BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Untuk mewujudkan kepercayaan masyarakat, Kapolri sebagai pimpinan
Polri telah mengambil kebijakan dan menindak lanjuti dengan mendesain
melalui grand strategi tahun 2005 2025.
2
ketertiban masyarakat dalam rangka menunjang seluruh proses pembangunan
nasional agar dapat berjalan aman dan lancar.
Pesatnya perkembangan industri pariwisata membawa konsekuensi
bahwa keamanan dan pengamanan wisatawan menjadi salah satu prioritas bagi
aparat kepolisian, artinya predikat Banten sebagai kota tujuan wisata harus
diimbangi dengan stabilitas keamanan yang kondusif. Hal tersebut menjadi salah
satu Tupoksi Direktorat Pamobvit dalam hal ini Subditwisata.
Dalam rangka mewujudkan keamanan dibidang kepariwisataan, perlu
suatu managemen keamanan yang baik dan efektif guna pemenuhan rasa aman
dan nyaman pada kawasan/obyek wisata, kepada pengunjung (wisatawan
nusantara dan wisatawan mancanegara), terhadap otoritas pengelola industri
pariwisata, pedagang, serta masyarakat sekitar objek wisata. Oleh karena itu
diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas yang memiliki
kompetensi atau kualifikasi khusus dibidang Pamobvit sehingga pemberdayaan
polisi pariwisata dalam pelaksanaan Tupoksi dapat dilaksanakan secara efektif
dan efisien.
2.
Pokok Permasalahan.
Dari judul dan latar belakang di atas maka pokok permasalahannya
adalah: Bagaimana pemberdayaan Polisi Pariwisata dalam mendukung
iklim pariwisata yang aman dan nyaman dalam rangka mewujudkan
Reformasi Birokrasi Polri ?.
3.
Pokok-pokok Persoalan.
Dari permasalahan tersebut di atas maka yang menjadi pokok persoalan
adalah :
a.
b.
c.
3
4.
Ruang Lingkup.
Ruang lingkup pembahasan dalam penulisan naskah karya perorangan
(NKP) ini dibatasi pada pembahasan tentang bagaimana pemberdayaa Polisi
pariwisata terhadap pengamanan obyek wisata serta aktifitas wisatawan dalam
rangka mewujudkan reformasi birokrasi Polri di wilayah hukum Polda Banten.
5.
Maksud.
Penulisan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang
pemberdayaan polisi pariwisata dalam mendukung iklim priwisata yang
aman dan nyaman dalam rangka mewujudkan
Reformasi Birokrasi
Polri.
b.
Tujuan.
1)
6.
Metode.
Penulisan NKP ini menggunakan metode deskriptif analitis yaitu
metode yang menggambarkan, mencatat dan menganalisa serta
menginterprestasikan kondisi yang terjadi, untuk memperoleh informasi
mengenai keadaan saat ini dan melibatkan kaitan-kaitan antara variabel
yang ada.
b.
Pendekatan.
Pendekatan dalam NKP ini adalah menggunakan pendekatan
interdisipliner dan cross disipliner.
4
disipliner adalah pendekatan dalam pemecahan suatu masalah dengan
menggunakan tinjauan dua atau lebih, rumpun ilmu yang relevan.
7.
Tata Urut.
BAB I
: PENDAHULUAN
POLISI
OBYEK
WISATA
PARIWISATA
YANG
DALAM
AMAN
DAN
8.
Pengertian-pengertian
a.
Pemberdayaan
Kata Pemberdayaan menurut kamus besar bahasa Indonesia, secara
harfiah berasal dari kata daya yang mendapat awalan ber yang menjadi
kata berdaya artinya memiliki atau mempunyai daya. Daya artinya
kekuatan, berdaya artinya memiliki kekuatan. Pemberdayaan artinya
membuat sesuatu menjadi berdaya atau mempunyai daya atau mempunyai
kekuatan.
b.
c.
Kepariwisataan
adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata yang
bersifat multi dimensi serta multi disiplin yang muncul sebagai wujud
kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antar wisatawan dan
5
masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah
dan Pengusaha
d.
Kamtibmas
Pengertian Kamtibmas menurut Dr. Bibit Samad Rianto dalam
bukunya Transofrmasi Polri menuju Polri yang professional, mandiri,
berwibawa dan dicintai rakyatnya, Kamtibmas diartikan suatu kondisi
dinamis masyarakat sebagai satu persyaratan terselenggaranya proses
pembangunan nasional dalam rangka tercapainya tujuan nasional yang
ditandai oleh terjaminnya keamanan, ketertiban, tegaknya hukum, serta
terbinanya ketentraman masyarakat.
e.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
1.
personil
(SDM)
merupakan
"Pendayagunaan,
pembinaan,
harga-harga,
publisitas
dan
promosi
serta
kesempatan
berbelanja".
3.
4.
Analisis SWOT.
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis
untuk merumuskan strategi perusahaan.
beratkan pada kondisi Polisi Pariwisata dari berbagai aspek sehingga setiap
pimpinan akan dapat dengan mudah melaksanakan audit kesehatan organisasi
untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang ada di dalam kesatuannya
sehingga memudahkan dalam mencari solusi dan membuat suatu kebijakan
tersebut.
Metode
8
BAB III
KONDISI POLISI PARIWISATA SAAT INI
1.
Hotel berbintang
26 buah.
b.
: 205 buah.
c.
Biro Perjalanan
84 buah
d.
Obyek wisata
56 lokasi
e.
Restaurant/rumah makan
: 102 lokasi
f.
11 lokasi
9
kunjungan wisatawan tahun 2011 seProvinsi Banten wisatawan Nusantara
23.959.057 dan wisatawan mancanegara 160.555 total 24.119.612 (data
Disporabudpar)
Pada bidang Pariwisata sendiri ada beberapa faktor-faktor yang
mempengaruhi yang perlu mendapat perhatian khusus yaitu faktor keamanan,
karena kunjungan tamu-tamu manca negara maupun domestik tersebut dapat
terlaksana dengan baik apabila terdapat suasana yang aman dan tertib melalui
partisipasi masyarakat dan petugas yang secara aktif menjaga keamanan dan
ketertiban masyarakat di kawasan pariwisata;
2.
2).
10
dan metode yang digunakan. Secara umum, kemampuan Subditwisata
Ditpamobvit Polda X dapat digambarkan sebagai berikut:
1)
Secara kuantitas
Jumlah
Riil
personel
Polisi
Pariwisata/
Polres,
yang
salah
satunya
adalah
personel khususnya
11
banyak dan strategis sebagai suatu daerah tujuan wisata
yang ada di Indonesia. Selain itu faktor struktur organisasi
yang
belum
jelas
pembentukannya
pada
tingkat
guna mewujudkan
Secara kualitas
Dilihat dari sisi pendidikan (Dikum Formal dan
Dikjur/Dikbangspes) dan pelatihannya, keberadaan Polisi
Pariwisata. Rata-rata anggota Polisi Pariwisata memiliki
latarbelakang
pendidikan
umum
SLA/SMU
yaitu
itu,
dari
sisi
pendidikan
2)
Penggunaan kekuatan
Dalam
hal
penggunaan
kekuatan,
pengamanan
terhadap
Polri
yang
disiapkan,
ditugaskan
untuk
memberikan
12
3)
Pembinaan kekuatan
a)
Subditwisata Polda X
Belum terpenuhinya sejumlah Jabatan untuk memenuhi
DSP pada Ditpamobvit, khususnya Subditwisata yang masih
belum terisi Jabatan, 1 (satu) orang Kanit dan 1 (satu) orang
Panit, sehingga menjadi kendala atau kesulitan rentang kendali
terhadap efektifitas pelaksanaan tugas baik di bidang pembinaan
maupun operasional.
b)
baru terbentuk
1 (satu)
4)
Penentuan
SOP/Standar
jalur
kunjungan/patroli
pelayanan
Pariwisata
wisata
yang
sebagaimana
disusun
oleh
b)
1)
2)
c)
13
Pariwisata Provinsi Banten dan Suku-suku Dinasnya, PHRI,
Satpol PP dan Aspehindo Banten.
d)
kegiatan
sebagai
undangan
pada
acara
PHRI,
: 32 kali,
Pengawalan wisatawan
: 2 kali,
: 11kali,
Pengamanan insidentil
: 46 kali.
terobosan
memperdayakan
kreatifnya
personel
di
bidang
Satpamobvit
wisata
yang
ada
adalah
untuk
14
a. Polres Pandeglang, orang tenggelam 4 kasus, curanmor 20 kasus, pencurian
15 kasus. Total 39 kasus
b. Polres Serang, orang tenggelam 2 kasus, curanmor 9 kasus, pencurian 11
kasus. Total 22 kasus
c. Polres Cilegon, orang tenggelam 5 kasus, curanmor 13 kasus, pencurian 5
kasus. Total 23 kasus
d. Polres Lebak, orang tenggelam kasus, curanmor 10 kasus, pencurian 5
kasus. Total 15 kasus
Berdasarkan data diatas di evaluasi Polres Pandeglang Menduduki
peringkat pertama diikuti Polres Cilegon, Serang dan Lebak. Sehingga perlu
anggota untuk ditempatkan personel pariwisata di tempat-tempat objek
wisata.
4.
15
Pariwisata dalam rencana aksi adalah penyusunan standar pelayanan dan atau
SOP, penerapan SOP tersebut oleh Subditwisata dan Satpamobvit jajaran Polres
serta dalam rencana aksinya merencanakan penyelenggaraan pos-pos keamanan
pada lokasi-lokasi pariwisata yang menjadi prioritas serta peningkatan
sinergitas yang polisionil dengan organisasi pemerintah (Disbudpar Provinsi
Banten) dan organisasi non pemerintah (PHRI, dll).
16
BAB IV
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
Pemberdayaan Polisi Pariwisata dalam hal ini Subditwisata Polda Banten dalam
rangka Kamtibmas guna perwujudan reformasi birokrasi,
Faktor Internal
Pengaruh faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam lingkungan
organisasi kepolisian dapat dibedakan menjadi beberapa hal, yang pada intinya
dapat digali dari teori manajemen SDM, baik menyangkut penerapan fungsifungsi manajemen (perencanaan, pengorganisasian, motivasi, pengawasan dan
penilaian). Faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut menurut penulis dapat
berupa faktor yang mendukung dan faktor yang menghambat/menjadi kendala,
dan dianalisa melalui analisa SWOT (Strenght, Weaknesses, Opportunies,
Treath), sbb:
a.
Strenght (Kekuatan)
1).
2)
3)
17
maupun kebijakan-kebijakan pimpinan Polri dalam bidang pariwisata
yang dapat digunakan sebagai acuan atau pedoman oleh Polisi
Pariwisata
dalam
menyelenggarakan
pelayanan
di
bidang
kepariwisatan;
b.
Weaknesses (Kelemahan)
1).
SDM yang masih belum tercukupi baik dari segi kuantitas yakni
jumlah riil personel Polri yang masih jauh mengalami kekurangan
dibandingkan dengan jumlah DSP,
2).
3).
4)
2.
Faktor Eksternal
Pengaruh faktor eksternal, yaitu pengaruh yang berasal dari luar
lingkungan organisasi kepolisian khususnya Polisi Pariwisata dan Polda
Banten, yang dapat digali dari tantangan tugas yang dihadapi sebagai
institusi pengamanan pariwisata, dan dapat dikelompokkan menjadi
beberapa hal di bawah ini :
a).
Opportunies (Peluang)
1).
18
external control (pengawasan eksternal) terhadap kinerja polisi
dan berhak melaporkan setiap penyimpangan langsung kepada
institusi Polri.
2).
pemerintah
maupun
dengan
organisasi
non
b).
Treath (Ancaman)
1).
2).
19
BAB V
KONDISI POLISI PARIWISATA YANG DIHARAPKAN
1.
2)
3)
b.
disesuaikan
dengan
tujuan
yang
ingin
dicapai
20
2.
Penanggulangan
gangguan
Kamtibmas
di
obyek
wisata
dapat
3.
b.
rencana
aksinya
dapat
diimplementasikan
sehingga
21
BAB VI
PEMBERDAYAAN POLISI PARIWISATA
GUNA TERCIPTANYA IKLIM WISATA YANG AMAN DAN NYAMAN
DALAM RANGKA MEWUJUDKAN REFORMASI BIROKRASI POLRI
Untuk dapat menata Polisi Pariwisata agar guna terciptanya iklim wisata yang
aman dan nyaman dalam rangka mewujudkan reformasi birokrasi Polri diperlukan
manajemen strategis yang merupakan suatu upaya untuk mencapai dan mempertahankan
keunggulan kompetitif organisasi
mempengaruhi organisasi baik secara internal dan eksternal. Secara umum manajemen
strategis terdiri dari visi, misi, dan implementasi strategi (Action Plan).
1.
Visi.
Terwujudnya Postur Polisi Pariwisata yang profesional, bermoral,
modern dan, mampu melaksanakan tugas sebagai pelindung, pengayom
dan pelayan masyarakat yang terpercaya dalam memelihara Kamtibmas
guna perwujudan Reformasi Birokrasi Polri di wilayah hukum Provinsi
Banten.
b.
Misi.
1)
2)
3)
22
4)
5)
6)
7)
8)
2.
Tujuan.
a.
b.
c.
d.
3.
Sasaran.
a.
b.
23
c.
d.
e.
4.
Kebijakan
a.
b.
c.
d.
dalam
f.
5.
Action Plan/Implementasi
Adapun upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam rangka pemberdayaan
polisi pariwisata adalah sebagai berikut :
a.
Peningkatan kemampuan
kekerasan bersenjata.
1)
2)
24
3)
b.
2)
3)
c.
2)
3)
5)
d.
polisi
pariwisata
guna
menghindari
terjadinya
25
anggaran dan sarana prasarana yang digunakan guna mendukung iklim
wisata yang aman dan nyaman dalam rangka Reformasi Birokrasi Polri.
e.
26
BAB VII
PENUTUP
1.
Kesimpulan
a.
b.
c.
d.
e.
27
2.
Rekomendasi
Dari penyajian data riil dibandingkan dengan idealnya kondisi yang
seharusnya serta beberapa faktor yang mempengaruhi, penulis mengemukakan
beberapa rekomendasi, sbb:
a.
b.
Perlunya
kebijakan-kebijakan
pimpinan
Polda
terhadap
satuan
28
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.