Anda di halaman 1dari 15

Sistem Politik Indonesia

PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM (PEMILU)


DI INDONESIA

OLEH KELOMPOK 3

 DINDA SASKIA ALFADILA : (3504220039)


 TIARA RAGUNSA PUTRI : (3504220112)
 SOFI ABDUL KHOLIQ : (3504220117)
A. Latar Belakang Masalah

Pemilihan umum merupakan bentuk implementasi dari system demokkrasi juga dari
penerapan sila keempat Pancasila dan Pasal 1 Ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945. Pemilu merupakan mekanisme untuk memilih wakil rakyat di badan Eksekutif maupun
Legislatif di tingkat pusat maupun daerah.Pemilihan umum di Indonesia sejak 1955 hingga saat ini
yang terakhir di Pemilu serentak 2019 mengalami banyak sekali perubahan dari aspek kerangka
hukum, penyelenggara, tahapan, peserta, kelembagaan, Pelanggaran, maupun manajemen
pelaksaannya. Salah satu ukuran dalam menilai sukses nya penyelenggaraan pemilihan umum
adalah partispasi politik yang diwujudkan dengan pemberian hak suara oleh masyarakat yang
telah mempunyai hak pilih.
Bagi negara yang baru menjadi demokratis, tantanganya adalah apakah dan bagaimana
praktik dan lembaga demokratis yang baru itu dapat diperkuat, atau, sebagaimana di kemukakan
oleh beberapa pakar politik, dikonsolidasikan, sehingga dapat bertahan terhadap ujian waktu,
konflik politik, dan krisis.
Menurut liphart bahwa demokrasi, lembaga perwakilan dan pemilihan umum merupakan tiga
konsep yang sangat terkait dan tak bisa dielakkan. Untuk itu partisipasi masyarakat jelas di
perlukan agar dapat mengimplementasikan makna demokrasi secara mutlak.
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah bentuk lembaga penyelenggara


Pemilu di Indonesia?

2. Bagaimanakah system penyelenggaraaan Pemilu di


Indonesia ?
A. Definisi Pemilihan Umum (PEMILU)

Pemilihan umum yang selanjutnya disebut Pemilu adalah sarana pelaksanaan


kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Dalam
konstitusi negara kita, pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945 (UUD RI 1945) menyebutkan: “Kedaulatan adalah ditangan rakyat, dan
dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat”. Makna kedaulatan rakyat
yang dimaksud sama dengan makna kekuasaan tertinggi, yaitu kekuasaan yang terakhir
dalam wewenang untuk membuat keputusan.
Pengertian Pemilu atau singkatan dari Pemilihan Umum adalah proses demokratis
untuk memilih wakil rakyat atau pejabat pemerintahan secara langsung oleh warga negara
suatu negara.
Lanjutan..

Tujuan utama dari pemilu adalah memberikan kesempatan kepada warga negara untuk
menyampaikan suara mereka dan memilih para pemimpin yang akan mewakili mereka di pemerintahan.
Pemilihan Umum bertujuan untuk menciptakan sistem pemerintahan yang berdasarkan pada
kehendak rakyat, menjaga prinsip-prinsip demokrasi, mendorong partisipasi politik warga negara, dan
memastikan bahwa pemimpin yang terpilih mewakili kepentingan dan aspirasi masyarakat secara luas.

Pengertian Pemilu Menurut Para Ahli :


1. MANUEL KAISIEPO menjelaskan nahwa Pemilu telah menjadi tradisi penting hampir-hampir
disakralkan dalam berbagai sistem politik di dunia. Lebih lanjut dikatakannya, pemilihan umum
penting karena berfungsi memberi legitimasi atas kekuasaan yang ada dan bagi rezim baru,
dukungan dan legitimasi inilah yang dicari.
2. PAIMIN NAPITUPULU menjelaskan bahwa Pemilihan umum berarti rakyat melakukan kegiatan
memilih orang atau sekelompok orang menjadi pemimpin rakyat, pemimpin negara atau pemimpin
pemerintahan.
B. Asas dan Tujuan Pemilihan Umum (PEMILU)
Pelaksanaan Pemilu di Indonesia menganut asas Luber yang merupakan singkatan dari Langsung,
Umum, Bebas dan Rahasia. Asas Luber sudah ada sejak zaman Orde Baru. Adapun yang dimaksud
dengan asas Luber dan Jurdil dalam Pemilu menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 2017 tentang
Pemilihan Umum anggota DPR, DPD dan DPRD, asas Pemilu meliputi :

1. Langsung
2. Umum
3. Bebas
4. Rahasia
5. Jujur
6. Adil
Lanjutan..

Dalam pelaksanaannya pemilu memiliki lima tujuan, yaitu:

1. Pemilu sebagai implementasi kedaulatan rakyat Kedaulatan terletak di tangan rakyat.


2. Pemilu sebagai sarana membentuk perwakilan politik Melalui pemilu, rakyat dapat memilih wakil-
wakil yang dipercaya untuk menyalurkan aspirasi dan kepentingannya.
3. Pemilu sebagai sarana penggantian pemimpin secara konstitusional Pemilu bisa mengukuhkan
pemerintahan yang sedang berjalan atau untuk mewujudkan reformasi pemerintahan.
4. Pemilu sebagai sarana pemimpin politik memperoleh legitimasi Pemberian suara para pemilih dalam
pemilu pada dasarnya merupakan pemberian mandat rakyat kepada pemimpin yang dipilih untuk
menjalankan roda pemerintahan.
5. Pemilu sebagai sarana partisipasi politik masyarakat Melalui pemilu rakyat secara langsung dapat
menetapkan kebijakan publik melalui dukungannya kepada kontestan yang memiliki program
aspiratif.
PEMBAHASAN

A. Bentuk Lembaga Penyelenggara Pemilu di Indonesia

Penyelenggara Pemilu diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017


tentang Pemilihan Umum, disebutkan bahwa yang dimaksud dengan Penyelenggara Pemilu adalah lembaga
yang menyelenggarakan Pemilu yang terdiri atas Komisi Pemilihan Umum, Badan Pengawas Pemilu, dan
Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu sebagai satu kesatuan fungsi Penyelenggaraan Pemilu untuk
memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden,
dan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah secara langsung oleh rakyat. Berikut dijelaskan
lembaga penyelenggara pemilu yaitu :

1. KOMISI PEMILIHAN UMUM (KPU)


Komisi Pemilihan Umum, selanjutnya disingkat KPU, adalah Lembaga Penyelenggara Pemilu yang
bersifat nasional, tetap, dan mandiri yang bertugas melaksanakan Pemilu. Jumlah anggota KPU sebanyak
7 orang
Lanjutan..

Penyelenggara Ad Hoc, terdiri dari :


1.Panitia Pemilihan Kecamatan
2.Panitia Pemungutan Suara
3.Panitia Pemilihan Luar Negeri
4.Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara
5.Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Luar Negeri

2.BAWASLU
Badan Pengawas Pemilu, selanjutnya disingkat Bawaslu, adalah Lembaga penyelenggara Pemilu
yang bertugas mengawasi penyelenggaraan Pemilu di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia

3.DKPP
Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu, selanjutnya disingkat DKPP, adalah lembaga yang
bertugas menangani pelanggaran kode etik Penyelenggara Pemilu dan merupakan satu kesatuan
fungsi penyelenggaraan Pemilu.
B. Sistem Penyelenggaraan Pemilihan Umum (PEMILU) di
Indonesia
Dalam ilmu politik dikenal bermacam-macam sistem pemilihan umum, akan tetapi umumnya berkisar
pada 2 prinsip pokok, yaitu :
1. Single-member constituency (satu daerah memilih satu orang wakil rakyat; biasanya disebut Sistem
Distrik).
2. Multi-member constituency (satu daerah pemilihan memilih beberapa wakil rakyat; biasanya
dinamakan Proportional Representation atau Sistem Perwakilan Berimbang).

Sejarah penyelenggaraan pemilu di Indonesia dari zaman ke zaman, dapat kita uraikan secara singkat
sebagai berikut :
a. Zaman Demokrasi Parlementer (1945-1958)
b. Zaman Demokrasi Terpimpin (1959-1965)
c. Zaman Demokrasi Pancasila (1965-1998)
d. Zaman Reformasi (1998-sekarang)
Lanjutan..

Semua pemilihan umum tersebut tidak diselenggarakan dalam situasi yang vacum,
melainkan berlangsung di dalam keadaan pemerintahan yang aktif. Pemilu diselenggarakan oleh
suatu Komisi Negara yang disebut Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang bersifat nasional,
berjangka waktu dan mandiri.

Menurut Pasal 25 UU No. 12 Tahun 2003, tugas dan wewenang KPU adalah :
1. Merencanakan penyelenggaraan Pemilu.
2. Menetapkan organisasi dan tata cara semua tahapan penyelenggaraan pemilu.
3. Mengkoordinasikan, menyelenggarakan, dan mengendalikan semua tahapan pelaksanaan
pemilu.
4. Menetapkan peserta pemilu.
5. Menetapkan daerah pemilihan, jumlah kursi, dan calon anggota DPR,DPD, DPRD Provinsi,
dan DPRD Kabupaten/Kota.
6. Menetapkan waktu, tanggal, tata cara pelaksanaan kampanye dan pemungutan suara.
7. Menetapkan hasil pemilu dan mengumumkan calon terpilih anggota DPR,DPD, DPRD
Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota.
8. Melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pemilu.
9. Melaksanakan tugas dan kewenangan lain yang diatur undang-undang.
Lanjutan..

Dalam Konstitusi Negara Republik Indonesia UUD 1945 hasil amandemen ketiga tahun 2001,
Pemilihan Umum diatur dalam Bab VII B pasal 22 E yang berbunyi :
1. Pemilihan umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil setiap lima
tahun sekali.
2. Pemilihan umum diselenggarakan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
3. Peserta pemilihan umum untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah adalah partai politik.
4. Peserta pemilihan umum untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah
perseorangan.
5. Pemilihan umum diselenggarakan oleh suatu komisi pemilihan umum yang bersifat nasional,
tetap, dan mandiri.
6. Ketentuan lebih lanjut tentang pemilihan umum diatur dengan undang-undang.
Lanjutan

Dalam Pasal 6A UUD 1945 hasil amandemen ketiga tahun 2001 khusus tentang
pemilihan Presiden dan Wakil Presiden disebutkan bahwa :

a. Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh
rakyat.
b. Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden diusulkan oleh partai politik atau
gabungan partai politik peserta pemilihan umum sebelum pelaksanaan pemilihan
umum.
c. Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang mendapatkan suara lebih dari
lima puluh persen dari jumlah suara dalam pemilihan umum dengan sedikitnya
dua puluh persen suara di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari setengah
jumlah provinsi di Indonesia, dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden.
PENUTUP

A. Simpulan

Penyelenggara Pemilu diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017


tentang Pemilihan Umum, disebutkan bahwa yang dimaksud dengan Penyelenggara Pemilu adalah
lembaga yang menyelenggarakan Pemilu yang terdiri atas Komisi Pemilihan Umum, Badan Pengawas
Pemilu, dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu sebagai satu kesatuan fungsi Penyelenggaraan
Pemilu untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden
dan Wakil Presiden, dan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah secara langsung oleh
rakyat.
Dalam ilmu politik dikenal bermacam-macam sistem pemilihan umum, akan tetapi umumnya
berkisar pada 2 prinsip pokok, yaitu :
Single-member constituency (satu daerah memilih satu orang wakil rakyat; biasanya disebut Sistem
Distrik). Sistem yang mendasarkan pada kesatuan geografis. Jadi setiap kesatuan geografis (yang biasanya
disebut distrik karena kecilnya daerah yang diliputi) mempunyai satu wakil dalam dewan perwakilan
rakyat.
Multi-member constituency (satu daerah pemilihan memilih beberapa wakil rakyat; biasanya
dinamakan Proportional Representation atau Sistem Perwakilan Berimbang). Gagasan pokok dari sistem
ini adalah bahwa jumlah kursi yang diperoleh oleh sesuatu golongan atau partai adalah sesuai dengan
jumlah suara yang diperoleh.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai