M.Hasnurachman.I
HMI Cabang Kabupaten Bandung
Kata pengantar
Puji berserta syukur kita panjatkan kepada Dzat Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya kepada kita semua,
tertuma kepada saya yang telah diberikan kekuatan dan kesabaran sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Integritas dan Kualitas Kader HMI
Sebagai Perwujudan Keadilan politik Di Indonesia” ini karena tiada daya dan
upaya kecuali dari Allah Swt. Sholawat beriringan salam mari kita curah
limpahkan secara konstan kepada revolusiner akhlak yang telah membawa kita
dari zaman kegelapan ilmu dan akhlak ke zaman terang benderang oleh iman,
ilmu dan amal tak lupa juga kepada keluargaNya, Shabatnya, Tabi’it dan
Tabiatnya dan kepada kita selaku umatNya yang Insya Allah akan mendapatkan
Syafa’at di yaumil qiyamah nanti Aamin Ya Rabbal A’lamiin.
Penulis
Daftar isi
BAB I
Pendahuluan
Hanya menunggu kurang lebih satu tahun lagi menuju pemilu 2024 yang
mana menjadi suatu hal yang menarik daripada pesta demokrasi tersebut dan
menjadi moment yang ditunggu tunggu untuk membenahi arah laju bangsa selama
5 tahun kedepan. Seringkali dalam rangkaian pesta demokrasi ini dijadikan
sebagai ajang para calon pemimpin mengutarakan visi, misi serta janji kepada
masyarakat dengan semangat yang begitu membara, tetapi setelah dilantik bukan
janji yang terealisasi melainkan korupsi, kolusi dan nepotisme atau yang
disingkat dengan KKN.
Ketiga hal diatas merupakan pola-pola peneguhan atau pola yang dapat
meningkatkan retrogresi politik kebangsaan di Indonesia yang tentunya sangat
perlu untuk diperhatikan dan segera diberantas. Apabila retrogresi ini terus
1
Webster’s New American Dictionary (1985)
dibiarkan, maka akan melahirkan resesi demokrasi (democratic decline).
Meminjam istilah dari Alberto J Olvera dalam tulisannya, “The Elusive
Democracy: Political Parties, Democratic Institutions, and Civil Society in
Mexyco”. Dalam Latin American Research Review, volume 45 (2010) yang
mengatakan bahwa resesi atau penurunan ini bisa menyebabkan demokrasi
elusive ditandai dengan penurunan kualitas demokrasi sebagai konsekuensi dari
melambatnya konsolidasi, baik soal pemantapan kapasitas institusi demokrasi
maupun kematangan budaya politik.
Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
Awal mula isu korupsi muncul pada tahun 1955-an dimasa kabinet Ali I,
yang dipimpin oleh tokoh PNI Ali Sastromidjojo3. Dalam buku “The Dedine
of Constitusional Democracy in Indonesia”(1962), Herbert Feith
mengungkapkan surat seorang mantan Perdana Menteri RI tahun 1950 yang
dibahas oleh Boyd R. Compton dalam artikelnya “Dr. Halim’s Open Letter”
(1955) mengenai soal korupsi. Diuraikan disitu surat terbuka Dr. Halim
kepada Presiden Soekarno mengenai gejala korupsi:
Secara umum gaji pegawai pemerintahan hanya cukup untuk bertahan hidup
selama dua minggu, atau paling lama, dua puluh hari...mayoritas
pegawai...akhirnya akan jatuh kedalam jurang kehinaan dan mulai menuruti
kehendak untuk melakukan korupsi kecil-kecilan.
Surat itu menunjukan bahwa korupsi kecil-kecilan yang mulai dilakukan pleh
pegawai rendahan disebabkan karena kecilnya gaji pegawai negeri.
3
Adnan Buyung Nasution, Menyingkap Korupsi, Kolusi dan Nepotisme Di Indonesia (Yogyakarta:
Penerbit Aditya Media, 1999), hal. 28.
2) Korupsi di Rezim Orde Baru Presiden Soeharto (1965-1998)
Pada masa Orde Baru yang dipimpin oleh Presiden Soeharto terdapat
kasus kasus korupsi yang menjerat sosok Presiden ke 2 Indonesia itu, yang
ditandai dengan pertumbuhan ekonomi menegesankan yang cepat dan
berkelanjutan (dengan Produk Nasional Bruto rata-rata +6.7 persen per
tahun 1965-1996), tapi saat itu juga rezim Soeharto terkenal dengan sifat
korupnya. 4Contoh kasus korupsinya ialah hasil penyelidikan kasus tujuh
yayasan Soeharto menghasilkan berkas setebal 2.000-an halaman. Berkas
ini berisi hasil pemeriksaan 143 saksi fakta dan 9 saksi ahli, berikut
ratusan dokumen otentik hasil penyitaan dua tim yang pernah dibentuk
Kejaksaaan Agung, sejak tahun 1999.
4
https://www.indonesia-investments.com/id/bisnis/risiko/korupsi/item235
Hasan. Sebagian saham itu masih atas nama Bob Hasan pribadi, bukan
milik yayasan5
Kasus ini terjadi pada bulan Juni 2018, saat itu Mustafa Erwin
Mursalin sebagai Bupati Lampung Tengah bersaksi di Pengadilan
Tindak Pidana Korupsi Jakarta, ia bersaksi bahwasanya terdakwa suap
pinjaman daerah untuk APBD Lampung Tengah TA 2018 yang secara
tidak langung aat itu Mustafa menjadi Calon Gubernur Lampung pada
Pilkada Serentak 2018, tetapi saat itu Partai Gerindra disebut meminta
uang sebesar Rp2,5 miliar kepada PT Sarana Multi Infrastruktur
(SMI). Permintaan uang ini merupakan kolusi untuk memuluskan
pengajuan pinjaman dana daerah sebesar Rp300 miliar dari
pemerintah Kabupaten Lampung Tengah ke perusahaan tersebut.
5
https://id.wikipedia.org/wiki/Kasus_dugaan_korupsi_Soeharto
B. Dampak Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme(KKN) Yang Terjadi Di
Indonesia Kepada Jiwa Politik Masyarakat Indonesia
Kondisi politik yang carut marut dan cendrung sangat koruptif menjadikan
hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap demokrasi ditambah lagi
maraknya tindak korupsi besar-besaran yang dilakukan oleh petinggi
pemerintah, legislatif atau petinggi partai politik. Kondisi ini bahkan
hilangnya kepercayaan publik terhadap pemerintahan yang sedang
berjalan.6
6
Nurhaeni. Dampak Korupsi Terhadap Politik dan Demokrasi di Indonesia
7
Jurnal Ilmu Politik dan Ilmu Pemerintahan,Vol. 1,No. 1,2011 hal.51
cenderung meningkat setiap dilaksanakan pileg. Perilaku tidak memilih
pemilih di Indonesia dikenal dengan sebutan golput. Hal ini disebabkan
rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap demokrasi dan munculnya
stigma politik itu kotor ini menyebabkan rasa apatis di masyarakat
indonesia muncul dan mengebu-gebu. Hal ini benar-benar harus diatasi
dengan kepemimpinan yang baik, jujur, bersih dan adil apalagi masyarakat
Indonesia dihadapkan kepada Pemilu 2024 yang akan dilaksanakan kurang
lebih satu tahun lagi.
8
Pemanfaatan Teknologi Informasi Dalam Optimalisasi Pelayanan Publik dan Potensi Desa
Halaman – et al., n.d
Melalui kader HMI yang berisikan pemuda-pemudi yang memiliki
integritas dan kualitas dapat menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan
jiwa politik masyarakat Indonesia. Mengutip ungkapan Ir. Soekarno
“Berikan aku 1000 orang tua, maka aku ku cabut Semeru dari akarnya.
Berikan aku 10 pemuda niscaya akan ku guncang dunia” makna dari
ungkapan Ir. Soekarno tersebut jelas menyatakan bahwa kekuatan peran
pemuda dalam pembangunan bangsa khususnya bidang politik sangat luar
biasa. Adapun upaya yang dapat dilakukan, antara lain;
1. Para kader sudah seharusnya mampu tampil di depan umum sebagai
agen perubahan (agen of change) yang mampu membawa perubahan
kondisi politik Indonesia menjadi lebih baik lagi. Dengan menunjukan
sikap dan perilaku politik yang dilakukan harus menjunjung tinggi
etika dan sopan santun politik sehingga tidak akan menerapkan
praktik-praktik politik yang kotor dengan menghalalkan segala cara
hanya untuk mendapatkan kekuasaan.
2. Para kader mendapatkan motivasi-motivasi dalam politik itu sendiri
sehingga menumbuhkan dorongan yang kuat untuk ikut mau berbaur
dalam praktik politik dengan disuguhkan contoh perilaku-perilaku
terpuji para pejabat politik
3. Meningkatkan rasa nasionalisme dan persatuan kesatuan bangsa untuk
menjaga integritas dan kualitas bangsa agar tidak ada lagi penyebaran
virus kebencian akibat kemajemukan yang ada di Indonesia sebagai
salah satu penyebab retrogresi bangsa Indonesia.
PENUTUP
Kesimpulan