A. Pendahuluan 1. Gambaran Umum Pemilihan umum yang disingkat pemilu menjadi sangat dekat hubungannya dengan masalah politik dan pergantian pemimpin. Dilansir dari situs resmi Komisi Pemilihan Umum, dalam sebuah negara demokrasi, pemilu merupakan salah satu pilar utama dari proses akumulasi kehendak masyarakat. Pemilu sekaligus merupakan proses demokrasi untuk memilih pemimpin. Sesuai Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah pengertian pemilihan umum diuraikan secara detail. Pemilu adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945. Dengan kata lain, pemilu merupakan sarana bagi rakyat untuk menjalankan kedaulatan dan merupakan lembaga demokrasi. Secara teoritis pemilihan umum dianggap merupakan tahap paling awal dari berbagai rangkaian kehidupan tata negara yang demokratis. Sehingga pemilu merupakan motor penggerak mekanisme sistem politik Indonesia. Sampai sekarang pemilu masih dianggap sebagai suatu peristiwa kenegaraan yang penting. Hal ini karena pemilu melibatkan seluruh rakyat secara langsung. Melalui pemilu, rakyat juga bisa menyampaikan keinginan dalam politik atau sistem kenegaraan. Alasan dan fungsi pemilu Pemilu sebagai wujud demokrasi dan salah satu aspek yang penting untuk dilaksanakan secara demokratis. Semua demokrasi modern melaksanakan pemilihan. Namun tidak semua pemilihan adalah demokratis. Karena pemilihan secara demokratis bukan sekedar lambang, melainkan pemilihan yang harus kompetitif, berkala, inklusif (luas), dan definitif untuk menentukan pemerintah. Terdapat dua alasan mengapa pemilu menjadi variabel yang penting suatu negara, yakni: Pemilu merupakan suatu mekanisme transfer kekuasaan politik secara damai. Legitimasi kekuasaan seseorang atau partai politik tertentu tidak diperoleh dengan cara kekerasan. Namun kemenangan terjadi karena suara mayoritas rakyat didapat melalui pemilu yang fair. Demokrasi memberikan ruang kebebasan bagi individu. Pemilu dalam konteks ini, artinya konflik yang terjadi selama proses pemilu diselesaikan melalui Lembaga- lembaga demokrasi. Dalam pelaksanaannya, pemilu harus menggunakan beberapa asas, yaitu: a. Umum. Pemilu berlaku untuk semua warga negara yang memenuhi syarat. Pemilu tidak membedakan agama, suku, ras, jenis kelamin, golongan, pekerjaan, dan lain-lain. b. Langsung. Masyarakat sebagai pemilih memiliki hak untuk memilih secara langsung dalam pemilihan umum sesuai keinginan sendiri tanpa perantara. c. Bebas. Seluruh warga negara yang memenuhi syarat sebagai pemilih pada pemilu bebas menentukan siapa saja yanh akan dipilih untuk membawa aspirasinya tanpa tekanan. d. Jujur. Semua pihak yang terkait dengan pemilu harus bertindak dan juga bersikap jujur sesuai peraturan yang berlaku. e. Adil. Pelaksanaan pemilu baik pemilih dan peserta pemilu mendapatkan perlakuan yang sama, serta bebas dari kecurangan dari pihak mana pun. f. Rahasia. Dalam menentukan pilihannya, pemilih dijamin kerahasiaan atas pilihannya. Pemilih memberikan suara pada surat suara dengan tidak dapat diketahui oleh orang lain kepada siapa pun. 2. Maksud dan Tujuan Pemilu sebenarnya memiliki empat maksud utama, yaitu: Pembentukan legitimasi penguasa dan pemerintah Pembentukan perwakilan politik rakyat Sirkulasi elite penguasa Pendidikan politik. Dalam pelaksanaannya pemilu memiliki lima tujuan, yaitu: a. Pemilu sebagai implementasi kedaulatan rakyat Kedaulatan terletak di tangan rakyat. Hal ini karena rakyat yang berdaulat tidak bisa memerintah secara langsung. Dengan pemilu, rakyat dapat menentukan wakil-wakilnya. Para wakil terpilih juga akan menentukan siapa yang akan memegang tampuk pemerintahan. b. Pemilu sebagai sarana membentuk perwakilan politik. Melalui pemilu, rakyat dapat memilih wakil-wakil yang dipercaya untuk menyalurkan aspirasi dan kepentingannya. Semakin tinggi kualitas pemilu, semakin baik pula kualitas para wakil rakyat yang bisa terpilih dalam lembaga perwakilan rakyat. c. Pemilu sebagai sarana penggantian pemimpin secara konstitusional Pemilu bisa mengukuhkan pemerintahan yang sedang berjalan atau untuk mewujudkan reformasi pemerintahan.Melalui pemilu, pemerintahan yang aspiratif akan dipercaya rakyat untuk memimpin kembali. Sebaliknya, jika rakyat tidak percaya maka pemerintahan tersebut harus berakhir dan berganti. d. Pemilu sebagai sarana pemimpin politik memperoleh legitimasi. Pemberian suara para pemilih dalam pemilu pada dasarnya merupakan pemberian mandat rakyat kepada pemimpin yang dipilih untuk menjalankan roda pemerintahan. e. Pemimpin politik terpilih mendapatkan legitimasi politik rakyat. f. Pemilu sebagai sarana partisipasi politik masyarakat. Melalui pemilu rakyat secara langsung dapat menetapkan kebijakan publik melalui dukungannya kepada kontestan yang memiliki program aspiratif. Kontestan yang menang karena didukung rakyat harus merealisasikan janji-janji ketika memegang tampuk pemerintahan. 3. Ruang Lingkup Adapun ruang lingkup sosialisasi adalah seluruh masyarakat Indonesia yang mana mempunyai kualifikasi sesuai dengan arahan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang pada akhirnya ditetapkan sebagai Pemilih. Agar menyebarnya informasi seputar kepemiluan, kiranya ini memerlukan kerjasama dari seluruh elemen terkait, diantaranya peran Panitia Pemilihan Kecamatan di masing-masing kabupaten atau Kota. 4. Dasar Hukum Adapun yang menjadi dasar hukum tentang sosialisasi informasi seputar kepemiluan adalah a. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum; b. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 9 Tahun 2022 tentang Partisipasi Masyarakat Dalam Pemilihan Umum dan Pemilihan c. Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati,dan/atau Walikota dan Wakil Walikota. d. Surat Edaran KPU Kabupaten Sukabumi No. 283/PP.06-SD/3202/2023 B. Pelaksanaan Kegiatan 1. Pimpinan Lembaga Desa Caringinnunggal Pada hari Jum’at, tanggal 02 Juni 2023 telah dilaksanakan kegiatan Sosialisasi Pendidikan Pemilu oleh PJ Divisi Sosialisasi dan Partisipasi Masyarakat PPK Waluran, Muhamad Rizza, S.Pd. Kegiatan tersebut bertepatan dengan Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan (DPSHP) Akhir, yang bertempat di Aula Desa Caringinnunggal. Acara tersebut dihadiri oleh Kepala dan Staff Desa Cariginnunggal, PPK Waluran, PPS Desa Caringinnunggal, PKD Caringinnunggal, dan tamu undangan dari Pengurus Partai Politik.
Gambar 2. Sosialisasi Pemilu sekaligus Rapat Pleno Terbuka DPSHPA Desa
Caringinnunggal C. Kesimpulan Secara singkat, tujuan pemilu adalah untuk menyeleksi para pemimpin pemerintahan baik eskekutif maupun legislatif. Serta untuk membentuk pemerintahan yang demokratis, kuat dan memperoleh dukungan rakyat dalam rangka mewujudkan tujuan nasional sesuai UUD 1945. Selain itu, tujuannya adalah memperbaiki kualitas pelaksanaan Pemilu merupakan bagian dari proses penguatan demokrasi serta upaya mewujudkan tata pemerintahan yang efektif dan efisien. D. Penutup Laporan Kegiatan Sosialisasi pada penyelenggaraan Pemilihan Umum Tahun 2024 di Kecamatan Waluran. Kami menyadari terdapat kekurangankekurangan dalam pelaksanaan kegiatan ini. Tidak lupa kami ucapkan beribu terimakasih kepada seluruh elemen yang mensukseskan kegiatan yang kami laksanakan. Semoga dengan adanya laporan kegiatan sosialisasi pada penyelenggaraan Pemilihan Umum Tahun 2024 ini dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran dan evaluasi, serta menjadi pecutan semangat dalam memperbaiki dan melaksanakan kegiatan yang akan datang.