Anda di halaman 1dari 11

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN

TOPIK

NILAI-NILAI KEBHAYANGKARAAN TERHADAP BUDAYA ANTI KORUPSI

PADA FUNGSI PELAYANAN

JUDUL

OPTIMALISASI NILAI-NILAI INTEGRITAS PERSONIL POLDA PAPUA BARAT

GUNA MENUMBUHKAN BUDAYA ANTI KORUPSI

DALAM RANGKA TERWUJUDNYA PELAYANAN PRIMA KEPOLISIAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada saat ini Polri memasuki tahapan ketiga dalam grand strategi Polri
yakni tahap Strive For Excellence. Di-era Kapolri Jenderal Drs. H. M. Tito
Karnavian, M. A. Ph.D dilucurkan sebuah terobosan kreatif dengan motto
Promoter (Profesional, Modern, dan Terpercaya). Motto ini sangat mendukung
dalam pencapaian Grand Strategy Polri dengan waktu pelaksanaan di kurun
waktu tahun 2016 s.d. 2025 yang memasuki tahap Strive for Excellence.
Banyak masyarakat yang sangat berharap dalam perubahan motto Polri ini
guna reformasi kepolisian. Masyarakat berharap dengan motto Promoter ini,
Polri akan meningkatkan mutu pelayanan terhadap masyarakat serta bisa
menegakkan hukum yang berkeadilan sosial bagi masyarakat Indonesia.

Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, tidak menutup


kemungkinan terjadi hal-hal yang berbau kolusi, korupsi dan nepotisme serta
gratifikasi. Hal-hal ini tentunya akan memberikan dampak terhadap tingkat
kepercayaan masyarakat kepada Polri. Pelayanan Polri kepada masyarakat
diakui atau tidak memang sangat rawan memunculkan hal-hal tersebut karena
adanya persinggungan langsung antara masyarakat dan anggota Polri yang
mengawaki bidang pelayanan masyarakat. Hal ini tentunya tidak terlepas dari
beberapa faktor baik dari sisi Polrinya sendiri ataupun dari masyarakatnya.
Budaya timur yang selama ini terbangun di tengah-tengah masyarakat
Indonesia banyak menyebakan faktor penyebab terjadinya budaya korupsi
tersebut. Akan tetapi dengan semakin transparannya pelayanan yang
diberikan kepolisian serta adanya latihan-latihan revolusi mental yang
dilaksanakan untuk anggota kepolisian, sedikit banyak akan membentuk
budaya anti korupsi bagi anggota kepolisian.

Kepolisian Daerah Papua Barat sebagai bagian dari Polri, dalam


usianya yang masih sangat muda yaitu baru 3 (tiga) tahun berusaha
memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat. Tuntutan
masyarakat akan pelayanan prima kepolisian saat ini tidak bisa terhindarkan,
pelayanan yang baik, transparan, cepat, efisien dan bebas korupsi adalah
dambaan seluruh masyarakat terhadap Polri. Untuk mewujudkan hal ini,
tentunya diperlukan personil Polri yang bertugas mengawaki fungsi-fungsi
pelayanan yang memiliki integritas dan kompetensi yang baik. Pelayanan
prima sendiri mempunyai pengertian sebuah pelayanan terbaik yang harus
diberikan oleh Polri kepada masyarakat. Keberhasilan dalam melaksanakan
pelayanan prima kepolisian ini sendiri akan berhasil apabila personil Polri
mampu menyelaraskan konsep-konsep sikap (attitude), perhatian (attention),
tindakan (action), kemampuan (ability), penampilan (appearance), dan
tanggungjawab (accountability).

B. Permasalahan

Dari uraian latar belakang tersebut di atas, maka permasalahan yang


diangkat dalam tulisan naskah ini adalah “bagaimana mengoptimalkan nilai-nilai
integritas personil polda papua barat guna menumbuhkan budaya anti korupsi
dalam rangka terwujudnya pelayanan prima kepolisian.”

C. Pokok Persoalan

Pokok-pokok permasalahan yang ada dalam penulisan NKP ini adalah:

2
a. Bagaimana nilai-nilai integritas personil Polda Papua Barat dalam
pelaksanaan tugas pelayanan di fungsi-fungsi kepolisian?
b. Bagaimana

LAPORAN PENUGASAN (LAPGAS)

MP : PELATIHAN OUTWARD BOUND

DOSEN : IRJEN POL (PURN) Drs. BASYIR A. BARMAWI, DAN TIM

1. PENDAHULUAN

Promoter itu sendiri mempunyai penjabaran sebagai berikut; (a)


promoter adalah meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia Polri yang
semakin berkualitas melalui peningkatan kapasitas pendidikan dan pelatihan,
serta melakukan pola-pola pemolisian berdasarkan prosedur baku yang sudah
dipahami, dilaksanakan, dan dapat diukur tingkat keberhasilannya, (b) modern
adalah melakukan modernisasi dalam hal pelayanan publik yang didukung
oleh teknologi sehingga semakin mudah dan cepat diakses oleh masyarakat,
termasuk pemenuhan kebutuhan almatsus dan alpakam yang semakin
modern, dan (c) terpercaya adalah melakukan reformasi internal Polri yang
bersih dan bebas dari unsur KKN guna mewujudkan penegakkan hukum yang
obyektif, transparan, akuntabel, dan berkeadilan sosial.

Sespimmen Polri adalah sebuah lembaga di bawah Lembaga


Pendidikan dan Pelatihan Polri yang mempunyai tujuan untuk
menghasilkan

/perwira ......

perwira Polri yang mahir, terpuji, patuh hukum, dan unggul yang mampu
melaksanakan tugas selaku pimpinan dan staf tingkat menengah. Sementara
tema pendidikan Sespimmen Polri Dikreg ke-58 TA. 2018 adalah
meningkatkan kemampuan staf dan pimpinan tingkat menengah yang
profesional, modern, dan terpercaya melalui democratic policing guna

3
mengantisipasi perkembangan situasi menghadapi Pemilu 2019 dalam rangka
terwujudnya keamanan dalam negeri. Sehingga peserta didik yang telah lulus
dari pendidikan di Sespimmen Polri ini diharapkan mempunyai profil sebagai
pimpinan tingkat menengah yang berkarakter kebangsaan dan menguasai
manajemen strategis serta terampil mengambil keputusan yang strategis dan
sebagai staf pimpinan tingkat menengah yang berkarakter kebangsaan dan
menguasai manajemen strategis serta terampil membantu membuat
keputusan yang strategis.

Sejalan dengan hal tersebut di atas, sebelum memulai kegiatan belajar


di Sespimmen Polri, para peserta didik mendapatkan pelatihan outwardbound
selama 3 (tiga) hari. Dalam kegiatan outwardbound ini, para peserta didik
diharapkan mampu menjadi manusia yang handal, berkarakter, dan mampu
memimpin. Outwardbound tidak hanya bermakna melakukan kegiatan di luar
ruangan, akan tetapi juga bermakna out of boundarise atau keluar dari
kebiasaan maupun keluar dari zona nyaman yang mengajak peserta didik
Sespimmen untuk berpikir luar biasa dan berani membuat berbagai terobosan
luar biasa. Hal ini tentunya sesuai dengan harapan motto Polri yaitu Polri yang
profesional, modern, dan terpercaya dan grand strategi Polri.

2. PEMBAHASAN

Perkembangan dan perubahan dinamika lingkungan strategis


berpengaruh terhadap dinamika strategi dan sistem keamanan nasional suatu
negara. Dalam konteks keamanan, kompleksitas ancaman dalam dinamika
perkembangan masyarakat dewasa ini telah memperluas cara pandang Polri
dalam menghadapi kompleksitas ancaman keamanan. Dalam konteks
democratic policing, kepolisian tidak hanya menjalankan fungsi penegakkan
hukum semata, tetapi juga menyangkut dimensi hak ekonomi, sosial,
dan

/budaya ......

budaya. Oleh karena itu fungsi polisionil dalam democratic policing melekat 24
jam dalam diri individu masyarakat yang tidak bisa diintervensi oleh siapapun,
termasuk negara.

4
Polri saat ini berada dalam fase ke-3 dalam grand strategi Polri yakni
strive for excellence (pelayanan publik yang unggul) yang mempunyai kurun
waktu tahun 2016 s.d. 2025. Dalam hal ini ada harapan yang harus dicapai
Polri untuk mewujudkan pelayanan prima pada masyarakat dalam mencegah
kejahatan, penegakkan hukum dan ketertiban, yang merupakan bagian
prioritas pembangunan ekonomi dan budaya nasional untuk mewujudkan
daya saing bangsa (nation competitivenes). Pada era sekarang ini,
masyarakat menuntut peningkatan standar pelayanan yang diberikan oleh
Polri dan nilai-nilai ke-profesionalime-an Polri yang meliputi:
a. Keunggulan (excellence oriented) : orientasi pada prestasi, dedikasi,
kejujuran, dan kreatifitas proaktif berbasis kinerja.
b. Integritas (integrite) : orientasi pada komitmen, menjunjung tinggi nilai-nilai
moral profesi.
c. Akuntabilitas (acountable) : berorientasi pada system yang dapat ditelusuri
jalurnya yang logis dan dapat diaudit mulai dari tingkat individu sampai
institusi Polri.
d. Transparansi : orientasi pada keterbukaan, kepercayaan menhargai
keragaman dan perbedaan serta tidak diskriminatif.
e. Kualifikasi (qualified) : mempunyai dasar pengetahuan dan pengakuan.
f. Berbasis teknologi dan pengetahuan (technology and knowledge based) :
semaksimal mungkin dalam menggunakan pengetahuan pada semua
tingkat anggota Polri sesuai dengan tuntutan tugasnya.
g. Memecahkan masalah (problem solver) : fokus pada pemecahan masalah,
mengambil keputusan yang sistematis, dan memperkecil permainan politik
organisasi.

Sespimmen Polri sebagai sebuah lembaga pendidikan dan latihan Polri


yang mendidik dan menyiapkan perwira-perwira menengah Polri dalam
menjalankan tugasnya sebagai pimpinan menengah ataupun staf pimpinan
menengah yang diharapakan setelah menyelesaikan pendidikan di
Sespimmen

/Polri ......

Polri mempunyai kompetensi sebagai berikut:

5
a. Sikap tata nilai mental dan perilaku yang menunjukkan sikap:
1) Menghayati dan mengamalkan Pancasila, Tribrata, dan Catur Prasetya
sebagai insan bhayangkara yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
2) Memiliki moral, etika, dan kepribadian yang baik serta kesamaptaan
yang prima didalam melaksanakan tugas.
3) Mampu berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah
air serta mendukung perdamaian dunia.
4) Mampu bekerjasama dan memiliki kepekaan sosial dan kepedulian
yang tinggi terhadap masyarakat dan lingkungannya.
5) Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan kepercayaan, dan
agama serta pendapat/temuan original orang lain.
6) Menjunjung tinggi penegakkan hukum serta memiliki semangat untuk
mendahulukan kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara.
b. Menguasai pengetahuan keilmuan yang faktual, konseptual, dan
prosedural tentang manajemen dan kepemimpinan tingkat menengah yang
meliputi:
1) Sikap mental dan kepribadian sebagai insan bhayangkara.
2) Strategi kepemimpinan.
3) Manajemen strategis bidang operasional.
4) Manajemen strategis bidang pembinaan.
5) Kajian perkembangan lingkungan strategis.
6) Kajian paradigma.
c. Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak sebagai manajer dan
pemimpin tingkat menengah yang meliputi:
1) Penerapan program nawacita dan program revolusi mental dalam
pelaksanaan tugas Polri.
2) Perumusan, pengembangan, pemikiran logis, kritis, kreatif dan
sistematis, dalam konteks implementasi ilmu pengetahuan dan
teknologi kepolisian yang memperhatikan nilai-nilai humaniora dalam
etika karya tulis ilmiah.

/3) Pertanggungjawaban ......

6
3) Pertanggungjawaban kinerja dan anggaran secara transparan dan
akuntabel.
4) Pengelolaan media sosial dan penerapan kemampuan kehumasan
dalam upaya membangun opini positif.
5) Pengelolaan konflik internal organisasi untuk mencegah dan
menangani serta memelihara soliditas, solidaritas kesatuan maupun
dengan TNI, instansi terkait, serta masyarakat.
6) Pemahaman paradigma democratic policing dan keterampilan
menerapkan democratic policing dalam pelaksanaan tugas Polri.
d. Memiliki keterampilan khusus berpikir dan bertindak sebagai manajer dan
pemimpin tingkat menengah yang meliputi:
1) menjadi agen perubahan dan memiliki ketrampilan mengelola
organisasi yang dipimpinnya dalam mewujudkan pelayanan prima.
2) Penerapan proses pengambilan keputusan dalam konteks
menyelesaikan masalah berdasarkan hasil kajian analisis strategis.
3) Penganalisisan perkembangan lingkungan strategis guna memprediksi
dan mengantisipasi ancaman kamtibmas sampai dengan jangka
sedang/menengah.
4) Perumusan strategi menghadapi ancaman keamanan dalam negeri
sampai dengan jangka panjang.
5) Penerapan strategi dan kebijakan Polri dalam pelaksanaan tugas.

Pelatihan outward bound dilakukan selama 3 (tiga) hari dengan lokasi


di luar Lemdik Sespimmen. Pelatihan outward bound bagi peserta didik
Sespimmen Dikreg ke-58 TA. 2018 mempunyai 2 (dua) muatan yakni:
a. Materi dasar, yaitu:
1) Pengembangan diri.
2) Kepemimpinan.
3) Optimisme.
4) Problem Solving.
5) Team work.
b. Materi strategis, yaitu:
1) Managing one self.
2) Managing reasoning.
/3) Managing ......
7
3) Managing changing.
4) Managing people.
5) Managing task.

Pelatihan outward bound dirancang dengan kegiatan di alam bebas


dengan tekanan yang tinggi (high impact) yang memaksa para peserta didik
harus berpikir luar biasa dan keluar dari zona nyaman guna mengatasi semua
hambatan yang dihadapi di alam bebas. Kegiatan outward bound untuk
peserta didik Sespimmen Dikreg ke-58 TA. 2018 dirancang untuk membentuk
kepribadian peserta didik menjadi pemimpin Polri dimasa depan yang
profesional, modern, dan terpercaya.

Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan dalam pelatihan outward


bound tersebut mengandung beberapa sikap perilaku yang terbentuk dalam
diri setiap peserta didik, yaitu:
a. Soliditas diri kompetensi:
1) Mindset.
2) Integritas.
3) Jati diri.
4) Kesampaian.
5) Intangibles.
b. Koneksitas kolegial:
1) Jiwa korsa.
2) Loyalitas.
3) Team work.
4) The winning team
Tujuan dari koneksitas kolegial ini adalah terwujudnya soliditas. Sebuah
soliditas bisa terjadi perpecahahan (fragmented) apabila ada disorientasi,
disfungsional, dan disintegrasi.
c. Koneksitas sosial:
1) Kepedulian sosial.
2) Kepekaan sosial.
3) Tanggung jawab sosial.
/4) Kerendahan ......
8
4) Kerendahan hati.
5) Mencintai kesederhanaan dan kesahajaan.
d. Koneksitas teknologi:
1) Bijak dalam memanfaatkan teknologi.
2) Selalu mengikuti perkembangan teknologi terkini.
3) Tetap mengutamakan human being dan human relationship.

3. PENUTUP

Dari pelatihan outward bound yang sudah dilakukan, didapatkan


kesimpulan sebagai berikut:
a. Filosofi outward bound:
1) Belajar dari alam.
2) Belajar dari pengalaman nyata (alami).
3) Melepaskan diri dari rutinitas dan zona nyaman.
4) Melakukan eksprimen-eksprimen tertentu diluar kebiasaan (alternatif)
untuk memecahkan masalah/rintangan yang dihadapi.
5) Belajar kolektif sesuai hakikat manusia.
6) Menyadari dan mengakui kemampuan orang lain.
7) Kebersamaan lebih efektif daripada individual dalam kelompok.
b. Makna outward bound:
Outward bond mempunyai makna sebagai laboratorium pengembangan
perilaku dan kepribadian. Dengan belajar langsung kepada alam terbuka,
maka badan menjadi lebih segar, sehat, bebas, dan gembira. Skenario
pembelajaran disampaikan secara sistematik, holistik, dan aman. Dengan
mempergunakan wahana belajar melalui proses antar kelompok, sesama
peserta, dan alam terbuka disertai dengan gaya belajar yang aktif, mandiri,
eksprimental, interaktif, dan reaktif.
c. Tujuan outward bound:
Tujuan langsung yang dapat tercapai dalam pelatihan outward bound
adalah sebagai beriku:
1) Meningkatkan kepekaan perilaku peserta.
2) Meningkatkan daya responsif kepemimpinan.
/3) Meningkatkan ......

9
3) Meningkatkan kebersamaan, solidaritas, dan loyalitas terhadap peran
dan kelompok.
4) Mengembangkan rasa memiliki, rasa tanggung jawab, dan rasa
dibutuhkan oleh kelompok.
5) Menciptakan hubungan dalam kelompok yang serasi dengan peran,
kemampuan, dan tujuan organisasi.
6) Menumbuhkan motivasi berperan aktif dalam mencapai tujuan/visi
kelompok.
7) Belajar mengatasi masalah secara efektif.
d. Manfaat outward bound:
1) Membangun keteguhan mental dengan kemampuan fisik.
2) Membangun rasa percaya diri (self confidence), patut dipercaya, dan
dapat memberikan kepercayaan pada orang lain.
3) Menumbuhkan keberanian dalam mengambil keputusan dengan segala
resikonya.
4) Menumbuhkan keyakinan diri tentang kemampuan mengubah sesuatu
dari yang tidak mungkin menjadi mungkin (impossible to possible)
dengan mencobanya.
5) Mengembangkan kepekaan akal (IQ) dan daya rasa/emosi (EQ),
bahkan kekuatan rohani/spiritual (SQ).
6) Membangun rasa saling pengertian (mutual understanding) dan
kerjasama serta koordinasi dalam membangun tim (team building) yang
kompak, sinergis, dan partnership.
7) Meningkatkan daya dan kemampuan penyesuaian diri (adaptasi)
menghadapi situasi dan kondiri baru yang terus menerus berkembang.
8) Mengembangkan kemampuan personal dan Iinterpersonal skill yang
mengarah kepada sikap interdependensi.
9) Melatih kecepatan berpikir (think fast) dan bertindak cepat (act fast)
berdasarkan analisis yang akurat (accurate analysis) dengan
memanfaatkan keterbatasan momentum.
10)Menumbuhkan daya kreasi dan inovasi dalam melahirkan gagasan.

/11) Membangun ......

10
11)Membangun rasa simpati dan empati dalam menumbuhkembangkan
relasi sosial.
12)Meningkatkan kemampuan pemahaman potensi diri (knowing your self)
dan pemahaman potensi orang lain (knowing others) dalam upaya
penciptaan keserasian hubungan antar manusia.
13)Penumbuhan rasa tanggung jawab dalam penuntasan tugas yang
berorientasi kepada hasil.
14)Melatih dan meningkatkan kemampuan diri, khususnya berpikir positif
(positive thinking).
15)Membina sikap dan perilaku melalui latihan analisis transaksional.
16)Memperoleh pembaharuan suasana dan penyegaran yang
meningkatkan semangat dan wawasan baru.
17)Mengimplementasikan esensi atau makna kegiatan outward bound
dalam kehidupan berorganisasi sebagai pimpinan menengah ataupun
staf pimpinan menengah dalam pelaksanaan tugas sehari-hari.

“I regrad it as the foremost task of education to ensure the survival of these


qualities: an enterprising curiosty, an undefeatable spirit, tenacity in pursuit,
readiness for sensible self denial and above all, compassion”

- Dr. Kurt Hahn, Founder of Outward Bound 1941

“Outward Bound leads to peolple who never give up, who try and try again, and
who reach for limits otherwise unknown”

- Djoko Kusumowidagdo, Founder of Outward Bound Indonesia 1990

11

Anda mungkin juga menyukai