Anda di halaman 1dari 40

1

MARKAS BESAR
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN


RAPAT KERJA TEKNIS PUSLITBANG POLRI T.A. 2017

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

1. UMUM

a. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik


Indonesia menyatakan bahwa Polri sebagai pengemban fungsi Kepolisian
yang merupakan salah satu fungsi pemerintahan Negara di bidang
pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegak hukum,
perlindungan, pengayoman dan pelayanan masyarakat (KAMDAGRI).
Guna pelaksanaan tugas pokoknya, Polri sangat membutuhkan saran
masukan dan pertimbangan yang bersumber dari hasil penelitian dan
pengembangan. Itu berarti tingkat keberhasilan pelaksanaan tugas pokok,
program kegiatan dan pengambilan kebijakan strategis Polri akan sangat di
pengaruhi oleh masukan-masukan yang diperoleh dari lembaga-lembaga
R& D yang memiliki otoritas giat penelitian, pengkajian, dan
pengembangan teknologi dan kemampuan Kepolisian yang ada didalam
dan diluar lingkungan Polri.

b. Dan disadari bersama bahwa dunia saat ini tidak lagi dibatasi dalam batas
Negara, secara realitas akan tetapi lebih ditonjolkan pada kemampuannya
dalam memperkuat, menguasai dan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK). Karena Negara-negara yang menguasai IPTEK sangat
menyadari bahwa IPTEK tidak bisa dipisahkan lagi dari upaya penegakkan
martabat dan harga diri bangsa. Artinya keniscayaan IPTEK sebagai pilar
pembangunan nasional merupakan satu-satunya jawaban permasalahan

yang .....
2

yang muncul di Negara-negara tersebut dalam upaya menjadikan bangsa


yang bermartabat dan mandiri dalam tata pergaulan internasional.

c. Hal ini semakin menegaskan bahwa memajukan ilmu pengetahuan dan


teknologi sesuai dengan yang diamanatkan oleh UUD 1945 (Amandemen
ke-4), merupakan unsur kemajuan manusia yang sangat penting, karena
melalui kemajuan IPTEK, manusia dapat mendayagunakan kekayaan dan
lingkungan alam ciptaan Tuhan Yang Maha Esa guna menunjang
kesejahteraan dan meningkatkan kualitas kehidupannya.

d. Di satu sisi dimensi tantangan tugas Polri kedepan, yang semakin berat
dan multi kompleks serta seiring dengan menguatnya tuntutan dan
harapan masyarakat terhadap produktivitas dan kinerja Polri yang
profesional, modern dan dipercaya untuk menjunjung tinggi hukum dan
HAM terutama pada kepentingan masyarakat bangsa dan negara
merupakan konsekuensi logis yang tidak bisa dihindari, sebagai bentuk
implikasi pesat dari perkembangan dunia modern di era globalisasi yang di
tandai dengan perkembangan pesat ilmu pengetahuan dan teknologi,
dibidang informasi, komunikasi, transportasi dan E- commerce. Harus
diakui telah memberikan sumbangsih positif dalam meningkatkan kualitas
hidup dan kesejahteraan masyarakat, namun disisi lain tidak dapat
dipungkiri juga telah menimbulkan pengaruh negatif pada bidang ideologi,
Politik, ekonomi, sosial budaya dan keamanan serta dampak globalisasi
baik secara kualitas dan kuantitas dalam berbagai bentuk fenomena
kejahatan serta dengan diiringi tingginya tuntutan reformasi pada aspek
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di tanah air.

e. Disisi lain masyarakat juga sangat mengharapkan terwujudnya tata kelola


pemerintahan yang baik, menghendaki seluruh pengemban fungsi
pelayanan publik untuk senantiasa mengkombinasikan dan mengacu pada
implementasi strategi dan kiat-kiat yang inovatif dan beberapa prinsif
manajemen modern dan prinsip utama pemerintahan yang bersih dan
bebas KKN yang senantiasa dituntut harus selaras dengan paradigma
kepemerintahan yang lebih mengedepankan aspek jaminan pelayanan
publik, jaringan kerjasama, kemitraan yang sinergis antara sektor publik

individu .....
3

individu dan masyarakat demi tercapainya pelayanan yang berorientasi


pada pelayanan prima Polri.
f. Saat ini masyarakat dalam menyampaikan aspirasi terkait dengan
pelaksanaan tugas Polri, yang sorotan utama adalah terhadap
produktivitas dan kualitas kinerja Polri yang tidak hanya ditujukan pada
hasil akhir pelaksanaan tugas, namun juga pada proses pelaksanaan
tugas Polri dalam memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.

g. Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang Polri) merupakan salah


satu Satker/ Kompartemen pendukung organisasi modern yang vital di
lingkungan Polri, hal ini tercermin dari tugas pokok peran dan fungsi
strategis Puslitbang Polri sebagai berikut:
1) Pusat kajian ilmiah di lingkungan Polri.
2) Intel Polri dibidang manajemen.
3) Pusat database (Bank data) permasalahan internal dan eksternal
Polri.
4) Sebagai bagian dari kegiatan Ristek nasional dibidang penerapan
dan pengembangan dan teknologi peralatan Kepolisian.
5) Sebagai penyelenggara penelitian dan evaluasi serta sertifikasi
terhadap seluruh material, fasilatas dan jasa (Matfasjas) yang
sedang dan akan digunakan Polri melalui Presentasi, Demontrasi
dan Ujicoba (PDU) (Pasal 4 Perkap Nomor 17 Tahun 2011) tentang
penyelenggraan PDU Matfasjas Polri sebagai bagian dari gugus dan
penjamin kendali mutu terkait produktivitas profesionalisme kinerja
peralatan dan teknologi yang dimiliki Polri.

h. Berdasarkan latar belakang pemikiran tersebut diatas, maka pada


hakekatnya tugas peran dan fungsi Puslitbang di lingkungan Polri sangat
strategis hal ini selaras dengan pengaruh perkembangan lingkungan
strategis, artinya Puslitbang Polri berperan strategis dalam memberikan
kontribusi bagi arah pengembangan institusi Kepolisian sesuai dengan
kapasitas dan kapabilitasnya melalui berbagai produk konseptual dan
ilmiah berdasarkan hasil penelitian, pengkajian dan

sebagai .....
4

pengembangansebagai saran pertimbangan strategis dalam pengambilan


keputusan pimpinan
i. Oleh karenanya guna mewujudkan tupoksi peran dan fungsi Puslitbang
tersebut sebagai bagian dari organisasi modern seperti yang diharapkan,
memerlukan dukungan dan political will yang kuat dari pimpinan Polri
mengingat keberadaan Puslitbang Polri dihadapkan pada berbagai
persoalan baik menyangkut aspek sumber daya seperti keterbatasan,
kelemahan dan kekurangan serta paradigma lama seperti kultur penilaian
yang pesimistis terhadap produk hasil penelitian kajian dan evaluasi
pimpinan organisasi yang setengah hati untuk memperdayakan
keberadaan tupoksi peran dan fungsinya sebagai program generik pada
Kementerian kelembagaan (Polri)

j. Bertitik tolak dari hal tersebut maka diperlukan kesatuan pola pikir, pola
tindak dan komitmen yang sama dalam mengoptimalkan/ memberdayakan
tupoksi peran dan fungsi Puslitbang Polri dalam rangka mengawal
keberhasilan implementasi kebijakan strategi Kapolri tentang Promoter
tersebut antara lain:
1) Bagaimana Satker Puslitbang Polri mendorong dan memberikan
kontribusi dan masukan informasi kajian saran pertimbangan dan
hasil evaluasi terkait dengan implementasi, substansi dan materi
Jakstra Kapolri tentang Promoter.
2) Apa strategi dan kiat Puslitbang Polri dalam meminimalisir ketidak
tepatan/implementasi kebijakan strategi Kapolri tersebut.
3) Bagaimana Puslitbang Polri secara proaktif, kreatif dan inovatif
kontensifikasi,menginventarisir fenomena kendala, hambatan yang
ada dengan merumuskan solusi alternatif terkait dengan keberhasilan
implementasikan materi dari kebijakan strategi tersebut.

k. Dari kegiatan dan langkah tugas pokok peran dan tugas puslitbang
tersebut maka diharapkan akan terwujud beberapa indikator keberhasilan
dari program kegiatan dan implementasi Jakstra Kapolri antara lain:

1) Terwujudnya .....
5

1) Terwujudnya penguatan sistem operasional Polri melalui ketepatan


dan konsistensi implementasi atas kebijakan Kapolri sehingga
penerapannya menjadi tepat guna.
2) Terwujudnya pemberdaya sumber daya khususnya SDM/ personel
Polri dalam pelaksanaan tugasnya sehingga bisa bekerja secara
professional, modern dan terpercaya.

l. Terwujudnya aspek kepercayaan eksternal dan internal Polri terhadap


Lembaga Polri sehingga terwujud motivasi yang tinggi rasa kebanggaan
profesionalisme, produktivitas dan kualitas kinerja maupun kepuasan kerja
yang akan berkontribusi terhadap penguatan integritas, karakter moral,
komitmen dan kinerja positif di lingkungan Polri sehingga dapat di lakukan
tindakan evaluasi, koreksi, perbaikan, penyempurnaan dan reformasi
Birokrasi.

