Anda di halaman 1dari 8

Pemilu Langsung 2024 dan Dinamika Persaingan Politik

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Pemilihan Umum (Pemilu) Langsung 2024 akan menjadi perhelatan
politik besar di Indonesia, di mana pemilihan presiden, DPR, DPD, DPRD, dan
Pilkada serentak akan dilaksanakan. Pemilu serentak ini akan menjadi ujian yang
sesungguhnya bagi bangsa Indonesia dalam menjalankan demokrasi. Namun,
terdapat beberapa kontroversi yang terjadi menjelang pelaksanaan Pemilu 2024,
seperti dukungan penundaan pemilu oleh salah satu partai politik dan penolakan
terhadap penundaan pemilu karena dinilai tidak sesuai dengan amanat konstitusi
dan amanat reformasi serta berpotensi kembali ke masa orde baru jika terjadi
perpanjangan masa jabatan presiden.1 Selain itu, terdapat pro-kontra mengenai
sistem proposional tertutup. Pemilu 2024 menjadi momen penting untuk
meningkatkan kesadaran politik masyarakat dan meningkatkan partisipasi politik.
Pemilih dalam Pemilu 2024 didominasi oleh pemuda, yakni milenial dan Gen Z.
Namun, pengamat mengatakan mereka masih dianggap sebagai "token" oleh
politisi, meskipun banyak pemuda mulai berani menyuarakan aspirasi mereka
lewat media sosial. Selain itu, terdapat tren koalisi pada Pemilihan Presiden
Langsung 2024, di mana partai politik harus berkoalisi untuk mengusung Capres
dan Cawapres pada Pilpres 2024 nanti. Mahkamah Konstitusi menolak
permohonan pengujian Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan
Umum (UU Pemilu), sehingga sistem pemilu 2024 tetap proporsional terbuka.2
Pemilu langsung tahun 2024 menjadi peristiwa politik yang sangat dinanti
di berbagai negara di seluruh dunia. Pemilu ini akan menandai momen penting
dalam proses demokratisasi dan partisipasi warga negara dalam menentukan
pemimpin dan arah kebijakan negara. Dalam beberapa tahun terakhir, terdapat
sejumlah perkembangan signifikan dalam persaingan politik yang telah mengubah
lanskap politik secara substansial. Dinamika persaingan politik di berbagai negara
telah dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti perubahan sosial, teknologi, ekonomi,
1
Dr. Gun Gun Heryanto, M.Si. “Mengawal Regularitas dan Menguatkan Penyelenggaraan Pemilihan Umum 2024”.
Jurnal Pengawasan Pemilu Bawaslu DKI Jakarta, Tahun 2023. Hlm 51.
2
Ibid. hlm 53.
dan isu-isu politik kontemporer.3 Oleh karena itu, pemilu langsung 2024 akan
menjadi sorotan utama bagi para peneliti, praktisi politik, dan pengamat politik
untuk memahami dampak dan implikasi perubahan tersebut dalam konteks
pemilihan umum.
2. Tujuan Penulisan
a) Menganalisis Perubahan dalam Dinamika Persaingan Politik: Salah satu
tujuan utama penulisan paper ini adalah untuk menganalisis bagaimana
dinamika persaingan politik telah berubah dalam persiapan dan
pelaksanaan pemilu langsung 2024. Ini termasuk mengeksplorasi dampak
faktor-faktor seperti perubahan sosial, teknologi, dan isu-isu politik
kontemporer terhadap cara partai politik, kandidat, dan pemilih
berinteraksi. Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang perubahan
ini, paper ini dapat memberikan wawasan yang berharga bagi pembaca
tentang bagaimana politik evolusi dalam konteks pemilihan umum.
b) Mempelajari Implikasi Pemilu 2024 terhadap Demokrasi dan Stabilitas
Politik: Tujuan kedua adalah untuk mengeksplorasi implikasi pemilu
langsung 2024 terhadap demokrasi dan stabilitas politik dalam negara-
negara yang mengadakan pemilihan tersebut. Paper ini dapat berfokus
pada apakah perubahan dalam persaingan politik mengancam stabilitas
politik, polarisasi masyarakat, atau partisipasi pemilih. Selain itu, tujuan
ini adalah untuk menyelidiki bagaimana pemilihan tersebut memengaruhi
tata kelola pemerintahan dan hubungan internasional. Dengan demikian,
paper ini bertujuan memberikan wawasan yang mendalam tentang
implikasi pemilu langsung 2024 terhadap demokrasi dan stabilitas politik
di tingkat nasional dan internasional.
3. Teori:
Pemilu Langsung 2024 adalah pemilihan umum serentak yang akan dilaksanakan
pada tanggal 14 Februari 2024 untuk memilih Presiden, DPR, DPD, DPRD, dan
Pilkada serentak. Pemilu serentak ini akan menjadi ujian bagi bangsa Indonesia
dalam menjalankan demokrasi. Namun, terdapat beberapa kontroversi yang
3
Fitria Barokah, et. al,. “Disrupsi Politik: Peluang dan Tantangan Partai Politik Baru Jelang Pemilu 2024”. Nakhoda:
Jurnal Ilmu Pemerintahan, Vol. 21 No. 01, Tahun 2022, Halaman 6.
terjadi menjelang pelaksanaan Pemilu 2024, seperti dukungan penundaan pemilu
oleh salah satu partai politik dan penolakan terhadap penundaan pemilu karena
dinilai tidak sesuai dengan amanat konstitusi dan amanat reformasi serta
berpotensi kembali ke masa orde baru jika terjadi perpanjangan masa jabatan
presiden. Selain itu, terdapat pro-kontra mengenai sistem proposional tertutup.
Pemilu 2024 menjadi momen penting untuk meningkatkan kesadaran politik
masyarakat dan meningkatkan partisipasi politik.4
B. Pembahasan
1. Perbandingan Pemilu dari Masa ke Masa.
Sejarah Pemilu di Indonesia telah berlangsung sejak tahun 1955, di mana
Pemilu pertama kali diselenggarakan pasca kemerdekaan Indonesia pada masa
Demokrasi Liberal.5 Pemilu pertama ini diikuti oleh lebih dari 60% penduduk
Indonesia yang mendaftarkan namanya. Pemilu di masa orde lama dan orde baru
memiliki perbedaan, di mana pada masa orde lama, pemilu diwarnai oleh
pembatasan partai politik, sedangkan pada masa orde baru, pemilu diwarnai oleh
kecurangan dan manipulasi suara.6 Pemilu di masa reformasi, yaitu pada tahun
1999, menjadi pemilu pertama setelah lengsernya Soeharto. Pemilu 1999 ini
diikuti oleh 48 partai politik. Pemilu selanjutnya, yaitu Pemilu 2004, menjadi
pemilu pertama yang menggunakan sistem pemilihan presiden langsung. Pemilu
2024 akan menjadi pemilu serentak untuk memilih Presiden, DPR, DPD, DPRD,
dan Pilkada serentak. Pemilu 2024 juga menjadi momen penting untuk
meningkatkan kesadaran politik masyarakat dan meningkatkan partisipasi politik.7
Dalam beberapa dekade terakhir, pemilu telah mengalami perkembangan
teknologi yang mengubah cara kampanye politik dan interaksi pemilih. Pemilu-
pemilu masa lalu sering kali bergantung pada media tradisional seperti surat
kabar, televisi, dan radio untuk menyebarkan pesan politik. Namun, dengan

