PEMBUKAAN
Kebijakan strategi POLRI melalui Pola Pembinaan Pengamanan Swakarsa pada hakekatnya
adalah untuk memberdayakan peran aktif dan tanggung jawab masyarakat terhadap
penciptaan keamanan dan ketertiban dilingkungan masing-masiing secara swadaya masyarakat.
Dalam rangka membina, mencegah dan menanggulangi Kamtibmas, POLRES Bogor memiliki
keterbatasan Sumber Daya Manusia dan Materiil, sehingga di anggap perlu memberdayakan
potensi-potensi masyarakat sebagai Mitra POLRI yang memiliki obsesi sama untuk mewujudkan
Kamtibmas yang aman dan mantap.
JKU POLMAS POLRES BOGOR, adalah termasuk salah satu potensi masyarakat yang sangat fokus
memberikan bantuan komunikasi dan informasi tentang situasi Kamtibmas di wilayahnya
masing-masing dengan harapan agar POLRI lebih mudah melaksanakan tugas pokoknya.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam AD dan RT ini yang dimaksud dengan :
1. AD dan RT merupakan ketentuan / aturan dasar dan ketentuan operasional bagi suatu
organisasi yang mencerminkan aspirasi visi dan misi para pengurus dan anggotanya.
2. Kepolisian Negara Republik Indonesia yang selanjutnya disingkat POLRI, adalah alat negara
yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan
hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat
`dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri
3. Pejabat Kepolisian adalah pejabat di lingkungan POLRI dari tingkat pusat sampai tingkat
kewilayahan Kepolisian.
4. KAMTIBMAS, adalah keamanan dan ketertiban masyarakat.
5. Community Policing, diterjemahkan Pemolisian Masyarakat atau Perpolisian Masyarakat
atau disingkat POLMAS.
6. JKU adalah Jaringan Komunikasi Udara, dimana media utama yang digunakan adalah Handy
Talky (HT).
7. POLRES, adalah Polisi Resort, wilayah hukumnya membawahi sektor atau setingkat
Kecamatan, dipimpin oleh seorang kepala Polisi Resort (KAPOLRES)
8. POLSEK adalah Polisi Sektor, wilayah hukumnya membawahi Desa / Kelurahan, dipimpin
oleh seorang Kepala Polisi Sektor (KAPOLSEK).
9. Policing dapat diartikan sebagai :
a. Perpolisian, yaitu segala hal ihwal tentang penyelenggaraan fungsi kepolisian, tidak
hanya menyagkut operasionalisasi ( taktik / teknik ) fungsi kepolisian, tetapi juga
pengelolaan fungsi kepolisian secara menyeluruh, mulai dari tataran manajemen puncak
sampai dengan manajemen lapis bawah, termasuk pemikiran-pemikiran, filsafati yang
melatarbelakanginya.
b. Pemolisian, yaitu pemberdayaan segenap komponen dan segala sumber daya yang
dapat dilibatkan dalam pelaksanaan tugas atau fungsi kepolisian guna mendukung
penyelenggaraan fungsi kepolisian agar mendapat hasil yang lebih optimal.
10. Community yang diterjemahkan Komunitas, dapat di artikan sebagai :
a. Sekelompok warga ( laki-laki dan perempuan ) atau komunitas yang berada di dalam
suatu wilayah kecil yang jelas batas-batasnya ( gerographic community ). Batas wilayah
komunitas dapat berbentuk RT, RW, Desa, Kelurahan, ataupun berupa pasar / pusat
belanja / mall, kawasan industri, pusat / komplek olahraga, stasiun bus / kereta api, dan
lain-lainnya.
b. Warga masyarakat yang membentuk suatu kelompok atau merasa menjadi bagian dari
suatu kelompok berdasar kepentingan ( Community of interest ), contohnya kelompok
berdasarkan etnis / suku, agama, profesi, pekerjaan, keahlian, hobi, dan lain-lainnya.
c. POLMAS diterapkan dalam komunitas-komunitas atau kelompok masyarakat yang
tinggal di dalam suatu lokasi tertentu ataupun lingkungan komunitas kebersamaan
profesi ( misalnya; kesamaan kerja, keahlian, hobi, kepentinganm dsb ), sehiingga warga
masyarakatnyatidak harus tinggal di suatu tempat yang sama, tetapi dapat saja
tempatnya berjauhan sepanjang komunikasi antara warga satu sama lain berlangsung
secara intensif, atau adanya kesamaan kepentingan ( misalnya; kelompok ojek, hobi
burung perkutut, pembalap motor, hobi komputer, dan sebagainya ) yang semuanya
bisa menjadi sarana penyelenggaraan POLMAS
11. Masyarakat, adalah sekelompok orang/warga yang hidup dalam suatu wilayah dalam arti
yang lebih luas misalnya Kecamayan, Kota, Kabupaten, atau Propinsi atau bahkan yang lebih
luas, sepanjang mereka memiliki kesamaan kepentingan, misalnya masyarakat pedesaan,
masyarakat perkotaan, masyarakat tradisional, masyarakat modern, dsb.
12. POLMAS ( Pemolisian / Perpolisian Masyarakat ), adalah penyelenggaraan tugas kepolisian
yang mendasari kepada pemahaman bahwa untuk menciptakan kondisi aman dan tertib
tidak mungkin dilakukan oleh POLRI sepihak sebagai subyek, dan masyarakat sebagai obyek,
melainkan harus dilakukan bersama oleh Polisi dan masyarakat dengan cara
memberdayakan masyarakat melalui kemitraan Polisi dan warga masyarakat, sehingga
secara bersama-sama mampu mendeteksi gejala yang dapat menimbulkan permasalahan di
masyarakat, mampu mendapatkan solusi untuk mengantisipasi permasalahannya, dan
mampu memelihara keamanan serta ketertiban di lingkungannya.
13. Pembinaan dalam konteks POLMAS, adalah upaya menumbuhkembangkan dan
mengoptimalkan potensi masyarakat dalam hubungan kemitraan ( partnership and
networking ) yang sejajar.
14. Pembinaan masyarakat, adalah segala upaya yang meliputi komunikasi, konsultasi,
penyuluhan, penerangan pembinaan, pengembangan dan berbagai kegiatan lainnya dalam
rangka untuk memberdayakan segenap potensi masyarakat guna menunjang keberhasilan
tujuan terwujudnya keamanan, ketertiban dan ketentraman masyarakat.
15. Kemitraan (partnership and networking), adalah segala upaya membangun sinergi dengan
potensi masyarakat yang meliputi komunikasi berbasis kepedulian, konsultasi, pemberian
informasi dan berbagai kegiatan lainnya demi tercapainya tujuan masyarakat yang aman,
tertib dan tenteram.
16. Masalah, adalah suatu kondisi yang menjadi perhatian warga masyarakat, karena dapat
merugikan, mengancam, menggemparkan, menyebabkan ketakutan atau berpotensi
menyebabkan terjadinya gangguan ketertiban dan keamanan dalam masyarakat (khususnya
kejadian-kejadian yang tampaknya terpisah tetapi mempunyai kesamaan-kesamaan
tentanng pola, waktu, korban, dan/atau lokasi geografis).
17. Pemecahan Masalah, adalah proses pendekatan permasalahan Kamtibmas dan kejahatan
untuk mencari pemecahan sesuatu permasalahan melalui upaya memahami masalah,
analisis masalah, mengusulkan alternatif-alternatif solusi yang tepat dalam rangka
menciptakan rasa aman, tentram dan ketertiban ( tidak hanya berdasarkan pada hukum
pidana dan penagkapan ), melakukan evaluasi serta evaluasi ulang terhadap efektifitas
solusi yang dipilih.
18. Potensi Gangguan Kamtibmas, adalah endapan permasalahan yang melekat pada sendi-
sendi kehidupan sosial yang bersifat mendasar akibat dari kesenjangan akses pada sumber
daya ekonomi, sosial, dan politik yang pada akhirnya dapat menjadi sumber atau akar
permasalahan gangguan kamtibmas.
Pasal 2
1. Maksud dari AD dan ART ini adalah :
a. Menjelaskan ketentuan / aturan dasar JKU POLMAS POLRES BOGOR agar mudah
dipahami oleh anggota pelaksana maupun pengurus yang mengendalikan pelaksanaan
di lapangan, baik di tingkat wilayah ataupun sektor.
b. Sebagai pedoman untuk menyamakan persepsi dan pemahaman tentang konsep JKU
POLMAS POLRES BOGOR serta sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan di lapangan.
c. Agar seluruh anggota JKU POLMAS POLRES BOGOR mempunyai persepsi yang sama
mengenai Strategi POLMAS secara komprehensif dan dapat menerapkan di wilayah /
sektor tugasnya masing-masing.
d. Agar program-program JKU POLMAS POLRES BOGOR yang dilaksanakan di seluruh
wilayah / sektor tugas, dapat berjalan secara efektif dan efisien.
BAB II
UMUM
Pasal 3
NAMA dan TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 4
KEDUDUKAN
Kantor sekretariat berkedudukan di POLRES Kabupaten Bogor, Jl. Raya Tegar Beriman.
Pasal 5
WAKTU
Pasal 6
AZAS dan DASAR
Pasal 7
TUJUAN
Pasal 8
SIFAT
Pasal 9
BANTUAN KOMUNIKASI
JKU POLMAS POLRES BOGOR, pada dasarnya adalah salah satu Organisasi Pengamanan
Swakarsa yang dalam kegiatannya menggunakan Handy Talky (HT) sebagai alat utama, dan
telepon seluler sebagai alat alternatif untuk memberikan bantuan Komunikasi dan Informasi
kepada POLRI, dalam rangka mewujudkan Kamtibmas.
Pasal 10
KEWAJIBAN DAN USAHA
BAB III
ORGANISASI
Pasal 11
BENTUK dan SUSUNAN
Organisasi JKU POLMAS POLRES BOGOR menurut bentuk dan susunan, sebagai berikut :
1. Organisasi JKU POLMAS POLRES BOGOR diketahui oleh KEPALA POLRES BOGOR, melalui
KEPALA SATUAN BINMAS POLRES BOGOR.
2. Susunan Organisasi JKU POLMAS POLRES BOGOR, mulai dari :
a. Tingkat Korrdinator (10 orang)
b. Sub Sektor (Kelurahan/Desa)
c. Polsek (Kecamatan)
d. Polres (Kotamadya/Kabupaten)
3. Pada tingkat Polres Bogor dibentuk Pimpinan JKU POLMAS POLRES BOGOR, yang
mengkoordinasikan seluruh kegiatan JKU POLMAS POLRES BOGOR di wilayah hukum Polres
Bogor.
4. Pada tingkat Sektor dan Kelompok dibentuk pengurus JKU POLMAS POLRES BOGOR SEKTOR,
yang membawahi dan mengkoordinasikan semua kegiatan JKU POLMAS POLRES BOGOR
SEKTOR di wilayah masing-masing.
5. Apabila di tingkat sektor, sub sektor dan kelompok, belum terbentuk kepengurusan, maka
seluruh anggota dan kegiatannya di daerah tersebut, berada langsung dibawah pengurus
JKU POLMAS POLRES BOGOR atau setingkat diatasnya.
Pasal 12
WILAYAH KERJA
1. Wilayah kerja JKU POLMAS POLRES BOGOR adaah seluruh wilayah hukum Polres Bogor.
2. Wilayah kerja JKU POLMAS POLRES BOGOR SEKTOR adalah seluruh wilayah hukum Polsek
yang bersangkutan.
3. Wilayah kerja JKU POLMAS POLRES BOGOR Sub Sektor atau Kelurahan/Desa, adalah wilayah
hukum Sub Sektor yanng bersangkutan
4. Wilayah kerja JKU POLMAS POLRES BOGOR Kelompok, adalah hanya terbatas pada
lingkungan daripada kelompok tersebut.
Pasal 13
KEGIATAN
Pasal 14
PENGURUS JKU POLMAS POLRES BOGOR
Pengurus JKU POLMAS POLRES BOGOR tingkat Polres Bogor, adalah sebagai berikut :
1. Pimpinan JKU POLMAS POLRES BOGOR disebut Pengurus JKU POLMAS POLRES BOGOR yang
tertinggi yang dipillih melalui Musyawarah Resort, serta ditetapkan oleh KAPOLRES BOGOR
melalui KASATBINMAS POLRES BOGOR dan karenanya bertanggung jawab kepada
Musyawarah Resort (MUSRES) JKU POLMAS POLRES BOGOR.
2. Masa Bhakti pengurus JKU POLMAS POLRES BOGOR, adalah 2 (dua) tahun, terhitung sejak
MUSRES JKU POLMAS POLRES BOGOR yang memilih dan mengangkatnya, sampai dengan
saat ditutupnya MUSRES JKU POLMAS POLRES BOGOR berikutnya.
3. Susunan Pengurus JKU POLMAS POLRES BOGOR sebagai berikut :
a. Pembina
b. Penasehat
c. Ketua
d. Wakil Ketua
e. Sekretaris I
f. Sekretaris II
g. Bendahara
h. Humas dan Dokumentasi
i. Ketua Bidang Operator Frekwensi
j. Ketua Bidang Pengendali Pengawasan Frekwensi
k. Ketua Bidang Teknik
l. Ketua Bidang Prasarana/Logistik
m. Ketua Bidang SDM dan BO
n. Ketua Bidang Kerohanian
o. Ketua Bidang Satuan Petugas dan Team Reaksi Cepat (SATGAS TRC)
p. Ketua Bidang Kerjasama antar Lembaga dan Koperasi
q. Para Ketua Sektor di 31 SEKTOR, RESORT BOGOR
4. Dalam melaksanakan dan mengkoordinasikan tugas sehari-hari dari Pengurus JKU POLMAS
POLRES BOGOR dilaksanakan oleh Ketua Umum.
5. Pengurus JKU POLMAS POLRES BOGOR didalam menjalankan tugas dan kewajibannya di
damping oleh Pembina dan Penasehat.
6. Pembina dan Penasehat, seperti disebut dalam pasal 12 tersebut diatas, secara berturut-
turut adalah Kapolres Bogor, Bupati Bogor, Dandim, dan Tokoh Masyarakat.
7. Pengurus JKU POLMAS POLRES BOGOR berkewajiban untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya sebagaimana ditentukan oleh Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
serta setiap Keputusan MUSRES JKU POLMAS POLRES BOGOR.
8. Penjelasan lebih lanjut dari tugas dan tanggung jawab serta pembagian tugas diantara para
pengurus JKU POLMAS POLRES BOGOR, diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga.
Pasal 15
PENGURUS JKU POLMAS POLRES BOGOR
Pengurus JKU POLMAS POLRES BOGOR SEKTOR / Kecamatan, adalah sebagai berikut :
1. Pimpinan SEKTOR disebut Pengurus JKU POLMAS POLRES BOGOR SEKTOR, yang merupakan
pimpinan JKU POLMAS POLRES BOGOR SEKTOR yang dipilih melalui Musyawarah Sektor dan
Karenanya bertanggung jawab kepada Musyawarah Sektor (MUSSEK) JKU POLMAS POLRES
BOGOR SEKTOR.
2. Pengurus JKU POLMAS POLRES BOGOR SEKTOR dibentuk dan disusun dalam Musyawarah
Sektor (MUSSEK) atau oleh yang dipilih anggotanya dalam MUSSEK tersebut yang bertugas
membina dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan JKU POLMAS POLRES BOGOR SEKTOR
diwilayah kerjanya.
3. Pengurus JKU POLMAS POLRES BOGOR SEKTOR diberi tugas dan tanggung jawab untuk
mengurus rumah tangganya sendiri serta seluruh kegiatan JKU POLMAS POLRES BOGOR
SEKTOR diwilayah kerjanya sepanjang hal tersebut tidak bertentangan dengan ketentuan
dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga JKU POLMAS POLRES BOGOR serta
MUSSEK JKU POLMAS POLRES BOGOR SEKTOR.
4. Susunan Pengurus JKU POLMAS POLRES BOGOR SEKTOR disesuaikan dengan kebutuhannya
dan berpedoman dengan bentuk serta susunan pengurus JKU POLMAS POLRES BOGOR
SEKTOR.
5. Masa bhakti pengurus JKU POLMAS POLRES BOGOR SEKTOR adalah 2 (dua) tahun terhitung
sejak saat MUSEK JKU POLMAS POLRES BOGOR SEKTOR yang memilih dan/atau
membentuknya sampai dengan selesainya RAKER berikutnya.
Pasal 15
PENGURUS JKU POLMAS POLRES BOGOR SEKTOR SUB SEKTOR
Pengurus JKU POLMAS POLRES BOGOR Sub Sektor tingkat PosPol/Kelurahan/Desa, adalah
sebagai berikut :
1. Pengurus JKU POLMAS POLRES BOGOR Sub Sektor/PosPol/Kelurahan/Desa, disebut
Pengurus JKU POLMAS POLRES BOGOR Sub Sektor, bertugas membina dan
mengkoordinasikan seluruh kegiatan JKU POLMAS POLRES BOGOR Sub Sektor diwilayah
kerjanya.
2. Pengurus JKU POLMAS POLRES BOGOR Sub Sektor dibentuk dan disusun oleh MUSEK
(Musyawarah Sektor) atau oleh yang dipilih anggotanya dalam MUSEK tersebut yang
bertugas membina dan mengkoodinasikan seluruh kegiatan Sub Sektor diwilayah kerjanya.
3. Pengurus JKU POLMAS POLRES BOGOR Sub Sektor diberi tugas dan tanggung jawab untuk
mengurus rumah tangganya sendiri serta seluruh kegiatan JKU POLMAS POLRES BOGOR Sub
Sektor di wilayah kerjanya sepanjang hal tersebut tidak bertentangan dengan ketentuan
dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga JKU POLMAS POLRES BOGOR.
4. Susunan Pengurus JKU POLMAS POLRES BOGOR Sub Sektor disesuaikan dengan
kebutuhannya dan berpedoman dengan bentuk serta susunan Pengurus JKU POLMAS
POLRES BOGOR.
5. Masa Bhakti Pengurus JKU POLMAS POLRES BOGOR Sub Sektor adalah 2 (dua) tahun sejak
saat RAKER JKU POLMAS POLRES BOGOR Sub Sektor yang memilih dan/atau membentuknya
sampai dengan selesainya RAKER berikutnya.
Pasal 16
KELOMPOK
Pasal 18
KEANGGOTAAN
1. Seluruh anggota JKU POLMAS POLRES BOGOR adalah setiap anggota yang terdaftar dan
memiliki Call Sign (Sandi Panggil), dan telah dilantik dan/atau di syahkan oleh pengurus JKU
POLMAS POLRES BOGOR melalui pengajuan pengurus JKU POLMAS POLRES BOGOR SEKTOR.
2. Syarat-syarat Keanggotaan serta pemberian Call Sign (Sandi Panggil), akan di uraikan lebih
lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 19
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA
Pasal 20
PEMBERHENTIAN ANGGOTA
Pasal 21
MUSYAWARAH RESORT
Dalam organisasi JKU POLMAS POLRES BOGOR dikenal Musyawarah Resort, disingkat “MUSRES
JKU POLMAS POLRES BOGOR” ditingkat Polres/Kabupaten.
Musyawarah Resort dilaksanakan sebagai berikut :
1. Musyawarah Resort merupakan kekuasaan tertinggi organisasi JKU POLMAS POLRES BOGOR
yang diselenggarakan di Kabupaten Bogor dalam 1 (satu) tahun sekali.
2. Peserta MUSRES, adalah :
a. Pembina
b. Penasehat
c. Seluruh Pengurus JKU POLMAS POLRES BOGOR
d. Pengurus JKU POLMAS POLRES BOGOR SEKTOR
e. Seluruh anggota, jika diperlukan
3. MUSRES JKU POLMAS POLRES BOGOR bertugas untuk :
a. Menetapkan tata tertib dan acara MUSRES
b. Membentuk dan menyusun Pengurus JKU POLMAS POLRES BOGOR ditingkat Resort.
c. Meminta laporan pertanggung jawaban pengurus JKU POLMAS POLRES BOGOR, baik
laporan kerja, maupun laporan keuangan selama periode kepengurusan.
d. Membicarakan dan meutuskan hal-hal yang dianggap perlu dalam perkembangan
organisasi dan citra JKU POLMAS POLRES BOGOR.
e. Menerima pengarahan-pengarahan berupa kebijaksanaan-kebijaksanaan Kapolres
Bogor beserta jajarannya.
f. Membentuk team kecil untuk membuat tata tertib dalam hal pergantian pengurus yang
akan habis masa bhaktinya.
Pasal 22
RAPAT KOORDINASI
Pasal 23
MUSYAWARAH SEKTOR DAN RAPAT KOORDINASI
BAB XV
PENUTUP
Pasal 24
Hal - hal yang belum diatur dalam Anggaran dasar ini, akan diatur kemudian dalam Anggaran
Rumah Tangga organisasi JKU POLMAS POLRES BOGOR.