Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PENGENDALIAN MASSA

PENGEMBANGAN POLA PERILAKU DAN STRATEGI PENGENDALIAN MASSA


DALAM PENERTIBAN DAN PENGAWASAN PEMILU 2024

Disusun Oleh:

Jhounathan Calvin Putra


Fauzan Jamal
M Naufal Al-Farras
M Robby Tri Minaldy
Rifki Rizaldi
Syali Agusti
Vito Destria Althof
Husna Hajar
Hurul Aini
Tia Fatikasari
Angga Mahendra

INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI


FAKULTAS PERLINDUNGAN MASYARAKAT
PRODI PRAKTIK PERPOLISIAN TATA PAMONG
2024

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemilihan Umum di Indonesia diatur oleh Undang-Undang No. 7 Tahun 2017, yang bertuj
uan untuk mengawal proses demokrasi agar berjalan secara jujur, tertib, dan aman. Konsep ini di
kenal sebagai "fair play" dalam konteks pemilu, dengan harapan menciptakan pemilihan umum y
ang berintegritas.

Petugas kepolisian sering kali berada dalam situasi yang kompleks dan sulit. Di satu sisi, m
ereka bertanggung jawab untuk melayani dan melindungi masyarakat serta menjaga ketertiban d
an keamanan. Namun, di sisi lain, mereka juga sering berhadapan dengan konflik, tindak kekeras
an, dan perilaku agresif dari pihak-pihak yang melanggar ketertiban atau mengancam keamanan.
Dalam menjalankan tugas-tugasnya, aparat kepolisian seringkali berada dalam situasi yang dilem
atis. Di satu sisi, mereka berperan sebagai pihak yang bertugas melayani dan melindungi masyar
akat, namun di sisi lain mereka sering berhadapan dengan massa, kelompok masyarakat, maupun
perorangan yang dapat menimbulkan konflik atau ancaman terhadap ketertiban dan keamanan. Si
tuasi ini menuntut petugas kepolisian untuk mengelola emosi, terutama amarah, dengan bijaksan
a untuk memastikan tindakan mereka tetap terkendali dan tidak melanggar prinsip-prinsip peneg
akan hukum. Oleh karena itu, manajemen amarah menjadi keterampilan yang penting bagi petug
as kepolisian, termasuk petugas Dalmas, yang seringkali berada di garis depan dalam menghadap
i situasi-situasi yang menantang.

Dalam konteks penyelenggaraan pemilu, peran petugas kepolisian, termasuk petugas Dalm
as, sangatlah penting dalam menjaga ketertiban dan keamanan selama proses pemungutan suara
dan penghitungan suara. Mereka harus siap menghadapi berbagai situasi yang mungkin timbul,
mulai dari penjagaan tempat pemungutan suara hingga menangani potensi konflik atau gangguan
yang terjadi.

Dalam mengawasi jalannya pemilu, pola perilaku dan etika Dalmas (Daftar Lengkap Perso
nel Dalam Pengamanan dan Pengawalan) menjadi sangat penting untuk dipertimbangkan. Petuga
s Dalmas diharapkan dapat menjalankan tugasnya dengan profesionalisme, integritas, dan ketera

2
mpilan komunikasi yang baik. Dalam konteks ini, manajemen amarah juga menjadi aspek yang r
elevan, karena mereka harus mampu mengelola emosi mereka dengan baik dalam menghadapi si
tuasi-situasi yang mungkin menegangkan.

Pembentukan pola perilaku dan pola pikir Dalmas dalam menyelenggarakan dan mengawa
si pemilu 2024 diperkaya dengan berbagai strategi yang relevan. Pertama, pendidikan dan pelatih
an berkelanjutan menjadi kunci dalam memperkuat kemampuan mereka, meliputi manajemen a
marah, komunikasi efektif, dan pemahaman etika. Kedua, pemanfaatan teknologi dan sistem info
rmasi akan meningkatkan efisiensi pengawasan dengan aplikasi pelaporan kejadian di lapangan.
Selain itu, kolaborasi yang erat dengan lembaga pemilihan umum dan aparat keamanan lainnya j
uga diperlukan. Ketiga, pengembangan protokol dan prosedur standar untuk menangani berbagai
situasi penting untuk memastikan respons yang cepat dan tepat dalam menghadapi pelanggaran p
emilu atau tindakan darurat lainnya. Keempat, penguatan kesehatan mental dengan program kese
hatan mental dan layanan konseling akan membantu petugas Dalmas mengelola stres dan tekana
n yang terkait dengan tugas mereka. Dengan mempertimbangkan strategi ini, petugas Dalmas ak
an lebih siap dan mampu menjalankan tugas mereka secara efektif, berkontribusi pada terciptany
a pemilu yang adil, transparan, dan demokratis pada tahun 2024.

Dalam menjaga integritas dan keselamatan penyelenggaraan pemilu, peran petugas kepolis
ian, khususnya petugas Dalmas, sangatlah vital. Dengan menjalankan tugas mereka dengan profe
sionalisme, integritas, dan keterampilan komunikasi yang baik, serta dengan menerapkan strateg
i-strategi yang telah disebutkan sebelumnya, diharapkan mereka dapat menjadi penjaga ketertiba
n dan keamanan yang handal selama proses pemilu berlangsung. Dengan demikian, pemilu 2024
dapat berjalan dengan lancar, adil, dan demokratis, memberikan hasil yang mewakili kehendak ra
kyat Indonesia secara keseluruhan.

B. Rumusan Masalah

3
Rumusan masalah untuk makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pola perilaku petugas pengendalian massa (Dalmas) berkembang dalam mengh
adapi dinamika sosial dan politik yang kompleks selama proses penertiban dan pengawasa
n pemilu 2024?
2. Apa saja strategi yang efektif dalam mengendalikan massa dan menjaga ketertiban selama
penyelenggaraan pemilu 2024, mengingat potensi konflik dan gangguan yang mungkin mu
ncul?
3. Apa peran dan tanggung jawab yang diemban oleh petugas Dalmas dalam konteks pengaw
asan pemilu 2024, dan bagaimana hal ini memengaruhi pola perilaku serta penerapan strate
gi pengendalian massa mereka?
Rumusan masalah di atas akan membantu dalam mengarahkan penelitian dan analisis dal
am makalah ini, serta memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang pentingnya pola
perilaku dan strategi Dalmas dalam menyelenggarakan ketertiban umum dan pengawasan pada
pelaksanaan pemilu 2024.

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan sebelumnya, berikut adalah tujuan pe
nulisan makalah ini:

1. Menganalisis perkembangan pola perilaku petugas pengendalian massa (Dalmas) dala


m menghadapi dinamika sosial dan politik yang kompleks selama proses penertiban da
n pengawasan pemilu 2024.

2. Menelaah strategi yang efektif dalam mengendalikan massa dan menjaga ketertiban sel
ama penyelenggaraan pemilu 2024, dengan mempertimbangkan potensi konflik dan ga
ngguan yang mungkin muncul.

3. Menjelaskan peran dan tanggung jawab yang diemban oleh petugas Dalmas dalam kont
eks pengawasan pemilu 2024, serta menganalisis dampaknya terhadap pola perilaku da
n penerapan strategi pengendalian massa mereka.

BAB II
PEMBAHASAN
4
A. Perkembangan Pola Perilaku Petugas Dalmas dalam Menghadapi Dinamika Sosial
dan Politik Selama Penertiban dan Pengawasan Pemilu 2024

Perkembangan pola perilaku petugas Dalmas dalam menghadapi dinamika sosial dan politi
k selama penertiban dan pengawasan pemilu 2024 dapat dipahami melalui defenisi yang mengga
mbarkan evolusi respons dan tindakan yang diambil oleh petugas Dalmas dalam menghadapi situ
asi yang terus berubah. Pola perilaku ini mencakup cara petugas Dalmas bereaksi terhadap berba
gai tantangan dan tekanan yang muncul selama proses penertiban dan pengawasan pemilu. Defin
isi ini mencakup bagaimana petugas Dalmas menyesuaikan strategi mereka, merespon situasi ya
ng berkembang dengan cepat, dan mengelola interaksi dengan masyarakat serta aktor politik yan
g terlibat. Dalam konteks ini, perkembangan pola perilaku petugas Dalmas juga mencakup pemb
entukan sikap, nilai, dan keterampilan yang diperlukan untuk menjaga ketertiban, mengatasi konf
lik, dan melindungi integritas proses pemilu. Dengan demikian, defenisi ini memberikan gambar
an tentang bagaimana pola perilaku petugas Dalmas berkembang seiring dengan perubahan dina
mika sosial dan politik yang mempengaruhi pelaksanaan tugas mereka dalam penertiban dan pen
gawasan pemilu 2024.

Pelaksanaan latihan Dalmas secara rutin menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan ke
mampuan fisik, keterampilan, dan kesiapsiagaan personel dalam menghadapi perkembangan situ
asi kamtibmas selama pemilu. Latihan ini juga diarahkan untuk mengantisipasi unjuk rasa dan m
enghadapi massa dengan tetap mempertahankan sikap humanis dan mengendalikan diri dengan b
aik. Dengan demikian, melalui pelatihan rutin ini, terjadi perkembangan pola perilaku petugas D
almas dalam menghadapi dinamika sosial dan politik selama penertiban dan pengawasan pemilu
2024, yang menunjukkan kesiapan mereka dalam menghadapi tantangan yang mungkin timbul.

Dalam kajian mengenai perkembangan pola perilaku petugas Dalmas dalam menghadapi di
namika sosial dan politik selama penertiban dan pengawasan pemilu 2024, dapat dicermati beber
apa pola perilaku yang mungkin muncul:

1. Adaptasi terhadap Perubahan: Petugas Dalmas diharapkan dapat menunjukkan k


emampuan adaptasi yang baik terhadap perubahan situasi dan kondisi sosial-politik

5
yang terjadi selama proses pemilu. Mereka perlu mampu bergerak fleksibel dan res
ponsif terhadap dinamika yang berkembang, baik dari segi taktik pengendalian mas
sa maupun strategi komunikasi dengan berbagai pihak terkait.

2. Keterampilan Pengendalian Diri: Pentingnya keterampilan pengendalian diri men


jadi aspek utama dalam pola perilaku petugas Dalmas. Mereka harus mampu menja
ga emosi dan sikap humanis dalam menghadapi situasi yang mungkin memanas, ser
ta mampu mengendalikan reaksi impulsif yang dapat memicu eskalasi konflik.

3. Peningkatan Kesadaran Hukum dan Hak Asasi Manusia: Dalam menghadapi tu


gas pengendalian massa, petugas Dalmas perlu meningkatkan kesadaran akan prinsi
p-prinsip hukum dan hak asasi manusia. Mereka harus memahami batasan-batasan
dalam bertindak serta mengedepankan penegakan hukum yang adil dan proporsiona
l.

4. Kolaborasi dan Komunikasi Efektif: Pola perilaku petugas Dalmas juga mencaku
p kemampuan untuk bekerja secara kolaboratif dengan berbagai pihak terkait, terma
suk aparat keamanan lainnya, penyelenggara pemilu, dan masyarakat. Komunikasi
efektif menjadi kunci dalam membangun koordinasi yang baik dalam menjaga keter
tiban dan keamanan selama pemilu.

5. Penguatan Keterampilan Teknis dan Psikologis: Selain aspek-aspek di atas, petu


gas Dalmas juga perlu terus memperkuat keterampilan teknis dalam pengendalian
massa, seperti taktik pengamanan dan pengaturan barikade. Di samping itu, penguat
an keterampilan psikologis juga penting dalam mengelola stres dan tekanan yang m
ungkin muncul selama menjalankan tugas.

Dinamika sosial dan politik selama penertiban dan pengawasan pemilu 2024 dapat mencak
up beragam faktor yang memengaruhi kondisi di lapangan. Beberapa dinamika yang mungkin ter
jadi antara lain:

1. Polaritas Politik: Adanya polarisasi politik di masyarakat dapat memperumit situasi,


terutama jika terdapat konflik antara kelompok-kelompok dengan pandangan politik

6
yang berbeda. Hal ini dapat memicu ketegangan dan potensi konflik selama pelaksa
naan pemilu.

2. Persaingan Politik yang Ketat: Persaingan politik yang ketat antarpartai atau kandid
at dapat meningkatkan intensitas kampanye dan mobilitas massa, sehingga meningk
atkan risiko terjadinya kerusuhan atau gangguan keamanan.

3. Peran Media Sosial: Media sosial memiliki peran yang signifikan dalam membentu
k opini publik dan memobilisasi massa. Isu-isu politik yang viral di media sosial da
pat memengaruhi dinamika sosial dan politik di masyarakat.

4. Potensi Unjuk Rasa atau Demo: Terkait dengan pelaksanaan pemilu, terdapat potens
i terjadinya unjuk rasa atau demo dari berbagai pihak yang tidak puas dengan hasil
pemilu atau proses pemungutan suara.

Dalam menghadapi dinamika sosial dan politik tersebut, petugas Dalmas perlu mempersi
apkan diri dengan baik. Beberapa hal yang harus disiapkan oleh Dalmas antara lain:

1. Kesiapan Fisik dan Mental: Petugas Dalmas harus memiliki kesiapan fisik dan ment
al yang baik untuk menghadapi situasi yang mungkin menegangkan atau berpotensi
konflik.

2. Pemahaman tentang Hukum dan Prosedur: Mereka harus memahami dengan baik h
ukum dan prosedur yang berlaku dalam mengendalikan massa serta menjaga keterti
ban selama pemilu.

3. Keterampilan Komunikasi: Kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik menjadi


kunci dalam membangun hubungan yang baik dengan berbagai pihak terkait, terma
suk masyarakat, penyelenggara pemilu, dan aparat keamanan lainnya.

4. Pelatihan dan Simulasi: Pelatihan rutin serta simulasi situasi yang mungkin terjadi s
elama pemilu dapat membantu petugas Dalmas untuk mempersiapkan diri secara op
timal.

5. Peralatan dan Perlengkapan: Memastikan ketersediaan peralatan dan perlengkapan


yang diperlukan untuk pengamanan dan pengendalian massa, seperti perisai, helm,
dan alat pengaman lainnya.

7
Dengan persiapan yang matang dan koordinasi yang baik antarpetugas, petugas Dalmas dih
arapkan dapat menjalankan tugasnya dengan efektif dan memastikan jalannya pemilu berlangsun
g aman dan tertib.

B. Strategi Efektif dalam Mengendalikan Massa dan Menjaga Ketertiban Selama


Penyelenggaraan Pemilu 2024 dengan Mengantisipasi Potensi Konflik dan Gangguan

Strategi yang efektif dan efisien dalam mengendalikan massa dan menjaga ketertiban sela
ma penyelenggaraan pemilu 2024 bertujuan untuk memastikan jalannya proses demokrasi yang a
man, transparan, dan partisipatif. Pertama, strategi ini mencakup pemantauan terhadap dinamika
sosial dan politik yang berkaitan dengan pemilu, seperti perubahan sentiment masyarakat, potens
i konflik, atau gangguan keamanan yang mungkin muncul. Hal ini memungkinkan pihak berwen
ang untuk merespons secara cepat terhadap perkembangan situasi yang mengkhawatirkan.
Dalam konteks penyelenggaraan umum dan pengawasan pemilu, strategi efektif dalam m
engendalikan massa dan menjaga ketertiban menjadi sangat penting untuk memastikan integritas
dan kelancaran proses demokrasi. Definisi dari strategi efektif ini melibatkan serangkaian langka
h yang dirancang dengan cermat untuk mengantisipasi dan menanggapi potensi konflik serta gan
gguan yang dapat muncul selama tahapan pemilu. Tujuannya adalah untuk menciptakan lingkung
an yang aman dan kondusif bagi partisipasi masyarakat dalam pemungutan suara tanpa adanya in
timidasi atau ancaman.

Strategi ini mencakup pemantauan aktif terhadap dinamika sosial dan politik yang berkait
an dengan pemilu, seperti perubahan sentimen masyarakat atau potensi polarisasi politik yang da
pat memicu ketegangan. Selain itu, koordinasi yang efektif antara aparat keamanan, lembaga pe
milihan, dan pemangku kepentingan lainnya menjadi kunci dalam menjaga ketertiban dan menge
lola potensi konflik. Langkah-langkah preventif dan responsif juga diperlukan untuk menangani
situasi yang memerlukan intervensi segera, seperti penanganan kerumunan massa atau pengaman
an lokasi pemungutan suara yang rawan.

Dalam urusan ketertiban pemilu, strategi efektif dalam mengendalikan massa dapat dibag
i menjadi dua pendekatan utama untuk mengantisipasi potensi konflik dan gangguan eksternal. P
ertama, pendekatan preventif melibatkan serangkaian langkah yang dirancang untuk mencegah ti

8
mbulnya situasi konflik atau kerusuhan yang dapat mengganggu jalannya pemilu. Langkah-langk
ah ini termasuk pengawasan dan pemantauan yang ketat terhadap perkembangan sosial dan politi
k, identifikasi daerah atau kelompok yang rentan terhadap konflik, serta kampanye penyuluhan u
ntuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pemilu yang damai dan tertib. Tentang penceg
ahan konflik dan gangguan eksternal:

1. Pengawasan dan Pemantauan Ketat: Langkah pertama dalam strategi ini adalah
melakukan pengawasan dan pemantauan yang ketat terhadap perkembangan sosial
dan politik yang berpotensi menimbulkan konflik atau gangguan selama pemilu. Ini
melibatkan analisis situasi yang cermat dan pemantauan terus-menerus terhadap dae
rah-daerah atau kelompok-kelompok yang rentan terhadap potensi konflik.

2. Identifikasi dan Edukasi: Setelah potensi risiko teridentifikasi, langkah selanjutny


a adalah mengidentifikasi daerah atau kelompok yang rentan terhadap konflik terse
but dan melaksanakan kampanye penyuluhan yang bertujuan untuk mengedukasi m
asyarakat tentang pentingnya pemilu yang damai dan tertib. Ini termasuk penyebara
n informasi tentang proses pemilu, hak-hak pemilih, dan pentingnya mengekspresik
an pendapat dengan cara yang damai dan demokratis.

Pendekatan kedua adalah responsif, yang berfokus pada tindakan cepat dan tepat dalam
menangani situasi konflik atau gangguan yang sudah terjadi. Ini melibatkan pelatihan dan persia
pan personel keamanan dalam menghadapi kemungkinan skenario yang berpotensi mengganggu,
seperti kerumunan massa atau provokasi politik. Selain itu, koordinasi yang kuat antara lembaga
pemilihan, aparat keamanan, dan pemangku kepentingan lainnya diperlukan untuk menangani sit
uasi darurat dengan efektif, termasuk pengaturan pengamanan dan penyebaran personel keamana
n di lokasi-lokasi strategis. Tentang respons terhadap konflik dan gangguan:

1. Pelatihan dan Persiapan Personel: Persiapan yang matang melalui pelatihan per
sonel keamanan dalam menghadapi kemungkinan skenario konflik atau ganggu
an menjadi kunci dalam strategi responsif ini. Personel harus dilatih untuk men
genali tanda-tanda potensi kerusuhan atau gangguan, serta tindakan yang tepat
untuk mengatasinya tanpa meningkatkan ketegangan.

9
2. Koordinasi Antar Lembaga dan Pemangku Kepentingan: Koordinasi yang kuat
antara lembaga pemilihan, aparat keamanan, dan pemangku kepentingan lainny
a diperlukan untuk menangani situasi darurat dengan efektif. Ini mencakup pere
ncanaan pengaturan pengamanan, penyebaran personel keamanan di lokasi-lok
asi strategis, dan komunikasi yang jelas dan terkoordinasi antara semua pihak t
erkait.

Dengan menerapkan kedua pendekatan ini secara bersamaan, diharapkan dapat diciptaka
n lingkungan yang aman dan kondusif selama penyelenggaraan pemilu, sehingga partisipasi mas
yarakat dapat berlangsung secara damai dan bebas dari gangguan eksternal yang dapat menggang
gu jalannya proses demokrasi.

Dalam menganalisis prediksi dan deteksi konflik serta gangguan selama penyelenggaraan
pemilu 2024, strategi yang efektif memerlukan pendekatan yang holistik dan proaktif. Berikut
upaya pendekatan holistik dan proaktif:

1. Integrasi Data Multidisiplin: Mengumpulkan data dari berbagai sumber yang


mencakup aspek politik, sosial, ekonomi, dan keamanan. Ini memungkinkan untuk
memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif tentang dinamika yang mungkin
memicu konflik atau gangguan selama pemilu.

2. Penggunaan Teknologi Pemantauan: Menerapkan sistem pemantauan dan analisis


data yang canggih, seperti penggunaan teknologi big data dan kecerdasan buatan,
untuk mendeteksi pola atau tren yang mengindikasikan potensi konflik atau
gangguan. Dengan demikian, tim dapat merespons secara cepat terhadap
perkembangan yang terjadi.

3. Analisis Risiko dan Prediksi: Tim analisis risiko harus dilibatkan untuk
mengidentifikasi potensi konflik dan gangguan berdasarkan pada faktor-faktor
seperti sejarah pemilu sebelumnya, dinamika politik lokal dan nasional, serta
kondisi sosial masyarakat. Dengan mengumpulkan data dan menganalisis tren,
mereka dapat membuat prediksi tentang daerah-daerah atau kelompok-kelompok
yang rentan terhadap potensi konflik atau gangguan.

10
4. Pemberdayaan Respon Cepat: Menyiapkan tim atau unit respons cepat yang
dilengkapi dengan keterampilan dan peralatan yang diperlukan untuk menangani
situasi darurat secara efektif dan tepat waktu. Tim ini harus dilatih secara intensif
dalam manajemen krisis dan taktik negosiasi.

Dalam memprediksi potensi konflik dan gangguan selama pemilu, tim analisis risiko
biasanya melihat beberapa indikator yang dapat memberikan petunjuk tentang tingkat risiko di
suatu daerah atau kelompok. Beberapa indikator yang umumnya dipertimbangkan termasuk:

1. Sejarah Konflik: Menganalisis sejarah kekerasan atau konflik di daerah tersebut


selama pemilu sebelumnya atau periode politik yang lainnya dapat memberikan
gambaran tentang potensi risiko di masa depan.

2. Ketegangan Politik: Mengamati tingkat ketegangan politik yang terjadi di daerah


tersebut, termasuk konflik antarpartai, protes politik, atau retorika politik yang
menghasut, dapat menjadi indikator potensi konflik.

3. Kondisi Sosial-Ekonomi: Melihat kondisi sosial-ekonomi di suatu daerah, seperti


tingkat pengangguran, ketimpangan sosial, atau ketidakpuasan ekonomi, dapat
memberikan petunjuk tentang potensi ketegangan atau ketidakstabilan yang
mungkin timbul.

4. Keberadaan Kelompok Ekstrem: Mengidentifikasi keberadaan kelompok-kelompok


ekstrem atau radikal, baik dari segi politik, agama, atau etnis, yang mungkin
memicu konflik atau gangguan selama pemilu.

5. Kehadiran Aparat Keamanan: Melihat keberadaan dan kesiapan aparat keamanan di


daerah tersebut, serta interaksi mereka dengan masyarakat, dapat memberikan
gambaran tentang tingkat kesiapan untuk menghadapi potensi konflik atau
gangguan.

Dengan mempertimbangkan indikator-indikator ini secara holistik, tim analisis risiko


dapat membuat prediksi yang lebih akurat tentang daerah-daerah atau kelompok-kelompok yang
rentan terhadap potensi konflik atau gangguan selama pemilu. Hal ini memungkinkan mereka

11
untuk merancang strategi pencegahan atau respons yang sesuai untuk mengurangi risiko
kekerasan atau ketegangan yang berlebihan.

Indikator-indikator tersebut sangat penting dalam menganalisis potensi konflik dan


gangguan selama penyelenggaraan pemilu 2024. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor
seperti sejarah konflik, ketegangan politik, kondisi sosial-ekonomi, keberadaan kelompok
ekstrem, dan kehadiran aparat keamanan, tim analisis risiko dapat mengidentifikasi area-area
atau kelompok-kelompok yang rentan terhadap potensi risiko tersebut. Analisis ini membantu
dalam merancang strategi yang efektif dalam mengendalikan massa dan menjaga ketertiban
selama pemilu.

Dalam konteks ini, keefektifan strategi bergantung pada seberapa baik tim dapat
menginterpretasikan dan menggunakan informasi yang diperoleh dari indikator-indikator
tersebut. Pengaturan pola pikir yang kritis dan responsif terhadap informasi yang diberikan
menjadi kunci dalam merumuskan langkah-langkah pencegahan atau respons yang tepat. Dengan
memahami secara holistik dinamika sosial, politik, dan ekonomi yang ada, serta
mempertimbangkan keberadaan potensi ancaman seperti kelompok ekstrem, strategi dapat
dirancang untuk mengantisipasi dan mengatasi situasi yang mungkin timbul selama pemilu.

Selain itu, pengaturan pola pikir yang adaptif dan inklusif juga penting dalam
membangun kerja sama antarlembaga dan melibatkan masyarakat secara proaktif dalam upaya
pencegahan dan respons terhadap potensi konflik. Dengan demikian, kombinasi antara analisis
risiko yang cermat dan pengaturan pola pikir yang responsif dan inklusif akan memperkuat
keefektifan strategi dalam mengendalikan massa dan menjaga ketertiban selama
penyelenggaraan pemilu 2024.

C. Peran dan Tanggung Jawab Petugas Dalmas dalam Pengawasan Pemilu 2024 terhadap
Pola Perilaku dan Penerapan Strategi Pengendalian Massa

12
Dalam menjaga ketertiban dan keamanan selama penyelenggaraan pemilu 2024, peran dan
tanggung jawab Dalmas (Personel Dalam Pengamanan dan Pengawalan) memegang peranan yan
g sangat vital. Sebagai bagian dari aparat keamanan, mereka memiliki tanggung jawab besar unt
uk memastikan bahwa proses pemilu berlangsung lancar dan aman bagi semua pihak yang terliba
t. Dalam konteks ini, penting untuk memahami peran dan tanggung jawab utama yang diemban o
leh petugas Dalmas. Dengan demikian, berikut ini adalah beberapa poin penting yang perlu diper
hatikan mengenai peran dan tanggung jawab mereka:

1) Pengamanan Lokasi Pemungutan Suara: Dalmas bertanggung jawab untuk


mengamankan lokasi pemungutan suara agar berjalan lancar dan terhindar dari
gangguan atau ancaman. Mereka melakukan patroli di sekitar lokasi, memastikan
akses terkontrol, dan siap untuk menangani situasi darurat jika diperlukan. Peran
dan tanggung jawab Dalmas dalam pengawasan pemilu 2024 meliputi pengamanan
lokasi pemungutan suara. Mereka bertanggung jawab untuk memastikan bahwa
setiap tempat pemungutan suara aman dan terlindungi dari potensi ancaman atau
gangguan. Hal ini mencakup pemantauan terhadap lalu lintas manusia di sekitar
lokasi, memastikan akses yang teratur bagi para pemilih, serta mengawasi
keberadaan dan aktivitas orang-orang di sekitar tempat pemungutan suara. Dengan
melakukan pengamanan yang efektif di lokasi pemungutan suara, petugas Dalmas
dapat memberikan rasa aman bagi para pemilih dan mengurangi potensi risiko
keamanan. Selain itu, petugas Dalmas juga bertugas untuk merencanakan dan
melaksanakan tindakan preventif untuk mengantisipasi kemungkinan gangguan
atau ancaman keamanan di lokasi pemungutan suara. Mereka dapat melakukan
patroli rutin di sekitar area tersebut, berkoordinasi dengan aparat keamanan lainnya,
dan memonitor situasi secara terus-menerus untuk mendeteksi potensi risiko yang
mungkin timbul. Dengan demikian, peran mereka dalam mengamankan lokasi
pemungutan suara menjadi krusial untuk menjaga integritas dan keamanan pemilu.
Selain itu, petugas Dalmas juga bertugas untuk memberikan bantuan dan
perlindungan kepada petugas pemilihan dan para pemilih jika diperlukan. Mereka
siap untuk menangani situasi darurat atau insiden keamanan yang mungkin terjadi
di lokasi pemungutan suara, serta memberikan koordinasi dengan pihak terkait
untuk menangani situasi tersebut dengan cepat dan efisien. Dengan demikian, peran

13
mereka tidak hanya terbatas pada pengawasan dan pengendalian massa, tetapi juga
meliputi aspek perlindungan dan penanganan keadaan darurat untuk memastikan
kelancaran dan keamanan pemilu 2024.

2) Pengendalian Massa: Ketika terjadi kerumunan atau massa yang tidak terkendali,
Dalmas memiliki peran untuk mengendalikan situasi tersebut dengan bijaksana dan
proporsional. Mereka dilatih untuk menggunakan taktik persuasif dan penanganan
non-kekerasan untuk menghindari eskalasi konflik. Dalam mengendalikan massa,
petugas Dalmas juga harus mampu berkomunikasi secara efektif dengan para
peserta pemilu dan pihak-pihak terkait lainnya. Mereka dapat memberikan arahan
dan informasi yang jelas tentang prosedur dan aturan yang harus diikuti, serta
memberikan pemahaman tentang pentingnya menjaga ketertiban demi kelancaran
pemungutan suara. Selain itu, petugas Dalmas juga siap untuk memberikan bantuan
dan dukungan kepada siapa pun yang membutuhkan, sehingga dapat menciptakan
lingkungan yang kondusif dan aman bagi semua pihak yang terlibat dalam proses
pemilu. Dengan demikian, peran pengendalian massa yang diemban oleh Dalmas
tidak hanya bersifat reaktif terhadap situasi yang muncul, tetapi juga proaktif dalam
mencegah terjadinya kerusuhan atau kekacauan yang dapat mengganggu
pelaksanaan pemilu. Dengan menggunakan pendekatan yang bijaksana dan
berorientasi pada komunikasi, petugas Dalmas berkontribusi secara signifikan
dalam menjaga stabilitas dan integritas pemilu 2024, serta memastikan bahwa suara
setiap pemilih dapat terdengar dengan adil dan bebas dari gangguan.

3) Penanggulangan Potensi Konflik: Dalmas harus mampu mendeteksi potensi konflik


atau gangguan sejak dini dan mengambil langkah-langkah preventif untuk
mencegahnya. Ini dapat mencakup intervensi diplomatis, komunikasi dengan pihak
terkait, atau penempatan strategis untuk mengurangi risiko konfrontasi. Dalam
konteks pengawasan pemilu, metode penyelesaian konflik yang lebih tepat adalah
metode kompromi dan integrasi. Kedua metode ini memungkinkan untuk mencapai
kesepakatan yang dapat diterima oleh semua pihak terlibat dalam proses pemilu,
sehingga dapat meminimalkan risiko konflik dan meningkatkan stabilitas. Metode
Kompromi: Dalam pengawasan pemilu, metode kompromi penting untuk

14
menemukan solusi tengah yang dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan atau
keinginan dari berbagai kelompok politik atau masyarakat. Petugas Dalmas dapat
berperan dalam memfasilitasi dialog antara berbagai pihak yang berselisih untuk
mencapai kesepakatan yang dapat diterima bersama. Dengan adanya kompromi,
potensi konflik dapat dihindari dan pemilu dapat berlangsung dengan lancar.
Metode Integrasi: Metode integrasi juga penting dalam konteks pengawasan pemilu
karena memungkinkan untuk mencari solusi yang memuaskan semua pihak terlibat.
Petugas Dalmas dapat bekerja sama dengan berbagai stakeholder, termasuk
lembaga pemilihan umum, partai politik, dan masyarakat sipil, untuk menemukan
solusi yang paling menguntungkan semua pihak. Dengan kolaborasi yang kuat,
potensi konflik dapat dicegah dan stabilitas selama pemilu dapat dipertahankan.
Dengan demikian, dalam pengawasan pemilu, penting bagi petugas Dalmas untuk
mengadopsi pendekatan yang proaktif dan inklusif, dengan memprioritaskan
metode kompromi dan integrasi untuk menyelesaikan konflik yang mungkin timbul.
Ini akan membantu memastikan bahwa pemilu berlangsung dengan aman, tertib,
dan adil bagi semua pihak yang terlibat.

4) Kolaborasi dengan Pihak Terkait: Mereka bekerja sama dengan aparat keamanan
lainnya, termasuk polisi, tentara, dan petugas pemadam kebakaran, serta lembaga
pemilihan umum untuk mendukung kelancaran penyelenggaraan pemilu.
Kolaborasi ini mencakup pertukaran informasi, koordinasi tindakan, dan dukungan
antarlembaga.

5) Pemberian Edukasi dan Sosialisasi: Selain menjalankan tugas operasional, Dalmas


juga memiliki peran dalam memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat
tentang pentingnya pemilu yang aman dan damai. Mereka dapat memberikan
informasi tentang prosedur pemungutan suara, hak-hak pemilih, dan pentingnya
menghormati proses demokratis.

15
BAB III
PENUTUP

Dalam konteks pemilihan umum 2024 di Indonesia, peran petugas pengendalian massa
(Dalmas) menjadi sangat penting dalam menjaga ketertiban dan keamanan selama proses pemun
gutan suara dan penghitungan suara. Keselamatan dan integritas pemilu merupakan tanggung ja
wab bersama yang harus diemban oleh semua pihak terkait, termasuk aparat keamanan seperti D
almas.

Dalam mempersiapkan diri menghadapi dinamika sosial dan politik yang kompleks selam
a penertiban dan pengawasan pemilu, petugas Dalmas harus mengembangkan pola perilaku yang
adaptif, keterampilan pengendalian diri, pengetahuan hukum, serta kemampuan komunikasi yang
efektif. Selain itu, penguatan kesehatan mental juga menjadi hal penting untuk membantu merek
a mengelola stres dan tekanan yang terkait dengan tugas mereka.

Strategi efektif dalam mengendalikan massa dan menjaga ketertiban selama penyelenggar
aan pemilu melibatkan pendekatan preventif dan responsif. Langkah-langkah preventif meliputi
pemantauan terhadap dinamika sosial dan politik, identifikasi daerah atau kelompok yang rentan
terhadap konflik, serta kampanye penyuluhan untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya
pemilu yang damai dan tertib. Sedangkan langkah responsif mencakup pelatihan dan persiapan p
ersonel keamanan, koordinasi antarlembaga, dan penyebaran tim respons cepat untuk menangani
situasi darurat.

Peran dan tanggung jawab petugas Dalmas dalam pengawasan pemilu 2024 sangatlah vit
al. Mereka bertanggung jawab untuk mengamankan lokasi pemungutan suara, memberikan perli
ndungan kepada petugas pemilihan dan pemilih, serta merespons cepat terhadap situasi darurat y
ang mungkin terjadi. Dengan menjalankan tugas mereka dengan profesionalisme, integritas, dan
keterampilan yang baik, petugas Dalmas dapat menjadi penjaga ketertiban dan keamanan yang h
andal selama proses pemilu berlangsung.

Dengan demikian, melalui persiapan yang matang, koordinasi yang efektif, dan penerapa
n strategi yang tepat, diharapkan pemilu 2024 dapat berjalan dengan lancar, adil, dan demokratis,
memberikan hasil yang mewakili kehendak rakyat Indonesia secara keseluruhan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. (2023). Panduan Pengamanan Pemilu 2024 untu
k Petugas Pengendalian Massa (Dalmas). Jakarta: Kementerian Dalam Negeri Republik In
donesia.

Mardika, E. (2022). Dinamika Sosial Politik dan Tantangan dalam Pengamanan Pemilu. Jurnal K
eamanan Nasional, 5(2), 45-58.

Sari, A. P., & Santoso, A. B. (2021). Peran Petugas Dalmas dalam Pengamanan Pemilu: Studi Ka
sus Pemilu 2019 di Indonesia. Jurnal Keamanan Masyarakat, 8(1), 23-35.

Pusat Kajian Keamanan dan Pertahanan. (2020). Manajemen Konflik dan Pengendalian Massa d
alam Konteks Pengamanan Pemilu. Jakarta: Pusat Kajian Keamanan dan Pertahanan.

Badan Pengawas Pemilihan Umum. (2024). Pedoman Pengawasan Pemilu 2024. Jakarta: Badan
Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia.

Dewan Perwakilan Rakyat. (2023). Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2023 tentang Pemilihan U
mum. Jakarta: Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.

17

Anda mungkin juga menyukai