripada laki-laki menyulitkan perempuan untuk memilih yang terbaik bagi dirinya. Pemahaman tentang kesehatan reproduksi ini perlu diperkua t pada laki-
laki di samping pada perempuan.
b. Pemberantasan TBC, sangat erat kaitannya dengan stigma, sehingga lebih berat beban bagi seorang perempuan untuk memutuskan memeriksakan diri dan
mendapatkan pengobatan yang memadai. Sementara potensi perempuan untuk menularkan kepada anggota keluarga lainnya lebih besar karena interaksi
perempuan dengan anggota keluarga juga lebih tinggi. Pencarian kasus baru TB perlu lebih digalakkan pada perempuan.
c. Pemberantasan Malaria. Penyakit Malaria dampaknya lebih berat pada perempuan terutama pada masa maternal. Pencegahan Malaria perlu ditekankan
pada perempuan.
d. Penanggulangan HIV/AIDS, laki-laki pada umumnya tidak dianggap sebagai sumber penularan HIV/AIDS dan perempuan baik-baik dianggap tidak akan
tertular HIV/AIDS. Anggapan tersebut perlu diluruskan karena data membuktikan bahwa perempuan ibu rumah tangga biasa banyak yang tertular HIV/AIDS,
dengan sumber utama adalah suaminya.
e. Program perbaikan gizi masyarakat. Penyediaan makanan bergizi lebih diutamakan pada bapak dan anak laki -laki daripada ibu dan anak perempuan.
Padahal ibu dan anak perempuan yang mengalami masa maternal, sehingga resiko kematian ibu maternal lebih tinggi dan resiko stunt ing pada keturunan
lebih tinggi. Penelitian menunjukkan adalah masalah gizi ganda (adanya anggota keluarga yang overweight dan underweight) dalam satu rumah tangga
cenderung meningkat dari waktu ke waktu.
f. Sanitasi lingkungan perumahan sehari-harinya lebih banyak diperankan oleh perempuan, tetapi berbagai intervensi lebih banyak ditujukan pada laki -laki.
Diperlukan pelibatan perempuan dalam upaya peningkatan sanitasi lingkungan.

6. Meningkatkan aplikasi dan integrasi sistem informatika dalam kesehatan dengan menyelenggarakan Smart Health.

Smart Health menjadi inovasi untuk pemecahan permasalahan kesehatan yang kompleks dan membutuhkan respons yang cepat. Smart Health juga sejalan
dengan visi dan misi Bupati Terpilih dalam menciptakan smart Regency. Arah pengembangan Smart Health prinsip e-Health yang dikembangkan WHO yakni
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk kesehatan (http://www.who.int/ehealth/en/). Selain itu perkembangan sistem informasi menjadi suatu
keniscayaan untuk dikembangkan, dengan semakin banyaknya pemakaian gadget oleh masyarakat. Beberapa program yang disarankan u ntuk dilakukan di
sektor kesehatan meliputi:
108
a. Perijinan on line untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Sebagai contoh, pembuatan aplikasi berbasis web untuk mengajukan permohonan ijin
praktek profesi kesehatan, ijin pembukaan klinik kesehatan. Formulir dapat diisi secara on line, lokasi praktek yang diajukan didokumentasikan dalam
bentuk koordinat GPS untuk dipetakan dalam GIS (Geographic Information System), lampiran dapat discan dan diunggah oleh pengguna. Hanya langkah
verifikasi data perlu dilakukan langsung di Dinas Kesehatan.
b. Integrasi sistem informasi kesehatan di Kabupaten Sleman
i. Standarisasi aplikasi sistem informasi kesehatan Puskesmas di semua puskesmas di Kabupaten Sleman. Meskipun output dari berbagai aplikasi sistem
informasi puskesmas bisa disamakan tetapi, akan menyulitkan apabila perlu perubahan aplikasi karena adanya perubahan kebijakan, perubahan proses
bisnis serta terjadi inefisiensi pengelolaan aplikasi. Standarisasi ini juga memudahkan apabila ada mutasi pegawai antar puskesmas karena pegawai
telah terbiasa dengan sistem yang sama. Standarisasi juga memudahkan untuk mengintegrasikan sistem informasi di Dinas Kesehatan dengan Dinas-
dinas lainnya di pemerintahan Kabupaten Sleman. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian bersama dengan aparatur pemerintahan yang merancang
sistem informasi di tingkat Kabupaten Sleman agar memudahkan integrasi di kemudian hari.
ii. Pengembangan sistem informasi di rumah sakit yang mengarah pada integrasi sistem informasi dengan dinas kesehatan. Oleh karen a itu sistem
informasi kesehatan di rumah sakit perlu dikembangkan dengan unix identification number bagi pasien yang sama dengan yang digunakan di
Pemerintahan Kabupaten Sleman, yakni menggunakan NIK. Selanjutnya sistem informasi kesehatan di Rumah Sakit diintegrasikan dengan sistem
kesehatan di Dinas Kesehatan.
c. Pelayanan kesehatan berbasis mHealth atau mobile health, adalah pemanfaatan teknologi mobile phone dan peralatan wireless untuk mencapai tujuan
kesehatan masyarakat. WHO telah menetapkan bahwa mHealth dapat dikembangkan untuk efisiensi meningkatkan status kesehtan masyarakat (WHO,
2011). Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan misalnya:
i. Mengembangkan berbagai aplikasi promosi kesehatan sederhana yang membantu masyarakat mempelajari praktek hidup sehat. Misalny a
mengembangkan aplikasi sederhana cara Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) berbasis android yang dapat diunduh secara bebas oleh masyarakat.
ii. Sistem informasi fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan di Kabupaten Sleman berbasis android seperti google map yang memuat: lokasi fasilitas,
perkiraan waktu tempuh, yang dapat dipilih berdasarkan keparahan penyakit pasien (menurut penilaian pasien) dan alternatif pembiayaa nnya (JKN atau
out of pocket).
iii. SMS pengingat untuk pemeriksaan Ibu dan anak (K1, K4, dll), untuk pengobatan penyakit kronis (TB, HIV, hipertensi, diabetes, dll).
iv. Banyak lagi pilihan pengembangan mHealth yang dapat diadaptasikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman (WHO, 2011).

109
d. Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT)
SPGDT adalah sebuah sistem penanggulangan pasien gawat darurat yang terdiri dari unsur pelayanan pra Rumah Sakit, pelayanan di Rumah sakit, dan
antar Rumah sakit. Pelayanan berpedoman pada respon cepat yang menekankan time saving is live and limb saving yang melibatkan pelayanan oleh
masyarakat awam umum dan khusus, petugas medis, pelayanan ambulan gawat darurat dan sistem komunikasi.

3.2 Program dan Kegiatan


1. Program obat dan perbekalan kesehatan
2. Program upaya kesehatan masyarakat
3. Program pengawasan obat dan makanan
4. Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
5. Program perbaikan gizi masyarakat
6. Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
7. Program standarisasi pelayanan kesehatan
8. Program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita
9. Program peningkatan pelayanan kesehatan lansia
10. Program peningkatan pelayanan kesehatan

3.2.1. Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2018 dan Prakiraan Maju Tahun 2019
Program dan kegiatan yang direncanakan untuk dilaksanakan pada tahun 2018 dan Prakiraan Maju Tahun 2019 adalah sebagai berikut:
(sub bab ini diisi dengan Matrik Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2018 dan Prakiraan Maju Tahun 2019)

110
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2018
KABUPATEN SLEMAN

SKPD DINAS KESEHATAN


Indikator Kinerja SKPD
Jenis
Kode Rekening Urusan/Program/kegiatan Prioritas Daerah Sasaran Daerah Lokasi Pagu Indikatif (Rp) Prakiraan Maju Kegiatan Penanggung Keterangan
Hasil Program Keluaran Kegiatan (Output) Hasil Kegiatan jawab
Tolok Ukur Target Tolok Ukur Target Tolok Ukur Target APBD APBD Prop APBN DAK 1/2/3 1/2/3
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)

1.01.02.1.01.02.01 Urusan Pemerintahan 5.599.303.100,00 0,00 0,00 0,00 6.133.505.910,00


Bidang Kesehatan
1.01.02.1.01.02.01.01 Program Pelayanan Meningkatkan Meningkatnya Persentase 100 % 2.979.509.100,00 0,00 0,00 0,00 3.251.732.510,00
Administrasi Perkantoran tata kelola akuntabilitas pemenuhan
pemerintahan kinerja dan layanan
yang bersih dan keuangan daerah administrasi
efektif dan perkantoran
kualitas
pelayanan publik
1.01.02.1.01.02.01.01.007 Penyediaan jasa Kabupaten Pembayaran 67 orang Persentase tertib 100 % 514.550.000,00 0,00 0,00 0,00 540.277.500,00 Keg. sdg
administrasi keuangan Sleman Pengelola administrasi berjalan
anggaran/bendahara pengelola keuangan
pembayaran 35 orang
tunjangan Pengurus
barang
Pembayaran 7 orang
honorarium PPK,
Verifikator, dan
Pejabat
Penatausahaan
Barang
1.01.02.1.01.02.01.01.024 Penyediaan jasa Kabupaten Pembayaran Jasa 12 bln (2 Cakupan area akntor 100 % 785.766.000,00 0,00 0,00 0,00 864.342.600,00 Keg. sdg
keamanan dan Kebersihan Sleman Pelayanan orang) yang terjaga berjalan
kebersihan kebersihannya
pelayanan 25 orang
keamanan kantor
pembelian peralatan 1 paket jumlah laporan 0 laporan
kebersihan, bahan gangguan keamanan
pembersih di Lingkungan SKPD
pengadaan satpam 3 orang
outsourching
Penyediaan Jasa 2 UPT
Keamanan dan
Kebersihan Kantor
makanan minuman rapat
1.01.02.1.01.02.01.01.025 Penunjang pelayanan Kabupaten 39 kali Persentase 100 % 1.679.193.100,00 0,00 0,00 0,00 1.847.112.410,00 Keg. sdg
administrasi perkantoran Sleman makan minum tamu 17 kali pemenuhan berjalan
pengisian air minum kebutuhan bahan
13 kali
dan jasa administrasi
surat masuk
15000 surat perkantoran
surat keluar
20000 surat
ATK
1 paket
meterai 3000,
1500 buah
materai 6000
3500 buah
jasa paket dan pengiriman
12 bulan
cetak dan jilid
27 jenis
cetak dan jilid (spanduk)
6 buah
cetak dan jilid (buku)
250 buah
Penggandaan
330000 lembar
Pembayaran Langganan telepon
12
Pembayaran Langganan Air
12 bulan
pembayaran langganan listrik
12 bulan
pembayaran langganan surat 12 bulan
kabar (3 media lokal)
pembayaran langganan surat
kabar (2 media nasional)
12 bulan
perjalanan dinas dalam daerah
12 bulan
perjalanan dinas luar daerah
12 bulan
Penunjang Pelayanan 14 UPT
Administrasi Perkantoran

RKPD: DINAS KESEHATAN hal 1 dari 24

111
SKPD DINAS KESEHATAN
Indikator Kinerja SKPD
Jenis
Kode Rekening Urusan/Program/kegiatan Prioritas Daerah Sasaran Daerah Lokasi Pagu Indikatif (Rp) Prakiraan Maju Kegiatan Penanggung Keterangan
Hasil Program Keluaran Kegiatan (Output) Hasil Kegiatan jawab
Tolok Ukur Target Tolok Ukur Target Tolok Ukur Target APBD APBD Prop APBN DAK 1/2/3 1/2/3
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
1.01.02.1.01.02.01.02 Program peningkatan Meningkatkan Meningkatnya Persentase 75 % 1.828.448.000,00 0,00 0,00 0,00 2.011.292.800,00
sarana dan prasarana tata kelola akuntabilitas sarana dan
Aparatur pemerintahan kinerja dan prasarana
yang bersih dan keuangan daerah aparatur dalam
efektif dan kondisi baik
kualitas
pelayanan publik
1.01.02.1.01.02.01.02.033 Pemeliharaan rutin/berkala Kabupaten Pemeliharaan 12 bulna cakupan area kantor 100 % 1.828.448.000,00 0,00 0,00 0,00 2.011.292.800,00 Keg. sdg
gedung, kendaraan, Sleman rutin/berkala Gedung dalam kondisi baik berjalan
peralatan, mesin dan Kantor dan
Meubelair lingkungan Dinas
Kesehatan
Pemeliharaan 35 unit
kendaraan roda 2
pemeliharaan 14 unit
kendaraan roda 4
Perbaikan AC 14 unit
Perbaikan kipas 5 unit
angin
Perbaikan mesin 12 unit Persentase 100 %
ketik kendaraan dinas
Perbaikan wireless 2 unit dalam kondisi baik
Perbaikan LCD 4 unit
Perbaikan peralatan 35 unit
komputer
Perbaikan printer 21 unit
Perbaikan laptop 11 unit Persentase 80 %
Pemeliharaan 30 buah (kursi perlengkapan dan
meubelair meja) peralatan gedung
dalam kondisi baik
Pemeliharaan 2 unit
genset
Pengisian tabung 3 unit
pemadam kebakaran
Pemeliharaan 20 UPT
rutin/berkala gedung,
kendaraan,
peralatan, mesin dan
meubelair
1.01.02.1.01.02.01.05 Program peningkatan Memperkuat Meningkatnya Persentase 96 % 544.346.000,00 0,00 0,00 0,00 598.780.600,00
kapasitas sumber daya penegakan kualitas pengelolaan
aparatur hukum pelayanan publik kepegawaian
yang
dilaksanakan
tepat waktu
1.01.02.1.01.02.01.05.008 Pengelolaan dokumen Kabupaten Penilaian angka 16 jabfung Cakupan nakes 85 % 140.000.000,00 0,00 0,00 0,00 154.000.000,00 Keg. sdg
penilaian angka kredit Sleman kredit jabatan fungsional yang berjalan
jabatan fungsional fungsional menyelesaikan
DUPAK tepat waktu
Pendataan tenaga 1 dokumen Terwujudnya 100 %
kesehatan pengembangan
standar kompetensi
nakes

RKPD: DINAS KESEHATAN hal 2 dari 24

112
SKPD DINAS KESEHATAN
Indikator Kinerja SKPD
Jenis
Kode Rekening Urusan/Program/kegiatan Prioritas Daerah Sasaran Daerah Lokasi Pagu Indikatif (Rp) Prakiraan Maju Kegiatan Penanggung Keterangan
Hasil Program Keluaran Kegiatan (Output) Hasil Kegiatan jawab
Tolok Ukur Target Tolok Ukur Target Tolok Ukur Target APBD APBD Prop APBN DAK 1/2/3 1/2/3
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
1.01.02.1.01.02.01.05.009 Pengelolaan kepegawaian Kabupaten Pengiriman Peserta 3 peserta persentase 100 % 404.346.000,00 0,00 0,00 0,00 444.780.600,00 Keg. sdg
dan peningkatan kapasitas Sleman Kursus pengelolaan berjalan
pegawai Pengiriman Peserta 6 peserta kepegawaian yang
Bimbingan Teknis dilaksanakan tepat
wakt dan sesuai
Pengiriman Peserta 3 peserta
dengan peraturan
Diklat
perundangan yang
Pengiriman peserta 4 peserta berlaku
seminar/ lokakarya
Monitoring 2 kali
kedisiplinan pegawai
pembinaan pegawai 2 jenis
Berkas usulan 2 periode
kenaikan pangkat
terselesaikan tepat
waktuv
Tenaga kesehatan 4 kategori
teladan di tingkat
Kabupaten
Pegawai Dinas 5 kategori
Kesehatan Teladan
SK Kenaikan Gaji 60 hari
Berkala sebe,um TMT
terselesaikan tepat
waktu
Pegawai 2 jenis
mendapatkan
pendidikan dan
pelatihan
Usulan Tugas 2 jenis
belajar dan izin
belajar diproses
sesuai prosedur
pegawai BLUD 5 jenis
Laporan presensi 12 bulan
tersusun setiap
bulan
Dokumen nominatif/ 1 dokumen
bezzeting pegawai
yang tersusun
Pegawai yang 1 dokuemn
tersusun
Standar Kompetensi 1 dokumen
Pegawai yang
tersusun
Sasaran Kerja 999 pegawai
Pegawai (SKP)
tersusun bagi setiap
pegawai
dokumen evaluasi 1 dokumen
jabatan
1.01.02.1.01.02.01.06 Program peningkatan Meningkatkan Meningkatnya Persentase 100 % 247.000.000,00 0,00 0,00 0,00 271.700.000,00
pengembangan sistem tata kelola akuntabilitas pelaporan
pelaporan capaian pemerintahan kinerja dan capaian
kinerja dan keuangan yang bersih dan keuangan daerah kinerja dan
efektif dan keuangan
kualitas dilaksanakan
pelayanan publik tepat waktu

RKPD: DINAS KESEHATAN hal 3 dari 24

113
SKPD DINAS KESEHATAN
Indikator Kinerja SKPD
Jenis
Kode Rekening Urusan/Program/kegiatan Prioritas Daerah Sasaran Daerah Lokasi Pagu Indikatif (Rp) Prakiraan Maju Kegiatan Penanggung Keterangan
Hasil Program Keluaran Kegiatan (Output) Hasil Kegiatan jawab
Tolok Ukur Target Tolok Ukur Target Tolok Ukur Target APBD APBD Prop APBN DAK 1/2/3 1/2/3
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
1.01.02.1.01.02.01.06.001 Penyusunan laporan Kabupaten Laporan realisasi 12 dok Cakupan 100 % 111.000.000,00 0,00 0,00 0,00 122.100.000,00 Keg. sdg
capaian kinerja dan ikhtisar Sleman fisik (RFK) dan penyampaian berjalan
realisasi kinerja SKPD Keuanagan laporan bulanan
Penyusunan Monev 12 bulan maksimal tgl 10 bln
Bulanan berikutnya
Laporan tahunan 1 dok
2017 (n-1)
Lakip 2017 (n-1) 1 dok
Laporan capaian 4 dok
indikator kinerja
sasaran per tribulan
dalam e sakip tahun
berjalan
Penyusunan Monev 1 dok Persentase 100 %
Bulanan dan District kesesuaian dokumen
Health Account 2017 perencanaan dengan
dokumen perjanjian 1 dok peraturan
kinerja tahun 2018 perundang-undangan
yang berlaku
Dokumen 1 dok
Pengendalian dan
evaluasi terhadap
kebijakan Renja
SKPD
Dokumen 1 dok
Pengendalian dan
evaluasi terhadap
kebijakan Renstra
SKPD
Dokumen 1 dok
Pengendalian dan
evaluasi terhadap
hasil Renja SKPD
(form i5 )
Dokumen evaluasi 1 dok
terhadap hasil
Renstra SKPD (form
H4)
1.01.02.1.01.02.01.06.005 Penyusunan perencanaan Kabupaten Dokumen renja th 1 dokumen Persentase dokumen 100 % 100.000.000,00 0,00 0,00 0,00 110.000.000,00 Keg. sdg
kerja SKPD Sleman 2019 perencanaan SKPD berjalan
Dokumen perubahan 1 doukumen yang tepat waktu
renja tahun 2018 sesuai dengan
tahapan
RKA Tahun 2019 1 dokumen
perencanaan sesuai
RKA Perubahan th 1 doukumen peraturan
2018 perundang-undangan
DPA Perubahan th 1 dokumen yang berlaku
2018
DPA 1 dokumen
1.01.02.1.01.02.01.06.007 Penyusunan profil data Kabupaten Buku Profil 1 dokumen Persentase 100 % 36.000.000,00 0,00 0,00 0,00 39.600.000,00 Keg. sdg
Sleman Kesehatan SKPD keterseediaan data berjalan
perencanaan dan
buku sekilas info 1 dokumen
evaluasi
Dinas Pembangunan
pembangunan
Kesehatan
daerah.
1.01.02.1.01.02.01.15 Program Obat dan Meningkatkan Meningkatnya Ketersediaan 95 % 5.236.054.500,00 0,00 0,00 2.000.000.000,00 5.759.659.950,00
Perbekalan Kesehatan kualitas hidup kualitas jenis obat
masyarakat kesehatan menurut kelas
masyarakat terapi

RKPD: DINAS KESEHATAN hal 4 dari 24

114
SKPD DINAS KESEHATAN
Indikator Kinerja SKPD
Jenis
Kode Rekening Urusan/Program/kegiatan Prioritas Daerah Sasaran Daerah Lokasi Pagu Indikatif (Rp) Prakiraan Maju Kegiatan Penanggung Keterangan
Hasil Program Keluaran Kegiatan (Output) Hasil Kegiatan jawab
Tolok Ukur Target Tolok Ukur Target Tolok Ukur Target APBD APBD Prop APBN DAK 1/2/3 1/2/3
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
1.01.02.1.01.02.01.15.002 peningkatan pemerataan Kabupaten Obat dan perbekalan 25 Puskesmas Tidak ada Obat yg 90 % 68.041.000,00 0,00 0,00 0,00 74.845.100,00 Keg. sdg
obat dan pembekalan Sleman kesehatan dikelola rusak dan berjalan
kesehatan dengan baik dan terpenuhinya
benar. kebutuhan obat utk
Kebutuhan obat 12 bulan puskesmas
untuk pelayanan di
Puskesmas.
Laporan Kebutuhan 2 dokumen
obat dan alat
kesehatan di UPT
POAK
Obat dan ALKES 12 bulan
secara merata ke 25
Puskesmas di
Sleman
1.01.02.1.01.02.01.15.005 peningkatan mutu dan Kabupaten Obat, utk pelayanan 100 obat Cakupan 95 % 5.168.013.500,00 0,00 0,00 2.000.000.000,00 5.684.814.850,00 Keg. sdg
penggunaan obat Sleman kesehatan dasar ketersediaan obat berjalan
perbekalan kesehatan menurut kelas terapi
reagen 10 jenis Sarana kefarmasian 60 %
menyelenggarakan
pelayanan
kefarmasian sesuai
standar
perbekalan 20 jenis Masyarakat mampu 25 %
kesehatan habis memilih dan
pakai menggunakan obat/
Pengawasan dan 200 sarana obat tradisional dan
pembinan kosmetik yang
penyelenggaraan memenuhi syarat
pelayanan
kefarmasian
Sosialisasi 5 kali
pengamanan
penggunaan
obat/obat tradisional
dan kosmetik
1.01.02.1.01.02.01.16 Program Upaya Meningkatkan Meningkatnya Cakupan 79 %; 46.504.223.500,00 0,00 0,00 32.980.419.000,00 51.154.645.850,00
Kesehatan Masyarakat kualitas hidup kualitas penduduk 55.42 per
masyarakat kesehatan yang menjadi 100.000
masyarakat peserta kelahiran
Jaminan hidup;
Kesehatan ; 4.23 per
Menurunnya 1000
AKI; kelahir-an
Menurunnya hidup; 90
AKB ; %; 15 %;
Persentase 96 %; 95
desa stop %
buang air
besar
sembarangan
(BABS) ;
Persentase
desa Sanitasi
total berbasis
masyarakat
(STBM) ;
Persentase
TTU yang
memenuhi
syarat
kesehatan ;
Persentase
angka bebas
jentik

RKPD: DINAS KESEHATAN hal 5 dari 24

115
SKPD DINAS KESEHATAN
Indikator Kinerja SKPD
Jenis
Kode Rekening Urusan/Program/kegiatan Prioritas Daerah Sasaran Daerah Lokasi Pagu Indikatif (Rp) Prakiraan Maju Kegiatan Penanggung Keterangan
Hasil Program Keluaran Kegiatan (Output) Hasil Kegiatan jawab
Tolok Ukur Target Tolok Ukur Target Tolok Ukur Target APBD APBD Prop APBN DAK 1/2/3 1/2/3
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
1.01.02.1.01.02.01.16.002 Pemeliharaan dan Kabupaten Pelayanan 12 bulan Cakupan penduduk 79 % 29.270.795.400,00 0,00 0,00 1.937.539.000,00 32.197.874.940,00 Keg. sdg NANGKIS
pemulihan kesehatan Sleman Ambulance Jenazah yang menjadi peserta berjalan
bagi masyarakat Jaminan Kesehatan
miskin di kabupaten
Sleman
Pelayanan 64.931 jiwa
kesehatan
Penduduk miskin
dan rentan miskin (
PBI APBD )
Pelayanan 34.736 jiwa
kesehatan bagi :
perangkat desa,
keluarga perangkat
desa, tenaga
honorer,
Linmas/hansip, GTT,
Kader LKM/NKM,
Kader Sosial, Kader
Posyandu, Kader
KB/IMP, Bayi Baru
Lahir, Mandiri (
PBPU - Pekerja
Bukan Pnerima
Upah )
Pembinaan 7 kali Cakupan pelayanan 100 %
pelayanan jaminan kesehatan dasar
kesehatan maskin
Monev 25 lokasi
Penanggulangan
kecurangan JKN
Pembinaan dan 5 kali
evaluasi laporan
Jamkes
Jampersal (DAK) 25 puskesmas

RKPD: DINAS KESEHATAN hal 6 dari 24

116
SKPD DINAS KESEHATAN
Indikator Kinerja SKPD
Jenis
Kode Rekening Urusan/Program/kegiatan Prioritas Daerah Sasaran Daerah Lokasi Pagu Indikatif (Rp) Prakiraan Maju Kegiatan Penanggung Keterangan
Hasil Program Keluaran Kegiatan (Output) Hasil Kegiatan jawab
Tolok Ukur Target Tolok Ukur Target Tolok Ukur Target APBD APBD Prop APBN DAK 1/2/3 1/2/3
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
1.01.02.1.01.02.01.16.003 Pengadaan, peningkatan Kabupaten Penambahan 1 unit Cakupan bangunan 40 % 10.578.827.000,00 0,00 0,00 18.478.403.000,00 11.636.709.700,00 Keg. sdg
dan perbaikan sarana dan Sleman ruangan Puskesmas puskesmas rawat berjalan
prasarana puskesmas dan (apbd/Pusk Depok II) inap
jaringannya Penambahan 2 unit
ruangan Puskesmas
(DAK) /(Ngaglik II,
Ngemplak II)
Rehabilitasi 1 unit
puskesmas
pembantu ( pustu
catur harjo)
Relokasi pustu 1 unit
(pustu Bangun kerto
)
Pengadaan IPAL 12 unit Cakupan bangunan 81 %
Puskesmas ( DAK ) puskesmas
Pengadaan alat 1 paket pembantu sesuai
kesehatan standar
Puskesmas dan
Pustu (( Ngaglik II,
Negmplak II, Depok
II, Pustu Caturharjo,
pustu Bangun kertro)
Pengadaan Genset 6 unit
(DAK)
Ambulance untuk 1 unit
PSC ( Public service
Center )( DAK )
Pengadaan alat 9 unit Cakupan sarana dan 95 %
kesehatan dana prasarana kesehatan
DAK :autoclave puskesmas sesuai
Pengadaan alat 10 unit standar
kesehatan dana
DAK
:Opthalmoscope
Pengadaan alat 2 unit
kesehatan dana
DAK : kursi gigi
Pengadaan alat 3 unit
kesehatan dana
DAK Peralatan
laboratorium :
hematology analizer
Pengadaan alat 14 unit Cakupan jenis alat 92 %
kesehatan dana ukur di puskesmas
DAK (Peralatan yang terkaliberasi
laboratorium
:spektrofotometer
Pengadaan alat 11 unit
kesehatan dana
DAK (Peralatan
laboratorium
:Mikroscope
Laboratorium 1 paket
lingkungan
/labkes(APBD)
Pengadaan 2 unit
Ambulance
Pengadaan Sepeda 3 unit
motor R 3

RKPD: DINAS KESEHATAN hal 7 dari 24

117
SKPD DINAS KESEHATAN
Indikator Kinerja SKPD
Jenis
Kode Rekening Urusan/Program/kegiatan Prioritas Daerah Sasaran Daerah Lokasi Pagu Indikatif (Rp) Prakiraan Maju Kegiatan Penanggung Keterangan
Hasil Program Keluaran Kegiatan (Output) Hasil Kegiatan jawab
Tolok Ukur Target Tolok Ukur Target Tolok Ukur Target APBD APBD Prop APBN DAK 1/2/3 1/2/3
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
1.01.02.1.01.02.01.16.006 revitalisasi sistem Kabupaten Penilain Survailans 2 Dinas 1, Cakupan puskesmas 100 % 1.200.483.000,00 0,00 0,00 1.068.000.000,00 1.320.531.300,00 Keg. sdg
kesehatan Sleman SMM ISO 9001:2008 UPT 1 yang terakreditasi berjalan
Pembinaan 2 Dinas 1 UPT
penerapan SMM ISO 1
Jumlah Auditor 25 orang
Internal yang dilatih
SMM
Jumlah Puskesmas 26 UPT
yang mengikuti
refresing akreditasi
Monev akreditasi di 2 kali
25 puskesmas
Jumlah puskesmas 25 pusk Cakupan puskesmas 56 %
yang di usulkan yang naik status
sertifikasi dalam akreditasinya dari
standart akreditasi dasar ke madya
Maintenance 26 pusk &
akreditasi UPT
puskesmas dan UPT
Pendampingan 25 pusk
akreditasi
puskesmas ( DAK)
Perbup perizinan di 1 perbup
bidang kesehatan
Jumlah pengkajian 2 peraturan
peraturan tentang
perizinan

RKPD: DINAS KESEHATAN hal 8 dari 24

118
SKPD DINAS KESEHATAN
Indikator Kinerja SKPD
Jenis
Kode Rekening Urusan/Program/kegiatan Prioritas Daerah Sasaran Daerah Lokasi Pagu Indikatif (Rp) Prakiraan Maju Kegiatan Penanggung Keterangan
Hasil Program Keluaran Kegiatan (Output) Hasil Kegiatan jawab
Tolok Ukur Target Tolok Ukur Target Tolok Ukur Target APBD APBD Prop APBN DAK 1/2/3 1/2/3
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
1.01.02.1.01.02.01.16.009 Peningkatan kesehatan Kabupaten Data PWS KIA 12 bulan cakupan pelayanan 100 % 648.740.800,00 1.000.000.000,00 0,00 11.496.477.000,00 713.614.880,00 Keg. sdg
masyarakat Sleman Audit maternal 6 kali kesehatan remaja berjalan
perinatal
Sosialisasi 3 kali
rekomendasi AMP
(penyebab kematian
ibu/bayi)
Bimtek sistem 25 Puskesmas Menurunya AKI 55.42 per
pencatatan 100.000
pelaporanan data kelahiran
Kesga hidup
Jumlah FKTP 30 Faskes
mampu memberikan
pelayanan IVA test
Evaluasi manual 2 kali
rujukan
Jumlah Faskes yang 45 Faskes cakupan kompliksi 100 %
menyelenggarakan kebidanan yang
kelas ibu hamil ditangani
Sosialisasi program 2 kali
KIA
Jumlah kecamatan 17 kec
yang melaksanakan
program PKK KB
Kes.
Peringatan hari 1 kali cakupan kunjungan 96 %,
Lansia Nasional ibu hamil K4, 97%, 92%,
cakupan pertolongan 82%
persalinan oleh
BOK 25 pusk nakes yg memiliki
kopetensi kebidanan,
Kelas Ibu Hamil ( 4 desa cakupan pelayanan
PUPM Kalasan ) nifas, cakupan
peserta KB aktif
Pelatihan pijat bayi 1 desa Cakupan kunjungan 72 %
dan syaraf ( PUPM Lansia
Kalasan Desa
Tamanmartani )
Pelatihan baby sitter 1 desa
dan perawatan
orang jompo ( PUPM
Kalasan desa
Tamanmartani )
Data PWS KB 12 bulan
Pembinaan lomba 1 kecamatan
kesatuan gerak PKK
KB Kes.

RKPD: DINAS KESEHATAN hal 9 dari 24

119
SKPD DINAS KESEHATAN
Indikator Kinerja SKPD
Jenis
Kode Rekening Urusan/Program/kegiatan Prioritas Daerah Sasaran Daerah Lokasi Pagu Indikatif (Rp) Prakiraan Maju Kegiatan Penanggung Keterangan
Hasil Program Keluaran Kegiatan (Output) Hasil Kegiatan jawab
Tolok Ukur Target Tolok Ukur Target Tolok Ukur Target APBD APBD Prop APBN DAK 1/2/3 1/2/3
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
1.01.02.1.01.02.01.16.012 Peningkatan pelayanan Kabupaten Monitoring 2 kali (25 Cakupan orang yang 220 orang 371.215.500,00 0,00 0,00 0,00 408.337.050,00 Keg. sdg
dan penanggulangan Sleman Pelaksanaan Pos pusk) terlatih berjalan
masalah kesehatan Kesehatan 24 jam penanggulangan
Idul Fitri dan Natal bencana
(di luar jam kerja)
PPPK pada kegiatan 91 kali (25
peringatan hari pusk)
besar
Pembinaan Program 25 kali
ke Puskesmas
Pelayanan 25 Puskesmas Cakupan kunjungan 155 %
rehabilitasi medik rawat jalan gigi
Bimtek penanganan 6 kali (300 0rg)
bencana dan gadar
bagi masyarakat
Bimtek kesehatan 2 kali
gigi dan mulut bagi
Petugas Puskesmas
Binmtek kesehatan 2 kali Cakupan kunjungan 2%
gigi dan mulut bagi kasus penyakit mata
kader di Puskesmas
Bimtek kesehatan 2 kali
indera bagi Petugas
Puskesmas
Bimtek kesehatan 2 kali
indera bagi Kader
Bimtek Perkesmas 2 kali Cakupan kunjungan 2%
bagi petugas rumah keluarga
Penyuluhan 5 desa rawan
kesehatan bagi
disabilitas (PUPM
Kec. Mlati)
P3K ( PUPM 1 kecamatan 4
Kalasan ) desa
Pelayanan PPPK, 25 Puskesmas
kegawatdaruratan
dan kesiapsiagaan
bencana
1.01.02.1.01.02.01.16.013 Penyediaan biaya Kabupaten Penyediaan biaya 25 puskesmas Meningkatnya 100 % 3.036.895.450,00 0,00 0,00 0,00 3.340.584.995,00 Keg. sdg
operasional dan Sleman operasional dan pelayanan kesehatan berjalan
pemeliharaan pemeliharaan masayarakat

RKPD: DINAS KESEHATAN hal 10 dari 24

120
SKPD DINAS KESEHATAN
Indikator Kinerja SKPD
Jenis
Kode Rekening Urusan/Program/kegiatan Prioritas Daerah Sasaran Daerah Lokasi Pagu Indikatif (Rp) Prakiraan Maju Kegiatan Penanggung Keterangan
Hasil Program Keluaran Kegiatan (Output) Hasil Kegiatan jawab
Tolok Ukur Target Tolok Ukur Target Tolok Ukur Target APBD APBD Prop APBN DAK 1/2/3 1/2/3
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
Pemantauan jentik berkala bagi
1.01.02.1.01.02.01.16.014 Penyelenggaraan Kabupaten institusi
25 pusk Angka Bebas Jentik 95 % 1.397.266.350,00 1.000.000.000,00 0,00 0,00 1.536.992.985,00 Keg. sdg &nbsp;
penyehatan lingkungan Sleman Pemeriksaan Air bersih ( Bakteri
200 sampel (ABJ) institusi berjalan
dan Kimia )
Pemeriksaan Air Minum
Bakteriologis
300 sampel
Pemeriksaan Air Minum Kimia
300 sampel
Pemeriksaan Rujukan ke BTKL
25 sampel
Pembinaan penyehatan air
2 kali Kualitas air 100 %
Bimtek kualitas air minum 2 kali memenuhi syarat
pedesaan
Pembinaan kesehatan kerja
4 kali
Pembinaan lingkungan
Fasyankes
2 kali
Monev limbah medis bagi
4 kali
Pasyankes
Pengadaan Chlorindefuser
500 buah Cakupan TTU 85 %
Pengadaan Safetybok 1000 buah Memenuhi Syarat
Fasilitasi Pelaksanaan STBM
20 desa
pemeriksaan cholinesterase
1 kali
Monev Klinik Sanitasi
2 kali
Fasilitasi Tim pembina
Kabupaten Sehat
6 kali Cakupan desa yang 86 desa
Fasilitasi Forum kabupaten sehat
6 kali melaksanakan STBM
tingkat Kabupaten
Fasilitasi Forum kabupaten sehat
17 kec
Fasilitasi Forkom desa Sehat 17 kec
/Pokja Kabupaten Sehat
Hasil evaluasi pengembangan
Kabupaten Sehat
1 dokumen
Jejaring Pengembangan
Kabupaten Sehat
2 kali Cakupan rumah 85 %
Evaluasi kegiatan Lingkungan
17 lok memenuhi syarat
Bersih Sehat (LBS)
Tes Kebugaran
200 orang
Pembinaan POS UKK
25 lokasi
Pelatihan penguatan
kelembagaan PAMDES ( PUPM
4 desa
Turi )
Pemicuan STBM ( PUPM
1 desa
Kalasan )
Pemeriksaan rumah sehat (
PUPM Kalasan )
4 desa
1.01.02.1.01.02.01.17 Program Pengawasan Meningkatkan Meningkatnya Pengawasan 77 % 546.724.500,00 0,00 0,00 0,00 601.396.950,00
Obat dan Makanan kualitas hidup kualitas dan
masyarakat kesehatan pengendalian
masyarakat obat dan
makanan

RKPD: DINAS KESEHATAN hal 11 dari 24

121
SKPD DINAS KESEHATAN
Indikator Kinerja SKPD
Jenis
Kode Rekening Urusan/Program/kegiatan Prioritas Daerah Sasaran Daerah Lokasi Pagu Indikatif (Rp) Prakiraan Maju Kegiatan Penanggung Keterangan
Hasil Program Keluaran Kegiatan (Output) Hasil Kegiatan jawab
Tolok Ukur Target Tolok Ukur Target Tolok Ukur Target APBD APBD Prop APBN DAK 1/2/3 1/2/3
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
1.01.02.1.01.02.01.17.001 peningkatan Kabupaten Sosialisasi 150 orang Makanan yang 100 % 181.124.500,00 0,00 0,00 0,00 199.236.950,00 Keg. sdg
pemberdayaan Sleman kesehatan & beredar di berjalan
konsumen/masyarakat keamanan pangan masyarakat
dibidang obat dan Bimtek keamanan 240 orang memenuhi
makanan pangan bagi IRT persyaratan
kesehatan,
Bimtek higiene 60 orang
keamanan dan mutu
sanitasi pangan siap
pangan
saji
Pemantauan 4 kali
peredaran makanan
Pemeriksaan sampel 250 sampel
makanan
Audit kasus 2 kali
keracunan makanan
Implementasi sistem 1 paket
online sertifikasi
pangan
Stikerisasi makanan 4 desa
jajanan dan
pembinaan tempat
pengelolaan
makanan ( PUPM
Kalasan )
Industri Rumah 1 desa
Tangga ( PUPM
Kalasan Desa
Tirtomartani )
1.01.02.1.01.02.01.17.003 peningkatan kapasitas Kabupaten Alat laboratorium 10 jenis meningkatnya 80 % 365.600.000,00 0,00 0,00 0,00 402.160.000,00 Keg. sdg
laboraturium pengawasan Sleman dan peralatan kerja kualiats makanan di berjalan
obat dan makanan Bahan kima dan 20 jenis masyarakat
bahan laboratorium
1.01.02.1.01.02.01.19 Program Promosi Meningkatkan Meningkatnya Persentase 55 % 1.408.690.600,00 0,00 0,00 0,00 1.549.559.660,00
Kesehatan dan kualitas hidup kualitas rumah tangga
Pemberdayaan masyarakat kesehatan yang
masyarakat masyarakat menerapkan
Pola Hidup
Bersih dan
Sehat (PHBS)
1.01.02.1.01.02.01.19.001 Pengembangan media Kabupaten Pameran Potensi 1 kali Cakupan Penduduk 52.5 % 623.644.000,00 0,00 0,00 0,00 686.008.400,00 Keg. sdg
promosi dan informasi Sleman Pembangunan BerPerilaku Hidup berjalan
sadar hidup sehat Terbitnya majalah 2 edisi Sehat
kesehatan
Cetak media 1 paket
promkes
Pengembangan 3 paket
Media Promkes: a.
Iklan Layanan
Masyarakat
(Animasi/ Infografik)
Dialog Interaktif 1 paket
Radiospot 8 paket

RKPD: DINAS KESEHATAN hal 12 dari 24

122
SKPD DINAS KESEHATAN
Indikator Kinerja SKPD
Jenis
Kode Rekening Urusan/Program/kegiatan Prioritas Daerah Sasaran Daerah Lokasi Pagu Indikatif (Rp) Prakiraan Maju Kegiatan Penanggung Keterangan
Hasil Program Keluaran Kegiatan (Output) Hasil Kegiatan jawab
Tolok Ukur Target Tolok Ukur Target Tolok Ukur Target APBD APBD Prop APBN DAK 1/2/3 1/2/3
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
1.01.02.1.01.02.01.19.002 Penyuluhan masyarakat Kabupaten Workshop PHBS 1 kali Cakupan Penduduk 55 % 785.046.600,00 0,00 0,00 0,00 863.551.260,00 Keg. sdg
pola hidup sehat Sleman menuju keluarga BerPerilaku Hidup berjalan
sehat Sehat
Pendataan PHBS 5 tatanan
Peringatan Hari 1 kali
Tanpa Tembakau
Sedunia
Jambore Kader 1 kali
Kesehatan
Pembinaan SBH 6 kali Cakupan PHBS 70 %
Profil Promkes 1 dokumen Institusi Pendidikan
Klasifikasi Biru
Pembinaan TOGA 5 kali
Pembinaan PHBS 4 jenjang
Pendidikan
Forkom TP UKS 1 kegiatan Cakupan Desa Siaga 100 %
Workshop Desa 1 kali Aktif
Siaga
Pembinaan Desa 86 bidan desa
Siaga
Penguatan 5 kali
Kelembagaan Kader
Desa Siaga
Pembinaan 4 kali Cakupan Posyandu 39 %
Poskestren balita mandiri
Pelatihan kader 1 desa
bidang Pendidikan,
Kesehatan dan
Sosial (Pengelolaan
Desa Siaga) ( PUPM
Moyudan Desa
Sumberrahayu)
Pembinaan UKS ( 30 orang
PUPM Sleman )
Penyuluhan PHBS ( 6 desa
PUPM Ngaglik )
Pendataan PHBS ( 4 desa
PUPM Kalasan )
Pelatihan Kader GSI 5 desa
( PUPM
Cangkringan )
1.01.02.1.01.02.01.20 Program Perbaikan Gizi Meningkatkan Meningkatnya Status balita 0.43 %; 645.569.000,00 0,00 0,00 0,00 710.125.900,00
Masyarakat kualitas hidup kualitas gizi buruk ; 12 %
masyarakat kesehatan Cakupan balita
masyarakat pendek dan
sangat pendek

RKPD: DINAS KESEHATAN hal 13 dari 24

123
SKPD DINAS KESEHATAN
Indikator Kinerja SKPD
Jenis
Kode Rekening Urusan/Program/kegiatan Prioritas Daerah Sasaran Daerah Lokasi Pagu Indikatif (Rp) Prakiraan Maju Kegiatan Penanggung Keterangan
Hasil Program Keluaran Kegiatan (Output) Hasil Kegiatan jawab
Tolok Ukur Target Tolok Ukur Target Tolok Ukur Target APBD APBD Prop APBN DAK 1/2/3 1/2/3
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
1.01.02.1.01.02.01.20.003 penanggulangan kurang Kabupaten Workshop 1 kali Prevalensi status 0.43 % 534.254.000,00 0,00 0,00 0,00 587.679.400,00 Keg. sdg ARGNANGKIS
energi protein (KEP), Sleman Pemantauan Status balita gizi buruk berjalan
anemia gizi besi, gangguan Gizi (PSG)
akibat kurang yodium Desiminasi hasil 1 kali Prevalensistatus 12 %
(GAKY), kurang vit A dan PSG balita stunting
kekurangan zat gizi mikro (pendek dan sangat
lainnya pendek) anak baduta
(persen)
Bimtek PMBA untuk 24 orang Prevalensi balita 3.5 %
Bides wasting (kurus dan
sangat kurus) anak
balita
Workshop 2 kali Cakupan Rumah 98.5 %
Percepatan Tangga
Perbaikan Gizi mengkonsumsi
dalam rangka garam beryodium
penanganan
masalah gizi
Seminar 1 kali Cakupan balita 9900 %
Micronutrien Gizi mendapat Vit A 2
X/tahun
Bimtek Pemberian 90 orang Bayi usia kurang dari 83 %
Makan Bayi dan 6 bulan yang
Anak Balita bagi mendapat ASI
tenaga kesehatan eksklusif
Bimtek tatalaksana 100 orang Ibu hamil yang 98 %
gizi buruk mendapat Tablet
Tambah Darah (TTD)
90 tablet selama
masa kehamilan
Workshop 1 kali Prevalensi anemia 9%
penyusunan pada ibu hamil
instrumen surveilans (persen)
gizi
Bimtek pemantauan 35 orang Remaja puteri yang 25 %
pertumbuhan mendapat Tablet
Bimtek surveilans 4 kali Tambah Darah (TTD)
gizi
Pengadaan PMT 350 anak &
Balita dan Bumil 160 orang
Monev pemberian 2 kali
tablet tambah darah
bagi remaja putri
Pemberian 50 orang
tambahan makanan
dan vitamin Bumil
dan balita ( PUPM
Minggir
Pelatihan kader 4 desa
PMBA ( PUPM
Kalasan )

RKPD: DINAS KESEHATAN hal 14 dari 24

124
SKPD DINAS KESEHATAN
Indikator Kinerja SKPD
Jenis
Kode Rekening Urusan/Program/kegiatan Prioritas Daerah Sasaran Daerah Lokasi Pagu Indikatif (Rp) Prakiraan Maju Kegiatan Penanggung Keterangan
Hasil Program Keluaran Kegiatan (Output) Hasil Kegiatan jawab
Tolok Ukur Target Tolok Ukur Target Tolok Ukur Target APBD APBD Prop APBN DAK 1/2/3 1/2/3
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
1.01.02.1.01.02.01.20.004 pemberdayaan masyarakat Kabupaten Bimtek Konselor ASI 1 kali Prevalensi balita 0.43 % 111.315.000,00 0,00 0,00 0,00 122.446.500,00 Keg. sdg
untuk pencapaian keluarga Sleman status gizi buruk berjalan
sadar gizi Lomba Ibu ASI 1 kali Prevalensi balita 12 %
stunting (Pendek dan
sangat pendek)
Lomba Posyandu 1 kali Persentase bayi baru 83 %
lahir mendapat
Inisiasi Menyusu Dini
(IMD)
Bimtek model 25 orang Meningkatnya 81.66 %
pemberdayaan persentase bayi usia
masyarakat kurang dari 6 bulan
penanganan yang mendapat ASI
kekuarngan gizi eksklusif
Sosialisasi model 1 kali Persentase ibu hamil 98 %
pemberdayaan yang mendapat
masyarakat Tablet Tambah
penanganan Darah (TTD) 90
kekurangan gizi tablet selama masa
kehamilan
Pembinaan dan 12 orang Prevalensi balita 3.5 %
pengawasan wasting (kurus)
program IMD dan
ASI eksklusif
Lomba balita sehat ( 4 desa Pencapaian Keluarga 81
PUPM Kalasan ) Sadar Gizi
1.01.02.1.01.02.01.22 Program Pencegahan Meningkatkan Meningkatnya Pengendalian 100 %; 80 3.260.327.300,00 0,00 0,00 0,00 3.586.360.030,00
dan Penanggulangan kualitas hidup kualitas penyakit %
Penyakit Menular masyarakat kesehatan menular ;
masyarakat Pengendalian
penyakit tidak
menular

RKPD: DINAS KESEHATAN hal 15 dari 24

125
SKPD DINAS KESEHATAN
Indikator Kinerja SKPD
Jenis
Kode Rekening Urusan/Program/kegiatan Prioritas Daerah Sasaran Daerah Lokasi Pagu Indikatif (Rp) Prakiraan Maju Kegiatan Penanggung Keterangan
Hasil Program Keluaran Kegiatan (Output) Hasil Kegiatan jawab
Tolok Ukur Target Tolok Ukur Target Tolok Ukur Target APBD APBD Prop APBN DAK 1/2/3 1/2/3
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
Jumlah dusun yang dipantau
1.01.02.1.01.02.01.22.005 Pelayanan pencegahan Kabupaten angka bebas jentik
12 lokasi Angka kesakitan 50 er 2.494.192.050,00 0,00 0,00 0,00 2.743.611.255,00 Keg. sdg ARG
dan penanggulangan Sleman Pemeriksaan serologi Antraks 200 sampel (6 DBD per 100.000 100.000 berjalan
penyakit menular dan pes, Penyuluhan penyakit penduduk pddk
Bersumber Binatang lokasi, 1
(P2B2),Penyuluhan Antraks dan
Penyuluhan Pes Lokasi ,1
Lokasi
Audit kematian
4 kasus Angka kematian DBD 1%
Cetak Leaflet, format laporan, 4000 leaflet, 8
kartu PJB perumahan, Form PJB
1 dan 2 rim, 3000 lmbr,
8 rim, 15 rim
Pemantauan jentik oleh kader
1020 kader Pemantauan daerah 100 %
Pembelian perangkap, kantong 400 buah, 600 terancam
dan umpan tikus
buah, 1200
buah
Pelayanan Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit
5 desa (200 Angka kesakitan 1 per
Menular anak) malaria per 1.000 1.000
Penyemprotan 380 focus penduduk (API) penduduk
Insektisida/Fogging Sarang
Nyamuk di lokasi penderita DBD
Pengadaan Larvasida
16.5 botol Cakupan DBD 100 %
Pengadaan insektisida untuk 325 liter ditemuka ditangani
focus DBD
Pengadaan pakaian kerja
lapangan(penyemprot)
30 buah Angka penemuan 30 %
penderita TB Paru
pengadaan mesin fogging
10 buah (CDR)
Pengadaan Mikroskup binokuler
2 buah Kesembuhan 85 %
Pengadaan juru pemantau jentik penderita TBC Paru
300 paket
(Jumantik) kit BTA (+)
Konsultasi klinis TB, Validasi data
TB dengan uplikasi SITT online-
2 kali Eliminasi 1 er 1.000
offline, Pertemuan jejaring PPM, Kusta/1.000 penduduk
pertemuan lintas sektor TB,
penduduk
Workshop Petugas TB
2 angkatan
Aksi simpatik dan Sarasehan TB
250 sasaran Penemuan 27 %
Day dengan screening batuk
Workshop Ispa Pneumonia Pneumonia Balita,
2 angkatan
Bimtek Kolaborasi TB - HIV
2 angkatan Pemantapam Mutu 100 %
Uji cacingan 100 sampel 5 Eternal
lokasi
Cetak TB 01, TB 01 Anak, PP 1000 lbr, 500 Cakupan Diare 70 %
INH, TB 02 Kartu berobat TB, TB
01 PP INH, TB 03 Fasyankes, TB lb, 500 lb, ditemukan dan
05, TB 06, Pedoman TB, TB 04,
Backdrop 2000, 500 lbr, ditangani
50 bk, 100 bk,
100 bk, 50 bk,
100 bk, 3 lbr,
Reward Penemuan/kesembuhan 350 orang
penderita TB
Uji cross chek TB ke BLK & RUS
1
4 kali
Pelatihan kader tanggap bocah
(TABO) ( PUPM Sleman )
200 orang
Penanganan DBD ( PUPM
4 desa
Kalasan )
Pokjanal kec, Pemberdayaan
kader
10 kecamatan,
6 lokasi
Update knowledge kusta
1 kali
1.01.02.1.01.02.01.22.008 Peningkatan Imunisasi Kabupaten Pelayanan Imunisasi 14.139 orang Cakupan imunisasi 90 % 130.321.500,00 0,00 0,00 0,00 143.353.650,00 Keg. sdg
Sleman bayi, dasar lengkap berjalan
Pelayanan Imunisasi 12232 orang
batita
Pelayanan Anak 556 SD Cakupan 100 %
Sekolah Desa/Kelurahan UCI
Pelayanan 5000 orang
ImunisasiCalon
Pengantin
Pelayanan Imunisasi 15488 orang
Ibu Hamil

RKPD: DINAS KESEHATAN hal 16 dari 24

126
SKPD DINAS KESEHATAN
Indikator Kinerja SKPD
Jenis
Kode Rekening Urusan/Program/kegiatan Prioritas Daerah Sasaran Daerah Lokasi Pagu Indikatif (Rp) Prakiraan Maju Kegiatan Penanggung Keterangan
Hasil Program Keluaran Kegiatan (Output) Hasil Kegiatan jawab
Tolok Ukur Target Tolok Ukur Target Tolok Ukur Target APBD APBD Prop APBN DAK 1/2/3 1/2/3
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
1.01.02.1.01.02.01.22.009 peningkatan surveillance Kabupaten Pelacakan kasus 100 % Cakupan 100 % 635.813.750,00 0,00 0,00 0,00 699.395.125,00 Keg. sdg
epideminologi dan Sleman dari investigasi desa/kelurahan berjalan
penanggulangan KLB atau wabah dan mengalami KLB yg
wabah analisanya dilakukan PE < 24
Pencatatan 12 bulan jam
Pelaporan Kasus-
kasus epidemiologi
(KLB)
Surveilans Terpadu 12 bulan
Penyakit Berbasis
Puskesmas (kasus
baru)
Pemeriksaan 965 jamaah
kesehatan calon haji
Jamaah haji dan
pemantauan
kesehatan pasca haji
Data HIV AIDS dan 12 bulan
PIMS
Peningkatan 3 lokasi
Pengetahuan
Masyarakat ttg HIV
dan AIDS
Jumlah Pertemuan 4 kali AFP rate per 100.000 3 kasus
LKB penduduk usia  15
Kolaborasi TB HIV 1 kali tahun
VCT dan IMS Mobile 6 lokasi
Sosialisasi HIV dan 9 kali
AIDS
Pertemuan LKB 25 puskesmas
Lokakarya WPA 5 desa
Lokakarya Harm 3 kali Prevalensi HIV 0.5 %
Reduction
Lokakarya PMTS 3 kali
Penyuluhan narkoba 3 desa
HIV/AIDS ( PUPM
Depok
Penyuluhan narkoba 1 desa
HIV/AIDS ( PUPM
Moyudan desa
sumberrahayu )
Penyuluhan narkoba 5 desa
HIV/AIDS ( PUPM
Pakem )
Sosialisasi HIV/IMS ( 6 desa
PUPM Ngaglik )
Penyuluhan 5 desa
HIV/AIDS ( PUPM
Cangkringan )
1.01.02.1.01.02.01.23 Program Standarisasi Meningkatkan Meningkatnya Kualitas 100 %; 1.365.189.500,00 0,00 0,00 0,00 2.176.283.450,00
Pelayanan Kesehatan kualitas hidup kualitas pelayanan 100 %
masyarakat kesehatan kesehatan baik
masyarakat (puskesmas) ;
Kualitas
pelayanan
kesehatan baik
(RS Pemda)

RKPD: DINAS KESEHATAN hal 17 dari 24

127
SKPD DINAS KESEHATAN
Indikator Kinerja SKPD
Jenis
Kode Rekening Urusan/Program/kegiatan Prioritas Daerah Sasaran Daerah Lokasi Pagu Indikatif (Rp) Prakiraan Maju Kegiatan Penanggung Keterangan
Hasil Program Keluaran Kegiatan (Output) Hasil Kegiatan jawab
Tolok Ukur Target Tolok Ukur Target Tolok Ukur Target APBD APBD Prop APBN DAK 1/2/3 1/2/3
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
1.01.02.1.01.02.01.23.001 Penyusunan standar Kabupaten Pembentukan klinik 2 pusk Meningkatnya 72 % 165.000.000,00 0,00 0,00 0,00 181.500.000,00 Keg. sdg
kesehatan Sleman keperawatan cakupan Puskesmas berjalan
dengan klinik
keperawatan
Monev SPMKK 25 pusk Fasilitasi pengkajian 100 %
peraturan
perundang-undangan
Peraturan - 1 draft Cakupan Ratarata 80 %
peraturan daerah raperbup Indeks Kepuasan
tentang pelayanan Masyarakat
kesehatan
Penilaian Indeks 0 Dinas dan Penyusunan naskah 100 %
Kepuasan 27 UPT kerjasama antara
Masyarakat Institusi pendidikan
Perjanjian 38 institusi dengan pemerintah
Kerjasama Institusi pendidikan daerah
Pendidikan

RKPD: DINAS KESEHATAN hal 18 dari 24

128
SKPD DINAS KESEHATAN
Indikator Kinerja SKPD
Jenis
Kode Rekening Urusan/Program/kegiatan Prioritas Daerah Sasaran Daerah Lokasi Pagu Indikatif (Rp) Prakiraan Maju Kegiatan Penanggung Keterangan
Hasil Program Keluaran Kegiatan (Output) Hasil Kegiatan jawab
Tolok Ukur Target Tolok Ukur Target Tolok Ukur Target APBD APBD Prop APBN DAK 1/2/3 1/2/3
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
1.01.02.1.01.02.01.23.002 evaluasi dan Kabupaten Audit klinis 5 kali Cakupan puskesmas 100 % 1.200.189.500,00 0,00 0,00 0,00 1.994.783.450,00 Keg. sdg
pengembangan standar Sleman memberikan yankes berjalan
pelayanan masyarakat dengan tatalaksana
yang benar dan tepat
Monitoring Training 1 kali Cakupan puskesmas 100 %
Planning (MTP) dengan penggunaan
obat secara rasional
Bimtek SPGDT 1 kali Cakupan RS 100 %
memberikan
pelayanan gadar
sesuai standar
Bimtek PONEK 1 kali Cakupan Rumah 14.3 %
sakit yang tergabung
dalam sistem
penanggulanagn
Gawat Darurat
Terpadu ( SPGDT)
Laporan SP2TP 12 bulan Cakupan RS 1.5 %
memberikan
pelayanan obstetri
dan neonatal sesuai
standart PONEK
Pembinaan SIRS 2 kali Cakupan puskesmas 100 %
mengirimkan laporan
bulanan dengan
tepat dan akurat
Bimtek Kinerja 2 kali Cakupan RS 70 %
Kemandirian mengirimkan laporan
Puskesmas
Penilaian kinerja 1 kali Cakupan puskesmas 80 %
kemandirian dengan kinerja
puskesmas kemandirian tingkat
utama
Pembinaan 3 kali Cakupan puskesmas 100 %
peningkaan dilakukan penilaian
kapasitas kinerja kemandirian
managemen
Puskesmas
Bimtek klinik 2 kali Tercapainya target- 80 %
target pogram
/pelayanan di
puskesmas
Bimtek Analis 1 kali pelayanan klinik yang 80 %
berkualitas
Bimtek RM 1 kali Pelayanan 80 %
laboratorium di
puskesmas yang
berkualitas
Pelayanan 1 paket kegiatan RM di 80 %
perawatan pra puskesmas dengan
fasilitas yankes baik
(klaim ambulance)
Bimtek PPGDT Sopir 29 orang Cakupan pelayanan 50 %
Bimtek Operator Call 27 orang gawat darurat level-1
Center yang harus diberikan
sarana kesehatan
Pemantapan 27 UPT
RS Kabupaten
Manjamen UPT
Pelayanan SES 12 bulan
1.01.02.1.01.02.01.29 Program peningkatan Meningkatkan Meningkatnya Cakupan 1.7 per 97.596.500,00 0,00 0,00 0,00 107.356.150,00
pelayanan kesehatan kualitas hidup kualitas pelayanan 1000
anak balita masyarakat kesehatan Balita kelahiran
masyarakat hidup

RKPD: DINAS KESEHATAN hal 19 dari 24

129
SKPD DINAS KESEHATAN
Indikator Kinerja SKPD
Jenis
Kode Rekening Urusan/Program/kegiatan Prioritas Daerah Sasaran Daerah Lokasi Pagu Indikatif (Rp) Prakiraan Maju Kegiatan Penanggung Keterangan
Hasil Program Keluaran Kegiatan (Output) Hasil Kegiatan jawab
Tolok Ukur Target Tolok Ukur Target Tolok Ukur Target APBD APBD Prop APBN DAK 1/2/3 1/2/3
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
1.01.02.1.01.02.01.29.001 Penyuluhan kesehatan Kabupaten Petugas mengerti 60 petugas Cakupan Pelayanan 90 % 97.596.500,00 0,00 0,00 0,00 107.356.150,00 Keg. sdg
anak balita Sleman Pencegahan & kesehatan anak berjalan
Penanganan balita
Masalah Kesehatan
Balita
Jumlah Petugas 102 Cakupan SDIDTK 80 %
Kesehatan & Guru Balita
PAUD yg mampu
SDIDTK
Petugas Mengerti 60 nakes Cakupan Pelayanan 60 %
dan dapat MTBS/ MTBM
malakukan SDIDTK
Petugas mampu 62 nakes Jumlah Kecamatan 17
melakukan mampu mengenali & kecamatan
pelayanan melakukan
MTBS/MTBM pencegahan
kekerasan thd anak
Seminar Dalam 1 kali Cakupan kunjungan 90 %
Rangka Hari Anak neonatus pertama
Nasional
Masyarakat mengerti 62 kader Cakupan kunjungan 15 % dari
cara pencegahan Neonatus dengan bayi resiko
dan penanganan komplikasi yang tinggi yang
masalah kekerasan ditangani ditemukan
pada Anak (Balita) 100%
Petugas mampu 40 nakes ditangani
menangani masalah
gangguan kesehatan
pd Neonatus
1.01.02.1.01.02.01.32 Program Peningkatan 45.380.164.500,00 0,00 0,00 0,00 49.918.180.950,00
Pelayanan Kesehatan
1.01.02.1.01.02.01.32.001 Pelayanan kesehatan dan Kabupaten Pelayanan dan 25 pusk, UPT, 45.380.164.500,00 0,00 0,00 0,00 49.918.180.950,00 Keg. sdg
pendukung pelayanan Sleman pendukung labkes, JPKM berjalan
kesehatan pelayanan
kesehatan
1.01.02.1.01.02.01.33 Program pencegahan Meningkatkan Meningkatnya Jumlah desa 80 %; 75 467.132.900,00 0,00 0,00 0,00 513.846.190,00
dan penanggulangan kualitas hidup kualitas yang sudah %; 3.4 %
penyakit tidak menular masyarakat kesehatan terbentuk
dan kesehatan jiwa masyarakat Posbindu;
Peningkatan
pelayanan
kesehatan jiwa
masyarakat;
1.01.02.1.01.02.01.33.001 Pencegahan resiko dan Kabupaten Bimtek/Up date 3 kali Prosentase desa 80 % 198.290.500,00 0,00 0,00 0,00 218.119.550,00 Keg. sdg
pengendalian penyakit Sleman Knowledge PTM dengan posbindu berjalan
tidak menular Validasi data P2 4 kali
PTM
Jambore Posbindu 1 kali
Bimtek Kader 1 kali Pelayanan 100 %
Posbindu Kesehatan penderita
Sosialisai PTM dan 5 kali hipertensi
Posbindu PTM
Pelayanan Posbindu 15 kali
Dinas Kesehatan &
Institusi
Monitoring dan 20 kali Pelayanan 100 %
Pembinaan P2 PTM Kesehatan penderita
dan Posbindu PTM DM
Sosialisasi Kawasan 5 kali
Tanpa Rokok bagi
anak sekolah
Pelatihan Posbindu ( 4 desa
PUPM Kalasan )

RKPD: DINAS KESEHATAN hal 20 dari 24

130
SKPD DINAS KESEHATAN
Indikator Kinerja SKPD
Jenis
Kode Rekening Urusan/Program/kegiatan Prioritas Daerah Sasaran Daerah Lokasi Pagu Indikatif (Rp) Prakiraan Maju Kegiatan Penanggung Keterangan
Hasil Program Keluaran Kegiatan (Output) Hasil Kegiatan jawab
Tolok Ukur Target Tolok Ukur Target Tolok Ukur Target APBD APBD Prop APBN DAK 1/2/3 1/2/3
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
1.01.02.1.01.02.01.33.002 Peningkatan kesehatan Kabupaten Monitoring 25 kali Cakupan kunjungan 75 % 268.842.400,00 0,00 0,00 0,00 295.726.640,00 Keg. sdg
jiwa masyarakat dan Sleman penanganan psikologi di berjalan
pengendalian gangguan jiwa, Puskesmas sebesar
penyalahgunaan napza napza dan 110 orang perbulan
kesehatan jiwa
Bimtek Kesehatan 3 kali
Jiwa bagi Dokter,
Psikolog dan
Perawat
Bimtek Kader DSSJ 2 kali
Bimtek TPKJM 1 kali
Bimtek Kader 2 kali
Sekolah Sehat Jiwa
Sarasehan dalam 1 kali
rangka peringatan
hari kesehatan
mental sedunia
Bimtek Pengelolaan 2 kali
Stress bagi
karyawan
Family gathering 1 kali
keluarga penderita
gangguan jiwa
Penanggulangan 1 kali Cakupan kunjungan 34 %
Penyalahgunaan gangguan jiwa di
Napza dan Puskesmas
penggalangan
komitmen kesehatan
jiwa
Bimtek 4 kali
pengembangan
pelayanan psikolog
puskesmas
Sosialisasi NAPZA 10 kali
Sarasehan dalam 1 kali
rangka peringatan
HANI (Hari Anti
Narkoba
Internasional)
Bimtek bagi 1 kali
pengelola program
Napza
Penyuluhan Napza 1 kali
bagi anak sekolah
Sosialisasi 6 desa
penanggulangan
Napza ( PUPM
Ngaglik )
Sosialisasi 1 desa
penanggulangan
Napza ( PUPM
Minggir Desa
Sendangmulyo )

1.02.10.1.01.02.01 Urusan Pemerintahan 171.500.000,00 0,00 0,00 0,00 188.650.000,00


Bidang Komunikasi dan
Informatika

RKPD: DINAS KESEHATAN hal 21 dari 24

131
SKPD DINAS KESEHATAN
Indikator Kinerja SKPD
Jenis
Kode Rekening Urusan/Program/kegiatan Prioritas Daerah Sasaran Daerah Lokasi Pagu Indikatif (Rp) Prakiraan Maju Kegiatan Penanggung Keterangan
Hasil Program Keluaran Kegiatan (Output) Hasil Kegiatan jawab
Tolok Ukur Target Tolok Ukur Target Tolok Ukur Target APBD APBD Prop APBN DAK 1/2/3 1/2/3
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
1.02.10.1.01.02.01.15 Program Pengembangan Persentase 80 %; 350 171.500.000,00 0,00 0,00 0,00 188.650.000,00
Komunikasi, Informasi OPD yang Publikasi;
dan Media Massa terkoneksi 250
jaringan Lelang;
komputer ; 85 %
Jumlah
publikasi
informasi
melalui media
online ;
Jumlah lelang
pengadaan
barang jasa ;
Persentase
menara dan
tiang
telekomunikasi
yang berijin
1.02.10.1.01.02.01.15.002 Pembinaan dan Kabupaten Pembinaan dan 1 Dinas & 25 Peningkatan 100 % 145.000.000,00 0,00 0,00 0,00 159.500.000,00 Keg. sdg
pengembangan jaringan Sleman pengembangan SIK pusk cakupan SIK Online berjalan
komunikasi dan informasi dan bank data Puskesmas
kesehatan
1.02.10.1.01.02.01.15.009 Pengelolaan Website Kabupaten Pengelolaa Data dan 1 dinkes Cakupan sign outline 25 UPT 26.500.000,00 0,00 0,00 0,00 29.150.000,00 Keg. sdg
Sleman Informasi Kesehatan berjalan
melalui website
Dinkes
Pengelolaa Data dan 25 pusk
Informasi Kesehatan
melalui website UPT

1.02.18.1.01.02.01 Urusan Pemerintahan 134.634.000,00 0,00 0,00 0,00 148.097.400,00


Bidang Kearsipan
1.02.18.1.01.02.01.16 Program penyelamatan Meningkatkan Meningkatnya Persentase 20 % 134.634.000,00 0,00 0,00 0,00 148.097.400,00
dan pelestarian tata kelola akuntabilitas jumlah
dokumen/arsip daerah pemerintahan kinerja dan dokumen arsip
yang bersih dan keuangan daerah yang
efektif dan mempunyai
kualitas nilai guna
pelayanan publik yang
diselamatkan.
1.02.18.1.01.02.01.16.006 Pengelolaan Dokumen Kabupaten Arsip statis terkelola 1 Dinas & 28 Meningkatnya 100 % 134.634.000,00 0,00 0,00 0,00 148.097.400,00 Keg. sdg
SKPD Sleman baik UPT implementasi berjalan
pengelolaan
dokumen,
pengelolaan dan
penataan arsip di
Dinas dan UPT

3.00.01.1.01.02.01 Urusan Sekretariat 334.073.000,00 0,00 0,00 0,00 367.480.300,00


Daerah
3.00.01.1.01.02.01.18 Program penataan Meningkatkan Meningkatnya Persentase 90 % 144.197.000,00 0,00 0,00 0,00 158.616.700,00
kelembagaan dan tata kelola akuntabilitas organisasi
ketatalaksanaan pemerintahan kinerja dan perangkat
yang bersih dan keuangan daerah daerah (OPD)
efektif dan yang memiliki
kualitas kinerja "baik"
pelayanan publik

RKPD: DINAS KESEHATAN hal 22 dari 24

132
SKPD DINAS KESEHATAN
Indikator Kinerja SKPD
Jenis
Kode Rekening Urusan/Program/kegiatan Prioritas Daerah Sasaran Daerah Lokasi Pagu Indikatif (Rp) Prakiraan Maju Kegiatan Penanggung Keterangan
Hasil Program Keluaran Kegiatan (Output) Hasil Kegiatan jawab
Tolok Ukur Target Tolok Ukur Target Tolok Ukur Target APBD APBD Prop APBN DAK 1/2/3 1/2/3
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
3.00.01.1.01.02.01.18.001 Monitoring, Evaluasi dan Kabupaten Pendampingan 27 UPT Cakupan UPT 27 UPT 144.197.000,00 0,00 0,00 0,00 158.616.700,00 Keg. sdg
Analisis Kelembagaan Sleman penyusunan RBA dengan PPK BLUD berjalan
Daerah BLUD UPT Pusk dg
BPKP
Pendampingan 27 UPT
penyusunan laporan
keuangan BLUD
UPT Pusk dg BPKP
Evaluasi 12 kali
pengelolaan
keuangan BLUD
3.00.01.1.01.02.01.19 Program pengembangan Meningkatkan Meningkatnya Persentase 15 % 23.070.000,00 0,00 0,00 0,00 25.377.000,00
kualitas kebijakan publik tata kelola akuntabilitas kajian
pemerintahan kinerja dan kebijakan yang
yang bersih dan keuangan daerah ditetapkan
efektif dan menjadi
kualitas Peraturan
pelayanan publik Bupati
3.00.01.1.01.02.01.19.006 Kajian dan Monitoring Kabupaten Kajian, monitoring 1 proposal Meningkatnya 80 % 23.070.000,00 0,00 0,00 0,00 25.377.000,00 Keg. sdg
Pemberian Bantuan Sleman dan fasilitasi bantuan manajemen dalam berjalan
kepada Organisasi Sosial hibah berupa uang pemberdayaan
Kemasyarakatan pada organisasi proposal
sosial ormas/kelompok
kemasyarakatan kegiatan masyarakat
bidang kesehatan bidang kesehatan
sesuai dengan
aturan yang berlaku
3.00.01.1.01.02.01.20 Program peningkatan Meningkatkan Meningkatnya Persentase 60 %; 100 166.806.000,00 0,00 0,00 0,00 183.486.600,00
kualitas pelayanan publik tata kelola akuntabilitas unit pelayanan %
pemerintahan kinerja dan publik (UPP)
yang bersih dan keuangan daerah yang memiliki
efektif dan standar
kualitas pelayanan
pelayanan publik (SP);
Persentase
tindak lanjut
pengaduan
sesuai dengan
Peraturan
Bupati tentang
Pelayanan,
Pengelolaan,
dan
Penanganan
Aduan
3.00.01.1.01.02.01.20.036 Pengelolaan Perijinan Kabupaten Jumlah Surat Izin 1000 ijin Cakupan tenaga 90 % 166.806.000,00 0,00 0,00 0,00 183.486.600,00 Keg. sdg
Sleman yang telah medis puskesmas berjalan
diterbitkan yang mempunyai SIP
Jumlah Koordinasi 10 cakupan Sik (Surat 95 %
dengan sarana dan sarana/tenaga Izin Kerja) Nakes
praktek perorangan Puskesmas
yang bermasalah
Jumlah perizinan 60
sarana , praktek sarana/laporan
perorangan dan
batra yang dimonitor

3.00.03.1.01.02.01 Urusan Inspektorat 35.500.000,00 0,00 0,00 0,00 39.050.000,00

RKPD: DINAS KESEHATAN hal 23 dari 24

133
SKPD DINAS KESEHATAN
Indikator Kinerja SKPD
Jenis
Kode Rekening Urusan/Program/kegiatan Prioritas Daerah Sasaran Daerah Lokasi Pagu Indikatif (Rp) Prakiraan Maju Kegiatan Penanggung Keterangan
Hasil Program Keluaran Kegiatan (Output) Hasil Kegiatan jawab
Tolok Ukur Target Tolok Ukur Target Tolok Ukur Target APBD APBD Prop APBN DAK 1/2/3 1/2/3
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
3.00.03.1.01.02.01.15 Program peningkatan Meningkatkan Meningkatnya Persentase 70 %; 14 35.500.000,00 0,00 0,00 0,00 39.050.000,00
sistem pengawasan tata kelola akuntabilitas unit kerja Jumlah
internal dan pemerintahan kinerja dan dengan tingkat SKPD
pengendalian yang bersih dan keuangan daerah akuntabilitas
pelaksanaan kebijakan efektif dan minimal A ;
KDH kualitas Jumlah SKPD
pelayanan publik yang
mendapat
pembinaan
menuju WBK
(Wilayah
Bebas
Korupsi) dan
WBBM
(Wilayah
Birokrasi yang
Bersih dan
Melayani)
3.00.03.1.01.02.01.15.018 Penguatan pelaksanaan Kabupaten Laporan pelasanaan 1 dokumen Persentase 100 % 35.500.000,00 0,00 0,00 0,00 39.050.000,00 Keg. sdg
reformasi birokrasi Sleman Perbup No. 44 penerapan road map berjalan
Tahun 2015 tentang reformasi birokrasi
roadmap reformasi sesuai Peraturan
birokrasi Bupati No. 44 Tahun
Workshop 2 angkatan 2015
Penguatan
Pelaksanaan
Reformasi Birokrasi

3.00.05.1.01.02.01 Urusan Keuangan 377.810.700,00 0,00 0,00 0,00 415.591.770,00


3.00.05.1.01.02.01.15 Program peningkatan Meningkatkan Meningkatnya Penerapan 100 %; 377.810.700,00 0,00 0,00 0,00 415.591.770,00
dan Pengembangan tata kelola akuntabilitas Standar 100 %;
pengelolaan keuangan pemerintahan kinerja dan Akuntansi 100 %
dan kekayaan daerah yang bersih dan keuangan daerah Pemerintahan
efektif dan (SAP) berbasis
kualitas akrual dengan
pelayanan publik baik dan
benar;
Presentase
SKPD yang
tertib
administrasi
pengelolaan
Barang Milik
Daerah
(BMD)/aset
daerah;
Persentase
temuan hasil
pemeriksaan
yang
ditindaklanjuti
3.00.05.1.01.02.01.15.111 Penatausahaan keuangan Kabupaten Laporan realisasi 12 dok Persentase dokumen 100 % 377.810.700,00 0,00 0,00 0,00 415.591.770,00 Keg. sdg
dan aset SKPD Sleman pendapatan dan laporan keuangan berjalan
belanja SKPD dan aset SKPD yang
tepat waktu dan
Laporan keuangan 2 dok sesuai dengan
SKPD standar pelaporan
Pengendalian/monev 28 UPT Legalitas puskesmas 50 %
pengelolaan
keuangan UPT
/Puskesmas
Monev aset 2 laporan
Legalitas tanah 1 paket
TOTAL 111.564.493.600,00 2.000.000.000,00 0,00 34.980.419.000,00 123.369.790.460,00

134
135
Formulir VII.G.9
Pengendaliandan Evaluasi terhadap Kebijakan Renja Dinas Kesehatan Tahun 2018
Kabupaten Sleman
Hasil Pengendalian dan Evaluasi
Kesesuaian Faktor Tindak
No Jenis Kegiatan Penyeba Lanjut
Tidak b Penyempurn
Ada Ketidak aan Apabila
Ada
Sesuaian Tidak
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Pembentukan tim penyusun Renja SKPD dan
1. V
Penyusunan Agenda Kerja.
2. Pengolahan data dan informasi. V

Analisis gambaran pelayanan SKPD V


3.
kabupaten/kota.
Mengkaji hasil evaluasi renja-SKPD V
4. kabupaten/kota tahun lalu berdasarkan
renstra-SKPD kabupaten/kota.
Penentuan isu-isu penting penyelenggaraan V
5.
tugas dan fungsi SKPDkabupaten/kota.
Penelaahan rancangan awal RKPD V
6.
kabupaten/kota.
7. Perumusan tujuan dan sasaran. V

8. Penelaahan usulan masyarakat. V

9. Perumusan kegiatan prioritas. V

10. Pelaksanaan forum SKPD kabupaten/kota. V

Menyelaraskan program dan kegiatan SKPD V


10.a. kabupaten/kota dengan usulan program dan
kegiatan hasil Musrenbang kecamatan.
Mempertajam indikator dan target kinerja V
program dan kegiatan SKPD kabupaten/kota
10.b.
sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD
kabupaten/kota.
Mensinkronkan program dan kegiatan antar V
SKPD kabupaten/kota dalam rangka
10.c. optimalisasi pencapaian sasaran sesuai
dengan kewenangan dan sinergitas
pelaksanaan.
Menyesuaikan pendanaan program dan V
kegiatan prioritas berdasarkan pagu indikatif
10.d.
untuk masing-masing SKPD kabupaten/kota
sesuai surat edaran bupati/walikota.
Sasaran program dan kegiatan SKPD V
kabupaten/kota disusun berdasarkan
11.
pendekatan kinerja, perencanaan dan
penganggaran terpadu.

136
137

Anda mungkin juga menyukai