4
Ibid. hlm 55.
5
Saldi Isra, (2009). Pergeseran Fungsi Legislasi dalam Sistem Pemerintahan Indonesia Setelah Perubahan Undang-
Undang Dasar 1945, Disertasi Program Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Hlm
32.
6
Triono, “Menakar Efektivitas Pemilu Serentak 2019” Jurnal Wacana Politik, Volume 2, Nomor 2, Oktober 2017,
halaman 158.
7
A. Malik Haramain dan M.F. Nurhuda Y. (2000). Mengawal Transisi, Refleksi atas Pemantauan Pemilu ’99, Jakarta:
JAMPPI-PB PMII dan UNDP. Hlm 141.
munculnya internet dan media sosial, pemilu sejak awal abad ke-21 telah
memasuki era digital. Kampanye politik menggunakan platform online untuk
menggalang dana, berkomunikasi dengan pemilih, dan menyebarkan informasi.
Pada pemilu 2024, teknologi digital dan media sosial diperkirakan akan
memainkan peran yang lebih besar dalam kampanye politik dan pembentukan
opini pemilih.
Selain itu, pemilu dari masa ke masa telah mencerminkan perubahan
dalam isu-isu yang menjadi fokus kampanye politik. Misalnya, isu-isu seperti
perubahan iklim, ketidaksetaraan ekonomi, dan kebijakan imigrasi telah menjadi
lebih menonjol dalam pemilu-pemilu terkini. Pemilu 2024 kemungkinan akan
mencerminkan isu-isu aktual dan mendesak yang memengaruhi masyarakat pada
saat itu.
Perubahan juga terlihat dalam partisipasi pemilih. Beberapa pemilu masa
lalu menghadapi tantangan terkait tingkat partisipasi yang rendah, sedangkan
yang lain menyaksikan tingkat partisipasi yang tinggi. Pada pemilu 2024,
perhatian terhadap partisipasi pemilih mungkin mencakup upaya untuk
meningkatkan keterlibatan pemilih muda dan kelompok-kelompok yang kurang
terwakili dalam pemilihan umum. Secara keseluruhan, perbandingan pemilu dari
masa ke masa hingga pemilu 2024 mencerminkan perubahan besar dalam
teknologi, isu-isu politik, dan partisipasi pemilih. Pemilu terus beradaptasi dengan
perkembangan zaman, menciptakan tantangan dan peluang baru bagi demokrasi
dan partisipasi politik.
2. Keunggulan dan Kelemahan Pemilu 2024
Keunggulan Pemilu 2024:
 Pemilu 2024 akan menjadi pemilu serentak untuk memilih Presiden, DPR,
DPD, DPRD, dan Pilkada serentak. Hal ini akan memudahkan masyarakat
untuk memilih secara bersamaan dan menghemat waktu dan biaya.
 Pemilu 2024 akan menggunakan sistem pemilihan presiden langsung,
yang telah terbukti efektif dalam Pemilu sebelumnya.
 Pemilu 2024 menjadi momen penting untuk meningkatkan kesadaran
politik masyarakat dan meningkatkan partisipasi politik.
Kelemahan Pemilu 2024:
 Terdapat beberapa kontroversi yang terjadi menjelang pelaksanaan Pemilu
2024, seperti dukungan penundaan pemilu oleh salah satu partai politik
dan penolakan terhadap penundaan pemilu karena dinilai tidak sesuai
dengan amanat konstitusi dan amanat reformasi serta berpotensi kembali
ke masa orde baru jika terjadi perpanjangan masa jabatan presiden.
 Terdapat pro-kontra mengenai sistem proposional tertutup. Namun,
Mahkamah Konstitusi menolak permohonan pengujian Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu), sehingga
sistem pemilu 2024 tetap proporsional terbuka.
 Persiapan tahapan penyelenggaraan pemilu dan rekrutmen penyelenggara
pemilu di tingkat daerah menjadi tantangan tersendiri bagi KPU dan
Bawaslu. Proses seleksi penyelenggara menjadi sangat krusial karena akan
menentukan kualitas penyelenggaraan pemilu pada satu sisi, dan kualitas
lembaga penyelenggara pemilu pada sisi lain.
3. Efektivitas dan Efisiensi Pemilu 2024
Menurut beberapa sumber yang ditemukan, efektivitas dan efisiensi dalam Pemilu
2024 menjadi hal yang penting untuk diperhatikan. Dalam paparan berjudul
“Urgensi dan Tantangan Pemilu dan Pilkada Serentak 2024”, Hakim Konstitusi
Enny Nurbaningsih mengajak para peserta untuk bersiap menghadapi pesta
demokrasi serentak pada 2024 mendatang. Adanya sinkronisasi waktu
penyelenggaraan pemilu dan pilkada diharapkan dapat tercipta efektivitas dan
efisiensi kebijakan pembangunan antara daerah dan pusat. 8 Namun, terdapat
beberapa tantangan yang harus dihadapi, seperti persiapan tahapan
penyelenggaraan pemilu dan rekrutmen penyelenggara pemilu di tingkat daerah.
Proses seleksi penyelenggara menjadi sangat krusial karena akan menentukan
kualitas penyelenggaraan pemilu pada satu sisi, dan kualitas lembaga
penyelenggara pemilu pada sisi lain. Selain itu, terdapat beberapa kontroversi
yang terjadi menjelang pelaksanaan Pemilu 2024, seperti dukungan penundaan
pemilu oleh salah satu partai politik dan penolakan terhadap penundaan pemilu
8
Peter Mahmud Marzuki, (2007). Penelitian Hukum, CV. Ganda, Yogyakarta, Cetakan 3, Pranada Media Group,
Jakarta. Hlm 153.
karena dinilai tidak sesuai dengan amanat konstitusi dan amanat reformasi serta
berpotensi kembali ke masa orde baru jika terjadi perpanjangan masa jabatan
presiden. Namun, Pemilu 2024 menjadi momen penting untuk meningkatkan
kesadaran politik masyarakat dan meningkatkan partisipasi politik.
4. Prospek Kandidat Capres
Prospek kandidat Capres dalam Pemilu 2024 menjadi perhatian penting bagi
masyarakat Indonesia. Nasionalisasi menjadi salah satu isu yang penting dalam
Pemilu 2024, di mana kandidat Capres diharapkan mampu memperkuat
nasionalisme bangsa Indonesia dan menjaga kedaulatan negara. Selain itu, isu
hutang luar negeri juga menjadi perhatian penting dalam Pemilu 2024, di mana
kandidat Capres diharapkan mampu mengelola hutang luar negeri dengan baik
dan memperkuat ekonomi nasional. Infrastruktur juga menjadi isu penting dalam
Pemilu 2024, di mana kandidat Capres diharapkan mampu memperbaiki
infrastruktur yang ada dan membangun infrastruktur baru untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Namun, terdapat beberapa tantangan yang harus
dihadapi, seperti persiapan tahapan penyelenggaraan pemilu dan rekrutmen
penyelenggara pemilu di tingkat daerah. Proses seleksi penyelenggara menjadi
sangat krusial karena akan menentukan kualitas penyelenggaraan pemilu pada
satu sisi, dan kualitas lembaga penyelenggara pemilu pada sisi lain.9
5. Keputusan MK
Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) menjadi hal yang penting dalam Pemilu
2024. Salah satu keputusan MK yang penting adalah mengenai sistem pemilihan
umum. Terdapat isu bahwa MK akan mengubah sistem Pemilu dari coblos nama
caleg menjadi coblos gambar partai atau sistem pemilu dari sistem proporsional
terbuka akan kembali ke sistem proporsional tertutup. 10 Namun, Mahkamah
Konstitusi menolak permohonan pengujian Undang-Undang Nomor 7 Tahun
2017 tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu), sehingga sistem pemilu 2024 tetap

9
W. Meliala, S.E., M.Si. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilih Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan
Penerapan Strategi Bertahan Dan Menyerang Untuk Memenangkan Persaingan”. Jurnal Citizen Education, Vol.2,
No. 2, Juli 2020, halaman 18.
10
Refly Harun, (2016), Pemilu Konstitusional: Desain Penyelesaian Sengketa Pemilu Kini dan ke Depan, Rajawali
Pers: Jakarta. Hlm 133.
proporsional terbuka.11 Selain itu, MK juga memiliki peran penting dalam
menyelesaikan sengketa hasil pemilihan umum dan pembubaran partai politik.
Sistem politik juga menjadi hal yang penting dalam Pemilu 2024, di mana
kandidat Capres diharapkan mampu memperkuat nasionalisme bangsa Indonesia
dan menjaga kedaulatan negara. Namun, terdapat isu mengenai korupsi, kolusi,
dan nepotisme (KKN) dalam sistem politik Indonesia yang harus diatasi oleh
kandidat Capres.
C. Kesimpulan
Dalam perbandingan pemilu dari masa ke masa hingga Pemilu 2024, kita dapat
melihat evolusi sistem pemilihan umum dan dinamika politik yang terus berubah. Pemilu
di Indonesia telah mengalami perubahan signifikan dalam hal partisipasi pemilih,
teknologi digital, dan isu-isu yang menjadi fokus kampanye politik. Pemilu 2024 akan
menjadi momen penting untuk meningkatkan kesadaran politik masyarakat dan
meningkatkan partisipasi politik. Meskipun terdapat kontroversi dan tantangan, prospek
kandidat Capres juga menjadi hal yang penting, dengan isu nasionalisme, ekonomi, dan
infrastruktur menjadi sorotan utama. Keputusan Mahkamah Konstitusi juga akan
memainkan peran kunci dalam Pemilu 2024, terutama dalam hal sistem pemilihan umum.
Kesimpulannya, Pemilu 2024 menghadirkan tantangan dan peluang baru bagi demokrasi
dan partisipasi politik di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

A. Malik Haramain dan M.F. Nurhuda Y. (2000). Mengawal Transisi, Refleksi atas Pemantauan
Pemilu ’99, Jakarta: JAMPPI-PB PMII dan UNDP.

Dr. Gun Gun Heryanto, M.Si. “Mengawal Regularitas dan Menguatkan Penyelenggaraan
Pemilihan Umum 2024”. Jurnal Pengawasan Pemilu Bawaslu DKI Jakarta, Tahun 2023.

Fitria Barokah, et. al,. “Disrupsi Politik: Peluang dan Tantangan Partai Politik Baru Jelang
Pemilu 2024”. Nakhoda: Jurnal Ilmu Pemerintahan, Vol. 21 No. 01, Tahun 2022,
Halaman 1-13.

11
Mushaddiq Amir. “Keserentakan Pemilu 2024 yang Paling Ideal Berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi
Republik Indonesia”. AL-ISHLAH: Jurnal Ilmiah Hukum Vol. 23, No. 2 (November 2020), halaman 121.
Mushaddiq Amir. “Keserentakan Pemilu 2024 yang Paling Ideal Berdasarkan Putusan
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia”. AL-ISHLAH: Jurnal Ilmiah Hukum Vol. 23,
No. 2 (November 2020), halaman 115 – 132.

Peter Mahmud Marzuki, (2007). Penelitian Hukum, CV. Ganda, Yogyakarta, Cetakan 3, Pranada
Media Group, Jakarta.

Refly Harun, (2016), Pemilu Konstitusional: Desain Penyelesaian Sengketa Pemilu Kini dan ke
Depan, Rajawali Pers: Jakarta

Saldi Isra, (2009). Pergeseran Fungsi Legislasi dalam Sistem Pemerintahan Indonesia Setelah
Perubahan Undang-Undang Dasar 1945, Disertasi Program Pascasarjana Fakultas Hukum
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, (2001). Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan
Singkat, Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Triono, “Menakar Efektivitas Pemilu Serentak 2019” Jurnal Wacana Politik, Volume 2, Nomor
2, Oktober 2017, halaman 156-143

W. Meliala, S.E., M.Si. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilih Dalam Pemilihan Umum
Kepala Daerah Dan Penerapan Strategi Bertahan Dan Menyerang Untuk Memenangkan
Persaingan”. Jurnal Citizen Education, Vol.2, No. 2, Juli 2020, halaman 12-24.

Anda mungkin juga menyukai