PENGAWASAN
PADA MASA
KAMPANYE
Dr. (c) Puadi, S.Pd. M.M
Anggota Bawaslu
Sarana Rakyat
Pemilu adalah sarana bagi rakyat untuk menentukan
siapa yang akan mewakili mereka dalam memimpin
pemerintahan dan membuat keputusan penting
lainnya yang akan mempengaruhi masa depan
negara.
pemilu merupakan kontestasi politik pelanggaran pemilu akan berpotensi pemilu merupakan manifestasi daulat
yang rentan terjadinya pelanggaran mengganggu integritas dan kejujuran rakyat yang perlu dijaga.
yang dapat mengancam trust publik pemilu. Tanpa pengawasan yang
terhadap proses demokrasi dan memadai, pemilu dapat menjadi tidak adil,
memicu ketidakstabilan politik. tidak jujur, dan tidak transparan, yang
dapat merusak integritas proses
demokrasi.
Dengan adanya pengawasan oleh Bawaslu, potensi kecurangan dapat diminimalisir atau
dicegah sejak dini (preventive function), bahkan dalam taraf-taraf tertentu diberikan
tindakan yang tegas dalam rangka memberikan efek jera (punitive function) maupun
memulihkan keadaan yang dirugikan (restitutive function).
prinsip dasar Bawaslu dalam melakukan
pengawasan kampanye pemilu
• (1) Pelanggaran APK berupa pemasangan • (7) Kampanye tanpa izin dan
APT ditempat yang dilarang (tempat ibadah, pemberitahuan;
fasilitas kesehatan, fasilitas pemerintah, • (8) Kampanye tanpa izin cuti kampanye;
fasilitas pendidikan) dan mengandung materi • (9) Kampanye di luar zona;
dan informasi yang dilarang (membahayakan • (10) Kampanye di atas jam 18.00;
keutuhan NKRI hingga menghina, • (11) Indikasi politik uang dalam
menghasut, & mengadu domba); kampanye;
• (2) kampanye di luar masa kampanye dan • (12) Penggunaan Dana Bantuan Sosial
kampanye di luar jadwal; atau CSR dalam kampanye;
• (3) Kampanye di Tempat Ibadah dan • (13) Keterlibatan ASN, TNI. Polri dalam
Pendidikan (Pasal 280 ayat (1) huruf h); kampanye;
• (4) Penggunaan Fasilitas Pemerintah/Negara • (14) Politisasi/Mobilisasi PPNPNS/Tenaga
(kendaraan, perkantoran, rumah dinas, alun- Honore dalam kampanye;
alun dsb-nya); • (15) Pelibatan anak dalam kampanye;
• (5) Kampanye di media sosial (berita bohong, • (16) Mengganggu ketertiban umum saat
ujaran kebencian, kampanye hitam, isu kampanye;
SARA); • (17) Konvoi kendaraan pada masa
• (6) Kampanye di media massa di luar waktu kampanye; dan (18) Pemberian Dorr Prize
yang ditentukan (21 hari jelang masa akhir dalam kampanye.
kampanye);
Mencegah Kecurangan Pemilu
Semua bentuk pelanggaran tersebut dapat merusak integritas dan trust public terhadap proses demokrasi dan menciderai
prinsip-prinsip keadilan dalam pemilu. Oleh karena itu, pengawasan yang ketat dan penegakan hukum yang tegas diperlukan
untuk mencegah terjadinya kecurangan dalam kampanye pemilu dan memastikan pemilu yang adil dan jujur.
Kampanye di Medsos
Penggunaan media sosial dan platform digital lain untuk kampanye politik meningkat secara angka dan metode setidaknya hal
tersebut dapat diukur pada Pemilihan terakhir pada tahun 2020. Karakteristik pemilihan yang merupakan pertarungan antar
paslon membuat sentimen kampanye negatif dan politisasi identitas marak muncul di pemilihan.
Dari sudut pandang penyelenggaraan Pemilu di Indonesia, sangat minim ketentuan yang mengatur mengenai kampanye di media
sosial yang termaktub dalam UU 7/2017. Setidaknya hanya 7 ketentuan yang mengatur mengenai kampanye atau iklan kampanye
melalui media sosial, yakni Pasal 275 ayat (1) huruf e, Pasal 287, Pasal 289, Pasal 291, Pasal 292, Pasal 294, dan Pasal 295.
Pengaturan yang ada di UU 7/2017 sama sekali belum dapat menjawab hambatan yang timbul dari pelaksanaan kampanye
melalui media sosial.
Demikian pula dalam UU Pemilihan, kampanye di medsos hal spesifik yang diatur hanya menyangkut materi kampanye.
Metode Kampanye di Medsos tidak diatur secara jelas di UU Pemilihan, hanya ada ketentuan pada huruf g yaitu : .......kegiatan
lain yang tidak melanggar larangan Kampanye dan ketentuan peraturan perundang – undangan.
Terkait penanganan pelanggaran kampanye di media sosial, Bawaslu hanya memiliki kewenangan secara administratif berupa,
penurunan konten.
Rekomendasi Bawaslu dalam pengawasan
kampanye melalui media sosial.
adanya sumber dana kampanye yang dilarang (dana asing, BUMN, BUMD, ASN.
05 TNI/POLRI).
sumbangan dana kampanye yang dipecah ke dalam nominal kecil yang berasal dari satu sumber
07 penyumbang agar tidak melebihi jumlah batas maksimal sumbangan dana kampanye.
adanya penerimaan dana kampanye yang tidak tercatat dalam RKDK untuk menghindari batas
08 maksimal penggunaan dana kampanye yang telah ditetapkan oleh KPU.
Audit dana kampanye
Rekomendasi Bawaslu. Audit dana kampanye dapat dilakukan sebelum Pemilu dan dapat dipergunakan
untuk :
(1) Memeriksa hasil kekayaan dan/atau sumber dana partai politik bukan berasal dari pencucian uang
atau bersumber dari kalangan tertentu yang berpotensi mendominisai pengambilan kebijakan di parpol.
(2) memungkinkan mengetahui penggunaan anggaran negara yang diberikan pada partai politik telah
dipergunakan sesuai dengan keentuan peraturan perundang–undangan.
budaya pemilu
yang harmoni
Pengawasan pada masa kampanye yang
diperankan Bawaslu secara substansi
diorientasikan dalam rangka ikut serta
mendorong terbangunnya “budaya pemilu yang
harmoni”, yaitu sebuah tradisi atau praktik
dalam proses demokrasi yang menghargai
keberagaman pendapat dan menjunjung tinggi
persatuan dan kesatuan sebagai bangsa.
Beberapa aspek yang dapat menjadi ciri budaya pemilu yang harmoni
antara lain:
Penghormatan terhadap hak suara setiap warga negara tanpa pandang bulu, tanpa
01 adanya tekanan atau intimidasi dari pihak manapun.
Tidak melakukan kampanye negatif atau memojokkan calon dari pesaingnya secara
02 tidak sehat.
Menghormati hasil pemilu dan siap menerima keputusan yang diambil oleh masyarakat.
04
Memperkuat kultur politik yang bertanggung jawab, transparan, dan jujur.
05
Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pemilu melalui sosialisasi dan pendidikan
06 demokrasi.
08 Membangun dan memperkuat kerjasama dan persatuan antar partai politik, serta
mengedepankan dialog yang konstruktif dalam merumuskan kebijakan publik.
Semua Pihak Saling Menghormati
Dalam budaya pemilu yang harmoni, semua pihak harus
saling menghormati, menjaga kepercayaan, dan
mengedepankan kepentingan bangsa di atas segalanya.
Hal ini sejalan dengan nilai perjuangan Bawaslu
Pemilu harus menjadi ajang untuk memperkuat persatuan dan
kesatuan, bukan untuk memecah belah masyarakat. dalam pemilu yakni “bersama rakyat awasi pemilu,
bersama Bawaslu tegakkan keadilan pemilu”.
Oleh karena itu, diperlukan partisipasi aktif seluruh pihak
dalam membangun budaya pemilu yang harmoni dan damai,
serta menjaga keberlangsungan demokrasi di Indonesia.
Thank You