Anda di halaman 1dari 20

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN PERTAMA

LAPGAS
MATA PELAJARAN :
MANAJEMEN KEUANGAN
DOSEN PENGAJAR :

1. RUDI WIDODO
2. KOMBES POL. RUDI PURWIYANTO, S.I.K., M.Hum.

PENUGASAN PERORANGAN
MATA PELAJARAN MANAJEMEN FUNGSI KEUANGAN POLRI
PASIS SESPIMMA POLRI ANGKATAN KE-70 T.A. 2023

OLEH :

NAMA : NANNANG SUWARDI


NO. SERDIK : 202307003064
POKJAR : IV (EMPAT)

PESERTA DIDIK SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN PERTAMA POLRI


ANGKATAN KE - 70 T.A. 202

1
PENUGASAN PERORANGAN
MATA PELAJARAN MANAJEMEN FUNGSI KEUANGAN POLRI
PASIS SESPIMMA POLRI ANGKATAN KE-70 T.A. 2023

I. SOAL URAIAN SINGKAT.


1. Petugas Pengelola Administrasi Belanja Pegawai (PPABP). Bahwa
Polri merupakan salah satu dari 87 Kementerian Negara/Lembaga
Pemerintah yang mempunyai tugas dan fungsinya dalam
pemerintahan sebagaimana diatur dalam pasal 13 Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia,
disebutkan Tugas Pokok Polri adalah memelihara Kamtibmas,
menegakkan hukum, dan memberikan perlindungan, pengayoman dan
pelayanan kepada masayarakat, selanjutnya untuk mendukung
pelaksanaan kegiatan tugas dan fungsi tersebut maka. pada setiap
awal tahun anggaran Satker Polri menerima dukungan anggaran
APBN/DIPA yang telah disetujui DPR dan disahkan oleh Menteri
Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN) yang sangat
terbatas, oleh karena itu para Kasatker selaku Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA) agar mengoptimalkan penggunaan anggaran
APBN/DIPA tersebut untuk kegiatan operasional Satker sesuai tugas
dan fungsinya, berkaitan dengan hal tersebut apakah yang saudara
ketahui dengan uraian singkat tentang :
a. Prinsip dasar dalam pengelolaan APBN/DIPA;
b. Jangka waktu masa berlakunya APBN/DIPA.
2. Bahwa alokasi anggaran DIPA yang diterima pada setiap awal tahun
anggaran digunakan untuk mendukung kegiatan operasional Satker
sesuai tugas dan fungsinya dalam meningkatkan Kinerja dan
pelayanan kepada masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam
rangka pelaksanaan anggaran DIPA Satker Polri diperlukan Pejabat
Pengelola Keuangan Satker hal ini dimaksudkan agar pelaksanaan
anggaran DIPA dilaksanakan secara taransparan dan akuntabel sesuai
ketentuan dibidang Keuangan Negara, Untuk itu apakah yang
saudara ketahui dengan uraian singkat tentang :
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN);
b. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA);
c. Pengguna Anggaran (PA);
d. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA);
e. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK);
f. Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar (PPSPM);
g. Bendahara Pengeluaran Satker (Bensatker);

II. SOAL ESSAY.


1. Bahwa Satker yang menerima dukungan anggaran DIPA yang telah
disyahkan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara
(BUN) sangat terbatas jumlahnya, untuk itu agar Kasatker selaku
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dapat melaksanakan anggaran
1
DIPA tersebut secara optimal dalam rangka mendukung kegiatan
operasional sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai pemelihara
Kamtibmas, penegakan hukum, Pelindung, Pengayom dan Pelayan
kepada masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut coba saudara
jelaskan bagaimanakah proses mekanisme pencairan anggaran
DIPA Satker di lingkungan Polri sesuai ketentuan dibidang Keuangan
Negara.

2. Bahwa sesuai Peraturan Menkeu Nomor 258/PMK.02/2015 tentang


Tata cara pemberian Sanksi atas pelaksanaan APBN pada
Kementerian Negara/Lembaga Pemerintah disebutkan bahwa
Kepada Kementerian Negara/Lembaga yang menerima dukungan
alokasi anggaran APBN/DIPA harus melaksanakan kegiatan sesuai
anggaran yang tersedia dalam DIPA sekurang-kurangnya 95 %,
selanjutnya apabila tidak melaksanakan kegiatan tersebut dikenakan
sanksi yang berupa pemotongan pagu belanja pada Tahun Anggaran
berikutnya, berkaitan dengan hal tersebut diperlukan langkah-
langkah Kasatker selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dalam
rangka percepatan penyerapan anggaran DIPA Satker untuk
mendukung pelaksanaan tugas operasional sesuai dengan tugas dan
fungsinya, berkaitan hal tersebut coba saudara jelaskan
bagaimanakah langkah-langkah Kasatker selaku KPA dalam
percepatan penyerapan anggaran DIPA Satker Polri.

3. Sesuai Peraturan Menkeu Nomor 62 Tahun 2023 Perencanaan


Anggaran, Pelaksanaan Anggaran, Serta Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan, yang telah ditindak lanjuti dengan Peraturan Dirjen
Perbendaharaan Nomor 5/PB/2022 tentang Petunjuk Teknis
Penilaian Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) belanja
Kementerian Negara/Lembaga termasuk Polri didalamnya,
disebutkan bahwa terhitung mulai T.A. 2022 dalam rangka
meningkatkan kualitas kinerja pelaksanaan Anggaran DIPA telah
diberlakukan Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) yang
digunakan untuk mengukur penilaian kinerja pelaksanaan anggaran
sekaligus sebagai bahan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan
anggaran DIPA Satker selama tahun anggaran berjalan, hal ini
dimaksudkan agar pelaksanaan anggaran DIPA Satker dapat
dilaksanakan sesuai dengan sasaran dan rencana yang telah
ditetapkan dalam rangka mendukung tugas operasional Satker
sesuai tugas dan fungsinya, berkaitan dengan hal tersebut, coba
saudara sebutkan aspek-aspek beserta indikatornya dalam
pengukuran Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) pada
pelaksanaan anggaran DIPA Satker Polri. Jelaskan!

4. Bahwa Satker di lingkungan Polri yang menerima dukungan


anggaran DIPA digunakan sebagai pedoman Kasatker selaku Kuasa
Pengguna Anggaran (KPA) dalam pelaksanaan anggaran untuk
mendukung kegiatan operasional Satker sesuai tugas dan fungsinya,
selanjutnya dalam DIPA tersebut terdiri dari jenis Belanja Pegawai

2
kode akun 51, Belanja Barang kode akun 52 dan Belanja Modal kode
akun 53 yang dimaksudkan untuk memudahkan dalam proses
pencairan anggaran dan penyusunan pelaporan keuangan Satker
dengan menggunakan Aplikasi Sistem Akuntansi Instansi (SAI)
beradasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), berkaitan
dengan hal tersebut coba saudara jelaskan bagaimakah perbedaan
Belanja Barang dengan Belanja Modal.

5. Dalam rangka meningkatkan penyerapan anggaran DIPA pada


Satker dilingkungan Polri diperlukan perencanaan penarikan
dana/kas yang baik berdasarkan jadwal kegiatan Satker yang telah
ditetapkan, yang mana hal ini dimaksudkan untuk menghindari
adanya penumpukan tagihan pada akhir tahun anggaran dan
penyimpangan/kebocoran dalam penggunaan uang negara, Untuk itu
diperlukan peningkatan sistem pengawasan dalam pelaksanaan
anggaran Satker yang tranparan/terbuka agar pelaksaaanaan
anggaran DIPA satker sesuai dengan rencana dan tujuan yang telah
ditetapkan, berkaitan dengan hal tersebut, coba saudara jelaskan
bagaimanakah sistem pengawasan anggaran DIPA Satker Polri.

JAWABAN :
I. SOAL URAIAN SINGKAT.
1. Hal yang serdik ketahui dengan uraian singkat tentang :
a. Prinsip dasar dalam pengelolaan APBN/DIPA;
Pada pengelolaan keuangan negara setidaknya ada
empat prinsip dasar yang harus dipenuhi yaitu,
akuntabilitas berdasarkan hasil atau kinerja, keterbukaan
dalam setiap transaksi pemerintah, pemberdayaan manajer
profesional, serta adanya lembaga pemeriksa eksternal
yang kuat, profesional, dan mandiri.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
adalah rencana keuangan pemerintah suatu negara yang
mencakup semua sumber pendapatan dan pengeluaran
yang diestimasi dalam satu tahun anggaran. APBN adalah
alat penting dalam pengelolaan ekonomi suatu negara dan
digunakan untuk mencapai berbagai tujuan, termasuk
pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan,
stabilitas harga, dan kesejahteraan sosial. Berikut adalah

3
Prinsip Dasar dalam Pengelolaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN) :
1) Prinsip Keterbukaan dan Akuntabilitas. APBN harus
disusun secara transparan dan akuntabel, sehingga
masyarakat dapat memahami bagaimana pemerintah
menggunakan dana publik.
2) Prinsip Kepatuhan Terhadap Hukum. Pengelolaan
APBN harus selalu mematuhi hukum dan regulasi
yang berlaku. Pemerintah harus menjalankan proses
perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban
sesuai dengan ketentuan hukum.
3) Prinsip Kebijakan Fiskal. APBN harus mencerminkan
kebijakan fiskal yang sesuai dengan tujuan
pemerintah, seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas
harga, dan kesejahteraan sosial.
4) Prinsip Efisiensi dan Efektivitas. Dana dalam APBN
harus digunakan secara efisien dan efektif, artinya
pemerintah harus berupaya mendapatkan hasil
terbaik dengan biaya yang tersedia.
5) Prinsip Keterjangkauan dan Berkelanjutan.
Pengelolaan APBN harus mempertimbangkan
dampak jangka panjang, serta menjaga
keseimbangan antara pendapatan dan belanja untuk
menghindari defisit yang tidak terkendali.
6) Prinsip Pertanggungjawaban. Pemerintah harus
mempertanggungjawabkan penggunaan dana APBN
kepada publik dan lembaga yang berwenang.

Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), di sisi


lain, adalah instrumen yang digunakan untuk
melaksanakan APBN. DIPA adalah dokumen rinci yang
menguraikan bagaimana pengeluaran dalam APBN akan
dialokasikan ke berbagai program, proyek, atau kegiatan

4
yang dilaksanakan oleh masing-masing instansi
pemerintah. Berikut Prinsip Dasar dalam Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA) :
1) Kepastian Penggunaan Dana. DIPA harus
mencantumkan informasi yang jelas mengenai
sumber dan penggunaan dana yang telah
dialokasikan untuk program atau kegiatan tertentu.
2) Ketepatan Waktu. DIPA harus dilaksanakan sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan dalam jadwal
anggaran, sehingga program dan kegiatan
pemerintah dapat berjalan dengan lancar.
3) Akuntabilitas Pelaksanaan. Pihak yang
bertanggungjawab atas pelaksanaan DIPA harus
memastikan bahwa dana digunakan sesuai dengan
tujuan yang ditetapkan, dan dapat mempertanggung
jawabkan penggunaan dana tersebut.
4) Fleksibilitas Penggunaan. DIPA juga harus
mempertimbangkan fleksibilitas dalam penggunaan
dana agar pemerintah dapat merespons perubahan
kondisi atau kebijakan yang mendesak.
5) Pelaporan dan Evaluasi. Hasil dari pelaksanaan DIPA
harus dilaporkan secara berkala dan dievaluasi untuk
memastikan pencapaian tujuan program atau
kegiatan.
6) Audit dan Pengawasan. Pengelolaan DIPA juga harus
tunduk pada audit dan pengawasan yang dilakukan
oleh lembaga-lembaga yang berwenang guna
memastikan kepatuhan terhadap ketentuan hukum
dan regulasi yang berlaku.

b. Jangka waktu masa berlakunya APBN/DIPA.


1) Anggaran pendapatan dan belanja negara yang
selanjutnya disingka APBN adalah rencana keuangan

5
tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh
Dewan Perwakilan Rakyat, masa berlakunya dari
tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31
Desember tahun berkenaan
2) Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran selanjutnya
disebut DIPA adalah dokumen pelaksanaan anggaran
yang disusun oleh PA/KPA. DIPA berlaku untuk 1
(satu) tahun.

2. Hal yang serdik ketahui dengan uraian singkat tentang :


a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN);
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
adalah rencana keuangan pemerintah yang disusun untuk
suatu periode tertentu, biasanya setahun. APBN mencakup
perkiraan pendapatan yang akan diterima oleh pemerintah
dari berbagai sumber, seperti pajak dan penerimaan
lainnya, serta rencana pengeluaran untuk berbagai
program dan kegiatan, termasuk belanja pemerintah,
subsidi, dan pembayaran utang.
Tujuan APBN adalah mengatur penggunaan dana
publik secara efisien, memastikan keseimbangan antara
pendapatan dan pengeluaran pemerintah, serta mencapai
tujuan pembangunan nasional. APBN juga digunakan
sebagai alat untuk mengendalikan inflasi dan menjaga
stabilitas ekonomi negara.

b. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA);


Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) adalah
dokumen pelaksanaan anggaran yang disusun oleh
Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran. DIPA
BA K/L terdiri atas DIPA Induk dan DIPA Petikan.
DIPA Induk sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a merupakan akumilasi dari DIPA per Satker yang

6
disusun oleh PA menurut Unit Eselon I Kementerian
Negara / Lembaga
DIPA Petikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b merupakan DIPA per Satker yang dicetak secara
otomatis melalui sistem.
DIPA Petikan digunakan sebagai dasar pelaksanaan
kegiatan Satker dan pencairan dana / pengesahan bagi
Bendahara Umum Negara / Kuasa Bendahara Umum
Negara dan merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan
dari DIPA Induk.

c. Pengguna Anggaran (PA);


Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat PA
adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan
anggaran Kementerian Negara / Lembaga.

d. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA);


Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) adalah pejabat
yang memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan
sebagian kewenangan dan tanggung jawab penggunaan
anggaran pada Kementerian Negara / Lembaga yang
bersangkutan.

e. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK);


Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya
disingkat PPK adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh
PA/KPA untuk mengambil keputusan dan/atau melakukan
tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran anggaran
belanja negara.

f. Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar


(PPSPM);
Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar
yang selanjutnya disebut PPSPM adalah pejabat yang

7
diberi kewenangan oleh PA/KPA untuk melakukan
pengujian atas permintaan pembayaran dan menerbitkan
perintah pembayaran.

g. Bendahara Pengeluaran Satker (Bensatker);


Bendahara Satuan Kerja (Bensatker) adalah pejabat
yang diberi tugas untuk dan atas nama Negara
melaksanakan pengurusan administrasi keuangan Negara
di lingkungan satuan kerjanya dengan menerima,
menyimpan, membayarkan/menyerahkan uang atau surat
berharga atau barang barang Negara.

II. SOAL ESSAY.


1. Bahwa Satker yang menerima dukungan anggaran DIPA yang
telah disyahkan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara
Umum Negara (BUN) sangat terbatas jumlahnya, untuk itu agar
Kasatker selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dapat
melaksanakan anggaran DIPA tersebut secara optimal dalam
rangka mendukung kegiatan operasional sesuai dengan tugas
dan fungsinya sebagai pemelihara Kamtibmas, penegakan
hukum, Pelindung, Pengayom dan Pelayan kepada
masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut coba saudara
jelaskan bagaimanakah proses mekanisme pencairan anggaran
DIPA Satker di lingkungan Polri sesuai ketentuan dibidang
Keuangan Negara.

Proses mekanisme pencairan anggaran DIPA (Daftar Isian


Pelaksanaan Anggaran) di lingkungan Polri mengikuti ketentuan
yang berlaku dalam sistem keuangan negara di Indonesia.
Dalam proses ini, terdapat beberapa tahapan yang harus diikuti
sesuai dengan peraturan yang berlaku. Berikut adalah rangkaian
prosesnya:

a. Penyusunan DIPA. Setiap Satuan Kerja (Satker) di


lingkungan Polri harus menyusun DIPA yang mencakup
perencanaan penggunaan anggaran untuk satu tahun
anggaran. Dalam penyusunan DIPA, Satker harus

8
memperhatikan program dan kegiatan yang telah
direncanakan.

b. Verifikasi dan Validasi DIPA. DIPA yang telah disusun oleh


Satker harus diverifikasi dan divalidasi oleh instansi yang
berwenang, seperti Kementerian Keuangan dan Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

c. Persetujuan DIPA. Setelah DIPA diverifikasi dan divalidasi,


DIPA tersebut memerlukan persetujuan dari pejabat yang
berwenang dalam lingkungan Kementerian Keuangan.

d. Penetapan DIPA. Setelah mendapatkan persetujuan, DIPA


akan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang dalam
lingkungan Kementerian Keuangan. DIPA yang telah
ditetapkan ini menjadi dasar untuk pencairan anggaran.

e. Pelaksanaan Kegiatan. Setelah DIPA ditetapkan, Satker


dapat melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan
sesuai dengan alokasi anggaran yang telah disetujui.

f. Pengajuan Permohonan Pencairan. Satker yang


melaksanakan kegiatan harus mengajukan permohonan
pencairan anggaran kepada instansi yang bertanggung
jawab, yaitu dalam hal ini, Kementerian Keuangan.

g. Verifikasi dan Validasi Permohonan. Permohonan


pencairan anggaran akan diverifikasi dan divalidasi oleh
instansi yang berwenang untuk memastikan bahwa
penggunaan anggaran sesuai dengan ketentuan dan
dokumen yang telah disetujui.

h. Pencairan Anggaran. Setelah verifikasi dan validasi


selesai, Kementerian Keuangan akan melakukan pencairan
anggaran ke rekening Satker yang bersangkutan.

