Anda di halaman 1dari 10

KOMISI PEMILIHAN UMUM

KABUPATEN BANYUMAS

TERM OF REFERENCE (TOR)


PEMBENTUKAN RELAWAN DEMOKRASI KPU KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN ANGGARAN 2019

Kementerian/Lembaga : Komisi Pemilihan Umum


Unit Organisasi : Sekretariat Jenderal Komisi Pemilihan
Umum
Program : Penguatan Kelembagaan Demokrasi dan
Perbaikan Proses Politik.
Hasil (Outcome) : Meningkatnya kesadaran dan partisipasi
masyarakat
Satker : KPU Kabupaten Banyumas
Kegiatan : Pendidikan Pemilih Pemilu
Output : Kegiatan Pendidikan Pemilih dan
Partisipasi Pemilih
Indikator Kegiatan : 1. Terlaksananya pembentukan relawan
demokrasi sebanyak 55 (lima puluh
lima) orang;
2. Terfasilitasinya kegiatan 55 (lima
puluh lima) orang relawan demokrasi;
3. Terlaksananya kegiatan bimbingan
teknis 55 (lima puluh lima) orang
relawan demokrasi;
4. Tersusunnya dokumen laporan
kegiatan pembentukan relawan
demokrasi.
Satuan Ukur dan Jenis : Dokumen
Keluaran
Volume : 1 Dokumen

I. PENDAHULUAN

A. DASAR HUKUM TUGAS FUNGSI/KEBIJAKAN

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2017 Tentang


Pemilihan Umum (Lembaran Negara RI Tahun 2017 Nomor 182,
Tambahan Negara RI Nomor 6109);
2. Peraturan KPU Nomor 05 Tahun 2008 Tentang Tata Kerja Komisi
Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Komisi
-2-

Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, sebagaimana diubah dengan


Peraturan KPU Nomor 01 Tahun 2010;
3. Peraturan KPU Nomor 06 Tahun 2008 Tentang Susunan Organisasi
Dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Komisi Pemilihan Umum,
Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Sekretariat
Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota;
4. Peraturan KPU Nomor 10 Tahun 2018 Tentang Sosialisasi,
Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat dalam
Penyelenggaraan Pemilihan Umum;
5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 Tentang
Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara;
6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 32/PMK.02/2018 Tentang
Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2019.

B. GAMBARAN UMUM

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 menegaskan bahwa pemilu


diselenggarakan dengan partisipasi masyarakat. Poin ini menunjukkan
partisipasi masyarakat menjadi salah satu indikator penting
penyelenggaraan pemilu. Tanpa partisipasi atau keterlibatan pemilih,
maka sesungguhnya pemilu tidak memiliki makna. Ukuran partisipasi
tentu bukan sekadar kehadiran pemilih dalam memberikan suara di
tempat pemungutan suara (TPS) pada hari pemungutan suara atau
voter turnout, tetapi keterlibatan pemilih pada keseluruhan tahapan
pemilu.

Pemerintah dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah


Nasional (RPJMN) juga telah menetapkan target kehadiran pemilih di
TPS sebesar 77,5 persen. Ini tantangan berat bagi penyelenggara
pemilu dan stakeholders terkait. Tidak mudah menaikkan tingkat
partisipasi pemilih dalam pemilu karena motivasi pemilih datang ke
TPS bukan saja ditentukan oleh penyelenggara pemilu yang profesional
dan berintegritas. Jauh lebih berpengaruh dari itu adalah kualitas
peserta pemilu, termasuk daftar calon yang diajukan oleh partai politik
peserta pemilu. Karena itu, partisipasi pemilih dalam pemilu juga sangat
dipengaruhi oleh kinerja partai politik dan rekam jejak calon/kandidat.

Tantangan sosialisasi dan pendidikan pemilih pada pemilu 2019


lebih berat karena semakin kompleksnya penyelenggaraan pemilu.
Pemilih akan berhadapan dengan lima jenis surat suara di TPS. Butuh
-3-

kecermatan pemilih untuk memastikan tata cara pemberian suara yang


benar di Tempat Pemungutan Suara (TPS). Sosialisasi dan pendidikan
pemilih yang lebih masif dan intensif juga dibutuhkan untuk
menurunkan angka suara tidak sah atau invalid vote dalam pemilu.

Program relawan demokrasi adalah gerakan sosial yang


dimaksudkan untuk meningkatkan partisipasi dan kualitas pemilih
dalam menggunakan hak pilih. Program ini melibatkan peran serta
masyarakat yang seluas-luasnya dimana mereka ditempatkan sebagai
pelopor (pioneer) demokrasi bagi komunitasnya. Relawan demokrasi
menjadi mitra KPU dalam menjalankan agenda sosialisasi dan
pendidikan pemilih berbasis kabupaten/kota. Bentuk peran serta
masyarakat ini diharapkan mampu mendorong tumbuhnya kesadaran
tinggi serta tanggung jawab penuh masyarakat untuk menggunakan
haknya dalam pemilu secara optimal.

Program relawan demokrasi dilatarbelakangi oleh partisipasi


pemilih yang cenderung menurun. Empat pemilu nasional terakhir dan
pelaksanaan pemilukada di berbagai daerah menunjukkan indikasi itu.
Pada pemilu nasional misalnya, yaitu pemilu 1999 (92%), pemilu 2004
(84%), pemilu 2009 (71%), pemilu 2014 (73%) menjadi salah satu
tantangan yang dihadapi dalam upaya untuk mewujudkan kesuksesan
Pemilu 2019. Banyak faktor yang menjadikan tingkat partisipasi
mengalami tren penurunan, di antaranya adalah jenuh dengan
frekuensi penyelenggaraan pemilu yang tinggi, ketidakpuasan atas
kinerja sistem politik yang tidak memberikan perbaikan kualitas hidup,
mal- administrasi penyelenggaraan pemilu, adanya paham keagamaan
anti demokrasi, dan melemahnya kesadaraan masyarakat tentang
pentingnya pemilu sebagai instrumen transformasi sosial, dan lain
sebagainya.

Program relawan demokrasi muncul juga dilatarbelakangi oleh


inflasi kualitas memilih. Tanpa mengabaikan apresiasi kepada pemilih
yang menggunakan hak pilihnya secara cerdas, sebagian pemilih kita
terjebak dalam pragmatisme. Tidak semua pemilih datang ke TPS atas
idealisme tertentu tetapi ada yang didasarkan pada kalkulasi untung
rugi yang sifatnya material, seperti mendapatkan uang dan barang-
barang kebutuhan hidup sehari-hari. Pragmatisme pemilih ini sebagian
disumbang oleh tingkat literasi politik yang relatif rendah, melemahnya
-4-

kesukarelaan masyarakat (voluntarisme) dalam agenda pencerdasan


demokrasi, dan masifnya politik tuna ide dari kontestan pemilu.

Pemilu 2019 mesti menjadi titik balik persoalan partisipasi pemilih


yang sebelumnya ada. Angka partisipasi pemilih harus meningkat dan
inflasi kualitas memilih harus dipulihkan bahwasanya memilih adalah
tindakan politik yang mulia. KPU bersama komponen bangsa lainnya
memiliki tanggung jawab yang besar untuk memastikan titik balik itu
terwujud.

Program Relawan Demokrasi yang digagas KPU melibatkan


kelompok masyarakat yang berasal dari 11 (sebelas) basis pemilih
strategis yaitu :

1. basis keluarga,
2. basis pemilih pemula,
3. basis pemilih muda,
4. basis pemilih perempuan,
5. basis penyandang disabilitas,
6. basis pemilih berkebutuhan khusus,
7. basis kaum marginal,
8. basis komunitas,
9. basis keagamaan,
10. basis warga internet, dan
11. basis relawan demokrasi.

Pelopor-pelopor demokrasi akan dibentuk di setiap basis yang


kemudian menjadi penyuluh pada setiap komunitasnya. Segmentasi
berdasarkan basis pemilih dilakukan dengan kesadaran bahwa tidak
semua lapisan masyarakat mampu dijangkau oleh program KPU. Selain
itu segmentasi tersebut adalah strategis baik dari sisi kuantitas maupun
pengaruhnya dalam dinamika sosial-politik berbangsa dan bernegara.

Program Relawan Demokrasi diharapkan mampu menumbuhkan


kembali kesadaran positif terhadap pentingnya pemilu dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Pada akhirnya relawan demokrasi ini dapat
menggerakkan masyarakat tempat mereka berada, agar mau
menggunakan hak pilihnya dengan bijaksana serta penuh tanggung
jawab, sehingga partisipasi pemilih dan kualitas Pemilu 2019 dapat
lebih baik dibandingkan pemilu-pemilu.
-5-

II. PENERIMA MANFAAT

Penerima manfaat dalam kegiatan ini adalah masyarakat pemilih


maupun calon pemilih, khususnya relawan demokrasi. Diluar pemilih,
peserta pemilu juga akan menerima manfaat karena hadirnya relawan
demokrasi akan membuat informasi dan pemahaman bahwa pemilih yang
berdaulat mutlak untuk mewujudkan pemilu yang berintegritas, yang pada
gilirannya peserta pemilu tidak dibebani dengan pemilih yang
transaksional.

III. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN

A. METODE PELAKSANAAN

Metode pelaksanaan kegiatan pembentukan relawan demokrasi


dilakukan dengan :
1. Melakukan rekruitmen calon relawan demokrasi
2. Melaksanaan bimbingan teknis relawan demokrasi
3. Melakukan fasilitasi kegiatan relawan demokrasi
4. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan

B. TAHAPAN DAN WAKTU PELAKSANAAN

Pelaksanaan kegiatan menempuh tahapan sebagai berikut :

1. KPU Kabupaten Banyumas melakukan rekruitmen dengan


menetapkan syarat calon relawan demokrasi, metode rekruitmen
dan tahapan serta jadwal rekruitmen;
2. Setelah terbentuk relawan demokrasi sebanyak 55 (lima puluh lima)
kemudian dilakukan bimbingan teknis untuk orientasi pekerjaan.
3. Kemudian KPU Kabupaten Banyumas melaksanakan fasilitasi
kegiatan kepada 55 (lima puluh lima) relawan demokrasi yang
sudah terbentuk.

NO JADWAL KEGIATAN
1. 2-5 Januari 2019 Penyusunan KAK dan Rapat Koordinasi
2. 13-15 Januri 2019 Pengumuman pendaftaran Relasi
3. 16-21 Januari 2019 Penerimaan berkas administrasi Relasi
Seleksi administrasi dan pengumuman yang lolos
4. 22-23 Januari 2019
administrasi
5. 25-26 Januari 2019 Seleksi Wawancara
6. 27 Januari 2019 Pengumuman Lolos Seleksi Wawancara
7. 2-3 Februari 2019 Bimtek Relasi
4 Februari – 30 April
8. Relawan Turun Lapangan
2019
9. 1 Maret 2019 Evaluasi Relasi I
10. 1 April 2019 Evaluasi Relasi II
11. 1 Mei 2019 Evaluasi Relasi III
-6-

4. KPU Kabupaten Banyumas wajib menyusun laporan kegiatan


pembentukan dan fasilitasi relawan demokrasi dalam bentuk
bentuk softfile/hardfile serta melaporkan ke dalam aplikasi
Siparmas.

IV. PERSYARATAN RELAWAN DEMOKRASI

Untuk menjadi program relawan demokrasi, seseorang harus memiliki


persyaratan sebagai berikut:

1. Warga Negara Indonesia.


2. Dilarang untuk merekrut anak/saudara/sanak famili tanpa ada
kompetensi;
3. Berusia minimal 17 tahun pada saat mendaftar, khusus untuk
relawan pemilih pemula maksimal berusia 25 tahun;
4. Pendidikan minimal SLTA atau sederajat;
5. Berdomisili di wilayah setempat :
a. setiap kecamatan diharuskan ada perwakilan dari relawan;
b. jika ada wilayah dengan geografis pulau-pulau
kecil/daerah terluar/daerah perbatasan diusahakan ada perwakilan
relawan
6. Non-partisan, sekurang-kurangnya dalam 5 (lima) tahun terakhir;
7. Memiliki komitmen menjadi relawan pemilu;
8. Terdaftar sebagai pemilih;
9. Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik;
10. Bertanggungjawab dan berakhlak baik;
11. Bukan bagian dari penyelenggara pemilu;
12. Memiliki pengalaman dalam kegiatan penyuluhan atau aktif dalam
organisasi kemasyarakatan/kemahasiswaan;
13. Membuat karya tulis maksimal 2 (dua) lembar kertas A4 berisi motivasi
mendaftar dan rencana program apa saja yang akan ditawarkan;
14. Diutamakan :
a. bagi relawan basis pemilih warga internet mampu
mengoperasikan, membuat content/desain/slogan/meme dan
memiliki minimal 3 (tiga) akun medsos (FB, Twitter, Instagram)
dengan follower atau friends sebanyak minimal 1.000 orang
untuk relawan basis pemilih warga internet.
b. Bagi relawan basis komunitas berkedudukan sebagai
ketua/anggota komunitas tertentu.
-7-

c. bagi relawan basis disabilitas berkedudukan sebagai


ketua/anggota lembaga penyandang disabilitas.
d. bagi relawan basis keagamaan berkedudukan sebagai penyuluh
keagamaan Non-PNS.
15. Bagi peserta yang pernah mengikuti kegiatan KPU (Kursus
Kepemiluan/Jambore Demokrasi/KPU Goes to
Campus/School/Pesantren) memperoleh prioritas

Persyaratan tersebut dibuktikan dengan :

1. Fotokopi KTP yang masih berlaku;


2. Fotokopi ijazah SLTA atau sederajat;
3. Pas foto 4 x 6 sebanyak 4 (empat) lembar;
4. Surat pernyataan tidak menjadi anggota partai politik sekurang
kurangnya dalam 5 (lima) tahun terakhir;
5. Surat pernyataan kesediaan menjadi relawan demokrasi;
6. Surat keterangan terdaftar sebagai pemilih dari PPS;
7. Surat pernyataan tidak pernah dipidana penjara atau melakukan
tindak pidana.
8. Surat pernyataan bukan bagian dari penyelenggara pemilu 2019;
9. Sertifikat/Piagam yang berkaitan dengan kegiatan KPU (bagi yang
mempunyai);
10. Daftar riwayat hidup.

V. REKRUITMEN

1. Rekrutmen relawan demokrasi dilakukan di tingkat KPU


Kabupaten/Kota.
2. Sasaran dalam pelaksanaan sosialisasi dan pendidikan pemilih sesuai
PKPU Nomor 10 Tahun 2018, pasal 5 ayat 1 huruf a, yang dilakukan
oleh relawan demokrasi meliputi 11 (sebelas) basis pemilih, yakni basis
keluarga, basis pemilih pemula, basis pemilih muda, basis pemilih
perempuan, basis penyandang disabilitas, basis pemilih berkebutuhan
khusus, basis kaum marginal, basis komunitas, basis keagamaan,
basis warga internet dan basis relawan demokrasi itu sendiri. Hanya
saja karena relawan demokrasi adalah subjek yang akan melakukan
sosialisasi dan pendidikan pemilih, maka hanya ada 10 (sepuluh) basis
pemilih yang menjadi sasaran sosialisasi dan pendidikan pemilih.
3. Jumlah relawan demokrasi maksimal 55 (lima puluh lima) orang yang
mewakili keseluruhan basis pemilih dengan ketentuan setiap basis
pemilih terdiri dari minimal 4 (empat) orang relawan.
-8-

4. Dalam hal tertentu tidak dapat diwakili kurang dari 4 (empat) orang
relawan untuk setiap basis pemilih, dapat digantikan atau ditambahkan
ke basis pemilih lain yang merupakan mayoritas perwakilan pemilih
disana. Oleh karena itu komposisi jumlah relawan untuk mewakili
setiap basis pemilih jumlahnya berbeda-beda disesuaikan dengan
kebutuhan di setiap KPU Kabupaten/Kota.
5. Apabila terdapat relawan di luar jumlah yang ditentukan,
KPU Kabupaten/Kota dapat memfasilitasinya dengan tanpa
membebani anggaran DIPA KPU.
6. Pendaftaran relawan demokrasi dilakukan melalui:
a. pendaftaran langsung di KPU Kabupaten/Kota berdasarkan
pengumuman terbuka kepada publik atau institusi strategis dari
setiap basis masyarakat; atau
b. berdasarkan usulan atau rekomendasi dari institusi strategis setiap
basis masyarakat.
7. KPU Kabupaten/Kota melakukan seleksi administrasi dan
wawancara kompetensi para pendaftar.

VI. PENINGKATAN KOMPETENSI DAN FASILITASI

Untuk meningkatkan kompetensi yang diperlukan dalam


menjalankan tugasnya, Relawan Demokrasi mengikuti Bimbingan Teknis
untuk Relawan Demokrasi dengan materi:

1. Pentingnya demokrasi, pemilu dan partisipasi.


2. Tata Cara Menggunakan Hak Pilih di TPS.
3. Kode etik relawan.
4. Fasilitator dan teknik fasilitasi.
5. Materi lain yang relevan.

Fasilitas relawan demokrasi adalah sebagai berikut :

1. Seragam, ID dan sertifikat;


2. Perlengkapan alat peraga sosialisasi;
3. Fasilitas kegiatan sosialisasi sesuai basis.

VII. MATERI SOSIALISASI

Dalam menjalankan tugasnya, relawan demokrasi menyampaikan


materi tentang :
1. Tata cara Menggunakan Hak Pilih di TPS.
2. Pengenalan terhadap peserta pemilihan/pemilu.
3. Hal-hal lain yang dianggap sesuai dengan kebutuhan segmen.
-9-

4. Pemilih Berdaulat, Negara Kuat.

VIII. MEKANISME KERJA

Dalam menjalankan tugasnya Relawan Demokrasi menggunakan


pilihan metode yang sesuai dengan kebutuhan, antara lain:

1. Simulasi;
2. Bermain peran/role playing;
3. Diskusi kelompok/FGD;
4. Ceramah;
5. Alat bantu (visual dan nonvisual);
6. Posting materi sosialisasi ke media sosial.

Agenda kegiatan Relawan Demokrasi meliputi :


1. Memetakan varian kelompok sasaran (mapping);
2. Mengidentifikasi kebutuhan varian kelompok sasaran;
3. Identifikasi materi dan metode sosialisasi yang akan dilakukan;
4. Menyusun jadwal kegiatan dan berkoordinasi dengan relawan pemilu
yang lain;
5. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan jadwal;
6. Menyusun dan melaporkan kegiatan kepada KPU Kabupaten
Banyumas.

IX. KODE ETIK

Agar dapat menjalankan tugas sebagaimana mestinya, Relawan


pemilu diwajibkan mematuhi kode etik yang telah ditetapkan, yaitu:
1. Bersikap independen, imparsial, dan non-partisan terhadap
peserta pemilihan/pemilu.

2. Tidak melakukan tindak kekerasan.

3. Menghormati adat dan budaya setempat.

4. Tidak bertindak diskriminatif.

5. Tidak menerima pemberian dalam bentuk apapun dari peserta


pemilu yang menunjukkan indikasi keberpihakan atau gratifikasi.

Dalam hal terjadi pelanggaran kode etik diberikan sanksi


pemberhentian sebagai Relawan Demokrasi, setelah dilakukan klarifikasi.
-10-

X. PELAKSANAAN
PELAKSANA TUGAS
KPU 1. Menentukan norma dan standar kegiatan program relawan
demokrasi.
2. Menyusun materi/modul untuk relawan demokrasi.
3. Melakukan supervisi pelaksanaan program relawan demokrasi.
4. Melakukan rekapitulasi dan evaluasi nasional.
KPU PROVINSI 1. Mengkoordinasikan pelaksanaan program relawan demokrasi
di Kabupaten/Kota dalam lingkup provinsi.
2. Menyusun materi/modul relawan demokrasi berbasis muatan
kearifan lokal.
3. Melakukan supervisi pelaksanaan program relawan demokrasi
di KPU Kabupaten/Kota di wilayah provinsi.
4. Melaporkan rekap pelaksanaan kegiatan program relawan
demokrasi di wilayah provinsinya kepada KPU.
KPU KAB/KOTA 1. Melakukan rekruitmen.
2. Memberikan pembekalan.
3. Menyiapkan alat peraga untuk relawan demokrasi.
4. Menyusun materi/buku pegangan pendidikan pemilih untuk
relawan demokrasi
5. Mengkoordinir relawan demokrasi di setiap basis.
6. Melakukan supervisi terhadap pelaksanaan kegiatan relawan
demokrasi.
7. Membuat laporan bulanan pelaksanaan relawan demokrasi di
wilayahnya.
8. Membuat matrik kegiatan relawan demokrasi.
9. Melaporkan kepada KPU provinsi.

XI. PEMBIAYAAN

Biaya kegiatan Program Relawan Demokrasi dibebankan kepada DIPA


KPU Kabupaten Banyumas tahun 2019 sebanyak Rp 414.550.000,- (Empat
Ratus Empat Belas Juta Lima Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah).

XII. PENUTUP

Demikian petunjuk pelaksanaan Kegiatan Relawan Demokrasi Pemilu


Tahun 2019. Petunjuk ini disusun sebagai panduan KPU Kabupaten
Banyumas dalam upaya meningkatkan partisipasi pemilih dalam Pemilu
Tahun 2019.

Purwokerto, 2 Januari 2019

DIVISI SOSIALISASI, PENDIDIKAN


PEMILIH DAN PARTISIPASI
MASYARAKAT

YASUM SURYA MENTARI

Anda mungkin juga menyukai