41
42
A. Faktor Internal
Sesuai dengan analisis SWOT, yang menjadi obyek analisis
dari faktor internal yang mempengaruhi optimalisasi kinerja Polres
Bone guna mendukung pengamanan Pemilu 2019 dalam rangka
terpeliharanya kamtibmas yang kondusif, adalah faktor yang berasal
dari dalam organisasi berupa kekuatan (strengths) dan kelemahan
(weaknesses), yaitu :
1. Kekuatan (Strengths)
Kekuatan (Strengths) adalah sumber daya yang dimiliki
organisasi yang dapat mendukung organisasi untuk mencapai
tujuan, adapun kekuatan Polres Bone dalam upaya
mengoptimalkan kinerja guna mendukung pengamanan
Pemilu 2019, adalah sebagai berikut:
a. Komitmen pimpinan Polres Bone untuk memberikan
pelayanan dan rasa aman kepada masyarakat melalui
pemeliharaan kamtibmas sesuai dengan Program
Prioritas Kapolri ke-8 Penguatan Harkamtibmas, agar
tercipta kondusifitas keamanan di wilayah hukum Polres
Bone sehingga mampu mendukung penyelenggaraan
Pemilu 2019 mendatang;
b. Susunan organisasi secara berjenjang digelar mulai dari
Polsek sebagai ujung tombak operasional sampai
dengan Polres dan adanya HTCK antar satuan fungsi
yang terstruktur sehingga pelaksanaan tugas
operasional dapat dilaksanakan secara efektif, efisien
dan akuntabel sesuai dengan kebutuhan dan dapat
mencapai sasaran yang telah ditetapkan, pada
umumnya HTCk untuk kegiatan operasi disusun dalam
bentuk rantai komando yang lebih sederhana, yang
mengatur Hubungan dan Tata Cara Kerja antar satuan
43
2. Kelemahan (Weaknesses)
Kelemahan (weaknesses) adalah hal penghambat yang
berasal dari internal organisasi yang dapat mengganggu
upaya pencapaian tujuan organisasi, adapun kelemahan
Polres Bone yang dapat menghambat upaya untuk
mengoptimalkan kinerja guna mendukung pengamanan
Pemilu 2019, adalah sebagai berikut :
a. Kurangnya kegiatan pelatihan dan penyegaran
kemampuan untuk mendukung kegiatan operasi
kepolisian, khususnya kemampuan dalam pembuatan
produk-produk intelijen. Kondisi ini berdampak pada
pengetahuan dan keterampilan personel Polres Bone
dalam melaksanakan kegiatan operasi. Hal ini
diperparah dengan kurangnya inisiatif anggota untuk
meningkatkan kemampuan secara otodidak atau belajar
sendiri karena membutuhkan pemikiran, tenaga dan
menyita perhatian guna mempelajarinya;
45
B. Faktor Eksternal
Faktor eksternal organisasi adalah kondisi lingkungan yang
dinamis yang mempengaruhi keberadaan organisasi tersebut dalam
mencapai tujuan. Faktor eksternal itu terdiri dari peluang
(opportunities) dan ancaman (threats), adapun faktor eksternal yang
mempengaruhi kinerja Polres Bone guna mendukung pengamanan
Pemilu 2019 dalam rangka terpeliharanya kamtibmas yang kondusif,
adalah sebagai berikut :
1. Peluang (Opportunity)
Peluang (opportunities) merupakan hal di luar organisasi
yang apabila dimanfaatkan dengan baik akan membawa
manfaat bagi organisasi untuk mencapai tujuan. Adapun
peluang yang mendukung Polres Bone dalam upaya
mengoptimalkan kinerja guna mendukung pengamanan Pemilu
2019, adalah sebagai berikut :
a. Dukungan Pemerintah terhadap pelaksanaan tugas Polri
dalam hal pemeliharaan dan penciptaan situasi
Kamtibmas yang kondusif, diantaranya :
47
2. Ancaman (Threat)
Ancaman (threats) merupakan hal di luar organisasi yang
dapat memberikan hambatan bagi organisasi dalam mencapai
tujuan. Adapun ancaman yang dapat menghambat upaya
peningkatan kinerja Polres Bone dalam mendukung
pengamanan Pemilu 2019 dalam rangka terpeliharanya
kamtibmas yang kondusif, adalah sebagai berikut :
a. Pengaruh globalisasi dan modernisasi berperan besar
dalam mempengaruhi gaya hidup hedonis dan konsumtif
yang cenderung membuat banyak polisi menjadi bermata
gelap untuk meraih kehidupan sosialita yang gemerlap.
Kondisi ini pula yang kemudian seringkali menggoyahkan
komitmen dan integritas Polri dalam menjalankan peran
dan fungsi, sehingga mampu dijadikan alat politik untuk
kepentingan suatu kelompok dengan imbalan materi;
Gaya hidup hedonis anggota Polri juga terjadi dikarenakan
kurangnya fungsi pengawasan eksternal terhadap polisi
dan tidak adanya keberanian masyarakat untuk
melaporkan perilaku-perilaku menyimpang yang dilakukan
oleh oknum polisi. Ada 5 (lima) hal yang membuat
anggota Polri dapat memenuhi gaya hidup hedonnya,
diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Kolusi dan pertemanan destruktif;
2) Menjadi makelar kasus dan mafia hukum;
3) Menerima setoran dari bawahan;
4) Melakukan pungutan liar (Pungli);
5) Memanipulasi barang bukti;
50
7
Sumandoyo Arbi, 2017, Buruk Polri di Mata Masyarakat, diakses dari : https://tirto.id/buruk-polri-di-
mata-masyarakat-cmwM