SESPI
MMA
JUDUL :
OLEH :
JUDUL :
BAB I
PENDAHULUAN (8% dari jumlah halaman)
A. Latar belakang.
Kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) yang
kondusif adalah harapan utama masyarakat dalam menjalani
kehidupan sehari-hari. Masyarakat berharap agar dapat hidup dalam
lingkungan yang aman, tenang, dan bebas dari ancaman serta
gangguan yang mengganggu aktivitas sehari-hari seperti kejahatan
jalanan, tindak kekerasan serta konflik sosial. Polri (Kepolisian Negara
Republik Indonesia) memiliki peran yang sangat signifikan dalam
menjawab harapan dan tuntutan masyarakat tersebut. Sebagaimana
Undang-undang No 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia yang memberikan landasan hukum yang kuat bagi
Polri dalam menanggulangi segala bentuk gangguan Kamtibmas, Polri
memiliki tugas dan wewenang untuk melayani, mengayomi serta
melindungi masyarakat dari segala bentuk gangguan keamanan dan
1
ketertiban masyarakat. Dalam menjalankan tugasnya, Polri memiliki
kewenangan untuk melakukan penyelidikan, pengamanan,
pencegahan, penindakan, dan penegakan hukum terhadap terjadinya
gangguan Kamtibmas yang terjadi di lingkungannya. Berlandaskan
Undang-undang tersebut, upaya Polri dalam menghadapi berbagai
tantangan dan ancaman Kamtibmas seperti tindak kejahatan jalanan,
peredaran narkoba, terorisme, konflik sosial, dan berbagai bentuk
gangguan lainnya dengan melakukan patroli, pengawasan, dan
berbagai operasi guna menciptakan rasa aman dan nyaman bagi
masyarakat. Dengan demikian, Polri menjadi garda terdepan dalam
menjaga kestabilan dan ketertiban di tengah-tengah masyarakat.
Sebagai institusi penegak hukum, Polri juga memiliki peran dalam
memberikan edukasi dan penyuluhan kepada masyarakat mengenai
pentingnya menjaga Kamtibmas. Kolaborasi antara Polri dan
masyarakat dalam upaya pencegahan dan penanganan gangguan
Kamtibmas sangatlah esensial. Melalui kerja sama yang baik antara
Polri dan masyarakat, diharapkan dapat tercipta lingkungan yang
aman, damai, dan harmonis bagi semua warga negara. Dengan
profesionalisme, transparansi, dan kerja keras, Polri dapat menjaga
integritas, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan
kepada seluruh lapisan masyarakat demi mencapai tujuan bersama,
yaitu terwujudnya keamanan dan ketertiban masyarakat yang
kondusif.
Sehubungan dengan hal tersebut, kesiapan penanganan pemilu
serentak 2024 di wilayah hukum Polda Sulsel dipandang sangat
krusial dalam memenuhi harapan masyarakat terhadap terwujudnya
kamtibmas yang kondusif. Keberhasilan dalam menciptakan
lingkungan yang aman dan tertib selama pemilu akan memberikan
dampak positif pada perasaan aman masyarakat serta kelancaran
proses demokrasi. Melalui upaya ini, diharapkan pengalaman negatif
dari pemilu sebelumnya dapat dihindari, dan masyarakat dapat
merasakan manfaat nyata dari pelaksanaan pemilu yang damai dan
berintegritas. Mengingat pemilu pada periode sebelumnya yang
dilaksanakan pada bulan April 2019 diwarnai berbagai kejadian yang
mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat berintensitas
tinggi seperti unjuk rasa serta perkelahian antar kelompok pendukung
yang telah memberikan dampak negatif, meresahkan masyarakat, dan
mengganggu kelancaran proses demokrasi. Dalam konteks ini, peran
Polri khususnya Batalyon D Pelopor Satbrimob Polda Sulsel sebagai
penegak hukum memiliki implikasi langsung terhadap
penyelenggaraan pemilu yang aman dan tertib. Batalyon D Pelopor
Satbrimob Polda Sulsel perlu memastikan kesiapan yang optimal
dalam menjaga keamanan selama proses pemilu, mulai dari tahap
persiapan, kampanye, pemungutan suara, hingga penghitungan hasil
suara. Keberhasilan Polri dalam menangani gangguan kamtibmas
pada pemilu sebelumnya menjadi pelajaran berharga dalam
menyusun strategi yang lebih baik untuk mengatasi potensi ancaman
dan gangguan serupa. Diperlukan langkah-langkah konkret untuk
memantapkan kesiapan penanganan pemilu serentak 2024 di wilayah
hukum Polda Sulsel. Batalyon D Pelopor Satbrimob Polda Sulsel perlu
meningkatkan koordinasi dengan berbagai instansi terkait, seperti
KPU, Bawaslu, dan pemerintah daerah, guna menyusun rencana
pengamanan yang komprehensif dan efektif serta melakukan
sosialisasi kepada masyarakat terkait pentingnya menjaga stabilitas
selama pemilu juga memberikan informasi mengenai mekanisme
pelaporan gangguan kamtibmas, hal ini perlu dilakukan agar kesiapan
penanganan pemilu serentak 2024 di wilayah hukum Polda Sulsel
dapat dimantapkan serta proses demokrasi dapat berjalan dengan
aman dan lancar sebagaimana yang diharapkan.
Menyikapi atas hal tersebut, kinerja detasemen anti anarkis
Batalyon D Pelopor Satbrimob Polda Sulsel dirasa perlu dioptimalkan
agar kesiapan penanganan pemilu serentak 2024 dapat dimantapkan
dalam rangka mewujudkan kamtibmas yang kondusif sesuai harapan
masyarakat. Mengingat kondisi saat ini menunjukan bahwa kinerja
detasemen anti anarkis Batalyon D Pelopor Satbrimob Polda Sulsel
dirasa belum optimal dalam mengatasi tindakan anarkis pada pemilu
sebelumnya menjadi perhatian serius serta dampak negatif yang
dapat ditimbulkannya terhadap stabilitas sosial dan kelancaran
demokrasi. Berdasarkan teori kinerja menurut Prawirosentono, faktor-
faktor yang mempengaruhi kinerja anggota, seperti efektivitas dan
efisiensi, otoritas dan tanggung jawab, disiplin, serta aspek inisiatif,
menjadi acuan penting dalam upaya dalam menganalisis kinerja
detasemen anti anarkis Batalyon D Pelopor. Aspek efektivitas dan
efisiensi mengacu pada ketepatan tindakan dalam merespons dan
menangani situasi anarkis dengan tepat, cepat, dan efisien. Otoritas
dan tanggung jawab berkaitan dengan penegasan wewenang dan
tanggung jawab anggota dalam menjaga ketertiban serta
memberantas tindakan anarkis. Kedisiplinan yang baik akan
memastikan tindakan anggota konsisten dengan nilai-nilai hukum dan
etika yang berlaku. Sementara itu, aspek inisiatif mengacu pada
kemampuan anggota untuk berpikir kreatif dan proaktif dalam
merancang strategi dan taktik dalam menghadapi situasi yang dinamis
dan potensial bergejolak. Untuk mengatasi kurangnya kinerja
detasemen anti anarkis Batalyon D Pelopor, diperlukan upaya
komprehensif yang melibatkan berbagai aspek tersebut. Pelatihan dan
pembekalan terhadap anggota Batalyon D Pelopor terkait
penanganan anarki selama pemilu menjadi hal penting. Peningkatan
disiplin dan pemahaman terhadap tugas serta tanggung jawab juga
perlu ditekankan melalui pendekatan berbasis aturan dan etika. Selain
itu, perlu dibangun budaya inovasi dan inisiatif yang mendorong
anggota untuk berpikir kreatif dalam menghadapi tantangan
kamtibmas, termasuk potensi tindakan anarkis selama pemilu.
Penguatan supervisi dan pemantauan oleh pimpinan akan membantu
memastikan implementasi tindakan anti anarkis berjalan sesuai
dengan standar yang ditetapkan, sehingga diharapkan kinerja
detasemen anti anarkis Batalyon D Pelopor dapat berperan optimal
dalam mewujudkan kamtibmas yang kondusif dan proses demokrasi
selama pemilu 2024 di wilayah hukum Polda Sulsel dapat berjalan
dengan lancar.
B. Rumusan Masalah.
1. Permasalahan.
Dari latar belakang terkait perlunya dalam
mengoptimalkan kinerja detasemen anti anarkis Batalyon D
Pelopor Satbrimob Polda Sulsel, maka sebagai permasalahan
dari Kertas Karya Perorangan (Taskap) ini adalah sebagai
berikut : “Bagaimana kinerja detasemen anti anarkis
Batalyon D Pelopor Satbrimob yang dapat memantapkan
kesiapan penanganan pemilu serentak 2024 di wilayah
hukum Polda Sulsel agar kamtibmas yang kondusif dapat
terwujud ?”
2. Tujuan
Tujuan dari penulisan Kertas Karya Perorangan (Taskap)
ini adalah untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi Polri
dalam rangka mengoptimalkan kinerja detasemen anti anarkis
Batalyon D Pelopor Satbrimob yang dapat memantapkan
kesiapan penanganan pemilu serentak 2024 di wilayah hukum
Polda Sulsel agar kamtibmas yang kondusif dapat terwujud.
D. Ruang lingkup
Ruang lingkup pembahasan Taskap ini dibatasi pada
optimalisasi kinerja detasemen anti anarkis Batalyon D Pelopor
Satbrimob Polda Sulsel, ditinjau dari persoalan yang dibahas pada
aspek efektivitas dan efisiensi, otoritas dan tanggung jawab, disiplin
serta aspek inisiatif, sehingga kesiapan penanganan pemilu serentak
2024 di wilayah hukum Polda Sulsel dapat dimantapkan dalam rangka
terwujudnya kamtibmas yang kondusif. Pembahasan dibatasi pada
kinerja detasemen anti anarkis Batalyon D Pelopor Satbrimob
Polda Sulsel, penelitian pada periode tahun 2021 sd. Juli 2023.
E. Sistematika.
1. BAB I PENDAHULUAN
2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
3. BAB III KONDISI FAKTUAL
4. BAB IV PEMECAHAN MASALAH
5. BAB V PENUTUP
F. Pengertian – pengertian.
1. Optimalisasi
2. Kinerja
3. Anti anarkis
4. Batalyon D Pelopor Satbrimob
5. Memantapkan
6. Kesiapan
7. Penanganan
8. Pemilu Serentak
9. Wilayah Hukum Polda Sulsel
10. Terwujudnya
11. Kamtibmas
12. Kondusif
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA (12% dari jumlah halaman)
A. Umum.
B. Kajian Teori.
1. Grand Theory;
Sebagai grand theory dalam penulisan Taskap ini, penulis
menggunakan Teori Kinerja menurut Prawirosentono
(2011:27), Organisasi dapat beroperasi karena kegiatan atau
aktivitas yang dilakukan oleh para anggota yang ada di dalam
organisasi tersebut. Menurut Prawirosentono faktor- faktor yang
mempengaruhi kinerja anggota adalah :
3. Disiplin
Disiplin meliputi ketaan dan hormat terhadap
perjanjian yang di buat antara perusahaan dan karyawan.
Disiplin jugaberkaitan erat dengan sanksi yang perlu di
jatuhkan kepada pihak yang melanggar.
4. Inisiatif
Inisiatif seseorang berkaitan dengan daya pikir,
kreativitas dalam bentuk ide untuk merencanakan sesuatu
yang berkaitan dengan tujuan organisasi.
2. Middle Theory;
a. Teori Efektivitas dan efisiensi.
c. Teori Disiplin.
d. Teori Inisiatif.
3. Applied Theory.
a. Teori Analisis SWOT
a. Observasi
Observasi partisipan adalah kemampuan seseorang
untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja
panca indra mata, telinga, serta dibantu dengan panca
indra lainnya. Dalam observasi ini, peneliti terlibat langsung
dengan kegiatan sehari-hari subjek yang sedang diamati,
merekam, dan mencatat semua kegiatan yang dilakukan
oleh sumber data.
Menurut Sugiyono (2017) dengan menggunakan
observasi partisipan, maka data yang didapatkan akan
lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat
makna dari setiap perilaku yang tampak. Observasi yang
digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan
observasai partisipan tidak terstruktur, dimana observasi
tidak terstruktur ini dipersiapkan atau dilakukan tidak
secara sistematis terkait dengan yang diobservasi.
b. Dokumentasi
Penulis menggunakan tekhnik pengumpulan data
melalui dokumentasi terkait dengan kinerja detasemen anti
anarkis Batalyon D Pelopor Satbrimob Polda Sulsel dengan
mengumpulkan data pustaka, membaca dan mencatat,
serta mengelolah bahan penelitian.
Menurut Mc. Millan dan Schumacher (dalam Ibrahim,
2018, hlm. 94) menyatakan bahwa dokumen dapat
berbentuk rekaman kejadian masa lalu yang dicetak atau
ditulis, dapat berupa catatan anekdot, buku harian, surat
dan dokumen-dokumen.
2. Analisis data.
Menurut Miles & Huberman (dalam Sugiyono, 2017, hlm.
132) mengemukakan bahwa teknik analisi data dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
3. Metode penelitian.
Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penulisan
Taskap ini adalah menggunakan metode studi kasus. Menurut
Sukmadinata (2016, hlm. 77-78) menyatakan bahwa studi kasus
merupakan metode untuk menganalisis data yang berkenaan
dengan suatu kasus. Sesuatu biasanya dijadikan kasus karena
ada masalah, kesulitan, hambatan, penyimpangan, tetapi bisa
juga sesuatu dijadikan kasus meskipun tidak ada masalah, yang
dijadikan kasus karena keunggulan atau keberhasilannya.
Studi kasus dalam penelitian ini digunakan untuk
mempelajari atau mengamati kinerja detasemen anti anarkis
Batalyon D Pelopor Satbrimob dalam memantapkan kesiapan
penanganan pemilu serentak 2024 di wilayah hukum Polda
Sulsel, sehingga kamtibmas yang kondusif dapat diwujudkan.
D. Kerangka Berpikir.
TEORI KINERJA Digunakan untuk mengukur pengaruh kinerja anti anarki Batalyon D Pelopor Satbrimob yang dipandang
sebagai variabel dependent terhadap kesiapan penanganan pemilu serentak 2024 di wilayah hukum
Polda Sulsel yang dipandang sebagai variabel independent. Dengan pandangan ini dilakukan
pengukuran pengaruh dan pengujian hipotesis.
b. Faktor Eksternal.
1) Peluang (Opportunities).
2) Ancaman (Threats).
BAB IV
PEMECAHAN MASALAH (45% dari jumlah halaman)
A. Analisis Strategi.
B. Implementasi Strategi.
Implementasi strategi merupakan langkah yang bersifat
strategis, adaptif, visioner dan dapat di operasionalkan dalam
mengoptimalkan kinerja detasemen anti anarkis Batalyon D Pelopor
Satbrimob antara lain sebagai berikut :
1. Jangka Pendek.
a. Strategi ………….
1) Program ………….
2) Kegiatan ………….
3) Anggaran ………….
4) Prosedur………
b. Strategi ………….
1) Program ………….
2) Kegiatan ………….
3) Anggaran ………….
4) Prosedur………
2. Jangka Sedang.
a. Strategi ………….
1) Program ………….
2) Kegiatan ………….
3) Anggaran ………….
4) Prosedur………
b. Strategi ………….
1) Program ………….
2) Kegiatan ………….
3) Anggaran ………….
4) Prosedur………
3. Jangka Panjang.
a. Strategi ………….
1) Program ………….
2) Kegiatan ………….
3) Anggaran ………….
4) Prosedur………
b. Strategi ………….
1) Program ………….
2) Kegiatan ………….
3) Anggaran ………….
4) Prosedur………
A. Simpulan.
Dalam penulisan Taskap ini sebagai simpulan yang merupakan
jawaban atas persoalan yang dirumuskan berdasarkan formulasi
strategi, dapat diuraikan sebagai berikut :
B. Rekomendasi.
Rekomendasi merupakan masukan atau saran kepada
pimpinan / organisasi kesatuan, antara lain :