Anda di halaman 1dari 5

KONDISI, TANTANGAN DAN SOLUSI DARI

PENYELENGGARAAN DAN PENGAWASAN


PEMILIHAN UMUM 2024

Indonesia merupakan negara yang menganut paham Demokrasi dalam


tatananan Kenegaraannya. Demokrasi sendiri merupakan sistem yang awalnya
diperkenalkan di zaman Yunani Kuno dimana Demokrasi secara Etimologi
mengandung makna korelasi antara kekuasaan dan juga rakyat. Tatanan
Demokrasi tersebut kemudian dimodernisasikan oleh hampir seluruh negara –
negara belahan dunia termasuk Indonesia.

Dalam menjalankan sistem Demokrasi utamanya dalam hal politik


Demokrasi, ada beberapa perangkat yang dugunakan demi terwujudnya
Demokrasi Politik yang sehat dan juga berkeadilan. Komisi Pemilihan Umum
atau KPU merupakan salah satu perangkat yang hadir dalam Demokrasi Politik di
Indonesia.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) merupakan lembaga yang


menyelenggarakan Pemilihan Umum di Indonesia. Sebagai pihak penyelenggara
tentunya KPU memiliki tugas dan fungsi yang sifanya Independen. KPU
merupakan salah satu produk dari hasil Reformasi 1998 dimana lembaga ini
dibentuk sebagai bentuk dari anti tesis dari pelaksanaan sistem demokrasi di masa
Orde Baru yang dianggap tidak berlandaskan pada asas kejujuran dan juga asas
yang berkeadilan.
Tahun 2024 merupakan pesta Demokrasi dimana Negara dan Bangsa
Indonesia akan kembali melakukan Pemilihan Umum (Pilpres dan Pileg). Namun
ada yang berbeda dari pelaksanaan Pemilu tahun 2024 dengan Pemilu sebelum –
sebelumnya. Pemilu 2024 dalam hal ini Pilpres dan Pileg akan dilaksanakan
serentak dan atau bersamaan dan ini tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi
KPU.
Kita berharap agar perkembangan teknologi memberikan dampak positif
terhadap pelaksanaan Pemilu mulai dari Tahapan hingga selesainya pelaksanaan
pesta Demokrasi di Indonesia. KPU sebagai lembaga penyelenggara Pemilu
tentunya akan memaksimalkan berbagai potensi – potensi yang ada demi
terwujudnya proses pelaksanaan Pemilu yang sesuai dengan amanah konstitusi
Indonesia.

Sebagai sebuah Negara Bangsa, Indonesia tentunya menganut sistem


pemerintahan sebagai bagian dari penataan kebangsaan dan kenegaraan Indonesia.
Dalam hal konstruksi history perjalanan Indonesia, para pemimpin bangsa telah
menyepakati bahwa Demokrasi merupakan sistem yang menjadi bagian dari
penataan bentuk dan roll pemerintahan di Indonesia.

Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia dilkasifikasikan dalam tiga era, yakni


Era Orde Lama (Demokrasi Terpimpin), Era Orde Baru (Demokrasi Pancasila)
dan juga Era Reformasi Demokrasi (Demokrasi Terbuka). Demokrasi tentunya
erat kaitannya dengan pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) yang dimana pada
momentum tersebut dijadikan sebagai Pesta Rakyat dalam menentukan arah dan
masa depan Bangsa dan Negara Indonesia. Pelaksanaan Pemilu dari Era ke Era
tentunya memiliki corak dan juga metode yang berbeda antara satu dengan
lainnya.

Pemilihan umum yang disingkat pemilu menjadi sangat dekat hubungannya


dengan masalah politik dan pergantian pemimpin. Pemilu merupakan salah satu
pilar utama dari proses akumulasi kehendak masyarakat. Pemilu sekaligus
merupakan proses demokrasi untuk memilih pemimpin. Sesuai Undang-undang
Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
pengertian pemilihan umum diuraikan secara detail. Pemilu adalah sarana
pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas,
rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Indonesia berdasarkan Pancasila
dan Undang – undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945. Dengan kata lain,
pemilu merupakan sarana bagi rakyat untuk menjalankan kedaulatan dan
merupakan lembaga demokrasi.

Secara teoritis pemilihan umum dianggap merupakan tahap paling awal dari
berbagai rangkaian kehidupan tata negara yang demokratis. Sehingga pemilu
merupakan motor penggerak mekanisme sistem politik Indonesia. Sampai
sekarang pemilu masih dianggap sebagai suatu peristiwa kenegaraan yang
penting. Hal ini karena pemilu melibatkan seluruh rakyat secara langsung. Melalui
pemilu, rakyat juga bisa menyampaikan keinginan dalam politik atau sistem
kenegaraan.

Alasan dan fungsi pemilu Pemilu sebagai wujud demokrasi dan salah satu
aspek yang penting untuk dilaksanakan secara demokratis. Semua demokrasi
modern melaksanakan pemilihan. Namun tidak semua pemilihan adalah
demokratis. Karena pemilihan secara demokratis bukan sekedar lambang,
melainkan pemilihan yang harus kompetitif, berkala, inklusif (luas), dan definitif
untuk menentukan pemerintah. Terdapat dua alasan mengapa pemilu menjadi
variabel penting suatu negara, yakni:
1. Pemilu merupakan suatu mekanisme transfer kekuasaan politik secara
damai. Legitimasi kekuasaan seseorang atau partai politik tertentu tidak
diperoleh dengan cara kekerasan. Namun kemenangan terjadi karena suara
mayoritas rakyat didapat melalui pemilu yang fair.
2. Demokrasi memberikan ruang kebebasan bagi individu. Pemilu dalam
konteks ini, artinya konflik yang terjadi selama proses pemilu diselesaikan
melalui lembaga – lembaga demokrasi

Pemilu sebenarnya memiliki empat fungsi utama, yaitu: Pembentukan


legitimasi penguasa dan pemerintah Pembentukan perwakilan politik rakyat
Sirkulasi elite penguasa Pendidikan politik.

Dalam pelaksanaannya pemilu memiliki lima tujuan, yaitu:


1. Pemilu sebagai implementasi kedaulatan rakyat Kedaulatan terletak di
tangan rakyat. Hal ini karena rakyat yang berdaulat tidak bisa memerintah
secara langsung. Dengan pemilu, rakyat dapat menentukan wakil –
wakilnya. Para wakil terpilih juga akan menentukan siapa yang akan
memegang tampuk pemerintahan.
2. Pemilu sebagai sarana membentuk perwakilan politik.
3. Pemilu sebagai sarana penggantian pemimpin secara konstitusional.
4. Pemilu sebagai sarana pemimpin politik memperoleh legitimasi
5. Pemilu sebagai sarana partisipasi politik masyarakat

Adapun asas dalam pelaksanaan Pemilu terdiri dari Asas Umum, Langsung,
Bebas, Jujur, Adil dan Rahasia.

Pemilu Pertama dilaksanakan pada tahun 1955 berdasarkan amanah dari  UU
No.7 Tahun 1953 dan dilaksanakan dalam dua tahapan yakni Pemilihan Anggota
DPR dan juga Pemilihan Anggota Konstituante. Pemilu ini merupakan satu –
satunya Pemilu yang dilaksanakan di Era Orde Lama. Masa Orde Baru, Pemilu
dilaksanakan pada tahun 1971, 1977 – 1997. Sementara di masa Refomasi
Demokrasi, Pemilu telah dilaksanakan pada tahun 1999, 2004, 2009, 2014 dan
2019.
Demokrasi Modern yang kini dianut oleh bangsa Indonesia tentunya juga
berdampak terhadap pelaksanaan Pemilu.tahun 2004 menjadi awal dari perubahan
secara besar – besaran dalam pelaksanaan Pemilu di Indonesia. Rakyat tidak
hanya memilih perwakilan mereka dalam Parlemen, tetapi juga memilih langsung
Presiden dan Wakil Presiden hingga Pemilihan Gubernur dan wakil Gubernur
serta Bupati / Walikota dan Wakil Bupati / Wakil Walikota.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang dibentuk pada tahun 1998 hadir
sebagai wadah penyelenggara Pemilu dimana tugas dari KPU yang tertera pada
UU nomor 07 tahun 2017. Namun ada berbagai hal dalam pelaksanan Pemilu
yang menjadi sorotan hingga saat ini. Hal mendasar tentunya ada pada pihak
penyelenggara Pemilu yakni dalam hal ini KPU itu sendiri. Kita pahami bersama
bahwa KPU merupakan pihak penyelenggara yang harus bersifat Independen dan
atau netral pada proses Pemilu di Indonesia. Hal ini tentunya menjadi tuntutan
bagi para anggota KPU mulai dari KPU Pusat hingga KPU Kabupaten / Kota.

Selain itu, distribusi perangkat Pemilu yang menjadi domain dari tugas KPU
itu sendiri sangat sulit dirasakan di beberapa wilayah dikarenakan faktor
geografis. Begitu pun pada proses perhitungan suara, masih adanya berbagai
bentuk pelanggaran Pemilu yang pelaku pelanggaran justru dari pihak
penyelenggara Pemilu itu sendiri.

Konsepsi Pemilu 2024 dimana Pilpres dan juga Pileg menjadi satu kesatuan
dalam proses pelaksanaannya tentunya menjadi tantangan tersendiri juga bagi
KPU. Selain dari pemutakhiran data Daftar Pemilih Tetap (DPT), sosialisasi
Pemilu kepada seluruh masyarakat Indonesia mulai dari penetapan jadwal
pelaksanaan Pemilu hingga pada proses pelaksanaan Pemilu perlu ditingkatkan.
Hal ini penting sebagai bagian dari pembelajaran politik bagi masyarakat
Indonesia sebelum memasuki Pemilu 2024.

Pada akhirnya, Pemilihan Umum 2024 adalah momentum bagi KPU untuk
berbenah dan meminimalisir berbagai persoalan pada Pemilu – pemilu
sebelumnya. Penyediaan fasilitas Pemilu utamanya dalam hal ini bilik suara yang
terbuat dari bahan yang berkualitas tentunya menjadi sesuatu yang vital demi
terwujudnya asas dari pelaksanaan Pemilu tersebut.

Selain itu, pemanfaatan teknologi yang mutakhir menjadi sebuah keharusan


dalam hal pelaksanaan dan juga penyelenggaraan Pemilu pada tahun 2024. Hal ini
penting sebagai bentuk pemanfaatan IT dalam mengurangi atau bahkan
menghilangkan berbagai bentuk potensi kecurangan dalam Pemilu, baik itu
dilakukan oleh pihak penyelenggara Pemilu maupun peserta pemilu itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai