Anda di halaman 1dari 4

Polri sebagai “MITRA” Masyarakat dalam Menyukseskan Cooling System

Untuk Menjamin Kamtibmas

Oleh: Triantama Team

Semangat kebhinekaan, nilai-nilai persatuan, toleransi dalam keberagaman adalah ciri


khas tersendiri bagi bangsa Indonesia. Namun, sangat disayangkan nilai-nilai luhur tersebut
sudah mulai pudar bahkan hampir asing di negeri sendiri. Hal ini didasari pada dinamika
masyarakat yang terus berubah akibat pengaruh perkembangan lingkungan nasional maupun
internasional. Jati diri bangsa dalam waktu yang singkat mulai menghilang digerus oleh arus
globalisasi yang menciptakan masyarakat indonesia menjadi individualis, skeptis terhadap
perbedaan, merasa pilihannya lebih baik, sentimen terhadap isu yang terjadi, dan sebagainya.
Inilah fakta permasalahan saat ini yang berdampak luas pada berbagai aspek kehidupan, terutama
keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).

Kondisi saat ini masih jauh dari kondisi ideal terwujudnya kamtibmas. Dari waktu ke
waktu semakin banyak tantangan yang harus diatasi dengan pendekatan preventif dan preemtif.
Salah satu contohnya adalah pesta demokrasi pada tanggal 14 Februari 2024 untuk memilih
perwakilan rakyat yang akan menduduki kursi legislatif dan eksekutif di Indonesia. Event besar
ini kerap kali menimbulkan problematika dalam kehidupan masyarakat bahkan mengganggu
kestabilan keamanan dan ketertiban di masyarakat. Berita hoaks, perpecahan, politik identitas,
serangan cyber, ujaran kebencian, fanatisme adalah sebagian kecil dari problematika yang
ditimbulkan, sehingga dibutuhkan aksi nyata dan strategis dalam menangani hal ini demi
menjamin stabilitas kamtibmas di Indonesia.

Stabilitas kamtibmas adalah tugas dan tanggung jawab semua stakeholders, mulai dari
pemerintah, masyarakat, hingga aparat penegak hukum. Ketiga aktor ini harus berkolaborasi dan
saling mendukung agar terciptanya kondisi yang diinginkan. Salah satu pihak yang memiliki
tanggung jawab utama dalam menjamin kamtibmas adalah institusi Polri, hal ini sesuai dengan
amanat dalam UU no. 2 Tahun 2002 pasal 13 tentang tugas pokok Polri salah satunya ialah
memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat.

Bentuk keseriusan Polri dalam menjalankan amanat konstitusi salah satunya melalui
program Cooling System. “Cooling System” adalah tindakan preventif yang bertujuan untuk
menjaga dan mencegah potensi gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas)
dengan melibatkan seluruh komponen negara. Program Polri ini merupakan hal yang potensial
dan strategis untuk dijalankan. Potensi ini perlu dikembangkan agar lebih efektif dan menyentuh
seluruh komponen masyarakat. Maka perlu rumusan baru yang lebih sistematis, resolutif, dan
dikenal oleh masyarakat umum. Dengan demikian, langkah awal yang dapat dilakukan adalah
membentuk branding kelembagaan Polri sebagai pelaksana cooling system untuk menjamin
kamtibmas.

Sangat disayangkan, terdapat hambatan Polri dalam menjalankan upaya ini, yaitu
kepercayaan publik yang perlu dibangun kembali. Kepercayaan publik terhadap keseriusan Polri
dalam penegakan hukum dan kamtibmas merosot akibat buruknya penanganan terhadap perilaku
menyimpang yang dilakukan oleh sejumlah oknum kepolisian, seperti backing judi, pungli,
pemerasan, salah tembak, dan lain sebagainya. Berbagai peristiwa tersebut menambah buruk
citra Polri di mata masyarakat dan sekaligus memperlebar jarak antara masyarakat dan
kepolisian. Hal ini menyebabkan program, strategi, dan pesan yang Polri berikan ke masyarakat
dianggap angin lalu. Maka perlu branding baru sebagai upaya transformasi dan framing kepada
masyarakat Indonesia mengenai keseriusan Polri dalam menjalankan tupoksinya terutama dalam
memelihara stabilitas kamtibmas sekaligus kembali mempererat hubungan kerjasama antara
masyarakat dan kepolisian.

Branding merupakan proses sistematis yang memiliki tujuan agar menciptakan dan
membentuk identitas yang baik di masyarakat. Dalam hal ini, Polri bisa menggunakan metode
tersebut dalam menyukseskan program Cooling System. Lembaga Polri dapat mem-branding
institusinya dengan konsep Polri sebagai “MITRA” masyarakat. Kata MITRA merupakan
akronim dari melindungi, integrasi, transformasi, responsif, dan adil.

Branding Polri sebagai Mitra masyarakat didasarkan pada permasalahan stabilitas


kamtibmas yang merupakan masalah bersama dan diperlukan pula kerjasama dalam
penyelesaiannya. Menjamin Kamtibmas dibutuhkan peran semua pihak, maka sulit bagi Polri
jika tidak merangkul seluruh stakeholders. Maka salah satu strateginya adalah mewujudkan
kerjasama dan mitra dengan melibatkan pemerintah dan masyarakat secara aktif. Hal ini
diharapkan dapat menggugah kesadaran masyarakat dalam menjaga pentingnya stabilitas
kamtibmas mulai dari lingkungan terdekatnya. Branding Polri sebagai MITRA masyarakat
dalam pelaksanaan Cooling system untuk menjamin kamtibmas dapat dijabarkan dengan nilai-
nilai yang terkandung didalamnya (melindungi, integrasi, transformasi, responsif, dan aksi),
kemudian dijabarkan melalui program dan aksi nyata yang menyentuh seluruh lapisan
masyarakat.

Masyarakat diibaratkan sebagai sosok bayi yang ingin selalu diperhatikan dan dilindungi.
Jika dihubungkan kata melindungi dengan tujuan Polri dalam menjamin kamtibmas, terdapat
benang merah yang saling menguatkan. Polri harus dapat melindungi masyarakat dari segala
sesuatu yang mengganggu kamtibmas, mulai dari tahap preventif hingga preemtif. Sebagai
contoh dalam persiapan menghadapi pemilihan umum 2024, langkah preventif yang dapat
dilakukan Polri adalah dengan melindungi potensi-potensi yang menimbulkan perpecahan seperti
melindungi masyarakat dari berita bohong, informasi provokatif, ujaran kebencian, dan
sebagainya lewat pemberdayaan humas yang aktif secara offline maupun online tentang
kampanye Cooling System, agar masyarakat juga mengetahui bahwa ada program Polri yang
berfokus pada stabilitas kamtibmas termasuk dalam menciptakan pemilu yang aman dan damai.
Pada tahap preemtif dan penyelesaian, ketika terjadi konflik, Polri harus melindungi pihak yang
terlibat dan mencari jalan tengah dengan cara yang persuasif dan humanis agar perlindungan
yang diberikan dapat mengakomodasi semua pihak serta menimbulkan kesadaran di masyarakat
bahwa stabilitas kamtibmas adalah hal yang harus dijunjung tinggi dan tanggung jawab bersama.

Peran aktif Polri dalam menjamin stabilitas kamtibmas dengan program Cooling
Systemnya tidak cukup jika tanpa melibatkan pihak lain, Maka perlu kolaborasi dan integrasi
dengan melibatkan stakeholders terkait, seperti pemerintah dan masyarakat. Kolaborasi dengan
pemerintah bisa melalui kebijakan dan program yang mendorong kerjasama dengan instansi
terkait seperti pemerintah daerah, satpol pp, bawaslu, dan lainnya. Masyarakat sebagai aktor
yang paling berperan dalam menentukan stabilitas kamtibmas, harus diajak berkolaborasi dengan
strategi sesuai dengan klasifikasinya. Bagi pelajar dan mahasiswa, bentuk kolaborasi yang
dilakukan seperti sosialisasi langsung ke lingkungan pendidikan seperti “Polri goes to school
and campus” yang mengajak dan menjelaskan pentingnya menjaga lingkungan yang aman dan
damai, semangat kebhinekaan, pentingnya stabilitas kamtibmas, hingga peran “Generasi Z”
dalam menjaga persatuan. Pada kalangan masyarakat umum, Polri harus dapat membangun
hubungan yang erat dengan masyarakat. Seperti melibatkan mereka dalam program
pemberdayaan seperti memaksimalkan peran polisi masyarakat, keterbukaan Polri terhadap
keluhan, dan membantu masyarakat untuk memecahkan masalah yang berpotensi pada
munculnya tindak kriminalitas seperti pengambilan atau penentuan kebijakan kepolisian yang
berkaitan atau bersentuhan langsung dengan kepentingan masyarakat (misalnya teknis patroli,
pelaksanaan operasi kepolisian, razia dan sebagainya). Resolusi tersebut dibuat sekolaboratif
mungkin agar adanya integrasi dalam satu sistem yang bertujuan menjamin stabilitas kamtibmas
melalui peran semua stakeholders terkait.

Resolusi Polri dari dua nilai diatas perlu diperkuat kembali dengan transformasi demi
mewujudkan peningkatan kualitas dan kepercayaan publik. Saat ini masyarakat berharap
transformasi Polri difokuskan pada kualitas pelayanan dan perbaikan kualitas personel Polri,
seperti memberantas pungli, menjunjung profesionalitas, menghilangkan berita buruk yang
mencederai citra Polri, menertibkan oknum Polri yang berpotensi melanggar kode etik dan
hukum. Hal tersebut diharapkan agar dapat mengembalikan serta meningkatkan kepercayaan
publik. Ini sangat penting, karena sebagai lembaga pelaksana Cooling System Polri perlu
membangun brand awareness yaitu simbol kepercayaan masyarakat atas kinerja dan layanan
yang diberikan. Karena pada dasarnya, esensi dari kerjasama serta hubungan mitra adalah adanya
kepercayaan antara kedua pihak. Transformasi ini juga diharapkan pada perbaikan citra positif
yang berdampak pada branding Polri sebagai mitra masyarakat dalam pelaksanaan Cooling
System untuk menjamin kamtibmas. Jika citra yang dimiliki baik maka pesan yang disampaikan
dapat dengan mudah diterima masyarakat.
Untuk mewujudkan upaya stabilitas kamtibmas, Polri harus hadir dan berpihak ke
masyarakat yang membutuhkan keadilan, khususnya responsif terhadap kemauan masyarakat.
Menciptakan kemudahan akses pelaporan situasi yang terjadi dengan layanan offline, online, dan
memaksimalkan call center 110 dengan menekankan prinsip cepat dan tepat dalam
penanganannya. Polri juga perlu untuk membuat alur pelayanan yang “user friendly” sehingga
prosedur dapat dipahami dengan mudah. Lembaga ini juga harus memiliki sense of crisis dalam
situasi sulit sehingga bisa melakukan upaya kamtibmas dan penegakan hukum yang diharapkan
masyarakat. strategi ini dapat mengembalikan kepercayaan publik, agar nanti ketika ada hal yang
berpotensi mengganggu stabilitas kamtibmas, masyarakat mengerti pihak siapa yang berwenang
untuk menyelesaikan perkara tersebut sehingga mereka tidak tergiring oleh hal provokatif hingga
bermain hakim sendiri.

Keempat nilai di atas akan dapat direalisasikan apabila adanya aksi dan komitmen dari
seluruh komponen terkait terutama anggota Polri untuk mampu menjalankan nilai-nilai tersebut
sebagai acuan dalam mem-branding Polri sebagai lembaga pelaksana Cooling System. Aksi
nyata yang diharapkan bisa mampu menjalankan konsep mitra untuk hadir sebagai resolusi baru
dalam menciptakan program Cooling System yang lebih efektif dan efisien bahkan mampu
menjadi terobosan baru serta bahan evaluasi Polri untuk lebih mengoptimalkan kinerja dalam
menciptakan ketertiban dan keamanan di masyarakat menjelang pesta demokrasi pemilihan
umum tahun 2024.

Permasalahan keamanan dan ketertiban di masyarakat saat ini yang menjadi hambatan
Polri dalam menjamin stabilitas kamtibmas, ditandai dengan lunturnya nilai-nilai luhur,
masyarakat kurang aktif dan peduli dalam memelihara kamtibmas, kejadian yang dapat
mengganggu stabilitas kamtibmas seperti pemilu, bahkan kurangnya kepercayaan publik
terhadap Polri. Masalah ini dapat diatasi dengan strategi branding Polri sebagai “MITRA”
masyarakat melalui pendekatan nilai-nilai yakni melindungi, integrasi, transformasi, responsif,
dan aksi. Polri harus dapat bekerja sama dan berkolaborasi bukan hanya mengandalkan kinerja
dari institusinya saja, tetapi juga melibatkan stakeholders dan membangun kepercayaan publik
melalui upaya transformasi. Sehingga pada akhirnya Kelembagaan Polri akan mampu untuk
membangun branding dirinya sebagai lembaga pelaksana Cooling System untuk menjamin
keamanan dan ketertiban masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai