Anda di halaman 1dari 16

Awasi Cegah Tindak

PENGAWASAN
PADA MASA
KAMPANYE
Dr. (c) Puadi, S.Pd. M.M
Anggota Bawaslu
Sarana Rakyat
Pemilu adalah sarana bagi rakyat untuk menentukan
siapa yang akan mewakili mereka dalam memimpin
pemerintahan dan membuat keputusan penting
lainnya yang akan mempengaruhi masa depan
negara.

Pemilu merupakan mekanisme yang digunakan oleh


masyarakat untuk menentukan siapa yang akan
memimpin pemerintahan dan membuat keputusan
penting lainnya yang akan mempengaruhi masa
depan negara.
Peran Bawaslu

Peran Bawaslu dalam pengawasan pemilu adalah untuk


memastikan bahwa pemilu berlangsung secara adil,
jujur, dan transparan. Bawaslu bertanggung jawab
untuk memastikan bahwa setiap tahapan pemilu
dilaksanakan sesuai dengan aturan yang berlaku dan
tidak ada kecurangan atau manipulasi dalam prosesnya.

Pengawasan pemilu bertujuan untuk memastikan


bahwa setiap tahapan pemilu dilaksanakan sesuai
dengan aturan yang berlaku, tidak ada kecurangan atau
manipulasi dalam prosesnya, dan kepentingan rakyat
terjaga dengan baik.
Alasan Pemilu Harus diawasi
Pertama Kedua Ketiga

pemilu merupakan kontestasi politik pelanggaran pemilu akan berpotensi pemilu merupakan manifestasi daulat
yang rentan terjadinya pelanggaran mengganggu integritas dan kejujuran rakyat yang perlu dijaga.
yang dapat mengancam trust publik pemilu. Tanpa pengawasan yang
terhadap proses demokrasi dan memadai, pemilu dapat menjadi tidak adil,
memicu ketidakstabilan politik. tidak jujur, dan tidak transparan, yang
dapat merusak integritas proses
demokrasi.

Dengan adanya pengawasan oleh Bawaslu, potensi kecurangan dapat diminimalisir atau
dicegah sejak dini (preventive function), bahkan dalam taraf-taraf tertentu diberikan
tindakan yang tegas dalam rangka memberikan efek jera (punitive function) maupun
memulihkan keadaan yang dirugikan (restitutive function).
prinsip dasar Bawaslu dalam melakukan
pengawasan kampanye pemilu

elemen kunci pengawasan kampanye pemilu dan pemilihan serentak


2024 diakui diletakkan berdasarkan potensi kerawanan yang paling
berdampak pada terganggunya penyelenggaraan pemilu (IKP
Bawaslu).

pengawasan kampanye itu difokuskan pada ketaatan penyelenggara


pemilu, peserta pemilu, tim kampanye, pemerintah, masyarakat,
pemilih, dan semua pihak terhadap ketentuan perundang-undangan.

paradigma pengawasan kampanye yang dikedepankan oleh pengawas


pemilu adalah cara berpikir yang utuh, tidak parsial, memandang
untaian proses tahapan sebagai satu kesatuan dan hal tersebut menjadi
prasyarat keberhasilan fungsi pengawasan.
Strategi pengawasan di masa
kampanye
mencegah pelanggaran hukum. Pengawasan yang ketat dapat mencegah
01 pelanggaran hukum selama masa kampanye, seperti pelanggaran
batasan biaya kampanye atau pelanggaran aturan lainnya yang dapat
merugikan calon lain.
memastikan keterbukaan. Pengawasan juga dapat memastikan bahwa
kampanye dilakukan secara terbuka, transparan, dan tidak ada praktik
02 yang menyebabkan ketidakadilan dalam proses pemilihan umum.

menjamin keadilan. Dalam proses pemilihan umum, penting untuk


03 memastikan bahwa setiap calon memiliki kesempatan yang sama
untuk memperkenalkan diri dan menyampaikan program kerja mereka.
Pengawasan dapat membantu memastikan bahwa tidak ada pihak yang
mendapatkan keuntungan tidak adil dalam proses pemilihan umum.