9
i. Pelaporan dan Pertanggungjawaban. Satker wajib
melaporkan penggunaan anggaran secara berkala sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Mereka juga harus
menyusun pertanggungjawaban atas penggunaan
anggaran yang telah dilakukan.

Proses di atas menggambarkan mekanisme umum


pencairan anggaran DIPA di lingkungan Polri sesuai dengan
ketentuan di bidang keuangan negara. Setiap tahapan harus
dijalankan dengan cermat dan sesuai dengan peraturan yang
berlaku untuk menjaga akuntabilitas dan transparansi dalam
penggunaan anggaran publik. Perlu dicatat bahwa ketentuan
dan prosedur ini dapat berubah sesuai dengan perkembangan
peraturan dan kebijakan yang ada. Oleh karena itu, selalu
penting untuk merujuk kepada regulasi terbaru yang berlaku.

2. Bahwa sesuai Peraturan Menkeu Nomor 258/PMK.02/2015


tentang Tata cara pemberian Sanksi atas pelaksanaan APBN
pada Kementerian Negara/Lembaga Pemerintah disebutkan
bahwa Kepada Kementerian Negara/Lembaga yang menerima
dukungan alokasi anggaran APBN/DIPA harus melaksanakan
kegiatan sesuai anggaran yang tersedia dalam DIPA sekurang-
kurangnya 95 %, selanjutnya apabila tidak melaksanakan
kegiatan tersebut dikenakan sanksi yang berupa pemotongan
pagu belanja pada Tahun Anggaran berikutnya, berkaitan
dengan hal tersebut diperlukan langkah-langkah Kasatker
selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dalam rangka
percepatan penyerapan anggaran DIPA Satker untuk
mendukung pelaksanaan tugas operasional sesuai dengan
tugas dan fungsinya, berkaitan hal tersebut coba saudara
jelaskan bagaimanakah langkah-langkah Kasatker selaku KPA
dalam percepatan penyerapan anggaran DIPA Satker Polri.

Sebagai Kasatker (Kepala Satuan Kerja) yang juga


berperan sebagai KPA (Kuasa Pengguna Anggaran) dalam
percepatan penyerapan anggaran DIPA (Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran) Satker Polri, berikut langkah-langkah
untuk memastikan percepatan penyerapan anggaran :

10
a. Memahami Anggaran DIPA.
Memahami dengan baik seluruh isi DIPA Satker Polri
yang Anda tangani. Ini mencakup alokasi anggaran untuk
berbagai kegiatan dan program, sumber anggaran, dan
batas waktu penyerapan.

b. Perencanaan Anggaran.
Lakukan perencanaan anggaran dengan cermat.
Pastikan bahwa setiap kegiatan dan program yang akan
dijalankan sesuai dengan alokasi anggaran yang telah
disetujui dalam DIPA.

c. Penetapan Prioritas.
Identifikasi proyek atau program yang memiliki
prioritas tertinggi dan pastikan bahwa anggaran untuk
kegiatan tersebut dialokasikan dan digunakan dengan
sebaik mungkin.

d. Pengendalian Pengeluaran.
Pertimbangkan kebutuhan dan manfaat dari setiap
pengeluaran. Pastikan bahwa setiap pengeluaran yang
dilakukan adalah yang diperlukan dan relevan dengan
tujuan Satker Polri.

e. Monitoring dan Evaluasi.


Pantau penyerapan anggaran secara berkala.
Lakukan evaluasi terhadap realisasi anggaran dan
perkembangan proyek atau program. Jika ada kendala
atau deviasi, tindaklanjuti dengan solusi yang sesuai.

f. Pelaporan Berkala.
Sampaikan laporan kemajuan kepada atasan dan
instansi terkait secara berkala. Laporan ini harus mencakup
perkembangan penyerapan anggaran, pencapaian proyek
11
atau program, serta kendala dan solusi yang telah
dilakukan.

g. Transparansi dan Akuntabilitas.


Pastikan bahwa semua penggunaan anggaran
dilakukan dengan transparansi dan akuntabilitas yang
tinggi. Dokumentasikan setiap pengeluaran dan
pertanggungjawaban anggaran dengan baik.

h. Koordinasi Tim:
Bekerja sama erat dengan tim dan unit kerja terkait
untuk memastikan semua pihak terlibat dalam upaya
percepatan penyerapan anggaran.

i. Komunikasi dengan Instansi Terkait:


Jika diperlukan, berkomunikasi secara aktif dengan
instansi yang terkait, seperti Kemenkeu atau instansi lain
yang mengeluarkan DIPA, untuk mendiskusikan kendala
dan koordinasi yang diperlukan.

j. Pelaksanaan Pemutakhiran Anggaran:


Jika ada perubahan dalam alokasi anggaran atau
perubahan program, pastikan untuk mengikuti prosedur
pemutakhiran anggaran yang berlaku.

k. Pemanfaatan Teknologi:
Gunakan teknologi informasi dan sistem pelaporan
anggaran yang ada untuk memudahkan pemantauan dan
pelaporan.

l. Pelibatan Masyarakat dan Stakeholder:


Libatkan masyarakat dan pihak-pihak terkait dalam
pemantauan dan evaluasi proyek atau program yang Anda
jalankan.

12
m. Evaluasi Akhir:
Setelah DIPA berakhir, lakukan evaluasi akhir
terhadap seluruh proses penyerapan anggaran dan hasil
yang telah dicapai. Pelajari pelajaran yang dapat diambil
untuk perbaikan di masa mendatang.

3. Sesuai Peraturan Menkeu Nomor 62 Tahun 2023 Perencanaan


Anggaran, Pelaksanaan Anggaran, Serta Akuntansi dan
Pelaporan Keuangan, yang telah ditindak lanjuti dengan
Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor 5/PB/2022 tentang
Petunjuk Teknis Penilaian Indikator Kinerja Pelaksanaan
Anggaran (IKPA) belanja Kementerian Negara/Lembaga
termasuk Polri didalamnya, disebutkan bahwa terhitung mulai
T.A. 2022 dalam rangka meningkatkan kualitas kinerja
pelaksanaan Anggaran DIPA telah diberlakukan Indikator Kinerja
Pelaksanaan Anggaran (IKPA) yang digunakan untuk mengukur
penilaian kinerja pelaksanaan anggaran sekaligus sebagai
bahan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan anggaran
DIPA Satker selama tahun anggaran berjalan, hal ini
dimaksudkan agar pelaksanaan anggaran DIPA Satker dapat
dilaksanakan sesuai dengan sasaran dan rencana yang telah
ditetapkan dalam rangka mendukung tugas operasional Satker
sesuai tugas dan fungsinya, berkaitan dengan hal tersebut,
coba saudara sebutkan aspek-aspek beserta indikatornya
dalam pengukuran Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran
(IKPA) pada pelaksanaan anggaran DIPA Satker Polri.
Jelaskan!
Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) adalah alat
yang digunakan untuk mengukur sejauh mana anggaran yang
telah dialokasikan untuk sebuah Satuan Kerja (Satker) dalam hal
ini Satker Polri, telah dikelola dan digunakan secara efektif.
Untuk mengukur IKPA dalam pelaksanaan anggaran DIPA
(Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) Satker Polri, ada beberapa
aspek dan indikator yang dapat diperhatikan. Berikut ini adalah
beberapa aspek beserta indikatornya :

a. Kepatuhan Terhadap Aturan dan Ketentuan Anggaran.


Indikator: Tingkat kepatuhan terhadap peraturan dan
ketentuan anggaran yang telah ditetapkan, seperti
peraturan penggunaan anggaran, ketentuan belanja, dan
prosedur akuntansi.
13
b. Efisiensi Penggunaan Anggaran.
Indikator: Rasio antara anggaran yang digunakan dengan
hasil yang dicapai. Misalnya, biaya per kegiatan atau per
layanan yang diselenggarakan.

c. Kualitas Pelaporan Keuangan.


Indikator: Kualitas laporan keuangan yang dihasilkan,
termasuk kelengkapan, ketepatan, dan akurasi informasi
keuangan.

d. Tepat Waktu dalam Penggunaan Anggaran.


Indikator: Tingkat pemenuhan target penggunaan anggaran
sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dalam DIPA.

e. Pencapaian Tujuan dan Kinerja Program.


Indikator: Tingkat pencapaian tujuan dan hasil dari program
dan kegiatan yang dibiayai oleh anggaran. Ini dapat
melibatkan indikator kinerja seperti jumlah kasus yang
diselesaikan, tingkat keamanan masyarakat, atau indikator
lain yang relevan.

f. Transparansi dan Akuntabilitas.


Indikator: Tingkat transparansi dalam penggunaan
anggaran dan kemampuan untuk menjawab pertanyaan
dan pertanggungjawaban terkait dengan penggunaan
anggaran.

g. Evaluasi dan Pembelajaran.


Indikator: Kemampuan Satker Polri dalam melakukan
evaluasi terhadap pelaksanaan anggaran dan kemudian
menerapkan perbaikan berdasarkan hasil evaluasi
tersebut.

14
h. Pengendalian Risiko.
Indikator: Kemampuan Satker Polri dalam mengidentifikasi,
mengukur, dan mengendalikan risiko yang dapat
mempengaruhi pelaksanaan anggaran, seperti risiko
keamanan, risiko keuangan, dan lainnya.

Pengukuran IKPA pada pelaksanaan anggaran DIPA


Satker Polri akan melibatkan pengumpulan data terkait dengan
indikator-indikator di atas, serta analisis hasilnya. Hasil
pengukuran ini dapat digunakan sebagai dasar untuk perbaikan
dan pengambilan keputusan terkait dengan pengelolaan
anggaran yang lebih efektif dan efisien di masa mendatang.

4. Bahwa Satker di lingkungan Polri yang menerima dukungan


anggaran DIPA digunakan sebagai pedoman Kasatker selaku
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dalam pelaksanaan anggaran
untuk mendukung kegiatan operasional Satker sesuai tugas dan
fungsinya, selanjutnya dalam DIPA tersebut terdiri dari jenis
Belanja Pegawai kode akun 51, Belanja Barang kode akun 52
dan Belanja Modal kode akun 53 yang dimaksudkan untuk
memudahkan dalam proses pencairan anggaran dan
penyusunan pelaporan keuangan Satker dengan menggunakan
Aplikasi Sistem Akuntansi Instansi (SAI) beradasarkan Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP), berkaitan dengan hal tersebut
coba saudara jelaskan bagaimakah perbedaan Belanja Barang
dengan Belanja Modal.

Perbedaan antara Belanja Barang dan Belanja Modal


dalam konteks anggaran Satuan Kerja (Satker) di lingkungan
Polri yang menerima dukungan anggaran DIPA (Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran) terkait dengan penggunaan anggaran
adalah sebagai berikut :

a. Belanja Barang (kode akun 52):


1) Belanja Barang mencakup pengeluaran untuk
pembelian atau pengadaan barang-barang fisik yang
digunakan dalam kegiatan operasional Satker.
Barang-barang ini bersifat konsumtif, artinya mereka
15
biasanya memiliki umur pakai yang terbatas dan
digunakan dalam jangka waktu pendek.
2) Contoh Belanja Barang dalam konteks Polri mungkin
termasuk pembelian peralatan kantor, seragam,
kendaraan, senjata, dan peralatan lainnya yang
dibutuhkan untuk operasional sehari-hari.

b. Belanja Modal (kode akun 53):


1) Belanja Modal mengacu pada pengeluaran untuk aset
atau investasi jangka panjang yang memiliki umur
pakai yang lebih lama. Aset ini tidak hanya digunakan
dalam operasional sehari-hari tetapi juga memberikan
manfaat jangka panjang.
2) Contoh Belanja Modal dalam konteks Polri mungkin
termasuk pembelian tanah atau gedung, peralatan
teknologi tinggi, kendaraan berat, atau proyek-proyek
konstruksi yang memerlukan investasi besar.

Dalam kasus DIPA yang mencantumkan tiga jenis belanja


ini (Belanja Pegawai, Belanja Barang, dan Belanja Modal),
penting untuk memahami bahwa setiap jenis belanja memiliki
peraturan dan persyaratan berbeda dalam penggunaannya.
DIPA digunakan sebagai pedoman bagi Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA), yang dalam konteks ini adalah Kasatker, untuk
mengatur dan melaksanakan penggunaan anggaran sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
Penggunaan DIPA ini juga harus sesuai dengan Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan menggunakan Aplikasi
Sistem Akuntansi Instansi (SAI) untuk memudahkan proses
pencairan anggaran dan pelaporan keuangan. Pemisahan jenis
belanja ini membantu Satker dalam mengelola anggaran dengan
lebih efektif, memastikan dana yang dialokasikan untuk setiap
jenis belanja digunakan dengan benar sesuai dengan kebutuhan
operasional dan tujuan jangka panjang Satker tersebut.
16
5. Dalam rangka meningkatkan penyerapan anggaran DIPA pada
Satker dilingkungan Polri diperlukan perencanaan penarikan
dana/kas yang baik berdasarkan jadwal kegiatan Satker yang
telah ditetapkan, yang mana hal ini dimaksudkan untuk
menghindari adanya penumpukan tagihan pada akhir tahun
anggaran dan penyimpangan/kebocoran dalam penggunaan
uang negara, Untuk itu diperlukan peningkatan sistem
pengawasan dalam pelaksanaan anggaran Satker yang
tranparan/terbuka agar pelaksaaanaan anggaran DIPA satker
sesuai dengan rencana dan tujuan yang telah ditetapkan,
berkaitan dengan hal tersebut, coba saudara jelaskan
bagaimanakah sistem pengawasan anggaran DIPA Satker Polri.

Sistem pengawasan anggaran DIPA (Daftar Isian


Pelaksanaan Anggaran) Satker Polri merupakan bagian integral
dari pengelolaan anggaran pemerintah yang bertujuan untuk
memastikan bahwa anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan
dan program Polri digunakan dengan efisien, efektif, dan sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan. Untuk meningkatkan
penyerapan anggaran DIPA Satker Polri dan menghindari
penumpukan tagihan serta penyimpangan/kebocoran dalam
penggunaan uang negara, berikut adalah beberapa langkah
yang dapat diambil dalam perencanaan penarikan dana/kas
yang baik dan peningkatan sistem pengawasan :

a. Perencanaan Anggaran. Penyusunan anggaran harus


dilakukan secara teliti dan berdasarkan pada kebutuhan
yang jelas. Setiap kegiatan dan program harus memiliki
anggaran yang mencukupi. Hal ini akan membantu
mencegah penumpukan tagihan karena kekurangan
anggaran.

b. Penjadwalan Kegiatan. Satker Polri harus menetapkan


jadwal yang jelas untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan
yang telah dianggarkan. Jadwal ini harus
mempertimbangkan tenggat waktu yang realistis dan

17
memungkinkan pengeluaran anggaran sesuai dengan
rencana.

c. Pengawasan Realisasi Anggaran. Selama pelaksanaan


kegiatan, Satker Polri harus melakukan pengawasan yang
ketat terhadap realisasi anggaran. Hal ini melibatkan
pemantauan pengeluaran dan perbandingannya dengan
anggaran yang telah disusun.

d. Pertanggungjawaban Anggaran. Setiap penggunaan


anggaran harus diresponsif dengan pertanggungjawaban
yang jelas. Ini termasuk pelaporan secara berkala tentang
pengeluaran dan pencapaian hasil kegiatan.

e. Sistem Informasi Anggaran. Satker Polri harus memiliki


sistem informasi anggaran yang baik yang memungkinkan
pemantauan secara real-time terhadap penggunaan
anggaran. Sistem ini dapat digunakan untuk memantau
setiap transaksi keuangan dan membuat laporan yang
akurat.

f. Pelatihan dan Peningkatan Kompetensi. Personel yang


terlibat dalam pengelolaan anggaran harus memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam
perencanaan, pengawasan, dan pelaporan anggaran.

g. Transparansi dan Akuntabilitas. Satker Polri harus


menjalankan pengawasan anggaran dengan transparan
dan terbuka. Informasi tentang penggunaan anggaran
harus tersedia untuk publik dan instansi pengawas, seperti
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

h. Evaluasi dan Koreksi. Setelah akhir tahun anggaran,


Satker Polri harus melakukan evaluasi menyeluruh
terhadap pelaksanaan anggaran. Hasil evaluasi dapat

18
digunakan untuk perbaikan dalam perencanaan dan
pengawasan anggaran di masa yang akan datang.

Dengan mengimplementasikan langkah-langkah di atas,


Satker Polri dapat meningkatkan penyerapan anggaran DIPA,
menghindari penumpukan tagihan, serta mencegah
penyimpangan atau kebocoran dalam penggunaan uang negara.
Hal ini juga akan meningkatkan akuntabilitas dan transparansi
dalam pengelolaan anggaran, sehingga anggaran DIPA dapat
digunakan sesuai dengan rencana dan tujuan yang telah
ditetapkan.

Lembang, 14 September 2023


Penulis

NANNANG SUWARDI
NO. SERDIK : 202407003064
POKJAR : IV (EMPAT)

19

Anda mungkin juga menyukai