Anda di halaman 1dari 18

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAERAH KALIMANTAN TIMUR


RESOR KUTAI KARTANEGARA

HUBUNGAN TATA KERJA ( HTCK )


BAGREN POLRES KUTAI KARTANEGARA

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum

Stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat saat ini merupakan


syarat mutlak dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara yang baik. Unsur
Kamtibmas telah terkait dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat sampai
komunitas terkecil. Polri sebagai ujung tombak dalam menciptakan keamanan
dan ketertiban masyarakat, harus mampu beradaptasi dengan segala
perubahan dan perkembangan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.
Konsekuensi dari semakin berkembangnya zaman diikuti juga dengan semakin
canggihnya modus-modus kejahatan serta semakin kompleknya
permasalahan sosial yang bisa menganggu stabilitas keamanan. Seiring
dengan bergulirnya era Reformasi yang telah menggugah kesadaran seluruh
komponen bangsa untuk melakukan pembenahan dan pembaharuan atas
berbagai ketimpangan, kinerja dan hal-hal yang dianggap tidak profesional
serta proporsional menuju masyarakat sipil yang demokratis.
Sebagai upaya dari Polri untuk bersinergi dalam rangka mereformasi
didalam tubuh Polri itu sendir telah dilaksanakan Reformasi Struktural,
Reformasi Instrumental dan Reformasi Cultural. Hal ini dilakukan untuk
melakukan penyesuaian terhadap perkembangan atmospher baru dalam
masyarakat ini, Polri pun dituntut untuk mereformasi dirinya sendiri,
melalui berbagai pemberdayaan sumber daya yang ada dan melalui
perubahan pola pikir para petugas Polri (to change the mind set of police
officers) secara berkesinambungan agar Polri dapat mengatasi tantangan
masa depan seiring dengan arus globalisasi dan demokratisasi.
2

Salah satu tantangan utama Polri ke depan adalah menciptakan polisi


masa depan, yang mampu secara terus-menerus beradaptasi dengan
perkembangan sosial, budaya, ekonomi dan politik masyarakat. Polisi harus
dapat menjadi mitra. Memahami atau cocok dengan masyarakat, menjadi figur
yang dipercaya sebagai pelindung, pengayom dan penegak hukum.
Di samping itu sebagai pribadi dapat dijadikan panutan masyarakat dan
mampu membangun simpati dan kemitraan dengan masyarakat. Polri dalam
hal ini harus membangun interaksi sosial yang erat dan mesra dengan
masyarakat, yaitu keberadaannya menjadi simbol persahabatan antara warga
masyarakat dengan polisi dengan mengedepankan dan memahami kebutuhan
adanya rasa aman warga masyarakat, yang lebih mengedepankan tindakan
pencegahan kejahatan (crime prevention). Kelahiran kepolisian modern
dipandang sebagai proses pembebasan polisi dari cara-cara kerja yang
unpolice atau ‘tidak layak polisi’ antara lain : tidak profesional, sewenang-
wenang, otoriter, model militeristik, penyalahgunaan wewenang (KKN),
arogan, dsb. Tindakan –tindakan tersebut menjadikan polisi tidak dipercaya
dan jauh dari warga masyarakat dan citranya di mata masyarakat adalah
buruk. Harapan masyarakat yang demokratis adalah adanya polisi sipil yang
profesional yang lebih mengutamakan kemitraan (partnership) dan pemecahan
masalah (problem solving) untuk menunjukkan jati diri polisi sipil yang
humanis dan mampu berkomunikasi dari hati ke hati dengan warga
masyarakat yang senantiasa berupaya mengurangi rasa ketakutan warga
masyarakat akan adanya gangguan kamtibmas dalam rangka meningkatkan
kualitas hidup masyarakat.
Kata kunci yang dapat menjawab tantangan masa depan Polri adalah
terciptanya Polri yang baru. Yaitu, Polri yang mandiri dan profesional, yang
mengacu pada supremasi hukum, memberikan jaminan dan perlindungan
HAM, transparan serta berorientasi pada kepentingan dan kebutuhan
masyarakat, dan ada pertanggungjawaban kepada masyarakat.
Secara khusus tahun 2020 merupakan tahun Pertama dari Renstra I
Polri ( For Excelent ) sampai dengan 2024, keberhasilan, kegagalan dan
hambatan pada Renstra I,II dan III pada tahun 2014-2019 hendaknya menjadi
pengalaman untuk meningkatkan kinerja dalam pelaksanaan tugas Polri,
sehingga sosok Polri yang profesional, modern dan dicintai masyarakat bisa
tercapai.
3

Keamanan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia baik selaku


individu atau selaku bagian dari kelompok dalam kehidupan masyarakat umum
bangsa Indonesia didalam negeri atau keamanan umum, maupun selaku
bagian dari kedaulatan negara atau keamanan negara dan dalam
berhubungan antar negara diluar negeri.
Polri adalah pelaksana dibidang keamanan dalam negeri bertanggung
jawab terhadap keamanan individu dan keamanan secara umum, yang
tertuang dalam Undang – Undang Nomor 02 tahun 2002 yang mempunyai
tugas pokok :
a. Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat;
b. Menegakkan hukum dan;
c. Memberikan Perlindungan, Pengayoman dan Pelayanan kepada
masyarakat.

2. Dasar
a. Undang – Undang nomor 02 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia ;
b. Keputusan Kapolri Nomor : Kep / 366 / VI / 2010, tanggal 14 Juni 2010
tentang OTK Polri ;
c. Keputusan Kapolri Nomor : Kep / 425 / VII / 2010 tanggal 5 Juli 2010
tentang Pedoman cara penyusunan Hubungan Tata Cara Kerja ( HTCK )
dilingkungan Polri ;
d. Surat Kapolda Kaltim Nomor : B / 4437 / XI / 2010 / Ro Rena tanggal 29
Nopember 2010 tentang Permintaan HTCK Satker / Sub Jajaran Polda
Kaltim ;
e. Surat Kapolri Nomor : B / 670 / III / 2011 / Srena, tanggal 2 maret 2011
tentang Revisi lampiran Sistematika Himpunan Tata Cara Kerja ( HTCK )
dilingkungan Polri;
f. Surat Kapolda Kaltim Nomor : B / 1144 / III / 2011, tanggal 17 Maret 2011
tentang Revisi lampiran Sistematika HTCK Kep / 425 / VII / 2010.
4

3. Maksud dan Tujuan


a. Maksud
Penyusunan HTCK Bagren Polres Kutai Kartanegara dimaksudkan sebagai
pedoman pelaksanaan tugas Bagren Kepolisian Resor Kutai Kartanegara,
sehingga mekanisme kinerja dapat terlaksana dengan baik serta
menghindari terjadinya tumpang tindih atau penyalahgunaan wewenang
dalam pelaksanaan tugas;

b. Tujuan
Penyusunan HTCK Bagren Polres Kutai Kartanegara bertujuan untuk
melancarkan pelaksanaan tugas antar unsur – unsur pengemban fungsi
dalam organisasi Bagren Polres Kutai Kartanegara dan terciptanya HTCK
yang kondusif, tertib dan harmonis.

4. Ruang Lingkup
HTCK yang disusun memiliki ruang lingkup mengatur tata cara / mekanisme /
metode dilingkungan Bagren Polres Kutai Kartanegara.
5. Tata Urut
BAB I PENDAHULUAN
BAB II TUGAS POKOK DAN FUNGSI
BAB III POKOK-POKOK HTCK
BAB IV PENGAWASAN DAN PENGEDALIAN
BAB V PENUTUP

6. Pengertian
a. Hubungan adalah perwujudan yang saling berkaitan antar
komponen/unsur-unsur pengembangan fungsi dalam suatu organisasi ;
b. Tata Cara Kerja adalah aturan-aturan yang harus diikuti dalam
melaksanakan kerja dilingkungan organisasi, sesuai dengan struktur dan
hubungan fungsional antar komponen / unsur-unsur dalam organisasi
tersebut ;
5

c. Hubungan tata Cara Kerja yang selanjutnya disebut HTCK adalah suatu
prosedur yang mengatur tentang mekanisme hubungan kerja antar
komponen/unsur-unsur pengemban fungsi di lingkungan Polres Kutai
Kartanegara yang dilaksanakan secara sistematis, transparan,
proporsional, koordinatif serta sesuai dengan ketentuan yang berlaku guna
mencapai tujuan yang diinginkan ;
d. Kepolisian Resor Kutai Kartanegara yang selanjutnya disebut Polres Kutai
Kartanegara adalah salah satu Instansi Pemerintah tingkat resor yang
berkedudukan dibawah Polda Kaltim serta mempunyai tugas memelihara
keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum dan
memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan masyarakat ;
e. Satuan Kerja yang selanjutnya disebut Satker adalah satuan pengguna
anggaran/pengguna barang yang berada dilingkungan Polri ;
f. Tugas adalah sekelompok kegiatan yang dikerjakan oleh suatu organisasi;
g. Kegiatan adalah penjabaran dan atau bagian dari pada program yang
dilaksanakan oleh satu atau beberapa Satuan Kerja dilingkungan Polri
sebagai bagian dari pencapaian tujuan dan sasaran program / rencana
kerja Polri ;
h. Tugas Pokok adalah sekumpulan kegiatan yang ada dan menjadi
tanggung jawa dalam suatu organisasi;
i. Peran adalah aturan main, dalam hal ini terkait dengan organisasi Polres
Kutim dalam menata hubungan koordinasi antara satu fungsi Polres Kutim
dengan satuan fungsi yang lain ;
j. Wewenang adalah hak dan kekuasanaan setiap pejabat dilingkungan
Polres Kubar untuk mengambil sikap atau tindakan tertentu dalam rangka
kelancaran pelaksanaan tugas yang menjadi tanggung jawab dibidangnya
masing-masing;
k. Tanggung Jawab adalah suatu kewajiban atau keharusan bagi setiap
pejabat / staf dilingkungan Polri untuk mempertanggung jawabkan atas
segala sesuatu yang diemban dan menjadi tanggung jawabnya sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi pada kesatuannya masing-masing;
l. Bentuk adalah wujud ( lurus/sejajar/mendatar/horizontal) tegak
lurus/berjenjang dari atas kebawah / dari bawah ke atas/vertical )
diagonal ;
6

m. Hubungan Vertikal adalah keterkaitan antar fungsi dalam rangka


pelaporan dan pengendalian yang bersifat tegak lurus/berjenjang dari atas
ke bawah/dari bawah ke atas;
n. Hubungan Horizontal adalah keterkaitan antar fungsi dalam rangka
koordinasi yang bersifat lurus/sejajar/mendatar atau setingkat;
o. Hubungan Diagonal adalah keterkaitan antar fungsi sifatnya tidak vertical /
tidak horizontal dan dapat menjangkau eselon lain yang lebih tinggi
maupun antar fungsi dilingkungan Polri;
p. Hubungan Lintas Sektoral adalah kerjasama dengan instansi/lembaga
diluar Polres Kubar dalam rangka kegiatan dan pelaksanaan fungsi teknis
yang menjadi tanggung jawabnya .

BAB II
TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Bagren adalah unsur pembantu pimpinan Polres yang berada di bawah Kapolres.
Bagren bertugas menyusun rencana kerja dan anggaran, pengendalian program
dan anggaran serta analisa dan evaluasi atas pelaksanaannya, termasuk rencana
program pengembangan satuan kewilayahan. Dalam melaksanakan tugas Bag
Ren menyelenggarakan fungsi :

1. Penyusunan perencanaan jangka sedang dan jangka pendek Polres antara


lain Rencana Strategis ( Renstra ), Rancangan Renja dan Renja;
2. Penyusunan rencana kebutuhan anggaran Polres dalam bentuk Rencana
Kerja Anggaran Kementerian / Lembaga ( RKA- KL ), Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran ( DIPA ), penyusunan penetapan kinerja, Kerangka Acuan Kerja
( KAK ) atau Term Of Reference ( TOR ) dan Rincian Anggaran Biaya ( RAB ) ;
3. Pembuatan administrasi otorisasi anggaran tingkat Polres ;
4. Pemantauan, penyusunan Laporan Realisasi Anggaran ( LRA ) dan
pembuatan laporan akuntabilitas kinerja Satker dalam bentuk laporan
akuntabilitas kinerja instansi Pemerintah ( LKIP ) meliputi analisis target
pencapaian kinerja, program dan anggaran .

Bagren dipimpin oleh Kabagren, yang bertanggung jawab kepada Kapolres dalam
pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali Wakapolres. Kabagren dalam
melaksanakan tugas kewajibannya dibantu oleh:
7

1. Sub bagian Program dan Anggaran, di singkat Subbag progar bertugas :

a. Membantu menyusun rencana jangka sedang dan jangka pendek Polres,


antara lain Renstra, Rancangan Renja dan Renja ;

b. Membantu menyusun rencana kebutuhan anggaran Polres dalam bentuk


RKA-KL, DIPA, penyusunan penetapan kinerja, KAK, TOR dan RAB;

c. Subbag progar bertanggung jawab kepada Kabag. Ren .

2. Subbagian Pengendalian Anggaran, disingkat Subbag dalgar bertugas

a. Membantu dalam membuat administrasi otorisasi anggaran tingkat Polres ;

b. Menyusun LRA dan membuat laporan akuntabilitas kinerja Satker dalam


bentuk LKIP meliputi analisis target pencapaian kinerja, program dan
anggaran ;

c. Subbag dalgar bertanggung jawab kepada Kabag. Ren .

3. Perwira Urusan Administrasi disingkat Paurmin bertugas menyelenggarakan


tata urusan dalam / administrasi pada masing-masing Subbag dan
bertanggung jawab kepada Kabag Ren;
4. Perwira Urusan disingkat Paur bertugas menyelenggarakan tata urusan
dalam / administrasi pada masing-masing Subbag dan bertanggung jawab
kepada para Kasubbag;
5. Bintara Administrasi disingkat Bamin bertugas membantu tugas para Paur
pada masing-masing Subbag yang ada di Bag. Ren dalam melaksanakan
tugas ketatausahaan administrasi sehari-hari dan bertanggung jawab kepada
masing-masing Paurmin;
6. Bintara Umum disingkat Banum bertugas membantu tugas Bamin dalam
pelaksanaan tugas sehari-hari dan bertanggung jawab kepada Bamin.
8

BAB III
POKOK-POKOK HTCK

1. Hubungan Vertikal
a. Hubungan Kapolres dengan Bagian Perencanaan.
1) Hubungan bersifat vertikal dan bentuk hubungan adalah garis
perintah/laporan;
2) Memberikan arah kebijakan dalam penyusunan perencanaan jangka
pendek Polresta antara lain Renstra, Rancangan renja dan renja,
penyusunan kebutuhan anggaran Polresta dalam bentuk RKA KL,
DIPA, Tap Kinerja, TOR dan RAB, Laporan Realisasi Anggaran (LRA),
LKIP;
3) Memberikan petunjuk, arahan dan perintah lainnya untuk dilaksanakan
Kabagren, termasuk mewakili Kapolres sesuai perintah/petunjuk;
4) Menerima laporan pelaksanaan tugas Kabagren, terutama dalam hal
pelaporan pencapaian kinerja, program dan anggaran.
b. Hubungan Wakapolres dengan Bagian Perencanaan.
1) Hubungan bersifat vertikal dan bentuk hubungan adalah garis
perintah/laporan;
2) Memberikan arah kebijakan dalam penyusunan perencanaan jangka
pendek Polresta antara lain Renstra, Rancangan renja dan renja,
penyusunan kebutuhan anggaran Polresta dalam bentuk RKA KL,
DIPA, Tap Kinerja, TOR dan RAB, Laporan Realisasi Anggaran (LRA),
LKIP;
3) Memberikan petunjuk, arahan dan perintah lainnya untuk dilaksanakan
Kabagren, termasuk mewakili Wakapolres sesuai perintah/petunjuk;
4) Menerima laporan pelaksanaan tugas Kabagren, terutama dalam hal
pelaporan pencapaian kinerja, program dan anggaran.

2. Hubungan Horisontal
a. Hubungan Bagren dengan Bagops:
1) Hubungan bersifat horizontal dan bentuk hubungan adalah garis
koordinasi;
9

2) Koordinasi untuk mendapatkan masukkan mengenai perumusan /


pengembangan, petunjuk pelaksanaan / petunjuk administrasi di bidang
tugasnya;
3) Koordinasi untuk mendapatkan masukkan dalam rangka perencanaan
umum dan anggaran dalam pelaksanaan tugas operasional;
4) Koordinasi tentang hasil kegiatan pelaksanaan progam dan anggaran
untuk pengajuan rencana kebutuhan dalam penyusunan RKA-KL /
DIPA ;
5) Koordinasi dalam Penyusunan Renja, LKIP, HTCK dan Penetapan
kinerja Polres dan Jajaran;
6) Koordinasi dalam hal pengelolaan dan pengendalian anggaran pada Bag
Ops .

b. Hubungan Bagren dengan Bagsumda :


1) Hubungan bersifat horizontal dan bentuk hubungan adalah garis
koordinasi;
2) Koordinasi untuk mendapatkan masukkan mengenai perumusan /
pengembangan, petunjuk pelaksanaan / petunjuk administrasi di bidang
tugasnya;
3) Koordinasi untuk mendapatkan masukkan dalam rangka perencanaan
umum dan anggaran di bidang pengadministrasian;
4) Koordinasi dalam hal pengelolaan dan pengendalian anggaran pada Bag
Sumda ;
5) Koordinasi tentang hasil kegiatan pelaksanaan progam dan anggaran
untuk pengajuan rencana kebutuhan dalam penyusunan RKA-KL / DIPA;
6) Koordinasi dalam Penyusunan Renja, LKIP, HTCK dan Penetapan
kinerja Polres dan Jajaran;
7) Mengusulkan UKP dan UKG personel yang ada di Bag Ren .
8) Koordinasi dalam bidang pelaksanaan Sosialisasi, penyuluhan,
pembinaan dan bantuan hukum bagi anggota Polri/PNS dan
keluarganya.

c. Hubungan Bagren dengan Sium


1) Hubungan bersifat horizontal dan bentuk hubungan adalah garis
koordinasi;
10

2) Melaksanakan koordinasi di bidang penyelenggaraan perencanaan


umum, rencana kerja dan anggaran, menyelenggarakan kegiatan
strategi dan manajemen serta pengendalian program, melaksanakan
usulan manajemen struktur organisasi dan menyelenggarakan fungsi
pengendalian program;
3) Koordinasi tentang hasil kegiatan pelaksanaan progam dan anggaran
untuk pengajuan rencana kebutuhan dalam penyusunan RKA-KL / DIPA;
4) Koordinasi dalam Penyusunan Renja, LKIP, HTCK dan Penetapan
kinerja Polres dan Jajaran;
5) Koordinasi dalam hal pengelolaan dan pengendalian anggaran pada
Sium .

d. Hubungan Bagren dengan Sikeu


1) Hubungan bersifat horizontal dan bentuk hubungan adalah garis
koordinasi;
2) Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dalam penyusunan rencana
keuangan dan anggaran;
3) Memberikan petunjuk dalam pelaksanaan baik di bidang perencanaan
umum dan anggaran untuk disusun dan dituangkan dalam program kerja
Sikeu;
4) Koordinasi dalam hal pengelolaan dan pengendalian anggaran pada
Sikeu;
5) Koordinasi dan bekerja sama dalam pelaksanaan kegiatan penyusunan
RKA-KL / DIPA;
6) Koordinasi dalam Penyusunan Renja, LKIP, HTCK dan Penetapan
kinerja Polres dan Jajaran;
7) Menerima laporan pelaksanaan tugas Sikeu dalam bidang perencanaan
umum dan anggaran.

e. Hubungan Bagren dengan Sipropam


1) Hubungan bersifat horizontal dan bentuk hubungan adalah garis
koordinasi;
2) Memberikan arah kebijakan strategis, baik bidang perencanaan umum
dan anggaran untuk disusun dan dituangkan dalam program kerja
Sipropam ;
11

3) Memberikan petunjuk, arahan dan perintah lainnya dalam hal


perencanaan umum dan anggaran serta pengendalian anggaran yang
dilaksanakan oleh Sipropam ;
4) Menerima produk Sipropam , baik yang berupa konsep RUU, RPP,
Keppres dan Keputusan Kapolri sesuai bidangnya maupun pendapat
dan saran hukum sesuai fungsinya;
5) Koordinasi tentang hasil kegiatan pelaksanaan progam dan anggaran
untuk pengajuan rencana kebutuhan dalam penyusunan RKA-KL / DIPA;
6) Koordinasi dalam Penyusunan Renja, LKIP, HTCK dan Penetapan
kinerja Polres dan Jajaran;
7) Menerima laporan pelaksanaan tugas Sipropam dalam bidang
perencanaan umum dan anggaran;