04 menjaga integritas. Pengawasan dapat membantu menjaga integritas


proses demokrasi dan menjamin bahwa keputusan yang diambil oleh
masyarakat pada saat pemilihan umum merupakan hasil dari proses
yang adil dan terbuka.
Potensi pelanggaran dalam pengawasan
kampanye pemilu 2024

• (1) Pelanggaran APK berupa pemasangan • (7) Kampanye tanpa izin dan
APT ditempat yang dilarang (tempat ibadah, pemberitahuan;
fasilitas kesehatan, fasilitas pemerintah, • (8) Kampanye tanpa izin cuti kampanye;
fasilitas pendidikan) dan mengandung materi • (9) Kampanye di luar zona;
dan informasi yang dilarang (membahayakan • (10) Kampanye di atas jam 18.00;
keutuhan NKRI hingga menghina, • (11) Indikasi politik uang dalam
menghasut, & mengadu domba); kampanye;
• (2) kampanye di luar masa kampanye dan • (12) Penggunaan Dana Bantuan Sosial
kampanye di luar jadwal; atau CSR dalam kampanye;
• (3) Kampanye di Tempat Ibadah dan • (13) Keterlibatan ASN, TNI. Polri dalam
Pendidikan (Pasal 280 ayat (1) huruf h); kampanye;
• (4) Penggunaan Fasilitas Pemerintah/Negara • (14) Politisasi/Mobilisasi PPNPNS/Tenaga
(kendaraan, perkantoran, rumah dinas, alun- Honore dalam kampanye;
alun dsb-nya); • (15) Pelibatan anak dalam kampanye;
• (5) Kampanye di media sosial (berita bohong, • (16) Mengganggu ketertiban umum saat
ujaran kebencian, kampanye hitam, isu kampanye;
SARA); • (17) Konvoi kendaraan pada masa
• (6) Kampanye di media massa di luar waktu kampanye; dan (18) Pemberian Dorr Prize
yang ditentukan (21 hari jelang masa akhir dalam kampanye.
kampanye);
Mencegah Kecurangan Pemilu

Semua bentuk pelanggaran tersebut dapat merusak integritas dan trust public terhadap proses demokrasi dan menciderai
prinsip-prinsip keadilan dalam pemilu. Oleh karena itu, pengawasan yang ketat dan penegakan hukum yang tegas diperlukan
untuk mencegah terjadinya kecurangan dalam kampanye pemilu dan memastikan pemilu yang adil dan jujur.
Kampanye di Medsos
Penggunaan media sosial dan platform digital lain untuk kampanye politik meningkat secara angka dan metode setidaknya hal
tersebut dapat diukur pada Pemilihan terakhir pada tahun 2020. Karakteristik pemilihan yang merupakan pertarungan antar
paslon membuat sentimen kampanye negatif dan politisasi identitas marak muncul di pemilihan.

Dari sudut pandang penyelenggaraan Pemilu di Indonesia, sangat minim ketentuan yang mengatur mengenai kampanye di media
sosial yang termaktub dalam UU 7/2017. Setidaknya hanya 7 ketentuan yang mengatur mengenai kampanye atau iklan kampanye
melalui media sosial, yakni Pasal 275 ayat (1) huruf e, Pasal 287, Pasal 289, Pasal 291, Pasal 292, Pasal 294, dan Pasal 295.
Pengaturan yang ada di UU 7/2017 sama sekali belum dapat menjawab hambatan yang timbul dari pelaksanaan kampanye
melalui media sosial.

Demikian pula dalam UU Pemilihan, kampanye di medsos hal spesifik yang diatur hanya menyangkut materi kampanye.
Metode Kampanye di Medsos tidak diatur secara jelas di UU Pemilihan, hanya ada ketentuan pada huruf g yaitu : .......kegiatan
lain yang tidak melanggar larangan Kampanye dan ketentuan peraturan perundang – undangan.

Terkait penanganan pelanggaran kampanye di media sosial, Bawaslu hanya memiliki kewenangan secara administratif berupa,
penurunan konten.
Rekomendasi Bawaslu dalam pengawasan
kampanye melalui media sosial.

Pertama, perlu adanya politik hukum pengaturan kampanye di


media sosial yang jelas, apakah akan mengatur secara ketat atau
mengatur secara longgar.

Kedua, mengingat kampanye di media sosial memiliki karakteristik yang


unik, maka tata cara penanganannya pun harus dipikirkan secara matang,
sebab akan melibatkan banyak pihak dan instansi. Juga penanganan
terhadap pelanggaran kampanye di media sosial perlu cepat dan tepat
sasaran.

Ketiga, ketentuan mengenai tindak lanjut atau sanksi menjadi sangat


penting. Ini akan dapat menjawab apakah semua pelanggaran akan
berujung pada tindakan take down atau fokus pada penjatuhan sanksi
kepada pelaku. Di satu sisi, sangat sulit menemukan pelaku yang bisa
saja bersembunyi di balik akun anonim. Perlu adanya pengaturan terkait
hal tersebut, sehingga memberikan kemudahan bagi Bawaslu dan instansi
terkait untuk dapat menyusun peraturan pelaksana dari ketentuan
tersebut.
Potensi pelanggaran dalam tahapan dana kampanye.
pada pemilu tidak dibatasi jumlah penggunaan dana kampanye, sedangkan pada pilkada
01 penggunaan dana kampanye dibatasi.

penggunaan anggaran bansos pemerintah untuk mengkampanyekan paslon tertentu.


02
audit dana kampanye yang dilakukan KAP yang tidak transparan (membuka ruang
03 adanya transaksi antara KAP dengan peserta pemilu untuk menentukan opini terhadap
audit dana kampanye).
penggunaan anggaran CSR perusahaan untuk kampanye tanpa melalui Rekening
04 Khusus Dana Kampanye (RKDK).

adanya sumber dana kampanye yang dilarang (dana asing, BUMN, BUMD, ASN.
05 TNI/POLRI).

06 identitas penyumbang dana kampanye yang tidak jelas.

sumbangan dana kampanye yang dipecah ke dalam nominal kecil yang berasal dari satu sumber
07 penyumbang agar tidak melebihi jumlah batas maksimal sumbangan dana kampanye.

adanya penerimaan dana kampanye yang tidak tercatat dalam RKDK untuk menghindari batas
08 maksimal penggunaan dana kampanye yang telah ditetapkan oleh KPU.
Audit dana kampanye

Rekomendasi Bawaslu. Audit dana kampanye dapat dilakukan sebelum Pemilu dan dapat dipergunakan
untuk :
(1) Memeriksa hasil kekayaan dan/atau sumber dana partai politik bukan berasal dari pencucian uang
atau bersumber dari kalangan tertentu yang berpotensi mendominisai pengambilan kebijakan di parpol.
(2) memungkinkan mengetahui penggunaan anggaran negara yang diberikan pada partai politik telah
dipergunakan sesuai dengan keentuan peraturan perundang–undangan.
budaya pemilu
yang harmoni
Pengawasan pada masa kampanye yang
diperankan Bawaslu secara substansi
diorientasikan dalam rangka ikut serta
mendorong terbangunnya “budaya pemilu yang
harmoni”, yaitu sebuah tradisi atau praktik
dalam proses demokrasi yang menghargai
keberagaman pendapat dan menjunjung tinggi
persatuan dan kesatuan sebagai bangsa.
Beberapa aspek yang dapat menjadi ciri budaya pemilu yang harmoni
antara lain:
Penghormatan terhadap hak suara setiap warga negara tanpa pandang bulu, tanpa
01 adanya tekanan atau intimidasi dari pihak manapun.

Tidak melakukan kampanye negatif atau memojokkan calon dari pesaingnya secara
02 tidak sehat.

Menghargai perbedaan pendapat dan menghindari konflik berbasis SARA (suku,


03 agama, ras, dan antargolongan).

Menghormati hasil pemilu dan siap menerima keputusan yang diambil oleh masyarakat.
04
Memperkuat kultur politik yang bertanggung jawab, transparan, dan jujur.
05
Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pemilu melalui sosialisasi dan pendidikan
06 demokrasi.

07 Mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok, atau golongan.

08 Membangun dan memperkuat kerjasama dan persatuan antar partai politik, serta
mengedepankan dialog yang konstruktif dalam merumuskan kebijakan publik.
Semua Pihak Saling Menghormati
Dalam budaya pemilu yang harmoni, semua pihak harus
saling menghormati, menjaga kepercayaan, dan
mengedepankan kepentingan bangsa di atas segalanya.
Hal ini sejalan dengan nilai perjuangan Bawaslu
Pemilu harus menjadi ajang untuk memperkuat persatuan dan
kesatuan, bukan untuk memecah belah masyarakat. dalam pemilu yakni “bersama rakyat awasi pemilu,
bersama Bawaslu tegakkan keadilan pemilu”.
Oleh karena itu, diperlukan partisipasi aktif seluruh pihak
dalam membangun budaya pemilu yang harmoni dan damai,
serta menjaga keberlangsungan demokrasi di Indonesia.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai