Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN KEGIATAN SOSIALISASI

PADA PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM TAHUN 2024


A. Pendahuluan
1. Gambaran Umum
Pemilihan umum yang disingkat pemilu menjadi sangat dekat hubungannya
dengan masalah politik dan pergantian pemimpin. Dilansir dari situs resmi Komisi
Pemilihan Umum, dalam sebuah negara demokrasi, pemilu merupakan salah satu pilar
utama dari proses akumulasi kehendak masyarakat. Pemilu sekaligus merupakan proses
demokrasi untuk memilih pemimpin.
Sesuai Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah pengertian pemilihan umum diuraikan secara detail. Pemilu adalah
sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum,
bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Indonesia berdasarkan Pancasila
dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945. Dengan kata lain, pemilu
merupakan sarana bagi rakyat untuk menjalankan kedaulatan dan merupakan lembaga
demokrasi.
Secara teoritis pemilihan umum dianggap merupakan tahap paling awal dari
berbagai rangkaian kehidupan tata negara yang demokratis. Sehingga pemilu
merupakan motor penggerak mekanisme sistem politik Indonesia. Sampai sekarang
pemilu masih dianggap sebagai suatu peristiwa kenegaraan yang penting. Hal ini karena
pemilu melibatkan seluruh rakyat secara langsung. Melalui pemilu, rakyat juga bisa
menyampaikan keinginan dalam politik atau sistem kenegaraan.
Alasan dan fungsi pemilu Pemilu sebagai wujud demokrasi dan salah satu aspek yang
penting untuk dilaksanakan secara demokratis. Semua demokrasi modern
melaksanakan pemilihan. Namun tidak semua pemilihan adalah demokratis. Karena
pemilihan secara demokratis bukan sekedar lambang, melainkan pemilihan yang harus
kompetitif, berkala, inklusif (luas), dan definitif untuk menentukan pemerintah.
Terdapat dua alasan mengapa pemilu menjadi variabel yang penting suatu
negara, yakni:
Pemilu merupakan suatu mekanisme transfer kekuasaan politik secara damai.
Legitimasi kekuasaan seseorang atau partai politik tertentu tidak diperoleh dengan cara
kekerasan. Namun kemenangan terjadi karena suara mayoritas rakyat didapat melalui
pemilu yang fair.
Demokrasi memberikan ruang kebebasan bagi individu. Pemilu dalam konteks
ini, artinya konflik yang terjadi selama proses pemilu diselesaikan melalui Lembaga-
lembaga demokrasi.
Dalam pelaksanaannya, pemilu harus menggunakan beberapa asas, yaitu:
a. Umum. Pemilu berlaku untuk semua warga negara yang memenuhi syarat.
Pemilu tidak membedakan agama, suku, ras, jenis kelamin, golongan,
pekerjaan, dan lain-lain.
b. Langsung. Masyarakat sebagai pemilih memiliki hak untuk memilih secara
langsung dalam pemilihan umum sesuai keinginan sendiri tanpa perantara.
c. Bebas. Seluruh warga negara yang memenuhi syarat sebagai pemilih pada
pemilu bebas menentukan siapa saja yanh akan dipilih untuk membawa
aspirasinya tanpa tekanan.
d. Jujur. Semua pihak yang terkait dengan pemilu harus bertindak dan juga
bersikap jujur sesuai peraturan yang berlaku.
e. Adil. Pelaksanaan pemilu baik pemilih dan peserta pemilu mendapatkan
perlakuan yang sama, serta bebas dari kecurangan dari pihak mana pun.
f. Rahasia. Dalam menentukan pilihannya, pemilih dijamin kerahasiaan atas
pilihannya. Pemilih memberikan suara pada surat suara dengan tidak dapat
diketahui oleh orang lain kepada siapa pun.
2. Maksud dan Tujuan
Pemilu sebenarnya memiliki empat maksud utama, yaitu: Pembentukan
legitimasi penguasa dan pemerintah Pembentukan perwakilan politik rakyat Sirkulasi
elite penguasa Pendidikan politik.
Dalam pelaksanaannya pemilu memiliki lima tujuan, yaitu:
a. Pemilu sebagai implementasi kedaulatan rakyat Kedaulatan terletak di
tangan rakyat. Hal ini karena rakyat yang berdaulat tidak bisa memerintah
secara langsung. Dengan pemilu, rakyat dapat menentukan wakil-wakilnya.
Para wakil terpilih juga akan menentukan siapa yang akan memegang
tampuk pemerintahan.
b. Pemilu sebagai sarana membentuk perwakilan politik. Melalui pemilu,
rakyat dapat memilih wakil-wakil yang dipercaya untuk menyalurkan
aspirasi dan kepentingannya. Semakin tinggi kualitas pemilu, semakin baik
pula kualitas para wakil rakyat yang bisa terpilih dalam lembaga perwakilan
rakyat.
c. Pemilu sebagai sarana penggantian pemimpin secara konstitusional Pemilu
bisa mengukuhkan pemerintahan yang sedang berjalan atau untuk
mewujudkan reformasi pemerintahan.Melalui pemilu, pemerintahan yang
aspiratif akan dipercaya rakyat untuk memimpin kembali. Sebaliknya, jika
rakyat tidak percaya maka pemerintahan tersebut harus berakhir dan
berganti.
d. Pemilu sebagai sarana pemimpin politik memperoleh legitimasi. Pemberian
suara para pemilih dalam pemilu pada dasarnya merupakan pemberian
mandat rakyat kepada pemimpin yang dipilih untuk menjalankan roda
pemerintahan.
e. Pemimpin politik terpilih mendapatkan legitimasi politik rakyat.
f. Pemilu sebagai sarana partisipasi politik masyarakat. Melalui pemilu rakyat
secara langsung dapat menetapkan kebijakan publik melalui dukungannya
kepada kontestan yang memiliki program aspiratif. Kontestan yang menang
karena didukung rakyat harus merealisasikan janji-janji ketika memegang
tampuk pemerintahan.
3. Ruang Lingkup Adapun ruang lingkup sosialisasi adalah seluruh masyarakat Indonesia
yang mana mempunyai kualifikasi sesuai dengan arahan Komisi Pemilihan Umum
(KPU) yang pada akhirnya ditetapkan sebagai Pemilih. Agar menyebarnya informasi
seputar kepemiluan, kiranya ini memerlukan kerjasama dari seluruh elemen terkait,
diantaranya peran Panitia Pemilihan Kecamatan di masing-masing kabupaten atau
Kota.
4. Dasar Hukum Adapun yang menjadi dasar hukum tentang sosialisasi informasi seputar
kepemiluan adalah
a. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum;
b. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 9 Tahun 2022 tentang Partisipasi
Masyarakat Dalam Pemilihan Umum dan Pemilihan
c. Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati,dan/atau Walikota dan
Wakil Walikota.
d. Surat Edaran KPU Kabupaten Sukabumi No. 283/PP.06-SD/3202/2023
B. Pelaksanaan Kegiatan
1. Pimpinan Lembaga Desa Caringinnunggal Pada hari Jum’at, tanggal 02 Juni 2023 telah
dilaksanakan kegiatan Sosialisasi Pendidikan Pemilu oleh PJ Divisi Sosialisasi dan
Partisipasi Masyarakat PPK Waluran, Muhamad Rizza, S.Pd. Kegiatan tersebut
bertepatan dengan Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Daftar Pemilih Sementara Hasil
Perbaikan (DPSHP) Akhir, yang bertempat di Aula Desa Caringinnunggal. Acara
tersebut dihadiri oleh Kepala dan Staff Desa Cariginnunggal, PPK Waluran, PPS Desa
Caringinnunggal, PKD Caringinnunggal, dan tamu undangan dari Pengurus Partai
Politik.

Gambar 2. Sosialisasi Pemilu sekaligus Rapat Pleno Terbuka DPSHPA Desa


Caringinnunggal
C. Kesimpulan
Secara singkat, tujuan pemilu adalah untuk menyeleksi para pemimpin
pemerintahan baik eskekutif maupun legislatif. Serta untuk membentuk pemerintahan yang
demokratis, kuat dan memperoleh dukungan rakyat dalam rangka mewujudkan tujuan
nasional sesuai UUD 1945. Selain itu, tujuannya adalah memperbaiki kualitas pelaksanaan
Pemilu merupakan bagian dari proses penguatan demokrasi serta upaya mewujudkan tata
pemerintahan yang efektif dan efisien.
D. Penutup
Laporan Kegiatan Sosialisasi pada penyelenggaraan Pemilihan Umum Tahun 2024
di Kecamatan Waluran. Kami menyadari terdapat kekurangankekurangan dalam
pelaksanaan kegiatan ini. Tidak lupa kami ucapkan beribu terimakasih kepada seluruh
elemen yang mensukseskan kegiatan yang kami laksanakan. Semoga dengan adanya
laporan kegiatan sosialisasi pada penyelenggaraan Pemilihan Umum Tahun 2024 ini dapat
dijadikan sebagai bahan pembelajaran dan evaluasi, serta menjadi pecutan semangat dalam
memperbaiki dan melaksanakan kegiatan yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai