TEMA :
OLEH :
POKJAR IV (EMPAT)
1
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang. .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah. ........................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Penanggulangan penyebaran berita palsu (hoaks) yang
berpotensi mengganggu integritas Pemilu 2024 dan
mempengaruhi persepsi masyarakat ............................. 4
B. Langkah-langkah konkret dalam menjaga netralitas dan
independensi anggota Polri dalam mengawal Pemilu
2024 serta mengatasi pelanggaran oknum anggota
Polri ................................................................................ 6
C. Metode yang diterapkan dalam mengidentifikasi,
mengantisipasi, dan mengatasi potensi konflik politik
yang dapat memicu ketegangan sosial selama Pemilu
2024 ............................................................................... 9
D. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang
pentingnya Pemilu yang damai dan demokratis serta
mendorong partisipasi aktif dalam proses Pemilu 2024 . 12
E. Mengintegrasikan upaya menghadapi potensi ancaman
terhadap keamanan Pemilu 2024, termasuk serangan
siber, peretasan, dan penyebaran informasi palsu ......... 14
1i
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN PERTAMA
TEMA :
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang.
Pemilu merupakan pilar demokrasi yang harus dijalankan
dengan baik untuk mewujudkan keadilan dan kedaulatan rakyat.
Namun, dalam pelaksanaannya, terdapat potensi kerawanan yang
perlu diperhatikan secara serius. Dalam konteks ini, penting bagi Polri
untuk proaktif dalam mengidentifikasi dan mengatasi potensi
kerawanan, seperti konflik politik, provokasi, penyebaran hoaks, dan
potensi tindakan kriminal terkait Pemilu 2024. Langkah-langkah
antisipasi yang dapat diambil melibatkan peningkatan koordinasi
dengan berbagai pihak terkait, termasuk TNI, KPU, Bawaslu, dan
lembaga terkait lainnya. Sebagai anggota Polri juga perlu
meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya Pemilu
yang damai dan demokratis serta mendorong partisipasi yang aktif
dalam proses tersebut. Selain itu, juga mengintensifkan upaya
pengawasan dan penegakan hukum terhadap pelanggaran yang
terkait dengan Pemilu, termasuk tindakan provokasi, penyebaran
berita palsu, dan ancaman terhadap keamanan. Selain tindakan
pengamanan dan penegakan hukum, mengedepankan pendekatan
dialogis dan edukatif untuk menyelesaikan konflik yang mungkin
timbul selama Pemilu. Upaya-upaya ini bertujuan untuk menciptakan
1
lingkungan yang kondusif dan memastikan bahwa Pemilu 2024 dapat
berlangsung dengan damai, jujur, dan transparan. Dengan demikian,
kami berkomitmen untuk menjaga keamanan, stabilitas, dan integritas
Pemilu sebagai upaya nyata untuk mewujudkan demokrasi yang
kokoh di negara kita.
Penyebaran informasi dan disinformasi dapat terjadi dengan
cepat dan luas, sehingga dapat mempengaruhi persepsi masyarakat
dan mengakibatkan ketegangan politik, bahwa perkembangan
teknologi informasi dan media sosial telah memberikan dampak
signifikan pada dinamika Pemilu 2024. Oleh karena itu, kemampuan
dalam memantau dan merespons konten-konten yang bersifat
provokatif dan berpotensi mengganggu ketertiban umum perlu
ditingkatkan. Selain itu, potensi kerawanan juga dapat muncul dari
konflik kepentingan politik dan persaingan antarcalon. Perlu dalam
menjaga netralitas dalam pelaksanaan tugas kami, serta mengawasi
dugaan pelanggaran kode etik dan hukum yang melibatkan oknum-
oknum Polri dalam kegiatan politik. Langkah-langkah disiplin akan
diterapkan secara tegas untuk memastikan integritas dan
independensi Polri dalam mengawal Pemilu 2024. Selain upaya-upaya
di atas, kami akan terus berkoordinasi dengan aparat keamanan
lainnya untuk memastikan pengamanan Pemilu yang efektif dan
profesional. Langkah-langkah seperti peningkatan patroli,
pengawasan terhadap pergerakan massa, dan penguatan keamanan
di lokasi-lokasi penting akan diterapkan secara cermat untuk
mengantisipasi potensi kerawanan.
Pemilu 2024 adalah momentum penting bagi demokrasi, dan
sebagai anggota Polri, perlu berkomitmen untuk menjaga stabilitas
dan keamanan selama proses ini berlangsung dengan selalu
mengutamakan prinsip-prinsip profesionalisme, netralitas, dan
pelayanan kepada masyarakat dalam menjalankan tugas-tugas kami
yang berkaitan dengan Pemilu. Dengan kerjasama dari semua pihak,
untuk menjalani Pemilu dengan sukses dan menjaga keamanan serta
demokrasi negara. Selain itu, sebagai anggota Polri, kami juga akan
2
terus meningkatkan kapasitas kami dalam mendeteksi dan mengatasi
ancaman yang berkaitan dengan Pemilu 2024. Dalam menjaga
keamanan selama Pemilu 2024 tidak hanya tanggung jawab Polri
semata, tetapi juga tanggung jawab bersama seluruh elemen
masyarakat. Oleh karena itu, pendekatan partisipatif dengan
menggandeng masyarakat, media, dan organisasi-organisasi sipil
dalam mengawasi proses Pemilu sangatlah penting. Kami akan
mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengawasan, serta
memberikan akses informasi yang transparan tentang proses Pemilu.
Diharapkan dengan upaya bersama semua pihak, Pemilu 2024 akan
berjalan dengan lancar, aman, dan adil, sehingga keberhasilannya
akan memperkuat fondasi demokrasi dan membawa manfaat yang
besar bagi bangsa dan negara Indonesia.
B. Rumusan Masalah.
Sebagaimana uraian latar belakang tersebut, untuk itu
rumusan dalam penulisan laporan penugasan kelompok ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana penanggulangan penyebaran berita palsu (hoaks)
yang berpotensi mengganggu integritas Pemilu 2024 dan
mempengaruhi persepsi masyarakat ?
2. Bagaimana langkah-langkah konkret dalam menjaga netralitas
dan independensi anggota Polri dalam mengawal Pemilu 2024
serta mengatasi pelanggaran oknum anggota Polri ?
3. Bagaimana metode yang diterapkan dalam mengidentifikasi,
mengantisipasi, dan mengatasi potensi konflik politik yang dapat
memicu ketegangan sosial selama Pemilu 2024 ?
4. Bagaimana meningkatkan pemahaman masyarakat tentang
pentingnya Pemilu yang damai dan demokratis serta mendorong
partisipasi aktif dalam proses Pemilu 2024 ?
5. Bagaimana mengintegrasikan upaya menghadapi potensi
ancaman terhadap keamanan Pemilu 2024, termasuk serangan
siber, peretasan, dan penyebaran informasi palsu ?
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Salah satu permasalahan utama adalah keterbatasan dalam
mendeteksi dan menindak penyebaran hoaks secara cepat dan tepat.
Polri perlu meningkatkan kemampuan teknologi dan analisis data
untuk mengidentifikasi sumber serta penyebar hoaks dengan lebih
akurat. Selain itu, upaya komunikasi publik yang efektif juga
merupakan hal yang penting. Polri perlu meningkatkan kerja sama
dengan lembaga media, organisasi masyarakat sipil, dan pemangku
kepentingan lainnya untuk bersama-sama memberikan informasi yang
jelas, benar, dan akurat kepada masyarakat. Dengan demikian,
masyarakat akan lebih cenderung mempercayai sumber informasi
resmi daripada hoaks yang beredar.
Pendidikan masyarakat mengenai bahaya hoaks juga harus
menjadi prioritas. Polri perlu bekerja sama dengan institusi pendidikan
dan organisasi masyarakat untuk meningkatkan literasi digital dan
kritis masyarakat dalam memilah informasi yang benar. Semakin
masyarakat sadar akan bahaya hoaks, semakin sulit bagi penyebar
hoaks untuk mempengaruhi persepsi mereka. Selain itu, hukuman
yang tegas bagi pelaku penyebaran hoaks juga perlu diterapkan. Polri
harus bekerja sama dengan aparat penegak hukum dan peradilan
untuk memastikan bahwa mereka yang terlibat dalam penyebaran
hoaks dihukum secara adil dan tegas. Ini dapat menjadi efek jera bagi
mereka yang berniat merusak integritas Pemilu dan merugikan
masyarakat. Dalam penanggulangan penyebaran hoaks yang
berpotensi mengganggu integritas Pemilu 2024 dan mempengaruhi
persepsi masyarakat adalah tugas bersama. Polri perlu bekerja keras
untuk meningkatkan efektivitas langkah-langkah yang sudah diambil,
meningkatkan kolaborasi dengan pemangku kepentingan lainnya, dan
terus berupaya mengedukasi masyarakat tentang bahaya hoaks.
Hanya dengan upaya bersama yang koordinatif dan terarah, kita
dapat melindungi integritas demokrasi di Indonesia.
Kurangnya penanggulangan penyebaran berita palsu (hoaks)
oleh Polri yang berpotensi mengganggu integritas Pemilu 2024 dan
5
mempengaruhi persepsi masyarakat dapat tercermin dalam beberapa
indikator sebagai berikut :
6
6. Tingkat Kepercayaan Masyarakat pada Hoaks. Jika masyarakat
masih cenderung mempercayai hoaks dan meragukan informasi
resmi, ini dapat menjadi indikator bahwa upaya Polri dalam
mengedukasi dan membimbing masyarakat tentang bahaya
hoaks belum berhasil.
8
4. Tidak Ada Mekanisme Pengawasan Independen. Ketika tidak
ada mekanisme independen yang efektif untuk mengawasi
tindakan dan keputusan Polri dalam konteks pemilu, maka dapat
muncul keraguan terhadap independensinya. Misalnya, jika tidak
ada lembaga pengawas independen yang dapat menerima dan
menangani keluhan terkait pelanggaran oleh anggota Polri.
9
alasan utama kekurangan metode yang ada adalah kurangnya upaya
konkret dalam memahami dan mengatasi akar masalah konflik politik.
Identifikasi potensi konflik cenderung bersifat reaktif daripada proaktif,
seringkali terbatas pada pemantauan media dan pergerakan politik
yang sudah terjadi. Diperlukan pendekatan yang lebih holistik yang
mencakup pendekatan antarbudaya dan sosial, analisis mendalam
terhadap isu-isu yang rentan, dan pengembangan strategi yang
melibatkan semua pemangku kepentingan politik.
Metode yang digunakan saat ini cenderung kurang melibatkan
partisipasi aktif dari masyarakat sipil, organisasi non-pemerintah, dan
kelompok-kelompok advokasi. Masyarakat sipil memiliki peran penting
dalam mendeteksi dini potensi konflik politik, serta membantu
mengatasi konflik dengan cara yang damai dan konstruktif. Oleh
karena itu, perlu adanya upaya lebih lanjut dalam membangun
kemitraan yang kuat antara pemerintah, masyarakat sipil, dan sektor
swasta untuk menghadapi potensi konflik politik. Dalam menghadapi
Pemilu 2024, perbaikan metode identifikasi, antisipasi, dan
penanganan potensi konflik politik harus menjadi prioritas. Dengan
pendekatan yang lebih holistik dan inklusif, kita dapat mengurangi
risiko konflik politik yang dapat mengganggu ketegangan sosial
selama periode pemilihan.
Kurangnya metode yang diterapkan dalam mengidentifikasi,
mengantisipasi, dan mengatasi potensi konflik politik yang dapat
memicu ketegangan sosial selama Pemilu 2024 dapat tercermin
melalui beberapa indikator berikut:
10
2. Keterbatasan Sumber Daya. Jika pemerintah dan lembaga
terkait memiliki keterbatasan dalam sumber daya manusia dan
teknologi yang diperlukan untuk memantau media sosial, lalu
lintas informasi, dan perkembangan politik secara real-time, ini
dapat menjadi indikasi kurangnya kemampuan untuk
mengantisipasi potensi konflik.
12
Kurangnya Polri dalam meningkatkan pemahaman masyarakat
tentang pentingnya Pemilu yang damai dan demokratis serta
mendorong partisipasi aktif dalam proses Pemilu 2024 dapat dilihat
dari beberapa indikator berikut:
14
kurangnya investasi dalam sumber daya manusia dan teknologi di
Polri menjadi hambatan dalam menghadapi ancaman siber. Serangan
siber semakin canggih dan kompleks, sehingga diperlukan tenaga ahli
yang mumpuni serta peralatan yang mutakhir. Polri perlu
meningkatkan pelatihan dan rekrutmen personel yang berkompeten.
Peretasan dan penyebaran informasi palsu juga masih menjadi
masalah serius. Polri harus lebih proaktif dalam mengidentifikasi
potensi ancaman ini dan memberikan edukasi kepada masyarakat
mengenai bagaimana mengenali berita palsu. Selain itu, perlu ada
kerjasama yang lebih erat dengan platform media sosial dan
perusahaan teknologi untuk mengatasi penyebaran konten yang
merusak. Secara keseluruhan, upaya Polri dalam mengintegrasikan
keamanan Pemilu 2024 masih perlu ditingkatkan, terutama dalam hal
koordinasi, sumber daya manusia, dan teknologi. Dibutuhkan
kerjasama yang lebih efektif dengan pihak terkait dan investasi yang
lebih besar dalam menghadapi ancaman-ancaman yang semakin
kompleks di era digital ini.
Kurangnya integrasi upaya dalam menghadapi potensi ancaman
terhadap keamanan Pemilu 2024, termasuk serangan siber,
peretasan, dan penyebaran informasi palsu, dapat dilihat melalui
beberapa indikator berikut:
16
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan.
Dalam penulisan laporan penugasan (Lapgas) kelompok ini
sebagai simpulan dapat penulis uraikan sebagai berikut :
B. Rekomendasi.
Rekomendasi merupakan masukan atau saran kepada
pimpinan / organisasi kesatuan, antara lain :
18
3. Merekomendasikan agar kiranya meningkatkan transparansi
dalam memberikan informasi terkait pemilu, proses pemilihan,
dan tindakan yang diambil untuk mengatasi potensi konflik. Ini
akan membangun kepercayaan masyarakat.
19