PENDAHULUAN
Setiap saat tindak pidana dapat menimpa diri siapapun. Hal ini menyebabkan
masyarakat tidak bisa tenang dalam menjalankan rutinitasnya. Oleh karena itu
maupun represif. Dalam hal ini upaya preventif dipandang lebih baik dari upaya
represif karena upaya preventif relatif tidak membutuhkan biaya dan tenaga yang
dengan begitu diharapkan angka kejahatan dapat ditekan dan setiap gejolak serta
kepada masyarakat.
merupakan masalah yang timbul disosial masyarakat karena dalam latar belakang
suatu tindak kejahatan sudah tentu ada sebab dan penyebabnya. Serta akibat yang
dihasilkan dari sebuah kejahatan tersebut. Maka kesadaran masyarakat akan suatu
1
sekuat-kuatnya penegak hukum jika tidak dibarengi dengan kesadaran masyarakat
sendiri tidaklah cukup. Sehingga masih banyak masyarakat yang belum sadar
akan akibat dari sebuah tindak kejahatan yang akan menimbulkan kerugian bagi
pencegahan tindak pidana seperti contohya Kepolisian, yang mana aparat penegak
hukum ini bertugas untuk meminimalkan suatu tindak pidana dan pencegahan
segala macam tindak pidana yang akan muncul pada masyarakat karena suatu
peraturan dibuat untuk mengatur masyarakat dan peraturan tersebut tidak akan
berjalan sebagaimana yang diharapkan oleh masyarakat apabila tidak ada aparat
Kepolisian Negara Republik Indonesia pasal 14 ayat (1) huruf a yang berbunyi
undang-undang tersebut.
berjalan dengan lancar, hal ini karena banyaknya hambatan yang dihadapi oleh
dalam tubuh Polri sendiri (Internal) maupun berasal dari luar Polri (Eksternal)
2
Selama ini intensitas kegiatan patroli yang dilakukan oleh pihak kepolisian
aksinya. Hal inilah yang menyebabkan pelaksanaan patroli tidak efektif dalam
mencegah tindak pidana yang terjadi, khususnya tindak pidana pencurian yang
semakin tahun angka kejadiannya semakin meningkat seperti data yang didapat
dari Kepolisian Sektor Landono pada observasi awal oleh penulis, oleh karena itu
disarankan agar pihak kepolisian menambah intensitas kegiatan patroli. Hal ini
peraturan hukum (Pisau Hukum) lebih cenderung bersifat tajam kebawah jadi
lebih pada rakyat kecil yang awam terhadap hukum. Polisi lebih mengedepankan
menerima pengaduan suatu perkara atau suatu kasus dari pada mensosialisasikan
lebih akan mencari payung hukum yang dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi
mereka yang kadang-kadang untuk kepentingan bisnis, seperti halnya para penjual
mempunyai payung hukum berupa back up dari aparat Kepolisian sendiri ataupun
3
Seperti yang terjadi di wilayah hukum Kepolisian Sektor Landono
hukum tersebut kalau di atas sudah dikemukaakan bahwa penegakan hukum lebih
bersifat penanganan suatu kasus yang sudah terjadi atau laporan masyarakat, akan
tetapi kejahatan di masyarakat tidaklah cukup hanya ditangani hanya seperti itu.
masyarakat ini tidak bisa hanya ditangani secara sepihak saja/penanganan kasus
yang sudah terjadi tetapi harus ditangani lebih mendalam seperti sosialisasi
dari pihak kepolisian yaitu Patroli Polisi karena wujud dari patroli polisi tersebut
sangat penting untuk pencegahan dari sebuah tindak kejahatan selain berguna
untuk mencegah kajahatan atau tindak kriminal juga memberi rasa aman kepada
masyarakat karena di wilayah hukum Sektor Landono tersebut ada beberapa desa
yang sangat rawan akan tindak Pidana Pencurian, ini marak terjadi jika tidak ada
pengawasan berkala dari pihak kepolisian karena mereka jika hanya ditangkap
sekali terus dilepaskan begitu saja, mungkin tidak ada efek jera yang dirasakan
oleh para pelaku akan tetapi jika pihak kepolisian terus menyisir wilayah-wilayah
tersebut tentu mereka akan terus merasa diawasi. Begitu pula di wilayah ini marak
juga terjadi perdagangan minuman beralkohol maka aparat kepolisian jika terus
konsekuen terhadap patroli untuk pencegahan maka sudah tentu para penjual
4
ataupun distributor akan cepat bisa ditangani, jadi tidak hanya para konsumen saja
tetapi sampai pada akar atau asal dimana titik kejahatan tersebut bisa dicegah.
Akibat hukum apabila Patroli polisi ini lemah maka akan berakibat pada
maraknya Tindak Pidana Pencurian yang akan terjadi dan menimbulkan keresahan
pada masyarakat, akan tetapi jika patroli di sini rutin dan berkala dan mencakup
semuanya maka akan menimbulkan rasa aman kepada masyarakat dan bisa
patroli merupakan salah satu upaya untuk menciptakan Kamtibmas yang mana
selama Patroli belum bisa dikatakan efektif dalam upaya pencegahan Tindak
Pidana pencurian yang marak terjadi di wilayah Hukum Polsek Landono, maka
inilah yang mendasari penulis untuk meneliti lebih lanjut melalui Skripsi Hukum
B. Rumusan Masalah
5
2. Apa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Pelaksanaan Patroli
Landono?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
badan. Bila kita mendengar kata ‘Pidana” muncul dalam persepsi kita sesuatu hal
arti dan makna Pidana artinya Nestapa. Artinya orang yang terkena hukum pidana
orang yang nestapa terbelenggu jiwa dan raganya, namun kenestapaan itu bukan
dari orang lain melainkan dari diri sendiri ataupun sebagai akibat dari
perbuatannya sendiri.
lain, hukum pidana hendaknya dipertahankan sebagai salah satu Sosial Defence
7
lain dapat ditelusuri melalui berbagai pemikiran barat khususnya yang terkait
sekaligus dua tujuan diadakanya hukum pidana yang telah disebutkan di atas. Dan
pada akhirnya konsep bahwa Hukum pidana diadakan dengan tujuan disamping
tentang tujuan hukum pidana sebagaimana dikutip oleh Ismu Gunadi dan Jonaedi
8
b . Teori Relatif (Tujuan) yang Pengagasnya adalah Frans Von Lizt, Van
Hommel, D Simmons tujuan hukum pidana adalah sama akan tujuan untuk
mencegah Kejahatan. Tujuan hukum pidana adalah membinasakan orang
yang melakukan kejahatan dari pergaulan masyarakat. Dasar hukumya
adalah untuk menjamin ketertiban hukum Negara melindungi masyarakat
dengan cara membuat peraturan yang mengandung larangan dan keharusan.
c . Teori Gabungan Dasar hukuman terletak pada kejahatan itu sendiri yaitu
pembalasan atau siksaan (Teori Mutlak) di sampingnya itu di akuinya dasar-
dasar tujuan dari pada hukuman. Penganut aliran ini di antaranya adalah
binding
Sementara dalam berbagai perundang-undangan sendiri digunakan
berbagai istilah untuk menunjukan kata strafbaarfeit atau dalam bahasa Indonesia
adalah tindak pidana, seperti yang dikemukakan Sudarto yang dikutip oleh Ismu
9
Menurut VOS. Delik Adalah ‘Feit’ Yang dinyatakan dapat dihukum
melalui undang-undang.
Menurut Van Hammel Delik Adalah suatu serangan atau ancaman hak
orang lain.
Menurut Simons, Delik Merupakan suatu tindakan yang melanggar hukum
yang di lakukan dengan sengaja ataupun tidak sengaja oleh seorang yang
dapat di pertanggungjawabkan tindak pidananya oleh undang-undang telah
dinyatakan suatu tindakan yang dapat di hukum tindakanya.
Dengan demikian secara sederhana Tindak pidana adalah perbuatan yang
dilarang oleh suatu peraturan hukum, larangan dimana disertai ancaman (sanksi)
yang berupa pidana tertentu bagi siapa yang melanggar larangan tersebut.
Tindak pidana adalah perbuatan yang dilarang oleh suatu peraturan hukum
larangan dimana disertai ancaman (sanksi) yang berupa pidana tertentu bagi siapa
atau syarat yang menjadi ciri sifat atau khas larangan tersebut sehingga dengan
jelas dapat dibedakan dari perbuatan yang tidak dilarang, perbuatan pidana
menunjukan pada sifat perbuatan saja yaitu dapat dilarang dengan ancaman
Secara sederhana Simons yang dikutip oleh Ismu Gunadi dan Jonaedi
10
1 ) Perbuatan manusia (positif atau negative berbuat atau tidak berbuat atau
membiarkan)
2 ) Diancam dengan hukuman (Statbart gesteld)
3 ) Melawan Hukum (onrechtmatig)
4 ) Dilakukan dengan kesalahan (met schuld in verband stand)
5 ) Oleh Orang yang bertanggung Jawab
Untuk lebih jelasnya Simons mengemukaan Unsur Objektive dan Unsur
Subjektive dari tindak pidana (strafbaar feit). Unsur Objektive Perbuatan orang
itu akibat yang kelihatan dari perbuatan itu. Sedangkan Unsur Subjektive Orang
yang mampu bertanggung jawab, adanya kesalahan (dollus dan culpe). Perbuatan
akibat dari perbuatan atau dengan perbuatan dimana perbuatan itu dilakukan.
terdiri dari:
a. Kelakuan Akibat
b. Hal Ikhwal atau keadaan tertentu yang menyertai perbuatan yang dibagi
menjadi:
1) Unsur Subjektive atau pribadi yaitu diri orang yang melakukan
perbuatan. Misalnya unsur pegawai negeri yang tergabung dalam delik
jabatan seperti dalam tindak pidana korupsi. Pasal 418 KUHP jo Pasal 1
ayat (1) sub c
2) Unsur Objektive atau non pribadi yaitu mengenai keadaan di luar si
pembuat misalnya pasal 160 KUHP tentang penghasutan di muka
umum. Apabila pengasutan di sini tidak di depan hukum maka tidak
diterapkan pasal ini.
11
2. Jenis-Jenis Tindak Pidana.
Pembagian tindak pidana atas kejahatan dan pelanggaran ini disebut oleh
kriteria apakah yang dipergunakan untuk membedakan dua jenis delik itu? namun
kejahatan dan dalam kelompok kedua pelanggaran. Ada dua pendapat yang
Pendapat pertama menyatakan antara kedua jenis delik itu ada kuantitatif
ada kejahatan yang baru disadari sebagai delik karena tercantum di dalam KUHP,
jadi sebenarnya tidak segera dirasakan sebagai bertentangan dengan rasa keadilan.
Pendapat Kedua antara kedua jenis delik itu ada perbedaan yang bersifat
kuantitatif. Pendirian ini hanya meletakan kriterium pada perbedaan yang dilihat
dari segi kriminologi di mana pelanggaran dapat lebih ringan dari sebuah
kejahatan.
12
b. Delik Formil dan Delik Materill (delik dengan perumusan secara formil
ommisionen commissa.
13
2) Delik culpa: Delik yang memuat unsur kealpaan sebagai sebagai
salah satu unsur. Misal Pasal 195, 197, 201, 203, 231, ayat 4 dan
Kebiasaan)
mengakibatkan luka berat atau matinya orang (Pasal 351 ayat 2 KUHP).
Pencurian pada waktu malam hari, ada delik yang ancaman pidananya di
14
peringan karena dilakukan pada waktu tertentu Misalnya Pembunuhan
terhadap anak-anak.
i. Delik ekonomi (biasanya disebut tindak pidana Ekonomi) dan bukan delik
ekonomi.
Apa yang disebut tindak pidana ekonomi itu terdapat dalam Pasal 1
ekonomi.
hukum pidana telah diatur dalam buku 1 KUHP Bab ke-2 yaitu Pasal 10 sampai
15
e. Pidana tutupan adalah pidana yang disediakan bagi politisi yang
melakukan kejahatan disebabkan oleh ideology yang dianutnya.
4. Subjek Tindak Pidana.
perbuatan manusia. Pada dasarnya yang melakukan tindak pidana adalah manusia
hanya manusia saja akan tetapi juga Badan Hukum khususnya korporasi dalam
buku 1 Pasal 120 rancangan KUHP tahun 1987 di beri pengertian sebagai berikut”
Dari sini pengertian korporasi lebih luas dari pada pengertianya menurut
hukum perdata, maka korporasi adalah badan hukum (legal person), menurut
hukum pidana meliputi baik badan hukum maupun bukan badan hukum. Pasal
Sektor Landono (wawancara, 16 Mei 2013) Bahwa dasar hukum, maksud dan
16
b) Program Quick Wins Polri tanggal 22 Januari 2009.
1. Tahap Persiapan
1) Bensin.
2) roda/ban.
3) peralatan P3K.
17
c. Menyiapkan perlengkapan/peralatan antara lain.
2) borgol.
3) tongkat ”T”.
4) Peluit.
3) Buku catatan.
2) Lampu rotator.
3) Public address.
4) Senter.
5) P3K.
7) Traffic cone.
18
4) Hal-hal khusus yang perlu diatasi/dilakukan.
2. Tahap Pelaksanaan.
a. Cara bertindak secara umum setiap petugas patroli roda dua (R2) harus
melaksanakan tindakan sebagai berikut:
10) Mencatat segala informasi yang didapat dari masyarakat maupun yang
ditemukan sendiri ke dalam buku catatan (blangko patroli, laporan
kejadian dan laporan informasi).
12) Patroli dengan kendaraan sepeda motor harus dapat membantu dan
mengawasi patroli bersepeda dan patroli berjalan kaki pada titik/tempat
kontrol tertentu.
b. Cara bertindak secara khusus, petugas patroli roda dua (sepeda motor)
dalam melaksanakan tugas harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
19
1. Sikap petugas patroli: petugas tegap, pandangan bebas, membawa
senjata api sesuai ketentuan, mengikuti peraturan lalu lintas yang
berlaku, sebagai penghubung dan koordinasi dengan patroli berjalan
kaki dan patroli bersepeda, memberikan bantuan bila diperlukan oleh
patroli bersepeda dan berjalan kaki, kecepatan sedang-sedang saja agar
dapat melakukan pengamatan.
dan terkunci.
yang ditutup.
20
6. Tindakan petugas:
11) Laporkan situasi dan bila ada hal yang ganjil segera dilaporkan
kepada atasan untuk meminta bantuan.
a. Intruksi.
21
4) Adakan kegiatan analisa dan evaluasi pelaksanaan patroli guna
peningkatan kualitas patroli berikutnya.
b. Koordinasi.
c. Komando Pengendalian.
d. Pembiayaan.
4. Tahap Pengakhiran.
a. Konsolidasi:
22
“Barang siapa mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian
kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum,
diancam karena pencurian, dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau
pidana denda paling banyak sembilan ratus rupiah”
1) Perbuatan mengambil.
1) Adanya maksud.
apabila terdapat semua unsur tersebut diatas. Dari adanya unsur perbuatan yang
yang dilakukan dengan gerakan-gerakan otot yang disengaja yang pada umumnya
dengan menggunakan jari-jari dan tangan yang kemudian diarahkan pada suatu
tidak bergerak, baru dapat menjadi objek pencurian apabila telah terlepas dari
23
benda tetap dan menjadi benda bergerak. Benda bergerak adalah setiap benda
yang berwujud dan bergerak ini sesuai dengan unsur perbuatan mengambil. Benda
yang kekuasaannya dapat dipindahkan secara mutlak dan nyata adalah terhadap
Benda tersebut tidak perlu seluruhnya milik orang lain, cukup sebagian saja,
sedangkan yang sebagian milik petindak itu sendiri. Seperti sebuah sepeda milik
Akan tetapi bila semula sepeda tersebut telah berada dalam kekuasaannya
penggelapan.
Jadi benda yang dapat menjadi obyek pencurian ini haruslah benda-benda
yang ada pemiliknya. Benda-benda yang tidak ada pemiliknya tidak dapat menjadi
dapat menilai sendiri secara pribadi. Penilaian pribadi ini bukan merupakan secara
24
yang diharapkan mampu membawa Kefektifan Hukum, seperti yang dikemukakan
4) Azas Keseimbangan/veredig
azas ini menghendaki bahwa dalam tindakan kepolisian harus dipelihara
suatu keseimbangan antara sifat keras lunanknya tindakan atau sarana
yang dipergunakan pada satu pihak, dan besar kecilnya suatu gangguan
atau berat ringannya suatu obyek yang harus ditindak pada pihak lain.
Suatu gangguan ketertiban yang kecil tidak perlu ditindak atau dicegah
dengan larangan-larangan yang mengurangi kebebasan bergerak bagi
orang-orang disekitar tempat gangguan itu.
Maka dengan empat azas tersebut Efektivitas Hukum bisa dicapai sesuai
25
undang RI Nomor 2 TH 2002 tentang Kepolisian diatur “Untuk kepentingan
1 . Fungsi Kepolisian.
mereka menjadi garda paling depan didalam penegakan hukum pidana, fungsi
26
1) Menerima laporan/pengaduan dari seseorang adanya tindak pidana.
2) Melakukan tindakan pertama di TKP.
3) Memeriksa seseorang yang dicurigai.
4) Melakukan penangkapan penggledahan terhadap orang yang dicurigai.
5) Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat.
6) Mengadakan penghentian penyidikan.
2 . Ruang lingkup wewenang Kepolisian Negara RI
bukan tanpa batas, melainkan harus selalu berdasarkan hukum, karena menurut
untuk bertindak atau untuk tidak bertindak” baik dalam bentuk upaya preventif
dibatasai oleh lingkungan kuasa hukum, dimana lingkungan kuasa hukum itu juga
27
4) Lingkungan Kuasa waktu (tijdsgebeid) yaitu lingkungan yang dalam
pengaturannya mencakup batasan waktu yang diatur dalam ketentuan
undang-undang tentang kepolisian dan ketentuan undang-undang
tentang kadaluwarsa masalah tertentu.
baik yang bersifat non justisial maupun justisial, tugas kepolisian preventif dan
bidang penyidikan
“Penal“ dan “Non Penal“, keduanya harus berjalan secara seimbang. Polri di
“Penal” yang berarti kegiatan yang bersifat Represif berupa tindakan upaya paksa
berarti kegiatan yang bersifat Preventif yaitu kegiatan yang dilakukan oleh
28
3 . Kedudukan pejabat Kepolisian RI dalam Hukum
dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tiada kecualinya.
negara dan masyarakat mempunyai kedudukan yang sama dengan warga negara
lainnya
rangka wewenang hukum dapat dibenarkan, sedangkan tindakan yang diluar atau
29
kepastian hukum dan keadilan sehingga dalam pengertian per-tanggungjawaban
hukum tersebut harus termuat juga pengertian perlindungan hukum bagi Pejabat
Pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia baik yang bersifat pribadi maupun
profesi kepolisian.
2002.
undang Nomor 2 Tahun 2002 bahwa azas Plichtmatigheid/ azas Kewajiban ialah
azas yang memberikan keabsyahan bagi tindakan Polisi yang bersumber kepada
30
perundang-undangan (wettelijk voorschrift) akan tetapi harus memenuhi
“Suatu tindakan dapat dianggap Rechtmatig (sah sesuai dengan hukum) sekalipun
31
sehingga pendekatan kekuasaan bahkan tindakan represif seringkali mewarnai
menampilkan dirinya sebagai sosok yang formal, dan ekslusif dari anggota
legitimasi Kepolisian di mata publik pada satu sisi, serta semakin berkurangnya
dukungan publik bagi pelaksanaan tugas kepolisian maupun buruknya citra polisi
pada sisi lain. Kondisi seperti diutarakan pada huruf a, juga terjadi di Indonesia,
lebih lebih ketika Polri dijadikan sebagai bagian integral ABRI dan polisi
merupakan prajurit ABRI yang dalam pelaksanaan tugasnya diwarnai sikap dan
Model community policing yang diterapkan di satu negara tidak sama dengan
berbagai hal, antara lain; kondisi sosial, politik dan ekonomi serta latar belakang
budaya yang berbeda-beda pula. Karena adanya perbedaan itu maka definisi
32
mengenai Polmas juga agak berbeda antara yang satu dengan lainnya. Konsep
community policing khas Indonesia dengan nama atau sebutan Polmas. Seperti
yang di kutip oleh Gandung Sardjito (2009:46) tentang beberapa definisi Polisi
Masyarakat:
mulai dari tataran manajemen puncak sampai manajemen lapis bawah, termasuk
33
siapa fungsi kepolisian disajikan (public service) dan dipertanggung-jawabkan
dari kepolisian sipil dan yang menempatkan masyarakat sebagai mitra kerja yang
setara dalam upaya penegakan hukum dan pembinaan keamanan dan ketertiban
masyarakat. Falsafah Polmas perlu ditanamkan pada setiap anggota Polri sehingga
dapat terwujud dalam sikap dan perilaku dalam upaya menarik simpatik dan
sehingga merupakan sebuah pranata sosial yang dikelola bersama oleh Polri,
gangguan terhadap keamanan dan ketertiban. Polmas sesuai Skep Kapolri Nomor
dan menampilkan sikap santun dan saling menghargai antara polisi dan warga
Sebagai sebuah falsafah, Polmas menjiwai sikap dan perilaku seluruh anggota
34
polisi dalam pelaksanaan tugas, peran dan fungsi masing-masing. Nilai-nilai
moral, etika, sosial dan kemanusian mendasari sikap dan perilaku petugas dalam
Polmas sebagai filosofi terlihat dari sikap dan perilaku seluruh anggota kepolisian
yang sopan dan santun, transparan, menjunjung tinggi Hak Azasi Manusia, hukum
masyarakat.
kemitraan sejajar antara polisi dengan masyarakat lokal dalam menyelesaikan dan
tujuan mengurangi terjadinya kejahatan dan rasa ketakutan akan terjadi kejahatan
dalam mengelola sendiri upaya penciptaan lingkungan yang aman dan tertib bagi
oleh polisi yang berperan sebagai petugas Polmas dalam suatu kemitraan.
35
nasional dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip HAM (Hak Asasi Manusia) dan
Sebagai sebuah sistem, terdapat sejumlah unsur yang ada dalam Polmas.
Namun demikian dalam prakteknya yang mutlak harus diupayakan adanya adalah
Polmas adalah adanya kemitraan yang sejajar antara polisi dengan warga
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
dampak dan peran dari patroli kepolisian dalam pencegahan tindak pidana
pencurian.
B. Lokasi Penelitian.
mentitik beratkan kepada objek yang diteliti yaitu Patroli Polisi dalam pencegahan
Tindak Pidana Pencurian. Sedangkan objek yang lain yaitu penelitian terhadap
warga masyarakat yang berada di wilayah hukum landono dan sekitarnya karena
37
Dan juga Penelitian ini akan kami kembangkan ke tokoh-tokoh agama,
adat, yang mungkin berguna untuk menambah informasi lain selain patroli polisi
apakah ada faktor lain yang bisa menanggulangi dampak dari tindak pidana atau
bertugas di kepolisian sektor landono dari semua kesatuan yang bertugas: Unit
Intelkam 1 Orang dan anggota lainnya. Sedangkan Informan untuk penelitian ini
1. Data Primer.
Data ini yaitu data yang diperoleh dengan melakukan penelitian secara
Kapolsek Landono, serta tokoh masyarakat, tokoh adat, serta tokoh adat di
2. Data Sekunder.
38
dokumen hukum tentang kode etik kepolisian beserta dokumen tentang
1. Wawancara.
2. Obsrevasi.
39
F. Analisis Data
deskripsi yang mengungkap data fakta hukum secara apa adanya, dan dapat
G. Definisi Operasional
1. Efektivitas adalah Hasil dari suatu tindakan yang sesuai dengan Harapan
kecamatan landono.
tindak kejahatan yang mana segala bentuk kejahatan ini pada dasarnya
akan menimbulkan kerugian pada diri sendiri dan orang lain baik secara
40
4. Pencurian adalah salah satu jenis tindak pidana yang pokok pidananya
41
BAB IV
berpangkat IPTU, Kepolisian Sektor Landono sebagai satuan kerja dan dibagi
menjadi beberapa sub satuan kerja yang terdiri dari unsur Pimpinan antara lain
Umum, Unit Resort Kriminal, Seksi Humas, Unit Sabhara, Unit Intelkam, Sentral
Pelayanan Kepolisian, Unit Bimas, dan Ada satu Sub Sektor Mowila yang
dikepalai oleh Kasub sektor yang berpangkat Briptu di dalamnya juga terdapat
unit lalulintas dan reskrim. Dari sekian banyak sub satuan kerja tersebut
Baito. Maka dengan wilayah kerja yang relatif luas ini Kepolisian Sektor Landono
42
pokok Polri sebagaimana diamanahkan dalam Pasal 13 Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia antara lain berbunyi:
Sektor Landono dirinci menurut sub satuan kerja sesuai dengan keadaan personil
1 KAPOLSEK 1 Orang
2 WAKAPOLSEK 1 Orang
43
9 SEKSI UMUM 2 Orang
JUMLAH 19 Orang
oleh Kepolisian Sektor Landono menurut IPTU Denis Putra Kepala Kepolisian
44
Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa pelaksanaan patroli kepolisian
pelaksanaan dari patroli lebih sering berasal dari laporan masyarakat begitu juga
dengan penanganan kasus pencurian yang terjadi semua kasus tersebut ditangani
Dijelaskan juga bahwa pelaksanaan patroli pada tahun 2009 yang asal
masyarakat tercatat 65 kali jumlah 110 kali dari jumlah patroli tersebut hasilnya 3
pencurian dari kasus tersebut tercatat pelaksanan patroli sejumlah 116 kali yang
asal pelaksanaannya 43 kali dari inisiatif kepolisian sendiri dan 73 kali dari
sebelumnya pelaksanaan patroli tercatat 113 kali 32 kali dari inisiatif kepolisian
dan 80 kali dari laporan masyarakat, meningkat lagi di tahun 2012 yang jumlah
turun dalam satu tahun hanya 66 kali 21 dari inisiatif kepolisian dan 45 kali dari
laporan masyarakat, sampai bulan mei 2103 intensitas patroli adalah sebanyak 26
kali 10 diantaranya dari inisiatif kepolisian dan 16 kali dari laporan masyarakat.
pidana pencurian karena selama ini pelaksanaanya belum berdasarkan SOP dan
intensitasnya kurang maka tentu akan dipandang sebelah mata oleh masyarakat
45
hal ini dibuktikan dengan tidak adanya tindak lanjut rutinitas patroli setelah
Berdasarkan data di atas juga bisa juga dijelaskan bahwa patroli polisi yang
asal pelaksanaannya dari inisiatif kepolisian sendiri itu lebih sering dilaksanakan
di pengadilan dan ada juga beberapa kasus yang cukup diselesaikan di Polsek. Di
bawah ini ada beberapa data tentang pelaksanaan patroli kepolisian yaitu:
e. Pos-pos pengamanan sebagaimana dimaksud pada butir (a) dapat berupa pos
keamanan lingkungan, pos satuan pengamanan dan pos Polisi khusus.
a. Asal pelaksanaan patroli lebih banyak dari hasil laporan masyarakat dari
pada inisiatif dari kepolisian sendiri.
46
c.Pelaksanaan patroli kadang juga dilakukan pada saat jam-jam rawan.
47
Tabel 3.Data kasus pencurian yang telah masuk data Resort Kriminal
kepolisian Sektor Landono Dari Tahun 2009-bulan April tahun
2013 sebagai berikut:
Jumlah Kasus
Ket
No Tahun Jenis pencurian Jumlah Total
Sumber: Data sekunder yang diolah oleh Polsek Landono, Tahun 2013
48
meningkat dimana tahun 2009 terjadi 3 (tiga) kasus, tahun 2010 terjadi 8
(delapan) kasus, tahun 2011 terjadi 6 (enam) kasus, tahun 2012 terjadi 8 (delapan)
kasus dan tahun 2013 sampai bulan April sudah terjadi 3 (tiga) kasus. Dan dari
data tersebut ada beberapa kasus pencurian dengan pemberatan yaitu dengan
hampir semua berasal dari pelaporan masyarakat. Bahkan menurut data yang
tertulis tidak ada proses terangkatnya kasus-kasus kepolisian dari hasil patroli dari
pihak polsek, maka dengan data diatas sudah bisa disimpulkan bahwasanya polsek
Nomor 2 tahun 2002 pasal 14 ayat (1) hanya bersifat sebagai penerima laporan
dari masyarakat.
49
Seperti pengalaman dari kejadian pencurian yang sudah saya lihat
beberapa tahun yang lalu, yakni di desa mowila, hal ini mutlak
penyebabnya adalah belum adanya pengawalan secara rutin dari pihak
yang berwajib khususnya dalam pencegahan pencurian sehingga ada yang
memanfaatkan situasi ini untuk melakukan aksi mereka.
Selain beberapa pendapat tentang faktor pencurian, ada juga ungkapan
Bripka Igm Suadirta Kepala Unit Sabhara Polsek Landono (wawancara tanggal
Terkadang pencurian terjadi bukan semua dari faktor orangnya itu yang
mempunyai niat tetapi juga faktor adanya kesempatan barulah muncul
niat, hal seperti ini sering terjadi di wilayah Kecamatan Landono
khususnya di Desa pudahoa hal ini disebabkan oleh kurang perhatianya
warga akan masalah pos kamling sehingga pencurian itu terjadi akibat
korban sendiri yang lengah hingga memunculkan niat orang lain untuk
berbuat.
Begitu hal juga menurut Bripka Asis, kepala Unit Lalu lintas (wawancara
Bisa dibilang kasus pencurian yang sudah terjadi pelakunya adalah dari
kalangan remaja, karena banyak remaja yang mempunyai kebiasaan
bergadang malam maka ketika malam inilah mereka melakukan aksinya,
kebanyakan dari mereka hanya ikut-ikutan seperti yang terjadi di desa
mowila sering gerombolan mereka meresahkan masyarakat karena yang
diambil kebanyakan adalah ayam, merica dan ini mereka jual untuk beli
minuman beralkohol, maka orang tua yang harus banyak memperhatikan
apa yang dilakukan oleh anak sehingga tetap merasa dalam pantauan orang
tua masing-masing.
Setelah melihat beberapa pendapat di atas maka penulis dapat
50
1. Faktor Ekonomi.
2. Faktor Kesempatan.
Terjadinya tindak pidana pencurian bukan hanya berasal dari niat si pelaku
melainkan ada juga pencurian akibat dari lengahnya dari si korban yang
pencurian.
Masa remaja sangat rawan untuk berbuat pencurian akan tetapi pada
banyak kaitanya dengan aparat yang berwenang yaitu Polisi seperti yang
terjadi dalam wilayah Landono karena Patroli polisi itu lemah maka para
51
B. Pengaruh Patroli Polisi dalam Pencegahan Tindak Pidana Pencurian
mereka mempunyai harapan besar dengan adanya patroli dan menjelaskan bahwa:
52
satu penyidik Satuan Reserse Kriminal pada tanggal 4 Agustus 2009 maka
saya katakan kepada penyidik untuk mengadakan operasi secara rutin
untuk menjaga wilayah-wilayah yang rawan apalagi wilayah saya yang
sangat sering akan kejadian pencurian dan saya berharap patroli bukan
hanya dengan sistim terbuka tetapi juga tertutup yaitu dengan intelejen
keamanan sehingga minimal bisa mengundurkan niat bagi para pelaku
tindak kriminal tersebut karena selama ini Pihak kepolisian melakukan
patroli hanya sebatas jika ada pengaduan.
Berdasarkan dari keterangan ketiga orang tersebut maka sudah jelas patroli
pidana pencurian yang marak terjadi di wilayah ini. Adapun pihak kepolisian
selama ini patroli masih bersifat terbuka saja dan intensifitasnya sekadar jika ada
laporan dari masyarakat saja. Pelaksanan patroli diatas kerap dilakukan pada hari-
bahkan ada salah satu kasus pencurian dengan kekerasan ini terjadi di desa
Mowila yaitu pencurian emas yang mana korbanya adalah seorang pedagang
emas yang diancam oleh pelaku akan ditusuk pisau saat kejadian (data pada tabel
3 nomor 1) dan kejadian ini terjadi pada saat malam yaitu pukul 24.00 saat itu
korban sudah terlelap tidur. Dan Akhirnya pelaku dapat ditangkap satu minggu
setelah kejadian dan setelah ada pelaporan dari pihak korban, maka setelah terjadi
pencurian tersebut warga secara swadaya mengadakan ronda malam dan pihak
melakukan kontak dengan Polisi, bahkan ada kemungkinan warga yang sepanjang
hayatnya tidak pernah mengalami kontak langsung (direct contact) atau kontak
pribadi (personal contact), tetapi tak ada seorang pun yang tidak pernah melihat
53
Polisi selama hidupnya. Bagi warga masyarakat yang hanya mengalami kontak
sedang melakukan Patroli Jalan Kaki, Patroli dengan kendaraan bermotor, Roda 2
penting.
dirinya sendiri, berapa banyak orang yang kita temui setiap kali kita melakukan
Patroli? Berapa orang dalam satu minggu? Dalam satu bulan? atau bahkan dalam
satu tahun? Jika benar-benar dihitung secara matematis, angkanya akan sangat
mengejutkan kita. Tentu saja ini tergantung dari luasnya wilayah hukum patroli
satuan kita serta jumlah warga/penduduk wilayah tersebut, atau jika kita dapat
melakukan patroli antar wilayah di Jalan Nasional atau Jalan Tol, intensitas lalu
warga yang terdiri atas beragam pekerjaan dan motivasi hidup. Ada pegawai
penjambret dan berbagai macam pekerjaan lainnya baik yang bertujuan baik
ataupun berniat jahat. Hal ini menjadikan keberadaan Polisi Patroli (Patrolman)
54
kejahatan, seperti sebuah “spotlight” ditengah berbagai aktivitas harian warga
masyarakat.
Demikian pula warga yang melihat Polisi berpatroli, dalam diri setiap
orang yang melihat akan terbentuk persepsi dan opini tentang kehadiran seorang
jahat. Mari kita ambil contoh: Hampir seluruh petugas Patroli memiliki
perlengkapan standar dalam melaksanakan tugas seperti senjata api, tongkat polisi
dan borgol serta radio komunikasi. Pada saat menjaga persimpangan atau
mengatur lalu lintas seluruh pemakai jalan yang melintas akan mendapat kesan
bahwa polisi siap membantu dan melayani masyarakat serta bertindak sigap jika
dan pemakai jalan menyaksikan ini dihadapan mereka setiap hari. Bagi sebagian
mencegah kejahatan melalui “image” yang diciptakan seorang petugas yang baik.
55
dan jenis tugas yang dapat dilakukan menjadi lebih luas dan beragam. Assistensi
telah diamanahkan dalam pokok tugas kepolisian, dampak dan pengaruhnya yang
pencurian.
karena hal ini sebagai bentuk upaya Preventif atau pencegahan karena
upaya ini jauh lebih efisien dan murah dari pada upaya dengan represif.
pada dasarnya akan merugikan diri sendiri dan orang lain, tentu
tidak buta dengan hukum karena negara kita ini adalah Negara Hukum.
56
4. Perwujudan Pelaksanaan Quick Wins seperti yang sudah menjadi program
yang selalu dinyatakan dalam setiap Patroli Polisi sehingga bisa mencapai
patroli polisi dalam pencegahan tindak pidana pencurian yang terjadi di wilayah
hukum Kepolisian sektor Landono karena asal pelaksanannya lebih banyak dari
laporan masyarakat, dengan ini maka fungsi patroli sebagai upaya preventif atau
pidana pencurian yang marak terjadi Wilayah Hukum Kecamatan Landono maka
menjelaskan bahwa:
Jika kita melihat tugas Pokok Kepolisian yang sudah diamanahkan dalam
UU Nomor 2 Pasal 13 Tahun 2002 salah satunya adalah memelihara
keamanan, maka sudah jadi kewajiban polisi untuk itu tapi dalam
pelaksanaanya kami cenderung kewalahan karena minimnya jumlah
anggota contohnya di sub satuan tugas kami hanya 3 orang sehingga
57
sangat memungkinkan untuk multifungsi atau membantu sub satuan lain
jika dibutuhkan, maka sebenarnya kwantitas juga sangat menentukan
untuk pemerataan tugas sehingga lebih efektiv dan efisien khususnya
dalam pelaksanaan Patroli yang memang sangat berfungsi sebagai
pencegahan tindak pidana pencurian.
Pendapat tersebut dikuatkan oleh Iptu Denis Ariaputra kepala kepolisian
Memang seperti kita lihat keadaan fasilitas yang kami miliki sebenarnya
ada yaitu 1 (satu) unit mobil patroli dan 4 (empat) unit motor namun
kendaraan ini sudah bisa kita katakan sekarat karena kendaraan ini ketika
kami terima dan resmi jadi milik Polsek Landono kondisinya sudah parah
apalagi ditambah dengan medan yang berat bahkan kami sama sekali tidak
mendapatkan anggaran untuk perawatan sehingga terpaksa saya gunakan
uang pribadi untuk itu tapi karena terlalu parah kerusakannya maka sudah
4 (empat) bulan ini mobil itu tidak beroperasi begitu juga dengan motor,
sehingga Patroli sangat kurang kita intensifkan lagi.
Seperti juga yang diungkapkan oleh Anas Budiharjo, salah satu tokoh
Desa kami ini ibaratnya adalah Desa Baru yang harus terus ada
pemantauan dari pihak kepolisian karena sering terjadinya pencurian
ternak pernah kami pergoki ada 1 (satu) mobil Avanza yang dari sore hari
mondar-mandir di sekitar desa kami dan esok harinya ada salah satu warga
yang kehilangan sapinya berarti para pencuri tersebut beraksi disaat malam
hari karena mereka bisa membaca medan tidak mungkin Patroli Polisi
akan sampai sini karena memang wilayah kami sangatlah jauh dari Polsek
dan jalanya masih belum standar karena baru tanah timbunan ditambah
instalasi listrik yang belum mencapai wilayah kami maka memang sangat
jarang pihak Kepolisian masuk sampai ke desa ini.
Keterangan diatas menguatkan bahwasanya pelaku pencurian akan leluasa
masuk karena kalau desa yang terpencil akan banyak menjadi objek pencurian
hewan ternak yang beberapa waktu yang lalu bisa diungkap Pihak Kepolisian dan
ternyata pelakunya adalah lebih dari 2 (dua) maka bisa disebut sindikat pencurian
58
hewan ternak, yang memang sudah sering beroperasi dibeberapa daerah lain
Seperti yang dikemukakan oleh Briptu Sudarman Salah satu anggota Resort
bahwa:
59
sama maka situasi kondusif akan susah diciptakan. Di samping itu cuaca
juga menentukan kondusifnya kegiatan ini.
Sebagai amanat reformasi, semenjak dikeluarkannya TAP MPR No.
VI/MPR/2000 tentang Pemisahan TNI dan Polri dan TAP MPR No.
VII/MPR/2000 tentang peran, fungsi dan kedudukan TNI dan Polri maka secara
struktural Polri terpisah dari TNI yang militer. Pemisahan (kemandirian) Polri itu
sendiri bagi Polri bukanlah sebagai tujuan tetapi sebagi langkah dimulainya
paradigma baru Polri yaitu paradigma Kepolisian Sipil. Walau sampai saat ini
proses transisi masih terus berjalan, bahkan disebutkan bahwa Polisi Indonesia
kini memang tidak lagi berkarakter militer, tetapi baru sekedar ”a civilian in
uniform” atau orang sipil yang diberi baju seragam. Ditengah masa transisi
Keluhan masyarakat tersebut juga tertuju kepada praktek patroli kepolisian baik
yang dilakukan oleh Polantas maupun Fungsi Samapta. Patroli yang bertujuan
sarah pelayanan prima. Perbaikan pelayanan Patroli tersebut merupakan hal yang
60
Tugas–tugas patroli kepolisian juga harus disesuaikan dengan perubahan
paradigma tersebut, sebab tugas patroli adalah salah satu dari tugas utama
kepolisian. Bahkan disebutkan bahwa 65% dari polisi di Amerika Serikat, 64% di
paradigma maka patroli kepolisian harus lebih bersifat pro-active dari pada
reaktif. Pelaksanaan tugas patroli juga harus lebih berorientasi pada masyarakat
Policing).
pemerintah. Oleh sebab itu maka tugas Polri yang beorientasi pada pelayanan
waktu.
Polisi Sipil adalah polisi yang berwatak sipil dalam menjalankan tugasnya
untuk melindungi setiap warga masyarakat, menjaga harkat dan martabat manusia,
menghindari tindakan kekerasan dan lebih menggunakan hati nurani serta mau
polisi sipil Polri diharapkan mampu untuk berperan ”protaganis” dari pada
61
”antagonis”, serta dapat memutuskan secar tepat kapan ia harus bertindak sebagai
”a strong hand of society” dan kapan bertindak sebagai ”a soft hand of society’.
Perubahan paradigma tentunya akan membawa pengaruh terhadap tata cara dan
konsep patroli kepolisian, karena patroli adalah bagian utama dari tugas
diantaranya adalah:
yang sangat minim hanya 19 Orang (data pada table 1 tentang keadaan personil)
sedangkan wilayah yang akan dibawahi Polsek ini cukup luas sehingga mereka di
tuntut untuk bekerja extra terlebih dalam pelaksanaan patroli. Standarnya dalam
62
ketanggapsegeraan untuk menangani segala yang dibutuhkan masyarakat
khususnya Patroli, bagaimana patroli akan bisa efektif jika belum terpenuhi sarana
roda dua maupun roda empat sebagai sarana trasnportasi Patroli. Sebenarnya di
Polsek Landono sudah ada satu armada mobil dan empat unit motor tapi karena
faktor usia dan model kendaraan yang bisa dikatakan tak layak lagi maka justru
lebih sering kendaraan-kendaraan yang ada ini tidak berfungsi ditambah dengan
cenderung hanya bersifat aktif jika hanya ada laporan saja, Itupun Polsek belum
bisa memenuhi jika ada permintaan pengawalan dari masyarakat sehingga mereka
tindak pidana khususnya pencurian akan lebih marak sehingga situasi kondusif
bisa saja akan mudah dipecahkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
3. Faktor Medan.
Kecamatan Landono dan Mowila yang mana dari segi geografis wilayahnya
63
perbukitan karena mowila sebenarnya pemekaran dari kecamatan Landono
sehingga masih banyak desa yang jalannya belum diaspal bahkan masih baru
dibuka yang mana akses ke desa itu sangatlah berat, sedangkan dari data
pencurian tersebut ada beberapa yang terjadi di daerah tersebut yang bisa
Sikap mental dari pelakunya sendiri yang mana adalah Anggota Kepolisian Sektor
Landono karena jikapun semua sarana pendukung ada akan tetapi mentalitas
pelaksananya kurang, mesti akan berpengaruh pada efektivnya Patroli hal ini
dibuktikan dengan tidak berjalanya jadwal yang sudah ditetapkan dan ada
beberapa anggota yang mangkir dari tugas tanpa ada perizinan ke Kapolsek
terlebih dahulu hal ini menyebabkan juga kurang berjalanya kegiatan patroli.
5. Faktor Masyarakat.
dari Kepolisian tersebut seperti misalnya, pengaktifan kembali ronda malam oleh
setiap karang taruna di desa-desa, serta melaporkan dengan cepat jika ada orang
yang mencurigakan, mengaktifkan tamu yang datang 1x24 jam wajib lapor serta
memberi informasi yang lengkap jika dimintai keterangan oleh Pihak yang
berwajib berkenaan dengan apa yang terjadi ataupun identitas seseorang yang
dicurigai.
64
6. Faktor Cuaca.
wilayah Kecamatan Landono cuaca disini curah hujan sangat tinggi ditambah lagi
medan yang berat maka hal ini juga mempengaruhi rutinitas Patroli dan Petugas
cenderung akan malas jika sudah hujan apalagi waktu malam. Maka dengan
demikian kembali ke faktor fasilitas yang kurang memadai, karena jika sarana
yang sudah dilakukan oleh Polsek Landono diatas, serta telah berhasil
patroli Polisi, maka patroli dari Kepolisian Sektor Landono yang sudah
diupayakan belum bisa berjalan efektif sesuai dengan tugas yang telah
kebutuhan”.
65
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Efektif meskipun sudah dilakukan, hal ini terbukti dengan data pada tabel 2
karena asal pelaksanannya lebih banyak dari laporan masyarakat, dengan ini
utama untuk transportasi berupa mobil dan motor yang seharusnya bisa
beroperasi sampai saat ini tidak bisa difungsikan karena factor usia.
66
c. Faktor Medan, luas wilayah Kepolisian Sektor Landono adalah 2 (dua)
Kecamatan yaitu Kecamatan Landono dan Mowila yang mana dari segi
belum diaspal bahkan masih baru dibuka yang mana akses ke desa itu
sangatlah berat.
mesti akan berpengaruh pada efektivnya Patroli karena selama ini banyak
B. Saran.
disarankan untuk:
67
1. Menambah personal Kepolisian Sektor Landono, Karena kwantitas personal
68