Anda di halaman 1dari 4

TANTANGAN PELAKSANAAN PEMILU SERENTAK TAHUN 2024

DIKAITKAN DENGAN KONFIGURASI POLITIK DEMOKRASI

Oleh :

Nama : Friderika Friska Telaumbanua

No BP : 20150004

Kelas : 5IH Politik Hukum

Dosen Pengampu:

Elwidarifa Marwenny, S.H.,M.H.

Program Studi Ilmu Hukum

Universitas Dharma Andalas Padang

2022/2023
A. LATAR BELAKANG

Hampir semua negara di dunia menggunakan sistem demokrasi. Salah satu


indikator dari sistem pemerintahan yang demokratis adalah perubahan penguasa (the
ruler) dilaksanakan melalui sistem pemilihan secara berkala. Sementara itu, peserta
pemilunya sebagian besar adalah Partai Politik. Pemilihan umum tersebutb menjadi
indikatot utama dalam sistem yang demokratis. Dalam pengalaman di berbagai
negara yang sudah maju demokrasinya, isyu penyelenggaraan pemilu sudah
dianggap proses suksesi pemerintahan yang harus dilakukan semestinya. 1
Bentuk pemerintahan negara Indonesia adalag demokrasi sebagai mana yang
secara eksplisit terdapat pada Pasal 2 ayat (1) dan Pasal 6A ayat (1) dan hal ini
tentunya membawa konsekuensi bahwa MPR yang terdiri dari DPR dan DPD serta
Presiden dipilih melalui pemilihan umum (Pemilu) karena memang demokrasi
memiliki ciri bahwasanya penyelenggaraan kekuasaan bersumber dari rakyat yang
artinya penguasa dipilih melalui pemilu.2’
Perubahan regime otoriter ke demokratis pada tahun 1998 ditandai dengan
munculnya banyak partai politik pada tahun 1999. Partai Politik menjadi lembaga
yang sangat penting dalam penyelenggaraan suksesi pemerintahan yang demokratis.
Lembaga politik yang merebut kekuasaan tersebut melalui pemilu adalah Partai
Politik, baik pemilu eksekutif Presiden, Gubernur, Bupati/Wali Kota maupun pemilu
legislatif untuk menjadi Anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD kabupaten/Kota.
Hanya di lembaga Dewan Perwakilan Daerah yang diisi oleh perseorangan.
Kontestasi antara partai politik tersebut dalam memperebutkan kekuasaan
dilaksanakan secara demokratis melalui Pemilu.
Indikator pertama adalah dalam negara demokratis ada kompetisi. Dalam
kompetisi tersebut dilarang menggunakan kekerasan (excluding the use of force).
Kedua, dalam pemerintahan yang demokratis, harus ada partisipasi penuh oleh warga
negara dewasa. Oleh karena itu di dalam demokrasi tidak boleh ada warga negara

1
Lembaga Pengkajian MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, Jurnal
Ketatanegaraan Partai Politik dan Pemilihan Umum, dilihat di https://www.mpr.go.id/jurnal/214/Jurnal-
Ketatanegaraan-Partai-Politik-dan-Pemilihan-Umum, diakses pada tanggal 17/12/2022.
2
Elwidarifa Marwenny dkk, Tinjauan Hukum Tentang Pemilihan Umum Presiden Pasca Reformasi
Dikaitkan Dengan Teori Demokrasi, dapat dilihat di
https://jurnal.ensiklopediaku.org/ojs-2.4.8-3/index.php/ensiklopedia/article/view/1341, diakses pada tanggal
17/12/2022.
dewasa yang dipinggirkan dalam proses politik baik melalui pemilihan maupun
pengangkatan. Indikator ini sangat kuat bila digunakan menganalisa tentang
partisipasi perempuan dalam politik. Tingkat partisipasi perempuan masih kurang,
namun sejak adanya kebijakan afirmasi 30 Persen untuk kepengurusan dan
pencalegan perempuan dalam UU Partai Politik dan UU Pemilu yang mensyaratkan
partisipasi perempuan naik secara signifikan. Indikator ketiga adalah dalam
demokrasi harus ada kebebasan berserikat, berpendapat dan kebebasan pers.
Untuk memahami kepolitikan di Indonesia dewasa ini perlu kembali kepada
bagaimana memahami hasil reformasi yang berhubungan dengan amandemen UUD
1945. Berdirinya banyak partai politik dalam kerangka kebebasan berserikat dan
merebut kekuasaan melalui pemilu juga merupakan hasil dari keterbukaan politik.
Namun, konstitusi tersebut belum mengatur pemilu dan partai politik serta demokrasi
secara lengkap. Oleh karena itu tafsir konstitusi dalam membangun demokrasi
dengan kekuatan partai politik menjadi penting. Pemilu langsung Presiden dan Wakil
Presiden; Gubernur/wakil Gubernur serta Bupati/Wali Kota dalam praktiknya telah
menghabiskan dana masyarakat yang besar. Baik dana yang dikeluarkan oleh
APBN/APBD maupun dana dari para kandidat yang tidak pernah dapat datanya.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis mengangkat beberapa masalah
yang akan dibahas dalam tulisan ini, yaitu:
1. Apasaja hal-hal yang menjadi tantangan dalam pelaksanaan pemilihan
umum serentak Tahun 2024 mendatang?
2. Bagaimana kaitan antara tantangan pelaksanaan pemilu serentak dengan
konfigurasi politik demokrasi yang dianut oleh Indonesia?
C. PEMBAHASAN
Pemilu menjadi sarana yang sangat penting dalam sistem politik demokrasi
untuk menyalurkan aspirasi dan agregasi sekaligus rekruitmen politik rakyat. Pemilu
sekaligus menjadi ajang untuk melakukan seleksi kebijakan nasional bagi
penyusunan program negara R.I. Oleh karena itu pemilu harus dilaksanakan oleh
Komisi Pemilihan Umum sebagai lembaga yang independen namun dengan
kedudukan yang kuat. Materi penting yang lain dalam perubahan UUD 1945 adalah
bahwa Presiden R.I. dipilih langsung oleh rakyat, dengan masa jabatan yang dibatasi
untuk dua kali lima tahun. Selebihnya tidak dapat dipilih lagi.3
Hasil dari amandemen UUD 1945 sejak amandemen yang pertama sampai
yang ke empat adalah pertama pemilu dilakukan secara langsung baik legislatif
(DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD kabupaten/Kota) maupun eksekutif (Pilpres
dan Pilkada). Hal lain juga menarik dikemukakan di sini, bahwa penyelenggara
pemilu juga secara eksplisit disebutkan dalam amandemen konstitusi tersebut pasal
22 E ayat 5. Pemilu diselenggarakan oleh komisi pemilihan umum yang bersifat
nasional, tetap dan mandiri. Perubahan konstitusi ini sangatlah penting dalam
kerangka mewujudkan bangunan demokrasi di Indonesia.

3
Lintje Anna Marpaung., Pengaruh Konfigurasi Politik Hukum Terhadap Karakter Produk Hukum,
dilihat di https://jdihn.go.id/files/878/166-324-1-SM.pdf, diakses pada tanggal 17/12/2022.

Anda mungkin juga menyukai