Anda di halaman 1dari 4

Uraian Pendahuluan1

1. Latar Belakang Indonesia akan segera Kembali memasuki tahun politik. Pada
bulan Februari 2024, Indonesia akan menggelar Pemilihan
Umum secara serentak untuk Presiden, Wakil Presiden, dan
Anggota Legislatif. Pesta Demokrasi tentu diiringi dengan
potensi-potensi berisiko. Karena itulah, Badan Pengawas
Pemilihan Umum meluncurkan Indeks Kerawanan Pemilu (IKP)
dan Pemilihan Serentak 2024. Dalam IKP tersebut, Bawaslu
melakukan pemetaan potensi Kerawanan di 34 provinsi dan
514 kabupaten dan kota seluruh Indonesia. Sebagai informasi,
IKP ini semacam sistem peringatan dini untuk memetakan
potensi kerawanan dalam penyelenggaraan pemilu. IKP yang
disusun berdasarkan tim riset Bawaslu di seluruh wilayah ini
bakal menjadi parameter guna mengukur sehat atau tidaknya
pesta demokrasi di Indonesia.

Dalam IKP tersebut terungkap beberapa kategori provinsi


dengan rawan tinggi, sedang dan rendah. Untuk kategori
rawan tinggi yaitu, Jakarta dengan skor 88,95, Sulawesi Utara
(87,48), Maluku Utara (84,86), Jawa Barat (77,04) dan
Kalimantan Timur (77,04).

Untuk kategori rawan sedang terdapat 21 provinsi,


diantaranya, Banten (66,53), Lampung (64,61), Riau (62,59),
Papua (57,27) dan Nusa Tenggara Timur (56,75). Sebanyak
delapan provinsi masuk dalam kategori rendah, diantaranya
Kalimantan Utara (20,36), Kalimantan Tengah (18,77), Jawa
Timur (14,74), Kalimantan Barat (12,69) dan Jambi (12,03).

Dasar Penilaian IKP ini bermuara pada lima isu strategis yang
berkontribusi pada sukses dan tidaknya Pemilu Serentak 2024
yang terbuka, jujur, dan adil. Isu pertama, yang dianggap
paling berkontribusi atas kerawanan pemilu adalah netralitas
penyelenggara pemilu guna menjaga kepercayaan publik
terhadap proses penyelenggaraan pemilu.

Isu kedua, pelaksanaan tahapan pemilu di Papua Tengah, Papua


Selatan, Papua Pegunungan, dan Papua Barat Daya yang
notabene empat provinsi anyar yang baru saja dibentuk pada
tahun ini, agar siap mengikuti ritme. Isu ketiga, yakni masih
kentalnya polarisasi di masyarakat terkait dukungan politik.
Isu keempat, perlunya langkah-langkah mitigasi khusus untuk
mengantisipasi kerawanan akibat dinamika politik di dunia
maya. Isu kelima, pemenuhan hak memilih dan dipilih yang
tetap harus dijamin sebagai hak konstitusional warga negara,
terutama dari kalangan perempuan dan kelompok rentan.

1 Uraian Pendahuluan memuat gambaran secara garis besar mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Dengan begitu banyakknya potensi risiko yang akan timbul
pada saat Pemilihan Umum diselenggarakan, maka perlu
disadari pentingnya mempersiapkan semua elemen dan
aparatur pemerintah untuk menjaga stabilitas di tengah
masyarakat.
Peran Satuan Perlindungan Masyarakat dalam penyelenggaraan
Pemilihan Umum (Pemilu) di Indonesia, antara lain:

1. Pengamanan Tempat Pemungutan Suara (TPS);


Satlinmas bertanggungjawab untuk mengamankan TPS
dan memastikan tidak ada Tindakan kekerasan atau
intimidasi yang terjadi selama Pemilu. Satlinmas juga
harus memastikan bahwa setiap pemilih dapat
menggunakan hak pilihnya denga naman dan terjamin.
2. Membantu kelancaran proses pemungutan dan
perhitungan suara; Satlinmas juga membantu kelancara
proses pemungutan dan perhitungan suara di TPS.
Satlinmas dapat membantu mengawasi proses
penghitungan suara, memastikan bahwa tidak ada
kecurangan atau pelanggaran yang terjadi, dan
melaporkan kejadian yang mencurigakan.
3. Mengatasi konflik; Satlinmas dapat membantu
mengatasi konflik atau sengketa yang terjadi selama
Pemilu. Mereka dapat berperan sebagai mediator atau
membantu menyelesaikan perselisihan secara damai dan
adil.
4. Memberikan informasi; Satlinmas juga dapat
memberikan informasi tentang Pemilu kepada
masyarakat. Satlinmas dapat membantu menjelaskan
prosedur pemungutan suara, memberikan informasi
tentang calon dan partai politik yang akan bertanding,
dan menjawab pertanyaan masyarakat tentang pemilu.
Secara umum, Satlinmas merupakan aparatur sipil yang
memiliki tugas dan tanggung jawab besar dalam menciptakan
Ketentraman, Ketertiban Umum, dan memberikan
perlindungan kepada masyarakat. Tidak terkecuali dalam event
Pemilihan umum.

Namun masalahnya, di tingkat daerah, peran Satlinmas yang


sedemikian signifikan ini kurang disadari secara sepenuhnya.
Hal ini tampak dari dari pos anggaran operasional untuk
Satlinmas yang masih dibebankan hanya pada APBN saja.
Padahal, Satlinmas memiliki tanggung jawab besar dalam
menjamin Ketentraman dan Ketertiban Umum hingga di tingkat
Desa. Selain itu, mungkin masih belum sepenuhnya disadari
bahwa urusan Trantibumlinmas adalah urusan yang
dikonkurenkan.
Kurangnya kesadaran daerah akan signifikansi peran Satlinmas
dalam penyelenggaran Trantibumlinmas pada gilirannya akan
meningkatkan risiko kerawanan dalam masyarakat, khususnya
pada saat diselenggarakannya event-event besar seperti
Pemilihan Umum. Untuk itu, perlu diselenggarakan kegiatan
Kajian terkait peran Satlinmas dalam penyelenggaraan
Pemilihan Umum di tingkat daerah.

2. Maksud dan Maksud dari pelaksanaan kajian Satlinmas dalam rangka


Tujuan membantu penanganan Ketentraman, Ketertiban dan Keamanan
pada penyelenggaraan Pemilu ini adalah untuk mendapatkan
pengetahuan sebagai dasar pembuatan kebijakan dalam
mengelola peran Satlinmas dalam penyelenggaraan Pemilihan
Umum.

Sedangkan Tujuan dari pelaksanaan kajian ini adalah untuk


memberikan landasan ilmiah bagi para pembuat kebijakan
dalam mengelola peran Satlinmas pada penyelenggaraan
Pemilihan Umum

3. Sasaran Sasaran penerima manfaat dari kegiatan ini adalah:


a. Kementerian Dalam Negeri,
b. Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota.
c. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang membidangi
Linmas Provinsi dan Kabupaten/Kota.
d. Anggota Satlinmas.
e. Masyarakat.

4. Laporan Laporan Pendahuluan memuat:


Pendahuluan  Tanggapan terhadap Kerangka Acuan Kerja serta gambaran
rencana pelaksanaan pekerjaan yang akan dilaksanakan
 Gambaran regulasi yang menguatkan peran Satlinmas
dalam penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada

Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 15 (lima belas)


hari kalender sejak SPMK dikeluarkan, sebanyak 6 (enam)
bundel disertai soft copy dalam bentuk cakram padat sebanyak
6 (enam) keping

5. Laporan Akhir Pada Laporan Akhir ini akan menghasilkan kajian yang
memuat:
 Kajian Pemetaan aktivitas peran dan fungsi Satlinmas dalam
setiap tahapan penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada baik
dari tahap persiapan, kampanye, masa tenang, pemungutan
suara, penghitungan suara, dan penetapan pemenang
 Pemetaan potensi gangguan kerawanan trantibumlinmas
dalam setiap tahapan penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada
baik dari tahap persiapan, kampanye, masa tenang,
pemungutan suara, penghitungan suara, dan penetapan
pemenang
 Pola koordinasi dan mekanisme Temu cepat serta lapor
cepat apabila terjadi gangguan trantibumlinmas dalam
setiap tahapan penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada

Anda mungkin juga menyukai