Anda di halaman 1dari 16

KEPOLISIAN DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR

RESOR ROTE NDAO

STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR


NOMOR : SOP / / I / 2021 / SAT SABHARA
TENTANG

PENJAGAAN

I. PENDAHULUAN

1. Umum

a. Seiring dengan perkembangan reformasi demokrasi dan meningkatnya kesadaran hukum


masyarakat yang semakin matang, maka tuntutan masyarakat untuk mendapat pelayanan,
perlindungan dan kesejahteraan dari pemerintah sebagai representasi pengelola Negara juga
semakin meningkat.

b. Oleh sebab itu sebagai bagian dari institusi pemerintah yaitu aparat Negara yang menjaga situasi
keamanan dalam Negeri, tidak lepas dari tekanan dan tuntutannya terhadap perubahan kinerja
Polri.

c. Untuk menghadapi hakekat tuntutan masyarakat kedepan maka perlu dilakukan terobosan –
terobosan program guna mempercepat keberhasilan tugas Polri seperti dengan dilakukannya
program Reformasi Birokrasi Polri yang diharapkan pelayanan Polri terhadap masyarakat
semakin baik dan meningkat, untuk itu dalam rangka memelihara Kamtibmas Polri melakukan
kegiatan yang sifatnya pencegahan (preventif) berupa kegiatan Penjagaan.

d. Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan Penjagaan diperlukan adanya Standard Operasional


Prosedur yang dapat digunakan sebagai landasan dan acuan para petugas di lapangan.

2. Dasar

a. Undang-Undang No 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia;

b. Keputusan Kapolri No pol : Kep / 37 / X / 2008 tanggal 27 Oktober 2008 tentang Program kerja
akselerasi transformasi Polri menuju Polri yang mandiri, profesional, dan dipercaya masyarakat;

c. Surat Keputusan Kapolri No. Pol. : SKEP / 1529 / XI / 2000, tanggal 30 Nopember 2000 tentang
Bujuklak kegiatan rutin Polri;

d. Peraturan .......
2

d. Peraturan Kababinkam Polri Nomor : Perkababninkam / 09 / XII / 2009, tanggal 31 Desember 2009
tentang Penjagaan;

e. Peraturan Kapolri Nomor : Perkap / 23 / X / 2010 tanggal 28 September 2010 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja pada tingkat Kepolisian Resort;

f. Standar Operasional Prosedur yang mengacu pada Perkabaharkam Polri nomor 11 tahun 2016
tentang penyusunan Standar Operasional Prosedur dilingkungan Polri;

g. Rencana Kerja Sat Sabhara Polres Rote Ndao T.A. 2021.

3. Maksud dan Tujuan

a. Maksud
Maksud dibuatnya naskah Standard Operasional Prosedur ini adalah agar dapat dipakai sebagai
landasan / acuan / dan pedoman para petugas Penjagaan di lapangan.

b. Tujuan
Agar terwujud persamaan persepsi dan cara bertindak sehingga pelaksanaan Penjagaan berjalan
dengan lancar dan sesuai tujuan yang diharapkan.

4. Ruang Lingkup

Ruang lingkup naskah Standard Operasional Prosedur Penjagaan ini meliputi bagaimana memperjelas
dan pemahaman serta meningkatkan pelayanan prima kepada masyarakat melaui kegiatan Penjagaan
Perkantoran, Tahanan dan Penjagaan Objek Tertentu.

5. Pengertian – Pengertian

a. Kepolisian Negara Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Polri adalah alat penegak hukum
yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, dan
memberikan perlindungan, pengayoman serta pelayanan kepada masyarakat dalam rangka
terpeliharanya keamanan dalam negeri.

b. Penjagaan adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh anggota Polri yang bersifat
pencegahan (preventif) dengan memberikan perlindungan, pengayoman, pelayanan dan
memelihara keselamatan jiwa dan harta benda untuk kepentingan masyarakat dan negara.

c. Penjagaan perkantoran adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh anggota Polri untuk
menjaga keamanan perkantoran yang menjadi tanggung jawabnya.

d. Penjagaan tahanan adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh anggota Polri untuk
memberikan perlindungan terhadap tahanan dalam pelaksanaan proses hukum.

e. Penjagaan objek tertentu adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh anggota Polri untuk
memberikan perlindungan dan pengayoman terhadap objek tertentu.

f. Pos .......
3

f. Pos tetap adalah suatu pos polisi yang bersifat permanen dan ada kegiatan kepolisian yang
dilaksanakan sepanjang waktu serta dikukuhkan dengan Surat Keputusan Kapolda.

g. Pos sementara (taktis) adalah pos polisi yang diadakan dalam rangka menghadapi ancaman
gangguan dan kegiatan masyarakat yang bersifat temporer.

h. Pos bergerak (mobile) adalah pos polisi yang sifatnya bepindah-pindah dari satu tempat ke
tempat lain dengan menggunakan kendaraan bermotor roda empat.

i. Keamanan adalah kondisi dinamis kedamaian dan ketentraman yang merupakan hasil integrasi
dan interaksi faktor-faktor dinamis yang memungkinkan semua kegiatan dapat berkembang
sesuai dengan kemampuan dan tuntutan tugasnya.

j. Potensi Gangguan yang selanjutnya disingkat PG adalah kondisi / situasi yang merupakan faktor
stimulan / pencetus / embrio gangguan keamanan yang berpotensi besar akan tumbuh menjadi
gangguan nyata keamanan.

k. Ambang Gangguan yang selanjutnya disingkat AG atau Police Hazard adalah kondisi gangguan
Kamtibmas skala menengah yang jika dibiarkan tidak ada tindakan kepolisian dapat meningkat
menjadi Gangguan Nyata.

l. Gangguan Nyata yang selanjutnya disingkat GN atau Ancaman Faktual adalah gangguan
keamanan berupa kejahatan atau pelanggaran yang terjadi dan menimbulkan kerugian bagi
masyarakat berupa kerugian harta benda ataupun jiwa raga.

m. Situasi aman adalah situasi keadaan bebas dari bahaya yang dirasakan oleh seseorang.

6. Tata Urut

I. PENDAHULUAN
II. KONFIGURASI STANDARD
III. TUGAS DAN PERAN
IV. PELAKSANAAN KEGIATAN
V. PENUTUP

II. KONFIGURASI STANDARD

7. Nama Satuan : Unit Penjagaan / Yanmas

8. Kualifikasi Kemampuan

a. Menguasai daerah situasi sekitar;


b. kemampuan melayani masyarakat;

c. Meiliki .......
4

c. Memiliki kecepatan mendatangi TKP dan kemampuan penanganan Tindakan Pertama di Tempat
Kejadian Perkara ( TP TKP );.
d. Kemampuan komunikasi verbal atau penggunaan alkom yang ada;
e. Kemampuan dalam pengumpulan informasi atau bahan keterangan ( Pulbaket );
f. Kemampuan melakukan tindakan represif tahap awal;
g. Kemampuan negosiasi;
h. Kemampuan proses Tipiring;
i. Penguasaan Hukum dan Perundang- Undangan;
j. Menguasai beladiri Polri;
k. kemampuan membuat laporan tertulis (verbal);
l. Dapat mengoperasionalkan komputer / Lap Top / Note Book
m. Tanggap segera terhadap laporan / pengaduan dari masyarakat ( melalui telephone, lisan, surat )

9. Susunan Pembagian Tugas

a. 3 (tiga) ploeg yaitu dalam 24 jam dibagi dalam 3 giliran petugas jaga;
b. 2 (dua) ploeg yaitu dalam 24 jam dibagi dalam 2 giliran petugas jaga;
c. 1 (satu) ploeg yaitu tugas jaga bergantian selama 24 jam / satu hari.
Kekuatan petugas jaga pada tiap-tiap pos penjagaan jumlahnya disesuaikan dengan beban tugas
dan ancaman gangguan Kamtibmas.

10. Peralatan dan perlengkapan

a. Gampol yang berlaku sesuai ketentuan;

b. Kelengkapan perorangan Sabhara Polri terdiri dari :


1) Sabuk Sabhara;
2) Selempang;
3) Baret / Helm / Topi lapangan ( sesuai kegiatan );
4) Tongkat Polri ” T ”;
5) Borgol;
6) Peluit;
7) Tanda Kewenangan;

c. Persenjataan :
1) Revolver untuk kepala regu
2) Senpi laras panjang ( sesuai kebutuhan )

d. Alat Komunikasi ( alkom ) :


a) Telephone / HP;
b) Handy Talky ( HT );
c) Mega Phone;
d) Alkom lainnya yang tersedia.

III. TUGAS .......


5

III. TUGAS DAN PERAN

11. Tugas

a. mencegah/menangkal segala bentuk tindak kejahatan/pelanggaran di daerah tanggung jawabnya


masing-masing, baik bersifat pos tetap, pos sementara dan pos bergerak (mobile);

b. memberikan pelayanan, antara lain menerima laporan/pengaduan dari masyarakat;

c. memonitor secara aktif segala bentuk gangguan Kamtibmas yang terjadi pada seluruh jajaran
Polri di wilayahnya;

d. melaporkan secara cepat dan tepat setiap segala bentuk kejadian/gangguan Kamtibmas yang
terjadi di wilayahnya kepada satuan tingkat atas guna mendapatkan petunjuk lanjut.

12. Peran

Peran penjagaan sebagai pintu gerbang pertama dalam memberikan pelayanan kepolisian
kepada warga masyarakat yang membutuhkan, dalam bentuk :

a. Penerimaan dan penanganan laporan/pengaduan;

b. Pelayanan permintaan bantuan/pertolongan kepolisian;

c. Penjagaan markas termasuk penjagaan tahanan dan pengamanan barang bukti;

d. Penyelesaian perkara ringan/perselisihan antar warga, sesuai ketentuan hukum/peraturan


perundang-undangan dan norma yang berlaku/kebijakan dalam organisasi Polri.

IV. PELAKSANAAN KEGIATAN

13. Tahap Persiapan

a. Penjagaan Perkantoran

1) Setengah jam sebelum dimulai giliran tugas jaga, maka petugas jaga baru sudah siap di
tempat jaga;

2) Memeriksa ruang jaga, lingkungan sekitarnya dan barang-barang inventaris penjagaan;

3) Memeriksa kerapihan meliputi: sikap tampang, perlengkapan dan persenjataan;

4) Menerima / meminta informasi dan mempelajari tugas-tugas yang telah dilakukan oleh
petugas jaga lama, memperhatikan petunjuk-petunjuk dan perintah-perintah dari
pimpinan;

5) Ka Jaga...........
6

5) Ka jaga memberikan APP / penekanan tugas penjagaan kepada anggotanya.

b. Penjagaan Tahahan

1) Penjagaan tahanan dilakukan oleh anggota jaga dengan pengaturan sesuai jadwal tugas
jaga tahanan;

2) Ka Jaga memberikan APP kepada anggota jaga tahanan;

3) Mengecek kelengkapan (senjata api, senter malam hari) dan kelengkapan lain yang
diperlukan;

4) Anggota jaga tahanan harus mengetahui jumlah dan keadaan tahanan dari daftar tahanan
yang ada (pada buku dan papan tahanan);

5) Sebelum serah terima jaga tahanan, anggota jaga lama dan baru mengadakan
pemeriksaan jumlah tahanan, keadaan tahanan, mencocokkan daftar tahanan dan
mengadakan pemeriksaan kondisi ruang tahanan.

c. Penjagaan Obyek Tertentu

1) Menyiapkan Surat Perintah Penugasan;

2) Pa jaga menentukan titik–titik kerawanan obyek penjagaan dengan memperhatikan tempat


yang akan dijaga dan diamankan, lamanya kegiatan, jumlah masyarakat yang hadir dan
jenis kegiatan yang akan dijaga, tokoh / pejabat yang hadir dan jenis ancaman dan
gangguan yang mungkin timbul;

3) Menyiapkan kekuatan yang akan dilibatkan, berdasarkan kerawanan di atas dan


kemampuan personel sesuai sasaran penjagaan yang dihadapi;

4) Mengecek kesiapan peralatan dan kelengkapan yang digunakan untuk melaksanakan


tugas jaga;

5) Memberikan AAP kepada anggota yang akan melaksanakan tugas penjagaan;

6) Petugas jaga harus sudah siap di lokasi penjagaan satu jam sebelum acara / kegiatan
masyarakat dimulai;

7) Menyiapkan administrasi pelaporan.

14. Tahap .......


7

14. Tahap Pelaksanaan

a. Penjagaan Perkantoran

1) Penjagaan perkantoran di bawah tanggung jawab Ka Jaga, adapun kegiatan-kegiatan


penjagaan antara lain membuat jadwal tugas-tugas penjagaan, mengisi buku mutasi,
melaksanakan dinas jaga sesuai jadwal tugas penjagaan, memukul lonceng setiap jam
sekali, dan ditulis dalam buku mutasi penjagaan dengan tinta warna merah;

2) Pelaksanaan tugas jaga perkantoran memperhatikan dan meneliti secara khusus


kelengkapan administrasi penjagaan, barang inventaris penjagaan dan kebersihan ruang
penjagaan serta lingkungannya;

3) Selama melaksanakan tugas penjagaan maupun sedang dalam istirahat tetap


memperhatikan kesiapsiagaan;

4) Melaksanakan pengawasan terhadap situasi perkantoran dan sekitarnya;

5) Menjaga, memelihara dan mengawasi serta mengatur keluar masuknya barang bukti,
barang titipan dan barang temuan yang menjadi tanggung jawab petugas jaga, agar tetap
utuh dan tidak rusak serta dicatat dalam buku mutasi;

6) Memberikan pelayanan kepada masyarakat yang memerlukan bantuan, pertolongan dan


informasi, serta menyiapkan ruang tunggu tamu;

7) Mencatat dalam buku mutasi setiap kejadian yang menjadi tanggung jawabnya;

8) Melaksanakan pengawasan, pengamatan dan pengecekan di lingkungan perkantoran,


memeriksa pintu-pintu kantor apakah sudah terkunci atau belum terutama di luar jam
kantor atau malam hari termasuk adanya anggota yang lembur;

9) Anggota yang mendapat giliran istirahat memanfaatkan waktu istirahat di tempat yang
sudah ditentukan;

10) Pelaksanaan tugas jaga perkantoran agar senantiasa diadakan koordinasi dengan petugas
jaga instansi lain;

11) Seluruh kegiatan yang dilakukan oleh anggota jaga dicatat dalam buku mutasi penjagaan.

b. Penjagaan Tahanan
1) Hal – Hal yang harus diperhatikan dalam Tugas Jaga :

a) Membuat jadwal penjagaan tahanan;

b) Penjagaan dan pengawasan tahanan disesuaikan dengan kekuatan personil


petugas jaga;

c) Mengawasi .......
8

c) Mengawasi lingkungan dalam dan luar ruang tahanan secara ketat dan teliti;

d) Mencatat dalam buku mutasi apabila ada kelainan / penyimpangan dari pada
tahanan dan situasi sekitar ruang tahanan serta dibuat laporan;

e) Melakukan tindakan tepat, tegas, cepat dan benar terhadap penyimpangan-


penyimpangan dari tahanan;

f) Petugas jaga lama menyerahkan tugas jaga/pengawasan tahanan dengan lengkap


dan menginformasikan hal-hal yang perlu diperhatikan oleh petugas jaga baru;

g) Petugas jaga baru mengecek jumlah tahanan, kondisi fisik setiap tahanan, barang-
barang milik tahanan yang dititipkan, surat perintah penahanan serta hal-hal lain
sehubungan dengan penyerahan dari petugas jaga lama;

h) Serah terima tugas jaga tahanan agar dicatat dalam buku mutasi penjagaan;

i) Pada saat petugas jaga tahanan masuk ke dalam kamar tahanan harus waspada
dari kemungkinan tahanan memperdaya, melemahkan atau merampas peralatan /
senpi petugas jaga tahanan, melarikan diri, menyandera atau melakukan perbuatan
yang melawan hukum.

2) Tata cara memasuki ruang tahanan meliputi:

a) petugas jaga tahanan harus dapat mengetahui tahanan mana yang perlu diwaspadai
dan memerlukan perhatian khusus;

b) petugas yang memasuki ruang tahanan minimal 2 (dua) orang, petugas pertama
yang memasuki ruang tahanan, petugas kedua mengawasi gerak-gerik tahanan
dalam rangka mengamankan petugas yang masuk ke dalam ruang tahanan;

c) kekuatan petugas yang masuk dalam ruang tahanan disesuaikan dengan jumlah
tahanan;

d) petugas yang masuk ke dalam ruang tahanan mengambil posisi taktis yang
menguntungkan untuk melumpuhkan gerakan tahanan yang membahayakan;

e) keluar dan masuknya tahanan hendaknya diatur secara bergilir sesuai kepentingan;

f) dilarang membuka kamar tahanan pada malam hari.

3) Larangan bagi petugas jaga tahanan meliputi:

a) meminta uang/barang/jasa apapun dari tahanan atau keluarga yang datang


menjenguk;

b) Menyuruh .......
9

b) menyuruh bekerja seperti membersihkan kendaraan, menyapu halaman / lantai


kantor;

c) melakukan ancaman, penganiayaan ataupun menyakiti hati tahanan; dan

d) apabila terjadi kelalaian atau kesengajaan dari petugas tahanan yang


mengakibatkan matinya tahanan atau melarikan diri, maka petugas jaga tahanan
dan pimpinan 2 (dua) tingkat di atasnya dikenakan tuntutan sesuai peraturan yang
berlaku.

4) Tata cara memasukkan tahanan ke dalam ruang tahanan meliputi:

a) tahanan harus dilengkapi dengan surat perintah penahanan (SPP) yang


ditandatangani oleh penyidik;

b) setiap tahanan yang ditahan di ruang tahanan, agar dicek kesehatannya dengan
minta bantuan tenaga medis;

c) pada saat menerima tahanan periksa kondisi tahanan, apakah ada tanda-tanda
penganiayaan atau tidak, catat dalam buku penerimaan tahanan, apabila nyata-
nyata ada bekas penganiayaan, maka petugas jaga harus memintakan visum ke
rumah sakit dengan dibuat berita acara penerimaan dan penyerahan tersangka
kemudian dilaporkan kepada atasan agar apabila terjadi sesuatu (mati) hal tersebut
dapat dipertanggung jawabkan;

d) periksa barang-barang tahanan, seperti : benda tajam / sejenisnya, tali, ikat


pinggang, korek api, obeng, kikir atau benda-benda yang dapat diubah menjadi
benda yang membahayakan tahanan atau dapat merugikan petugas, agar
diamankan oleh petugas jaga;

e) apabila ada barang-barang berharga (uang, perhiasan) milik pribadi tahanan, harus
dimasukkan ke dalam sampul dan disegel serta disaksikan oleh pemilik;

f) penyimpanan barang berharga diupayakan dititipkan di brankas;

g) semua barang milik tahanan dicatat secara rinci dalam buku register barang titipan
milik tahanan, diketahui oleh tahanan dan petugas dengan membubuhi tanda
tangan;

h) catat di papan tahanan mengenai: nama, umur, jenis kelamin, kamar, nomor SPP,
pasal/kasus yang dilanggar, tanggal dimulai penahanan, perpanjangan masa
penahanan dari jaksa serta pengadilan;

i) catat tahanan dalam buku daftar tahanan, dan catat identitas yang menyerahkan
dalam laporan pelaksanaan tugas jaga;

j) SPP .......
10

j) SPP harus diperlihatkan kepada tahanan dan setelah ditandatangani disimpan


dalam kotak SPP yang tersedia di ruang jaga tahanan dan melekat di dinding ruang
jaga tahanan; dan

k) masukkan tahanan dalam ruang tahanan dengan cara memisahkan antara tahanan
laki-laki dan perempuan, anak-anak dan orang dewasa.

l) Kepala Jaga bertanggung jawab terjadinya tahanan yang dianiaya oleh sesama
tahanan.

m) Petugas jaga tahanan yang melalaikan tugasnya, atau karena kesalahannya


menyebabkan seorang tahanan melarikan diri, dapat dikenakan hukuman menurut
ketentuan hukum yang berlaku.

5) Tata cara dalam menjenguk tahanan meliputi:

a) ijin menjenguk hanya dapat diberikan oleh perwira jaga serta dicatat dalam buku
mutasi;

b) waktu menjenguk pada hari Jumat pukul 08.00 s/d 10.00, hari Sabtu 08.00 s/d 12.00
dan pada hari lainnya pukul 08.00 s/d 13.00;

c) tempat menjenguk di tempat yang telah disediakan atau tempat di sekitar ruang jaga
disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat, namun keamanan harus terjamin;

d) memeriksa makanan dan minuman dengan cara dicicipi disaksikan oleh penjenguk,
kemungkinan diselipkannya obat-obat terlarang, benda-benda berbahaya seperti
obeng, pisau, kunci, korek api, gergaji besi atau alat-alat lain yang dapat merugikan
dan apabila terdapat benda tersebut maka penjenguk dibatalkan dan dilakukan
pemeriksaan oleh petugas;

e) dilarang memberikan obat nyamuk bakar dan sejenisnya;

f) penjenguk agar dicatat secara lengkap identitasnya dalam buku tamu tahanan
termasuk status hubungan dengan tahanan; dan

g) pembicaraan antar penjenguk dengan tahanan harus disaksikan / dihadapan


petugas jaga dan menggunakan bahasa Indonesia.

6) Tata cara memperlakukan tahanan sakit meliputi:

a) berobat jalan ke poliklinik atau ke rumah sakit;

b) dicatat dalam buku berobat tahanan;

c) dikawal pulang dan pergi oleh petugas bukan petugas jaga tahanan;
d) tahanan .......
11

d) tahanan dalam jumlah banyak perhatikan pengamanannya dengan ketat dan


siapkan pengawal yang cukup;

e) apabila jaraknya jauh usahakan dibawa dengan kendaraan bermotor roda empat
atau kendaraan tahanan;

f) apabila ada dokter polisi, datangkan dengan seijin pimpinan;

g) apabila tahanan perlu dirawat di rumah sakit agar mengikuti prosedur ketentuan
dirawat di rumah sakit didasarkan keputusan dokter yang memeriksa tahanan
tersebut dan dijaga oleh petugas yang ditunjuk oleh Kasatwil, koordinasikan
penempatannya dengan kepala/petugas rumah sakit setempat;

h) tahanan meninggal dunia di ruang tahanan yang disebabkan karena bunuh diri,
penganiayaan, keracunan dan sebagainya, maka Kasatwil harus memintakan visum
jenazah ke rumah sakit;

i) tahanan berkelahi/membuat keributan pisahkan penempatan kamarnya, periksa oleh


petugas jaga yang bukan petugas jaga tahanan untuk mengetahui sebab terjadinya
perkelahian, catat kejadian tersebut dan laporkan kepada perwira jaga dan adakan
pembinaan sehingga tidak terulang lagi atau dapat rukun kembali.

7) Ketentuan olah raga bagi tahanan meliputi:

a) kegiatan olah raga dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan;

b) tempat olah raga dilaksanakan di dalam pagar/tembok tahanan;

c) dipimpin oleh petugas jaga tahanan dan anggota lainnya mengawasi dengan siaga;

d) apabila tahanan banyak agar digilir secara berkelompok dan masing masing
kelompok waktunya selama 30 menit.

8) Ketentuan mandi, ibadah keagamaan dan makan bagi tahanan meliputi:

a) mandi sehari dua kali, yaitu sekitar pukul 06.00 s/d 07.00 untuk pagi dan 16.00 s/d
17.00 untuk sore, diatur secara bergiliran satu persatu dan diawasi oleh petugas
jaga;

b) ibadah keagamaan dilaksanakan sesuai agama dan kepercayaan masing-masing


dan dilaksanakan di ruang/kamar tahanan masing-masing;

c) makan sehari tiga kali, peralatan makan yang digunakan dari plastik atau dibungkus,
tidak boleh dari logam / kaca dan setelah selesai makan segera dikeluarkan dari
dalam kamar tahanan.
12

9) Tata cara peminjaman tahanan untuk pemeriksaan meliputi:

a) peminjaman tahanan harus dengan bukti peminjaman;

b) petugas yang berhak meminjam tahanan hanya penyidik/penyidik pembantu dengan


diketahui oleh kepala jaga;

c) petugas yang berhak meminjamkan tahanan minimal kepala jaga;

d) sebelum dan sesudah tahanan dipinjam agar kondisi fisik tahanan diperiksa dan
dicatat dalam buku register tahanan serta diketahui oleh peminjam;

e) selama dalam pemeriksaan, keamanan tahanan menjadi tanggung jawab


penyidik/penyidik pembantu yang meminjam;

f) apabila terjadi perubahan kondisi fisik tahanan agar dibuat laporan polisi untuk
dibuat proses lebih lanjut;

g) catat berapa lama tahanan dipinjam;

h) setelah tahanan selesai dipinjam selanjutnya dikembalikan ke ruang tahanan.

10) Pengeluaran / penangguhan tahanan meliputi:

a) tahanan dapat dikeluarkan untuk penangguhan penahanan berdasarkan Surat


Perintah Pengeluran Tahanan (SPPT) atau Surat Pengalihan Jenis Tahanan yang
ditanda tangani oleh Kasatwil;

b) barang titipan milik tahanan agar dikembalikan kepada tahanan dan dicatat dalam
Buku Register Barang Titipan Tahanan;

c) identitas tahanan dalam daftar papan tahanan dihapus, demikian pula dalam register
tahanan dicatat bahwa dengan dasar SPP tahanan telah dikeluarkan.

11) Perlakuan terhadap tahanan titipan meliputi:

a) prinsip perlakuan dan pengamanan tahanan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

b) diusahakan agar tahanan titipan dipisahkan dengan tahanan setempat;

c) maksimal batas penitipan disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku;

d) catat identitas tahanan maupun yang menitipkan dalam buku register penitipan
tahanan;

e) laporkan kepada Kasatwil.


12) Perlakuan .......
13

12) Perlakuan terhadap tahanan yang ditahan di rumah sakit meliputi:

a) jaga dengan ketat untuk mencegah resiko melarikan diri, agar tahanan diborgol
dengan cara: 1 borgol di pergelangan kaki, 1 lagi dihubungkan dengan tempat tidur
atau menggunakan lebih dari 1 pasang borgol.

b) usahakan dalam kamar yang rapat dan tersediri;

c) menjenguk pasien tahanan disesuaikan dengan prosedur menjenguk tahanan


dan/atau atas seijin Kasatwil.

13) Pengaturan ruang tahanan meliputi:

a) tahanan laki-laki, perempuan, anak-anak dan orang dewasa dipisahkan;

b) jumlah tahanan masing-masing kamar disesuaikan dengan kapasitas kamar;

c) kamar tahanan dipasang lampu penerangan;

d) kamar tahanan diberi nomor.

14) Kewajiban bagi para tahanan meliputi:

a) mentaati peraturan - peraturan tahanan yang berlaku;

b) menjaga ketertiban dan keamanan ruang tahanan;

c) menjaga kebersihan ruang tahanan antara lain tidak boleh membuat tulisan atau
gambar pada tembok/diding tahanan yang ada;

d) mentaati perintah-perintah dinas yang telah ditentukan.

c. Penjagaan Objek Tertentu

1) Pembagian tugas sesuai obyek yang dijaga;

2) Melakukan penjagaan pada titik-titik rawan;

3) Menerima laporan/pengaduan;

4) Mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan melakukan Tindakan Pertama di Tempat
Kejadian (TPTK);

5) Mengadakan koordinasi dengan mako dan unsur-unsur pengamanan lainnya yang ada di
lokasi tanggung jawabnya.

15. Tahap …….


14

15. Tahap Pengakhiran

a. Kegiatan konsolidasi dari masing-masing sasaran dalam penjagaan perkantoran, penjagaan


tahanan dan penjagaan obyek tertentu meliputi:
1) dilaksanakan setelah kegiatan penjagaan selesai dengan melakukan apel;
2) memeriksa/checking kekuatan, perlengkapan anggota jaga;
3) membuat laporan pelaksanaan penjagaan.

b. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas baik secara lisan maupun tertulis dalam buku mutasi atau
blanko laporan kepada Perwira Jaga;

c. Setiap mengakhiri kegiatan penjagaan, pimpinan lapangan/pimpinan kesatuan wajib melakukan


analisa dan evaluasi hasil pelaksanaan tugas guna mengadakan koreksi terhadap tindakan dan
cara bertindak yang tidak sesuai dengan prosedur.

16. Koordinasi dan Pengendalian

a. Pimpinan kesatuan/pimpinan lapangan dalam pelaksanaan tugas penjagaan dapat melakukan


koordinasi dengan satuan fungsi kepolisian maupun instansi terkait lainnya.

b. Dalam pelaksanaan penjagaan, masing-masing pimpinan melakukan koordinasi untuk mencapai


hasil yang maksimal.

c. Dalam tugas penjagaan, kendali taktis dan kendali teknis berada pada pimpinan lapangan/pimpinan
kesatuan.

d. Setiap perkembangan eskalasi selama penjagaan, wajib dilaporkan secara lisan dari petugas
penjagaan kepada atasannya.

e. Pimpinan tertinggi dari para petugas penjagaan membuat laporan tertulis secara berjenjang tentang
pelaksanaan tugas penjagaan.

17. Ketentuan – ketentuan lainnya :

a. Dukungan anggaran penugasan Penjagaan menggunakan anggaran sesuai DIPA Satker.

b. Dukungan administrasi dan logistik menggunakan sarana dan fasilitas organik yang tersedia;

c. Sistem laporan menyesuaikan dengan prosedur hirarki yang berlaku;

d. Ketentuan lain yang berkaitan dengan Standard Operasional Prosedur Penjagaan sepanjang
tidak bertentangan dengan ketentuan ini, dapat digunakan sebagai rujukan agar lebih
memantapkan pelaksanaan tugas Penjagaan;

e. Susunan mengenai kekuatan penjagaan, perlengkapan/peralatan penjagaan, tercantum dalam


lampiran yang tidak terpisahkan dari peraturan ini.

f. Untuk .......
15

f. Untuk mendapatkan nilai aplikatif yang optimal tidak menutup kemungkinan Kasatwil
menjabarkan dalam bentuk “Urut-urutan Tindakan” sesuai dengan situasi dan kondisi wilayah
masing-masing.

g. Standard Operasional Prosedur Penjagaan ini berlaku 1 (satu) tahun untuk pelaksanaan uji coba
dan penyempurnaan.

V. PENUTUP

Demikian Standar Operasional Prosedur (SOP) Penjagaan ini dibuat agar dapat dipergunakan dan
dipedomani bagi setiap anggota Polri yang ditugaskan dalam pelaksanaan Penjagaan.

Dikeluarkan di : Ba’a
Pada tanggal : Januari 2021
KEPALA SATUAN SABHARA POLRES ROTE NDAO

YOHANES SURI, SH.


INSPEKTUR POLISI SATU NRP 77050809

Disahkan : Ba’a
Pada Tanggal : Januari 2021
KEPALA KEPOLISIAN RESOR ROTE NDAO

FELLI HERMANTO, S.I.K., M.Si


AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 77061135
16

KEPOLISIAN DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR


RESOR ROTE NDAO

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


PENJAGAAN

Ba’a, Januari 2021

Anda mungkin juga menyukai