1. PENDAHULUAN
2. PEMBAHASAN
2
b. Polisi diajar untuk selalu bersikap curiga, sehingga harus
bertanya dengan detail. Sedangkan sikap curiga ini mengandung
makna waspada dengan dasar pengertian etika.
c. Disatu pihak polisi dinilai tidak adil, tidak jujur, tidak profesional,
di pihak lain banyak petunjuk bahwa polisi harus mendukung dan
menunjukkan solidaritas pada lingkungan.
d. Pragmatisme yang banyak mendatangkan keberhasilan, sering
membuat polisi dan lalu melalaikan akar pragmatisme itu sendiri.
B. Teori dan pemahaman terhadap Kode etik profesi Polri yang
dipahami
Pengembangan Etika Kepolisian dapat dilakukan, ditumbuhkan,
dibangun dan dipupuk agar dapat berkembang dengan baik yaitu
dengan cara sebagai berikut :
c. Membangun Masyarakat
Mewujudkan masyarakat yang mampu berbuat etis tidaklah
mudah, karena harus memperhitungkan segenap unsur
pendukung eksistensinya yang berdimensi sangat luas. Dengan
mengasumsikan bahwa terdapat banyak dimensi perilaku
masyarakat yang baik dan mendukung etika Kepolisian dengan
baik, maka dari banyak dimensi itu yang paling signifikan bagi
3
pelaksanaan tugas polisi adalah berupa dimensi hukum,
kepatuhan terhadap hukum dan sikap menolak gangguan
keamanan atau pelanggaran hukum. Dari hukum yang baik
itulah, etika atau perilaku masyarakat yang terpuji dapat
terbentuk, yang pada gilirannya akan mengembangkan aplikasi
etika kepolisian.
Dapat dijadikan satu pedoman Kode Etik Kepolisian menurut
Prof.djoko Soetono, S.H. dalam pidatonya di Ploron dengan judul “Tri
Brata”, Mythos, Logos, Etos, Kepolisian Negara RI dan kalau disarikan
mengandung pokok-pokok pemikiran yang sejalan dengan pokok
pikiran Don L. Kooken dalam bukunya “Ethis in Police Service” yang
berpendapat bahwa Etika Kepolisian itu tidak mungkin dirumuskan
secara universal semua dan berlaku sepanjang masa maka,
rumusannya akan berbeda satu dengan yang lain. Namun suatu Kode
Etik Kepolisian yang baik adalah rumusan yang mengandung pokok
pikiran sebagai berikut :
4
g. Etika Kepolisian yang benar, baik dan kokoh, merupakan sarana
dalam pelaksanaan tugas pokok Polri dalam mewujudkan
kepercayaan diri dan kebanggan sebagai seorang polisi, yang
kemudian dapat menjadi kebanggan bagi masyarakat.
5
3. PENUTUP