P O L I T E K N I K K E U A N G A N N E G A R A S TA N
PRODI III AKUNTANSI - TA 2020/2021 Relevant, Applicable, Impactful, and Accessible
TOPIK PEMBAHASAN
Proses Bisnis
• Diagram Alir
• Prosedur Penganggaran
DEFINISI ANGGARAN
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI):
Anggar/ang·gar/, menganggar/meng·ang·gar/ (adverbial):
mengira-ngira; memperhitungkan (belanja, biaya)
Contoh: anggaran belanja pesta perkawinan.
Menganggarkan/meng·ang·gar·kan/ (kata kerja):
memperhitungkan (biaya & sebagainya)
Contoh: perlu menganggarkan secara tetap agar tersedia biaya.
Anggaran/ang·gar·an/ (kata benda):
1. perkiraan; perhitungan;
2. aturan;
3. (ekonomi): taksiran mengenai penerimaan & pengeluaran kas yg diharapkan utk periode yg akan
datang.
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN PENDAHULUAN
DEFINISI ANGGARAN
Penganggaran/peng·ang·gar·an/ (kata kerja):
1. proses mengikhtisarkan rancangan pengeluaran & penerimaan keuangan selama jangka (waktu) tertentu.
2. kegiatan mengalokasi sumber daya utk mencapai sasaran usaha dlm jangka (waktu) tertentu.
KONSEP ANGGARAN
Pasal 23 UUD 1945 :
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagai wujud dari pengelolaan keuangan Negara
ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan
bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Rancangan UU APBN diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama DPR dengan
memperhatikan pertimbangan DPD.
Apabila DPR tidak menyetujui rancangan APBN yang diusulkan oleh Presiden, pemerintah
menjalankan APBN tahun yang lalu.
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN PENDAHULUAN
FUNGSI ANGGARAN
Fungsi Otorisasi
Anggaran negara menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan.
Fungsi Perencanaan
Anggaran negara menjadi pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.
Fungsi Pengawasan
Anggaran negara menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan negara sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Fungsi Alokasi
Anggaran negara harus diarahkan untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta
meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian.
Fungsi Distribusi :
Kebijakan anggaran negara harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
Fungsi Stabilisasi
Anggaran pemerintah menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian.
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN PENDAHULUAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI KERANGKA TEORI
SATUAN KERJA
• Sebagai Kuasa Pengguna Anggaran Untuk Melaksanakan Semua Kegiatan
KEGIATAN
• Dlm Rangka Mewujudkan Sasaran Program Dari Unit Organisasi (1 Program Untuk 1 Unit Eselon 1)
KELUARAN
• Keluaran Yang Jelas & Tidak Tumpang Tindih Dengan Keluaran Dari Kegiatan Lain
JENIS BELANJA
• Jenis Belanja Yg Ditetapkan Dengan Kriteria Yg Sama Untuk Semua Kegiatan
DOKUMEN ANGGARAN
• Satu Dokumen Perencanaan, Satu Dokumen Penganggaran Dan Satu Dok. PELAKSANAAN ANGGARAN : DIPA (Daftar Isian Pelaks.
Angg)
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN PENDAHULUAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI KERANGKA TEORI
LKPP
Des/ Feb Mar Mei Jun Jul Agu Sep Okt Des/
Jan Jan
NK & RAPBNP
RUU APBNP
Lapsem I
• Perjalanan satu siklus anggaran membutuhkan waktu + 2,5 tahun: satu tahun perencanaan; satu tahun pelaksanaan;
dan setengah tahun pertanggungjawaban.
• Terdiri atas Proses teknokratis – Politis - Administratif
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN PENDAHULUAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI KERANGKA TEORI
STRUKTUR RKA-K/L
Struktur (data) RKAKL mencakup : Satker, Program, Kegiatan, Output, SubOutput, Komponen, SubKomponen, Akun, Detil.
SATKER
SATKER
INDIKATOR KINERJA
PROGRAM
PROGRAM OUTCOME UTAMA
KEGIATAN
KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
OUTPUT
OUTPUT
SUB-OUTPUT
SUB-OUTPUT
KOMPONEN
KOMPONEN
SUBKOMPONEN
SUBKOMPONEN
DETIL
DETIL
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN PENDAHULUAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI KERANGKA TEORI
STRUKTUR RKA-K/L
SATKER
Unit yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan untuk mencapai keluaran/output kegiatan, contoh :
- Kejaksaan Tinggi D.I. Yogyakarta (Kode 005655)
- Kejaksaan Negeri Wonosari (Kode 005662)
- PKN STAN (477198)
PROGRAM
Penjabaran dari kebijakan sesuai dengan visi & misi K/L yg rumusannya mencerminkan sasaran strategis dari KL dan melekat
pada tuga fungsi unit eselon I, contoh :
- Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kejaksaan RI merupakan penjabaran tugas fungsi dari Jaksa
Agung Muda Bidang Pengawasan.
- Program Penanganan dan Penyelesaian Perkara Pidana Umum merupakan penjabaran tugas fungsi dari Jaksa Agung Muda
Bidang Tindak Pidana Umum.
KEGIATAN
Merupakan sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya baik berupa SDM, barang modal, dana, atau kombinasi dr beberapa sumber daya
tsb sbg masukan (input) untuk menghasilkan keluaran dalam bentuk barang/jasa. Kegiatan merup penjabaran dari program yang rumusannya
mencerminkan tugas fungsi unit eselon II, contoh :
“Kegiatan Pembinaan Pengelolaan Keuangan & PNBP Kejaksaan RI merupakan penjabaran tugas fungsi dari Biro Keuangan Kejaksaan”
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN PENDAHULUAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI KERANGKA TEORI
STRUKTUR RKA-K/L
KELUARAN (OUTPUT)
Merupakan keluaran akhir dari suatu kegiatan yg bersifat spesifik & terukur yg berupa barang/jasa & diarahkan utk mendukung
pencapaian outcome dr suatu program. Informasi yg terkandung dlm output berupa 3 hal: jenis barang/jasa; volume dari
barang/jasa yg dihasilkan; dan satuan ukur dr barang/jasa dimaksud.
SUB OUTPUT
Merupakan bagian dari suatu keluaran yang mendukung pencapaian output dilevel atasnya. Suboutput mempunyai ruang
lingkup yang masih satu rumpun dengan lingkup output dilevel atasnya. Berbeda dengan nomenklatur output yang sudah
didefinisikan di awal pengisian RKAKL, nomenklatur suboutput dibuat sendiri oleh satker sesuai kebutuhan..
KOMPONEN
Merupakan struktur input berupa tahapan yang diperlukan dalam pencapaian output atau suboutput. Komponen dapat juga
merupakan struktur pendukung dalam pencapaian output atau suboutput.
SUB KOMPONEN
Merupakan struktur input berupa tahapan yang diperlukan dalam pencapaian output atau suboutput. Komponen dapat juga
merupakan struktur pendukung dalam pencapaian output atau suboutput.
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN PENDAHULUAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI KERANGKA TEORI
STRUKTUR RKA-K/L
AKUN
Merupakan kodifikasi pengeluaran atau penerimaan pada pos tertentu yang menunjukkan jenis belanja. Jadi dalam satu jenis
belanja dapat mencakup beberapa akun. Kode akun terdiri atas 6 digit, sedang kode jenis belanja merupakan 2 digit pertama
dari kode akun yang bersangkutan. Jenis Belanja pada RKAKL meliputi: Belanja Pegawai (kode 51), Belanja Barang (kode 52),
Belanja Modal (kode 53) dan Belanja Sosial (kode 57).
DETIL / ITEM
Merupakan penjabaran rinci dari suatu akun yang meliputi uraian belanja, volume, satuan, harga satuan dan jumlah biaya.
Contoh :
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN PENDAHULUAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI KERANGKA TEORI
ALOKASI ANGGARAN
PAGU INDIKATIF (Maret) PAGU ANGGARAN (Juni)
(Oktober)
Pagu Indikatif adalah ancar-ancar pagu Pagu Anggaran K/L, adalah batas Alokasi Anggaran K/L, adalah batas
anggaran yang diberikan kepada tertinggi anggaran yang dialokasikan tertinggi anggaran pengeluaran yang
Kementerian/Lembaga sebagai pedoman kepada Kementerian/ Lembaga dalam dialokasikan kepada
dalam penyusunan Renja-K/L. rangka penyusunan RKA-K/L. Kementerian/Lembaga berdasarkan hasil
pembahasan Rancangan APBN yang
dituangkan dalam berita acara hasil
kesepakatan Pembahasan Rancangan
APBN antara Pemerintah dan DPR.
RENJA-K/L
RUU APBN
DIPA
ALOKASI ANGGARAN
RKP
PRESIDEN DPR RI BAPPENAS
UU APBN
RKA-K/L
DFD LEVEL 0 SIKLUS PENGANGGARAN
DIPA
PAGU ANGGARAN
UU APBN & KEPRES
RINCIAN APBN
PRESIDEN
RKP RKP KEMENTERIAN
BAPPENAS KEUANGAN RKA-K/L
RENJA K/L
RENJA K/L RKA-K/L,
PERENCANAAN 3.0
1.0 ANGGARAN 2.0 PENGANGGARAN PENYUSUNAN
RENJA-K/L PERENCANAAN PENYUSUNAN DOKUMEN DIPA
ANGGARAN ANGGARAN PELAKSANAAN
ANGGARAN
PAGU ANGGAN
DPR RI
UU APBN RKA-K/L
ALOKASI ANGGARAN
DIPA
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN PROSES BISNIS
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI PROSEDUR PENGANGGARAN
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN PROSES BISNIS
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI PROSEDUR PENGANGGARAN
RKAKL/SAKTI
KPJM Modul
Online Review Modul
E-Planning
(Krisna)
RKAKL/SAKTI
PROSES ANGGARAN
PIC
PIC PIC
- Kemenkeu
- Bappenas - Kemenkeu - Kemenkeu
- Bappenas - Bappenas
- DPR RI
- Penyusunan RKP - Penyusunan Awal - Hasil Pembahasan di DPR - Pagu anggaran
- K/L Menyusun Renja K/L menjadi masukan untuk - K/L: Penyesuaian dan
RAPBN
penyusunan APBN penyusunan RKAK/L oleh
- Surat bersama ttg - Pembahasan KEM & PPKF K/L
Pagu Indikatif (RKP) serta RKP di Badan - K/L-Kemenkeu-Bappenas:
Anggaran Perpres RKP melakukan Penelaahan
- K/L: menyusun Renja K/L RKA K/L
& dikaji di DPR
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN PROSES BISNIS
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI PROSEDUR PENGANGGARAN
PROSES ANGGARAN
KRISNA
Kolaborasi Perencanaan dan Informasi Kinerja Penganggaran
Ö KRISNA memproses data perencanaan anggarn dan kinerja setiap K/L dan SKPD # Informasi Visi dan Misi
INPUT # Informasi Sasaran Strategis
Ö Adapun data yang dihasilkan KRISNA adalah data rencana kerja pemerintah (RKP) dan # Program dan Kegiatan
rencana kinerja Kementerian Negara/Lembaga (Renja-K/L)
Ö Data Renja-K/L menjadi input data untuk proses penganggaran, yang akan dilakukan
melali modul penganggaran pada SPAN-SAKTI dan RKA-K/L.
RKP (Rrencana Kerja Pemerintah)
OUTPUT RENJA-K/L (Rencana Kerja Anggaran K/L)
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN GAMBARAN UMUM APLIKASI
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI KRISNA
FITUR-FITUR
Fungsi Penyusunan SBK (Standar Biaya Keluaran):
SAKTI | MODUL PENGANGGARAN SBK Total dan SBK Indeks.
Modul yang melakukan proses penyusunan Rencana Kerja Anggaran sampai Fungsi Penyusunan Anggaran (Kertas Kerja/RKAKL-
dengan penyusunan Dokumen Pelaksanaan Anggaran termasuk didalamnya DIPA): Belanja, Pendapatan/Penerimaan, Informasi
proses perencanaan penyerapan anggaran dan penerimaan dalam periode satu BLU, Informasi Valas/PHLN, KPJM, Data Pegawai.
tahun anggaran Fungsi Penyusunan Rencana Penarikan dan
Penerimaan Dana : Hal III DIPA, AFP (Annual
KEUNGGULAN APLIKASI SAKTI WEB – MODUL PENGANGGARAN Financial Plan) per bulan dalam satu tahun.
Fungsi Pembuatan Usulan Revisi : Satker (POK), DIPA
Pembagian Role Operator dan Approver (Kanwil DJPb/DJA).
Single Database
Pengiriman data Usulan Revisi otomatis
Terdapat Log Transaksi
Locking Pagu
Alur Keuangan yang Streamlined dari Penganggaran, Pelaksanaan hingga
Pelaporan
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN GAMBARAN UMUM APLIKASI
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI SPAN – SAKTI | MODUL PENGANGGARAN
RKA-K/L
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN GAMBARAN UMUM APLIKASI
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI DESKRIPSI UMUM, INPUT, PROSES DAN
OUTPUT
Program
Kegiatan
Output
SubOutput
Komponen
Akun
Detail Biaya
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN GAMBARAN UMUM APLIKASI
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI DESKRIPSI UMUM, INPUT, PROSES DAN
OUTPUT
PENYUSUNAN DIPA
DIPA BA K/L
DIPA INDUK
DIPA (Daftar isian Pelaksanaan Anggaran)
DIPA
DIPA PETIKAN Dokumen yang disusun oleh Pengguna Anggaran berdasarkan RKA-KL yang
DIPA BA BUN (NOK/L) telah disetujui oleh DPR dan ditetapkan dalam Peraturan Presiden mengenai
Rincian APBN atau Daftar Hasil Penelaahan Rencana Dana Pengeluaran
Bendaharawan Umum Negara (DHP RDP BUN), dan disahkan oleh Menteri
Keuangan..
DIPA INDUK merupakan akumulasi
dari DIPA per-satker yang disusun
oleh PA menurut unit eselon 1 dan
disahkan Direktur Jenderal
Anggaran atas nama Menkeu
PENYUSUNAN DIPA
PENYUSUNAN DIPA
INDU K
SP DIPA
n i
Halama
Halama
i-an
RKAKL SAS
DIPA
Menu Pagu per PPK
Semua menu
Modul
Penganggaran
KPJM
POK
Import data Menu RPD dan Renkas
GPP
Import data Pegawai (ANG) sakti TPNBP
Import data
KRISNA
Import data Referensi
APLIKASI EKSISTING
APLIKASI EKSISTING
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN RISIKO DAN PENGENDALIAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI RISIKO SISTEM SECARA UMUM
RISIKO PENGENDALIAN
#1 Data induk yang tidak akurat dan tidak valid 1. Pengendalian Integritas Pemrosean Data
Pada siklus dan modul penganggaran, kemungkinan data Bentuk-bentuk pengendalian aplikasi berupa
induk penganggaran tidak akurat dan tidak valid berpotensi pengendalian input, proses, dan output dapat
terjadi. Ketidakakuratan dan ketidakvalidan data induk digunakan untuk meminimalkan ketidakakuratan dan
jumlah pegawai (ASN) bisa berimplikasi pada kekeliruan ketidakvalidan data induk.
jumlah alokasi anggaran yang diusulkan pada dokumen
pelaksanaan anggaran. Jika alokasi yang dianggarkan 2. Pembatasan Akses pada Data Induk
berlebihan akan menyebabkan kelebihan alokasi yang
Pengendalian akses (access control) dapat dilakukan
menyebabkan ketidakefisienan dalam perencanaan
dalam rangka mencegah pegawai/pihak yang tidak
anggaran. Demikian pula, kekurangan alokasi pada DIPA akan
punya wewenang melakukan peruahan data induk
menyebabkan potensi kekurangan pembayaran gaji pada
anggaran. Pembagian/ pemisahan tugas dan peran para
ASN
pengguna aplikasi pada level operator, validator,
administrator, dll dapat diterapkan. Selain itu
pengendalian terhadap pusat data diterapkan dalam
angka mencegah akses yang tidak sah.
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN RISIKO DAN PENGENDALIAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI RISIKO SISTEM SECARA UMUM
RISIKO PENGENDALIAN
#2 Kehilangan dan Kerusakan Data 1. Back-up atas Data
Ancaman berupa data induk yang rusak dan hilang pada Langkah antisipatif berupa melakukan backup atas data
siklus penganggaran dengan desain data terpusat pada SPAN secara rutin dapat dilakukan agar jika sewaktu-waktu
dan SAKTI berpotensi terjadi. Kebakaran, kebanjiran, data rusak dan hilang, ada data yang dapat dipulihkan
sabotase atas pusat data tempat menyimpan data pada sistem.
penganggaran dapat terjadi sewaktu-waktu. Selain itu
perlindungan yang kurang atas piranti yang diterapkan pada 2. Menerapkan DRP (disaster recovery plan)
server, jaringan, dll berisiko mengancam keberlangsungan
Dalam kondisi tertentu, ketika ada kendala pada
sistem.
infrastruktur sistem yang gagall berfungsi, misalkan
pusat data mengalami kebakaran/kerusakan parah,
maka organisasi harus dapat melakukan mitigasi
dengan mengandalkan pada pemulihan sistem akibat
musibah. Organisasi hendaknya mempunyai
kemampuan untuk pemulihan operasional bisnis,
misalnya memiliki cadangan pusat data yang terletak di
lokasi yang lain (di kota lain).
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN RISIKO DAN PENGENDALIAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI RISIKO SISTEM SECARA UMUM
RISIKO PENGENDALIAN
#3 Kualitas Penganggaran yang Buruk 1. Pelatihan dan Sosialisasi yang Memadai
Ada kalanya output yang dihasilkan dari proses Pemberian pelatihan dan sosialisasi kepada para
penganggaran menghasilkan kualitas penganggaran yang petugas sesuai dengan peran dan tanggung jawab
buruk. Ketidaksinkronan antara program, rencana kinerja, masing-masing diharapkan dapat menjaga kuallitas dan
dan dana yang dialokasikan berpeluang terjadi. profesionalitas para petugas penyusun anggaran..
Ketidakcermatan dan kurang profesionalnya para petugas
yang diberikan tugas dan tanggung jawab menyusun 2. Monitoring dan Supervisi yang Memadai
anggaran juga bisa menghasilkan buruknya kualitas proses
Pekerjaan dari personel dipantau dan dilakukan
penganggaran.
supervise oleh pimpinan secara berjenjang, sehingga
dapat memaksimalkan kinerja setiap personel.
Kegagalan dalam menangkap sejumlah aspirasi dan
kebutuhan masyarakat terkadang menjadikan aspek kurang 3.Pengendalian Entri Data
kebijakan publik di bidang pemerataan pembangunan kurang
berpihak pada kepentingan masyarakat.. Hal tersebut pada Berbagai jenis pengendalian entri data dapat
akhirnya dapat mengakibatkan kegagalan pemerintah dalam diterapkan pada aplikasi dalam rangka memastikan
mencapai visi-misi pemerintah dalam mencapai tujuan integritas data yang diproses dan dihasilkan.
pembangunan nasional.
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN RISIKO DAN PENGENDALIAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI RISIKO SISTEM SECARA UMUM
RISIKO PENGENDALIAN
#3 Kualitas Penganggaran yang Buruk 4. Sinkronisasi antara Perencanaan, Penganggaran dan Kinerja
Untuk menjaga keselarasan antara sasaran yang akan
dicapai pemerintah dengan perencanaan penganggaran
dan rencana kinerja pemerintah, maka perlu dilakukan
sinkronisasi mulai dari perencanaan, penganggaran, dan
kinerja kementerian/lembaga. Data RKP dan Renja-K/L
harus selaras dengan penuangan pada RKA-K/L dan DIPA.
Seluruh sistem/aplikasi yang terkait harus dpastikan
menjamin integritas pemrosesan data tersebut, sehingga
tidak ada kesenjangan antara perencanaan dan
penganggaran
RISIKO PENGENDALIAN
#3 Kualitas Penganggaran yang Buruk 6. Memaksimalkan Peran Legislatif dalam Pembahasan APBN
RISIKO PENGENDALIAN
#4 Fraud yang berawal dari ranah penganggaran 1. Pemilihan Petugas Penyusun Anggaran yang Berintegritas
Pegawai yang diberikan tugas dan tanggung jawab dipilih
Proses penyusunan anggaran melibatkan berbagai institusi
dan diseleksi oleh unit organisasi dengan integritas yang
pemerintahan, baik Pemerintah Pusat yang diwakili Presiden,
cukup dan bertanggung jawab. Mekanisme seleksi dan
dan para Menteri/Kepala Lembaga pada setiap kementerian
asesmen perlu dirancang untuk mendapatkan sumber
negara/lembaga dengan DPR RI. Proses penganggaran yang daya tersebut dengan maksimal
meliputi proses teknokratis dan politis terkadang
menimbulkan kepentingan yang berbeda, bahkan tidak 2. Pemisahan Tugas yang Cukup
sedikit yang berpotensi menjadi titik awal Fraud/kecurangan
pada saat proses penyusunan APBN. Bentuk fraudi ini, Personel yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran
memungkinkan terjadi mulai dari skala kecil hingga skala dilakukan pemisahan tugas dan tanggung jawab yang
besar sistematis yang melibatkan antar lembaga. berbeda, sesuai dengan peran maisng-masing, baik dalam
ranah pengambilan kebijakan, pelaksanaan pekerjaan,
penggunaan dan pelaksanaan aplikasi/sistem informasi
terkait penyusunan anggaran.
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN RISIKO DAN PENGENDALIAN
RISIKO PENGENDALIAN
#4 Fraud yang berawal dari ranah penganggaran 3. Rotasi Jabatan dan Cuti wajib
Dalam rangka mencegah penyalahgunaan wewenang,
pelaksanaan rotasi jabatan dan cuti wajib perlu dilakukan,
sehingga potensi ancaman dapat dihindari.
4. Pakta Integritas
Organisasi perlu menerapkan pakta integritas kepada para
personel yang terlibat dalam penyusunan anggaran,
seperti larangan menerima gratifikasi, pemberian sanksi
atas pelanggaran, dsb.
RISIKO PENGENDALIAN
#4 Fraud yang berawal dari ranah penganggaran 6. Memperkecil Peluang Terjadinya Fraud
Untuk memitigasi fraud, langkah memperkecil peluang
fraud dapat dilakukan dengan berbagai metode dan teknik
7. Pengawasan Masyarakat
ntegritas
Masyarakat dapat melakukan pengawasan atas
pelaksanaan penyusunan APBN, potensi penyimpangan,
dan memberikan masukan dan kontrol kepada pemerintah
dan aparat penegak hokum.