4
WASKAT KEBUTUHAN ?
C E G A H P E R I L A K U
M E N Y I M PA N G
GAR DISIPLIN
GAR KODE ETIK
TRUST
TINDAK PIDANA
AKIBATKAN RUGI UANG NEGARA
BERANI
1 INTEGRITAS;
KELUAR DARI
ZONA NYAMAN 2 BERI CONTOH
ATASI
3 PERILAKU
TERPUJI
SUMBATAN
KOMUNIKASI 4 TERJUN
5 LANGSUNG
MELAYANI
7
PENGAWASAN
8
Konsep Waskat
INPRES NO. 1/1989
• RANGKAIAN GIAT YG BERSIFAT SBG DAL YG TERUS-
MENERUS;
K A M U S B E S A R
• DILAKUKAN OLEH ATASAN LANGSUNG THDP BAWAHAN; B A H A S A I N D O N E S I A
• SCR PREVENTIF ATAU REPRESIF;
• AGAR PELAKS TUGAS BAWAHAN BERJALAN SCR EFEKTIF • WAS YG LANGSUNG
& EFISIEN; DILAKUKAN OLEH PEJABAT
• SESUAI DGN RENGIAT & PERATURAN PER-UU-AN YG THDP BAWAHANNYA ATAS
K EBERLAKU.
P MENPAN NO. 46/2004 SETIAP TUGAS YG MENJADI
• TANGGUNG JAWAB
SEGALA UPAYA YG DILAKUKAN DALAM SUATU ORGS;
• BAWAHANNYA ITU.
UTK MENGARAHKAN SELURUH GIAT AGAR TUJUAN
ORGS DAPAT DICAPAI SCR EFEKTIF, EFISIEN &
EKONOMIS;
• SEGALA SUMDA DIMANFAATKAN & DILINDUNGI;
• DATA & LAP DAPAT DIPERCAYA & DISAJIKAN SCR WAJAR;
• SERTA DITAATINYA SEGALA KETENTUAN YG BERLAKU.
9
10
SISTEMATIKA
BAB I KETENTUAN UMUM
PASAL 1 : PENGERTIAN
BAB II PELAKSANAAN
PASAL 2 : KEWAJIBAN
PASAL 3 - 6 : BENTUK DAN CARA
PASAL 7 - 8 : TINDAK LANJUT
PASAL 9 : SANKSI
MEMUTUSKAN:
11
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
ini, yang dimaksud dengan:
1. Kepolisian Negara Republik Indonesia yang selanjutnya
disebut Polri adalah alat negara yang berperan dalam
memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat,
menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan,
pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat dalam
rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri.
Kepala Polri yang selanjutnya disebut Kapolri adalah
2. pimpinan Polri dan penanggung jawab penyelenggaraan
fungsi kepolisian.
Pengawasan Melekat yang selanjutnya disebut Waskat adalah
3. segala tindakan dan kegiatan atasan yang dilakukan secara
terus-menerus untuk mengarahkan dan mengendalikan
bawahan guna mencegah perilaku menyimpang pegawai
negeri pada Polri. 12
4. Atasan adalah pegawai negeri pada Polri yang karena pangkat
dan/atau jabatannya berkedudukan lebih tinggi dari pada
pegawai negeri pada Polri yang lain.
Contoh :
Penugasan BKO 1 SSK Brimob dari Satbrimobda Polda “X”
ke Polres “Y” Polda “X”.
Waskat dilaksanakan oleh Danki Brimob Polda “X” yang
ikut melaksanakan tugas BKO bersama dengan Kapolres
“Y” selaku Kaops Res.
15
Pasal 3
(1) Waskat dilaksanakan dalam bentuk pemantauan dan/atau
pemeriksaan.
Penjelasan :
Pemantauan : proses, cara, perbuatan memantau;
pengamatan; pencatatan; pemonitoran.
proses, cara, perbuatan memeriksa;
Pemeriksaan : hasil (pendapatan) memeriksa; periksaan;
penyelidikan; pengusutan (perkara dsb).
(1) W
(2) Pemantauan dan/atau pemeriksaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan terhadap disiplin, etika dan kinerja
Bawahan.
Penjelasan :
Disiplin : ketaatan dan kepatuhan yang sungguh-sungguh
terhadap peraturan;
apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang
Etika :
hak dan kewajiban moral;
sesuatu yang dicapai; prestasi yang
Kinerja : diperlihatkan; kemampuan kerja (tentang 16
peralatan).
Pasal 4
(1) Waskat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1)
dilaksanakan secara:
a. langsung; dan/atau
b. tidak langsung.
(2) Waskat secara langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a, dilaksanakan dengan tatap muka.
(3) Waskat secara tidak langsung sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b, dilaksanakan dengan memanfaatkan
teknologi informasi.
Penjelasan :
Pemanfaatan teknologi informasi :
• handy talky (HT);
• telepon, handphone (HP);
• faximile, mesin sandi, wifi, internet;
• Global Positioning System;
• kamera portable, CCTV;
• SMS, WhatsAp, Telegram, Line, Twitter, Mail, Zoom, dll.
Pasal 5
Pelaksanaan Waskat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, dapat
berupa kegiatan:
a. arahan;
b. inspeksi;
c. asistensi;
d. supervisi; dan/atau
e. monitor dan evaluasi.
Penjelasan :
Arahan : petunjuk untuk melaksanakan sesuatu;
perintah resmi pemimpin kpd bawahannya berupa
petunjuk utk melaks sesuatu dan jika tidak dilaks akan
mendapat sanksi.
Inspeksi : pemeriksaan dengan saksama;
pemeriksaan secara langsung tentang pelaksanaan
peraturan, tugas, dan sebagainya;
pemeriksaan pasukan dengan cermat.
penilaian.
Evaluasi :
Pasal 6
(1) Atasan Langsung dapat menerima informasi perilaku Bawahan
yang bersumber dari:
a. pegawai negeri pada Polri;
b. pengawas eksternal;
c. masyarakat; dan/atau
d. media massa, media elektonik dan/atau media sosial.
Penjelasan :
Keterbatasan seorang Atasan dalam melakukan pengawasan
melekat secara terus menerus kepada Bawahan.
Sumber dari PNPP : Atasan tidak langsung, rekan kerja &
Bawahan.
(lisan, tertulis, memanfaatkan IT & WBS)
(2) Informasi yang diterima sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat mendukung pelaksanaan Waskat.
Penjelasan :
Atasan menilai informasi perilaku Bawahan yang diterima,
untuk selanjutnya dapat melakukan Waskat (apabila informasi
diyakini kebenarannya) atau tidak melakukan Waskat (apabila
informasi tidak diyakini kebenarannya).
Pasal 7
(1) Apabila dalam pelaksanaan Waskat sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3, Atasan menemukan kesalahan dan/atau
pelanggaran, wajib ditindaklanjuti dengan:
a. pembinaan dalam bentuk bimbingan, petunjuk dan/atau
arahan untuk perbaikan yang harus dilakukan oleh
Bawahan; dan/atau
b. melakukan penyelesaian secara disiplin atau kode etik
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Penjelasan :
Kesalahan dan/atau pelanggaran yang sifatnya ringan diberikan
bimbingan, petunjuk dan/atau arahan yang harus sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kesalahan dan/atau pelanggaran yang sifatnya sedang atau berat
diselesaikan berdasarkan :
Disiplin : Etika Profesi :
• PP No 2 Thn 2003 dan • Perpol No 7 Thn 2022
Perkap No 2 Thn 2016
• PP No 94 Thn 2021 21
(2) Dalam hal ditemukan adanya dugaan tindak pidana pada
pelaksanaan Waskat, diserahkan kepada fungsi reserse
kriminal untuk ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Penjelasan :
UU No 2 Thn 2002 tentang Polri Pasal 29 ayat (1) :
“Anggota Polri tunduk pada kekuasaan peradilan umum”
Pasal 8
(3) Tindak lanjut hasil pelaksanaan Waskat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 disampaikan kepada pengemban
fungsi sumber daya manusia pada satuan kerja untuk
dilakukan pencatatan.
(4) Pencatatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit
a. identitas Atasan dan Bawahan;
meliputi:
b. waktu dan tempat;
c. uraian singkat kejadian; dan
d. tindak lanjut yang dilakukan oleh Atasan.
22
(3) Hasil pencatatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat
menjadi bahan pertimbangan Atasan dalam memberikan
penilaian kinerja Bawahan.
Penjelasan :
Perpol No 2 Thn 2018 tentang Penilaian Kinerja Anggota Polri
dengan Sistem Manajemen Kinerja
Atasan langsung selaku Pejabat Penilai mempunyai kewenangan
untuk mengidentifikasi, mengukur dan menilai kinerja Bawahan
(Pasal 1 angka 6)
Inspektorat pengawasan mempunyai kewenangan melakukan
pengawasan atas penyelenggaraan penilaian kinerja (Pasal 37)
23
Pasal 9
Atasan yang tidak melakukan kewajiban dalam melaksanakan
Waskat sebagaimana diatur dalam peraturan Kapolri ini, diberikan
sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Penjelasan :
Disiplin : Etika Profesi :
• PP No 2 Thn 2003 dan Perkap • Perpol No 7 Thn 2022
No 2 Thn 2016
• PP No 94 Thn 2021
Pasal 10
Peraturan Kapolri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 16 Maret 2022
KEPALA KEPOLISIAN NEGARA
REPUBLIK INDONESIA,