f. Hubungan Bagren dengan Siwas


1) Hubungan bersifat horizontal dan bentuk hubungan adalah garis
koordinasi;
2) Koordinasi dan melaksanakan pengawasan baik bidang perencanaan
umum dan anggaran untuk disusun dan dituangkan dalam program kerja
Siwas;
3) Memberikan petunjuk, arahan dan perintah lainnya dalam hal
perencanaan umum dan anggaran serta pengendalian anggaran yang
dilaksanakan oleh Siwas;
4) Koordinasi tentang hasil kegiatan pelaksanaan progam dan anggaran
untuk pengajuan rencana kebutuhan dalam penyusunan RKA-KL / DIPA;
5) Koordinasi dalam Penyusunan Renja, LKIP, HTCK dan Penetapan
kinerja Polres dan Jajaran;
6) Menerima laporan pelaksanaan tugas Siwas dalam bidang perencanaan
umum dan anggaran.

3. Hubungan Diagonal.
a. Hubungan Bagren dengan KSPKT
1) Hubungan bersifat diagonal dan bentuk hubungan adalah garis
koordinasi;
2) Memberikan arah kebijakan strategis , baik bidang perencanaan umum
dan anggaran untuk disusun dan dituangkan dalam program kerja
SPKT ;
12

3) Memberikan petunjuk, arahan dan perintah lainnya dalam hal


perencanaan umum dan anggaran serta pengendalian anggaran yang
dilaksanakan oleh SPKT ;
4) Koordinasi tentang hasil kegiatan pelaksanaan progam dan anggaran
untuk pengajuan rencana kebutuhan dalam penyusunan RKA-KL / DIPA;
5) Koordinasi dalam Penyusunan Renja, LKIP, HTCK dan Penetapan
kinerja Polres dan Jajaran;
6) Menerima laporan pelaksanaan tugas SPKT dalam bidang perencanaan
umum dan anggaran.

b. Hubungan Bagren dengan Satintelkam

1) Hubungan bersifat diagonal dan bentuk hubungan adalah garis


koordinasi;
2) Kirka Intel dan Ren Intel dalam rangka menyusun perencanaan umum
dan program kerja tingkat Polres;
3) Kirka Intel dan Ren Intel dalam rangka menyusun perencanaan umum
dan program kerja tingkat Polres;
4) Meminta Kirka Intel dan Ren Intel dalam rangka menyusun perencanaan
umum dan program kerja tingkat Polres;
5) Memberikan arah kebijakan strategis , baik bidang perencanaan umum
dan anggaran untuk disusun dan dituangkan dalam program kerja Sat
Intelkam ;
6) Memberikan petunjuk, arahan dan perintah lainnya dalam hal
perencanaan umum dan anggaran serta pengendalian anggaran yang
dilaksanakan oleh Sat Intelkam ;
7) Koordinasi tentang hasil kegiatan pelaksanaan progam dan anggaran
untuk pengajuan rencana kebutuhan dalam penyusunan RKA-KL / DIPA;
8) Koordinasi dalam Penyusunan Renja, LKIP, HTCK dan Penetapan
kinerja Polres dan Jajaran;
9) Menerima laporan pelaksanaan tugas Sat Intelkam dalam bidang
perencanaan umum dan anggaran.

c. Hubungan Bagren dengan Satreskrim

1) Hubungan bersifat diagonal dan bentuk hubungan adalah garis


koordinasi;
13

2) Memberikan arah kebijakan strategis , baik bidang perencanaan umum


dan anggaran untuk disusun dan dituangkan dalam program kerja Sat
Reskrim;
3) Memberikan petunjuk, arahan dan perintah lainnya dalam hal
perencanaan umum dan anggaran serta pengendalian anggaran yang
dilaksanakan oleh Sat Reskrim;
4) Koordinasi tentang hasil kegiatan pelaksanaan progam dan anggaran
untuk pengajuan rencana kebutuhan dalam penyusunan RKA-KL / DIPA;
5) Koordinasi dalam Penyusunan Renja, LKIP, HTCK dan Penetapan
kinerja Polres dan Jajaran;
6) Menerima laporan pelaksanaan tugas Sat Reskrim dalam bidang
perencanaan umum dan anggaran.
d. Hubungan Bagren dengan Satresnarkoba

1) Hubungan bersifat diagonal dan bentuk hubungan adalah garis


koordinasi;
2) Memberikan arah kebijakan strategis , baik bidang perencanaan umum
dan anggaran untuk disusun dan dituangkan dalam program kerja Sat
Narkoba ;
3) Memberikan petunjuk, arahan dan perintah lainnya dalam hal
perencanaan umum dan anggaran serta pengendalian anggaran yang
dilaksanakan oleh Sat Narkoba ;
4) Koordinasi tentang hasil kegiatan pelaksanaan progam dan anggaran
untuk pengajuan rencana kebutuhan dalam penyusunan RKA-KL / DIPA;
5) Koordinasi dalam Penyusunan Renja, LKIP, HTCK dan Penetapan
kinerja Polres dan Jajaran;
6) Menerima laporan pelaksanaan tugas Sat Narkoba dalam bidang
perencanaan umum dan anggaran.

e. Hubungan Bagren dengan Satbinmas

1) Hubungan bersifat diagonal dan bentuk hubungan adalah garis


koordinasi;
2) Memberikan arah kebijakan strategis , baik bidang perencanaan umum
dan anggaran untuk disusun dan dituangkan dalam program kerja Sat
Binmas ;
14

3) Memberikan petunjuk, arahan dan perintah lainnya dalam hal


perencanaan umum dan anggaran serta pengendalian anggaran yang
dilaksanakan oleh Sat Binmas ;
4) Koordinasi tentang hasil kegiatan pelaksanaan progam dan anggaran
untuk pengajuan rencana kebutuhan dalam penyusunan RKA-KL / DIPA;
5) Koordinasi dalam Penyusunan Renja, LKIP, HTCK dan Penetapan
kinerja Polres dan Jajaran;
6) Menerima laporan pelaksanaan tugas Sat Binmas dalam bidang
perencanaan umum dan anggaran.
f. Hubungan Bagren dengan Satsabhara

1) Hubungan bersifat diagonal dan bentuk hubungan adalah garis


koordinasi;
2) Memberikan arah kebijakan strategis , baik bidang perencanaan umum
dan anggaran untuk disusun dan dituangkan dalam program kerja Sat
Sabhara ;
3) Memberikan petunjuk, arahan dan perintah lainnya dalam hal
perencanaan umum dan anggaran serta pengendalian anggaran yang
dilaksanakan oleh Sat Sabhara ;
4) Koordinasi tentang hasil kegiatan pelaksanaan progam dan anggaran
untuk pengajuan rencana kebutuhan dalam penyusunan RKA-KL / DIPA;
5) Koordinasi dalam Penyusunan Renja, LKIP, HTCK dan Penetapan
kinerja Polres dan Jajaran;l
6) Menerima laporan pelaksanaan tugas Sat Sabhara dalam bidang
perencanaan umum dan anggaran.

g. Hubungan Bagren dengan Satlantas

1) Hubungan bersifat diagonal dan bentuk hubungan adalah garis


koordinasi;
2) Memberikan arah kebijakan strategis , baik bidang perencanaan umum
dan anggaran untuk disusun dan dituangkan dalam program kerja Sat
Lantas ;
3) Memberikan petunjuk, arahan dan perintah lainnya dalam hal
perencanaan umum dan anggaran serta pengendalian anggaran yang
dilaksanakan oleh Sat Lantas ;
15

4) Koordinasi tentang hasil kegiatan pelaksanaan progam dan anggaran


untuk pengajuan rencana kebutuhan dalam penyusunan RKA-KL / DIPA;
5) Koordinasi dalam Penyusunan Renja, LKIP, HTCK dan Penetapan
kinerja Polres dan Jajaran;
6) Menerima laporan pelaksanaan tugas Sat Lantas dalam bidang
perencanaan umum dan anggaran.

h. Hubungan Bagren dengan Sattahti

1) Hubungan bersifat dioagonal dan bentuk hubungan adalah garis


koordinasi;
2) Memberikan arah kebijakan strategis , baik bidang perencanaan umum
dan anggaran untuk disusun dan dituangkan dalam program kerja Sat
Tahti ;
3) Memberikan petunjuk, arahan dan perintah lainnya dalam hal
perencanaan umum dan anggaran serta pengendalian anggaran yang
dilaksanakan oleh Sat Tahti ;
4) Koordinasi tentang hasil kegiatan pelaksanaan progam dan anggaran
untuk pengajuan rencana kebutuhan dalam penyusunan RKA-KL / DIPA;
5) Koordinasi dalam Penyusunan Renja, LKIP, HTCK dan Penetapan
kinerja Polres dan Jajaran;
6) Menerima laporan pelaksanaan tugas Sat Tahti dalam bidang
perencanaan umum dan anggaran.

i. Hubungan Bagren dengan Sitipol

1) Hubungan bersifat diagonal dan bentuk hubungan adalah garis


koordinasi;
2) Memberikan arah kebijakan strategis , baik bidang perencanaan umum
dan anggaran untuk disusun dan dituangkan dalam program kerja
Sitipol;
3) Memberikan petunjuk, arahan dan perintah lainnya dalam hal
perencanaan umum dan anggaran serta pengendalian anggaran yang
dilaksanakan oleh Sitipol ;
4) Koordinasi tentang hasil kegiatan pelaksanaan progam dan anggaran
untuk pengajuan rencana kebutuhan dalam penyusunan RKA-KL / DIPA;
16

5) Koordinasi dalam Penyusunan Renja, LKIP, HTCK dan Penetapan


kinerja Polres dan Jajaran;
6) Menerima laporan pelaksanaan tugas Sitipol dalam bidang
perencanaan umum dan anggaran.

j. Hubungan Bagren dengan Kapolsek Jajaran.


1) Hubungan bersifat diagonal dan bentuk hubungan adalah garis
koordinasi;
2) Memberikan arah kebijakan strategis , baik bidang perencanaan umum
dan anggaran untuk disusun dan dituangkan dalam program kerja
Polsek jajaran ;
3) Memberikan petunjuk, arahan dan perintah lainnya dalam hal
perencanaan umum dan anggaran serta pengendalian anggaran yang
dilaksanakan oleh Polsek jajaran ;
4) Koordinasi tentang hasil kegiatan pelaksanaan progam dan anggaran
untuk pengajuan rencana kebutuhan dalam penyusunan RKA-KL / DIPA;
5) Koordinasi dalam Penyusunan Renja, LKIP, HTCK dan Penetapan
kinerja Polres dan Jajaran;
6) Menerima laporan pelaksanaan tugas Polsek jajaran dalam bidang
perencanaan umum dan anggaran.

4. Hubungan Lintas Sektoral

Hubungan Bagren dengan Kanwil Ditjen Perbendaharaan


a. Hubungan bersifat diagonal dan bentuk hubungan adalah garis koordinasi;
b. Menerima petunjuk dan arahan dalam rangka pengajuan dan pengesahan
revisi DIPA dalam pelaksanaan anggaran.
17

BAB IV
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN.

Fungsi pengawasan dan pengendalian dimaksudkan agar tujuan yang akan


dicapai dapat berjalan sesuai prosedur yang telah ditetapkan guna memperoleh
hasil yang optimal. Pengawasan dan pengendalian di lingkungan Bagren Polres
Kutim dilaksanakan oleh masing-masing Subbag secara melekat dalam
pelaksanaan tugas anggota sehingga tugas yang akan dicapai sesuai dengan
program dan anggaran yang telah ditetapkan dalam perencanaan dan hubungan
pimpinan dengan anggota terjalin secara sinergi sehingga dapat menghindari
adanya penyimpangan – penyimpangan anggota dalam pelaksanaan tugasnya.
Dalam pelaksanaan pengawasan dan pengendalian terdapat perkembangan yang
bersifat khusus dan Kapolres dapat memberi arahan untuk mendapat keputusan
dalam pemecahannya.

BAB V
PENUTUP

Demikian Hubungan Tata Cara Kerja ( HTCK ) Bagren Polres Kutai Kartanegara ini
disusun sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas Bagren Polres Kutai
Kartanegara .

Sangatta, Januari 2022


Paraf :
KEPALA KEPOLISIAN RESOR KUTAI
1. Konseptor : KARTANEGARA
…..
2. Kabag Ren: ….
3. Kasium : ….
WELLY DJATMOKO, S.H., S.I.K., M.Si.
4. Waka : ….
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 79091300
18

Anda mungkin juga menyukai