A. PENDAHULUAN
Dimensi ancaman dan gangguan keamanan dari waktu ke waktu kian
berkembang dengan beragam resiko dan dampaknya. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta meningkatnya kompeksitas persoalan
masyarakat (Social exclution) telah melahirkan beragam bentuk ancaman dan
gangguan keamanan tehadap berbagai objek vital nasional (Obvitnas), seperti
Bandara, Pelabuhan, Tempat pengolahan, penyimpanan dan distribusi BBM,
sistem suplai air, dan lain lain. Ancaman dan gangguan terhadap Obvitnas pada
akhirnya secara langsung maupun tidak langsung berdampak terhadap sistem
perekonomian nasional, dan pada tingkatan tertentu juga berdampak terhadap
stabilitas politik, sistem penyelenggaraan negara serta keamanan nasional.
Dalam pasal 5 UU No.2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia dinyatakan bahwa Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan
alat negara yang berperan dalam memelihara ketertiban masyarakat,
menegakkan hukum serta memberikan perlindungan, pengayoman dan
pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam
negeri. Berdasarkan UU No 2/2002 tersebut Polri memiliki tugas dan
kewenangan menjaga keamanan dalam negeri, termasuk menjaga keamanan
Objek objek vital Nasional yang memiliki peran strategis bagi terselenggaranya
pembangunan nasional. Berdasarkan Kepres No. 63/2004, ciri ciri Obvitnas
adalah sebagai berikut :
2
2. Polres tidak ada pola pengamanan khusus untuk Objek objek Vital apalagi
yang jaraknya cukup jauh dari Polres
3. Patroli dilaksanakan ke Objek objek Vital tertentu jadi tidak semua Objek
vital yang ada di wilayah Hukum Polres setempat tersentuh oleh Patroli Sat
Obvit
C. ANALISA
1. Aplikasi penerapan Sistem Manajemen Swakarsa dalam
Pengamanan Obvitnas
a. Memberkan perlindungan, pengayoman dan pelayanan
masyarakat terutama yang berhubungan dengan pengamanan objek vital
yang meliputi kawasan tertentu, sehingga masyarakat terbebas dari
segala bentuk gangguan keamanan.
b. Memberikan bimbingan kepada masyarakt melalui upaya preemtif
dan preventif di lingkungan Pam waster dan pariwisata serta VVIP dan
VIP sehingga meningkatkan kesadaran hukum masyarakat.
c. Menegakkan hukum secara professional serta menjunjung tinggi
supremasi hokum dan Ham dalam pengamanan kawasan objek vital
d. Memberikan bantuan di bidang operasional dan pembinaan
terhadap penanggung jawab keamanan objek vital nasional.
e. Melakukan secara professional sumber daya alam dan manusia
untuk dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dalam rangka
meningkatkan upaya konsolidasi serta soliditas.
2. Mekanisme dan Hambatan Pengamanan Objek Vital serta objek
lainnya
a. Sistem pengamanan Objek Vital yang dilaksanakan oleh jajaran
Polsek setempat cenderung kurang maksimal, hal ini diindikasikan dari
jumlah personil yang ada di Polsek tidak sebanding dengan jumlah
kawasan Objek objek Vital yang ada, berdasarkan hasil pengamatan
sistem pengamanan yang dilakukan oleh Polsek setempat hanya bersifat
“menunggu laporan” hal ini tentunya tidak dapat diandalkan untuk
mengantisipasi terjadinya suatu tindak kriminalitas pada Objek objek
Vital yang ada, karena personil Polsek hanya menunggu laporan saja.
4
Objek objek Vital tertentu saja yang daftarnya ada di Sat Sabhara, hal ini
memberikan kesan bahwa Polri hanya melakukan pengamanan secara
diskriminatif saja, tentunya ini akan menjadikan timbulnya kecemburuan
sosial di masyarakat, upaya yang dilakukan adalah dengan cara
melakukan pendataan dan koordinasi terhadap keberadaan objek objek
Vital yang ada.