2. KHUSUS
a. Setiap organisasi tidak terkecuali institusi Kepolisian khususnya Puslitbang
Polri melakukan dan menjalani proses manajemen dalam mengelola
organisasinya mulai dari perencanaan, penetapan ukuran-ukuran kinerja
analisis perbaikan dan pengendalian. Sebagai organisasi publik maka
institusi Kepolisian, secara umum dan Puslitbang Polri Khususnya tidak
dapat melepaskan diri dari sorotan penilaian publik maupun organisasinya
terhadap produktivitas profesionalisme dan kualitas kinernya organisasi
tersebut.

b. Itu berarti baik buruknya institusi Kepolisian khususnya Puslitbang Polri


tidak terlepas dari baik buruknya penilaian publik atau organisasi itu sendiri
sehingga diperlukan pencitraan positif masyarakat dan personel organisasi
terhadap institusi Kepolisian khususnya Puslitbang Polri yang menyangkut
kredibilitas, reputasi, kompetensi, profesionalisme, kinerja positif dari
Puslitbang Polri sangat dibutuhkan untuk memenuhi dimensi harapan
masyarakat dan organisasi.

c. indikator .....
6

c. Indikator terwujudnya pencitraan positif, reputasi kredibilitas positif,


kompetensi profesionalisme, kapasitas dan kapabilitas Puslitbang Polri
adalah kepercayaan masyarakat dan personel Polri terhadap organisasi
Puslitbang Polri, personel yang profesional dan etik serta kepuasan
masyarakat dan personel Polri terhadap institusinya diharapkan dapat
memberikan motivasi, semangat kerja, kebanggaan meningkatkan
produktivitas dan kualitas kinerja maupun kerja positif yang akan
berimplikasi terhadap kinerja positif.

d. Kinerja positif institusi Kepolisian khususnya Puslitbang Polri merupakan


akumulasi dari kinerja individu anggota Kepolisian dan Puslitbang Polri,
oleh sebab itu maka setiap personel Polri hendaknya mampu memberikan
representasi positif institusi Kepolisian khususnya lembaga Puslitbang Polri
dengan ditunjukkan oleh produktivitas motivasi kerja dan kualitas kinerja
yang tinggi melalui produk hasil kerja Litbang yang professional dan ilmiah
pendidikan yang baik, pengelolaan sumber daya dan tingkat kesejahteraan
yang baik dalam institusi/ lembaga tersebut.

e. Pencitraan institusi Kepolisian khususnya Puslitbang Polri yang buruk,


tingkat komplain masyarakat dan personel yang tinggi yang tidak
memuaskan publik dan organisasi serta tindakan personelnya yang tidak
etis merupakan fenomena yang dihadapi oleh institusi Kepolisian secara
umum dan khususnya Puslitbang Polri saat ini. Dari kondisi tersebut di
atas telah mendorong dan memaksa institusi Kepolisian khususnya
Puslitbang Polri untuk telah dan terus melakukan upaya pembenahan
perbaikan dan perubahan. Perubahan tidak dapat dikelola dengan baik jika
kita tidak mengetahui apa yang terjadi pada lingkungan sekitar kita
(permasalahan yang ada dalam organisasi Litbang).

f. Pengetahuan adalah pijakan yang hebat untuk melakukan perubahan,


perubahan harus dilakukan dalam kerangka perbaikan dan seharusnya
dikendalikan dengan baik sehingga dapat mencegah atau meminimalisasi
kesalahan kekurangan, kelemahan, ketidak berdayaan, ketidak optimalan,
hambatan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas, fungsi dan

peran .....
7

peran lembaga tersebut. Salah satunya diwujudkan melalui optimalisasi,


revitalisasi maupun reformasi birokrasi sebagai jawaban atas
meningkatnya dimensi tuntutan masyarakat atas permasalahan
profesionalisme, produktivitas, moderenisasi, kualitas kinerja negatif
Polri/Puslitbang Polri berupa pencitraan buruk komplain masyarakat dan
personel Polri, ketidak percayaan pimpinan dalam bentuk dukungan will
action/kebijakan, serta perilaku yang dianggap konvensional maupun
ketidak puasan pimpinan/ lembaga atas produktivitas kinerja.

g. Oleh sebab itu Polri khususnya Satker Puslitbang Polri perlu melakukan
optimalisasi, revitalisasi terhadap pelaksanaan tugas fungsi dan peran
kelembagaan Puslitbang Polri agar semakin memiliki legitimasi yang kuat,
kredibilitas positif, kompetensi yang mumpuni, professionalisme, memiliki
kapasitas dan kapabilitas yang kuat melalui kemampuannya dalam rangka
mendeteksi, mengidentifikasi, menginventarisasi dan melakukan diagnosis
atas akar masalah organisasi. Khusus dalam mengidentifikasi signal lemah
secara dini terhadap implementasi visi - misi tujuan organisasi program
kegiatan, maupun berbagai kebijakan lembaga institusi Polri yang diduga
akan berpotensi terhadap gangguan KAMDAGRI.

h. Untuk mencapai kondisi hal tersebut harus diwujudkan melalui


produktivitas profesionalisme dan kualitas kinerja dari lembaga Puslitbang
terhadap permasalahan sistem metode SDM, SOP, anggaran, Diklat,
kerjasama, kemitraan yang positif dan sinergi Polisional Polri yang ada
didalam dan di luar organisasi agar terbangun sinergi Polisional yang
dapat berkontribusi positif terhadap pengautan reformasi birokrasi Polri
guna pencapaian Grand Strategi Polri dan kinerja positif institusi Kepolisian

3. DASAR

a. Keputusan Kapuslitbang Polri Nomor: Kep/9/IX/2016 Tanggal 9 September


2016 tentang Renja Puslitbang Polri T.A. 2017;

b. Surat Pengesahan Dipa Puslitbang Polri T.A. 2017 Nomor: SP-DIPA-


060.01.1.642377/2017 Tanggal 7 Desember 2016;

c. Surat .....
8

c. Surat Perintah Kapolri Nomor: SPRIN/274/II/2017Tanggal 7 Februari 2017,


tentang penunjukan Kapuslitbang Polri untukmenyelenggarakan
RakernisPuslitbang Polri T.A. 2017;

d. Surat Telegram Kapolri Nomor: ST/342/II/2017Tanggal 13 Februari


2017,tentang Pelaksanaan Rakernis Puslitbang Polri TA 2017.

B. TUJUAN DAN MANFAAT

1. TUJUAN
a. Agar terwujud postur dan struktur kelembagaan Puslitbang polri yang peka
peduli, cerdas, kritis, profesional, proaktif dan mampu mencermati
menyikapi, mamahami, merespon setiap perkembangan situasi yang
berimplikasi terhadap tugas Polri sehingga dapat tim gugus kendali mutu
melalui hasil produk dan kinerja Puslitbang Polri yang diharapkan dapat
mengawal dan mengamankan serta mendukung keberhasilan kebijakan
strategi dan visi-misi tujuan Polri;
b. Untuk membangun mengembangkan dan memperkuat aspek legitimasi
kompetensi citra wibawa reputasi, kredibilitas positif, profesionalisme
kinerja kapasitas dan kapabilitas kelembagaan Puslitbang polri sebagai
tim transpomasi gugus penjamin dan kendali mutu serta fungsi
pengawasan Polri di bidang internal dan eksternal yang diharapkan dapat
mengawal keberhasilan operasional. Visi-misi tujuan implementasi
kebijakan strategis terkait dengan dimensi tantangan tugas Polri di era
kekinian kedepan;
c. Untuk mendukung terwujudnya postur Puslitbang Polri yang diharapkan
mampu mengelola setiap data permaslahan Polri dibidang materil dan non
materil (sosial).

2. MANFAAT

a. Agar kelembagaan Puslitbang Polri memiliki skema dan instrument


standarisasi sebagai organisasi Litbang Polri yang modern, professional,
ilmiah, transparan akuntabel dan terpercaya yang mampu mengawal
keberhasilan visi-misi tujuan Polri dan kebijakan strategis Polri;

b. Agar .....
9

b. Agar kelembagaan Puslitbang Polri memiliki dan mempu


mengembangkan program-program kerja yang strategis dan unggulan dari
waktu ke waktu;
c. Agar kelembagaan Puslitbang Polri dari waktu ke waktu mampu
menghasilkan produk kerja Litbang yang unggul sebagai frame work
dalam mengajak orang lain untuk berbuat baik, mencegah, meminimalis
kesalahan kekeliruan dan mengantisipasi ketidak tepatan perencanaan
dan kebijakan Polri;
d. Agar kelembagaan Puslitbang Polri mampu menampilkan dan
memperdayakan profesionalisme produktivitas dan kualitas kinerjanya
sebagai bagian dari unsur penting strategis dan vital dalam lingkungan
Polri dalam ikut mengawal keberhasilan visi-misi keberhasailan Polri.
e. Agar kelembagaan Puslitbang Polri mampu menjadi wadah integrasi
kegiatan Ristek Nasional tim transformasi di bidang perubahan paradigma,
kultur di lingkungan Polri
f. Agar kelembagaan Puslitbang Polri mampu menjadi penjamin gugus
kendali mutu terhadap produktivitas, profesionalisme dan kualitas kinerja
Polri.
g. Agar kelembagaan Puslitbang Polri mampu menjadi pusat kajian ilmiah
berikut mengawal dan mengamankan organisasi era strive for excellence.
h. Agar kelembagaan Puslitbang Polri mampu sebagai centre of excellence.

C. SISTEMATIKA
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PELAKSANAAN
BAB III HASIL PELAKSANAAN
BAB IV PENUTUP

LAMPIRAN
SPRIN KAPOLRI
JADWAL KEGIATAN
FOTO KEGIATAN
MATERI ARAHAN DAN PAPARAN
PERWABKU

BAB II .....
10

BAB II

PELAKSANAAN

A. Waktu

Pelaksanaan kegiatan Rapat Kerja Teknis Puslitbang Polri diselenggarakan pada


tanggal 1s.d. 2Maret 2017.Jadwal Kegiatan terdapat pada lampiran laporan ini.

B. Tempat

Seluruh pelaksanaan kegiatan diselenggarakan pada2 (dua) tempat, yaitu:


1. tanggal 1 Maret 2017 pukul 08.00– 09.00 WIB dilaksanakan pembukaan di
Ruang Rapat Utama Mabes Polri, Jalan Trunojoyo No. 3, Kebayoran Baru,
Jakarta Selatan;
2. tanggal 1 Maret 2017 pukul 09.00 WIB s.d. selesai dan tanggal 2 Maret
201708.00 WIB s.d. pukul 12.00 WIB dilaksanakan di Hotel Grandhika Jl.
Iskandarsyah Raya No. 65, Kebayoran Baru Jakarta Selatan.

C. Peserta

Peserta Kegiatan Rapat Koordinasi berjumlah 96 (sembilan puluh enam) orang,


terdiri dari :
1. KabagrendafungRorenmin Itwasum Polri;
2. Kabag Renmin Bareskrim Polri, Baharkam Polri, Baintelkam Polri;
3. Kabagjakum Rojakstra Srena;
4. Kabagren Rojianstra Ssop Polri,SDM Polri, Sarpras Polri;
5. Kabagrenmin Divpropam Polri, Divhumas Polri, Divkum Polri, Korlantas Polri
dan Divhubinter Polri;
6. Kasubbag Ren Pusdokkes Polridan Rumkit Bhayangkara Polri;
7. Para Kabagjian PengembanFungsi Litbang padaSatker Lemdikpol, Sespim Polri,
STIK– PTIK, Akpol;
8. Kataud Sahli Kapolri;
9. Para Kabagstrajemen Rorena Polda;
10. Para Kabid / Kabag / Analis Puslitbang Polri;
11. Para Konsultan Peneliti Puslitbang Polri

D. Materi dan Narasumber

Materi dan Narasumber yang hadir dalam pelaksanaan Rakernis antara lain :
1. Paparan/Sosialisasi Ketua LIPIdiwakili oleh Prof. Dr. Ikrar Nusa
Bakti“Modernisasi Puslitbang Polri berbasis IPTEK guna mendukung
peningkatan produktivitas, profesionalisme dan kinerja Polri”.

paparan.....
11

2. Paparan/Sosialisasi AS SDM KAPOLRI diwakili oleh Karo Jianstra SSDM Polri


Brigjen Pol. DR. Eko Indra Heri, M.M.“Riset Sebagai Dasar Pembangunan
Organisasi dan SDM Polri yang Profesional Modern dan Terpercaya”.

3. Paparan/Sosialisasi oleh Kabaharkam Polri Komjen Pol Drs. Putut Bayu Seno,
S.H.“Profesionalitas pemeliharaan keamanan Pemilukada yang profesional,
modern dan terpercaya”.

4. Paparan/sosialisasi oleh Asrena Kapolri Irjen Pol. Drs. Bambang Sunarwibowo,


S.H. “Analisis perencanaan pengembangan postur dan struktur Puslitbang Polri
sebagai embrio pembangunan industri teknologi Kepolisian di era globalisasi”.

E. Metode Kegiatan

Rapat Koordinasi dilaksanakan dengan Metode Kegiatan sebagai berikut :


1. Ceramah Narasumber;
2. Tanya Jawab.

BAB III .....


12

BAB III
HASIL PELAKSANAAN RAKERNIS

Hasil Pelaksanaan Rakernis Puslitbang Polri yang diselenggarakan selama dua hari di
Hotel Grandhika Jakarta Selatan, sebagai berikut :

A. Paparan Narasumber dan Diskusi

1. Paparan/Sosialisasi oleh Ketua LIPIdiwakili oleh Prof. Dr. Ikrar Nusa


Bakti“Modernisasi Puslitbang Polri berbasis IPTEK guna mendukung
peningkatan produktivitas, profesionalisme dan kinerja Polri”

AssalamualaikumWr.Wb, Selamatpagidansalamsejahterabagikitasemua,
kenapasayamenggunakan kata Balitbang, karenasayapikirjikamemakai kata
Puslitbangiturendahsekali, kalau di LIPI Puslititueselon 2,
kalaukitamenggunakan kata Badanitueselon 1A, danmemangpengembangan
LitbangsaatiniperluuntukPolrikarenakitatahuPolrisejak 1998

denganadanyareformasidandikeluarkannya TAP MPR no. 6-7 dan UU No 2


Tahun2002. Begitupesatdijajarankepolisian Negara republik Indonesia,
kitatahu di delapanbelastahunterakhirkitaperhatikanmasalahkeamanan,
dalamartiandalamnegeridapatdikatakanhamperseratuspersen di tanganPolri.

Research based policymemangsudahmenjadisesuatu yang niscaya,


jikakitamenentukankebijakantanpa basis riset, bukti yang
nyatadilapanganituberartikebijakanberdasarkanasumsi,
biassalahdanbiasbenartergantungpersepsi,
tetapijikakebijakanituberdasarkanhasilrisettentunyaakansangatkuat.Penelitianit

bagi .....
13

uadapenelitiandasar, terapan, kualitatif, kuantitatif,


bisaberjangkapanjangdanpendek,
bisajugapenelitianlapangan/pustakaandansebagainya,
termasukstudikomparatifatauperbandingankalaumenurutsayabagiPolrisangatp
entingkarenakita model Polri di berbagai Negara sangatbeda,
contohkerjasamaPolridengan Australia.

Eksistensisuatubadan/lembagapenelitianakaneksissertaBerjayajikadanhanyaji
ka :
a. Harusmempunyaipayunghukumtentangkeberadaannya
b. Diberianggaran yang cukup, sertakesejahteraananggotapenelitinya
c. Visidanmisi
d. Memilikisumberdaya yang kapabel,
memilikikesukaan(passion)tentangduniariset, percayaatautidak, orang-
orang yang tidakmempunyaipassiontidakakanmencapaititikpuncak, jika di
LIPI menjadipenelitiutama.
e. Berhasilguna
f. Mampubekerjasamadenganlembagariset di dalamdanluarnegeri,
sebabbila LitbangPolritidakmempunyaikerjasamadenganlembaga Litbang
di dalamnegeriataupunluarnegerimaka grade/tingkatan
LitbangPolrihanya di nilaisebagai Litbang internal Polrisaja.

KeberadaanBadanPenelitiandanPengembangan(Balitbang),
BadanPengkajiandanPengembangKebijakan(BPPK)
sertaBadanPengkajiandanPenerapanTeknologi (BPPT) merupakanbadan-
badanpengkajian yang lebihmenekankanpadapenelitian/pengkajianterapan.
Padabentukinipenelitianbukansekedaruntukrisetatauilmupengetahuan,
melainkanbagaimanakegunaannyabagikebijakan Negara demi
kesejahteraanrakyatataukepentingannasional.
Bagaimana model
BalitbangPolri?BalitbangPolriharusmempunyaipayunghukum yang
jelasdanharusberbintangduaatausetaradengangolongan 4E atau minimal 4D
danKapuslitbangituharusnyabintangsatu.
PusatpenelitianharusditatasesuaidengantupoksiPolri,
14

jadikalausayalihatsekarangPuslitbangPolribarumempunyaiduabidangyaitubida
ngsosialdanbidangrekayasa, yang jadipertanyaansayaapakahitucukup,
sementara yang ditanganiPolriitubanyak.
PengembanganorganisasiPolrijugaperlupengkajianlebihlanjut,
bagaimanajugatentangpengamanandaerahseperti
padatopik rakerniskita kali ini, tentangPilkadabahwa Indonesia
iniunikjikadibandingkandengan Pilkadaserentaktahun 2015-2017
denganjumlahkonflik yang terjadi, sangatkecilsekali, yang
masukkeMahkamahKonstitusihanya 27%, seperti yang sayakatakan di
sinibahwamasyarakatkitasaatinisudahberfikirpositifterhadappemiludanaparatk
eamanankitasudahlebihjagodenganpadamasaawalreformasi. Jadiini yang bisa
kitalihatdanbisa menjadicontohbaginegara-negara yang
menganutsistemdemokrasi di suatuwilayah yang
mayoritaspenduduknyaberagamaislam.

Diskusi dan Tanya Jawab :

Pertanyaan :
a. Polda Babel
Tadi sempat dipaparkan oleh Bapak Kapolri bahwa kemajuan suatu
negara didukung oleh research and development nya, namun yang kami
amati saya beberapa kali membaca literatur bahwa peneliti di Indonesia
sangat minim ± 90/1 juta penduduk dibandingkan dengan Negara Brazil
2000/1 juta penduduk, ditambah lagi tentang belanja negara, mungkin
kita kurang dari 1% sementara negra tetangga Malaysia 2% yang kami
tanyakan,
1) bagaimana upaya LIPI sebagai lembaga riset yang resmi di
Indonesia untuk mengupayakan hal-hal itu, minimal bisa mendekati
negara tetangga kita?
2) hasil Litbang yang ada di Indonesia ini kurang di perhatikan oleh
pimpinan/pemerintah bahkan Bapak tadi sampaikan demo didepan
istana pun tidak di indahkan, sehingga para peneliti jadi kurang
semangat, bagaimana upaya kita untuk meyakinkan para
pengambil keputusan/kebijakan tersebut?
15

b. Polda Sulawesi Tengah


Mestinya ada pengakuan dulu suatu kesatuan/badan untuk
dikembangkan bahwa litbang di kewilayahan khususnya dijajaran Polda
belum ada, sehingga tugas-tugas ini hanya sebatas tugas sampingan
saja, dikerjakan oleh pusat tetapi tidak dikerjakan oleh daerah
sedangkan persoalan yang berada di wilayah yang tahu persis adalah
sedangkan.....
orang dikewilayahan,
1) jika penelitian yang dilakukan hanya sebatas sampel untuk
mewakili seluruh Indonesia pasti hasilnya tidak akan maksimal jika
kebijakannya diturunkan kewilayah tersebut
2) di kewilayahan untuk dukungan anggaran penelitian itu tidak ada,
sehingga mungkin ada potensi-potensi yang ada dimiliki oleh
wilayah tetapi karena tidak didukung dengan anggaran sehingga
kegiatan ini akhirnya tidak dilakukan
3) tentang sumber daya
manusia tentunya
personel peneliti ini harus
dilahirkan juga untuk
membidangi masalah
penelitian, dengan cara
bekerjasama dengan
Universitas di kewilayahan atau lembaga penelitian lain, karena
tugas-tugas Kepolisian itu sangat luas, bahwa tugas Litbang tidak
hanya terbatas pada pengadaan sarana prasarana saja tetapi juga
potensi konflik atau pun fenomena yang terjadi di masyarakat atau
di Kepolisian itu sendiri

c. SSDM Polri
Jika tadi Prof bilang ada passion dan driving force, mungkin yang paling
penting bagaimana personel Polri merasa bangga ditugaskan di Litbang
Polri, sehingga hasilnya bisa lebih maksimal bahwa seharusnya
Puslitbang Polri menjadi bagian dari organisasi sebagai (tekno struktur)
inilah yang nantinya kebijakan dan keputusan pimpinan harus didasarkan
16

pada hasil penelitian dan kajian, bukan sekedar formalitas, bagaimana


dalam membangun ini. Menyimak sambutan Kapolri bahwa Litbang perlu
dikembangkan sebagai kunci penting dalam pengambilan kebijakan
maka pertanyaan saya
1) Apakah mungkin anggota Polri ini juga dikembangkan sebagai
pejabat fungsional peneliti, kalau saya kordinasi dengan Ka LIPI
baru PNS yang diusulkan sebagai pejabat fungsional, sehingga
Polri tidak akan turun langsung dan tidak ada penghargaan atas
apa yang dilakukannya dalam penelitian, mungkin bisa dikaji
apa.....
kembali prof, karena LIPI merupakan organisasi rujukan
2) Apakah memungkinkan LIPI memberikan bantuan Profesor riset ke
Puslitbang Polri dalam rangka membina anggota Polri dan PNS
yang berkecimpung dan memiliki passion penelitian, sehingga kita
tidak outsourcing terus

Jawaban :
a. Kami sebetulnya pernah menjadi koordinator kajian tentang Polri dari
Seketariat Wakil Presiden, ada beberapa pejabat Polri yang menjadi
narasumber kami dan salah satu usulan kami antara lain adalah
kenaikan pangkat Polri itu jangan hanya dilihat dari apakah seorang
personel Polri/Kasatwil bukan sekedar bisa menangani konflik disuatu
daerah saja. Kemudian kenaikan pangkat dan mutasi jabatan juga
merupakan usulan kami, jangan menggunakan istilah “sering berkunjung
dia yang naik pangkat”
b. Mengenai Jurnal juga Polri harus senang seperti di UI mempunyai kajian
khusus/studi tentang Kepolisian dari sisi kriminologis, sosial dan dari sisi
yang lain juga. Dan menurut kami seharusnya dosen dari kepolisian juga
harus bertambah, jangan hanya Kolonel masa lalu saja yang mungkin
sudah ketinggalan jaman karena timbal balik antara pengetahuan dan
pengalaman saling mendukung. Jurnal ini tidak harus dimiliki oleh
Litbang tetapi juga harus dimiliki dan bisa dicetak karena sekarang
publikasi melalui e-jurnal atau media lebih efektif.
17

c. Mengenai perbantuan Profesor riset akan saya laporkan Deputi bidang


ilmu sosial dan kemanusiaan, karena beliau yang memerintahkan saya
untuk mewakili kepala LIPI untuk hadir disini, dan saya akan berbicara
dengan Waka LIPI karena kenal baik.
d. Jabatan pejabat fungsional peneliti, di Kemhan dan di Polri sampai saat
ini menjadi problem karena peneliti mereka yang benar-benar peneliti
tidak banyak dan jika saudara tau jika kita sudah masuk kedunia peneliti
mau tidak mau dalam lima tahun harus naik jabatannya.
e. Jumlah peneliti di Indonesia sangat minim, anggaran pemerintah untuk
e. jumlah.....
litbang sangat minim 0,36% dari APBN, ini menjadi problem besar
seharusnya riset itu sangat penting, jika kita berkiprah menggunakan
nama LIPI itu hanya dipandang sebelah mata, sehingga kita berkiprah
menggunakan nama individu, institusi LIPI itu saat ini ditopang dengan
beberapa nama peneliti di Puslit politik
f. hasil Litbang tidak dimanfaatkan, ini lagi-lagi tergantung Kapuslitbang
dan penelitinya, karena kalau kita maju atas nama Lembaga sangat
susah tetapi jika kita maju atas individu atau informal maka akan lebih
mudah daripada menggunakan surat formal dan sebagainya
g. bagaimana kondisi psikologis anggota yang lama berdinas di Sulawesi
tengah, karena di institusi TNI Polri jika ada anak buah yang membuat
suatu kesalahan atau berdinas sudah terlalu lama itu malah
diperpanjang, ini akan menyebabkan efek psikologis terhadap anggota
tersebut
h. tentang Balitbang di kewilayahan, saat ini di tubuh TNI saja tidak
mempunyai Litbang Polri dikewilayahan, kalau menurut saya perlu dikaji
untuk struktur Litbang di kewilayahan, dan dukungan anggaran penelitian
dikewilayahan, karena jika saya bertanya ke Kemhan dan mereka
memang tidak punya Balitbang di daerah. Bahwa studi-studi di
kewilayahan sangat penting dan tidak bisa satu kebijakan di Polri untuk
dipukul rata untuk seluruh Indonesia.

Pertanyaan :
a. Sespuslitbang
18

Kami hanya ingin memberikan saran yang disampaikan mungkin salah


satu permasalahan yang terdapat di kewilayahan kaitan dengan
Balitbang atau Puslitbang, untuk menjadikan Balitbang/Puslitbang tadi
yang disampaikan oleh Prof, mungkin kita khususnya di Puslitbang Polri
ini belum bisa memenuhi itu terkait anggaran, landasan hukum, SDM,
yang mungkin sudah kami lakukan kerja sama dengan internal dan
eksternal, jadi untuk memenuhi 6 syarat itu kiranya kita masih jauh.
Kemudian permasalahan selanjutnya sebenarnya kita bangga di
Puslitbang tetapi dengan sumber daya dan anggaran terbatas tetapi
disampaikan..... Puslitbang.....
hasil-hasil penelitian kami bagus-bagus.

b. Dr. Mulyana, M.S.


Saya telah bergabung dengan Puslitbang Polri selama 10 Tahun, sesuai
dengan ilmu saya yaitu statistik, jadi ada semacam kurang penghargaan.
Jika kita berbicara tentang statistik sangat susah kita meminta anggaran
kepemerintah jadi terpaksa menggunakan anggaran sendiri. Dalam era
globalisasi maka IT merupakan komponen yang sangat besar, efektivitas
untuk di Polsek sangat rendah. Bagaimana penggunaan IT di tingkat
kepolisian
c. KBP. Drs. Syamsudin
Dalam amanat Kapolri mengatakan bahwa jantungnya organisasi, itu
menggambarkan bahwa litbang merupakan strategi visioner untuk
investasi kedepan, tetapi pengawakan SDM itu sudah dipikirkan oleh
SDM Polri yang harusnya memiliki kompetensi tinggi, yang mau saya
tanyakan saat ini pimpinan dalam membuat kebijakan melalui tim nya
sendiri tidak mau berdasarkan
hasil riset untuk pengambilan
keputusan, contohnya program
Promoter?

Jawaban:
a. Sepertinya
Litbang Polri harus berani
19

nyerempet-nyerempet bahaya dalam arti positif, jadi kalau kita bicara


tentang telur dan ayam siapa yang lebih dulu buat saya harusnya litbang
yang lebih dulu, bukan menunggu Kapolri atau Asrena Kapolri, buat saya
ada atau tidak ada anggaran untuk teman-teman kita di litbang seharusnya
punya satu passion untuk melakukannya sendiri dengan sedikit gaya
minimalis, kami di Puslit Politik tidak punya anggaran untuk melakukan
penelitian tetapi karena kita mempunyai kesukaan maka kita lakukan
sendiri dengan biaya sendiri dan harusnya teman-teman Polisi kan banyak
mempunyai jaringan, bisa dimanfaatkan untuk melakukan kegiatan riset.
b. Hati-hati dengan peneliti luar yang melakukan penelitian hayati, dulu waktu
saya masih menjadi Kapuslit Politik dan peneliti luar harus memalui LIPI
saya mengatakan kepada teman-teman yang akan memberikan ijin itu
maka kita bisa melihat dari proposalnya apakah berbahaya untuk
keamanan negara, mengenai hayati kadang-kadang saya menyampaikan
kepada Kapuslit terutama peneliti dari negara
Jepang dan Cina, karena mereka belum selesai
melakukan penelitian tetapi sudah memproduksi
semacam obat-obatan

2. Paparan/Sosialisasi oleh Karo


Jianstra SSDM Polri (Brigjen Pol. DR. Eko Indra
Heri, M.M.) “Riset Sebagai Dasar
Pembangunan Organisasi Dan SDM Polri
Yang Profesional, Modern Dan Terpercaya”

Riset adalah investigasi sistematik untuk


menemukan jawaban dari sebuah permasalahan.Burn mendefinisikan riset
secara lebih sederhana, namun sangat mudah dipahami.Intinya adalah
bagaimana menjawab sebuah pertanyaan atau permasalahan yang ada
dengan langkah-langkah yang sistematik.
Sementara menurut Hopkins, riset adalah mengirimkan sebuah isu atau
pertanyaan serta menjawab sebuah pertanyaan atau memecahkan masalah.
Hopkins didalam definisi diatas memberikan key word mengenai apa yang
dimaksud dengan riset atau penelitian. Ada dua kunci penting dalam sebuah
20

riset yaitu memunculkan sebuah pertanyaan (addressing issue) dan


bagaimana menjawab dan memecahkan masalah tersebut (problemsolving).

Riset dapat dikategorikan menjadi dua jenis:


a. Basic research / penelitian dasar mengembangkan suatu teori atau
konsep dalam bidang tertentu.
b. Applied research / penelitian terapan berkaitan dengan suatu penerapan
teori untuk mendapatkan perbandingan, hasil kinerja atau menghasilkan
b. Applied.....
suatu produk yang membantu manusia.
Dalam kedua jenis riset tersebut, adalah penting untuk tentukan masalah yang
akan dibahas dan diselesaikan. Masalah tersebut biasanya berupa
pertanyaaan yang jawabannya berikan hal baru yang berbeda dan
permasalahan tersebut mengembangkan pengetahuan tentang sesuatu
misalnya cara berpikir yang baru tentang sesuatu, kemungkin baru dalam
penerapan atau membuka jalan bagi penelitian selanjutnya. Permasalahan
untuk riset haruslah mengandung interpretasi data yang merupakan hasil
pemikiran si peneliti dalam mencari jawaban dari permasalahan dalam
penelitiannya.

Ada 5 pokok permasalahan riset di Indonesia


a. Anggaran riset Indonesia sangat kecil yaitu hanya 0,1% dari PDB.
b. Rasio peneliti di Indonesia hanya 34 peneliti per satu juta penduduk.
Dengan jumlah penduduk Indonesia diatas 250 juta jiwa, saat ini jumlah
peneliti Indonesia baru sekitar 9.000-an peneliti aktif. Idealnya, Indonesia
membutuhkan 200 ribu peneliti di berbagai bidang agar bisa bersaing
dengan negara lain.
c. Hasil riset yang telah dilakuakn sebagian besar tidak bermanfaat dan
kurang diminati. sehingga pembuat kebijakan pun cenderung mencari
dari luar dan yang pasti lebih sesuai dengan kebutuhan.
d. Secara kualitas riset Indonesia pun masih jauh dari harapan, masih
menggunakan data Scimago periode tahun 1996 sampai 2014 dengan
H-Index sebagai ukuran kualitas penelitian, Indonesia ternyata
menempati urutan ke-58 (H-Index:140) dari total 239 negara, dengan AS
menduduki peringkat pertama (H-Index: 1.648)
21

e. Riset dipandang sebagai kegiatan belanja bukan investasi

Permasalahan.....

Permasalahan riset di tubuh Polri:


a. SDM yang belum Profesional
Kompetensi peneliti yg melakukan riset apakah sudah memenuhi standar
kompetensi / tidak, sehingga akan bepengaruh pada hasil riset yg telah
dilakukan.
b. Tumpang tindih penelitian
Riset di Polri dilaksanakan sendiri sendiri di setiap Satker, sehingga tidak
ada kesinambungan dan keterpaduan walaupun materi riset yang
dilakukan sama.
c. Riset terkesan hanya menghabiskan anggaran.
Riset yang dilakukan hanya untuk penyerapan anggaran yang ada
sehingga hasilnya tidak optimal dikarenakan tidak sesuai dengan
permasalahan yang dihadapi tiap-tiapSatker.
d. Hasil riset hanya diketahui oleh Satker yang melaksanakan.
Riset yang dilaksanakan oleh Satker pada umumnya hanya diketahui
oleh Satker yang melaksanakan belum dipublikasikan kepada satker lain
untuk pembangunan organisasi dan SDM Polri yang profesional, modern
dan terpercaya.
e. Implementasi hasil riset belum optimal.
Implementasi terhadap riset yang dilakukan olet Litbang Polri belum
termanfaatkan satker yang membidangi materi riset yang dilakukan
dikarenakan tidak adanya komunikasi antara Litbang Polri dengan
Satker terkait pada saat proses riset dilakukan.
f. Riset belum menjadi pijakan dalam pengambilan keputusan organisasi
Hasil riset yang dihasilkan banyak yang tidak digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan atau kebijakan dikarenakan unsur ketidak
percayaan atas hasil riset yang ada, bahkan seringkali lebih percaya
dengan riset yang dilakukan pihak lain atau swasta.
22

Isu terkait Sumber Daya Manusia Polri


a. Survey Global Growth Model pada tahun 2015
Perbandingan antara jumlah pekerja dan pensiunan dari tahun 2005-
2015 msh 3 : 1, dan diperkirakan tahun 2025 menjadi 1 : 1

b. Ada 5 generasi yang lahir setelah perang dunia II b. Ada.....


1) Baby Boomer (1946-1964)
2) Generasi X (1965-1980)
3) Generasi Y (1981-1994)  anggota Polri saat ini paling banyak
berada pada generasi ini
4) Generasi Z (1995-2010)
5) Generasi Alpha (2011-2025)
c. Rekrutmen anggota Polri minimal Zero Growth
Prinsip Zero Growth dlm rekrutmen anggota Polri & minus growth dalam
rekrutmen PNS Polri
Sumber Daya Polri saat ini
a. Rekam jejak anggota Polri
belum lengkapnya data base personel dalam mendukung implementasi
aplikasi rekam jejak dalam Binkar personel
b. Manajemen talent
penentuan tolak ukur manajemen talent belum baku sehingga penentuan
personel cenderung subjektif (like/dislike)
c. SMK
penilaian sistem manajemen kinerja belum menggunakan aplikasi
berbasis teknologi sehingga bersifat subjektif
d. Seleksi menggunakan CAT
Belum seluruh seleksi Diktuk danDikbang di Satwil / Panda
menggunakan IT, CAT (cumputer assisted test) dalam mewujudkan
transparansi dan obyektif
e. Jabatan fungsional
Belum ada regulasi Jabfung anggota Polri, bahwa Jabfung saat ini
merupakan Jabfung yg distrukturkan dalam SOTK
f. Perilaku anggota Polri
23

1) Budaya KKN
Adanya laporan transaksi mencurigakan di rekening sejumlah
anggota Polri baik perwira maupun bintara yg dilaporkan oleh pusat
pelaporan dan analisi transaksi keuangan (PPATK) danterdapat
sekitar 240 kasus pungli tersebar di Polri.

2) Banyaknya Anggota Polri Bunuh Diri 2) Banyak.....

Data menunjukkan jumlah anggota Polri yang bunuh diri meningkat.


Pada 2015, ada 6 kasus, lalu pada 2016 meningkat menjadi 13
kasus atau naik di atas 2 kali lipat.
3) Banyaknya Pelanggaran Yg Dilakukan Anggota Polri
a) Data menunjukkan tahun 2016 pelanggaran disiplin sebanyak
6.662.
b) Pelanggaran kode etik profesi polri tahun 2016 sebanyak
1.671 kasus.
c) Pelanggaran pidana tahun 2016 sebanyak 358 kasus.

SDM Polri yang PROMOTER


a. Profesional
1) Assessment Center untuk Diktuk
2) Fungsi SDM diawaki oleh SDM yang berkompeten (Dikbangpers,
S1/S2/S3 SDM)
3) Sertifikasi untuk petugas seleksi (anthropometri, tester samapta
A&B, dll)
4) Kaderisasi personel pengemban fungsi SDM
5) Talent pool disetiap fungsi
6) Hard & soft competency yang optimal bagi anggota
7) Siasati zero growth dengan kualitas SDM & TI

b. Modern
1) Memiliki mind set sebagai “malaikat penolong dan sahabat bagi
anggota Polri”
2) SDM yang proaktif dalam melayani anggota Polri
3) Memanfaatkan TI dalam siklus SDM
24

4) Melakukan inovasi dan kreativitas di bidang SDM

c. Terpercaya
1) Melaksanakan prinsip “betah” dalam penyelenggaraan kegiatan
rekrutmen calon anggota Polri.
2) Melaksanakan penandatanganan pakta integritas oleh seluruh
2) Melaksanakan.....
pihak yang terkait/panitia internal/eksternal dengan pelaksanaan
seleksi Diktuk danDikbang.
3) Menerapkan peraturan dalam seleksi, promosi dan penempatan
jabatan secara konsisten dengan prinsip “betah”.
4) Menerapkan sistem pelayanan hak-hak anggota dengan cepat
tanpa biaya.

Harapan dan Solusi untuk Litbang Polri


1. Setiap pemimpin (pada level apapun) mempunyai mindset yang sama
tentang pentingnya riset dalam organisasi
2. Riset jadi dasar dalam pengambilan keputusan di setiap satker/satwil
3. SDM riset yang hebat disetiap satker/satwil (Jabfung peneliti, rekrutmen
anggota Polri yang memiliki kompetensi, peningkatan kemampuan,
sertifikasi SDM riset, Dll)
4. Binkar yang jelas untuk SDM riset (reward dan punishment)
5. Anggaran yang memadai untuk giat riset
6. Peran satker Pembina (Puslitbang) dalam melakukan proses manajemen
terhadap pengemban fungsi Litbang (ren, or, lak, dal)
7. Memanfaatkan anggota yang mengikuti pendidikan kedinasan (bangum
dan PT) untuk melakukan riset yang bermanfaat bagi Polri
8. Penghargaan terhadap anggota yang punya karya hebat di bidang riset
9. Lomba riset dilaksanakan tiap tahun

Kesimpulan
1. Secara umum, riset dijalankan dengan tujuan menghasilkan informasi.
Riset SDM dapat didefinisikan sebagai semua kegiatan yang libatkan
proses perancangan, pengumpulan, penganalisisan dan pelaporan
informasi, dengan tujuan perbaiki pembuatan keputusan yang berkaitan
25

dengan pengidentifikasian, pemecahan masalah, dan penentuan


peluang dalam SDM.
2. Riset SDM diharapkan berikan informasi berkualitas sebagai “kompas”
pengambilan keputusan. Informasi dikatakan berkualitas jika memenuhi
kriteria relevan, akurat, reliabel, valid dan actual, yang berguna bagi
kriteria.....
manajemen.
3. Utk menyediakan informasi yang reliabel, riset SDM menggunakan
metode yang sistematis dan objektif. Artinya, dalam riset SDM diterapkan
beberapa tahap yang merupakan kesatuan logis, sehingga hasilnya
dapat diterima semua pihak secara objektif. Penggunaan tahap-
tahapdalam riset SDM diperlukan untuk jamin informasi yang dihasilkan
benar-benarberkualifikasi.

Diskusi Tanya Jawab:

Pertanyaan :

a. KBP. Drs. Syamsuddin Djanieb


Terimakasih atas pencerahannya, sangat ideal akan tetapi pada tataran
penerapan dan implementasinya ini belum bisa terlaksana. Jujur,
seharusnya personel yang ditempatkan di Puslitbang sebagaimana
arahan Bapak Kapolri adalah orang-orang yang memiliki kualitas yang
lebih bagus, tetapi pada kenyataannya kompetensi personel yang
diberikan kepada kita apa adanya, tidak pernah kita berani menolak,
sehingga image terhadap Litbang yaitu “sulit berkembang” melekat.
Permasalahan yang kami tanyakan adalah dalam perumusan tolak ukur
atau kompetensi, Litbang tidak pernah dilibatkan, padahal penelitian di
Gasbin salah satu fokusnya adalah masalah SDM, tetapi kita tidak
pernah diajak untuk dari awal berpikir bersama-sama mencari
solusi.Dengan munculnya Perkap No.3/2016 tentang kepangkatan ini
juga menjadi masalah.
Kemudian, bagaimana implementasi pengembangan jabatan fungsional,
sehingga kesenjangan yang ada di tingkat pamen terutama ini bisa
26

terakomodir dengan jabatan fungsional, kemudian bisa didayagunakan


juga untuk memwirausahakan birokrasi.
Kaitannya dengan pertanyaan yang kami sampaikan, kira-kira
bagaimana bapak menyikapi hal tersebut dan bagaimana bapak
menyikapi tentang implementasi Perkap 3/2016 yang sekarang menjadi
masalah. menyikapi.....

Jawaban:
Yang pertama, ini memang permasalahan kita semua, yang terjadi di
organisasi kita.Bagaimana kita mencoba untuk mereduksi itu menjadi
sesuatu yang berbeda.Dengan organisasi yang berjumlah 435 ribu orang
itu memang luar biasa.Kami justru mengharapkan bantuan, bukannya
kami tidak melibatkan. Teman-teman di Litbang ini sekali waktu
mengumpulkan rekan-rekan dari satker lain dan menanyakan “you
butuhapa”? Jadi tidak tumpang tindih. Kumpulkan, terus Litbang
menawarkan akan membantu apa. Kami siap menerima masukan, cuma
kadang-kadang masukan itu yang belum sering kami terima.
Untuk masalah jabatan fungsional, banyak orang mengatakan jabatan
fungsional itu akan mengurangi anjak. Itu tidak benar, yang menjadi
penilaian jabatan fungsional itu dua yaitu keahlian dan keterampilan,
bukan orang-orang yang duduk disitu tidak ahli dan tidak terampil bisa
dapat jabatan fungsional.Jabatan fungsional tidak seperti jabatan
struktural yang memiliki staf.Jabatan fungsional itu kerja sendiri.Jadi
bukan orang yang nganggur kemudian masuk/dapat jabatan fungsional
tetapi kalau sekarang tidak apa-apa karena kita masih perlu banyak
penyesuaian.
Perkap 3/2016 tentang pangkat, sudah lama sekali diusulkan dan tidak
ada yang setuju karena pasti akan ada pihak yang dirugikan apabila
Perkap tersebut diberlakukan. Ini memang berat, dan akan kami tunda
enam bulan, setelah itu baru kita jalankan maksimal. Karena sesuatu
yang baru akan merugikan atau menguntungkan seseorang/kelompok.
Setiap sistem pasti ada masalah, dan nanti akan kami kaji lagi.
Sebetulnya Perkap ini belum berlaku, baru berlakunya nanti pada bulan
enam.
27

Saya sangat menyambut baik untuk masalah dilibatkan, saya juga akan
menyampaikan apa-apa yang kami butuh dari Litbang. Kalau kebijakan
saya tidak memberikan komentar, dan jika itu memang sesuatu yang
tidak pas, akan kami perbaiki.
b. Kabag Strajemen Polda Bali b. Kabag.....
1) masalah DSP dan riil, itu dari dulu permasalahan sudah muncul
karena DSP dari setiap kita rencanakan kemudian kita usulkan ke
Pusat tidak pernah ada perubahan. Menurut kami DSP disesuaikan
dengan karakter dan kerawanan wilayah. Sperti yang kami alami di
Polda Bali, di satu sisi adanya suatu perintah untuk anggota itu
harus disesuaikan dengan DSP tetapi kami tidak bisa
memenuhinya karena kerawanan suatu wilayah yang tidak akan
mungkin terlaksanan dengan baik pelaksanaan tugas apabila
disesuaikan dengan DSP.
2) hilangnya jabatan Kasubbag Polwan. Seperti dulu sebanyak 7000
Polwan direkrut harusnya ada wadah khusus yang memperhatikan
bagaimana perkembangan dari adik-adik kami yang ditugaskan di
Polsek-polsek, itu perlu adanya perhatian yang khusus. Sehingga
mohon dipikirkan lagi adanya Kasubbag Polwan yang mempunyai
program khusus untuk perkembangan Polwan kedepan.

Jawaban:
Ini memang debatable, kalau bicara DSP dengan fakta di lapangan.
Yang kelebihan DSP seperti lalu lintas sangat banyak sekali, dia tidak
akan protes. Kita organisasi “Zero Growth”, boro-boro menambah yang
kurang, mengisi yang pensiun saja kesulitan.Jadi saya setuju dengan Ibu
bahwa Polda-polda tidak bisa disamakan jumlah DSP nya.Seperti contoh
Sultra, secara DSP sudah lebih tetapi secara Police Ratio kurang.
Kemudian untuk Kasubbag Polwan, kami SDM ini adalah mengisi orang,
bukan membuat struktur.Membangun struktur itu urusan Ortala.Jadi
seperti Polda Kaltara dibentuk membutuhkan personel sekian, kami beri
personel. Tetapi masukan untuk Kasubbag Polwan ini akan kami
tampung dan akan diusulkan ke Ortala, tetapi bukan kewenangan SDM.
28

c. Kabag Strajemen Polda Babel (AKBP Mito)


Ijin memberikan masukan terkait rekrutmen. Yang pertama untuk
rekrutmen bintara, karena rekrutmen ini bersifat investasi untuk masa
yang akan datang. Dengan sistem SKCK online yang cepat, kami lebih
berpikir bahwa SKCK seperti yang dulu kami lakukan waktu mendaftar
berfikir.....
Akpol, benar-benar diteliti dari RT, RW, Kecamatan, Polsek, sampai
Polres jadi kita mendapatkan anak yang benar-benar baik secara mental
maupun perilaku di lingkungannya.
Kemudian masalah kebijakan pendidikan kami melihat bahwa adik-adik
Kemudian.....
kita ini cenderung tidak ada hierarki tidak seperti yang dulu-dulu. Kalau
Akpol saja pendidikan dasarnya saja bisa digabung dengan tiga matra
lain, kami memberi masukan untuk bintara ini mungkin dilakukan dasar
militer seperti dulu lagi agar ada hierarki dan kualitas seperti dulu.
Kemudian untuk masalah local job local boy, kami amati beberapa adik-
adik kita itu cenderung manja dan kurang motivasinya, mungkin gejala ini
bisa dirubah dengan 50 persen kedalam daerah 50 persen keluar
daerah, ini berkaitan dengan integrasi dan persatuan NKRI kita.
Kemudian untuk SIP, Sespimma dan Sespim ada beberapa bobot yang
terlalu tinggi karena bobot tersebut cenderung agak subyektifitas
misalnya NKP bobotnya 50 persen untuk Sespimma dan Sespim, untuk
SIP 30 persen dan kenyataannya nilai ini jenjangnya sangat tinggi
misalnya untuk SIP yang dari 50 sampai 90 sehingga hal-hal ini yang
membuat motivasi peserta menjadi menurun dan ini hampir menjadi
polemik diantara peserta SIP, Sespimma maupun Sespimmen.

Jawaban:
Betul bahwa kita ini investasi.SKCK ini memang prosedurnya seperti
itu.Banyak kasus ketika mau dilantik baru ketahuan punya istri, punya
anak, atau pernah melahirkan.Itu memang kegagalan kami, SKCK dibuat
tidak memakai sistem sementara ini. Bahkan ada kunci lagi yaitu PMK
(penelusuran minat kepribadian), persoalannya oleh orang Propam
diserahkan ke bhabinkamtibmas ke Polsek-polsek yang jauh-jauh. Kita
tidak punya data untuk itu, oleh karena itu memang kedepan akan kami
29

perbaiki, sehingga tidak ditengah jalan ada orang bermasalah yang


dilakukan sebelumnya.
Saya juga setuju, ketika saya berkunjung ke Entikong, perbatasan
Indonesia-Malaysia, orang-orang sana lebih suka dengan orang luar.
Kenapa dulu kita memakai prinsip local boy for local job, karena
kesiapan sumberdaya kita tidak punya.Kita tidak pernah nyiapin yang
kesiapanJadi
namanya sarprasnya, terutama yang paling sederhana perumahan. .....

ketika mereka kerja disana, tempat tinggal tidak akan menjadi masalah,
tetapi disisi lain ada negatifnya yaitu seperti yang disebutkan tadi manja.
Atau karena sebelumnya mereka juga pernah sebagai pelaku kejahatan
di wilayahnya.Saya setuju kalau 50:50. Tetapi nanti akan kamiAtau.....
kaji lagi
terkait local boy for local job.
Kemudian masalah dulu kita menghilangkan militer, karena dianggap
budaya militer itu jelek.Dulu waktu awal-awal reformasi itu termasuk
reformasi Polri, setiap yang militer dianggap jelek.Ternyata sekarang kita
merasakan, kadang-kadang saya ketemu orang dia itu pura-pura main
handphone waktu papasan, kemudian saya hormat dulu langsung kaget
dia. Ini karena generasi Y yang bersifat santai.
Memang ini menjadi perdebatan terkait rekrutmen SIP, Sespimma dan
Sespim. Ketika kita bicarakan sebuah sistem, waktu itu kita pikirnya
adalah orang ini adalah orang akademis sehingga nilai ini ditinggikan,
tetapi ternyata ini dimanfaatkan dengan kondisi tertentu untuk menaikkan
nilai itu sehingga nilai-nilai yang lain terabaikan akhirnya bobotnya
menjadi tinggi dan yang awalnya dia rangking lima bisa jadi rangking
satu. Ini sedang kami kaji, karena memang semua sistem selalu ada
lebih dan kurangnya. Oleh karena itu kami mohon bantuan teman-teman,
apakah sistem rekrutmen yang sekarang ini memang sudah pas atau
masih belum, atau perbaikan apa yang perlu kami lakukan. Sekarang ini
kami membukapintu.

3. Paparan Oleh Kabaharkam Polri Dengan Tema “Profesionalitas


Pemeliharaan Keamanan Pemilukada Yang Profesional Yang Profesional,
Modern Dan Terpercaya”
30

Promoter sudah sampek ke pelosok pelosok tanah air tapi apa dan
bagaimana pemahaman kebijakan kapolri yang Promoter itu anggota sudah
memahami tentang kebijakan Promoter?, bagaimana melaksanakan
mewujudkan Promoter?, sebelum saya masuk ke materi yang sudah di
gariskan panitia hanya kusus masalah pilkada saya perluas lagi kalau kita
sudah professional modern dan dipercaya masyarakat Pilkada ini hal yang
sudah.....
kecil sangat mudah karena sudah profesioanal modern dan terpercaya untuk
menuju kesana ada jalan terjal ada hambatan kendala yang harus dihadapi
banyak pendapat para ahli mendefinisikan professional itu apa? tetapi tidak
dipercaya.....
ada satu pun yang saya ambil karena akan menyulitkan angota memahami
secara harfiah apa yg disebut professional maka saya sederhanakan apa itu
professional itu indikasinya antara lain tugas yang dibebankan terlaksana dan
berhasil dan sesuai dengan UUD yang berlaku dan PP , tugas itu sesuai
tetang UU no 2 tahun 2002 Tupoksi Polri yaitu perlindungan pengayom
pelayan kalau situasi tertib, aman, lancar dan damai tidak ada rasa was was
itulah keberhasilan tugas Polri yg professional apabila terjadi kasus tuntas
tidak dilempar banyak komplain, tidak melanggar aturan berlaku seorang
anggota yang baik itu mentaati UUD kode etik dan disiplin. Dalam
profesionalisme tidak hanya dibidang operasional bidang lain itu harus
profesional juga termasuk bidang pembinaan kalau bidang pembinaan tidak
professional maka berakibat fatal tehadap bidang operasional. Contoh
bilamana dalam penempatan anggota tidak sesuai dengan profesi nya
berakibat pasti tugas tidak terlaksa dengan baik dan banyak komplain. Karena
pimpinan dan rekan rekan yang tau persis bagaimana anggota tersebut,
contoh kedua lemdik kalau tidak professional maka hasil didiknya hanya jadi
ayam sayur tidak siap diadu dilapangan, contoh ketiga bagian logistik membeli
peralatan hanya karena titipan rekanan untuk mengambil keuntungan besar
setelah dilapangan tidak bisa dipakai.
31

Bagaimana profesionalisme dibidang


operasional bagiamana Intel, Binmas
Sabhara lantas Reskrim yg merupakan
backbone diseluruh dunia, tulang punggung
ada di 5 fungsi teknis yang berhadapan
dengan masyarakat setiap hari yaitu anggota
kita yg berpangkat brigadir 87% ditambah
pama hanya 7% bila digabung jumlahnya
94% sisanya Pamen dan Pati mereka setiap
hari ketemu dengan masyarakat, Para
komandan kasatwil wajib memiliki kewajiban untuk memintarkan anggotanya
yang setiap hari berhadapan masyarakat, Pamen, Pati, Kapolda, Kapolres,
Kapolsek memliki kewajiban untuk memintarkan anggota yang langsung
berhadapan masyarakat karena polri sudah menghabiskan uang negara untuk
sekolah Pamen,Pati lebih dulu untuk disekolahkan tetapi sayang diantara kita
yangg disekolahkan untuk memenuhi suatu jabatan dan kenaikan pangkat
saja. Ketahuilah dibalik itu ada tanggung jawab moral untuk memintarkan
anggota contohnya caranya yaitu dengan untuk membagi waktu untuk latihan
fungsi dimana setiap tempat selalu ada slogan tiada hari tanpa latihan ini juga
mengasah para Pamen Pati untuk mengingat kembali untuk kita memberikan
materi kepada anggota gak usah muluk muluk yangg simple saja , contoh
serah terima jaga karena pada saat ini masih sudah tidak diterapkan di polsek
maupun polres. Karena dengan itu kita melihat bagaimana keaktifan dari
anggota kita sendiri. Bilamana terjadi sesuatu contoh hal tahanan gantung diri
makan akan terjadi saling menyalahkan, oleh karena itu kita sebagai atasan
mari sama sama kita pintarkan anggota kita agar professional karena
semuanya butuh pendidikan dan latihan. Profesioanal dalam bidang
pendukung termasuk Brimob, Humas, Dokkes, Puskeu, TIK, Inafis, dan
Litbang.

Itulah yang dinamakan professional menurut versi saya mungkin ada


pendapat lain tentang pengertian professional dan bagaimana cara menuju
professional mengingat keterbatasan anggaran, waktu, dan tempat untuk
melakukan latihan untuk melatih anggota tersebut.
32

Modern tidak hanya perlatan saja tetapi yang paling utama yaitu professional
dalam tugas dan pro dalam mengendalikan alat yang maju, semodern apapun
alatnya tetapi sumber dayanya tidak professional juga mubazir ada tugas
polisi yang tidak bisa diganti alat semodern apapun yaitu tugas tugas
sambaing warga msyarakat , komunikasi dengan masyarakat dengan door to
door ke rumah warga, ga bisa warga melakukakan pembinaan lewat telfon
karena yang terpenting bagi warga yaitu dengan bertemu langsung dalam
proses pembinaan masyarakat. Disamping semua professional alat yang
modern yang paling penting lagi anggaran itu sendiri.mau ditugaskan apapun
selama sudah professional tugas Pilkada akan terasa mudah dan tentunya
didukung alat dan system yang sudah modern tentunya dan didukung
anggaran yang cukup. Kebijakan baharkam harkamtibmas itu sendiri yaitu
anggaran.....
mengedepankan intel dan binmas bapak kapolri peduli sekali terhadap
Binmas karena fungsi ini mengedepankan preemtif. Bila Bhabinkamtibmas di
maksimalkan potensi potensi kerawanan konflik sosial bisa diketahui dan
dicegah terlebih dahulu.

Untuk terakhir saya mempunyai harapan kepada Puslitbang dariUntuk.....


430.000
personel Polri yang sekarang berapa yang bertugas selama 24 jam
mellindungi mengayomi dan melayani masyarakat ? karena tidak mungkin
semua personel melaksanakan tugas itu ada yang memliki kepentingan
masing -masing. Semoga ini bisa dikaji lebih dalam lagi.

Dibalik keberhasilan penegakan hukum tersembunyi kegagalan kita


mencegah kejahatan.Bila suatu saat masyarkat memberontak atas
pencegahan yang gagal maka jangan heran bila masyarakat menuntut untuk
itu.

Diskusi Tanya Jawab :

Pertanyaan :
a. Kapuslitbang
Apakah Korbrimob membidangi operasional ataukah pembinaan, karena
mereka cenderung dikatakan fungsi mereka operasional bukan
pembinaan?
33

b. KBP. Syamsudin Djanieb


Dalam pengadaan matfasjas yang dilakukan oleh Pam Obvit sebaiknya
dilakukan dengan E-katalog karena memperkecil pengadaan barang
yang tidak sesuai kebutuhan dan juga tentunya dengan adanya penjamin
maka dengan harga yang ada di E-katalog dapat dibeli dengan harga
seminimal mungkin, apakah sebaiknya untuk diadakan lelang barang
dengan E-Katalog ?

c. KBP.....
c. KBP. Kasihana Sholeh
Mengenai topik professional ada hal yang masih kurang pas
sesempurna apapun pekerjaan kami selalu ada complain ? apakah perlu
kita sempurnakan lagi kalimat ini atau perlu ada koma?

Jawaban :
a. Brimob belum bisa dikatakan pembinaan karena tugas Brimob
kebanyakan untuk operasional baik satgas di timombala dll, untuk tugas
pembinaan Binmas dan Sabhara merupakan ujung tombak dari
Kepolisian dimana ketika terjadi perselisihan yang membantu
penyelesaikan yaitu Binmas dengan musyawarah dan mufakat untuk
mecari solusi dari permasalahan tersebut.
b. Dalam peraturan perkabaharkam terdapat peraturan untuk pengadaan
barang itu ada masukan dari bawah, dalam pengusulan jenis barang
selalau adanya usulan, agar tidak terjadi penyimpangan terkait
pengadaan.
c. Ketika sudah melaksanakan secara professional tentu tidak adanya
complain dari masyarakat kalau masih ada kompalin berarti tidak
professional. Dalam pelaksanaan tugas wajib membuat masayarakat
terpuaskan pelayanan yang kita berikan.
34

4. Paparan Oleh Asrena Kapolri Dengan Tema “Analisis Perencanaan


Pengembangan Postur Dan Struktur Puslitbang Polri Sebagai Embrio
Pembangunan Industri Teknologi Kepolisian Di Era Globalisasi”

Dalam melihat judul Analisis Perencanaan Pengembangan Postur & Struktur


Puslitbang Polri kita harus melihat tata pelaksanaan di dalam tatakelaksanaan
terdapat empat hal yaitu perubahan organisasi, penataan tata laksana, tujuan
dan sasaran.Dalam perubahan organisasi menjadi area pertama, sedangkan
hasil yang diharapkan diarea organisasi adalah organisasi yang tepat fungsi
dan tepat ukur (right size). Kemudian yang kedua penataan tata laksana yang
merupakan area kedua dengan hasil adalah sistem, proses dan untuk
menjadikan Polri yang professional maka prosedur kerja yang jelas, efektif,
sedangkan.....
efisien, terukur dan seseuai dengan prinsip” good governance. Ketiga untuk
meningkatkan kualitas system prses dan prosedur kerja agar menjadi lebih
jelas efektif efisien dan terukur pada Kepolisian.....
masing-masing K/L dan
Pemda.Kemudian yang terakhir yaitu sasaran dimana untuk penataan
ketatalaksanaan untuk meningkatkan efisiensi dan efektif manajemen
pemerintahan serta kinerja K/L dan Pemda sehingga terwujud pemerintahan
yang baik.

Jika kita melihat dari ketatalaksaan terdapat keterkaitan grand disain RB pada
Perpres No. 81 tahun 2010 yang dijabarkan pada road map Reformasi
Birokrasi Kemenpan RB dimana dalam
penajabarnya terdapat 8 area perubahan yang
pertama yaitu Organisasi dan TataLaksana itu
yang utama dan ada sembilan program
percepatan RB dan yang utama adalah
penataan struktur birokrasi , pengembangan
system E-Government dan efisiensi
penggunaan fasilitas, sarana, dan prasarana
kerja pegawai negeri.

Kalau melihat alur reformasi birokrasi bidang


kelembagaan alur yang pertama adalah reformasi birokrasi ynag dimana
35

diikuti delapan area perubahan yang sudah kita lihat tdi kemudian dikuti oleh
organisasi (area1). Reformasi bidang kelembagaan dilhat dari kebijakan
makro bagaimana dilhat dari desain besar kelembagaan dan desai besar
kelembagaan daerah dn yang bersifat mikro yaitu audit, penataan Organisasi
K/L dan pemantauan dan evaluasi organisasi Pemda.yang bertujuan untuk
membentuk organisasi yang tepat ukuran (Rightsizing). Pedoman penataan
organisasi terdapat dua yaitu tataran teori dan tataran praktis bila
dipadupadankan akan menghasilkan peraturan per-UU-an yang akan
dijadikan pedoman dimana pedoman akan membentuk struktur organisasi
seefisien mungkin dan struktur yang disusun yang harus ditangani.

Alasan.....
Alasan kenapa strukur harus diubah perubahan/ perkembangan lingkungan,
perkembangan teknologi, perkembangan organisasi dan perubahan
kepemimpinan. Dan prinsipnya mandate pertanggungjawaban akuntabilitas
harus jelas untuk mencegah duplikasi dan overlapping dimana banyak satker
yang duplikasi dan overlapping, strukur harus sederhana dan jelas agar dapat
mudah dipahami, strukur oragnisasi sesuai dengan span of control, strukutr
organisasi berorientasi kepada kebutuhan steakholder dan pemilahan yang
jelas antara tanggungjawan kebijakan dan pelaksaaan kebijakan, strukur
seharusnya menghindari potensi konflik, dan struktur oragnisasi
terdesentralisasikan.

Dalam membangun Puslitbang Polri harus melihat tiga pilar organisasi yang
pertama SDM kedua sistem penataan organisasi dan ketiga proses bisnis
(target organisasi). Bilamana terjadi perubahan harus melihat analisa dan
evaluasi jika melihat analisa ada enam hal yaitu sistem manajemen, diagnosis
dan umpan balik, pembaharuan, implementasi, formulasi stategi dan rencana
aksi.Untuk mengevaluasi tidak semerta merta mudah tapi ada ada hal yang
perlu dikaji dan dilihat beban kerja yang lalu.Banyak kebutuhan subsatker
yang ingin berkembang sendiri tanpa mendasi hal yang tadi. Perkap 21,22,23
belum pernah dievaluasi. Dari hasil itu semua dapat diukur sebagai berikut
efisiensi, efektifitas, dan kesehatan.
36

Kesenjangan dalam pelaksaan mandate kelembagaan banyak mandate tidak


sama dengan tupoksi demikian pula dengan kapasitasnya dengan aksinya
akhirnya kinerja juga ikut terganggu.

Dalam komprehensif dalam audit melihat puslitang sebagai Satker stand alone
bagaimana internal Satker, tatateknis, tatalaksana, SDM, kerja individu dan
laporan audit.dan sebagai sub system-sistem pembangunan, elemen sub,
adanya hubungan antar subsatker, unsure dasar dan proses dan tujuan untuk
Satker itu sendiri.

Hasil.....

Hasil yang diharapkan dalam penaatan organisasi :


a. Mewujudkan organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran (rightsizing)
b. Mengurangi tumpang tindih tugas dan fungsi baik internal maupun
eksternal.
c. Mengurangi fragmentasi tugas dan fungsi.
d. Menyempurnakan diferensiasi organisasi agar lebih tepat dan sesuai
ketentuan yang berlaku.
e. Mewujudkan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan tugas dan fungsi

Dalam sasaran strategis Renstra Polri 2015 – 2019 Puslitbang Polri terdapat
dua sasaran yang harus terpenuhi yang pertama terpenuhinya
Alpahankam/Almatsus Polri guna mendukung penguatan Tupoksi Polri dan
yang kedua terbagunnya teknologi modern dibidang Kepolisian dan sistem
informasi secara berkelanjutan. Yang terintegrasi melalui pengembangan
penelitian dan kajian ilmiah dalam mendukung kinerja Polri yang optimal.
Dalam laporan di Srena untuk tingkat kepercayaan masyarakat target yang di
canangkan pada tahun 2016 sejumlah 55% dan realisasinya sebesar 69,03%
capaian 125,51% dan hasilnya sangat baik.

Diskusi dan Tanya Jawab :

Pertanyaan :
37

a. Kapuslitbang Polri
Mengingat Puslitbang Polri tidak memilki kaki kaki di bawah apakah kita
perlu ada kaki kaki dibawah ataukah minimal ada bidang disalah satu
satker yang membunyikan kegiatan penelitian dan pengkajian?

b. KBP. Syamsudin Djanieb


Karakter pengembangan organisasi harus tergambar menurut paparan
tadi litbang wajib didukung oleh SDM yang memadai, anggaran
dansarana prasarana, menurut paparan yang disampaikan tadi memang
sudah tergambar dan implementasi nya yang belum ada? Ketika Litbang
melakukan pengusulan selalu dibantah beda halnya dengan Satker yang
baru yang selalau diizinkan, apa permasalahannya?
c. KBP. Kasihana Abdul Sholeh
c. KBP.....
Saya ingin menyampaikan hal miskin struktur kaya fungsi , dan juga
kaitannya Mabes kecil Polda cukup Polres besar Polsek kuat melihat
realita sampai sekarang kita masih belum mengarah kesitu apalagi
semakin banyaknya Anjak karena semakin perkembangan jaman
struktur makin besar apakah ini masih perlu dikaji atau tidak berlaku lagi
berkaitan dengan miskin struktur kaya fungsi?

Jawaban :
a. Kami setuju usulan adanya Litbang di kewilayahan karena tugas dari
Strajemen sudah cukup banyak dan apa yang diacarakan tidak dapat
ditindak lanjuti di Polda.
38

BAB IV.....

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Research-based policy (kebijakan berbasis riset) merupakan suatu keniscayaan
bagi institusi pemerintah dan swasta
1. Lembaga Litbang akan eksis dan berjaya jika dan hanya jika: memiliki
payung hukum dan terjamin keberadaannya; diberi anggaran yang cukup,
untuk peneliti; memiliki visi misi yang jelas; memiliki SDM yang kapabel dan
memiliki kesukaan (passion) terhadap dunia riset; mampu bekerjasama
dengan lembaga Litbang didalam dan diluar negeri;
2. Secara umum, riset dijalankan dengan tujuan menghasilkan informasi, riset
SDM dapat didefinisikan sebagai semua kegiatan yang libatkan proses
perancangan, pengumpulan, penganalisisan dan pelaporan informasi,
dengan tujuan memperbaiki pembuatan keputusan yang berkaitan dengan
pengidentifikasian, pemecahan masalah, dan penentuan peluang dalam
SDM;
3. Riset SDM diharapkan dapat memberikan informasi yang berkualitas
sebagai “kompas” pengambilan keputusan. informasi dikatakan berkualitas
jika memenuhi kriteria relevan, akurat, reliabel, valid dan actual, yang
berguna organisasi Polri;
39

4. Peran Puslitbang Polri dalam Renstra Polri 2015-2019 adalah:


a) Terpenuhinya Alpalkam/Almatsus polri guna mendukung penguatan
tupoksi polri;
b) Terbangunnya teknologi modern di bidang kepolisian dan sistem
informasi secara berkelanjutan, yang terintegrasi melalui
pengembangan penelitian dan kajian ilmiah dalam mendukung
kinerjapolri yang optimal;
5. Realisasi dukungan anggaran Puslitbang Polri T.A. 2017 naik 20,23% dari
Rp. 14,5 M menjadi Rp. 17,5 M;
6. Sangat besar peluang postur dan struktur Puslitbang namun harus diawali
dengan hasil kajian mendalam terhadap beberapa Perkap khususnya Perkap
Nomor 22 Tahun 2010 dan usulan dari satuan wilayah.
B. SARAN
B. SARAN.....
1. Litbang Polri harus memiliki payung hukum undang-
undang/Kepres/Keputusan Kapolri;
2. Kabalitbang harus bintang dua atau untuk sipil setara dgn IV E atau minimal
IV D dan Kapuslitbang setara dengan bintang satu;
3. Puslitbang harus ditata sesuai dengan tupoksi Polri yaitu : sumberdaya
manusia Polri; pengembangan organisasi Polri; alat peralatan Polri;
keamanan nasional dan daerah; Quick win pelayanan Polri; terorisme dan
transnational crime;
4. untuk menyediakan informasi yang reliabel, riset SDM menggunakan metode
yang sistematis dan objektif. artinya, dalam riset SDM diterapkan beberapa
tahap yang merupakan kesatuan logis, sehingga hasilnya dapat diterima
semua pihak secara objektif. penggunaan tahapandalam riset SDM
diperlukan untukmenjamin informasi yang dihasilkan benar-benar
berkualifikasi.

C. PENUTUP
Demikian Laporan Pelaksanaan Rapat Kerja Teknis Puslitbang Polri T.A
2017dibuat sebagai pertanggung jawaban atas kegiatan yang dilaksanakan dan
sebagai bahan pertimbangan bagi Pimpinan dalam menentukan kebijakan lebih
lanjut.
40

Jakarta, Maret2017

KETUA PANITIA

Paraf :

Sekretaris :............ Drs. AZIS SAPUTRA


KOMBES POL NRP.67120440

Anda mungkin juga menyukai