PENDAHULUAN
Data yang dirilis Mabes Polri menyebutkan jumlah kejahatan pada 2017 berada di
angka 291.748 kasus. Jumlah ini menurut data Mabes Polri dinyatakan menurun
ketimbang tahun 2016 yakni 380.826 kasus. Sementara, jumlah kasus yang
diselesaikan hanya 181.448 kasus, dari sekian banyak kasus kejahatan ini, masih
disebutkan Mabes Polri, Polri mengategorikan kasus kejahatan menjadi empat
golongan, yakni kejahatan konvensional, transnasional, kekayaan negara, dan implikasi
kontijensi (ketidakpastian).
Sementara itu, menurut numbeo.com dari indeks kejahatan pada tahun 2015 yang
lalu, Indonesia berada pada peringkat 68 dari 147 negara . Dan dalam laporan
numbeo.com tahun 2018, Indonesia berada pada peringkat ke 52 dari 115 negara
dengan safety index 55,28 dan crime rate 44.72. Negara dengan tingkat keamanan
terbaik adalah Jepang dengan safety index 89,90 dan crime index 13.10. Pada level
Asia Indonesia berada pada peringkat ke 13 dari 38 Negara yang di index. Posisi crime
rate dan safety indek Indonesia yang diberikan numbeo.com tampaknya tidak jauh
berbeda dengan cerminan tingkat tindak pidana yang disajikan BPS Indonesia.
Beberapa penjelasan di atas dapat diketahui bahwa kejahatan sudah banyak terjadi
di Indonesia. Untuk itu timbulnya kesadaran masyarakat untuk menaati peraturan dan
mematuhi undang-undang yang berlaku sangatlah penting. Dan peran Polri khususnya
dalam fungsi Binmas sangat dibutuhkan. Makalah ini akan mejelaskan bagaimana
peran Binmas Polri dalam mencegah terjadinya kejahatan di Indonesia. Oleh karena itu
judul dari makalah ini adalah “Peran Fungsi Teknis Binmas Polri Dalam Pencegahan
Kejahatan Guna Terwujudnya Harkamtibmas”
1.2 Identifikasi Masalah
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis